Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KOPERASI

OLEH :
KELOMPOK 10
1. FENTY AQILAH - 01011282227036
2. ALYAH RABIHAH AMSA - 01011282227040
3. ANANDA HANISA PUTRI - 01011382227166
4. MUHAMMAD RAMADHANI - 01011382227198
5. M. VARYAN ARKAAN - 01011282227053
6. RYAN DINARDO PUTRA - 01011382227188
7. ARI RACHMAN TANJUNG - 01011282227105

DOSEN PENGAMPU : MELISA ARIANI PUTRI, S.E., S.H., M.M.


MATA KULIAH : EKONOMI KOPERASI

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang
perkembangan koperasi Indonesia sekarang, kendala yang dihadapi
koperasi Indonesia saat ini, kebutuhan masyarakat akan koperasi, dan
peran koperasi dalam pengembangan ekonomi nasional.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada bidang mata kuliah ekonomi koperasi. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Melisa Ariani Putri, S.E., S.H., M.M. selaku
dosen ekonomi koperasi yang telah memberikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah yang kami tulis ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Palembang, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Konsep Koperasi ............................................................................................ 3
2.2 Perkembangan Koperasi Indonesia ................................................................ 4
2.2.1. Sebelum Merdeka .................................................................................. 5
2.2.2 Setelah Merdeka ..................................................................................... 6
2.3 Kendala yang dihadapi Koperasi di Indonesia saat ini .................................. 8
2.3.1 Kendala dari Sisi Kelembagaan Koperasi ............................................ 10
2.3.2 Kendala dari Sisi Bidang Usaha Koperasi ............................................ 13
2.4 Kebutuhan Masyarakat akan Koperasi ........................................................ 15
2.5 Peran Koperasi dalam Pengembangan Ekonomi Nasional .......................... 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi adalah badan usaha atau organisasi di mana anggota sebagai
pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan dan ini merupakan prinsip atau
kriteria identitas yang membedakannya dengan badan usaha atau organisasi
ekonomi lainnya. Secara subjektif, koperasi memberikan manfaat nilai yang
lebih besar daripada organisasi ekonomi lainnya. Manfaat lebih ini yang
memberikan dorongan anggota untuk berpartisipasi aktif dalam koperasi, baik
partisipasi kontributif maupun insentif. Organisasi koperasi terdapat hampir di
semua negara industri dan negara berkembang. Pada mulanya organiasi
tersebut tumbuh di negara-negara Eropa Barat, namun kemudian setelah
adanya kolonialisme di beberapa negara seperti Asia, Afrika, dan Amerika
Selatan, koperasi juga tumbuh di negara-negara jajahan. Setelah negara-negara
jajahan mengalamai kemerdekaan, banyak negara yang memanfaatkan koperasi
sebagai salah satu alat untuk meningkatkan kesejahteraan, termasuk Indonesia.
Bahkan koperasi dijadikan sebagai salah satu alat pemerintah dalam
melaksanakan kebijakan pembangunan. Koperasi di Indonesia bermula dari
hasil usaha kecil yang tidak spontan dan dilakukan rakyat kecil. Kemampuan
ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari
penderitaan. Sampai saat ini banyak yang menganggap koperasi adalah
organisasi usaha yang tidak efisien dikarenakan masih menghadapi hambatan
yang bersifat struktural dalam penguasaan faktor produksi terkhusus
permodalan sehingga kalah bersaing dengan organisasi nonkoperasi, tetapi
tidak sedikit juga yang menganggap bahwa koperasi dapat diusahakan secara
efisien seperti halnya organisasi usaha lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas dapat diperoleh
beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana perkembangan koperasi Indonesia sekarang?
2. Apa kendala yang dihadapi koperasi Indonesia saat ini?

1
3. Bagaimana kebutuhan masyarakat akan koperasi?
4. Bagaimana peran koperasi dalam pengembangan ekonomi nasional?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuannya, yaitu :
1. Untuk mengetahui perkembangan koperasi Indonesia sekarang.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi koperasi Indonesia saat ini.
3. Untuk mengetahui kebutuhan masyarakat akan koperasi.
4. Untuk mengetahui peran koperasi dalam pengembangan ekonomi nasional.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan setelah penulisan makalah ini adalah dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis tentang koperasi, serta
dapat dijadikan sarana untuk menambah wawasan tentang koperasi bagi
pembaca maupun penulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Koperasi


Pengertian koperasi yang mencantumkan prinsip-prinsip koperasi adalah
yang dikemukakan oleh International Cooperative Alliance (ICA) dan UU No.
25 Tahun 1992 tentang perkoperasian di Indonesia. International Cooperative
Alliance mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan
hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan
memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan jalan berusaha bersama
dengan saling membantu antara satu dengan lainnya dengan cara membatasi
keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip-prinsip koperasi. Pada UU
No. 25 Tahun 1992, koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Prinsip tersebut adalah :
a. Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian
g. Kerja sama antarkoperasi
Definisi koperasi yang tidak berdasarkan prinsip-prinsip koperasi banyak juga
dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti yang dikemukakan oleh Moh. Hatta
dan ILO. Mohammad Hatta dalam bukunya "Koperasi Membangun dan
Membangun Koperasi" mendefinisikan koperasi sebagai usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.
Secara ideologi koperasi dapat menjadi tulang punggung (soko guru)
perekonomian Indonesia, karena koperasi mengisi baik tuntutan konstitusional
maupun tuntutan pembangunan dan perkembangannya. Sedangkan menurut
International Labour Organization (ILO), koperasi didefinisikan sebagai

3
sesuatu perkumpulan orang yang bergabung secara sukarela untuk
mewujudkan tujuan bersama melalui pembentukansuatu organisasi yang
diawasi secara demokratis dengan memberikan kontribusi yang sama sebanyak
jumlah yang diperlukan, turut serta menanggung risiko yang layak, untuk
memperoleh kemanfaatan dari kegiatan usaha, di mana para anggota berperan
serta secara aktif. (KUSNADI, 2005)

2.2 Perkembangan Koperasi Indonesia


Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok diterapkan di
Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakatnya memiliki sifat kekeluargaan dan
gotong royong yang mana sesuai dengan asas koperasi hingga saat ini. Sejak
lama bangsa Indonesia telah mengenal kekeluargaan dan kegotongroyongan
yang dipraktikkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Kebiasaan yang
bersifat nonprofit ini merupakan input untuk Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang
dijadikan dasar/pedoman pelaksanaan koperasi. Pelaksanaan yang bersifat pra-
koperasi terutama di pedesaan masih dijumpai meskipun arus globalisasi terus
merambat kepedesaaan. Kemajuan IPTEK pada pertengahan abad ke-18 telah
mengubah wajah dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi (revolusi
industri) melahirkan tata dunia ekonomi baru. Tatanan dunia ekonomi menjadi
terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal
(kapitalisme). Kaum pemilik modal memanfaatkan penemuan baru tersebut
dengan sebaik-baiknya untuk memperkaya dirinya dan memperkuat kedudukan
ekonominya. Hasrat serakah ini melahirkan persaiangan bebas yang tidak
terbatas. Sistem ekonomi kapitalis/liberal memberikan keuntungan yang
sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan
kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah.
Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, muncul kesadaran masyarakat
untuk memperbaiki nasibnya sendiri dengan mendirkan koperasi. Pada tahun
1844 lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi
Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart. Kemajuan industri di Eropa
akhirnya meluas ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Pada
permulaannya kedatangan mereka murni untuk berdagang, namun nafsu
serakah kaum kapitalis ini akhirnya berubah menjadi bentuk penjajahan yang

4
melaratkan masyarakat. Selama penjajahan, bangsa Indonesia berada dalam
kemelaratan dan kesengsaraan. Penjajahan melakukan penindasan terhadap
rakyat dan mengeruk hasil yang sebanyak-banyaknya dari kekayaan alam
Indonesia. Penjajahan menjadikan perekonomian Indonesia terbelakang.
Koperasi memang lahir dari penderitaan sebagaimana terjadi di Eropa
pertengahan abad ke-18. Di Indonesia pun koperasi ini lahir sebagai usaha
memperbaiki ekonomi masyarakat yang ditindas oleh penjajah pada masa itu.

2.2.1. Sebelum Merdeka


Pada zaman penjajahan banyak rakyat Indonesia yang hidup
menderita, tertindas dan terlilit hutang dengan para rentenir. Beberapa
tahap penting mengenai perkembangan koperasi di Indonesia sebelum
merdeka :
- Pada tahun 1896, patih purwokerto yang bernama R. Aria
Wiriaatmadja mendirikan koperasi kredit untuk membantu para rakyat
yang terlilit hutang.
- Pada tahun 1908, perkumpulan Budi Utomo memperbaiki
kesejahteraan rakyat melalui koperasi dan pendidikan dengan
mendirikan koperasi rumah tangga yang dipelopori oleh Dr. Sutomo
dan Gunawan Mangunkusumo.
- Pada tahun 1911, Serikat Dahang Islam (SDI) dipimpin oleh H.
Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto memprogandakan cita-cita toko
koperasi (sejenis waserda KUD) yang bertujuan untuk mengimbangi
dan menentang politik pemerintah kolonial Belanda yang banyak
memberikan fasilitas dan menguntungkan para pedagang asing.
Namun pelaksanaan yang dibentuk oleh Budi Utomo dan SDI tidak
berkembang dan mengalami kegagalan karena lemahnya pengetahuan
perkoperasian, pengalaman berusaha, kejujuran dan kurangnya
penelitian tentang bentuk koperasi yang cocok diterapkan di
Indonesia.
- Pada tahun 1915, adanya "Verordening op de Cooperative
Vereemigingem" yakni UU tentang perkumpulan koperasi yang

5
berlaku untuk segala bangsa, jadi bukan untuk Indonesia saja yang
dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda.
- Pada tahun 1927, Indonesia mengeluarkan UU No. 23 tentang
peraturan-peraturan koperasi, namun pemerintah Belanda tidak
mencabut UU tersebut, sehingga terjadi dualisme dalam bidang
pembinaan perkoperasian di Indonesia.
- Pada tahun1929, Partai Nasional Indonesia di bawah pimpinan
Soekarno mengorbankan semangat berkoperasi kepada kalangan
pemuda sehingga sudah terdaftar 43 koperasi di Indonesia.
- Pada tahun 1930, dibentuk bagian urusan koperasi pada kementerian
dalam negeri .
- Pada tahun 1939, dibentuk Jawatan Koperasi dan perdagangan dalam
negeri oleh pemerintah.
- Pada tahun 1940, di Indonesia sudah ada sekitar 656 koperasi,
sebanyak 574 merupakan koperasi kredit yang bergerak di pedesaan
maupun perkotaan.
- Pada tahun 1942, keadaan perkoperasian di Indonesia mengalami
kerugian yang besar yang disebabkan pemerintah Jepang mencabut
UU No. 23 dan menggantikannya dengan Kumini (koperasi model
Jepang) yang hanya merupakan alat mereka untuk mengumpulkan
hasil bumi dan barang-barang kebutuhan Jepang.

2.2.2 Setelah Merdeka


Keinginan dan semangat untuk berkoperasi yang hancur akibat
politik pada masa kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh sistem kumini
pada penjajahan Jepang, lambat laun setelah Indonesia merdeka kembali
menghangat, apalagi dengan adanya UUD RI Tahun 1945 pasal 33 yang
menetapkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia, maka
kedudukan hukum di Indonesia benar-benar menjadi lebih jelas. Sejak
saat itu Moh. Hatta lebih instensif mempertebal kesadaran untuk
berkoperasi bagi bangsa Indonesia, serta memberikan banyak bimbingan
dan motivasi kepada gerakan koperasi agar meningkatkan cara usaha dan

6
cara kerja, atas jasa-jasa beliau lah Moh. Hatta diangkat sebagai Bapak
Koperasi Indonesia.
- Pada tanggal 12 Juli 1947, dibentuk SOKRI (Sentral Organisasi
Koperasi Rakyat Indonesia) sekaligus ditetapkannya sebagai hari
koperasi Indonesia.
- Pada tahun 1960, koperasi ditugaskan sebagai badan penggerak yang
menyalurkan bahan pokok bagi rakyat dan pendidikan koperasi di
Indonesia ditingkatkan baik secara resmi di sekolah.
- Pada tahun 1961, dibentuk KOKSI (Kesatuan Organisasi Koperasi
Seluruh Indonesia).
- Pada tanggal 2-10 Agustus 1965, diadakan MUNASKOP II
(Musyawarah Nasional Koperasi) yang mengesahkan UU No. 14
Tahun 1965.
Tampilan orde baru dalam memimpin negeri membuka peluang
dan cakrawala baru bagi pertumbuhan dan perkembangan perkoperasian
di Indonesia, di bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto. Ketetapan
MPRS No. XXIII membebaskan gerakan koperasi dalam berkiprah.
- Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mengesahkan UU
Koperasi No. 12 Tahun 1967 sebagai pengganti UU No. 14 Tahun
1965.
- Pada tahun 1969, disahkan badan hukum terhadap badan kesatuan
Gerakan Koperasi Indonesia (GERKOPIN).
- Pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan
sebagai penggantinya dibentuk Dewan Koperasi Indonesia
(DEKOPIN)
- Pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan UU No.25 Tahun 1992
tentang perkoperasian, UU ini merupakan landasan yang kokoh bagi
koperasi Indonesia.
- Masuk tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di
Indonesia cenderung jalan di tempat.

7
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah koperasi di
Indonesia kembali meningkat semenjak pandemi Covid-19. Saat ini,
pemerintah mulai melakukan modernisasi koperasi dengan menargetkan
berdirinya 500 koperasi modern pada tahun 2024 dan merencanakan pilot
ptoject untuk pengembangan program Koperasi Petani dan Nelayan
(KPN) secara digital. Wujud digitalisasi koperasi ini dibuktikan dengan
terbentuknya situ web koperasi Indonesia yang bertujuan untuk
memudahkan pengelolaan koperasi di Indonesia. Selain itu, beberapa
kegiatan juga telah dilakukan pemerintah pada tahun 2023 ini demi
kesejahteraan koperasi di masa depan, yakni menggelar pelatihan rencana
strategis dan rencana anggaran pendapatan belanja koperasi, mengadakan
Focus Group Discussion (FGD) tentang pengembangan koperasi dan
UMKM.

2.3 Kendala yang dihadapi Koperasi di Indonesia saat ini


Dalam perkembangannya di era globalisasi, koperasi semakin memiliki
banyak kendala. Hal tersebut terjadi karena perubahan gaya hidup generasi
yang begitu cepat dan tidak menentu akibat perkembangan IPTEK yang sangat
pesat. Berikut ini kendala yang dihadapi secara umum dan cara mengatasinya :
1) Koperasi jarang peminatnya
Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada pandangan yang berkembang
dalam masyarakat bahwa koperasi adalah usaha bersama yang diidentikkan
dengan masyarakat golongan menengah ke bawah. Dari sinilah perlu adanya
sosialisasi kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi
diharapkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah.
Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan
ekonomi rakyat yang dapat menyejahterakan anggotanya, sehingga mereka
berminat untuk bergabung.
2) Kualitas sumber daya yang terbatas
Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa
disebabkan sumber daya manusia yang kurang. Sumber daya manusia yang
dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti yang dijumpai, pengurus
koperasi biasanya merupakan tokoh masyarakat sehingga dapat dikatakan

8
rangkap jabatan, kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidakfokusan
terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya
pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas. Perlu
dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui
pendidikan agar mereka dapat berpartisipasi dalam koperasi. Partisipasi
merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi
karena akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja
secara efektif dan efisien.
3) Banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis
Pesaing merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi, tetapi perlu
mengetahui bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap
lingkungan (pesaing) maka mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila kita
tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi akan survive dan dapat
berkembang. Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik-trik
khusus, trik atau langkah tersebut dapat dilakukan dengan cara melalui
harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin
koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan
dengan cara sistem kredit yang pembayarannya dapat dilakukan dalam
waktu mingguan atau bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal
seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi
anggota.
4) Keterbatasan modal
Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang memang
kesulitan dalam masalah permodalan. Dengan pemberian modal koperasi
dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan berkembang.
Selain pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak kalah pentingnya,
di mana mereka yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka di
koperasi yang nantinya dapat digunakan untuk modal koperasi.
5) Partisipasi anggota
Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka mendukung program-
program yang ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan dilakukan

9
harus melalui keputusan bersama dan setiap anggota harus mengambil
bagian di dalam kegiatan tersebut.
6) Perhatian pemerintah
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga bila
koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari
pemerintah, misalnya memebantu penyaluran dana untuk koperasi. Akan
tetapi, pemerintah juga jangan terlalu mencampuri kehidupan koperasi
terutama hal-hal yang bersifat menghambat pertumbuhan koperasi.
Pemerintah hendaknya membuat kebijakan-kebijakan yang dapat membantu
perkembangan koperasi.
7) Manajemen koperasi
Dalam pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan manajemen, baik dari
bentuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Dikarenakan hal ini sangat berfungsi dalam pengambilan keputusan tetapi
tidak melupakan partisipasi anggota. Apabila semua kegiata koperasi bisa
dijalankan dengan baik dan setiap anggota mau mengambil bagian di dalam
kegiatan koperasi serta perhatian pemerintah dapat memberikan motivasi
yang baik, koperasi pasti dapat berjalan dengan lancar.
Perkembangan koperasi di Indonesia saat ini masih menghadapi masalah-
masalah baik di bidang kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu
sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri
maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat dikelompokkan
dalam masalah internal maupun masalah eksternal. Masalah internal mencakup
masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan
koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi dengan
bank, dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan instansi pemerintah.

2.3.1 Kendala dari Sisi Kelembagaan Koperasi


a. Masalah Internal :
1) Keanggotaan dalam koperasi
Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari
jumlah anggota yang semakin lama semakin berkurang.
Masalahnya keanggotaan koperasi yang ada sekarang belum

10
menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari segi
kualitas masalah keanggotaan koperasi tercermin dalam :
- Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah.
- Keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota
terbatas.
- Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban
mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum
menyadari bahwa koperasi merupakan suatu wadah usaha yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok harus ada
tokoh yang berfungsi sebagai penggerak organisatoris untuk
menggerakkan koperasi kearah sasaran yang benar.
- Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus
ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat
Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir,
akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka
rasakan sebagai keputusan yang mengikat.
- Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka
juga memiliki banyak hutang kepada koperasi, hal ini
menyebabkan modal yang ada di koperasi semakin berkurang.
2) Pengurus koperasi
Dalam hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang
sama. Masalah yang menjadi penghambat berkembangan koperasi
dari sisi pengurusan adalah :
- Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan anggota
pengurusnya masih belum memadai.
- Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan
semestinya.
- Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup
koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus,

11
pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus
diperbaiki lagi.
- Pengurus kadang-kadang tidak jujur.
- Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Kursus-
kursus yang diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering
tidak mereka hadiri.
- Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada
pembagian tugas yang jelas.
- Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para
tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan di tempat lain,
sehingga perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
- Pengurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota,
manajer, pengawas dan instansi pemerintah yang baik.
3) Pengawas koperasi
Anggota dan badan pengawas koperasi banyak yang belum
berfungsi. Hal ini disebabkan oleh :
- Kemampuan anggota pengawas yang belum memadai, terlebih
jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha
koperasi.
- Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan
tidak siap untuk diperiksa.
- Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan
kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan
kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan
koperasi. Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah
pada kepentingan permohonan kredit.
d. Masalah Eksternal
- Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras
dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah

12
yang belum jelas dan efektif untuk koperasi, sistem prasarana,
pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
- Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang
sama dengan koperasi.

- Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian


masyarakat dan masih banyaknya masyarakat yang tidak
mempercayai koperasi.

2.3.2 Kendala dari Sisi Bidang Usaha Koperasi


Masalah usaha koperasi dapat digambarkan seperti adanya koperasi
yang manajer dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di antara
mereka ada yang belum dapat bekerja secara peofesional sesuai dengan
peranan dan tugas operasi yang telah ditetapkan. Masih ada administrasi
koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip pembukaan dengan
baik. Sistem informasi manajemen koperasi masih belum berkembang
sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi yang
cukup lengkap dan dapat diandalkan. Di samping itu masih ada manajer
yang kurang mempunyai kemampuan sebagai wirausaha. Di antara
mereka bahkan masih ada yang kurang mampu untuk menyusun rencana,
program dan kegiatan usaha. Padahal mereka harus memimpin dan
menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana, program dan
kegiatan usaha yang ditentukan.
Penilaian terhadap keadaan serta mengadakan penyesuaian
rencana, program dan kegiatan usaha setiap kali ada perkembangan
dalam keadaan yang dihadapinya. Dari sisi produksi, koperasi sering
mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku. Salah satu bahan
baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas,
output koperasi tidak distandarisasikan, sehingga secara relatif kalah
dengan output industri besar. Dalam banyak kasus, output koperasi (dan
UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk
dipasarkan. Secara umum koperasi harus menghadapi kelemahannya
sebagai berikut :

13
- Pembinaan hubungan antara alat perlengkapan koperasi, khususnya
antara pengurus dan manajer yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini
antara lain mengingat perlunya koordinasi dan pembagian tugas serta
tanggung jawab yang jelas. Harus dihindarkan apabila ada pengurus
yang mengambil wewenang manajer melaksanakan tugas operasional.
- Kebijaksanaan dan program kerja koperasi masih cenderung timbul
sebagai prakarsa pemerintah. Program-program yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan anggota masih ada yang belum sepenuhnya
dipadukan dengan peogram-program yang timbul dari prakarsa
pemerintah. Keputusan koperasi yang mandiri masih belum dapat
berkembang.
- Organisasi tingkat sekunder, seperti pusat koperasi dan induk koperasi
yang tampak belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan kepada
koperasi primer, khususnya meningkatkan kemampuan dalam bidang
organisasi, administrasi, dan manjemen.
- Kerja sama koperasi dan lembaga nonkoperasi telah ada yang
berlangsung atas landasan saling menguntungkan antara kedua belah
pihak. Akan tetapi, apabila kurang hati-hati dalam membinanya ada
kerjasama yang cenderung mengarah pada hilangnya kemandirian
koperasi.
- Kemampuan pemupukan modal usaha yang bersumber dari anggota
dan hasil usaha koperasi, walaupun cukup memadai perkembangannya
namun ternyata masih sangat terbatas.
- Dalam usaha memperoleh kredit dari bank, koperasi masih
menghadapi kesulitan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Maka pemupukan modal koperasi walaupun cepat perkembangannya
hasilnya masih terbatas juga.
- Keterpaduan gerak, pengertian, pembinaan, dan pengawasan terhadap
gerakan koperasi dari berbagai instansi masih perlu ditingkatkan.
- Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan koperasi
pada tingkat perkembangan seperti sekarang ini adalah masih

14
kurangnya petugas pembina koperasi, baik dalam jumlah maupun

mutunya.

- Masalah permodalan, penguasaan teknologi, akses informasi,


permasalahan pemasaran, dan perlindungan hukum.

- Kurangnya dana sehingga fasilitas-fasilitas yang sudah ada tidak


dirawat, hal ini menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan
teknologi yang sangat cepat.

2.4 Kebutuhan Masyarakat akan Koperasi


Koperasi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama dalam
memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosial. Koperasi merupakan badan usaha
yang berlandaskan atas asas kekeluargaan dan memiliki manfaat bagi
kehidupan masyarakat, antara lain :
- Meningkatkan kesejahteraan anggota
Koperasi membantu membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan.
- Memberikan akses untuk mendapat modal usaha
Koperasi memberikan akses bagi pelaku usaha untuk mendapatkan modal
usaha, seperti dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
- Menumbuhkan etos kerja
Bergabung dengan koperasi dapat menumbuhkan etos kerja, seperti
kemandirian, disiplin, dan kerjasama saat mengembangkan usaha. Etos ini
sebaiknya ditumbuhkan sejak dini, terutama bagi usaha yang belum besar.
- Mengurangi tingkat pengangguran
Koperasi dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dengan
memberikan peluang kerja bagi masyarakat.
- Membangun perekonomian rakyat
Koperasi dapat memperkokoh dan mengembangkan perekonomian rakyat
dengan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota maupun
masyarakat, serta meningkatkan kualitas hidup manusia.

15
- Menjadi solusi bagi masyarakat yang kekurangan uang :
Ketika masyarakat kekurangan uang dan tidak bisa mengakses perbankan,
koperasi menjadi solusinya, koperasi mampu mengatasi kebutuhan
masyarakat sehari-hari.
Dalam meningkatkan kebutuhan masyarakat akan koperasi, perlu dilakukan
berbagai upaya, antara lain pemberdayaan potensi, peluang bisnis, peningkatan
sumber daya manusia, serta diurus oleh orang-orang profesional. Sosialisasi
juga dapat membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi.

2.5 Peran Koperasi dalam Pengembangan Ekonomi Nasional


Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3, koperasi memiliki tujuan
untuk menyejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyrakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Oleh karena itu, dengan keanggotaan yang bersifat sukarela
dan terbuka, sebuah koperasi bisa menciptakan keadilan bagi setiap
anggotanya, pengurus, atau masyarakat umum. Keberadaan koperasi di
Indonesia memiliki peran penting bagi setiap lembaga dan anggota yang
menjalankannya, salah satunya untuk pengembangan ekonomi nasional.
Berikut adalah peran koperasi dalam pengembangan ekonomi nasional :
a. Mengembangkan kegiatan usaha masyarakat
Terdapat beberapa koperasi yang mengembangkan kegiata usaha
masyarakat, salah satu contohnya koperasi yang bergerak dalam bidang
usaha pengadaan alat-alat pertanian yang dibutuhkan oleh petani. Dengan
adanya koperasi tersebut, maka petani bisa membeli kebutuhan alat-alat
pertanian di koperasi dengan harga yang lebih murah. Sehingga kegiatan
usaha pertanian tersebut bisa menjadi lebih baik dan meningkat.
b. Meningkatkan pendapatan anggota
Jika menjadi anggota koperasi akan mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU)
yang diperoleh koperasi sehingga anggota mendapatkan keuntungan. Hal ini
karena semakin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi, maka
semakin besar pula penghasilan yang diperoleh anggota tersebut.

16
c. Mengurangi tingkat pengangguran
Kehadiran koperasi di Indonesia diharapkan bisa menolong nasib mereka
yang membutuhkan pekerjaan. Hal itu karena koperasi membutuhkan
banyak pekerja untuk mengelola usahanya. Pada dasarnya, koperasi dapat
memberi kesempatan kepada tenaga kerja dan menyerap sumber daya
manusia. Setiap orang juga bisa belajar mengelola keuangan dan
mendapatkan penghasilan setiap bulan dari pengelolaan koperasi ini.
d. Meningkatkan taraf hidup masyarakat
Kegiatan koperasi bisa meningkatkan penghasilan para anggota koperasi. Ini
berarti peran koperasi bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan
memperoleh penghasilan yang tinggi, kemungkinan akan lebih mudah
memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka ragam, dan sebagai alat
perjuangan ekonomi untuk bisa bersaing dengan badan usaha lainnya.
e. Turut mencerdaskan bangsa
Usaha koperasi bukan hanya kegiatan di bidang material atau jasa saja
melainkan juga mengadakan kegiatan pendidikan terhadap para
anggotanya.Pendidikan tersebut umumnya diberikan dalam bentuk pelatihan
keterampilan serta manajemen bisnis dan keuangan. Dengan begitu, peran
koperasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa juga sudah sangat terbukti
dengan mengamalkan pengetahuan kepada anggota dan masyarakat sekitar.
f. Membangun tatanan perekonomian nasional
Koperasi sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa dan
dikembangakan oleh pemerintah, perlu dikembangkan bersama kegiatan
usaha lainnya. Dengan memberdayakan koperasi, berarti juga bisa
memberayakan masyarakat, yang pada akhirnya akan mampu
memberdayakan perekonomian nasional. Maka dengan begitu, peranan
koperasi tidak dapat dipisahkan dengan perekonomian di Indonesia terutama
era digital saat ini.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koperasi di Indonesia mengalami pasang surut di dalam dunia koperasi.
Koperasi merupakan bagian dari pengaturan struktur ekonomi yang berarti
bahwa koperasi ikut serta dalam kegiatan dalam rangka mewujudkan
kehidupan ekonomi dan kemakmuran baik bagi yang menjadi anggota maupun
masyarakat sekitar. Perkembangan koperasi di Indonesia sekarang yaitu
pemerintah mulai melakukan modernisasi koperasi, menggelar pelatihan
rencana strategis dan rencana anggaran pendapatan belanja koperasi, serta
mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang pengembangan koperasi
dan UMKM. Koperasi di Indonesia juga saat ini dihadapkan pada dua
tantangan/kendala, yakni peningkatan kualitas kelembagaan dan manajemen
unit koperasi (bidang usaha koperasi). Kendala yang dihadapi koperasi akan
semakin meluas jika tidak ditangani sesegera mungkin, sehingga dalam
penyelesaiannya dibutuhkan keterlibatan semua elemen masyarakat baik
pemerintah dan masayarakat itu sendiri. Dewasa ini kehidupan koperasi telah
menjadi kebutuhan bagi beberapa masyarakat, sebab bagi mereka hidup
berkoperasi itu berarti membangun perekonomiannya. Peran koperasi dalam
pengembangan ekonomi nasional yakni : Mengembangkan kegiata usaha
masyarakat, meningkatan pendapatan anggota, mengurangi tingkat
pengangguran, meningkatkan taraf hidup masyarakat, turut mencerdaskan
bangsa, dan membangun tatanan perekonomian nasional.

18
DAFTAR PUSTAKA

ITSNAINI, F. M. (2021, MEI RABU). Manfaat Koperasi Bagi Masyarakat,


Anggota, dan Pelaku Usaha.
KUSNADI, H. (2005).Ekonomi Koperasi. JAKARTA: FE UNIVERSITAS
INDONESIA.
PUTRI, N. E., & A. R. (2021). Perkembangan Koperasi di Indonesia Dalam
Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0 di Era Globalisasi.
SITEPU, C. F., & HASYIM. (2018). Perkembangan Ekonomi Koperasi di
Indonesia.

https://sohib.indonesiabaik.id/article/mengenal-koperasi-indonesia-LY6pS

https://jatengprov.go.id/publik/kepercayaan-masyarakat-terhadap-koperasi-masih-
tinggi/

https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/109/gairah-berkoperasi-di-tanah-air-
makin-meningkat

19

Anda mungkin juga menyukai