Anda di halaman 1dari 5

Tugas Essay Agenda III

PENERAPAN PENGAWASAN TERSTRUKTUR MELALUI PENDEKATAN


EKSTENSIFIKASI BERBASIS KEWILAYAHAN
DI BADAN PENDAPATAN KOTA PALU
Oleh :
Novayanti, SE
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pendapatan
Badan Pendapatan Kota Palu
(Akuntabilitas Kinerja, Hubungan Kelembagaan, Organisasi Digital, Standar Kinerja
Pelayanan, Manajemen Keuangan Negara Dan Manajemen Risiko)

A. Pendahuluan
Akuntabilitas kinerja Badan Pendapatan Kota Palu adalah kemampuan dan tanggung
jawab Badan Pendapatan dalam mencapai target-target kinerja yang telah ditetapkan.
Dalam konteks ini, akuntabilitas kinerja mengacu pada upaya untuk mengukur,
melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kinerja Badan Pendapatan terhadap
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal penerapan pengawasan pendapatan pajak
hotel, Badan Pendapatan Kota Palu akan memastikan bahwa setiap personel terlibat dalam
pengawasan penerimaan pajak perhotelan memiliki pemahaman yang jelas mengenai
tanggung jawab mereka, mematuhi standar operasional prosedur yang ditetapkan dan
melaporkan kinerja secara transparan. Dengan memiliki hubungan kelembagaan yang
mengacu pada kolaborasi dan kerja sama antara berbagai pihak yang terlibat dalam
pengawasan pajak perhotelan di Kota Palu. Ini mencakup kolaborasi dengan instansi
terkait, seperti kepolisian, badan pengawas daerah, dan instansi pemerintah lainnya. Badan
Pendapatan Kota Palu harus membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan
pihak-pihak terkait untuk bertukar informasi, melakukan koordinasi, dan mengambil
tindakan bersama dalam mengawasi penerimaan pajak perhotelan. Hal ini dapat mencakup
pertemuan rutin, pembentukan tim kerja lintas instansi, dan pelaksanaan program
pelatihan bersama.
Diera digital saat ini memiliki organisasi digital yang melibatkan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam menjalankan proses bisnis dan operasional.
Dalam konteks pengawasan pajak perhotelan, Badan Pendapatan Kota Palu dapat
mengadopsi sistem informasi yang terintegrasi untuk mengelola data perhotelan,
melakukan pengawasan secara real-time, dan menghasilkan laporan yang akurat dan
terperinci. Penggunaan teknologi juga dapat membantu dalam menganalisis data secara
efisien, mengidentifikasi potensi penyimpangan, dan memperkuat transparansi dalam
proses pengawasan. Selain itu, organisasi digital juga memungkinkan pihak-pihak terkait
untuk berkomunikasi secara efektif melalui platform digital, seperti email, aplikasi pesan
instan, atau portal kolaborasi diharapkan dapat tercapai pengawasan yang lebih efisien,
transparan, dan berkelanjutan di bidang tersebut.
Badan Pendapatan harus memberikan respons yang cepat dan tepat kepada para
pemilik hotel yang melakukan pembayaran pajak. Sikap standar kinerja yang diterapkan
adalah responsif dan efisien. Pelayanan yang efisien akan memastikan proses pembayaran
pajak berjalan lancar dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan pendapatan.
Sikap standar kinerja yang penting adalah transparansi dan akuntabilitas. Badan
Pendapatan harus menjalankan kegiatan pengelolaan keuangan negara dengan transparan,
sehingga setiap pendapatan pajak perhotel yang diterima dapat tercatat dengan jelas.
Selain itu, akuntabilitas dalam penggunaan dana pajak perhotel juga harus ditegakkan,
dengan memastikan penggunaan dana tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.

Untuk manajemen risiko Badan Pendapatan Daerah Kota Palu akan mengadopsi
sikap standar kinerja yang diperlukan adalah proaktif dan berorientasi pada mitigasi risiko.
Dalam penerimaan pajak perhotel, Badan Pendapatan harus mampu mengidentifikasi
risiko-risiko potensial yang mungkin timbul, seperti kesalahan penghitungan atau
ketidakpatuhan dalam pembayaran. Dengan sikap proaktif, Badan Pendapatan dapat
melakukan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, seperti menyediakan petunjuk
dan edukasi kepada pemilik hotel, serta melakukan audit secara teratur untuk memastikan
kepatuhan terhadap kewajiban pajak. Hal ini akan mendukung upaya peningkatan
pendapatan daerah dan pengelolaan keuangan yang lebih baik, serta menjaga integritas
dan kepercayaan masyarakat terhadap instansi pemerintah.

B. Analisis Masalah
Badan Pendapatan bertanggung jawab untuk mengelola pendapatan yang diperoleh
oleh pemerintah daerah dari berbagai sumber, termasuk pajak daerah, retribusi daerah,
pengelolaan aset daerah, dan lain sebagainya. Badan ini berperan penting dalam menjaga
keuangan daerah agar tetap seimbang, memastikan penerimaan yang cukup untuk
membiayai kegiatan pemerintah, dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Ada beberapa
masalah yang sedang dihadapi oleh Badan pendapatan Kota Palu pada saat ini yaitu:
1. Belum efektifnya pendekatan ekstensifikasi berbasis kewilayahan yang dapat
mengidentifikasi pajak perhotelan
2. Kurangnya edukasi dan informasi yang efektif dari pihak badan Pendapatan kepada
wajib pajak
3. Tidak memiliki infrastruktur teknologi yang memadai
Melihat kondisi diatas masalah utama pada saat ini yaitu “Belum efektifnya
pendekatan ekstensifikasi berbasis kewilayahan yang dapat mengidentifikasi pajak
perhotelan”, beberapa faktor yang menjadi masalah tersebut yaitu :
1. Kurangnya data dan informasi yang tersedia tentang industri perhotelan, tanpa data
yang akurat dan komprehensif, sulit bagi pemerintah untuk mengidentifikasi secara
tepat objek pajak perhotelan dan menetapkan besaran pajak yang sesuai.
2. Kurangnya kapasitas administrasi pemerintah dalam melaksanakan dan mengawasi
sistem pajak perhotelan. Kurangnya sumber daya manusia yang terlatih dan
infrastruktur administrasi yang memadai dapat menghambat efektivitas pendekatan
tersebut.
3. Kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dapat menghambat
efektivitas pendekatan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan dalam
interpretasi dan implementasi kebijakan, kurangnya sumber daya yang memadai, atau
adanya konflik kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah.

Faktor-faktor inilah yang menjadi landasan utama dalam pengembangan inovasi


yang ada di Badan Pendapatan Kota Palu yaitu “Penerapan Pengawasan Terstruktur
Melalui Pendekatan Ekstensifikasi Berbasis Kewilayahan”. Sehingga inovasi ini
merupakan langkah yang penting dalam meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan
hukum, serta memperkuat kapasitas administrasi dalam melaksanakan dan mengawasi
pajak perhotelan yang ada di Kota Palu.

C. Peran Kepemimpinan
Peran kepala bidang perencanaan dan penendalian pendapatan daerah yaitu
mengoordinasikan, mengawasi dan mengelola berbagai kegiatan terkait perencanaan dan
pengendalian pendapatan daerah. Memastikan bahwa semua proses pengendalian
pendapatan di Badan Pendapatan Kota Palu berjalan dengan baik. Yang dapat melibatkan
pengawasan terhadap pemungutan pajak dan retribusi pelaporan pendapatan serta
pemeriksaan kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku. Seorang
pemimpin harus memiliki sikap akuntabilitas kinerja yang dibutuhkan dalam pengawasan
terstruktur. Dalam hal ini, pemimpin bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap
tindakan yang diambil dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak perhotel di Kota Palu
didasarkan pada kinerja yang jelas dan terukur. Memastikan bahwa semua langkah yang
diambil untuk meningkatkan penerimaan pajak dilakukan dengan transparansi dan
akuntabilitas yang tinggi. Selain itu pemimpin yang memiliki hubungan kelembagaan
yang kuat juga menjadi faktor penting. Kepemimpinan harus mampu membangun kerja
sama dan koordinasi yang efektif antara berbagai lembaga terkait dalam penerapan
pengawasan terstruktur. Dalam hal ini, kerjasama dengan instansi terkait seperti hotel-
hotel di Kota Palu, Badan Pelayanan Pajak Daerah dan pihak terkait lainnya menjadi kunci
sukses dalam mencapai target penerimaan pajak perhotel.
Seorang pemimpin yang mampu memanfaatkan teknologi dan memperkuat
organisasi digital juga sangat relevan dalam penerapan pengawasan terstruktur. Dalam era
digital saat ini, penggunaan sistem teknologi informasi yang baik dapat membantu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan. Pemimpin harus memastikan bahwa
organisasi memiliki infrastruktur teknologi yang memadai dan mampu memanfaatkannya
dengan baik untuk memonitor dan mengawasi penerimaan pajak perhotel. Dengan
memiliki standar kinerja pelayanan seorang pemimpin mempu menetapkan standar yang
jelas dan terukur terkait dengan penerimaan pajak perhotel. Standar ini harus menjadi
pedoman bagi para pegawai dalam melaksanakan tugas mereka. Pemimpin juga harus
memastikan adanya mekanisme evaluasi dan umpan balik yang terus-menerus guna
memastikan pencapaian target dan peningkatan kualitas pelayanan.
Manajemen keuangan negara juga merupakan aspek penting dalam pengawasan
terstruktur. Pemimpin harus memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan
negara untuk mengelola dengan baik penerimaan pajak perhotel. Mereka harus
memastikan bahwa anggaran yang tersedia digunakan secara efisien dan efektif, serta
menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana. Seorang pemimpin yang
mampu melakukan manajemen risiko juga sangat diperlukan. Penerimaan pajak perhotel
dapat terpengaruh oleh berbagai risiko seperti perubahan kebijakan, perubahan ekonomi,
atau faktor lainnya. Pemimpin harus mampu mengidentifikasi risiko-risiko tersebut dan
mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak negatifnya. Mereka harus memiliki
kemampuan dalam merencanakan dan mengelola risiko secara proaktif untuk memastikan
kelangsungan penerimaan pajak perhotel yang stabil. Dengan kepemimpinan yang kokoh
dan kompeten dalam aspek-aspek ini, diharapkan penerimaan pajak perhotel di Kota Palu
dapat ditingkatkan dengan efisien dan berkelanjutan.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pendapatan harus memimpin upaya
identifikasi, penilaian, dan pengelolaan risiko dalam konteks pengawasan terstruktur.
Harus bekerja sama dengan tim manajemen lainnya untuk mengidentifikasi risiko yang
mungkin timbul dan mengimplementasikan strategi pengelolaan risiko yang efektif.
Kepala Bidang ini juga harus memastikan bahwa staf di bawahnya memiliki pemahaman
yang baik tentang risiko yang terkait dengan pengawasan terstruktur dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko tersebut.
Dengan memainkan peran kepemimpinan yang efektif dalam aksi perubahan
tersebut, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pendapatan dapat berkontribusi
pada peningkatan akuntabilitas kinerja, hubungan kelembagaan yang baik, pengembangan
organisasi digital, pemenuhan standar kinerja pelayanan, manajemen keuangan negara
yang baik, dan manajemen risiko yang efektif di Badan Pendapatan Kota Palu.

Anda mungkin juga menyukai