Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH HUBUNGAN DAN PEMBAGIAN KERJA DALAM

PENGELOLAAN KOPERASI

Mata kuliah Akuntansi koperasi

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Akuntansi Koperasi
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Atallah Roniah Insyra (2101120015.P)
Ayu Maharani Lindi (2101120016.P)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN

TEKNOLOGI PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS

EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

2022

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul“Hubungan dan Pembagian Kerja Dalam

Pengelolaan Koperasi”ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang pada

mata kuliah Akuntansi Koperasi. Selain itu ditujukan untuk menambah

pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pipit Rahayu, S.E.M.Si. yang

telah memberikan tugas ini serta membimbing dalam penulisan makalah ini

sehingga penulis memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama

penulis Menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa

dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh

karena itu, penulis mengarapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 6 Juni 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Analisis Situasi.....................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..............................................................................2
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT................................................................3
2.1 Tujuan....................................................................................................3
2.2 Manfaat................................................................................................. 3
BAB III KERANGKA DAN PEMECAHASAN MASALAH.........................4
3.1 Tinjauan Pustaka....................................................................................4
3.2 Kerangka Pemecahan Masalah...............................................................6
BAB IV MATERI DAN METODE PELAKSANAAN....................................7
4.1 Realisasi Pemecahan Masalah................................................................7
4.2 Sasaran....................................................................................................7
4.3 Metode Kegiatan....................................................................................7
BAB V HASIL PEMBAHASAN........................................................................18
5.1 Hasil dan Pembahasan...........................................................................18
BAB VI KESIMPULAN.....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Koperasi sebagai badan usaha dapat melaksanakan kegiatan di segala

bidang kehidupan ekonomi, dengan memperhatikan bahwa usaha tersebut

adalah usaha yang berkaitan dengan kepentingan naggota untuk meningkatkan

usaha dan kesejahteraannya. Manajemen merupakan salah satu bagian penting

dari organisasi koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung

pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya. Apabila orang-orang

manajemen itu memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam bekerja maka

besarlah kemungkinan koperasi akan maju pesat dan setidak-tidaknya mampu

menanggulangi terjadinya kebangkrutan.

Tetapi sebaliknya, orang-orang manajemen yang tidak cakap, kurang atau

tidak berwibawa tentulah koperasi akan mundur atau tidak semaju seperti yang

diharapkan. Kita sering melihat, terjadinya kesulitan-kesulitan atau masalah-

masalah dalam koperasi. Hal inilah yang sering kali menyebabkan

ketidakberhasilan koperasi karena ketidak beresan manajemennya.

Manajemen memang bukanlah satu-satunya unsur yang menentukan gagal

tidaknya suatau usaha, tetapi bagaimanapun orang-orang yang duduk dalam

manajemen ini mempunyai peran penting. Lebih-lebih dalam organisasi yang

bukan kumpulan modal uang melainkan kumpulan orang-orang. Sehingga dari

sekian banyak koperasi yang gagal banyak diantara yang disebabkan oleh

1
2

kekacauan dalam bidang manajemen. Demikian penting kedudukan manusia

dalams uatu usaha, sehingga sebagian besar waktu dan tenaga pengusaha dalam

menghadapi masalah usah aadalah terutama dicurahkan kepada masalah-masalah

manusiawi karyawannya.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Apa saja ciri ganda dari koperasi?

2. Permasalahan apa yang sering muncul dalam koperasi?

3. Bagaimana pola pembagian tugas dan tanggung jawab antar pengurus dan

manajer dalam koperasi?


BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami ciri ganda dari koperasi.

2. Untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang sering muncul

dalam koperasi.

3. Untuk mengetahui dan memahai pola pembagian tugas dan tanggung

jawab antar pengurus dan manajer dalam koprasi

2.2 Manfaat

Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi.

Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam

bidang manajemennya. Apabila orang-orang manajemen itu memiliki kejujuran,

kecakapan dan giat dalam bekerja maka besarlah kemungkinan koperasi akan maju

pesat dan setidak-tidaknya mampu menanggulangi terjadinya kebangkrutan. Tetapi

sebaliknya, orang-orang manajemen yang tidak cakap, kurang atau tidak berwibawa

tentulah koperasi akan mundur atau tidak semaju seperti yang diharapkan. Maka

dari itu, tujuan dibuat makalah ini adalah untuk melihat manajemen pengelolaan

pada koperasi.

3
BAB III

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori

1. Pengertian Koperasi

Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor 12/Per/M.KUKM/IX/2015 Koperasi adalah

badan usaha yang beranggotakan orang, seorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas

kekeluargaan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Koperasi didirikan dan melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai

kejujuran, keterbukaan, tenggungjawab sosial dan peduli terhadap orang

lain. “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangseorang atau

badan hukum koperasi dnegan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas asas kekeluargaan.” Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK

No.27, (2015:27.3).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diambil simpulan bahwa

koperasi adalah sebuah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

pendayagunaan serta dapat meningkatkan taraf hidup anggotanya, karena

4
5

koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya secara

bersama-sama yang dilandasi dengan prinsip koperasi.

2. Tujuan Koperasi

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 dijelaskan bahwa

koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan

makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 45.

3. Jenis-jenis Koperasi

Jenis-jenis Koperasi menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian didasarkan pada kesamaan

kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Berikut jenis-jenis koperasi

menurut keanggotannya :

a. Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi Unit Desa adalah koperasi yang beranggotakan

masyarakat pedesaan.Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi

pedesaan, terutama pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD

antara lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman,

benih, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian.

b. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)


6

Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI,

koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan

terutama meningkatkan kesejateraan para pegawai negeri

(anggota).KPRI dapat didirikan di lingkup departemen atau instansi.

3.2 Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah merupakan serangkaian prosedur dan langkah-

langkah dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan tahapan yang

terstruktur secara sistematis, sehingga penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan

efisien.

Output yang ada dalam penelitian, meliputi pengklasifikasian atribut

pelayanan berdasarkan kepuasan pelanggan, atribut yang menjadi keunggulan dan

kelamahan dalam pelayanan berdasarkan kepuasan pelanggan, atribut yang menjadi

prioritas utama untuk dipertahankan dan ditingkatkan, tingkat kepuasan secara

keseluruhan terhadap jasa, dan usulan perbaikan kepada pihak koperasi.


BAB IV

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

4.1 Realisasi Pemecahan Masalah

Realisasi pemecahan masalah yang dikemukan pada pemusan masalah di

atas, dengan menempuh lmgkh-langkah sebagai berikut:

1. Untuk menjadikan koperasi lebih terstruktur sehingga pekerjaan yang

dilakukan oleh pengurus koperasi sesuai dengan hak dan wewenang yang

dilakukan dan didapatkan.

2. Untuk dapat berperan menjadi salah satu urat nadi perekonomian bangsa

yang sesuai dan bermanfaat bagi masyarakat

4.2 Sasaran

Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabian kepada masyarakat dalarn

bentuk pendidikan dan pelatihan dengan khalayak sasaran adalah : Anggota,

Pengums, dan Badan Pemeriksa Koperasi.

4.3 Metode Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalarn bentuk pendidikan dan

pelatihan ini menerapkan metode kegiatan dengan pendekatan pelatihan dengan

pola terstruktur, baik tujuan, sasaran, organisasi, materi dan metode telah

ditentukan secara eksplisit. Dalam hal ini tentunya terganhg pula pada berbagai

faktor, yang antara lain adalah motivasi yangg harus datang dari dalam, sehingga

dapat menjadi "self-discovery" yang didorong oleh adanya inisiatif. Dengan

7
8

demikian pendekatan ini akan berubah menjdi suatu pendekatan yang

berkesinambunan yang disebut dengan pendekatan "Self-help" menolong diri

sendiri dan berswadaya. (Hasibuan, 1995).


BAB V

HASIL PEMBAHASAN

5.1 Hasil dan Pembahasan

A. Ciri Ganda Koperasi

Partisipasi anggota koperasi adalah keterlibatan anggota di dalam

organisasi dan perusahaan koperasi, baik dalam kedudukannya sebagai

pemilik maupun sebagai pelanggan. Dalam kehidupan sehari-hari, koperasi

banyak diungkapkan dengan moto “dari, oleh dan untuk anggota”. Meskipun

moto ini diucapkan oleh hampir semua orang, namun belum tentu dipahami

makna dan latar belakangnya.

Dengan menerjemahkan motto tersebut ke dalam identitas anggota

sebagai pemilik dan pelanggan koperasi, maka motto tersebut dapat

dijelaskan bahwa makna ”dari dan oleh” anggota berarti anggota adalah

pemilik koperasi. Sedangkan koperasi ”untuk” anggota berarti kedudukan

anggota adalah sebagai pelanggan koperasi.Dengan demikian yang dimaksud

peran identitas ganda dalam koperasi adalah peran yang dimainkan

anggota dalam memenuhi segala kewajibannya sekaligus memiliki hak

untuk dipromosikan oleh koperasi melalui pelayanan-pelayanan barang/jasa

yang diselenggarakan oleh koperasi.

Suatu organisasi yang melaksanakan prinsip-prinsip koperasi serta

terdapat prinsip ”dual identity” maka organisasi tersebut merupakan

koperasi yang sesungguhnya. Sedangkan apabila suatu organisasi yang

9
10

di dalamnya tidak melaksanakan prinsip-prinsip koperasi dan tidak terdapat

prinsip dual identity maka organisasi tersebut jelas bukan koperasi. Dua hal

yang menjadikan keraguan adalah suatu organisasi yang melaksanakan

prinsip-prinsip koperasi tetapi tidak mengembangkan prinsip dual identity

dalam kehidupan koperasi; dan lainnya adalah organisasi yang tidak

melaksanakn prinsip-prinsip koperasi tetapi menerapkan prinsip dual

identity.

Menurut Ropke (1988) organisasi bisnis yang para pemilik adalah juga

pelanggan utama, maka perusahaan itu dapat diidentifikasikan sebagai

koperasi. Jadi pemilik dan pelanggan/pemakai jasa pelayanan suatu unit

bisnis koperasi adalah individu-individu yang sama yaitu anggota koperasi

itu sendiri. Undang-undang R.I. No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian

dalam pasal 17 telah menetapkan pula bahwa anggota koperasi adalah pemilik

dan sekaligus pengguna jasa koperasi.

Dengan demikian sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota

dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Baik partisipasi

contributive maupun partisipasi incentive.Koperasi dapat pula memberikan

jasa pelayanan kepada bukan anggota sesuai dengan sifat kegiatan

usahanya, sepanjang tidak merugikan kepentingan anggota. Maksud layanan

ini seyogianya disertai harapan untuk menarik mereka yang belum menjadi

anggota agar mau bergabung dalam keanggotaan koperasi.


11

B. Permasalahan Koperasi

Koperasi dalam menjalankan fungsi dan perananya, sering kali

mendapatkan masalah-masalah. Permasalahan yang sering dihadapi koperasi

yaitu sebagai berikut :

1. Keterbatasan sumber daya khususnya SDM

Pendidikan sangat penting dalam mengembangkan SDM karena

pengetahuan akan diperoleh salah satunya dengan pendidikan.

Orang yang tingkat pendidikannya rendah, cenderung tidak memiliki

kemampuan dalam bekerja. Perusahaan pun pada dasarnya menyeleksi

calon karyawan dilihat dari tingkat pendidikannya.

Di Indonesia sendiri, angka kemiskinan yang terjadi masih sangat tinggi.

Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah rendahnya

tingkat pendidikan masyarakat, sehingga tidak memiliki pekerjaan

dan meningkatkan angka pengangguran.

Oleh karena itu, pemerintah mengupayakan adanya wajib belajar 9 tahun

untuk membentuk SDM yang berkualitas di masa mendatang.

Kemudian, masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah namun

memiliki keterampilan, akan dikembangkan melalui UKM atau Usaha

Kecil Menengah yang sekarang ini banyak dilakukan didesa-desa.Strategi

pengembangan SDM pada dasarnya tidak hanya melalui pendidikan

dan pengembangan keterampilan,namun ada banyak cara


12

untuk mengembangkannya. Strategi pengembangan SDM menurut Jons,

1928 dalam Sarwono, 1993, antara lain :

a. Melalui pelatihan

Pelatihan bertujuan untuk mengembangkan individu dalam

bentuk peningkatan keterampilan, pengetahuan dan sikap.

b. Pendidikan

Pengembangan SDM melalui pendidikan bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan kerja, dalam arti pengembangan bersifat

formal dan berkaitan dengan karir

c. Pembinaan

Pembinaan bertujuan untuk mengatur dan membina manusia

sebagai sub sistem organisasi melalui program-program perencana dan

penilaian, seperti man power planning, performance apparaisal, job

analytic, job classification dan lain-lain.

d. Recruitment

Recruitment ini bertujuan untuk memperoleh SDM sesuai

klasifikasi kebutuhan organisasi dan sebagai salah satu alat organisasi

dalam pembaharuan dan pengembangan.


13

e. Melalui Perubahan sistem

Perubahan sistem memiliki tujuan untuk menyesuaikan sistem dan

prosedur organisasi sebagai jawaban untuk mengantisipasi ancaman dan

peluang faktor eksternal.

Dalam pengembangan SDM tidak boleh dilakukan secara sembarangan

karena hal ini menyangkut kualitas SDM untuk sebuah organisasi atau

perusahaan. SDM yang berkualitas akan membantu perusahaan untuk

dapat lebih berkembang dan mencapai tujuan perusahaan.

2. Pengelolaan koperasi dan UKM yang belum professional

Dalam rangka mengembangkan profesionalisme kerja, tentu saja

diperlukan proses pendidikan, pelatihan dan pembelajaran bagi para pekerja

baik dari tempat kita bekerja maupun dari diri sendiri. Adapun hal yang harus

dilakukan dari pihak tempat kita bekerja sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan kegiatan penataran dan pelatihan terhadap para

pekerja yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.

b. Memberikan ksempatankepada para pekerja untuk

melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi.

c. Mengirim atau menyekolahkan para pekerja pilihan ke luar negeri.

d. Menyelenggarakan kegiatan seminar atau workshop yang berkaitan

dengan peningkatan kualitas tenaga kerja.

e. Menyediakan fasilitas dan bantuan dana kepada para

pekerja yang berprestasi untuk meningkatkan keahlian bidangnya


14

3. Rendahnya partisipasi anggota, dan keterbatasan modal

Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang

memang kesulitan dalam masalah permodalan. Dengan pemberian modal

koperasi dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa

berkembang. Selain pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak

kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat

menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk

modal koperasi.

4. Masalah Eksternal

a. Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras

dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang

belem jelas dan efektif untuk koperasi, sistem prasarana,

pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.

b. Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang

sama dengan koperasi.

c. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat

dan masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi

C. Pola Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Antar Pengurus dan

Manajer Dalam Koprasi

1. Tugas dan tanggung jawab manajer koperasi

Adapun beberapa tugas dan tanggung jawab menjadi seorang manajer

koperasi adalah sebagai berikut :


15

1) Manager Koperasi bertanggung jawab atas kinerja koperasi.

2) Membuat perencanaan, mengelola, mengawasi dan melakukan

evaluasi pencapaian kerja koperasi.

3) Bertanggung jawab atas segala aktivitas kegiatan operasional

koperasi secara keseluruhan.

4) Melakukan pengembangan dan memberikan arahan kepada SDM

yang ada.

5) Mengajukan usulan-usulan pengangkatan karyawan yang memiliki

kinerja yang baik atas dasar batas-batas yang ditetapkan oleh

pengurus

6) Seorang manajer hendaknya secara aktif untuk memberikan

bimbingan dan pembinaan kepada para karyawan bawahannya agar

kinerja mereka dalam bekerja semakin membaik dari hari ke hari.

7) Mengkoordinir penyusunan rencana kerja beserta dukungan

anggaran yang dapat menarik perhatian pengurus dan tentunya harus

dapat dijalankan.

8) Mengkoordinir dan memimpin karyawan dengan penuh tanggung

jawab di dalam menjalankan setiap tugasnya masing-masing.

9) Melakukan kegiatan administrasi keuangan dan selalu cermat, tertib,

tulus dan jujur dalam bekerja.

10) Bertanggung jawab untuk membuat laporan kepada pengurus dan

menjamin laporan tersebut telah terdata dan tercatat dengan benar,

agar pengurus dapat mengetahui jalannya usaha sebenarnya.


16

2. Tugas dan Wewanang Pengurus Koperasi

Pengelolaan koperasi menjadi tanggung jawab semua anggota.

Pengelolaan itu diwakilkan kepada sekelompok pengurus yang dipilih

oleh anggota. Pengurus adalah pemegang kuasa tertinggi dalam rapat

anggota. Nama-nama dan susunannya dicantumkan dalam akta pendirian

koperasi. Pengurus diangkat untuk masa jabatan tertentu.

Masa jabatan paling lama yakni lima tahun. Pemilihan dan

pengangkatan dilaksanakan lewatrapat anggota atas usul pengawas.Kriteria

untuk menjadi pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran

rumah tangga (AD/ART) koperasi. Susunan dan jumlahnya

disesuaikan dengan kebutuhan tiap koperasi.

Adapun susunan pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari ketua,wakil

ketua,sekretarisdanbendahara.Pengurus harus membuat kebijakan yang

tidak menyimpang dari AD/ART koperasi. Setiap tahun, dan di akhir masa

jabatannya, pengurus memberikan pertanggungjawaban hasil kerjanya

kepada anggota. Tugas pengurus koperasi Menurut ekonom Revrisond

Baswir dalam bukunya Koperasi Indonesia (2013), tugas pengurus koperasi

yakni :

a. Menyelenggarakan rapat anggota.

b. Menyelenggarakan pembinaan organisasi.

c. Mewakili koperasi di dalam dan di luar forum.

d. Mengelola koperasi dan usahanya.


17

e. Mengaujkan rancangan kerja dan rencana anggaran pednapatan dan

belanja (RAPB) koperasi.

f. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas.

g. Menyelenggarakan pembukuan koperasi secara tertib.

h. Memelihara daftar buku anggota, daftar buku pengurus, dan

daftar buku pengawas.


BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Suatu organisasi yang melaksanakan prinsip-prinsip koperasi serta

terdapat prinsip ”dual identity” maka organisasi tersebut merupakan koperasi

yang sesungguhnya. Sedangkan apabila suatu organisasi yang di dalamnya

tidak melaksanakan prinsip-prinsip koperasi dan tidak terdapat prinsip dual identity

maka organisasi tersebut jelas bukan koperasi.

Dua hal yang menjadikan keraguan adalah suatu organisasi yang

melaksanakan prinsip-prinsip koperasi tetapi tidak mengembangkan prinsip dual

identity dalam kehidupan koperasi; dan lainnya adalah organisasi yang tidak

melaksanakn prinsip-prinsip koperasi tetapi menerapkan prinsip dual identity.

Dalam menjalankan prinsip-prinsip tersebut sangat diperlukan kerja sama yang baik

antara pengurus dan manajer dengan melakukan tugas dan wewenangnya masing-

masing.

18
DAFTAR PUSTAKA

Cara Membuat Strategi Pengembangan SDM. (t.thn.). Diambil kembali dari


https://pakarkinerja.com/cara-membuat-strategi-pengembangan-sdm

Gani, N. (2019). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN IKLIM


ORGANISASI TERHADAP SHARIA ENGAGEMENT PADA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM. Jurnal Ekonomi,
Manajemen dan Akuntansi, 9(1), 12-23.

Jannah, M. (2022). Manajemen Koperasi.

Maro'ah, S. (t.thn.). PERAN DUAL IDENTITY DALAM KEANGGOTAAN


KOPERASI.

Sitti Hajerah Hasyim, M. H. (2019). Peningkatan kapasitas manajemen


koperasi
bagi pengurus koperasi. In Seminar Nasional Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(10), 671-673.

Uda, T. (2015). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Manajer Dalam


Melaksanakan Tugas Dan Hubungannya Dengan Keberhasilan Usaha
Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Kapuas Provinsi KalimantanTengah.
Jurnal lmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), 3(2), 1-11.

18

Anda mungkin juga menyukai