Disusun Oleh :
Catur Hambawanta (11)
@Tahun 2023
KONSEP KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
A. Pengantar
Secara klasikal, kepemimpinan dalam bahasa Inggris disebut menjadi leadership yang
berarti being a leader power of leading: the qualities of leader. tetapi secara terminology,
terdapat beberapa kepemimpinan berdasarkan para ahli yg dilihat dari aneka macam
perspektif tergantung berasal sudut mana para ahli memandang hakikat kepemimpinan.
dari E. Mulyasa, kepemimpinan diartikan menjadi aktivitas untuk mensugesti orang-orang
terhadap tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan kepemimpinan berdasarkan Malayau
S.P Hasibuan adalah cara seorang pemimpin mensugesti sikap bawahan, agar mau bekerja
sama dan bekerja secara produktif buat mencapai tujuan organisasi.
B. Pembahasan
Para pemimpin bangsa saat ini, Khususnya pemimpin pemerintah atau pemimpin suatu
organisasi politik di Indonesia seolah terbuai dengan berkembangnya zaman. Berada pada
lingkungan kekuasaan memang sangat menjanjikan serta membentuk semua orang lupa
akan tugas selanjutnya yg wajib dipersiapkan semenjak waktu ini, galat satunya
menyiapkan pemimpin buat generasi berikutnya.
banyak asal meraka para pemimpin yg terjerat perkara korupsi sebab beberapa faktor,
keliru satu contohnya faktor yeng pertama adalah politik balas jasa, penyuapan, ataupun
menerima atau memberi pemberian pada pihak lain dalam konteks ingin
mempertahankan kekuasaan.
Faktor yang ke 2 artinya pemimpin itu dihasilkan memalui caracara yang instan mirip
melalui penyuapan seseorang itu bisa duduk menjadi pemimpin, sesuai kedekatan dengan
lingkungan birokrasi lantas seseorang itu dimudahkan tanpa proses seleksi menjadi
pimpinan dan masih banyak cara instan lainnya yg berujung di penurunan kualitas calon
pemimpin mendatang. Maka tidak heran poly pemimpin yang ingin merasa serba instan,
dan tidak tahu konteks keilmuannya.
Kurang sadarnya pemimpin akan dampak arus globalisasi yang begitu cepat membuat
kondisi-syarat bangsa sangat rentan dan cepat berubah, keliru satunya tentang pluralisme,
perbedaan pendapat, yang lalu para warga terjebak ke dalam gagalnya tahu sebuah arti
krusial keberagaman antara satu dan yang lainnya.
contoh disparitas ialah pandangan wacana melihat sebuah kebijakan sebagai suatu
solusi pada tengah-tengah rakyat, dan rakyat yg anti akan golongan si Produsen kebijakan
pada arti pemerintah itu sendiri. kejadian ini menghasilkan warga yg satu menggunakan
yg lain menjadi saling curiga serta akhirnya terjadi perpecahan antar golongan dan tidak
menghadirkan rasa tentram di pada berkehidupan. Maka asal itu pemerintah harus hadir
disana sebagai penjaga malam yang wajib bisa menyampaikan rasa aman, nyaman dan
mengayomi rakyat berasal segala kemungkinan.
Kepemimpinan memiliki peranan yg dominan buat menaikkan produktivitas kerja, baik
di tingkat individual, pada taraf grup, maupun di tingkat organisasi. Peranan pemimpin
sangat diharapkan dalam perjuangan memutuskan tujuan, mengalokasi asal daya yang
langka, memfokuskan training di tujuan-tujuan organisasi, mengkoordinasikan perubahan
perubahan yg terjadi, membina hubungan antar pribadi dengan pengikutnya, dan
memutuskan arah yg benar atau yang paling baik Bila kegagalan terjadi (Titik Rosnani,
2012).
sesuai uraian di atas bisa diidentifikasikan beberapa komponen pada kepemimpinan, yaitu:
1. Kepemimpinan Tranformasional
2. Kepemimpinan Transaksional
Walaupun orang yang memajukan daerahnya dengan cara sebagai figur calon
pemimpin baik itu pemimpin nasional juga pemimpin skala wilayah. Pemimpin tidak hanya
duduk di forum eksekutif saja, melainkan ada forum legislatif juga yaitu menjadi lembaga
perwakilan yang bertugas menampung aspirasi warga juga menjadi penyeimbang
pemerintahan yang berkuasa. dan harus menangguli permasalah kemiskinan. karena
Pemerintah Indonesia telah memberi perhatian yg besar dan sangat serius terhadap
penanggulangan kemiskinan (Sari, P, 2017).
Krisis kepemimpinan pemerintahan pada Indonesia harus segera diatasi, bahkan warga
seakan kurang puas dengan kinerja yang tak membawa angin perubahan di negeri ini Jika
yg memimpin hanya wajah paras. Memang, para penghuninya pun tampak kecewa dengan
pameran yang belum menjadi tren yang tak terhindarkan di negeri ini. Jika dengan
beberapa keberuntungan wajah tua memegang kendali. Setiap perintis harus mulai
memahami bahwa masa pemerintahannya memiliki masa kerja yang terbatas. Dipercaya
bahwa pemulihan akan diselesaikan dengan menyiapkan pengganti yang akan siap menjadi
pengganti inisiatif negara saat ini. Dalam hal ini, pionir yang cerdik berarti orang-orang
yang menyiapkan pengganti mereka. Oleh karena itu, pencipta berusaha menjelaskan
bagaimana sebenarnya pelaksanaan kewenangan pemerintahan di negara Indonesia saat
ini dan strategi apa yang tepat untuk diterapkan sebagai cara berkendara yang layak.
intinya, kepemimpinan dan pemerintahan merupakan dua konsep teoretis yang tidak
selaras. Kepemimpinan tak jarang diartikan menjadi teknik, cara, gaya, dan taktik seorang
pemimpin dalam memengaruhi orang lain dalam proses pencapaian tujuan. Pemerintahan
ialah wadah atau institusi daerah penguasa (pemerintah) menggunakan rakyat (yang
diperintah) melakukan interaksi. Kepemimpinan pemerintahan ialah kemampuan atau
kemahiran seseorang pemimpin dalam memengaruhi orang lain pada pencapaian tujuan
pemerintahan (Muslim dan Hariyati 2012).
Dalam menguraikan konsep kepemimpinan, penting untuk mengetahui terlebih dahulu
alasan-alasan berkembangnya para pionir. Ada 3 spekulasi penting yang menggambarkan
perkembangan seorang pionir. Pertama, hipotesis turun temurun. Hipotesis ini
menyatakan bahwa pionir tidak direncanakan, namun seorang pionir dikandung
berdasarkan kemampuan yang dibawanya ke dunia. seorang individu pasti akan dibawa ke
dunia sebagai cikal bakal dalam keadaan dan kondisi apapun. yang memiliki kemampuan
untuk memilih dia menjadi pionir dari titik awal paling awal dan tidak ada kekuatan
tunggal yang dapat menghentikannya (garis tangan). Secara rasional, hipotesis ini
berpegang teguh pada pandangan deterministik dan fatalistik.
Ada kekuatan politik yang sangat besar yang sebagian besar atau maha tahu dalam
memilih dan tidak memilih individu sebagai pemimpin, yaitu Allah SWT. Hipotesis ini
lambat laun tidak lagi digunakan sebagai modal dasar di samping unsur-unsur politik yang
berkembang dan sangat praktis. Individu terikat untuk meneliti dan melihat faktor-faktor
nyata sosial dan politik yang mereka hadapi.
Pernyataan Michael Rush serta Philip Altoff tersebut menunjukkan bahwa buat
membentuk pemimpin yang hebat di masa depan, maka perlu dilakukan kontinuitas
pengkaderan yang dilakukan oleh suatu forum spesifik pencetak kader. lembaga
pengkaderan inilah yang melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa serta negara yang
tangguh. Penempatan seseorang pada posisiposisi eksklusif diubahsuaikan dengan talenta,
kapabilitas, track record, dan tingkat penerimaan rakyat. Pengangkatan seorang pemimpin
tidak berdasarkan atas kepentingan kelompok tertentu secara sepihak yg sifatnya jangka
pendek, tetapi kesinambungan pelaksanaan pemerintahan harus menjadi pertimbangan
utama yang sifatnya jangka panjang.
Pada hakikatnya, pernyataan tadi bukan suatu hal yang baru pada kepemimpinan
pemerintahan. Rasulullah Muhammad SAW., pula sudah memberikan petunjuk serta pesan
bahwa “jangan sama sekali kau berikan suatu urusan/pekerjaan kepada seseorang yg
bukan ahlinya. bila kau berikan pekerjaan kepada yg bukan ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya.” pada konsep pepatah asing orang sering sebut “The right man and the
right place” (tempatkanlah seorang sesuai dengan keahliannya atau kemampuannya).
Bila teori ini dilaksanakan dengan baik, maka akan muncul seseorang pemimpin yg
sangat didambahkan sang rakyat. Pemimpin yg mempunyai pengetahuan luas, pengalaman
yg sudah teruji serta memiliki taraf penerimaan yg relatif baik. Resistensi asal proses
pengangkatan dan penetapannya menjadi pemimpin relatif mungil, sebab masyarakat
telah mengetahui prestasi dan tingkat kapabilitasnya.
Ketiga, teori ekologis (sintesa dari teori genetis serta sosial). Teori ini menyatakan
bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin, Jika semenjak lahir beliau sudah
memiliki bakatbakat kepemimpinan. talenta-bakat itu dikembangkan dalam kehidupannya
melalui proses pendidikan, training, dan pengalaman sinkron menggunakan kepentingan
serta tuntutan zaman. menggunakan demikian, bakat kepemimpinan yg ada semenjak lahir
dianggap tidak cukup, diharapkan suatu proses lebih lanjut pada melahirkan seorang
pemimpin yg sesuai dengan kepentingan zaman yang menyertainya.
1) Moril
Moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan
untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas
perorangan maupun organisasi Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah
administrasi yang lazim, keyakinan dan keyakinan akan kebenaran, penghargaan
untuk kulminasi tugas, ketabahan dan kebanggaan hierarkis, instruksi dan
persiapan, bantuan dan hiburan pemerintah, kebebasan untuk mengembangkan
kemampuan, desain yang berwibawa, pengaruh luar.
2) Disiplin
Disiplin adalah ketaatan tanpa raguragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau
petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin
yang didasarkan oleh disiplin pribadi.
3) Jiwa korsa
Jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada anggota
termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang
mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan
oleh semangat organisasi
4) Kecakapan
Kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam
waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien
mungkin serta berlangsung dengan tertib. Informasi dan kemampuan yang
digerakkan oleh otoritas dapat diperoleh dari pengajaran, persiapan, dorongan dan
pengembangan diri serta pengalaman melakukan. Jadi, menjadi perintis yang baik,
kita benar-benar dapat mengembangkan diri melalui pengembangan diri dan afiliasi
positif.
C. Penutup
Sesuai akibat pembahasan bisa diketahui bahwa menerangkan bahwa rakyat
Indonesia membutuhkan pemimpin jujur, yg lahir asal golongan belia dan
demokratis dalam cara pandang merampungkan sebuah pertarungan serta sadar
akan pentingnya keberagaman berbangsa serta bernegara. Pemimpin organisasi di
Indonesia apapun jenisnya harus dilandasi pada nilai-nilai pancasila menjadi
landasan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Teknik yang diterapkan buat terwujudnya kepemimpinan pemerintahan yg
baik ialah menggunakan berpedoman pada falsafah pancasila serta memberi contoh
teladan yg baik artinya adalah cara yg sangat ampuh pada rakyat. sudah Sepatutnya
sebagai tanggungjawab kita seluruh buat mempersiapkan generasi penerus yg
mempunyai karakter serta nilai-nilai dasar Pancasila dibarengi dengan dasar
kepercayaan yg kuat. Kepemimpinan Pemerintahan memiliki kedudukan yg sangat
strategis dalam pelaksanaan kebijakan kebijakan pemerintah dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional.
DAFTAR PUSTAKA