Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

SEJARAH PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN


PERJUANGAN KOPERASI DI INDONESIA

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Putu Saroyini Piartrini, M.M., Ak.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. Ni Made Prema Indriyani (02/2107521010)


2. Ni Ketut Yunita Indrawati (09/2107521059)
3. Ni Putu Dharma Aryanti Dewi (16/2107521106)
4. I Gusti Agung Istri Candradewi (23/2107521234)
5. Ni Kadek Dewi Pramaseni Putri (30/2107521248)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
atas berkat pertolongan dan rahmat-Nya penulis berhasil dalam menyelesaikan
ringkasan mata kuliah yang berjudul “Sejarah Pertumbuhan, Perkembangan,
dan Perjuangan Koperasi di Indonesia” dan tidak lupa pula saya mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Putu Saroyini Piartrini, M.M., Ak. selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Koperasi dan UMKM yang telah
memberikan tugas ini kepada saya
Adapun ringkasan mata kuliah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Koperasi dan UMKM. Penulis sangat berharap pembuatan
ringkasan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan dengan segala informasi yang sudah
ditulis. Penulis menyadari bahwa ringkasan mata kuliah ini banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan paper yangtelah penulis buat di masa yang akan
datang, mengingat kritik dan saran nantinya akan membuat penulis menjadi
lebih baik kedepannya.
Semoga paper yang telah penulis buat dapat dipahami dan berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Demikian yang dapat
disampaikan. Penulis berharap semoga paper ini bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Jimbaran, 3 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I ............................................................................................................... 1

PENDAHULUAN............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

1.3. Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II.............................................................................................................. 3

PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

2.1. Koperasi Modern Akhir Abad ke-18..................................................... 3

2.2. Sejarah Koperasi Awal di Indonesia ..................................................... 4

2.3. Sejarah Koperasi Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ........... 6

2.4. Sejarah Perkembangan Koperasi Syariah di Indonesia........................ 8

2.5. Sejarah Departemen Koperasi dan UMKM di Indonesia ..................... 8

BAB III .......................................................................................................... 12

PENUTUP ..................................................................................................... 12

3.1. Kesimpulan.......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang dimiliki serta
dioperasionalkan oleh sekelompok orang dengan tujuan kepentingan bersama.
Koperasi dioperasionalkan dengan berdasarkan pada sebuah kegiatan yang
dilandaskan pada prinsip Gerakan ekonomi rakyat dengan asas kekeluargaan.
Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang memiliki anggota dan setiap
anggotanya akan mengemban tugas serta tanggungjawab dengan berpatokan
pada prinsip koperasi dan didasarkan pada ekonomi kerakyatan sebagaimana
asas kekeluargaan tersebut tercantum dalam Undang – Undang Nomor 25
Tahun 1002 tentang koperasi. Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang
dengan pesat karena para anggota – anggotanya yang terdiri dari masyarakat
umum telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut. Upaya dari
pendirian koperasi ini memiliki sejarah yang sangat panjang yang bermula dari
pemerintahan Belanda hingga proklamasi kemerdekaan dan sampai saat ini,
karena pengenalan koperasi itu sendiri sudah dikenalkan pada saat
pemerintahan Hindia Belanda.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang
terdapat dalam penulisan paper ini yaitu:
a. Bagaimana sejarah koperasi modern akhir abad ke-18?
b. Bagaimana sejarah koperasi awal di Indonesia?
c. Bagaimana sejarah koperasi setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?
d. Bagaimana sejarah perkembangan koperasi syariah di Indonesia?
e. Bagaimana sejarah departemen koperasi dan UMKM di Indonesia?
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan paper ini yaitu :
a. Untuk dapat mengerti dan memahami sejarah koperasi modern akhir abad
ke-18.
b. Untuk dapat mengerti dan memahami sejarah koperasi awal di Indonesia.

1
c. Untuk dapat mengerti dan memahami sejarah koperasi setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
d. Untuk dapat mengerti dan memahami sejarah perkembangan koperasi
syariah di Indonesia.
e. Untuk dapat mengerti dan memahami sejarah departemen koperasi dan
UMKM di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Koperasi Modern Akhir Abad ke-18


Pada akhir Abad ke-18 akhir atau awal revolusi industri terjadi proses
industrialisasi serta modernisasi perdagangan dan pertanian yang berlangsung
cepat, industri yang awalnya bercorak padat karya menjadi padat modal dan
produksi, sehingga berdampak pada para pekerja dan kalah bersaing dengan
perusahaan industri berskala besar. Akibat terdesak oleh keinginan untuk mencari
alternatif usaha yang dapat membantu meningkatkan pendapatan, organisasi
koperasi dari Rochdale (Inggris) mempelopori organisasi koperasi modern. Prinsip-
prinsip Koperasi Rochdale dijadikan dasar kegiatan oleh berbagai koperasi di dunia,
prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Keanggotaan yang bersifat terbuka (Open memberships and voluntary)
2. Pengawasan secara demokratis (Democratic control)
3. Bunga yang terbatas atas modal (Limited interest of capital)
4. Pembagian SHU yang sesuai dengan jasa anggota (Proportional distribution of
surplus)
5. Penjualan dilakukan sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara tunai
(Tradingin cash)
6. Tidak ada diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama, dan politik (political,
rasial, religious, netrality)
7. Barang-barang yang dijual harus merupakan barang-barang yang asli, tidak
rusak atau palsu (Adulted goods forbiden to sell)
8. Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan (Promotion of
education)
Selanjutnya perkembangan koperasi di Jerman terdapat organisasi koperasi kredit
perkotaan yang dikembangkan oleh Herman Schulze-Delitzsch (1808-1883).
Herman Schulze-Delitzsch menerapkan 3 prinsip untuk mengelola usaha
koperasinya dan prinsip-prinsip ini kini menjadi sendi-sendi dasar koperasi, yaitu:
1. Prinsip menolong diri sendiri (self-help)
2. Prinsip pengurus/mengelola sendiri (self-management)

3
3. Prinsip mengawasi sendiri (self-control)
Sendi-sendi dasar koperasi ini kemudian dikembangkan menjadi prinsip identitas
koperasi (Identity principles) yang menjadi ciri khas koperasi yang
membedakannya dengan organisasi lain. Prinsip ini menyatakan bahwa anggota
koperasi merupakan pemilik sekaligus sebagai pelanggan utama koperasi. Prinsip
identitas koperasi menjadi ciri khusus yang membedakan organisasi koperasi dari
organisasi lainnya.
Pada tahun 1862 di Jerman, Raiffeisen yang sedang mencoba mengelola
organisasi koperasi kredit di Jerman mengembangkan konsep dari Herman Schulze-
Delitzsch. Pokok-pokok pikiran dari konsepsi Raiffeisen, yaitu:
1. Pembentukan koperasi-koperasi kredit kecil yang diorganisasi secara sederhana
atas dasar kelompok-kelompok anggota yang jumlahnya kecil tapi saling
membutuhkan dan hidup di satu atau beberapa desa.
2. Pelaksanaan kegiatan koperasi dilaksanakan oleh tenaga-tenaga kehormatan,
seperti guru atau pegawai negeri yang dipercaya anggotanya.
3. Pembentukan modal sendiri perusahaan koperasi, terutama melalui modal yang
disetor dan pembentukan cadangan dari sisa hasil usaha perusahaan koperasi.
4. Kredit hanya diberikan kepada anggota yang sebagaian besar adalah petani-
petani kecil. Meskipun demikian, deposito dapat diterima namun bukan dari
anggota.
Berdasarkan kajian-kajian historis yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada
dasarnya beberapa hal yang harus dilakukan koperasi, yaitu:
1. Tumbuh dari bawah (rakyat) bukan ditumbuhkan dari atas (pemerintah).
2. Koperasi adalah organisasi independen mengelola usahanya dengan prinsip
swadaya dan manajemen yang demokratis.
3. Anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan koperasi.
4. Anggota harus mendapatkan kepuasan akan pelayanan tertentu.
5. Tugas utama koperasi adalah memuaskan kebutuhan anggotanya.

2.2. Sejarah Koperasi Awal di Indonesia


Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia tidak lepas dari perkembangan
koperasi yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang berkebangsaan Skotlandia
yaitu Robert Owen (1771) dan wafat pada tahun 1858. Setelah koperasi

4
berkembang dan diterapkan di beberapa negera eropa, akhirnya koperasi mulai
masuk dan berkembang di Indonesia.
Koperasi di Indonesia mulai diperkenalkan oleh Patih R. Aria Wiria Atmaja
pada tahun 1896. Munculnya koperasi dilatarbelakangi akibat banyaknya para
pegawai negeri yang tersiksa dan menderita akibat bunga yang terlalu tinggi dari
rentenir yang memberikan pinjaman uang. Patih R. Aria Wiria Atmaja merasa
prihatin melihat penderitaan tersebut dan akhirnya mendirikan Bank yang bernama
Hulp-En Spear Bank (Bank Pertolongan dan Simpanan) untuk para pegawai negeri
dan berdirinya koperasi ini sebagian besar menggunakan modal dari dirinya sendiri.
Beliau mengadopsi sistem serupa dengan yang ada di Jerman yaitu koperasi kredit
dan berniat membantu orang-orang agar tidak berurusan lagi dengan renternir dan
akan memberikan bunga yang tinggi. Hal ini kemudian diteruskan oleh De
Wolffvan Westerrode yang merupakan seorang asisten residen Belanda. Selama
melanjutkan organisasi ini, beliau berkunjung ke Jerman dan menganjurkan untuk
mengubah Bank Pertolongan dan simpanan menjadi Bank Pertolongan, Tabungan
dan Pertanian agar bisa bermanfaat bagi banyak orang, salah satunya petani. Di
samping itu, beliau juga mendirikan lumbung-lumbung desa yang menganjurkan
para petani untuk menyimpan padi saat musim panen dan memberikan pertolongan
pinjaman padi pada musim paceklik serta berusaha menjadikan lumbung-lumbung
itu menjadi Koperasi Kredit Padi.
Akan tetapi, pemerintahan Belanda pada waktu itu berpendirian lain yang
menyebabkan Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak
dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa
baru, bank –bank Desa, rumah gadai dan Centrale Kas. Semua itu adalah badan
usaha Pemerintah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah. Pada zaman Belanda
pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:
1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang
memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi
2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena
pertimbangan politik dan khawatir koperasi akan digunakan oleh kaum politik
untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu

5
Tidak hanya De Wollfvan Westerrode, pada tahun 1908 Budi Utomo juga
memberikan peranan bagi gerakan koperasi guna memperbaiki kehidupan rakyat.
Penyebarluasan semangat koperasi ini terus berlanjut hingga tahun 1927 sekaligus
terbentuklah Serikat Dagang Islam (SDI) yang bertujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi para pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri
Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat
koperasi. Organisasi pergerakan nasional juga turut berperan dalam
mengembangkan semangat nilai koperasi.
Seperti kata pepatah “lepas dari kandang singa masuk ke kandang buaya”
yang dimana setelah Hindia-Belanda menjajah Indonesia, kemudian jepang
berhasil menguasai sebagian besar daerah asia, termasuk Indonesia dan sistem
pemerintahan pun berpindah tangan dari pemerintahan Hindia-Belanda ke
pemerintahan Jepang. Pada masa pemerintahan jepang koperasi mengalami nasib
yang ternyata jauh lebih buruk. Kantor Pusat Jawatan Koperasi diganti oleh
pemerintah Jepang menjadi Syomin Kumiai Cou Jomusyo dan Kantor Daerah
diganti dengan Syomin Kumiai Saodandyo, kemudian hal ini dimanfaatkan Jepang
untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Dengan kata
lain, saat itu koperasi Inndonesia dikatakan mati

2.3. Sejarah Koperasi Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
memiliki kebebasan untuk menentukan kebijakan ekonominya. Tekad para
pemimpin bangsa Indonesia untuk mengubah perekonomian Indonesia yang liberal
kapitalistik menjadi tata perekonomian yang sesuai dengan semangat pasal 33
Undang-Undang Dasar 1945 yang bertujuan untuk menyusun suatu sistem
perekonomian usaha berdasarkan atas azas kekeluargaan. Dr. H. Moh. Hatta
menyatakan bangun usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dalam pasal 33
ayat 1 UUD 1945 adalah koperasi. Koperasi merupakan badan u saha yang sesuai
dengan sistem perekonomian yang akan dikembangkan di Indonesia.
Tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres koperasi se-Jawa pertama
yang bertempat di Tasikmalaya yang memutuskan terbentuknya Sentra Organisasi
Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI). Sehingga, tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai

6
Hari Koperasi serta menganjurkan diselenggarakan pendidikan koperasi dikalangan
pengurus, pegawai, dan masyarakat.
Agar pengembangan koperasi benar-benar sejalan dengan semangat pasal
33 UUD 1945, maka pemerintah melakukan reorganisasi terhadap Jawatan
Koperasi dan Perdagangan menjadi dua Jawatan terpisah. Jawatan Koperasi
mengurus pembinaan dan pengembangan koperasi secara intensif dengan
menyusun program dan strategi yang tepat. Perkembangan koperasi pada saat itu
cukup pesat, karena mendapat dukungan penuh dari masyarakat.
Usaha pengembangan koperasi mengalami pasang surut mengikuti
perkembangan politik di Indonesia. Kongres-kongres koperasi, Musyawarah
Nasional Koperasi, dan lain-lain untuk pengembangan koperasi terus berlangsung.
Tahun 1958, telah lahir UU No. 70 Tahun 1958 tentang koperasi yang pada
dasarnya berisi tentang tata cara pembentukan dan pengelolaan koperasi (seperti
prinsip - prinsip Rochdale). Terbit peraturan-peraturan pemerintah yang
maksudnya mendorong pengembangan koperasi dengan fasilitas-fasilitasnya yang
menarik, dimana pada tahun 1959 mewajibkan pelajar menabung dan berkoperasi.
Perkembangan tersebut tidak berlanjut, karena adanya partai-partai politik yang
memanfaatkan koperasi sebagai alat politik untuk memperluas pengaruhnya,
sehingga merusak citra koperasi dan menyebabkan hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap koperasi sebagai organisasi ekonomi yang memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan mereka.
Untuk mengatasi situasi tersebut. Pemeritah Orde Baru menetapkan UU No.
12 Tahun 1967 untuk rehabilitasi koperasi. Koperasi mulai berkembang lagi, salah
satu programnya adalah pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD) yang merupakan
penyatuan dari beberapa koperasi pertanian kecil di pedesaan dan diintegrasikan
dengan pembangunan di bidang bidang lain. Perkembangan koperasi secara
kuantitas meningkat, tetapi secara kualitatif masih terdapat banyak kelemahan.
Salah satu kelemahan yang menonjol adalah tingginya tingkat ketergantungan
koperasi terhadap fasilitas dan campur tangan Pemerintah. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut UU No. 12 Tahun 1967 disempurnakan lagi dengan UU No. 25
Tahun 1992. Melalui UU No. 25 Tahun 1992 ada beberapa perubahan yang
mendasar pada pengertian koperasi dan berbagai aspek teknis pengelolaannya,

7
mengedepankan organisasi koperasi sebagai organisasi yang diberikan keleluasaan
dalam kegiatan ekonomi atau bisnis.

2.4. Sejarah Perkembangan Koperasi Syariah di Indonesia


Perkembangan koperasi syariah di Indonesia diawali oleh pendirian
beberapa Baitul Maal Wattanwil (BMT) yang pertama kali terbangun yaitu BMT
Bina Insan Kamil Jakarta pada tahun 1992. BMT memiliki basis kegiatan ekonomi
rakyat dengan falsafah anggota, oleh anggota, dan untuk an ggota. Berdasrkan UU
No. 25 Tahun 1992 BMT berhak menggunakan badan hukum koperasi, maka BMT
resmi menjadi koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam konvensional, yang
hanya membedakan adalah koperasi syariah mengharamkan bunga dan mengusung
etika moral dengan melihat kaidah halal dan haram dalam melakukan usahanya.
Pada tahun 2016 dibentuk Koperasi Simpan Pinjam Syariah atau Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS) serta Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia sesuai dengan konsep Islam,
karena angka kemiskinan yang meningkat pada tahun 2016. Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS) ini memiliki petunjuk pelaksanaan kegiatan pada
Keputusan Menteri Koperasi RI No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004.

2.5. Sejarah Departemen Koperasi dan UMKM di Indonesia


Perkembangan Departemen Koperasi dan UMKM di Indonesia memiliki
perjalanan yang sangat panjang terlihat dari kronologis Lembaga yang menangani
pembinaan koperasi dan UMKM di Indonesia dari setelah proklamasi kemerdekaan
hingga saat ini sudah ditetapkannya departemen koperasi dan UMKM. Adapun
kronologis Lembaga yang menangani pembinaan koperasi dan UMKM di
Indonesia yaitu berlangsung dari tahun 1945 – 2001 dengan rincian sebagai berikut:
• Tahun 1945: Koperasi masuk dalam tugas Jawatan Koperasi serta
Perdagangan Dalam Negeri dibawah Kementrian Kemakmuran.
• Tahun 1958: Jawatan Koperasi menjadi bagian dari Kementrian
Kemakmuran.
• Tahun 1960: Perkoperasian dikelola oleh Menteri Transmigrasi Komerasi
dan Pembangunan Masyarakat Desa (TRANSKOPEMADA), di bawah
pimpinan seorang Menteri yang dijabat oleh Achmadi.

8
• Tahun 1966: Dalam tahun 1966, Departemen Koperasi Kembali berdiri
sendiri dan dipimpin oleh Pang Suparto. Pada tahun yang sama Departemen
Koperasi dirubah menjadi Kementrian Perdagangan dan Koperasi di bawah
pimpinan Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, sedangkan Direktur Jenderal
Koperasi dijabat oleh Ir. Ibnoe Soedjono
• Tahun 1967: Diberlakukannya Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1967
tentang Pokok – Pokok Perkoperasian tanggal 18 Desember 1967. Koperasi
masuk dalam jajaran Departemen Dalam Negeri dengan status Direktorat
Jenderal. Mendagri dijabat oleh Basuki Rachmad dan menjabat sebagai
Dirjen Koperasi adalah Ir. Ibnoe Soedjono.
• Tahun 1991: Melalui Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 1991, tanggal 10
September 1991 terjadi perubahan susunan organisasi Departemen Koperasi
yang disesuaikan keadaan dan kebutuhan.
• Tahun 1992: Diberlakukannya Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian, selanjutnya mencabut dan tidak berlakunya lagi
Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok - Pokok
Perkoperasian.
• Tahun 1998: Dengan terbentuknya Kabinet Pembangunan VII berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 1998, tanggal 14
Maret 1998 dan Keppres Nomor 102 Tahun 1998 telah terjadi
penyempurnaan nama Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil
menjadi Departemen Koperasi dan Pengusaha Kecil, hal ini merupakan
penyempurnaan yang kritis dan strategis karena kesiapan untuk
melaksanakan reformasi ekonomi dan keuangan dalam mengatasi masa kritis
saat itu serta menyiapkan landasan yang kokoh, kuat bagi Koperasi dan
Pengusaha Kecil dalam memasuki persaingan era globalisasi yang penuh
tantangan.
• Tahun 1999: Melalui Keppres Nomor 134 Tahun 1999 tanggal 10 November
1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi., Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Menteri Negara, maka Departemen Koperasi dan Pengusaha Kecil
diubah menjadi Menteri Negara Koperasi dan Pengusahan Kecil dan
Menengah.

9
• Tahun 2000:
Pada Tahun 2000 dikeluarkan beberaoa keputusan presiden yakni antara lain:
1. Berdasarkan Keppres Nomor 51 Tahun 2000 tanggal 7 April 2000, maka
ditetapkan Badan Pengembangan Sumber Daya Koperasi dan Pengusaha
Kecil Menengah.
2. Melalui Keppres Nomor 166 Tahun 2000 tanggal 23 November 2000
tentang kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen. maka dibentuk Badan
Pengembangan Sumber Daya Koperasi dan Pegusaha Kecil dan Menengah
(BPS-KPKM).
3. Berdasarkan Keppres Nomor 163 Tahun 2000 tanggal 23 November 2000
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Menteri Negara, maka Menteri Negara Koperasi dan PKM
diubah menjadi Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah.
4. Melalui Keppres Nomor 175 Tahun 2000 tanggal 15 Desember 2000
tentang Susunan Organisasi dan Tugas Menteri Negara, maka Menteri
Negara Urusan Koperasi dan UKM diubah menjadi Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
• Tahun 2001:
Pada Tahun 2001 dikeluarkan beberapa keputusan presiden yakni antara lain:
1. Melalui Keppres Nomor 101 Tahun 2001 tanggal 13 September 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Menteri Negara, maka dikukuhkan kembali Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
2. Berdasarkan Keppres Nomor 103 Tahun 2001 tanggal 13 September 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Non Pemerintah, maka Badan Pengembangan
Sumber Daya Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah dibubarkan.
3. Melalui Keppres Nomor 108 Tahun 2001 tanggal 10 Oktober 2001 tentang
Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Menteri Negara, maka Menteri Negara

10
Koperasi dan UKM ditetapkan membawahi Setmeneg, Tujuh Deputi, dan
Lima Staf Ahli. Susunan ini berlaku hingga tahun 2004 sekarang ini

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Indonesia telah mengembangkan organisasi koperasi dengan sangat pesat
karena masyarakat Indonesia mengetahui manfaat dari adanya koperasi bagi para
anggotanya. Upaya pendirian koperasi di Indonesia memiliki perjalanan sejarah
yang panjang, berawal dari masa penjajahan Belanda terdapat Hulp-En Spear Bank
(Bank Pertolongan dan Simpanan) yang didirikan oleh Patih R. Aria Wiria Atmaja
akibat adanya bunga yang terlalu tinggi, hingga saat ini sudah tersebar berbagai
organisasi koperasi dengan berbagai jenis sektor di seluruh pelosok Indonesia yang
dioperasionalkan berdasarkan pada kegiatan yang dilandaskan prinsip gerakan
ekonomi rakyat dengan asas kekeluargaan, serta terdapat juga Undang-Undang
yang mengatur jalannya koperasi di Indonesia. Perkembangan koperasi syariah di
Indonesia diawali oleh pendirian beberapa Baitul Maal Wattanwil (BMT) yang
pertama kali terbangun yaitu BMT Bina Insan Kamil Jakarta pada tahun 1992. BMT
memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah anggota, oleh anggota, dan
untuk anggota. Berdasrkan UU No. 25 Tahun 1992 BMT berhak menggunakan
badan hukum koperasi,, maka BMT resmi menjadi koperasi simpan pinjam atau
unit simpan pinjam konvensional, yang hanya membedakan adalah koperasi syariah
mengharamkan bunga dan mengusung etika moral dengan melihat kaidah halal dan
haram dalam melakukan usahanya, Perkembangan Departemen Koperasi dan
UMKM di Indonesia memiliki perjalanan yang sangat panjang terlihat dari
kronologis Lembaga yang menangani pembinaan koperasi dan UMKM di
Indonesia dari setelah proklamasi kemerdekaan hingga saat ini sudah ditetapkannya
departemen koperasi dan UMKM

12
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, B. A., & Permana, E. (2017). Manajemen Koperasi dan Usaha Micro
Kecil dan Menengah. Kediri: Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara
PGRI Kediri.
Prof. Dr. Tiktik Sartika Partomo, M. (2009). Ekonomi Koperasi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Diskopukm. (2020, Juli). Retrieved from Sejarah dan Latar Belakang Koperasi:
https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/536/sejarah-dan-latar-belakang
Kompascom. (2021, April). Retrieved from Sejarah Koperasi Indonesia:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/23/150310079/sejarah-
koperasi-indonesia?page=all
Sipelanduk. (2021, Desember). Retrieved from Pengertian Koperasi, Sejarah,
Fungsi, Tujuan
https://sipelandukhutan.bangkaselatankab.go.id/unitkoperasi/detailinforma
si/2-pengertian-koperasi-sejarah-fungsi-tujuan-prinsip-dan-jenisnya

13

Anda mungkin juga menyukai