Anda di halaman 1dari 8

Penugasan Learning Jurnal

Sesuai URAT EDARAN NOMOR: 10/K.1/HKM.02.3/2020

TENTANG PANDUAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PELATIHAN DALAM MASA PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19)

PENUGASAN LEARNING JOURNAL


Widyaiswara Ahli Utama BPSDM Prov. Riau:
M.SYUKRI HARTO,S.E.,M.Si.,Ph.D
LEARNING JOURNAL
Program Pelatihan Pendidikan Kepemimpinan
Pengawas (PKP)
Angkatan XII Tahun 2021
Nama Mata Pelatihan Diagnosa Organisasi
Nama Peserta RIRI RAHAYU, SE
Nomor Daftar Hadir 23
Lembaga Penyelenggara BPSDM Provinsi Riau
Pelatihan

A. Pokok pikiran

Diisi tentang pokok pokok pikiran dalam modul disertai dengan


contoh kasus, peristiwa, profil tokoh atau konsep pendukung hasil
dari pelaksanaan pencarian individu.

Substansi pokok-pokok pikiran dalam mata pelatihan Diagnosa Organisasi dalam


modul yang disampaikan adalah:

Bagi Organisasi yang berhasil, ada 3(tiga )hal yang menjadi kunci keberhasilannya
yaitu:

1. Mampu memperkirakan/memprediksi perubahan lingkungan eksternal


organisasi(seperti kemajuan teknologi, perubahan pasar, competitor dan
selera konsumen)
2. Mampu Mendiagnosa kondisi internal organisasinya dengan tepat, hal-hal
atau aspek-aspek apa saja yang lemah dan prioritas untuk di perbaiki
3. Mampu mengunakan hasil kedua diagnosa (1 dan 2) untuk menentukan
dan melaksanakan berbagai upaya solusi inovatif yang tepat bagi
perbaikan organisasi.

Dan tentu nya keberhasilan organisasi tersebut dipengaruhi juga oleh para
pemimpin yang berpengalaman, memiliki tacit Knowledge dan mampu melihat
jauh ke dapan (Visioner). Tidak hanya Organisasi, para individu Aparatur Sipil
Negara (ASN) termasuk para pemimpinnya jika ingin sukses dalam
pelaksanaan tugas dan kariernya, juga harus mampu merespon perkembangan
lingkungan dengan meningkatkan kopentensi nya. Dengan teknik-teknik
analisis majemen dan Indikator untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya
dalam mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan public ASN harus bisa:

a. Isu Strategis yang terjadi di tempat kerja


b. Keterkaitan isu tingkat nasional, instansi dan unit organisasi
c. Merumuskan kebijakan/keputusan bermula dari isu strategis
d. Dapat memilih isu strategis unit Organisasinya
e. Keterikaitan isu Stategis dangan diagnose organisasi
f. Keterkaitan diagnosa organisasi dengan implemantasi
g. Pengertian Diagnosa Organisasi
h. Mengapa organisasi harus didiagnosa
i. Tujuan mendiagnosa Organisasi
j. Aspek-aspek yang didiagnosa
k. Manfaat mendiagnosa organisasi
l. Prinsip-Prinsip diagnosa
m. Refleksi diri sebelum mendiagnosa
n. Resiko salah Mendignosa
o. Langkah-langkah (alur Pikir) diagnose Organisasi
p. Teknik-teknik analis manajemen untuk mendignosa Organisasi
q. Tacit Knowledge
r. Mendiagnosa Permasalahan yang Unit Organisasi

Jadi dari semua indicator-indikator tersebut dapat di Rangkum:


1. Pengertian ISU STRATEGIS adalah: Berita atau infoemasi yang sering
dibicarakan namun belum jelas dan Agar isu menjadi jelas dan dapat di sebut
masalah, maka perlu dicari kebenarannya, perlu di buktikan dengan data/informasi
yang akurat. Suatu isu disebut strategis, karena terkait dengan dan tugas dan
fungsi Organisasi/unit organisasi tertentu. Kemuadian isu yang sudah terbukti atau
didukung dengan data/informasi yang akurat menjadi atau disebut masalah.
2. Tiap tingkatan unit organisasi memiliki isu-isu yang sesuai dengan tugas dan
fungsi unit organisasinya.
3. Pembentukan setiap Organisasi dan Unit Organisasi di kemnterian/lembaga dan
SKPD Daerah didasarkan pada kebutuhan untuk mengurus permasalahan tertentu.
Karena itu, isu strategis di tingkat unit organisasi terkait isu ditingkat
daerah/nasional, langsung atau tidak langsung.
4. Perumusan Kebijakan Publik berawal dari identifikasi isu strategis yang relevan,
dan rencana aksi peserta adalah Kebijakan Publik pada tingkat unit organisasi
tempat bekerja. Karena itu, Penyusunan rencana aksi peserta harus diawali dengan
identifikasi dan pemilihan isu strategis yang relevan.

5. Proses pemilihan beberapa isu atau isu strategis menjadi satu isu strategis untuk
menjadi substansi dalam rencana aksi peserta dilakukan dengan penilaian
berdasarkan Kriteria-kriteria yang sesuai dengan permasalahan dan tugas fungsi
organisasi/ unit organisasi.

Adapun Materi pokok konsep Diagnosa Organisasi adalah:

1) Diagnosa organisasi secara umum merupakan aktivitas atau upaya untuk


memahami suatu organisasi secara tepat, jika cara pandang atau niat
melakukan diagnosa tidak untuk kepentingan untuk membangun
organisasi dari kinerja buruk menjadi berkinerja baik, dan dari kinerja
baik menjadi berkinerja tinggi, maka dapat dipastikan upaya diagnosa
organisasi tersebut tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.

2) Diagnosa organisasi merupakan upaya melakukan penilaian terhadap


kondisi fungsi-fungsi organisasi sesuai dengan jenjang jabatannya dalam
rangka merancang perubahan secara tepat.

3) Diagnosa Organisasi secara harfiah memiliki arti membaca, melihat,


mengamati atau menganalisa yang memiliki sifat mendiagnosa untuk
mengetahui lebih mendalam atau lebih tajam terhadap apa yang sedang
terjadi, mengapa dan sebagainya. Diagnosa organisasi memerlukan
kegiatan mendiagnosa dan menilai kinerja suatu organisasi guna dapat
merumuskan suatu tindakan perbaikan.
4) Tujuan mendiagnosa adalah menemukan permasalahan dalam organisasi
secara tepat termasuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya
masalah yang ditemukan sehingga dapat dirumuskan solusi tepat dalam
menyelesaikan masalah tersebut. Permasalahan yang ada di dalam
organisasi tidak hanya akan berdampak kepada pimpinan dana seluruh
stafnya tetapi juga akan berdampak kepada pandangan unsur yang berada
di luar organisasi seperti mitra kerja, masyarakat, pemangku kebijakan
lainnya.

5) Mendiagnosa organisasi dapat kita awali dengan menggunakan analisa


sistem yang ada didalam organisasi, yang meliputi tahapan input, proses
dan output serta dipengaruhi lingkungan eksternal organisasi.

6) Kesalahan dalam mendiagnosa tidak hanya akan membuat masalah yang


ada tidak terselesaikan, tapi justru dapat memperumit masalah tersebut
dan bahkan akan dapat menimbulkan masalah lain lagi.

7) Alur berfikir secara komprehensif memudahkan melakukan analisa secara


logis terhadap permasalahan yang ada pada organisasi untuk dapat kita
dituangkan ke dalam rencana aksi yang akan dilakukan.

8) Untuk bisa melakukan perubahan di dalam organisasi perlu dimulai


dengan identifikasi permasalahan yang ada didalam organisasi tersebut
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari diagnosa organisasi yang
dilakukan.

9) Dalam mendiagnosa organisasi kita dapat menggunakan lebih dari satu


teknik analisis manajemen.

10) Untuk masalah yang terdapat di dalam masyarakat, seperti menerima


kedatangan para wisatawan lokal maupun manca negara yang memiliki
pemahaman yang berbeda dengan masyarakat setempat maka teknis
analisis yang digunakan yang sesuai dengan sosial ekonomi dan budaya
masyarakat.

11) Pengalaman yang diperoleh atau yang dialami merupakan pengetahuan


yang tersembunyi di dalam diri seseorang (Tacit knowledge).

Salah satu contoh kasus yang dapat saya sampaikan terkait pokok-pokok
pikiran modul yang disampaikan diatas adalah sebagai berikut:

Diagnosa terhadap Pelaksanaan Permendagri 90 tahun 2019 tentang Klasifikasi,


Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah.
Salah satu bagian dari karakteristik kualitatif laporan keuangan ialah dapat
dibandingkan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2020
khususnya Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun masih menggunakan
kode rekening Permendagri nomor 13 tahun 2006. Sedangkan Laporan
Operasional dan Neraca menggunakan rekening Permendagri nomor 64 tahun
2013. Ketika diberlakukannya Permendagri 90 tahun 2019 dalam penyusunan
anggaran tahun 2021, maka Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
tahun 2021 akan menggunakan rekening yang ada dalam Permendagri 90 tahun
2019 tersebut.

Hal ini tentu akan menjadi permasalahan dalam penyusunan LKPD Tahun
2021, karena laporan keuangan tahun 2021 akan dibandingkan (sandingkan)
dengan laporan keuangan tahun 2020. Penyandingan tersebut tidak hanya pada
tingkat tampilan muka (on face) laporan, namun sampai pada rekening rincian
objek (permendagri 13 tahun 2006 dan Permendagri 64 tahun 2013) dan sub
rincian objek (permendagri 90 tahun 2019).

B. Penerapan

Diisi dengan gagasan Peserta tentang penerapannya untuk kualitas


pelayanan (bagi Peserta PKP)

Dari penjelasan diatas, dapat kita ketahui dengan melakukan diagnosa organisasi
merupakan cara yang tepat guna menyelesaikan isu strategis yang ada di organisasi.
Kita jadi lebih terarah dalam menyusun rencana langkah-langkah apa yang akan kita
lakukan dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Tentang Permendagri No 90 Tahun 2019

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa Permendagri No 90 Tahun 2019


merupakan ketentuan implementatitf dari penerapan Sistem Informasi Perencanaan
Daerah (SIPD). Permendagri No 90 Tahun 2019 sebagai pedoman bagi pemerintah
daerah dalam menyediakan dan menyajikan informasi secara berjenjang dan mandiri
berupa penggolongan / pengelompokan, pemberian kode, dan daftar penamaan menuju
single codebase untuk digunakan dalam penyusunan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban serta pelaporan kinerja keuangan.
Klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan
daerah sebagaimana diatur dalam Permendagri No 90 Tahun 2019 merupakan
perwujudan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang didesentralisasikan
sehingga pemanfaatannya akan sangat mendukung proses penyelenggaraan:

perencanaan pembangunan daerah;perencanaan anggaran daerah;pelaksanaan dan


penatausahaan keuangan daerah;akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
pertanggungjawaban keuangan daerah; pengawasan keuangan daerah; dan analisis
informasi pemerintahan daerah lainnya.

Dengan adanya standarisasi penamaan, pemberian kode, pengelompakan informasi


menuju single codebase, maka akan menjadikan tata kelola pemerintah daerah semakin
transparan, accountable, responsible, serta reliable sesuai dengan prinsip-prisip good
governance. Menurut Lembaga Administrasi Negara, (LAN) salah satu wujud good
governance adalah penyelenggaraan pemerintahan yang solid dan bertanggung jawab
serta efisien dan efektif. Good Governance atau tata kelola pemerintah yang baik
tersebut merupakan salah satu pilar dalam mewujudkan pemerintahan yang maju dan
bersih (Sedarmayanti, 2004).

Adapun tujuan penggolongan/ pengelompokan, pemberian kode, dan daftar penamaan


menuju single codebase melalui penerapan Permendagri No 90 Tahun 2019 adalah
untuk:

1. Menyediakan statistik keuangan Pemerintah Daerah


2. Melakukan evaluasi perencanan pembangunan daerah dan pengelolaan keuangan
daerah
3. Membantu kepala daerah dalam melakukan evaluasi kinerja dan keuangan daerah.
4. Mendukung penyelenggaraan sistem Infromasi Pemerintah Daerah (SIPD).
5. Membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan pembangunan daerah dan
keuangan daerah.
6. Mendukung keterbukaan informasi kepada masyarakat.

Terkait Kode rekening :

Disusun berdasarkan kode akun, kelompok, jenis, objek, rincian objek, dan sub rincian
objek meliputi asset kewajiban, ekuitas, pendapatan, laporan realisasi anggaran,
belanja, pembiayaan, dan beban. Penyusunan klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur
rekening digunakan dalam tahapan penganggaran, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah yang dihasilkan dari laporan keuangan primer
ditinjau berdasarkan sumber informasi/transaksi penyusun laporan keuangan daerah.

Penyusunan klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur sebagaimana tersebut di atas,


menurut Permendagri No 90 Tahun 2019 sudah harus dilaksanakan secara bertahap
mulai tahun 2020 dalam penyusunan neraca, laporan realisasi anggaran dan laporan
operasional. Sehingga seluruh pemerintah daerah, termasuk Pemerintah Provinsi Riau,
diminta untuk melakukan pemetaan program dan kegiatan menurut klasifikasi,
kodefikasi serta nomenklatur sebagaimana diatur pada Permendagri No 90 Tahun
2019.

Pemerintah Provinsi Riau merupakan salah satu dari 20 pemerintah daerah yang telah
progresif dalam melaksanakan transformasi tata kelola pemerintah salah satunya
melalui integrasi e-planning ke dalam Sistem Infomasi Pemerintah Daerah (SIPD)
Kementerian Dalam Negeri. Namun demikian, masih terdapat ketidaksesuaian
mengenai klasifikasi, kodefikasi, serta nomenklatur mengingat Permendagri baru saja
diundangkan pada tanggal 18 Oktober 2019.

Dalam implementasi Permendagri 90 Tahun 2019 terdapat ketidaksesuaian dan


kendala mengenai klasifikasi, kodefikasi serta nomenklatur pada perangkat daerah di
Lingkup Provinsi Riau, diantaranya adalah

1. Untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun masih menggunakan kode


rekening Permendagri nomor 13 tahun 2006 dan di Mapping ke Permendagri 90
tahun 2019
2. Untuk Laporan Operasional dan Neraca menggunakan rekening Permendagri
nomor 64 tahun 2013 dan di Mapping ke Permendagri 90 tahun 2019

Pekanbaru, 15 Februari 2021

Peserta PKP ankatan XII/ IA/23


RIRI RAHAYU, SE

NIP. 19780909 201102 2 003

Keterangan :

A. Diisi uraian singkat tentang pokok pokok pikiran dalam modul


(Materi pokok dan sub materi pokok , tujuannya dan indikator
keberhasilannya) disertai dengan contoh kasus, peristiwa, profil
tokoh atau konsep pendukung hasil dari pelaksanaan pencarian
individu (kasus yang ada di kantor saudara). Dengan Pokok pikiran
yang berkaitan dengan Konsep Diagnosa Organisasi . (Refleksi
pemikiran terhadap konsep konsep/informasi penting yang telah
dipelajari dalam memecahkan masalah, meningkatkan kinerja, atau
mendukung pengembangan kebijakan instansinya).
B. Tentukan isu berdasarkan pokok pikiran diatas dan tentukan
gagasan/penerapan kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik/perilaku peserta ditempat kerja.

Ctt: Disusun sebanyak 1 sampai 3 halaman saja dengan spasi


tunggal.

Hasilnya dikirim ke email : syukriharto3@gmail.com


Hari : Rabu/ Tanggal : 17 Februari 2021
Pukul 23.59 WIB

Setelah dikerjakan sesuai format diatas dan dikirrim ke Email


Pengajar, tolong infokan ke WA : 0823 8751 4040

Selamat mengerjakan, Semoga Bermanfaat

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai