Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Makalah ini Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi


Koperasi Mengenai Karakteristik, Pembentukan dan Pembubaran
Koperasi

Dosen Pengampu:
Annisya’ S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Adam Zulfa (210432620507)


Alvian Rizky F (210432620484)
Anggita Eka N (210432620509)
Aprilia Putri P (210432620544)
Ayustina C (210432620405)

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN


DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2022

KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Annisya’ S.Pd., M.Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Koperasi dan pihak-pihak yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Besar harapan kami makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 1 September 2022

Kelompok 3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1
2
KATA PENGANTAR .............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................4
1.4 Manfaat................................................................................................................5
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koperasi ............................................................................................6
2.2 Landasan dan Asan Koperasi ..............................................................................6
2.3 Tujuan Koperasi...................................................................................................7
2.4 Fungsi, Peran, dan Prinsip Koperasi ...................................................................7
2.5 Syarat Pembentukan Koperasi ............................................................................8
2.6 Langkah Pembentukan Koperasi .........................................................................8
2.7 Pelopor Pendirian Koperasi .................................................................................10
2.8 Pengesahan Akta Pendirian Koperasi..................................................................10
2.9 Penolakkan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi ..............................................12
2.10 Anggaran Dasar Koperasi dan Anggaran Rumah Tangga ................................13
2.11 Mendapatkan Pengesahan Badan Hukum Koperasi ..........................................14
2.12 Pembubaran Koperasi Berdasarkan Rapat Anggota .........................................15
2.13 Pembubaran Koperasi Berdasarkan Keputusan Pemerintah..............................16
2.14 Kapan Koperasi Bubar?.....................................................................................17
2.15 Keputusan Pembubaran .....................................................................................17
2.16 Penyelesaian ......................................................................................................17
2.17 Tata Cara Pelaksanaan Pembubaran .................................................................18
BAB III: PENUTUP
3.1Kesimpulan...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan sebagaimana tertuang di
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu tercapainya masyarakat yang adil dan makmur baik
3
material maupun spiritual adalah dengan berkoperasi. UUD 1945 menegaskan di dalam
pembukaannya bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan
kesejahteraan umum.
Di dalam UUD 1945 menyatakan: "dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi
ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau
pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan,
bukan kemakmuran perseorangan. oleh sebab itu, perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bab kesejahteraan sosial memiliki implikasi
yang mendalam untuk membuat daftar masalah ekonomi di pasar, memperjelas bahwa
tujuan ekonomi nasional adalah untuk kesejahteraan sosial dan kemakmuran masyarakat
umum, bukan untuk individu atau kelompok.
Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, GBHN mengatur bahwa pembangunan bidang
ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan, sedangkan pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan
terhadap pertumbuhan ekonomi yang sehat bagi perkembangan bisnis di dunia usaha.
Sehingga terdapat tiga unsur penting dalam tata kelola perekonomian yang disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dalam demokrasi ekonomi yaitu
sektor negara, sektor swasta dan koperasi

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan dalam beberapa masalah
penting, sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik Koperasi Indonesia ?
2. Bagaimana proses Pembentukan Koperasi di Indonesia dan apakah ada hal-hal
yang perlu diperhatikan atau dipersiapkan guna mendukung kelancaran proses
pembentukan tersebut?
3. Bagaimana proses Pembubaran Koperasi di Indonesia berdasarkan rapat anggota
dan pemerintah, lalu kapan koperasi tersebut bisa dikatakan bubar?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya :
1. Mengetahui karakteristik, fungsi, peran dan landasan koperasi yang ada di
Indonesia.
2. Mengetahui proses, alur, dan hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan
pembentukan koperasi yang ada di Indonesia serta dapat menegtahui penolakkan
pengesahan akta koperasi.
3. Mengetahui perbedaan pembubaran koperasi berdasarkan rapat anggota dan
keputusan pemerintah, juga mengetahui tata cara pembubaran dan keputusan
pembubaran koperasi.

4
1.4 Manfaat Penulisan
● Bagi Pembaca
Makalah ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada
mahasiswa maupun masyarakat mengenai karakteristik, pembentukan, serta
pembubaran koperasi.
● Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi
penulis mengenai karakteristik, pembentukan, serta pembubaran koperasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koperasi
Pengertian dari koperasi sendiri mengalami perubahan seiring berkembangnya
jaman. Definisi awal dari koperasi sendiri dicetuskan oleh Dr. Fray (1908) yang
menyatakan bahwa koperasi merupakan wadah bagi golongan eknomi lemah.
Selanjutnya definisi koperasi menurut Casselman, koperasi merupakan suatu sistem
ekonomi yang mengandung unsur sosial.

2.2 Landasan dan Asas Koperasi

5
Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar
atas asas kekeluargaan (UURI No. 25/1992 tentang perkoperasian).
Berikut penjelasan sila dari Pancasila dalam kaitannya dengan koperasi.
1) Ketuhanan yang Maha Esa
Menurut sila pertama ini, keanggotaan koperasi Indonesia terbuka untuk
semua penganut agama, kepercayaan dan golongan, dan setiap anggota wajib
saling menghormati agama satu sama lain.
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Penerapan dari sila kedua tersebut yatu:
a) Koperasi memandang sama seluruh anggotanya, tidak
membedakan kedudukan sosial, agama dan golongan masing-
masing anggota.
b) Semua anggota koperasi berhak mendapat perlakuan yang sama
dan adil.
3) Persatuan Indonesia
Koperasi harus mampu menempatkan rasa solidaritas tanpa memandang
asal usul dan status sosial anggotanya.
4) Kerakyatan yang diPimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sistem musyawarah harus benar-benar diterapkan dalam koperasi
Indonesia. Apabila terdapat perbedaan pendapat, hal tersebut harus dirundingkan
secara musyawarah dalam rapat anggota.

5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Penerapan sila kelima tercermin dalam hal dibawah ini.
a) Koperasi tidak hanya bekerja untuk kepentingan anggota, tetapi juga
dapat berperan menunjang kepentingan masyakarat di
lingkungannya.
b) Sisa hasil usaha koperasi sebagian harus dicadangkan bagi dana
sosial dan dana pembangunan bagi masyarakat sekitarnya.
c) Sisa hasil usaha anggota tidak dibagikan sama rata, namun
didasarkan atas besarnya jasa dan karya anggota terhadap koperasi.
d) Koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan anggota, sehingga jurang
pemisah antara si kaya dan si miskin diharapkan semakin sempit.
e) Koperasi mengutamakan perbuatan yang luhur dan penuh
kekeluargaan serta kegotongroyongan, yang merupakan ciri khas
koperasi Indonesia sebagai badan usaha.

2.3 Tujuan Koperasi

6
Berdasarkan Bab II pasal 3 UURI No. 25/1992 dikatan bahwa : “koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan Makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945”.

2.4 Fungsi, Peran, dan Prinsip Koperasi


 Menurut pasal 4 UU RI no. 25/1992, fungsi dan peran koperasi sebagai berikut.
a) Membangun dan mengembangkan potesi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat;
c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perkonomian nsional dengan koperasi sebagai sokogurunya;
d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perkonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

 Selanjutnya pasal 5, dijelaskan prinsip dari koperasi yaitu sebagai berikut:


Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut;
1) Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka;
2) Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis;
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota;
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
5) Kemandirian.

Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip


Koperasi sebagai berikut:
a. pendidikan perkoperasian;
b. kerja sama antar Koperasi.

2.5 Syarat Pembentukan Koperasi


UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan persyaratan
pembetukan koperasi dalam pasal 6 sampai dengan 8.
Pasal 6 terdiri dari dua ayat yaitu:
1. Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang.
2. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi.
Pasal 7 terdiri dari dua ayat yaitu:
7
1. Pembentukan koperasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dilakukan
dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar.
2. Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik
Indonesia.
Pasal 8 Anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 1 memuat sekurang-
kurangnya:
a. Daftar nama pendiri
b. Nama dan tempat kedudukan
c. Ketentuan mengenai keanggotaan
d. Ketentuan mengenai rapat anggota
e. Ketentuan mengenai pengelolaan
f. Ketentuan mengenai permodalan
g. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
h. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
i. Ketentuan mengenai sanksi.
Dalam penjelasan diatas UU No. 25 tahun 1992 pasal 8 huruf g dijelaskan
bahwa jangka waktu berdirinya koperasi dapat ditetapkan terbatas dalam jangka waktu
tertentu dan tidak terbatas sesuai dengan tujuannya. Sedangkan pasal 8 huruf i
dijelaskan bahwa sanksi dalam ketentuan ini adalah sanksi yang diatur secara intern
oleh masing-masing koperasi yang dikenakan terhadap pengurus pengawas dan anggota
yang melanggar ketentuan AD.

2.6 Langkah Pembentukan Koperasi


Berdasarkan pedoman dan tata cara mendirikan koperasi yang telah dikeluarkan
oleh menteri negara koperasi pengusaha kecil dan menengah RI No.
05/Kep/Meneg/2000 tanggal 14 Januari 2000, maka langkah-langkah dalam mendirikan
koperasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dasar Pembentukan
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi:
a) Orang-orang yang mendirikan dan menjadi anggota koperasi mempunyai
kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama. Kegiatan ekonomi yang
sama diartikan memiliki profesi atau usaha yang sama, dan kepentingan
ekonomi yang sama diartikan mempunyai kebutuhan ekonomi yang sama.
b) Orang yang membentuk koperasi tidak dalam keadaan cacat hukum yaitu tidak
sedang menjalani atau terlibat masalah atau sengketa hukum juga orang yang
diindikasikan sebagai orang yang suka memecah belah persatuan gerakan
koperasi. Para pendiri koperasi harus orang-orang yang cakap hukum dan
mampu melakukan tindakan hukum.
c) Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak
secara ekonomi berarti bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan
8
mampu menghasilkan keuntungan usaha dengan memperhatikan faktor tenaga
kerja, modal dan teknologi.
d) Modal sendiri harus cukup tersedia guna mendukung kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan fasilitas dan
pinjaman dari pihak luar.
e) Kepengurusan dan manajemen disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan koperasi.

2. Persiapan Pembentukan Koperasi.


Persiapan yang perlu dilakukan dalam usaha mendirikan koperasi antara lain:
a) Pembentukan koperasi harus dipersiapkan dengan matang oleh para pendiri.
Persiapan tersebut antara lain kegiatan penyuluhan, penerangan maupun
pelatihan bagi para pendiri dan sarana anggota untuk memperoleh pengertian
dan kejelasan mengenai perkoperasian.
b) Pendiri adalah mereka yang hadir dalam rapat pembentukan koperasi dan telah
memenuhi persyaratan keanggotaan serta menyatakan keanggotaannya.
c) Para pendiri mempersiapkan rapat pembentukan dengan menyusun anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga (AD dan ART) dan rencana awal kegiatan
usaha.

3. Rapat pembentukan
Setelah usaha persiapan pembentukan koperasi, selanjutnya dilakukan rapat
pembentukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a) Rapat anggota dihadiri oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang untuk
koperasi primer dan 3 orang untuk koperasi sekunder.
b) Rapat pembentukan dipimpin oleh seorang atau beberapa pendiri atau kuasa
pendiri. Kuasa pendiri adalah beberapa orang dari pendiri yang diberi kuasa dan
sekaligus ditunjuk oleh pendiri untuk pertama kalinya sebagai pengurus koperasi
untuk memproses pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi dan
menandatangani AD koperasi.
c) Jika diperlukan dan atas permohonan para pendiri, pejabat yang menangani
urusan koperasi PKM dapat hadir dalam rapat pembentukan untuk membantu
kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
d) Dalam rapat pembentukan, perlu dibahas keanggotaan, usaha yang akan
dilakukan, modal sendiri, kepengurusan dan pengelolaan usaha serta pengurusan
AD/ART.
e) AD harus memuat sekurang-kurangnya sesuai dengan pasal 8 UU no. 25 tahun
1992.

9
f) Rapat harus mengambil kesepakatan dan keputusan terhadap hal-hal
sebagaimana dimaksud pada poin b dan d serta wajib memuat berita acara rapat
pembentukan koperasi.

2.7 Pelopor Pendirian Koperasi


Pelopor ialah orang-orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di
bidang perkoperasian serta memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat.
Misalnya orang yang memegang jabatan tertentu atau karena alasan tertentu sehingga ia
mempunyai hubungan pribadi yang memungkinkan dapat memberikan penerangan
kepada para calon anggota koperasi.
Mengingat pentingnya kedudukan para pelopor dalam mendirikan koperasi maka
terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang pelopor yaitu:
1. Mempunyai minat yang besar bercita cita tinggi serta mempunyai jiwa
kemasyarakatan yang tebal untuk bekerja demi kepentingan orang banyak
2. Menyadari peranan dan tugas koperasi antara lain untuk mewujudkan demokrasi
ekonomi dan mempertinggi taraf hidup rakyat.
3. Mempunyai keberanian keuletan dan keyakinan akan keberhasilan koperasi
dalam mencapai masyarakat adil dan makmur.
4. Memiliki integritas yang tinggi.
Oleh karena itu, pemilihan orang-orang yang telah mempelopori pendirian koperasi
harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan pertimbangan yang mutlak.

2.8 Pengesahan Akta Pendirian Koperasi


Untuk menerima pengesahan status badan hukum koperasi maka diperlukan hal
sebagai berikut:
1. Pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian
Para pendiri atau kuasanya mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis
pada pejabat yang berwenang menerbitkan akta pendirian koperasi yaitu dinas koperasi
pengusaha kecil & menengah bagi pembentukan koperasi primer & sekunder yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang berdomisili di daerah yang
bersangkutan atau kepala dinas koperasi & PKM provinsi bila anggotanya berdomisili
pada satu provinsi atau pada menteri koperasi. Deputi bidang kelembagaan & PKM bagi
koperasi primer & koperasi sekunder yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi yang anggotanya berdomisili dalam beberapa provinsi.
Permintaan pengesahan tadi diajukan dengan melampirkan hal-hal pada bawah ini:
a. Dua rangkap akta pendirian koperasi, salah satu diantaranya bermaterai
cukup.
b. Berita acara rapat pembentukan koperasi termasuk pemberian kuasa
untuk mengajukan permintaan pengesahan jika ada

10
c. surat bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok bisa berupa surat keterangan yang dibentuk pendiri koperasi &
harus mendeskripsikan jumlah yang sebenarnya yaitu jumlah yang sudah
disetor berupa fotocopy kuitansi pembayaran simpanan pokok & atau
simpanan wajib, bukti penyetoran uang ke bank jika jumlah modal yang
sudah disetor tersebut disimpan pada bank
d. Rencana awal kegiatan koperasi. Rencana awal kegiatan koperasi yang
dilampirkan pada pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian
koperasi adalah rencana aktivitas yang berkaitan dengan usaha yang
layak secara ekonomi.
e. Daftar hadir rapat pembentukan
f. Fotocopy KTP masing-masing anggota pendiri.
Persyaratan untuk mendirikan koperasi sekunder seperti diatur pada peraturan
pemerintah nomor 4 tahun 1994 sama dengan huruf a, b, c, & d di atas, namun perlu
ditambah dengan surat kuasa dari koperasi yang bermaksud mendirikan koperasi
sekunder. Selain surat kuasa perlu ditulis nomor badan hukum koperasi yang akan
mendirikan koperasi sekunder pada daftar nama pendiri.

2. Penelitian anggaran dasar koperasi


Pejabat yang berwenang dalam bidang koperasi akan melakukan penelitian
terhadap materi anggaran dasar yang diajukan oleh pendiri atau kuasanya terutama
mengenai keanggotaan pedoman kepengurusan dan bidang usaha yang akan dijalankan
oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Materi AD tidak boleh bertentangan dengan
UU nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian dan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum atau kesusilaan. Apabila hasil penelitian menunjukkan bahwa
anggaran dasar koperasi tidak bertentangan maka pejabat yang berwenang di bidang
koperasi akan melakukan penelitian lapangan untuk mengetahui dari dekat hal-hal yang
menyangkut bidang kelembagaan dan usaha koperasi yang bersangkutan dan
selanjutnya akan diterbitkan pengesahan badan hukumnya. Dan apabila menunjukkan
materi bahwa anggaran dasar koperasi tersebut bertentangan maka pejabat yang
berwenang dalam bidang koperasi menolak permintaan pengesahan pendirian koperasi
dengan menerbitkan surat penolakan.

3. Pengesahan akta pendirian koperasi


Hasil penelitian pejabat yang berwenang berpendapat bahwa anggaran dasar
tersebut tidak bertentangan maka pejabat tersebut mengesahkan akta pendirian koperasi
dengan surat keputusan atas nama menteri negara koperasi. Pengesahan akta pendirian
koperasi tersebut harus ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terhitung
sejak diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap. Nomor dan tanggal surat
keputusan pengesahan akta pendirian koperasi merupakan nomor dan tanggal perolehan
11
status badan hukum koperasi. Surat keputusan dan pengesahan di atas dihimpun dengan
cara dicatat dalam buku daftar umum dan setiap pendiri dapat memperoleh salinan dari
akta pendirian koperasi dari pejabat yang berwenang sesuai tingkatan kewenangannya
berdasarkan surat keputusan menteri tersebut. Surat keputusan tersebut diumumkan
dalam berita negara republik Indonesia dan biaya pengumumannya dibebankan kepada
departemen koperasi. Surat keputusan akta pendirian koperasi harus disampaikan
kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam waktu paling lama 7 hari
terhitung sejak keputusan ditetapkan.

2.9 Penolakkan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi


Saat permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, maka keputusan penolakan
serta alasan penolakannya dan berkasnya juga akan diserahkan kembali secara tertulis
pada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama 3
bulan terhitung sejak diterimanya pengesahan secara lengkap.
Para pendiri atau kuasanya dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan atas
akta pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama satu bulan terhitung sejak
diterimanya pemberitahuan penolakan, terhadap penolakan yang ditolak. Permintaan
ulang tersebut diajukan secara tertulis dengan melampirkan :
a) Dua rangka pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai.
b) Berita acara rapat pembentukan koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk
mengajukan permohonan pengesahan apabila ada
c) Surat bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar simpanan pokok
d) Rencan awal kegiatan usaha koperasi
Lampiran yang diajukan tersebut adalah lampiran yang sudah diperbaiki sesuai
dengan yang disarankan dalam surat penolakan. Atas permintaan ulang tersebut pejabat
memberikan tanda terima permohonan ulang dari pendiri atau kuasanya.
Apabila ditolak, maka keputusan penolakan beserta alasannya disampaikan pada
pendiriannya atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama tujuh
hari terhitung sejak keputusan penolakan ditetapkan. Keputusan terhadap permintaan
ulang tersebut merupakan keputusan terakhir.
Jika pejabat yang berwenang atas nama Menteri Negara Koperasi dan PKM
tidak memberikan keputusan dalam waktu tiga bulan untuk mengesahkan permintaan
(bukan ulang) atau satu bulan untuk pengesahan permintaan ulang, maka akta pendirian
koperasi diberikan berdasarkan ketentuan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994. Maka,
pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi tersebut harus disetujui dan
diberikan pengesahan dengan surat keputusan.

2.10 Anggaran Dasar Koperasi dan Anggaran Rumah Tangga


Anggaran dasar (AD) merupakan keseluruhan aturan yang mengatur secara
langsung jalannya koperasi dan hubungan antara koperasi dengan para anggotanya
12
untuk mencapai organisasi yang tertib. Anggaran dasar dirumuskan oleh para pendiri
koperasi, kemudian dalam rapat anggota anggaran dasar akan menjadi pembahasan dan
disahkan pada rapat anggota tersebut. Jadi anggaran dasar dibuat oleh para anggota dan
juga untuk para anggota berdasarkan kesepakatan yang telah diputuskan dalam rapat
anggota sebagai kekuasaan tertinggi dalam rapat koperasi.
Anggaran dasar merupakan dasar formal bagi para anggota dalam bekerja sama.
Anggaran dasar debagai tata tertib untuk semua anggota, baik sekarang maupun yang
akan datang, baik bagi anggota lama maupun anggota baru.
Anggaran dasar dijelaskan pada pasal 8 UU RI No.25/1992 harus memuat:
a. Daftar nama pendiri
b. Nama dan tempat kedudukan
c. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
d. Ketentuan mengenai keanggotaan
e. Ketentuan mengenai rapat anggota
f. Ketentuan mengenai pengelolaan
g. Ketentuan mengenal permodalan
h. Ketentuan mengenai jangka waktu
i. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
j. Ketentuan mengenai sanksi
Penjelasan dari pasal 8 tersebut menyatakan bahwa jangka waktu berdirinya
koperasi adalah terbatas dalam jangka waktu tertentu atau tidak terbatas sesuai dengan
tujuannya. Sedangkan sanksi yang dimaksud adalah sanksi yang diatur secara intern
oleh masing masing koperasi, yang dikenakan terhadap pengurus, pengawas, dan
anggota yang melanggar ketentuan anggarann dasar.
Sedangkan, anggaran rumah tangga memuat peraturan pelaksanaan dari
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam anggaran dasar. Dengan demikian, anggaran
rumah tangga dapat juga disebut sebagai penjabaran dari berbagai kesatuan yang
terdapat dalam anggaran dasar koperasi. Setiap kebijakan yang diambil oleh para
pengurus dan pengelola koperasi tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang terdapat
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi.

2.11 Mendapatkan Pengesahan Badan Hukum Koperasi


Walaupun rapat pembentukan Koperasi sudah menetapkan anggaran dasar,
memilih pengawas dan pengurus Koperasi, serta pejabat Koperasi dan pejabat-pejabat
Pemerintah lainnya sudah menyetujui berdirinya Koperasi tersebut, tidak berarti bahwa
Koperasi yang telah dibentuk itu sudah mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum.
Untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum, maka pengurus Koperasi harus
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengajukan permohonan kepada pejabat mengenai akta pendirian yang dibuat
dalam rangkap dua bermaterai.
13
2) Atas penyerahan berkas tersebut, pejabat itu memberikan tanda terima kepada
pengurus (pendiri Koperasi). Dalam waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal
penerimaan permohonan ini, pejabat akan memberikan keputusan pengesahan
atau penolakan berdirinya Koperasi tersebut.
3) Sebagai bukti persetujuan Pejabat tersebut, maka pengurus koperasi harus
mendaftarkan akta pendirian Koperasi itu dalam daftar umum yang disediakan
untuk itu pada instansi perkoperasian yang berwenang. Tanggal pendaftaran akta
pendirian koperasi itu berlaku sebagai tanggal resmi berdirinya Koperasi. Hal ini
juga berarti bahwa Koperasi itu diakui sebagai badan hukum mulai tanggal yang
sama.
4) Sebuah akta pendirian yaitu yang bermaterai, setelah diberi tanggal nomor
pendaftaran serta tanda pengesahan oleh Pejabat dikirimkan kepada pengurus
Koperasi, sedang sebuah akta disimpan oleh Pejabat.
5) Pengesahan berdirinya koperasi tersebut di umumkan di dalam Berita Negara,
supaya masyarakat bisa mengetahui berdirinya Koperasi.
6) Dalam hal pengajuan permohonan status badan hukum ditolak oleh pejabat,
maka pengurus Koperasi dapat mengajukan permohonan ulang dalam tenggang
waktu paling lama satu bulan sejak tanggal diterimanya berita penolakan
permohonan tersebut, atau paling lama 4 bulan sejak pengajuan status badan
hukum Koperasi.
Demikianlah secara garis besar enam langkah yang harus dilalui dalam mendirikan
Koperasi. Di antara keenam langkah tersebut, langkah yang kedua berupa penelitian
lingkungan daerah kerja Koperasi adalah yang paling menentukan. Sebab langkah yang
kedua itulah yang secara ekonomi dan sosial yang akan menentukan layak atau tidaknya
Koperasi didirikan di daerah tersebut. Langkah yang kedua ini seringkali harus
dilakukan dengan melakukan studi kelayakan secara mendalam yaitu untuk melihat baik
bidang usaha Koperasi, manfaat ekonomi dan sosial pendirian Koperasi dengan bidang
usaha tertentu di daerah tersebut, maupun prospek perkembangan usaha Koperasi dalam
jangka panjang.
Bila berdasarkan hasil studi kelayakan ini diperoleh gambaran yang cukup baik
mengenai manfaat dan prospek usaha Koperasi, barulah langkah-langkah berikutnya
perlu dilakukan. Sebaliknya, bila berdasarkan hasil studi kelayakan tidak diperoleh
gambaran yang menggembirakan mengenai manfaat dan prospek usaha Koperasi, maka
upaya pendirian Koperasi dengan bidang usaha tertentu di daerah tersebut sebaiknya
segera dipertimbangkan kembali. Bila terdapat bidang usaha lain yang lebih berpeluang
untuk dikem bangkan maka sebaiknya usaha Koperasi di arahkan pada bidang usaha
tersebut. Tapi bila sama sekali tidak terdapat bidang usaha yang cukup berpotensi, maka
pendirian Koperasi di daerah tersebut sebaiknya dihentikan sama sekali.

2.12 Pembubaran Koperasi Berdasarkan Rapat Anggota


14
Dalam ketentuan pasal 46 sampai dengan pasal 50 UU No. 25 Tahun 1992 tidak
memberikan penjelasan mengenai alasan-alasan yang dapat digunakan oleh rapat
anggota sehingga boleh mengambil keputusan dalam pembubaran koperasi.
Sebelum memutuskan pembubaran koperasi maka dapat memperhitungkan dan
mempertimbangkan segala aspek untung dan rugi dari keputusan yang akan diambil.
jika koperasi tersebut tidak dapat diharapkan lagi dan jika dilanjut akan menambah
kerugian yang lebih besar, maka rapat anggota diperbolehkan dalam mengambil
keputusan untuk membubarkan koperasi.
Apabila rapat anggota telah memutuskan untuk membubarkan koperasi, maka
pengurus koperasi atau kuasa rapat anggota memberitahukan secara tertulis keputusan
pembubaran koperasi tersebut pada semua kreditor serta pemerintah, dalam jangka
waktu paling lama 14 hari sejak tanggal keputusan rapat anggota pembubaran.
pemberitahuan secara tertulis perihal keputusan pembubaran koperasi tersebut harus
mengungkapkan :
1. nama dan alamat dari penyelesai
2. ketentuan bahwa seluruh kreditor bisa mengajukan tagihan pada jangka waktu
tiga bulan sesudah tanggal diterimanya surat pemberitahuan pembubaran.
Pemberitahuan pembubaran koperasi kepada pemerintah dimaksudkan untuk
menghapus status badan hukum dari koperasi yg dibubarkan tersebut. pemberitahuan
tertulis dirancang rangkap dua kepada pemerintah itu wajib dilampiri hal-hal dibawah
ini.
1. petikan informasi program rapat anggota pembubaran koperasi yg berisi
keputusan rapat anggota koperasi untuk membubarkan koperasi tersebut.
2. akta pendirian yang berisi anggaran dasar koperasi tersebut.
3. daftar hadir yg ditandatangani anggota sebagaimana tercatat dalam buku daftar
anggota.
4. berita acara penyelesaian pembubaran.
5. untuk itu, pejabat koperasi akan meneliti alasan perlu tidaknya pembubaran
tersebut. Bila, memang relatif alasan untuk membubarkan koperasi tersebut,
maka pemerintah akan mengumumkan pembubaran tersebut pada berita negara
republik indonesia. sejak tanggal pengumuman pembubaran dalam berita negara
republik indonesia, maka status badan hukum koperasi yg bersangkutan hapus.

2.13 Pembubaran Koperasi Berdasarkan Keputusan Pemerintah


Koperasi yang dibubarkan atas kehendak pemerintah,maka keanggotaan Panitia
Penyelesaian ditetapkan oleh Pemerintah. Jumlah panitia yang ditetapkan oleh
pemerintah dipilih dengan mempertimbangkan tugas yang harus diselesaikan serta
memperhatikan faktor efisiensi. Pemerintah dalam Koperasi atau Pejabat Koperasi
memiliki wewenang membubarkan Koperasi berdasarkan Alasan sebagai berikut:

15
1. Terbukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memnuhi UU No.25 Tahun
1992. Misalnya: Koperasi tersebut sudah tidak aktif atau tidak melaksanakan
Rapat Anggota Tahunan (RAT) selama 2 tahun terakhir.
2. Kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum
dan keasusilaan. Keputusan pembubaran Koperasi SAH apabila sudah
dibuktikan oleh keputusan Pengadilan.
3. Koperasi dinyatakan sudah tidaka layak untuk meneruskan usahanya. Contoh:
Koperasi tersebut dinyatakan pailit.
Sebelum pengadilan menyatakan pembubaran koperasi,Pejabat yang bersangkutan
harus menilite secara menyeluruh termasuk aset yang dimiliki oleh koperasi tersebut.
Selain itu,pemerintah harus menyatakan maksud dari pembubaran koperasi tersebut.

2.14 Kapan Koperasi Bubar?


Pembubaran koperasi disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam maupun
koperasi itu sendiri. berdasarkan ketentuan Bab X UU No. 25 Tahun 1992, pembubaran
koperasi akan dilakukan karena hal-hal berikut:
● Rapat anggota koperasi memang menghendaki koperasi dibubarkan dalam
rapat anggota dapat diketahui alasan-alasan yang cukup kuat untu mendorong
dibubarkannya koperasi. Di antara alasan yang memungkinkan dilakukannya
pembubaran koperasi tersebut adalah karena tidak sesuainya perkembangan usaha
koperasi dengan harapan para anggotanya. Dan koperasi tersebut justru merugikan para
anggota koperasi. selain itu, pembubaran koperasi terjadi karena adanya penggabungan
sebuah koperasi dengan koperasi lainnya, sehingga koperasi yang ada harus dibubarkan
agar dapat dibentuk koperasi baru.
● Koperasi dibubarkan atas keputusan Pemerintah
Pemerintah dapat mengeluarkan surat keputusan pembubaran koperasi jika :
1) Terdapat bukti-bukti bahwa koperasi tersebut tidak memenuhi ketentuan yang
ada dalam UU koperasi yang berlaku.
2) Adanya kegiatan koperasi yang bertentangan dan mengganggu ketertiban umum
maupun kesusilaan.
3) Dalam pandangan Pemerintah koperasi tersebut tidak dapat lagi dipertahankan
karena beberapa hal, sehingga tidak dapat diharapkan mampu memenuhi
fungsinya sebagai oragnisasi ekonomi yang akan memperjuangkan kepentingan
para anggotanya.

2.15 Keputusan Pembubaran


Keputusan pembubaran koperasi dilakukan oleh pejabat yang berwenang setelah
prosedur pembubaran koperasi dilaksanakan. hal ini berlaku untuk pembubaran koperasi
atas kehendak anggota koperasi maupun pembubaran koperasi atas kehendak
pemerintah. Pembubaran dilakukan oleh pemerintah dengan mengirimkan surat
16
pemberitahuan pembubaran dan surat tersebut akan dicatat dalam daftar umum di
wilayah tempat koperasi tersebut terdaftar. selain itu juga surat keputusan pembubaran
koperasi perlu ditembuskan kepada pihak-pihak lain yang berekepentingan, karena
banyak pihak yang terlibat dalam upaya pembinaan koperasi dan banyak juga pihak
yang berkepentingan terhadap pembubaran koperasi.

2.16 Penyelesaian
Dalam pembubaran koperasi ada salah satu unsur penting yaitu penyelsaian yang
dimana anggotanya diangkat oleh orang-orang yang memiliki keahlian serta memenuhi
ketentuan yang berlaku, yang disebut dengan Panitia Penyelesaian
Peranan Panitia Penyelesaian dalam proses pembubaran yaitu menentukan atau
membagi harta dari Koperasi yang hendak dibubarkan atas keputusan Anggota melalui
Rapat Anggota.

2.17 Tata Cara Pelaksanaan Pembubaran


Anggota Panitia Penyelesaian kemudian melakukan tugasnya yaitu membagi
tugas antar sesama anggotanya, dalam menjalankan tugasnya Panitia Penyelesaian
harus mempunyai pertimbangan sebagai berikut:

1) Bukti yang ada pada Koperasi yang akan dibubarkan


2) Ketentuan yang ditetapkan di dalam anggaran dasar Koperasi yang bersangkutan
3) Keputusan yang berlaku dalam kaitannya dengan pembubaran

Apabila sudah meliputi pertimbangan tersebut, maka Kopeerasi yang akan


dibubarkan berstatus “Koperasi dalam Penyelesaian”
Dan dalam menjalankan tugasnya Panitia Penyelesaian memiliki hak dan kewajiban
sebagai berikut:
1. Melakukan segala perbuatan atas nama “Koperasi dalam Penyelesaian”
2. Mengumpulkan keterangan erat yang berkaitan dengan Penyelesaian Koperasi
3. Memanggil anggota atau mantan anggota sehubungan dengan tanggung
jawabnya baik sendiri maupun Bersama-sama
4. Memperoleh,menggunakan dan memeriksa segala catatn arsip koperasi
5. Menggunakan sisa harta koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban Koperasi
6. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan
dari pembayaran hutang lainnya
7. Membagi sisa hasil penyelesaian kepada para anggota koperasi
8. Membuat berita pembubaran

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Koperasi merupakan wadah bagi golongan ekonomi yang mengandung unsur sosial
serta berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan berdasar atas asas
kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Syarat pembentukan koperasi ini sendiri
tercantum dalam undang-undang No. 25 tahun 1992 pasal 6 sampai dengan pasal 8.
Agar sebuah koperasi ini dapat diakui oleh badan hukum maka diperlukan pengesahan
akta pendirian koperasi. Jika pengesahan akta pendirian ditolak, maka koperasi tersebut
tidak diakui oleh badan hukum. Koperasi dapat dibubarkan jika sudah tidak memenuhi
ketentuan yang ada pada UU koperasi yang berlaku. Pembubaran koperasi dapat
dilakukan melalui rapat anggota atau dibubarkan oleh pemerintah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus Muhammad, Agus Edhi Susanto. (2002). Perkoperasian Sejarah, Teori, &
Praktek. Bogor Selatan.
Baswir Revrisond. (1997). Koperasi Indonesi. Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai