Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SEJARAH BERDIRINYA KOPERASI DI DUNIA & DI INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Koperasi & UKM

Dosen Pengampu : Panji Galih Kusumo Adie

Ditulis Oleh
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI MANAJEMEN/SUMBER DAYA MANUSIA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGGERANG SELATAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya, penulis masih di beri kesehatan dan kesempatan untuk dapat

menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah Berdirinya Koperasi di

Dunia dan di Indonesia” ini.

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Panji

Galih Kusumo Adie selaku dosen dalam mata kuliah Koperasi dan UKM. Sehingga

penulis memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama penulis membuat

dan menyelesaikan makalah ini. Dengan begitu, ilmu yang telah penulis peroleh tidak

akan sia-sia.

Penulis selaku penyusun makalah ini sangat berterimakasih juga kepada Bapak

Panji Galih Kusumo Adie selaku dosen dalam mata kuliah Koperasi dan UKM yang

telah memberikan pejelasan dan dorongan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami beberapa hambatan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan kedepannya.

Jakarta, 12 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................2
1.4 Manfaat ..........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................4
2.1 Pengertian Koperasi .................................................................................................4
2.2 Sejarah Koperasi Dunia ............................................................................................5
2.2.1 Perkembangan Koperasi di Eropa .....................................................................5
2.3 Sejarah Koperasi di Indonesia ................................................................................10
2.3.1 Masa sebelum kemerdekaan ...............................................................................11
2.3.2 Perkembangan koperasi setelah kemerdekaan (1945-1949) ................................14
2.3.3 Perkembangan koperasi dalam sistem ekonomi terpimpin (1950-1965) .............14
2.3.4 Perkembangan Koperasi Orde Baru .....................................................................15
2.3.5 Perkembangan Koperasi Pada Masa Era Reformasi ..............................................16
2.4 Jenis – Jenis Koperasi .............................................................................................17
2.5 Tujuan Koperasi ......................................................................................................18
2.6 Fungsi Koperasi ......................................................................................................19
2.7 Prinsip Koperasi ......................................................................................................20
BAB III.....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................23
3.2 Saran..........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi adalah perkumpulan dari orang-orang yang bersatu secara sukarela

untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social, dan budaya bersama melalui

badan usaha yang dimiliki bersama yang dikendalikan secara demokratis. Koperasi

merupakan sebuah orgaisasi kerjasama antar anggota yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya. Pada awalnya koperasi terbentuk

karena adanya ketidakadilan dalam pelaksanaan sistem ekonomi. Sudah menjadi

pengetahuan umum bagi rakyat Indonesia maupun dunia bahwa koperasi sudah

menjadi ciri dan karakteristik perekonomian. Kemajuan teknologi pada pertengahan

abad ke-18 semakin pesat dan merubah wajah ekonomi yang baru. Tatanan dunia

ekonomi menjadi terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal

dimana mereka memanfaatkan penemuan terbaru tersebut sebaik-baiknya untuk

memperkaya dirinya dan memperkuat kedudukan ekonominya. Hasrat serakah ini

melahirkan persaingan bebas yang tidak terkendali. Sistem ekonomi kapitalis

memberikan keuntungan sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan

kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah karena gaji yang ditetapkan para

pengusaha tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

1
Akibat dari hal tersebut, beberapa orang yang penghidupannya sederhana

dengan kemampuan ekonominya terbatas, terdorong untuk mempersatukan diri dan

menolong dirinya sendiri serta manusia lain dengan cara mendirikan koperasi. Awalnya

keberadaan koperasi hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok para anggotanya,

sehingga hanya ada koperasi konsumsi. Namun seiring berjalannya waktu koperasi

berkembang dan beralih fungsi yang bermacam-macam antara lain sebagai tolak ukur

kegiatan usaha, sebagai bentuk usaha baru, sebagai alternatif kegiatan usaha.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan

masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah berdirinya koperasi di Dunia?

2. Bagaimana sejarah berdirinya koperasi di Indonesia?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya koperasi di Dunia.

2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya koperasi di Indonesia.

2
1.4 Manfaat

1. Manfaat untuk mahasiswa sebagai panduan atau tunjangan dalam mata kuliah

koperasi dan UKM

2. Manfaat untuk Masyarakat Untuk mengetahui tentang sejarah koperasi di

Dunia dan di Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koperasi

Secara etimologi, koperasi berasal dari kata "co-operation” yang berarti

kerjasama. Co berarti bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha. Jadi kata

cooperation dapat diartikan bekerja bersama-sama atau usaha bersama untuk

kepentingan bersama.

Pengertian koperasi adalah suatu badan hukum yang dibentuk atas asas

kekeluargaan dimana tujuannya untuk mensejahterakan para anggotanya. Koperasi

bisa dipahami sebagai perkumpulan orang secara sukarela untuk memperjuangkan

peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan

usaha yang beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas

kekeluargaan. Sementara itu, menurut bapak proklamator kita, Mohammad Hatta,

yang sekaligus menjadi bapak Koperasi, koperasi adalah suatu jenis badan usaha

bersama yang menggunakan asas kekeluargaan dan gotong royong.

4
2.2 Sejarah Koperasi Dunia

Koperasi pertama di dunia terdapat di Chatam and Woolwich, Scotlandia yang

didirikan oleh kaum buruh bengkel kapal pada abad ke-18. Koperasi tersebut

didirikan sebagai usaha untuk menyelenggarakan suatu pabrik tepung bersama-

sama agar dapat menjamin kesinambungan mendapatkan persediaan barang

makanan yang murah.

Koperasi merupakan kegiatan usaha yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Ide yang mendasari kegiatan koperasi ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1759

dalam pamflet di Inggris oleh Pieter Corneliszoon Plockboy yang berjudul Self

Supporting Colony dan oleh John Beller yang berjudul Society of Friends. Pamflet-

pamflet tersebut berisi anjuran dan ajakan untuk menyatukan konsumen dan petani

dalam satu perkumpulan dengan rasa sukarela, berasaskan demokrasi, serta dengan

persamaan derajat, self-help, dan mutual aid dengan tujuan utama waktu itu untuk

meniadakan tengkulak.

2.2.1 Perkembangan Koperasi di Eropa

Petama kali koperasi muncul di eropa pada awal abad ke-19. Ada dua alasan

yang mendasari pengaruh sosialisme yang terdapat di Eropa itu muncul dengan

alasan sebagai berikut :

5
1. Terdapatnya kesamaan motif antara gerakan koperasi dengan gerakan sosialis.

2. Sebagai suatu bentuk organisasi ekonomi yang berbeda dengan bentuk struktur

organisasi ekonomi kapitalis. Perkembangan koperasi di eropa: Inggris, Perancis,

Jerman, Denmark, dan Swedia.

1. Inggris

Penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di berbagai negara di Eropa pada awal

abad ke -19 dialami pula oleh para pendiri koperasi konsumsi di Rochdale, Inggris,

pada tahun 1844. Pada mulanya Koperasi Rochdale memang hanya bergerak dalam

usaha kebutuhan konsumsi. Tapi kemudian mereka mulai mengembangkan sayapnya

dengan melakukan usaha-usaha produktif. Dengan berpegangan pada asas-asas

Rochdale, para pelopor Koperasi Rochdale mengembangkan toko kecil mereka itu

menjadi usaha yang mampu mendirikan pabrik, menyediakan perumahan bagi para

anggotanya, serta menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan

anggota dan pengurus koperasi. Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun

1852 telah berdiri sekitar 100 Koperasi Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi

Rochdale, Koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para konsumen. Dalam

rangka lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862, Koperasi-koperasi

konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi Pembelian dengan nama

The Cooperative Whole-sale Society, disingkat C. W. S. Pada tahun 1945, C. W. S.

telah memiliki sekitar 200 buah pabrik dan tempat usaha dengan 9.000 pekerja,

6
yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000 poundsterling. Sedangkan pada

tahun 1950, jumlah anggota Koperasi di seluruh wilayah Inggris telah berjumlah lebih

dari 11.000.000 orang dari sekitar 50.000.000 orang penduduk Inggris.

2. Perancis

Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskinan dan

penderitaan bagi rakyat Perancis. Berkat dorongan pelopor-pelopor mereka seperti

Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya

perbaikan nasib rakyat, para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun

Koperasi-koperasi yang bergerak dibidang produksi. Dewasa ini di Perancis terdapat

gabungan Koperasi konsumsi nasional Perancis (Federation Nationale Dess

Cooperative de Consommation), dengan jumlah koperasi yang tergabung sebanyak 476

buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang di miliki

berjumlah 9.900 buah dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc/tahun.

3. Jerman

Sekitar tahun 1848, saat inggris dan perancis telah mencapai kemajuan, muncul

seorang pelopor yang bernama F.W.Raiffeisen, walikota di Flammersfield ia

menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam perkumpulan simpan pinjam.

Setelah melalui beberapa rintangan, akhirnya Raiffesien dapat mendirikan Koperasi

dengan pedoman kerja sebagai berikut :

1. Anggota Koperasi wajib menyimpan sejumlah uang.

7
2. Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman dengan membayar bunga.

3. Usaha Koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar tercapai

kerjasama yang erat.

4. Pengurusan Koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih tanpa

mendapatkan upah.

5. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membantu kesejahteraan

masyarakat.

Pelopor Koperasi lainnya dari Jerman ialah seorang hakim bernama H. Schulze

yang berasal dari kota Delitzcsh. Pada tahun 1849 ia mempelopori pendirian Koperasi

simpan-pinjam yang bergerak di daerah perkotaan. Pedoman kerja Koperasi simpan -

pinjam Schulze adalah :

1. Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi dikumpulkan dari anggota.

2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.

3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.

4. Pinjaman bersifat jangka pendek.

5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman dibagikan kepada anggota.

8
4. Denmark

Jumlah anggota Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari seluruh penduduk.

Denmark. Hampir sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia antara 18 s/d

30 tahun balajar di perguruan tinggi. Dalam perkembangannya, tidak hanya hasil-hasil

pertanian yang didistribusikan melalui Koperasi, melainkan meliputi pula barang-

barang kebutuhan sector pertanian itu sendiri. Selain itu, di Denmark juga berkembang

Koperasi konsumsi. Koperasi-koperasi konsumsi ini kebanyak didirikan oleh serikat-

serikat pekerja di daerah perkotaan.

5. Swedia

Salah seorang pelopor Koperasi yang cukup terkemuka dari Swedia bernama Albin

Johansen. Salah satu tindakannya yang cukup spektakuler adalah menasionalisasikan

perusahaan penyaringan minyak bumi yang menurut pendapatnya, dapat dikelola

dengan cara yang tidak kalah efisiennya oleh Koperasi. Pada tahun 1911 gerakan

Koperasi di Swedia berhasil mengalahkan kekuatan perusahaan besar. Pada tahun 1926

Koperasi berhasil menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu yang dimilikki

perusahan swasta. Pada akhir tahun 1949, jumlah Koperasi di Swedia tercatat sebanyak

674 buah dengan sekitar 7.500 cabang dan jumlah anggota hampir satu juta keluarga.

Rahasia keberhasilan Koperasi-koperasi Swedia adalah berkat program pendidikan

yang disusun secara teratur dan pendidikan orang dewasa di Sekolah Tinggi Rakyat

(Folk High School), serta lingkaran studi dalam pendidikan luar sekolah.

9
Koperasi Pusat Penjualan Swedia (Cooperative Forbundet), mensponsori program-

program pendidikan yang meliputi 400 jenis kursus teknis yang diberikan kepada

karyawan dan pengurus Koperasi.

2.3 Sejarah Koperasi di Indonesia

Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok diterapkan di Indonesia.

Karena sifat masyarakatnya yang kekeluargaan dan kegotongroyongan, sifat inilah

yang sesuai dengan asas koperasi saat ini. Sejak lama bangsa Indonesia telah mengenal

kekeluargaan dan kegotongroyongan yang dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa

Indonesia.

Kemajuan industri di Eropa akhirnya meluas ke negara-negara lain, termasuk

Indonesia. Bangsa Eropa mulai mengembangkan sayap untuk memasarkan hasil

industri sekaligus mencari bahan mentah untuk industri mereka. Pada permulaannya

kedatangan mereka murni untuk berdagang. Nafsu serakah kaum kapitalis ini akhirnya

berubah menjadi bentuk penjajahan yang memelaratkan masyarakat. Bangsa

Indonesia, misalnya dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad dan setelah itu dijajah Jepang

selama 3,5 tahun. Selama penjajahan, bangsa Indonesia berada dalam kemelaratan dan

kesengsaraan. Penjajah melakukan penindasan terhadap rakyat dan mengeruk hasil

yang sebanyak-banyaknya dari kekayaan alam Indonesia. Penjajahan menjadikan

perekonomian Indonesia terbelakang. Masyarakat diperbodoh sehingga dengan mudah

menjadi mangsa penipuan dan pemerasan kaum lintah darat, tengkulak, dan tukang

ijon. Koperasi memang lahir dari penderitaan sebagai mana terjadi di Eropa

10
pertengahan abad ke-18. Di Indonesia pun koperasi ini lahir sebagai usaha

memperbaiki ekonomi masyarakat yang ditindas oleh penjajah pada masa itu.

2.3.1 Masa sebelum kemerdekaan

Masa penjajahan di berlakukan “culturstelsel” yang mengakibatkan penderitaan

bagi rakyat, terutama para petani dan golongan bawah. Peristiwa tersebut menimbulkan

gagasan dari seorang Patih Purwokerto: Raden Ario Wiriaatmadja (1895) seorang

pamor praja di Puworkerto untuk mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri

dan orang kecil dalam membantu mengatasi kemelaratan rakyat. Didirikannya juga

rumah-rumah gadai, lumbang desa, dan bank-bank desa.

Beliau pun juga mengusulkan atas perubahan jenis badan usaha tersebut, dari

Bank menjadi Koperasi, dan usul untuk mendirikan lumbung untuk tiap desa supaya

para petani dapat menyimpan hasil panen pada musim panen dan memberikan

pinjaman pada saat musim paceklik. Beliau berusaha menjadikan para lumbung itu

menjadi “Koperasi Kredit Padi” akan tetapi Pemerintahan Belanda tetap berpendirian

lain, melainkan membentuk lumbung desa yang baru, bank-bank desa, rumah gadai

dan “Centale Kas” yang sekarang berubah nama menjadi “Bank Rakyat Indonesia

(BRI)”.

11
Adapun alasan pembentukan koperasi belum bisa di laksanakan pada zaman

Pemerintahan Belanda dikarenakan :

1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang

memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.

2. Belum ada undang-undang yang mengatur kehidupan koperasi.

3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena

pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan kaum politik untuk

tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.

Mengantisipasi perkembangan koperasi yang sudah mulai menyebar ke

masyarakat, maka Pemerintah Hindia belanda mengeluarkan peraturan perundangan

tentang perkoperasian, dengan tahap sebagai berikut :

a) Pertama kali pada tahun 1915 diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No.

43,Pada tahun 1927 diterbitkan peraturan kembali yang mengatur Perkumpulan

Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra No. 91, peraturan ini

diberlakukan bagi golongan Bumiputra.

b) Pada tahun 1933 ditetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-Perkumpulan

Koperasi No. 21, peraturan ini diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada

tatanan hukum Barat.

12
Pada tahun 1908 lahir perkumpulan “Budi Utomo” didirikan oleh Raden

Soetomo yang dalam programnya memanfaatkan sektor perkoprasian untuk

mensejahterakan rakyat miskin, di mulai dengan koperasi industri kecil dan kerajinan.

Ketetapan kongres Budi Utomo di Yogyakarta adalah antara lain: memperbaiki dan

meningkatkan kecerdasan rakyat melalui pendidikan, serta mewujudkan dan

mengembangkan gerakan berkoperasi. Telah didirikan: “ Toko Adil “ sebagai langkah

pertama pembentukan koperasi konsumsi.

Pada Tahun 1915 lahir UU Koperasi yang pertama: “Verordening Op De

Cooperative Vereenigining” dengan Koninklijk Besluit, 7 April 1912 stbl 431 yang

bunyinya sama dengan UU bagi rakyat Indonesia, anggaran dasar koperasi tersebut

harus dalam Bahasa Belanda dan dibuat di hadapan notaris.

Pada tahun 1927 dibuat kembali peraturan “Regeling Inlandschhe Cooperatieve”

dan dibentuknya Serikat Dagang Islam dengan tujuan untuk memperjuangkan

kedudukan ekonomi pengusaha-pengusaha pribumi. Pada tahun 1929 didirikan Partai

Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Pada

tahun 1933 dikeluarkan UU yang menyerupai UU No. 431 sehingga mematikan usaha

koperasi untuk yang kedua kalinya.

Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia, kemudian Jepang mendirikan koperasi

“Kumiyai”. Awalnya koperasi yang didirikan ini jalan sesuai rencana, namun di

kemudian hari adanya perubahan drastis mengenai fungsi koperasi itu didirikan, yakni

13
menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan dan menyengsarakan rakyat

Indonesia.

2.3.2 Perkembangan koperasi setelah kemerdekaan (1945-1949)

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di

Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini

kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia serta menganjurkan

diselenggarakan pendidikan koperasi di kalangan pengurus, pegawai dan masyarakat.

Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950 program

Pemerintah semakin nyata keinginannya untuk mengembangkan perkoperasian.

Kabinet Mohammad Natsir menjelaskan di muka Dewan Perwakilan Rakyat yang

berkaitan dengan program perekonomian antara lain “Menggiatkan pembangunan

organisasi-organisasi rakyat, istimewa koperasi dengan cara pendidikan, penerangan,

pemberian kredit yang lebih banyak dan lebih mudah, satu dan lain seimbang dengan

kemampuan keuangan Negara”.

2.3.3 Perkembangan koperasi dalam sistem ekonomi terpimpin (1950-1965)

Dampak Dekrit Presiden dan Manipol terhadap Undang-Undang No. 79 Tahun

1958 tentang Perkumpulan Koperasi adalah undang-undang yang belum berumur

panjang itu telah kehilangan dasar dan tidak sesuai lagi dengan jiwa dan semangat

UUD 1945 dan Manipol. Karenanya untuk mengatasi keadaan itu maka di samping

Undang-Undang No. 79 Tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi dikeluarkan pula

14
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi.

Dalam tahun 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140 tentang

penyaluran bahan pokok dan penugasan Koperasi untuk melaksanakannya. Dengan

peraturan ini maka mulai ditumbuhkan koperasikoperasi konsumsi. Ketetapan MPRS

No.II/MPRS/1960 menetapkan bahwa sektor perekonomian akan diatur dengan dua

sektor yakni sektor Negara dan sektor koperasi, dimana sector swasta hanya ditugaskan

untuk membantu.

2.3.4 Perkembangan Koperasi Orde Baru

Untuk mengatasi kelemahan organisasi dan memajukan manajemen koperasi

maka sejak tahun1972 dikembangkan penggabungan koperasi-koperasi kecil menjadi

koperasi-koperasi yang besar. Daerah-daerah di pedesaan dibagi dalam wilayah-

wilayah Unit Desa (WILUD) dan koperasi-koperasi yang ada dalam wilayah unit desa

tersebut digabungkan menjadi organisasi yang besar dan dinamakan Badan Usaha Unit

Desa (BUUD). Pada akhirnya koperasi-koperasi desa yang bergabung itu dibubarkan,

selanjutnya BUUD menjelma menjadi KUD (Koperasi Unit Desa). Ketentuan-

ketentuan yang mengatur tentang Wilayah Unit Desa, BUUD/KUD dituangkan dalam

Instruksi Presiden No.4/1973 yang selanjutnya diperbaharui menjadi Instruksi Presiden

No.2/1978 dan kemudian disempurnakan menjadi Instruksi Presiden No.4/1984.

15
Dalam kenyataannya meskipun arus sumber-sumber daya pembangunan yang

dicurahkan untuk mengatasi kemiskinan, khususnya di daerah-daerah pedesaan, belum

pernah sebesar seperti dalam era pembangunan selama ini, namun kita sadari

sepenuhnya bahwa gejala kemiskinan dalam bentuk yang lama maupun yang baru

masih dirasakan sebagai masalah mendasar dalam pembangunan nasional. Keadaan

yang telah berlangsung lama tersebut membuat masyarakat yang tergolong miskin dan

lemah ekonominya belum pernah mampu untuk ikut memanfaatkan secara optimal

berbagai sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia

2.3.5 Perkembangan Koperasi Pada Masa Era Reformasi

Dalam era reformasi pemberdayaan ekonomi rakyat kembali diupayakan

melalui pemberian kesempatan yang lebih besar bagi usaha kecil dan koperasi. Untuk

tujuan tersebut seperti sudah ditetapkan melalui GBHN Tahun 1999.

Pesan yang tersirat di dalam GBHN Tahun 1999 tersebut bahwa tugas dan misi

koperasi dalam era reformasi sekarang ini, yakni koperasi harus mampu berfungsi

sebagai sarana pendukung pengembangan usaha kecil, sarana pengembangan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta sebagai sarana untuk pemecahan

ketidakselarasan di dalam masyarakat sebagai akibat dari ketidakmerataan pembagian

pendapatan yang mungkin terjadi.

Untuk mengetahui peran yang dapat diharapkan dari koperasi dalam rangka

penyembuhan perekonomian nasional kiranya perlu diperhatikan bahwa disatu sisi

koperasi telah diakui sebagai lembaga solusi dalam rangka menangkal kesenjangan

16
serta mewujudkan pemerataan, tetapi di sisi lain kebijaksanaan makro ekonomi belum

sepenuhnya disesuaikan dengan perubahan-perubahan perekonomian dunia yang

mengarah pada pasar bebas.

2.4 Jenis – Jenis Koperasi

1. Koperasi primer

Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh orang-seorang serta

beranggotakan lebih dari 20 orang.

2. Koperasi sekunder

Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh koperasi yang beranggotakan

koperasi juga. Berdasarkan jenis usaha yang dijalankan, koperasi terbagi menjadi

empat jenis, yaitu:

1. Koperasi Produsen

Koperasi produsen adalah koperasi yang menyediakan sarana kepada produsen

untuk melakukan produksi. Produk berasal dari anggota dan ditawar dengan harga

relatif lebih tinggi untuk kemudian dijual kepada anggota dan non-anggota.

2. Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen adalah koperasi yang menyediakan kegiatan usaha berupa

barang untuk kebutuhan anggota dan non-anggota.

3. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang menyediakan jasa (kecuali simpan pinjam)

untuk kebutuhan anggota dan non-anggota.

17
4. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang melayani anggota dan non-

anggota dengan melakukan jasa simpan-pinjam sebagai satu-satunya kegiatan usaha

lembaga.

2.5 Tujuan Koperasi

1. Meningkatkan kehidupan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di sekitarnya.

2. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di

sekitarnya.

3. Membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat yang adil

dan makmur

4. Menjadi sokoguru dalam perekonomian nasional.

5. Membantu produsen dengan memberikan penawaran harga yang relatif lebih tinggi.

6. Membantu konsumen dengan memberikan penawaran harga yang relatif lebih

terjangkau.

7. Memberikan bantuan peminjaman modal kepada unit-unit usaha skala mikro dan

kecil.

18
2.6 Fungsi Koperasi

1. Membangun dan Mengembangkan

Fungsi pertama dari koperasi, yaitu membangun sekaligus mengembangkan

potensi dan kemampuan anggotanya secara khususnya dan masyarakat secara umum.

Demikian juga, untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat.

2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)

Fungsi kedua dari koperasi, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan

masyarakat secara aktif. Kualitas SDM yang semakin meningkat akan memberikan

manfaat bagi perekonomian.

3. Memperkuat Ketahanan Ekonomi Kerakyatan

Fungsi ketiga dari koperasi, yaitu memperkuat ketahanan ekonomi kerakyatan.

Fungsi ini bisa dikatakan sebagai pondasi kekuatan dan ketahanan perekonomian

nasional dengan menjadikan koperasi sebagai sokogurunya.

4. Mewujudkan dan Mengembangkan Perekonomian Nasional

Fungsi keempat dari koperasi, yaitu mewujudkan dan mengembangkan

perekonomian nasional dengan menggunakan asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi.

19
2.7 Prinsip Koperasi

1. Keanggotaan tidak dipaksa

Prinsip suka rela mengandung makna bahwa untuk menjadi anggota koperasi harus

didasari atas kesadaran tanpa adanya unsur paksaan. Sementara itu prinsip terbuka

mengandung makna bahwa setiap warga negara Indonesia yang memenuhi

persyaratan berhak menjadi anggota koperasi selama mereka memiliki kepentingan

ekonomi yang sama.

2. Dalam pengelolaannya, koperasi harus bersifat demokratis.

Prinsip ini mengandung makna bahwa pengelolaan koperasi harus didasarkan

atas kehendak anggota yang ditetapkan melalui rapat anggota, kemudian dilakukan

oleh anggota melalui pengurus dan ditujukan untuk kepentingan (kesejahteraan)

anggota.

1. Pembagian hasil usaha diberikan secara adil.

Pembagian hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Koperasi harus menjunjung

tinggi prinsip keadilan. Anggota yang banyak berjasa kepada koperasi

harus mendapatkan banyak bagian SHU, atau sebaliknya. Jasa anggota ini

bisa diperhitungkan dari besarnya partisipasi anggota baik dalam

pemupukan modal, maupun dalam pemanfaatan layanan usaha koperasi.

20
2. Pemberian balas jasa terhadap pemberi modal sesuai dengan jumlah modal

yang diberikan.

Di dalam koperasi ada pembatasan jasa atas simpanan anggota maupun

piutang koperasi pada anggota. Tolok ukur sebagai pedoman pembatasan

jasa tersebut adalah suku bunga bank umum yang berlaku.

3. Mengutamakan kemandirian.

Koperasi harus mampu hidup mandiri, baik dalam hal permodalan,

maupun dalam hal pengelolaan koperasi dan usahanya. Dengan demikian,

keberadaan koperasi benar-benar diakui dan diperhitungkan oleh dunia

bisnis pada umumnya.

Kelangsungan hidup koperasi harus tidak bergantung pada pihak lain

dan bahkan koperasi harus mampu menentukan kelangsungan hidupnya.

Segala keputusan tidak boleh diintervensi oleh pihak manapun. Kekuasaan

tertinggi dalam koperasi adalah anggota.

4. Pendidikan perkoperasian.

Koperasi harus mampu memberikan layanan materiil maupun non-

materiil kepada anggota (masyarakat). Layanan non-materiil ini

diwujudkan dalam bentuk kegiatan pendidikan, terutama yang menyangkut

pendidikan perkoperasiaan, disamping pendidikan umum dan moral.

Pendidikan perkoperasian menjadi prinsip yang harus dilaksanakan oleh

koperasi. Tidak ada koperasi bisa berkembang/maju tanpa melaksanakan

pendidikan. Bila koperasi menyelenggarakan pendidikan koperasi kepada

21
anggotanya, anggota tersebut akan cerdas, kritis dalam memberikan

masukan bagi kemajuan koperasi itu sendiri.

5. Kerjasama/Kemitraan.

Pembentukan jaringan kerjasama antar koperasi merupakan salah satu

cara untuk memperkokoh kedudukan koperasi dalam menghadapi

persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi yang penuh dengan

kebebasan pasar. Tidak ada koperasi yang maju dan berkembang bila tidak

bekerjasama/bermitra dengan koperasi lain. Anggota harus berbelanja ke

toko milik koperasi karena keuntungan toko akan dikembalikan kepada

anggota dalam bentuk SHU.

22
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengertian koperasi adalah suatu badan hukum yang dibentuk atas asas

kekeluargaan dimana tujuannya untuk mensejahterakan para anggotanya.

Koperasi bisa dipahami sebagai perkumpulan orang secara sukarela untuk

memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Lahirnya koperasi

pertama dikenal dengan Koperasi Rochdale diambil dari nama kota di bagian utara

inggris dan digagas Charles Howard pada tanggal 24 Oktober 1844, Sekarang hari

lahirnya koperasi ini sering diperingati sebagai “Gerakan Koperasi Modern”.

Sistem Ekonomi di inggris pada masa itu lebih mengagas sistem kapitalisme di

mana persaingan pasar bebas tapi hanya berpihak pada pemilik modal sehingga

mengakibatkan kemiskinan dan kesenjangan sosial yang lebar. Sejarah

perkembangan koperasi Indonesia secara garis besar dapat dibagi dalam “ dua

masa ”, yaitu masa penjajahan dan masa kemerdekaan. Pada zaman penjajahan

banyak rakyat Indonesia yang hidup menderita, tertindas, dan terlilit hutang

dengan para rentenir.

23
3.2 Saran

Setiap organisasi yang terbentuk pasti memiliki sejarah yang mendasari berdirinya

organisasi tersebut. Jadi untuk memahami dasar-dasar yang ada dalam organisasi

tersebut hendaknya perlu mengetahui sejarah didirikannnya suatu organisasi. Oleh

karena itu tujuan utama penulis dalam penulisan makalah ini yaitu agar pembaca

maupun penulis memahami lebih jauh tentang sejarah berdiri dan berkembangnya

koperasi di Dunia dan di Indonesia.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. (2001). Koperasi, Teori dan Praktik. Jakarta:

Erlangga.

Sukamdiyo, Ign. (1997). Manajemen Koperasi Pasca UU No. 25 Tahun 1992. Jakarta:

Erlangga

Partomo Tiktik Sartika. Ekonomi Koperasi, Jakarta: Ghalia Indonesia: 2009

Rahayuningsih Eni Sri. Pengembangan Koperasi Wanita, Jawa Timur: Universitas

Negeri Malang: 2012

http:/id.wikipedia.org/wiki/koperasi diakses 11 September 2023

www.gramedia.com diakses 11 September 2023

Tahiya, S, & Hasan, M, koperasi 1 : Pengantar, Sejarah Ideologi dan Perkembangannya

di Indonesia.

Sumarsono, Sonny. 2003. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktik. Jember: Graha

Ilmu.

Website Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

https://disdagkopukm.limapuluhkotakab.go.id/Welcome/lihatBerita/1087 diakses 12

September 2023.

25

Anda mungkin juga menyukai