Anda di halaman 1dari 46

RANCANGAN

AKSI PERUBAHAN

OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MELALUI


PERJANJIAN KERJASAMA DALAM SISTEM TRANSAKSI SECARA
NON TUNAI PADA BPPRD KOTA TANJUNGPINANG

DISUSUN OLEH

ADI FIRMANSYAH, S. Kom., M.E.


No. Absen 17

Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator(PKA) Angkatan I


Tahun 2021

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


PPSDM REGIONAL BUKITTINGGI
LEMBARAN PENGESAHAN

NAMA PESERTA : ADI FIRMANSYAH, S. Kom., M.E.

JABATAN : KEPALA BIDANG PENAGIHAN, PEMBUKUAN


DAN PEMERIKSAAN PADA BADAN
PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI
DAERAH KOTA TANJUNGPINANG

JUDUL AKSI : OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH


MELALUI PERJANJIAN KERJASAMA DALAM
PERUBAHAN
SISTEM TRANSAKSI SECARA NON TUNAI
PADA BPPRD KOTA TANJUNGPINANG

Baso, 5 Mei 2021

Coach Peserta

YANISON, S.E., M.M. ADI FIRMANSYAH, S.Kom., M.E.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha
kuasa atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aksi Perubahan denagan judul “OPTIMALISASI
PENERIMAAN PAJAK DAERAH MELALUI PERJANJIAN KERJASAMA
DALAM SISTEM TRANSAKSI SECARA NON TUNAI PADA BPPRD
KOTA TANJUNGPINANG”
Rancangan Aksi Perubahan ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas dan kewajiban sebagai peserta Pelatihan Kepemimpinan
Administrator (PKA) Angkatan I tahun 2021 yang diselenggarakan di
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri
(PPSDM KEMENDAGRI) Regional Bukittinggi.
Keberhasilan penulisan Rancangan Aksi Perubahan ini tidak
terlepas dari bantuan dan sumbangsih dari berbagai pihak, untuk itu
dengan kerendahan hati perkenankan saya mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Walikota Tanjungpinang, Ibu Hj. Rahma, S.Ip yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Pelatihan
Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan I tahun 2021 di
PPSDM Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi.
2. Kepala BPPRD Kota Tanjungpinang, Ibu Hj. Riany, S. Sos., M.M.
atas dukungan dan kesediaannya menjadi Mentor dalam Peroyek
Perubahan ini.
3. Bapak Yanison, SE., MM selaku pembimbing dalam Rancangan
Aksi Perubahan ini.
4. Bapak Sarjayadi, S.S Selaku Penguji dalam Rancangan Aksi
Perubahan ini
5. Bapak Wasesa, SH selaku Kepala BPKAD Kota Yogyakarta
beserta tim sekaligus sebagai narasumber pada Rancangan Aksi
Perubahan ini.
6. Rekan–rekan kelompok IV PKA Angkatan I, yang sudah bersama-
sama berdiskusi dan berkolaborasi dalam pelaksanaan Rancangan
Aksi Perubahan ini.
Saya menyadari bahwa laporan Rancangan Aksi Perubahan ini jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik ataupun saran dari pembaca
akan menjadi bagian yang penting dalam rangka penyempurnaan tulisan
ini.

Tanjungpinang, 6 Mei 2021


Penulis,

ADI FIRMANSYAH, S.Kom., M.E.


NIP 19780520 200502 1 004
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DISKRIPSI AKSI PERUBAHAN

BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Gambaran Umum Perangkat Daerah
2. Sekilas tentang Permasalahan yang ada pada OPD
B. AREA DAN FOKUS AKSI PERUBAHAN
1. Area Aksi Perubahan
2. Fokus Aksi Perubahan
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
2. Manfaat
D. ADOPSI DAN ADAPTASI STULA

BAB II : PROFIL DAN KINERJA PELAYANAN


A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI
B. KINERJA ORGANISASI SEKARANG
C. KINERJA ORGANISASI YANG DIHARAPKAN

BAB III : ANALISIS MASALAH


A. PERMASALAHAN YANG ADA
B. PENYEBAB MASALAH
C. AKAR PENYEBAB MASALAH
D. ALTERNATIF SOLUSI MENGATASI MASALAH
E. SOLUSI MENGATASI MASALAH

BAB IV : STRATEGI PENYELASAIAN MASALAH


A. TEROBOSAN / INOVASI
B. TAHAPAN KEGIATAN
1. Milestone
2. Rencana Aksi Perubahan
C. PETA DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA
1. Identifikasi Stakeholder
2. Peta Stake Holder
3. Pemanfaatan Sumberdaya
a. Penata Kelolaan
b. Urgensi Pihak pihak yang Terlibat
c. Pembentukan Tim Efektif
D. MANAJEMEN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
1. Masalah Potensial dan Rencana Penanganannya
2. Penganggaran
DISKRIPSI AKSI PERUBAHAN

Judul :
OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MELALUI
PERJANJIAN KERJASAMA DALAM SISTEM TRANSAKSI SECARA
NON TUNAI PADA BPPRD KOTA TANJUNGPINANG

Diskripsi :

Aksi “OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MELALUI


PERJANJIAN KERJASAMA DALAM SISTEM TRANSAKSI SECARA
NON TUNAI PADA BPPRD KOTA TANJUNGPINANG” meliputi:
Pelaksanaan membangun komitmen dan dukungan untuk
mengoptimalkan pembayaran pajak daerah melalui Implementasi
Transaksai Non Tunai Pada BPPRD Kota Tanjungpinang sebagai suatu
inovasi dalam mempermudah dan memaksimalkan peelaksanaan
penerimaan pajak daerah.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Gambaran Umum OPD
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah
Kota Tanjungpinang, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang
melaksanakan fungsi penunjang keuangan. Sesuai Peraturan
Daerah tersebut kedudukan Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Tanjungpinang dipimpin oleh Kepala Badan
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota.
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota
Tanjungpinang memiliki Tujuan Meningkatkan Pendapatan Pajak
dan retribusi daerah serta denhgan Sasaran :
1. Meningkatnya penerimaan pajak dan retribusi daerah
2. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat
tentang pajak daerah
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota
Tanjungpinang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kota Tanjungpinang dan dalam pelaksanaannya berdasarkan
Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 51 Tahun 2016 Tentang
Uraian Tugas Pokok, Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
BPPRD mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan dibidang pengelolaan pajak dan
Retribusi Daerah.
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), BPPRD menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah;
b. penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum
di bidang Pajak dan Retribusi Daerah;
c. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas di bidang
Pajak dan Retribusi Daerah;
d. pengelolaan urusan ketatausahaan badan; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Jenis-jenis Pajak Daerah yang dikelola oleh Badan


Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Tanjungpinang
adalah sebagai berikut :
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan;dan
k. Pajak Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB).
Susunan Organisasi berdasarkan Peraturan Walikota
Tanjungpinang Nomor 51 Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Kepala Badan;
2. Sekretariat membawahkan:
a. Sub Bagian Penyusunan Program, Evaluasi dan Pelaporan;
b. Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan.
3. Bidang Pelayanan Pajak membawahkan:
c. Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran;
d. Sub Bidang Pelayanan dan Penyelesaian Sengketa; dan
e. Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi.
4. Bidang Penetapan membawahkan:
a. Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan;
b. Sub Bidang Keberatan dan Pengurangan; dan
c. Sub Bidang Perencanaan dan Pengembangan Potensi.
5. Bidang Penagihan, Pembukuan dan Pemeriksaan
membawahkan:
a. Sub Bidang Penagihan Pajak Daerah;
b. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan; dan
c. Sub Bidang Pemeriksaan Pajak Daerah.
6. Unit Pelaksana Teknis Badan;
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA
TANJUNGPINANG

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah


dalam melaksanakan pembangunan diperlukan aparatur Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang professional, bermoral, bertanggungjawab
serta beretika. Profesionalisme sangat terkait dengan kompetensi
PNS yang didalamnya terdapat tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan / keterampilan yang diperlukan oleh jabatan yang
akan dan sedang didudukinya.
Jumlah pegawai dilingkungan Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Tanjungpinang sampai dengan tahun 2021
sebanyak 76 orang, terdiri dari 44 PNS (28 laki-laki dan 16
perempuan) dan 32 non PNS (14 laki-laki dan 18 perempuan).
Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2021
dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

Sumber Daya Aparatur

Mencakup Kondisi umum OPD seperti Keberadaan OPD di


LIngkup Pemkab/Kota, Tujuan dan Sasaran OPD, SOTK, Tupoksi,
Personil, asset, Presrtasi-prestasi dll.

2. Sekilas tentang Permasalahan yang ada pada OPD


Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah sebagai pengelola
penerimaan pajak dan retribusi daerah dalam menjalankan
fungsinya dihadapkan pada kendala dan permasalahan
diantaranya adalah belum optimalnya kompetensi sumberdaya
aparatur Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
kemudian belum optimalnya sistem penerimaan pembayaran pajak
daerah serta belum sempurnanya regulasi terkait perpajakan
daerah khususnya untuk pelaksanaan fungsi pengawasan maupun
penindakan

B. AREA DAN FOKUS AKSI PERUBAHAN

1. Area Aksi Perubahan (Area Organisasi yang bermasalah)


Isu strategis merupakan permasalahan yang sifatnya sangat
mendesak untuk ditangani dalam kurun waktu perencanaan.
Adapun isu strategis yang disusun berdasarkan hasil analisis
permasalahan dan kondisi dari Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Tanjungpinang adalah sebagai berikut :
a. Belum optimalnya kompetensi sumberdaya aparatur Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah.
b. Belum optimalnya sistem penerimaan pembayaran pajak
daerah.
c. Belum sempurnanya regulasi terkait perpajakan daerah
khususnya untuk pelaksanaan fungsi pengawasan maupun
penindakan

Area Organisasi yang bermasalah yang dipilih


Dari tiga issue yang ada, dengan menggunakan alat analisa
AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan Layak) maka
diperoleh satu Issue yang dominan yaitu :
“BELUM OPTIMALNYA SISTEM PENERIMAAN
PEMBAYARAN PAJAK DAERAH”
Kemudian dari Issue yang dipilih ini akan diidentifisikasi
beberapa penyebab Issue yang menjadi Masalah Utama Penyebab
Issu (Area Aksi Perubahan), yaitu :
1. Kualitas dan kuantitas SDM yang melayani pembayaran pajak
masih terbatas
2. Belum terlaksananya sistem penerimaan pembayaran pajak
secara non tunai.
3. Penerimaan secara tunai hanya terbatas pada saat jam kerja

Setelah dilakukan analisis USG, didapat bahwa masalah


penyebab utama yang dipilih adalah:

“SISTEM PENERIMAAN PEMBAYARAN PAJAK SECARA NON


TUNAI”
(AREA AKSI PERUBAHAN)

2. Fokus Aksi Perubahan


Aksi perubahan yang yang dipilih menjadi masalah penyebab
utama adalah :
“BELUM TERLAKSANANYA SISTEM PENERIMAAN
PEMBAYARAN PAJAK SECARA NON TUNAI” SEBAGAI MASALAH
UTAMA TERPILIH”
Adapun akar penyebab Masalah Utama diatas adalah:
1) Terbatasnya Infrastruktur yang menunjang sistem penerimaan
pembayaran pajak secara non tunai
2) Belum terbangunnya komitmen dan dukungan dengan pihak Bank
setempat
3) Belum adanya payung hukum yang mendukung pelaksanaan
transaksi secara non tunai

Setelah dilakukan analisis USG, dIdapat bahwa masalah


“Belum terbangunnya komitmen dan dukungan dengan pihak
Bank setempat.” sebagai Akar Penyebab masalah yang terpilih.
Fokus Aksi Perubahan adalah :
“KOMITMEN DAN DUKUNGAN PIHAK BANK SETEMPAT ”

C. TUJUAN DAN MANFAAT AKSI PERUBAHAN

1. Tujuan
a. Tujuan jangka panjang (1 Tahun)
Terimplementasinya transaksi non tunai dalam upaya
optimalisasi penerimaan pajak daerah pada BPPRD Kota
Tanjungpinang
b. Tujuan jangka menengah 2-6 BULAN
Terwujudnya komitmen dan dukungan dari Bank Setempat
untuk pelaksanaan penerimaan pajak daerah secara non tunai.
c. Tujuan jangka pendek (2 BULAN)
1. Terbentuknya Tim Efektif
2. Tersusunnya Draft Naskah Perjanjian Kerjasama antara
BPPRD Kota Tanjungpinang dengan Bank setempa
3. Terwujudnya Perjanjian Kerjasama antara BPPRD Kota
Tanjungpinang dengan Bank setempat
4. Tersusunnya Standar Operasional Prosedur Penerimaan
Pajak Secara Non Tunai
5. Terlaksananya Uji Coba sistem penerimaan pembayaran
pajak secara non tunai

2. Manfaat Aksi Perubahan


Proyek perubahan ini diharapkan memberi manfaat kepada
kepada seluruh masyarakat selaku wajib pajak serta optimalnya
penerimaan pajak daerah bagi Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Tanjungpinang sesuai dengan Target
Indikator Kinerja sasaran yang ada Pada Rentra Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Tanjungpinang.
Manfaat yang diharapkan dari “OPTIMALISASI PENERIMAAN
PAJAK DAERAH MELALUI PERJANJIAN KERJASAMA DALAM
SISTEM TRANSAKSI SECARA NON TUNAI PADA BPPRD KOTA
TANJUNGPINANG” antara lain :
a. Manfaat untuk Pemerintah Kota Tanjungpinang
 Penganggaran lebih efektif
 Data lebih akurat
 Pengelolaan pendapatan lebih efektif dan efesien
b. Manfaat untuk Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Kota Tanjungpinang
 Terhindar dari kesalahan perhitungan
 Hemat Waktu
 Memudahkan pekerjaan
c. Manfaat untuk Masyarakat
a. Meminimalisir kehilangan uang
b. Menghindari resiko aksi kejahatan
c. Lebih mudah dan praktis

D. ADOPSI DAN ADAPTASI HASIL STULA

Rencana implementasi pembayaran pajak daerah secara non


tunai, dan optimalnya pendapatan asli daerah, terinspirasi oleh
pelaksanaan implementasi transaksi non tunai yang merupakan Best
Practice dan inovasi dari Badan Pengelolaan Pajak dan Aset
Daerah Kota Yogyakarta yang kami adaptasi menjadi “Sistem
Penerimaan Pajak Daerah Secara Non Tunai pada BPPRD Kota
Tanjungpinang”
Pelaksanaan transaksi non tunai pada Badan Pengelolaan Pajak
dan Aset Daerah Kota Yogyakarta dalam pengelolaannya
dilaksanakan berdasarkan asas efisiensi, keamanan serta manfaat.
Asas efisiensi disini maksudnya adalah beroirientasi pada
minimalisasi penggunaan sumber daya (waktu, tenaga dan biaya)
untuk mencapai pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja yang
maksimal. Kemudian untuk asas keamanan yaitu memberikan
jaminan keamanan dalam transaksi pengelolaan anggaran
pendapatan dan belanja kepada semua pihak yang berkepentingan,
sedangkan asas manfaat yaitu memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kepentingan daerah dan semua pihak.

Lesson Learn yang diambil dari BPKAD Yogyakarta

1. Sistem kepemimpinan yang transformasional yang diterapkan pada


BPKAD Kota Yogyakarta, dapat diadopsi dan diadaptasi di daerah
masing-masing.
2. Semua proses inovasi yang diinisiasi oleh BPKAD Kota Yogyakarta
mampu menyelesaikan permasalahan dalam rangka peningkatan
efesiensi pelayanan, produk dan prosedur hal ini juga bisa menjadi
acuan bagi masing-masing daerah.
3. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota
Yogyakarta hampir secara keseluruan transaksi baik itu
pengelolaan keuangan maupun dalam hal pendapatan ataupun
penerimaan pajak dan retribusi sudah menggunakan transaksi non
tunai yang bekerjasama dengan Bank Daerah.
4. Pelaksanaan transaksi non tunai merupakan Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun
2017 serta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
910/1867/SJ tentang Implementasi Transaksi Non Tunai Pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
BAB II
PROFIL DAN KINERJA PELAYANAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI


Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota
Tanjungpinang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kota Tanjungpinang dan dalam pelaksanaannya berdasarkan
Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 51 Tahun 2016 Tentang
Uraian Tugas Pokok, Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
BPPRD mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan dibidang pengelolaan pajak dan
Retribusi Daerah.
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok, BPPRD menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah;
b. penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di
bidang Pajak dan Retribusi Daerah;
c. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas di bidang
Pajak dan Retribusi Daerah;
d. pengelolaan urusan ketatausahaan badan; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
B. KINERJA ORGANISASI SEKARANG
No Issue Strategis dan Kondisi Sekarang
Masalahnya
1. Kompetensi sumberdaya Belum optimal
aparatur
 Kualitas  Perlu mengikuti pendidikan
dan pelatihan
 Kuantitas  Perlu penambahan personil
2. Sistem penerimaan pembayaran Belum optimal
pajak daerah
 Tunai  Terlaksana dengan sistem
antrian
 Non Tuna  Belum terlaksana
3. Regulasi terkait perpajakan Belum sempurna
daerah
 Peraturan Daerah Belum diperbaharui sesuai
 Peraturan Walikota perkembangan

C. KINERJA ORGANISASI YANG DIHARAPKAN


No Issue Strategis dan Kondisi Sekarang Kondisi yang
Masalahnya diinginkan
1. Kompetensi Belum optimal Optimal
sumberdaya aparatur
 Kualitas  Perlu mengikuti
pendidikan dan
pelatihan
 Kuantitas  Perlu penambahan
personil
2. Sistem penerimaan Belum optimal Optimal
pembayaran pajak
daerah
 Tunai  Terlaksana dengan Terlaksana
sistem antrian
 Belum terlaksana
 Non Tunai
3. Regulasi terkait Belum sempurna Sempurna
perpajakan daerah
 Peraturan Daerah Belum diperbaharui Diperbaharui
 Peraturan sesuai perkembangan sesuai
Walikota perkembangan
BAB III
ANALISA MASALAH

A. PERMASALAHAN YANG ADA


Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah sebagai
pengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah dalam menjalankan
fungsinya dihadapkan pada kendala dan permasalahan diantaranya
adalah belum optimalnya kompetensi sumberdaya aparatur Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah kemudian belum optimalnya
sistem penerimaan pembayaran pajak daerah serta belum
sempurnanya regulasi terkait perpajakan daerah khususnya untuk
pelaksanaan fungsi pengawasan maupun penindakan

ISSUE PADA BPPRD KOTA TANJUNGPINANG

ISSUE I ISSUE II ISSUE III

Belum optimalnya Belum Belum


kompetensi optimalnya sempurnanya
sumberdaya
sistem regulasi
aparatur Badan
penerimaan terkait
Pengelolaan
Pajak dan pembayaran perpajakan
Retribusi Daerah pajak daerah. daerah

Dari issue strategis diatas, dengan menggunaan teknik analisis


kriteria AKPL akan diperoleh hasil sebagai berikut :
No ISSUE A K P L TOTAL
1 Belum optimalnya kompetensi 4 3 4 3 14
sumberdaya aparatur Badan
Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah.
2 Belum optimalnya sistem 4 5 4 4 17
penerimaan pembayaran
pajak daerah.
3 Belum sempurnanya regulasi 4 3 4 5 15
terkait perpajakan daerah
khususnya untuk pelaksanaan
fungsi pengawasan maupun
penindakan

Untuk mengisi angka skala likert 1-5, digunakan kriteria


AKPL sebagai berikut :
a. AKTUAL b. PROBLEMATIK
1. Pernah benar-benar terjadi 1. Masalah sederhana
2. Benar-benar sering terjadi 2. Masalah kurang kompleks
3. Benar-benar terjadi dan bukan 3. Masalah cukup kompleks
menjadi pembicaraan namun tidak perlu seegera
4. Benar-benar terjadi terkadang dicarikan solusi
menjadi bahan pembicaraan 4. Masalah kompleks
5. Benar-benar terjadi dan sedang 5. Masalah sangat kompleks
hangat dibicarakan sehingga perlu dicarikan
segera solusinya

c. KEKHALAYAKAN d. LAYAK
1. Tidak menyangkut hajat hidup 1. Masuk akal
orang banyak 2. Realistis
2. Sedikit menyangkut hajat hidup 3. Cukup masuk akal dan
orang banyak realistis
3. Cukup menyangkut hajat hidup 4. Masuk akal dan realistis
orang banyak 5. Masuk akal, realistis dan
4. Menyangkut hajat hidup orang relevan untuk dimunculkan
banyak inisiatif pemecahan
5. Sangat menyangkut hajat hidup masalahnya
orang banyak

Berdasarkan analisis AKPL diatas, maka Issue yang dipilih


adalah : “BELUM OPTIMALNYA SISTEM PENERIMAAN
PEMBAYARAN PAJAK DAERAH”

B. PENYEBAB MASALAH
Setelah terpilihnya issue “Belum optimalnya sistem penerimaan
pembayaran pajak daerah” maka akan diidentifikasi maslah
penyebabnya sebagai berikut :

Dari ketiga issue masalah diatas, akan dipilih salah satu


penyebab utama dengan menggunakan teknik analisis USG sebagai
berikut :
KRITERIA TOTAL RANG
NILAI KING
No. MASALAH PENYEBAB ISSUE
U S G
1 Kualitas dan kuantitas SDM yang 3 3 3 9 III
melayani pembayaran pajak masih
terbatas
2 Belum terlaksananya sistem 5 4 4 13 I
penerimaan pembayaran pajak
secara non tunai
3 Penerimaan secara tunai hanya 3 4 3 10 II
terbatas pada saat jam kerja
Keterangan : 5 = Sangat Mempengaruhi, 4 = Mempengaruhi,
3 = Cukup Mempengaruhi, 2 = Kurang Mempengaruhi,
1 = Tidak Mempengaruhi

Berdasarkan analsisi USG diatas, masalah penyebab utama


yang dipilih adalah :
“BELUM TERLAKSANANYA SISTEM PENERIMAAN
PEMBAYARAN PAJAK SECARA NON TUNAI”
Masalah penyebab utam inilah yang selanjutnya ditetapkan
sebagai “AREA AKSI PERUBAHAN”

C. AKAR PENYEBAB MASALAH


Kemudian dilakukan identifikasi akar masalah dari Penyebab
Masalah Utama diatas, terkait dengan “Belum terlaksananya sistem
penerimaan pembayaran pajak secara non tunai”

IDENTIFIKASI AKAR PENYEBAB MASALAH UTAMA

Diantara tiga akar masalah penyebab Masalah Utama diatas,


maka diperoleh satu penyebab utama dengan menggunakan teknik
analisis USG sebagai berikut :

MEMILIH AKAR PENYEBAB MASALAH DENGAN ANALISA USG


KRITERIA
TOTAL RANGKING
No. MASALAH PENYEBAB ISSUE
U S G NILAI

1 Terbatasnya Infrastruktur 4 4 3 9 III


yang menunjang sistem
penerimaan pembayaran
pajak secara non tunai
2 Belum terbangunnya 5 4 4 13 I
komitmen dan dukungan
dengan pihak Bank
setempat
3 Belum adanya payung 4 4 4 10 II
hukum yang mendukung
pelaksanaan transaksi
secara non tunai

Keterangan :
5 = Sangat Mempengaruhi
4 = Mempengaruhi
3 = Cukup Mempengaruhi
2 = Kurang Mempengaruhi
1 = Tidak Mempengaruhi

Berdasarkan hasil analisis USG diatas, Akar Penyebab


Masalah yang dupilih adalah:
“BELUM TERBANGUNNYA KOMITMEN DAN DUKUNGAN
DENGAN PIHAK BANK SETEMPAT”
Akar penyebab masalah utama ini selanjutnya disebut sebagai :
FOKUS AKSI PERUBAHAN.

D. ALTERNATIF SOLUSI MENGATASI MASALAH


Untuk mendapatkan Alternative Solusi mengatasi masalah,
langkah pertama yaitu mengubah Pohon masalah menjadi Pohon
sasaran dengan cara mengubah semua pernyataan negative di Pohon
Masalah menjadi Pernyataan Positif di Pohon Sasaran:

ANALISIS POHON MASALAH

Menjadi :

POHON SASARAN
Kemudian langkah kedua yaitu membuat Pohon Alternatif
dari Pohon Sasaran diatas :

POHON SASARAN
GAGASAN

Dari Pohon Alternatif diatas, terdapat Dua Alternatif


Gagasan yang dapat diambil untuk mencapai sasaran
“Terbangunnya komitmen dan dukungan dengan pihak Bank
setempat” yaitu :
1. Optimalisasi penerimaan pajak daerah dengan mempersiapkan
Infrastruktur untuk penunjang secara transaksi non tunai
2. Optimalisasi penerimaan pajak daerah melalui perjanjian kerja
sama dalam sistem transaksi secara non tunai
E. SOLUSI MENGATASI MASALAH

Untuk mendapatkan Solusi Mengatasi Masalah, maka diakukan


analisis Tapis terhadap kedua Alternatif Gagasan tersebut diatas,
yaitu:
1. Optimalisasi penerimaan pajak daerah dengan mempersiapkan
Infrastruktur untuk penunjang secara transaksi non tunai
2. Optimalisasi penerimaan pajak daerah melalui perjanjian kerja
sama dalam sistem transaksi secara non tunai

Analisis Tapis Alternatif Gagasan, menngunakan Teknik


Analisis Tapis Mc. Namara

ANALISIS TAPIS MC. NAMARA

TAPISAN
TOTAL RANG
No. MASALAH PENYEBAB ISSUE KONTRI BIAYA KELA
NILAI KING
BUSI YAKAN

1 Optimalisasi penerimaan 3 4 3 10 II
pajak daerah dengan
mempersiapkan
Infrastruktur untuk
penunjang secara transaksi
non tunai
2 Optimalisasi penerimaan 4 3 5 12 I
pajak daerah melalui
perjanjian kerja sama
dalam sistem transaksi
secara non tunai

Keterangan :
Kontribusi : Kelayakan : Kontribusi :
1 = Sangat Kecil 1 = Sangat Tidak Layak 1 = Sangat Besar
2 = Kecil 2 = Tidak Layak 2 = Besar
3 = Sedang 3 = Biasa 3 = Sedang
4 = Besar 4 = Layak 4 = Kecil
5 = Sangat Besar 5 = Sangat Layak 5 = Sangat Kecil

Berdasarkan hasil analisis Tapisan diatas, maka Gagasan yang


menjadi Solusi dari akar Masalah “BELUM TERBANGUNNYA
KOMITMEN DAN DUKUNGAN DENGAN PIHAK BANK SETEMPAT”
Adalah :
“OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MELALUI
PERJANJIAN KERJA SAMA DALAM SISTEM TRANSAKSI
SECARA NON TUNAI”
Inilah selanjutnya yang menjadi “JUDUL” dari Aksi Perubahan
Kinerja Organisasi

Deskripsi Gagasan
 Transaksi secara non tunai merupakan transaksi yang tidak
melakukan pembayaran secara tunai tetapi dengan cara
pemindahbukuan atau transfer antar rekening dengan
menggunakan instrumen berupa alat pembayaran menggunakan
kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota debit maupun uang elektronik.
 Sistem transaksi secara non tunai diakomodir melalui aplikasi dan
layanan yang disediakan oleh perbankan secara online.
 Pelaksanaan transaksi non tunai merupakan Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun
2017 serta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
910/1867/SJ tentang Implementasi Transaksi Non Tunai Pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
 Manfaat bagi BPPRD Kota Tanjungpinang adalah Optimalnya
pendapatan Pajak Daerah, sesuai dengan Target Indikator Kinerja
sasaran yang ada Pada Rentra Badan Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Tanjungpinang.
 Sedangkan Manfaat bagi Para Wajib Pajak adalah memudahkan
para wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban membayar pajak.
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. TEROBOSAN/INOVASI

Untuk mengoptimalkan pendapatan daerah perlu adanya


“optimalisasi penerimaan pajak daerah pada Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Kota Tanjungpinang”
Hal tersebut diatas akan menjadi lebih baik apabila terbangun
komitmen dan dukungan dengan pihak Bank setempat, bentuk dukungan
dan komitmen yang efektif untuk dilaksanakan adalah “perjanjian kerja
sama dalam sistem TRANSAKSI secara non tunai”

Maka terobosan yang dilakukan adalah :


“MELALUI PERJANJIAN KERJA SAMA DALAM SISTEM TRANSAKSI
SECARA NON TUNAI”

Dan Inovasi yang diterapkan adalah
:

“OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MELALUI


PERJANJIAN KERJA SAMA DALAM SISTEM TRANSAKSI SECARA
NON TUNAI”

Transaksi secara non tunai merupakan transaksi yang tidak


melakukan pembayaran secara tunai tetapi dengan cara pemindahbukuan
atau transfer antar rekening dengan menggunakan instrumen berupa alat
pembayaran menggunakan kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota debit
maupun uang elektronik.
Sistem transaksi secara non tunai diakomodir melalui aplikasi dan
layanan yang disediakan oleh perbankan secara online.
Pelaksanaan transaksi non tunai merupakan Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 serta Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Nomor 910/1867/SJ tentang Implementasi
Transaksi Non Tunai Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Manfaat bagi BPPRD Kota Tanjungpinang adalah optimalnya
pendapatan Pajak Daerah, sesuai dengan Target Indikator Kinerja
sasaran yang ada Pada Rentra Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
Daerah Kota Tanjungpinang, sedangkan manfaat bagi Para Wajib Pajak
adalah memudahkan para wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
membayar pajak.

B. TAHAPAN KEGIATAN
1. Milestone
Berdasarkan Tujuan Jangka Pendek, Jangka Menengah dan
Jangka Panjang yang ada pada Bab I diatas, maka
TahapanKegiatan yang akan dilakukan dapat dilihat pada table
berikut:

FORMAT MILESTONE
NO MILESTONE OUTPUT WAKTU
LAMBAT
JANGKA PENDEK
1 Pembentukan Tim SK Tim 25-05-2021
Efektif
2 Tersusunnya Draft  Foto dokumentasi 18-06-2021
Naskah Perjanjian rapat
Kerjasama antara  Absensi rapat
BPPRD Kota  Kesimpulan rapat
Tanjungpinang  Draft Perjanjian
dengan Bank sama
setempa
3 Terwujudnya  Foto dokumentasi 25-06-2021
Perjanjian rapat
Kerjasama antara  Absensi rapat
BPPRD Kota  Kesimpulan rapat
Tanjungpinang  Perjanjian Kerja
dengan Bank Sama
setempat

4 Membuat Standar Tersedianya 09-07-2021


Operasional Standar
Prosedur Operasional
Penerimaan Pajak Prosedur
Melalui Transaksi Penerimaan Pajak
Non Tunai Melalui Transaksi
Non Tunai
5 Terlaksananya Uji 23-07-2021
Coba sistem
penerimaan
pembayaran pajak
secara non tunai

NO MILESTONE OUTPUT WAKTU


LAMBAT
JANGKA MENENGAH
6 Terwujudnya
komitmen dan
dukungan dari Bank
Setempat untuk
pelaksanaan
penerimaan pajak
daerah secara non
tunai

NO MILESTONE OUTPUT WAKTU


LAMBAT
JANGKA PANJANG
7 Terimplementasinya
transaksi non tunai
dalam upaya
optimalisasi
penerimaan pajak
daerah pada
BPPRD Kota
Tanjungpinang
2. Rencana Aksi Perubahan

FORMAT MILESTONE

PENANG WAKTU
GUNG PALING
NO MILESTONE OUTPUT
KEGIATAN
JAWAB LAMBAT
MILESTONE JANGKA PENDEK
1 Pembentukan Tim Menyusun dan SK Tim 25-05-2021
Efektif Legalitas SK Tim
Efektif
2 Tersusunnya Draft  Foto 18-06-2021
Naskah Perjanjian dokumentasi
Kerjasama antara rapat
BPPRD Kota  Absensi rapat
Tanjungpinang dengan  Kesimpulan
Bank setempa rapat
Draft Perjanjian
sama Transaksi
Non Tunai
3 Membuat Perjanjian  Mengundang  Foto 25-06-2021
Kerja Sama antara narasumber dari dokumentasi
BPPRD dan Bank Riau pihak Bank dan rapat
Kepri tentang peserta rapat terkait  Absensi rapat
penerimaan pajak  Persiapan tempat  Kesimpulan
daerah melalui sistem rapat dan akomodasi rapat
transaksi secara non rapat  Draft Perjanjian
tunai  Pembahasan Kerja Sama
Satandar  Perjanjian Kerja
Operasional Sama
Prosedur dan
menyelesaikannya
4 Membuat Standar Tersedianya 09-07-2021
Operasional Prosedur Standar
Penerimaan Pajak Operasional
Melalui Transaksi Non Prosedur
Tunai Penerimaan
Pajak Melalui
Transaksi Non
Tunai
5 Terlaksananya Uji Coba   23-07-2021
sistem penerimaan
pembayaran pajak
secara non tunai

MILESTONE JANGKA MENENGAH


6 Terwujudnya komitmen
dan dukungan dari
Bank Setempat untuk
pelaksanaan
penerimaan pajak
daerah secara non
tunai
MILESTONE JANGKA PANJANG
7 Terimplementasinya
transaksi non tunai
dalam upaya
optimalisasi
penerimaan pajak
daerah pada BPPRD
Kota Tanjungpinang
C. PETA DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

1. Identitas Stackholder
Identifikasi instansi/individu yang berkepentingan dan memiliki
pengaruh terhadap hasil akhir dari proyek perubahan. Pengaruh
tersebut dapat bersifat positif yang berarti mendukung atau negatif
yaitu menjadi sumber penghambat. Stakeholder dapat dibedakan
antara stakeholder internal (masih dalam satu instansi ) atau eksternal
yaitu instansi lain atau individu yang berpengaruh di luar instansi
peserta.

IDENTIFIKASI STACKHOLDER

Latents Promoters

1. BPKAD 1. Walikota
2. Inspektorat 2. Kepala BPPRD
3. Para Wajib Pajak 3. Bank BRK
4. Staf

Apathetic Defenders

1. Bendahara OPD 1. Sekretaris


2. Kabid-kabid
2. Identitas Stackholder

No STAKEHOLDER KELOMPOK JENIS POSISI ALASAN


(Lat, Def, Prom, (Mendukung, MENDUKUNG/
(Nama Orang/ Organisasi) Apat) Menentang) MENENTANG

1. Walikota Promoters Mendukung

2. Kepala BPPRD Promoters Mendukung

3. Kasubid Promoters Mendukung

4. Staf Promoters Mendukung

5. Bank BRK Defenders Mendukung

Menggangu
6. Kabid Pelayanan Defenders Menentang SOP yang
sudah ada

7. BPKAD Latents Mendukung

8. Para Wajib Pajak Latents Mendukung

9. Inspektorat Latents Mendukung

10 Bendahara OPD Apathetic Mendukung

3. Pemanfaatan Sumberdaya
Penjelasan tentang peran dan urgensi pihak-pihak yg terlibat
dalam pelaksanaan proyek perubahan :
1) Struktur Penata Kelolaan
2) Urgensi keterlibatan
3) Tim Efektif
1) Struktur Penata Kelolaan

Walikota

Kepala
BPPRD

Inspektorat BPKAD

Project
Leader

Bank
Wajib Pajak

Working
Team

2) Urgensi pihak-pihak yang terlibat (dalam tata kelola aksi


perubahan)
NO NAMA JABATAN RESMI URGENSI
1. Hj. Rahma, S.Ip Walikota Dalam kapasitas jabatan
sebagai pimpinan daerah
2. Hj. Riani, S.Sos., Kepala BPPRD Dalam kapasitas jabatan
MM sebagai Kepala BPPRD
3. Drs. Tengku Inspektur Dalam kapasitas jabatan
Dahlan, MT sebagai Kepala
Inspektorat
4. Yuswandi, SH., Kepala BPKAD Dalam kapasitas jabatan
MSi sebagai Kepala BPKAD
5 Adi Firmansyah, Kepala Bidang Dalam kapasitas jabatan
S.Kom., M.E Penagihan, sebagai Kabid
Pembukuan dan Penagihan, Pembukuan
Pemeriksaan dan Pemeriksaan/Project
Leader
5. Yudi Asdam, SE, Kepala Bank BRK Dalam kapasitas jabatan
Ak Cabang sebagai Kepala Bank
Tanjungpinang BRK Cabang
Tanjungpinang
6 Fransiska Kepala Sub Dalam kapasitas jabatan
Desiany, SE., MM Bidang sebagai Kasubid
Pembukuan Pembukuan /Working
Team

3) Pembentukan Tim Efektif


Penjelasan informasi tugas dan kewenangan masing-masing
anggota kerja; Penjelasan masa berlaku tim kerja serta etika dan
mekanisme tim kerja dalam pelaksanaan proyek perubahan

Lampiran 1. SK Kepala BPPRD pelaksanaan PKS penerimaan pajak


secara non tunai
NO NAMA/JABATAN JABATAN DALAM PERAN
TIM
1. Hj. Rahma, S.Ip / Penanggungjawab Bertanggung jawab
Walikota atas kebijakan
pelaksanaan PKS
penerimaan pajak
secara non tunai
2. Hj. Riani, S.Sos., MM / Ketua Tim Bertanggung jawab
Kepala BPPRD atas pelaksanaan
PKS penerimaan
pajak secara non
tunai
5 Adi Firmansyah, Sekretaris Tim Project Leader
S.Kom., M.E
6 Fransiska Desiany, SE., Anggota Tim Bertanggung jawab
MM atas tahapan-
tahapan
pelaksanaan PKS
penerimaan pajak
secara non tunai
7 Sudardiansyah, S.Sos Anggota Tim Bertanggung jawab
atas tahapan-
tahapan
pelaksanaan PKS
penerimaan pajak
secara non tunai
8 Petty Anggota Tim Bertanggung jawab
atas tahapan-
tahapan
pelaksanaan PKS
penerimaan pajak
secara non tunai

D. MANAJEMEN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

1. Masalah Potensial dan Rencana Penanganannya


Identifikasi Masalah Potensial yang mungkin terjadi pada
setiap Tahapan Kegiatan Aksi Perubahan yang akan dilakukan,
maslah potensial bisa saja terjadi karena faktor:
 Sumberdaya manusia
 Peraturan
 Kebijakan pimpinan
 Anggaran
 Kondisi saat pelaksanaan yang tidak kondusif.

Identifikasi Masalah Potensial tersebut dalam table berikut :


No MASALAH POTENSIAL RENCANA PENANGANAN
1. Perubahan kebijakan Membangun komunkasi yang
pimpinan efektif
2. Rapat-rapat terkendala Rapat melalui Zoom atau WA
Covid-19
3. Anggaran pelaksanaan Memberdayakan anggaran
rapat dan tahapan- yang ada
tahapan pelaksanaan
kerjasama

2. Penganggaran
Dukungan anggaran untuk pelaksanaan proyek perubahan melalui
DPA BPPRD Kota Tanjungpinang pada APBD Kota Tanjungpinang Tahun
Anggaran 2021 antara lain meliputi :

Rencana Anggaran Biaya

No Kegiatan Pagu Dana Indikatif


1 Rapat-rapat Koordinasi Rp. 1000.000,-
2. Sosialisasi Kegiatan Rp. 4.000.000,-
Total Rp. 5.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai