Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS PERAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi (C)

Oleh Kelompok 1 :

Seftian Fir Rizqiyah 180810101001

Tiwi Prasasti 180810101005

Fifah Qurotul Afifah 180810101006

Tinara Firgiawanda Nur W. 180810101017

Dosen Pengampu:

Fivien Muslihatinningsih, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dan berkat rahmat-Nya
yang masih bisa kami rasakan sampai saat ini, sehingga saya di mudahkan dalam setiap
langkah terutama dalam penyusunan makalah ini.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Koperasi.

Meskipun terdapat beberapa hambatan kelompok kami dapat menyelesaikan tugas ini, oleh
karena itu melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan tugas yang telah diberikan.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi kemajuan kami. Harapan
kami semoga tugas yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan
bagi para pembaca makalah ini.

Jember, 29 April 2021

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
2.1 Peran koperasi secara umum dan hambatan atau permasalahan.........................................4
2.1.1 Peranan Koperasi Secara Umum..........................................................................................4
2.1.2 Hambatan atau permasalahan koperasi di Indonesia............................................................6
2.1.3 Keberhasilan koperasi di Indonesia......................................................................................9
2.2 Peran Koperasi dalam Mensejahterakan Ekonomi Masyarakat.........................................10
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Koperasi....................................................................................13
2.4 Peran Koperasi dalam Berbagai Bentuk Pasar.....................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................18
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi yang didasarkan pada prinsip kekeluargaan merupakan salah satu bentuk
badan usaha yang berperan dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Koperasi
memiliki arti penting pada sektor ekonomi kecil dan menengah, namun harus diakui
bahwa perkembangan koperasi di Indonesia belum begitu maksimal dan masih banyak
yang harus diperbaiki. Pada kasus di Indonesia, koperasi sebagai badan usaha yang
dimiliki dan dimanfaatkan oleh anggota, ditegaskan dalam Undang- Undang No.25 tahun
1992 yakni Tentang perkoperasian Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum yang melandaskan
kegaiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus menjadi gerakan ekonomi berdasar
atas asas kekeluargaan. Keberadaan koperasi sebagai badan usaha adalah wadah untuk
menyusun perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan
serta merupakan ciri khas dari tata kehidupan bangsa Indonesia dengan tidak memandang
golongan, aliran maupun kepercayaan. Hal tersebut sesuai dengan landasan filosofis dari
Koperasi yaitu Pancasila, sehingga koperasi harus memiliki nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila yaitu, nilai kebersamaan, gotong royong, kekeluargaan dan keadilan
sosial. Dengan keberadaan koperasi seharusnya dapat membantu sebagain masyarakat
kecil dalam memenuhi kebutuhannya, akan tetapi beberapa koperasi malah merugikan
anggotanya dengan merusak kepercayaan anggotanya terhadap koperasi tersebut.
Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena Koperasi di
dalam sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di Indonesia belum
memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini
disebabkan Koperasi masih menghadapai hambatan struktural dalam penguasaan faktor
produksi khususnya permodalan. Dengan demikian masih perlu perhatian yang lebih luas
lagi oleh pemerintah agar keberadaan Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-benar

1
sebagai soko guru perekonomian Indonesia yang merupakan sistem perekonomian yang
yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1)
kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2)
penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan
kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan
sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui
kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam
perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional
pada masa mendatang. Pemberdayaan koperasi secara tersktuktur dan berkelanjutan
diharapkan akan mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat
pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan
tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan
masyarakat. Pemberdayaan koperasi juga akan meningkatkan pencapaian sasaran di
bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia lainnya.
Dengan latar belakang tersebut kami melakukan penelitian berjudul “Analisis Peran
Koperasi dalam Perekonomian Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang kami ambil berdasarkan latang belakang yaitu:
1. Bagaimana Peran koperasi secara umum dan hambatan atau permasalahan
koperasi di Indonesia?
2. Bagaimana peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
3. Bagaimana kelebihan serta kelemahan koperasi dalam perekonomian?
4. Bagaimana peran koperasi dalam berbagai pasar?

2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang kami ambil berdasarkan rumusan masalah yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang peran koperasi secara umum dan hambatan atau
permasalahan koperasi di Indonesia.
2. Untuk menetahui bagaimana peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3. Untuk mengetahui kelebihan serta kelemahan koperasi dalam perekonomian.
4. Untuk mengetahui peran koperasi dalam berbagai pasar.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran koperasi secara umum dan hambatan atau permasalahan


2.1.1 Peranan Koperasi Secara Umum
Pada kasus di Indonesia, koperasi sebagai badan usaha yang dimiliki dan
dimanfaatkan oleh anggota, hal tersebut ditegaskan dalam Undang-Undang nomor
25 tahun 1992. Walaupun koperasi merupakan soko guru perekonomian namun
dalam prakteknya keadaan koperasi tidak lebih maju dibandingkan dengan bentuk
badan usaha lainnya. Karena pada umumnya masyarakat kurang memahami tentang
kegiatan usaha koperasi. Karena tidak banyak yang memahami maka banyak yang
memilih bentuk perusahaan perseorangan atau perseroan. Menurut Undang-
Undang No.25 tahun 1992 pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi
sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi


anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan


manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan


ketahanan perekonomian nasional.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian


nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.

Selain peran yang dilihat dari pesan UU No. 25 di atas, peran koperasi dapat
juga dilihat dari sudut pandang ekonomi makro. Peran koperasi, usaha mikro, kecil

4
dan menengah (KUMKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat
dari:

1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ckonomi diberbagai


sektor.

2. Penyedia lapangan kelja yang terbesar

3. Pemainpanting dalampengembangankegiatan ekonomi lokal dan


pemberdayaan masyarakat.

4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta

5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan


ekspor. Peran

koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam


perekonomian nasional sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi
nasional pada masa mendatang.

Adapun dijelaskan juga Peran dan tugas koperasi diantaranya yakni :

a. Meningkatkan taraf hidup sederhana masyarakat Indonesia.

b. Mengembangkan demokrasi ekonomi Indonesia.

c. Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara


menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.

Peranan koperasi sebagai suatu lembaga yang bertugas dalam


menyejahterakan serta memajukan perekonomian rakyat telah banyak ditujukkan di
berbagai negara besar di dunia. Sehingga dapat dikatakan bahwa koperasi berperan
mempersatukan, mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi,
daya usaha ekonomi rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan
tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata. Di Indonesia,
meskipun konsep koperasi udah dipayungi oleh undang-undang, tetapi tetap saja
keberadaan koperasi belum bisa berjalan secara efektif. Dalam era otonomi daerah
setiap daerah terutama masyarakat desanya harus memiliki rasa percaya diri bahwa

5
melalui organisasi koperasi kegiatan ekonomi rakyat dapat diperhitungkan dan
diandalkan kekuatannya. Koperasi harus mereformasi dirinya, meninggalkan sifat-
sifat koperasi sebagai koperasi pengurus menjadi koperasi anggota dalam arti kata
yang sebenarnya. Adapun dalam hal lain terkait dengan kebehasilan Indonesia
untuk dapat bertahan dari dampak krisis keuangan global yang tengah melanda
negara-negara barat tidak terlepas dari peran koperasi serta usaha mikro, kecil, dan
menengah. Karena menilik dari perkembangan koperasi, serta usaha mikro, kecil
dan menengah lima tahun terakhir maka berarti arah dan kebijakan pemerintah
dalam beberapa tahun terakhir telah tepat.

2.1.2 Hambatan atau permasalahan koperasi di Indonesia


Penyebab seretnya perkembangan dunia usaha koperai tak terlepas dari
beberapa persoalan. Salah satu upayanya untuk mengatasi persoalan koperasi dan
UKM tersebut diantaranya dengan melakukan revitalisasi koperasi secara mandiri
yang dilakukan oleh koperasi dan pengusaha kecil. Keikutsertaan pemerintah dalam
program ini dibatasi hanya sebagai fasilitator dan regulator melalui suatu
mekanisme yang menempatkan koperasi dan usaha kecil sejajar dengan perusahaan
milik swasta dan perusahaan milik pemerintah. Perkembangan koperasi masih
menghadapi masalah masalah baik di bidang kelembagaan maupun di bidang
koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi
itu sendiri maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat
dikelompokkan dalam masalah intern maupun ekstern. Masalah intern mencangkup
masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan koperasi.
Sedangkan masalah ekstern mencangkup hubungan koperasi dengan bank, dengan
usaha-usaha lain, dan juga dengan instansi pemerintah. Masalah efesiensi koperasi
di Indonesia telah menjadi perbincangan terhadap penyebab kegagalan koperasi,
sudah mengkritisi bahwa kegagalan koperasi di Indonesia disebabkan karena:

a. Dampak koperasi terhadap pembangunan yang kurang atau sangat kurang


dari organisasi koperasi, khususnya karena koperasi tidak banyak memberikan
sumbangan dalam mengatasi kemiskinan dan dalam mengubah struktur kekuasaan
sosial politik setempat bagi kepentingan golongan masyarakat yang miskin.

6
b. Jasa-jasa pelayanan yang diberikan oleh organisasi koperasi seringkali
dinilai tidak efisien dan tidak mengarah kepada kebutuhan anggotanya, bahkan
sebaliknya hanya memberikan manfaat bagi kelompok-kelompok tertentu yang
telah maju.

c. Tingkat efesiensi organisasi koperasi rendah (manajemen tidak mampu,


terjadi penyelewengan, korupsi, nepotisme).

d. Terdapat kesalahan-kesalahan dalam meberikan bantuan khususnya


kelemehan kelemahan pada strategi pembangunan yang diterapkan untuk
menunjang organisasi koperasi.

Disebutkan pula mengenai masalah yang dihadapi koperasi secara umum dan
cara mengatasi permasalahan tersebut, yaitu :

1. Koperasi jarang peminatnya Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada


pandangan yang berkembang dalam masyarakat bahwa koperasi adalah usaha
bersama yang diidentikkan dengan masyarakat golongan menengah ke bawah. Dari
sinilah perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan
adanya sosialisasi diharapkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan
bertambah. Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan
ekonomi rakyat yang dapat menyejahterakan anggotanya. Sehingga mereka
berminat untuk bergabung.

2. Kualitas Sumber Daya yang terbatas Koperasi sulit berkembang


disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa disebabkan Sumber Daya Manusia yang
kurang. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti
yang sering dijumpai, pengurus koperasi biasanya merupakan tokoh masyarakat
sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi seperti inilah yang menyebabkan
ketidakfokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain rangkap jabatan
biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas. Perlu
dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan
agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang

7
penting dalam mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan
rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.

3. Banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis Pesaing merupakan hal


yang tidak dapat dielakkan lagi, tetapi kita harus mengetahui bagaimana
menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan (pesaing) maka mau tidak
mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi
akan survive dan dapat berkembang. Dalam menanggapi pesaing kita harus
mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita
lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang
maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat
dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam
waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti
ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota.

4. Keterbatasan Modal Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada


koperasi yang memang kesulitan dalam masalah permodalan. Dengan pemberian
modal koperasi dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa
berkembang. Selain pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak kalah
pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang
mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk modal koperasi.

5. Partisipasi anggota Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka


mendukung program-program yang ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan
dilakukan harus melalui keputusan bersama dan setiap anggota harus mengambil
bagian di dalam kegiatan tersebut.

Untuk mengetahui peran yang dapat diharapkan dari koperasi dalam rangka
penyembuhan perekonomian nasional kiranya perlu diperhatikan bahwa di satu sisi
koperasi telah diakui sebagai lembaga solusi dalam rangka menangkal kesenjangan
serta mewujudkan pemerataan, tetapi di sisi lain kebijaksanaan makro ekonomi
belum sepenuhnya disesuaikan dengan perubahan perekonomian dunia yang
mengarah pada pasar bebas. Kebijaksanaan pembinaan koperasi selama ini yang
menempatkan koperasi sebagai kepanjangan tangan pemerintah terutama dalam

8
mendukung program pembangunan di bidang pertanian secara bertahap harus
dilepaskan. Untuk tujuan tersebut maka diperlukan pendekatan melalui lembaga
kemasyarakatan yang mandiri dan berakar di masyarakat seperti koperasi pondok
pesantren yang bertujuan terutama untuk melepaskan koperasi dari keterikatannya
pada program pemerintah. Walaupun demikian peran pemerintah dalam
mendukung pembangunan koperasi masih tetap diperlukan, tetapi hanya sebatas
fasilitator dan regulator khususnya dalam menciptakan iklim usaha yang sehat.

2.1.3 Keberhasilan koperasi di Indonesia


Keberhasilan koperasi di dalam melaksanakan peranannya perlu diperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kemampuan menciptakan posisi pasar dan pengawasan harga yang layak
dengan cara salah satunya yakni Mempunyai dan meningkatkan kemampuan
koperasi sebagai satu unit usaha dalam mengatur jumlah dan kualitas barang-barang
yang dipasarkan melalui kegiatan pergudangan, penelitian kualitas yang cermat dan
sebagainya.
2. Kemampuan koperasi untuk menghimpun dan menanamkan kembali
modal, dengan cara pemupukan pelbagai sumber keuangan dari sejumlah besar
anggota.
3. Penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih ekonomis melalui
pembebanan biaya overhead yang lebih, dan mengusahakan peningkatan kapasitas
yang pada akhirnya dapat menghasilkan biaya per unit yang relatif kecil.
4. Terciptanya keterampilan teknis di bidang produksi, pengolahan dan
pemasaran yang tidak mungkin dapat dicapai oleh para anggota secara sendiri-
sendiri.
5. Pembebasan resiko dari anggota-anggota kepada koperasi sebagai satu
unit usaha, yang selanjutnya hal tersebut kembali ditanggung secara bersama di
antara anggota-anggotanya.
6. Pengaruh dari koperasi terhadap anggota anggotanya yang berkaitan
dengan perubahan sikap dan tingkah laku yang lebih sesuai dengan perubahan
tuntutan lingkungan di antaranya perubahan teknologi, perubahan pasar dan
dinamika masyarakat.

9
2.2 Peran Koperasi dalam Mensejahterakan Ekonomi Masyarakat
Menurut undang-undang yang mengatur perkoperasian dalam Pasal 3, tujuan
koperasi adalah agar anggotanya, terutama seluruh lapisan masyarakat, dapat sejahtera
dan ikut serta dalam pembentukan tatanan perekonomian nasional sesuai dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Berdasarkan pasal ini dapat disimpulkan bahwa yang diutamakan pada


kesejahteraan adalah anggota koperasi terlebih dahulu, kemudian bila memungkinkan
diharapkan koperasi dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar. Karena
anggota koperasi pada dasarnya adalah anggota masyarakat, maka diharapkan koperasi
dapat berperan aktif dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Subandi (2009) mendefinisikan secara rincimakna dari koperasi itu sendiri, yaitu:

1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang


memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
2. Melayani anggota yang macam pelayanannya sesuai dengan macam
koperasi
3. Bentuk kerjasama di dalam organisasi koperasi bersifat terbuka dan
sukarela
4. Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang
sama
5. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan
serta mengawasi jalannya koperasi
6. Resiko dan keuntungan koperasi ditanggung dan dibagi secara adil

Berdasarkan hal tersebut koperasi merupakan salah satu wadah atau tempat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu maka koperasi dapat pula
menjalankan perannya untuk memberdayakan masyarakat. Karena pengertian yang
sebelumnya diketahui bahwa koperasi merupakan bagian dalam peningkatan
kesejahteraan dengan sasaran masyarakat yang lemah dalam ekonomi yang kemudian
masyarakat dengan kondisi seperti itu disebut masyarakat yang kurang berdaya.

10
Kesejahteraan anggota yang merupakan bagian dari masyarakat tidak hanya
dilihat dari pendapatan saja. Menurut Badan Pusat Statistik (2019) mengatakan bahwa:
Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan yaitu Kependudukan,
Kesehatan dan Gizi, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Taraf dan Pola Konsumsi, Perumahan
dan Lingkungan, Kemiskinan, serta Sosial Lainnya yang menjadi acuan dalam upaya
peningkatan kualitas hidup.Menurut Ikbaludin (2019) indikator kesejahteraan yang
dimaksud dalam kesejahteraan anggota adalah sebagai berikut:

1. Tingkat pendapatan keluarga


2. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan
pengeluaran untuk pangan dengan non-pangan
3. Tingkat pendidikan keluarga
4. Tingkat kesehatan keluarga
5. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga

Kesejahteraan anggota akan tercapai apabila koperasi tidak hanya membantu


menyediakan kebutuhan anggota tetapi lebih daripada itu. Koperasi harus dapat
memberikan pendampingan baik dari segi moral maupun aspek non moral. Selain
pendampingan, koperasi juga harus dikelola dengan baik. Apabila koperasi tidak dikelola
dengan baik tidak hanya berdampak terhadap sisa hasil usaha saja tetapi timbulnya
ketidakpercayaan anggota. Hal ini menyebabkan anggota akan mundur dari waktu ke
waktu. Aktivitas mundurnya anggota ini menunjukan bahwa loyalitas anggota semakin
menurun akibat dari pengelolaan yang kurang baik.

Hal ini senada dengan yang diungkapan oleh Finanto dan Iswanto (2020) yang
menyatakan loyalitas anggota menurun akibat dari pengurus koperasi yang tidak
melaksanakan good cooperative governance dan tidak melakukan tata kelola keuangan
dengan baik dan akuntabel. Apabila koperasi sudah dianggap mampu memberikan
pendampingandan pengelolaan yang baik harapannya koperasi sudah menjalankan
perannya secara baik. Peran dari koperasi sendiri menurut Undang-Undang No 25 Tahun
1992 Bab 3 pasal 4 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa:

11
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perkonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi pancasila.

Peran koperasi yang baik ini tentunya lebih baik jika dapat diimplementasikan
secara maksimal. Sehingga koperasi dapat memberikan kontribusi positif bagi
masyarakat. Terutama menambah pengetahuan dibidang kewirausahaan yang dapat
berguna dalam kehidupan sehari-hari. Adanya berbagai jenis koperasi tentu memiliki
peran penting bagi setiap lembaga dan anggota yang menjalankannya untuk membangun
perekonomian. Berikut adalah beberapa peran dari koperasi:

1. Meningkatkan Pendapatan Anggota

Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi merupakan keuntungan para
anggota. Makin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi makin besar pula
penghasilan yang diperoleh anggota itu.

2. Menciptakan Lapangan Pekerjaan

Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota dan juga


masyarakat pada umumnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, koperasi berusaha
melakukan kegiatan sesuai dengan jenis koperasi, seperti di bidang kerajinan, pertanian,
dan pertokoan. Dibukanya lapangan usaha koperasi berarti memberi kesempatan kepada
tenaga kerja dan menyerap sumber daya manusia pada umumnya.

3. Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat

12
Kegiatan koperasi dapat meningkatkan penghasilan para anggota koperasi. Ini
berarti sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan memperoleh penghasilan
yang tinggi kemungkinan akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka
ragam.

4. Turut Mencerdaskan Bangsa

Usaha koperasi bukan hanya kegiatan di bidang material, tetapi juga mengadakan
kegiatan pendidikan terhadap para anggota. Pendidikan tersebut antara lain diberikan
dalam bentuk pelatihan keterampilan dan manajemen. Dengan demikian, koperasi turut
berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

5. Mempersatukan & mengembangkan Daya Usaha

Koperasi merupakan kekuatan yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan


bersama. Misalnya, koperasi pertanian dalam melakukan kegiatan usahanya dapat
mempersatukan usaha para petani untuk memenuhi kebutuhannya, seperti usaha
pengadaan pupuk, bibit, alat pertanian, dan menjual bersama produksi pertanian.

6. Menyelenggarakan Kehidupan Ekonomi

Pada setiap kegiatan, koperasi bertindak bukan atas kehendak pengurus,


melainkan berdasarkan keinginan para anggota, yaitu terlebih dahulu harus
dimusyawarahkan. Hal ini merupakan pencerminan dari pelaksanaan demokrasi
ekonomi..

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Koperasi


Kelebihan Koperasi di Indonesia

Hal-hal yang menjadi kelebihan koperasi di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Bersifat terbuka dan sukarela


2. Besarnya simpanan pokok dan wajib tidak memberatkan anggota koperasi
3. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besar
modalnya
4. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan tidak mencari
keuntungan

13
5. Sebagai pelaksana demokrasi ekonomi pada masyarakat yang memiliki
penghasilan rendah
6. Badan usaha yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia

Kelemahan koperasi di Indonesia

Hal-hal yang menjadi kelemahan koperasi di Indonesia antara lain sebagai


berikut:

1. Koperasi sulit berkembang karena modalnya sangat terbatas


2. Kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi
3. Pengurus kadang-kadang ada yang tidak jujur
4. Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggota
5. Daya saing yang rendah, akibat dari kualitas produk yang dihasilkan
anggota-anggotanya

2.4 Peran Koperasi dalam Berbagai Bentuk Pasar


Struktur Pasar memiliki pengertian penggolongan produsen kepada beberapa
bentuk pasar berdasarkan ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya
perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan
peranan iklan dalam kegiatan industri. Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar
persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli,
oligopoli, monopolistik dan monopsoni). Diklasifikasikan menjadi 2 macam:

a. Pasar dengan persaingan sempurna (perfect competitive


market).
b. Pasar dengan persaingan tak sempurna (imperfect
competitive market), yaitu: Monopoli, Persaingan
Monopolistik (monopolistik competition), dan Oligopoli.
Peranan Koperasi di Pasar Persaingan Sempurna:
Pasar persaingan sempurna merupakan pasar dengan
jumlah penjual dan pembeli banyak tapi skala produksi
relative kecil. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
14
a. Setiap perusahaan adalah pengambil harga.
b. Perusahaan mudah keluar dan masuk pasar.
c. Perusahaan menghasilkan barang yang sama.
d. Banyak perusahaan dalam pasar.
e. Pembeli memiliki informasi yang sempurna tentang
kondisi pasar.

Berdasarkan kondisi di atas, dapat diamati keseimbangan / ekuilibrium dari suatu


badan usaha koperasi untuk jangka waktu pendek, menengah, dan jangka panjang. Dalam
struktur pasar persaingan sempurna, harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan
(demand) dengan penawaran (supply). Oleh sebab itu, perusahaan yang bersaing dalam
pasar persaingan sempurna disebut penerima harga (price taker). Jadi apabila koperasi
masuk dan menjual produknya ke pasar yang mempunyai struktur bersaing
sempurna, maka koperasi hanya dapat mengikuti harga pasar sebagai harga jual
produknya. Koperasi tidak akan dapat mempengaruhi harga, walaupun seluruh
produk anggotanya dikumpul dan dijual melalui koperasi. Oleh karena itu,
persaingan “harga” tidak cocok diterapkan oleh para pelaku bisnis termasuk
koperasi di pasar bersaing sempurna. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar, maka koperasi harus mampu bersaing dalam hal “biaya”. Menurut konsepsi
koperasi, biaya produksi akan dapat diminimumkan berdasakan skala ekonomi,
baik sebagai koperasi produsen maupun konsumen.

a. Peranan Koperasi di Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah bentuk pasar dimana hanya ada satu


perusahaan yang menguasai pasar. Contoh: PLN, PT. KAI

Ciri-ciri pasar monopoli:

1. Tidak mempunyai barang pengganti


2. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam
industry

15
3. Dapat menguasai penentuan harga
4. Usaha secara iklan kurang di perlukan

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, sepertinya agak sulit bagi koperasi


untuk menjadi pelaku monopoli di masa yang akan datang, baik dalam
cakupan lokal, regional maupun nasional. Dilihat dari prospek bisnis di
masa yang akan datang, struktur pasar monopoli tidak akan banyak
memberi harapan bagi koperasi. Selain adanya tuntutan lingkungan
untuk menghapus yang bersifat monopoli, pasar yang dihadapi akan
semakin terbuka untuk persaingan.

b. Peranan Koperasi di Pasar Monopolistik

Suatu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang menjual barang
serupa tetapi ada perbedaan dalam beberapa aspek (gabungan antara persaingan
sempurna dan monopoli).

Untuk menentukan bentuk pasar dari suatu produk perusahaan, sangat tergantung
kepada pembedaan (diferensiasi) produk yang dihasilkan perusahaan tersebut dengan
produk pengganti yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Semakin kecil/sedikit
perbedaannya, maka lebih cenderung ke pasar persaingan sempurna. Sebaliknya, semakin
jauh jarak perbedaannya maka semakin cenderung ke arah bentuk pasar monopoli. Oleh
karena itu, apabila koperasi ingin memaksimumkan keuntungannya dalam struktur
pasar monopolistik, maka secara teoritis, koperasi harus mampu menghasilkan
produk yang sangat berbeda dengan yang dihasilkan oleh pengusaha lain. Tentu
strategi dan taktik bisnis dalam promosi, sedikit banyak sangat menentukan
perbedaan tersebut.

c. Peranan Koperasi di Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai
oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi
kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan

16
dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan
yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga
semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan
sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing
mereka.

Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-
perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal
di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga
menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli
menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri
yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan
industri kertas. Untuk mencegah persaingan harga yang ekstrim, beberapa perusahaan
atau pemerintah menetapkan aturan mengenai harga standar sehingga tidak ada
persaingan harga yang mencolok. Peran koperasi di didalam pasar oligopoly adalah
sebagai retailer (pengecer), dikarenakan untuk terjun ke dalam pasar oligopoly ini
diperlukan capital intensive (modal yang tinggi). Koperasi dapat berperan sebagai
pengecer produk berbagai jenis dari beberapa produsen. Keuntungan diperoleh
dari laba penjualan.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada kasus di Indonesia, koperasi sebagai badan usaha yang dimiliki dan
dimanfaatkan oleh anggota, hal tersebut ditegaskan dalam Undang-Undang nomor 25
tahun 1992. Walaupun koperasi merupakan soko guru perekonomian namun dalam
prakteknya keadaan koperasi tidak lebih maju dibandingkan dengan bentuk badan usaha
lainnya.

Penyebab seretnya perkembangan dunia usaha koperai tak terlepas dari beberapa
persoalan. Salah satu upayanya untuk mengatasi persoalan koperasi dan UKM tersebut
diantaranya dengan melakukan revitalisasi koperasi secara mandiri yang dilakukan oleh
koperasi dan pengusaha kecil.

Menurut undang-undang yang mengatur perkoperasian dalam Pasal 3, tujuan koperasi


adalah agar anggotanya, terutama seluruh lapisan masyarakat, dapat sejahtera dan ikut
serta dalam pembentukan tatanan perekonomian nasional sesuai dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.

Struktur Pasar memiliki pengertian penggolongan produsen kepada beberapa bentuk


pasar berdasarkan ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan
dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan
dalam kegiatan industri.

Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar
persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik dan
monopsoni). Diklasifikasikan menjadi 2 macam :

• Pasar dengan persaingan sempurna (perfect competitive market).

18
• Pasar dengan persaingan tak sempurna (imperfect competitive market), yaitu:
Monopoli, Persaingan Monopolistik (monopolistik competition), dan Oligopoli.

Daftar Pustaka

Anggoro, D., & David Umar, M., & Vinanty, E. & & Dananjaya, D., 2015. Rancangan Sistem
Informasi Koperasi Simpan Pinjam Guru Dan Pegawai Pada Koperasi Smk Manggala
Tangerang.. SENTIKA 2015 - ISSN: 2089-9815, 1(2), pp. 213-222.
Anggriani, F., 2016. Koperasi dalam Pasar Persaingan Sempurna. [Online]
Available at: http://newsblogfa.blogspot.com/2016/11/koperasi-dalam-pasar-persaingan-
sempurna.html
[Diakses 27 April 2021].
Arifinal, C. a., 1984. Perekonomian Indonesia. I penyunt. Bandung: Angkasa.
Charlotte, G., 2013. PERAN KOPERASI TERHADAP PASAR PERSAINGAN SEMPURNA,
PASAR MONOPOLISTIK, DAN PASAR OLIGOPOLI. [Online]
Available at: https://gloriacharlotte.wordpress.com/2013/11/11/peran-koperasi-terhadap-
pasar-persaingan-sempurna-pasar-monopolistik-dan-pasar-oligopoli/
[Diakses 27 April 2021].
Dante, 2010. Peranan Koperasi dalam Berbagai Pasar. [Online]
Available at: https://dantelaruku.blogspot.com/2010/01/bab-9-peranan-koperasi-di-
berbagai.html
[Diakses 27 April 2021].
Early, 2020. Peranan Koperasi di berbagai Keadaan Pasar. [Online]
Available at: https://earlydianna.wordpress.com/2020/01/10/peranan-koperasi-di-
berbagai-keadaan-pasar/
[Diakses 26 April 2021].
Endang Kusdiah, D. E. S. E., 2020. Pengaruh Perkembangan Koperasi Terhadap Kemiskinan
dan Pengangguran di Provinsi Sumatera Selatan 2006-2019. Jemasi: Jurnal Ekonomi
Manajemen Dan Akuntansi, 16(1), pp. 100-109.
Johar, A., 2002. Manajemen Koperasi. I penyunt. Jakarta: Gramedia.
Pamasti, D., 2018. Peran Koperasi, Kelemahan dan Kekuatan Koperasi Dalam Sistem Pasar.
[Online]
Available at: https://diahpramasti.wordpress.com/2018/01/01/peran-koperasi-kelemahan-
dan-kekuatan-koperasi-dalam-sistem-pasar/
[Diakses 27 April 2021].

19
Patnasari, N. a. Y., 2012. Peran Koperasi dalam Pemberdayaan usaha Mikro, Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya .
Rahayu, E. S., 2013. Analisis struktur pasar (market structure) jagung di Kabupaten Grobogan..
Journal of Rural and Development, 4(1), pp. 1-11.
Rizkyanti, A., 2010. Analisis struktur pasar industri karet dan barang karet periode tahun 2009.
Media ekonomi, 1(2), pp. 1-18.
Ropi Marlina, Y. Y. P., 2017. KOPERASI SYARIAH SEBAGAI SOLUSI PENERAPAN
AKAD SYIRKAH YANG SAH. Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah,
1(2), pp. 263-275.
Sattar, 2017. Buku Ajar Ekonomi Koperasi, Yogyakarta: Deepublish.
Sattar, 2017. Ekonomi Koperasi. Jilid I penyunt. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Setio Arifin, H. T., 2001. Koperasi, Teori dan Praktik. I penyunt. Jakarta: Erlangga.
STIE, 2020. Ekonomi Koperasi. [Online]
Available at: https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/X-Ekonomi-Koperasi.pdf
[Diakses 26 April 2021].
Sugeng Haryono, N., 2020. PENGARUH BERDIRINYA KOPERASI TERHADAP
PEREKONOMIAN PENGURUS DAN ANGGOTA KOPERASI CAHAYA UMA
HASTIDI DEPOK. sosio e-kons, 12(2), pp. 115-124.
Sugiharsono, 2009. Sistem Ekonomi Koperasi Sebagai Solusi Masalah Perekonomian Indonesia:
Mungkinkan?. JUrnal Ekonomi & Pendidikan, 6(1), pp. 1-18.
Suprayitno, B., 2007. KRITIK TERHADAP KOPERASI (SERTA SOLUSINYA) SEBAGAI
MEDIA PENDORONG PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH (UMKM). Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 4(2), pp. 14-35.
Winarko, S. P., 2014. PENGARUH MODAL SENDIRI, JUMLAH ANGGOTA DAN
ASETTERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI DI KOTA KEDIRI.
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI
Kediri, 1(2), pp. 151-167.

20

Anda mungkin juga menyukai