Nim : 01011381722202
Tugas Latihan Kepemimpinan
Kepemimpinan sering diartikan dengan jabatan formal, yang justru menuntut untuk
mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di
antara pemimpin atau pejabat yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah
amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada
pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan
yang melayani.
Sebuah buku yang menarik tentang kepemimpinan yang melayani (servant leadership)
ditulis oleh Dr. Kenneth Blanchard dan kawan kawan, berjudul Leadership by The Book (LTB).
Ken Blanchard adalah juga co-author dari buku-buku manajemen yang sangat laris, seperti The
One Minute Manager, Raving Fans, Gung Ho, dan Everyone’s Coach. Buku LTB mengisahkan
tentang tiga orang karakter yang mewakili tiga aspek kepemimpinan yang melayani, yaitu
seorang pendeta, seorang professor, dan seorang profesional yang sangat berhasil di dunia bisnis.
Tiga aspek kepemimpinan tersebut adalah HATI yang melayani (servant HEART), KEPALA
atau pikiran yang melayani (servant HEAD), dan TANGAN yang melayani (servant HANDS).
TRANSENDENTAL KEPEMIMPINAN
Mati rasa terjadi ketika sesuatu membawa kita tidak siap. Dalam situasi yang
sulit kita umumnya merasa mati rasa, merasa lumpuh dan bergerak. Hal yang baik
tentang ini adalah bahwa buruk tidak selalu buruk. Mati rasa adalah reaksi psikologis
yang normal untuk sebuah keadaan yang aneh dan semua pemimpin transendental yang
menyadari hal ini. Masa mati rasa memberikan pikiran mereka untuk membiasakan diri
dengan situasi baru. Dan kemudian mereka bertindak dari situasi itu.
Tak tersentuh di sini adalah orang-orang yang merasa sangat kurang termotivasi.
Mereka adalah orang-orang yang perlu dimobilisasi dan orang-orang yang tersisa
sebagai hilang disebabkan oleh manajer lain.
5. Mendengarkan keheningan
Ada cukup banyak bahwa terjadi dalam sebuah organisasi. Berbohong belum
tentu salah, tapi pemimpin transendental harus melihat melampaui kata-kata dan
memahami situasi. Seseorang mungkin berbohong untuk melarikan diri bully orang lain.
Takut mencengkeram semua orang pada suatu titik tetapi mereka yang naik di
atas mereka adalah orang-orang benar-benar hebat.
9. Membuat masa depan yang positif dari rasa takut
Melihat positif pada saat negatif yang besar dan ketakutan adalah suatu prestasi
yang sulit, tetapi para pemimpin transendental berhasil dalam melakukan hal itu.
Semua inovasi adalah hasil dari pemikiran keterlaluan, bahkan berpikir masuk
akal. Keterbatasan waktu dalam hidup harus tidak buta satu untuk kemungkinan masa
depan.
Dasar kepemimpinan transendental terletak pada orang. Hal ini bertujuan untuk bekerja
melalui orang dan bekerja dengan orang-orang dalam rangka mencapai tujuan organisasi
serta mencapai tujuan pribadi.