Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila yang
masing-masing memiliki makna dengan pokok pikiran yang berbeda-beda. Pancasila
merupakan inti dari karakter bangsa Indonesia, dimana nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Adapun inti dari sila-sila Pancasila menjadi norma dan tolak ukur bagi
kegiatan kenegaraan, kemasyarakatan, dan perseorangan. Sehingga landasan
kepemimpinan dibangun, dikembangkan, dan dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai
Pancasila. Soekarno (1989:64) mengemukakan arus sejarah memperlihatkan dengan
nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita, jika mereka
tidak memilikinya atau jika konsepsi dan cita-cita itu menjadi kabur dan using, maka
bangsa itu adalah dalam bahaya.

Nilai-nilai Pancasila sesungguhnya harus menjadi landasan kehidupan


berbangsa dan bernegara, untuk bisa menjadi instrumen menangkal krisis yang
bersifat multidimensional. Mengembalikan Pancasila sebagai landasan hidup harus
dimulai dari kepemimpinan yang bisa memberi dan menjadi contoh untuk
membuktikan bahwa nilainilai Pancasila masih sangat relevan, yaitu kepemimpinan
yang betul-betul dipercaya oleh masyarakat. Purnama (2010) menyatakan hanya
kepemimpinan yang bersih, transparan, dan profesional yang bisa dipercaya
masyarakat. Sehingga dengan demikian untuk mengembalikan Pancasila sebagai
landasan hidup berbangsa dan bernegara, dibutuhkan kepemimpinan yang bersih,
transparan, dan profesional.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Etika

Istilah etika dipandang dari segi etimologi yang berasal dari kata Latin ethicus.
Dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan. Etika adalah cabang
filsafat yang membahas tingkah laku manusia berdasarkan kaidah baik atau buruk,
benar atau salah. Etika adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa
digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan
tingkah laku.
Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan
dalam bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu
kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan tingkatannya,
perilaku dan atau perbuatan manusia itu selanjutnya dinilai dari 3(tiga) tingkat
(Soegiono, 2012), yaitu:
a. Semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa rencana dalam hati atau niat.
b. Perbuatan nyata atau pekerti
c. Akibat atau hasil dari perbuatannya itu apakah baik atau buruk.

Etika merupakan nilai yang sejatinya telah melekat pada diri individu dan
sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi. Hal itu karena etika akan menjadi jembatan
agar terciptanya suatu kondisi yang diinginkan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Maka dari itu, tanamkan dalam diri etika yang baik agar hubungan antarsesama
berlangsung baik pula.
Dalam suatu kepemimpinan diperlukan etika yang tertanam dengan baik disetiap
pemimpin, yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi pola kepemimpinan
seseorang dalam memimpin suatu pekerjaan/organiasi. Adapun 5 prinsip etika dalam
kepemimpinan yang perlu diketahui, di antaranya :

1. Integritas

Dalam kepemimpinan diperlukan integritas dalam membuat sebuah keputusan, baik


dalam suatu tekanan yang besar maupun tidak dalam suatu tekanan. Oleh karena itu,
pemimpin perlu menunjukkan keberanian dan integritas diri untuk melakukan hal
yang benar, memutuskan yang baik dan benar. Sehingga akan menciptakan pemimpin
yang berintegritas dalam bekerja.

2. Loyalitas

Seorang pemimpin untuk mendapatkan kepercayaan, dibutuhkan loyalitas. Baik


loyalitas terhadap atasan, bawahan maupun bersama rekan kerja. Untuk mencapai
sebuah hubungan yang baik perlu adanya sebuah komunikasi yang baik sehingga
tercipta suatu hubungan yang baik pula. Hubungan yang baik sangat diperlukan pada
masa-masa sulit, sehingga dengan adanya Loyalitas akan diperoleh dukungan dan
dedikasi tugas yang ada.

3. Kejujuran

Setiap orang harus memiliki sikap yang jujur. Sikap yang jujur harus dijaga dan
diterapkan dalam setiap rutinitas maupun pekerjaan yang diberikan terutama seorang
pemimpin. Dengan itu, sikap yang jujur merupakan kunci utama keberhasilan dan
kesuksan dalam suatu kepemimpinan agar hubungan pekerjaan dapat terjaga dengan
baik, dan pekerjaan dalpat diselesaikan dengan baik.

4. Menghormati dan peduli

Menghormati dan peduli, merupakan dua bentuk perilaku yang berbeda dalam
organisasi. Tapi dua perilaku tersebut dapat berjalan bersama, itu sebabnya mereka
ditempatkan di bawah satu prinsip. Dalam seuatu kepemimpinan, contohnya ketika
seorang atasan beretika, dia berbelas kasih, baik hati, dan perhatian. Pemimpin perlu
menunjukkan rasa hormat terhadap martabat, privasi, otonomi dan hak para
pegawainya.

5. Keadilan Kepemimpinan

Dalam kepemimpinan tidak boleh salah dalam menggunakan kekuasaannya, dimana


sikap yang adil harus diterapkan dalam setiap kepemimpinan. Selain itu, pemimpin
tidak boleh memanfaatkan setiap kesalahan atau kesalahan orang lain. Seorang
pemimpin harus toleran, berpikiran terbuka, mau mengakui kesalahan mereka sendiri.
Pemimpin juga harus mampu mengubah keyakinan dan posisinya berdasarkan situasi.
2. INTEGRITAS

Integritas adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu, “integer” yang
artinya utuh dan lengkap. Oleh karena itu, integritas memerlukan perasaan batin yang
menunjukkan keutuhan dan konsistensi karakter. Dalam pengertian singkat, integritas
artinya konsep konsistensi tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, harapan dan hasil.
Dalam etika, integritas dianggap sebagai kejujuran dan kebenaran atau ketepatan
tindakan pada diri seseorang.

Pentingnya integritas bukan hanya untuk kehidupan sehari-hari saja, namun juga
sangat diperlukan di dalam dunia kerja. Bertindak dengan integritas berarti
memastikan bahwa setiap keputusan dibuat berdasarkan prinsip etika dan moral yang
menyeluruh. Kepercayaan, kehormatan, dan kejujuran adalah elemen kunci dari
konsep integritas.

Dalam suatu kepemimpinan dapat menerapkan sikap yang berintegritas, adapun


contoh sikap integritas dalam diri, yaitu :

1. Displin waktu
Pemimpin dapat menjadi contoh maupun panutan bagi pegawai-pegawainya,
maka dari itu sebaiknya dapat mencontohkan selalu tepat waktu dalam setiap
kegiatan maupun pekerjaan.
2. Berkomitmen
Komitmen dalam kepemimpinan contohnya dapat dengan jelas mengutarakan
apa aja yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan sehingga, apa yang
memang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin dapat dielesaikan dengan
baik.
3. Bertanggungjawab
Seorang pemimpin harus dapat memenuhi tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.

Etika dan integritas yang baik akan menciptakan pemerintahan yang baik
(good public governance). Pemerintahan yang baik ini akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah terhadap warganya.
3. BELA NEGARA

Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Artinya secara
konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai hak dan
kewajiban setiap warga negara. Bela Negara terkait dengan terjaminnya eksistensi
NKRI dan terwujidnya cita-cita bangsa sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 yakni : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.

Oleh karena itu, dalam kepemimpinan harus memiliki sikap Bela Negara yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan yang memiliki jiwa kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara;
2. Kepemimpinan yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa, yang ketika diwujudkan
dalam bentuk sikap dan perilaku, maka jiwa, kewajiban, dan kehormatan.

3. KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah sebuah kekuatan atau kemampuan yang ada di dalam diri
seseorang. Sikap kepemimpinan tersebut digunakan ketika seseorang memimpin suatu
perkejaan atau organisasi.
Aspek penting kepemimpinan, yaitu :
1. Seorang pemimpin harus melibatkan orang lain

2. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan

3. Kepemimpinan sebagai kemampuan dalam menggunakan kekuasaan


BAB III

KESIMPULAN

Pancasila menjadi pedoman dasar dalam setiap langkah yang dilakukan ASN,
terutama seorang pemimpin dalam menjalankan tugas-tugasnya. Contoh Nilai pada
sila kelima, yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dapat
menjadi pedoman untuk melayani setiap warga tanpa pandang suku, ras, atau agama.
Melayani mereka sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi ASN menjadi perwujudan
integritas dalam melaksanakan tugas yang berlandaskan Pancasila.

Kepemimpinan merupakan hal penting dan dibutuhkan suatu organisasi untuk


membentuk suatu kelompok kerja yang baik dalam menjalankan kerjasama di suatu
organisasi. Adapun keberhaslilan dari sebuah organisasi tergantung dari faktor
kepemimpinan, kelompok kerja dan kinerja dari pegawai. Kepemimpinan yang
beretika, berakuntabilitas, dan berintegritas akan membuat suasana hubungan kerja
dalam organisasi lebih nyaman dan terhindar dar konflik. Selain itu, tanpa adanya
etika dan integritas dalam suatu organisasi dapat mengakibatkan keseimbangan
dalam organisasi terganggu atau tidak stabil.

Dalam suatu kepemimpinan, sikap bela negara merupakan suatu


kepemimpinan yang dilandasi keteladanan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai bela
negara, yakni cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, rela berkorban,
dan meyakini Pancasila sebagai ideology negara. Adapun prinsip utama dalam
kepemimpinan bela negara dengan memiliki integritas dan etika.

Dengan mendalami prinsip Integritas dan etika dalam kepemimpinan bela


negara akan menghadirkan sosok pemimpin yang menjadi teladan. Dengan demikian
kepemimpinan bela negara pada intinya adalah kepemimpinan yang memberi
pengaruh bukan karena hanya pandai menginstruksi, hebat mengkritik, dan mahir
mencari kesalahan, melainkan kepemimpinan yang memberikan pengaruh dengan
perilaku-perilaku yang dianggap baik oleh masyarakat. Adapun perilaku yang
dianggap baik tersebut adalah segala perilaku yang dilandasi oleh integritas etika
dan moral.

Anda mungkin juga menyukai