Dosen Pengampu:
Annisya’ S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Annisya’ S.Pd., M.Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Koperasi dan pihak-pihak yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Besar harapan kami makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
2
KATA PENGANTAR .............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................4
1.4 Manfaat................................................................................................................5
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koperasi ............................................................................................6
2.2 Landasan dan Asan Koperasi ..............................................................................6
2.3 Tujuan Koperasi...................................................................................................7
2.4 Fungsi, Peran, dan Prinsip Koperasi ...................................................................7
2.5 Syarat Pembentukan Koperasi ............................................................................8
2.6 Langkah Pembentukan Koperasi .........................................................................8
2.7 Pelopor Pendirian Koperasi .................................................................................10
2.8 Pengesahan Akta Pendirian Koperasi..................................................................10
2.9 Penolakkan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi ..............................................12
2.10 Anggaran Dasar Koperasi dan Anggaran Rumah Tangga ................................13
2.11 Mendapatkan Pengesahan Badan Hukum Koperasi ..........................................14
2.12 Pembubaran Koperasi Berdasarkan Rapat Anggota .........................................15
2.13 Pembubaran Koperasi Berdasarkan Keputusan Pemerintah..............................16
2.14 Kapan Koperasi Bubar?.....................................................................................17
2.15 Keputusan Pembubaran .....................................................................................17
2.16 Penyelesaian ......................................................................................................17
2.17 Tata Cara Pelaksanaan Pembubaran .................................................................18
BAB III: PENUTUP
3.1Kesimpulan...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.4 Manfaat Penulisan
● Bagi Pembaca
Makalah ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada
mahasiswa maupun masyarakat mengenai karakteristik, pembentukan, serta
pembubaran koperasi.
● Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi
penulis mengenai karakteristik, pembentukan, serta pembubaran koperasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koperasi
Pengertian dari koperasi sendiri mengalami perubahan seiring berkembangnya
jaman. Definisi awal dari koperasi sendiri dicetuskan oleh Dr. Fray (1908) yang
menyatakan bahwa koperasi merupakan wadah bagi golongan eknomi lemah.
Selanjutnya definisi koperasi menurut Casselman, koperasi merupakan suatu sistem
ekonomi yang mengandung unsur sosial.
5
Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar
atas asas kekeluargaan (UURI No. 25/1992 tentang perkoperasian).
Berikut penjelasan sila dari Pancasila dalam kaitannya dengan koperasi.
1) Ketuhanan yang Maha Esa
Menurut sila pertama ini, keanggotaan koperasi Indonesia terbuka untuk
semua penganut agama, kepercayaan dan golongan, dan setiap anggota wajib
saling menghormati agama satu sama lain.
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Penerapan dari sila kedua tersebut yatu:
a) Koperasi memandang sama seluruh anggotanya, tidak
membedakan kedudukan sosial, agama dan golongan masing-
masing anggota.
b) Semua anggota koperasi berhak mendapat perlakuan yang sama
dan adil.
3) Persatuan Indonesia
Koperasi harus mampu menempatkan rasa solidaritas tanpa memandang
asal usul dan status sosial anggotanya.
4) Kerakyatan yang diPimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sistem musyawarah harus benar-benar diterapkan dalam koperasi
Indonesia. Apabila terdapat perbedaan pendapat, hal tersebut harus dirundingkan
secara musyawarah dalam rapat anggota.
6
Berdasarkan Bab II pasal 3 UURI No. 25/1992 dikatan bahwa : “koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan Makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945”.
3. Rapat pembentukan
Setelah usaha persiapan pembentukan koperasi, selanjutnya dilakukan rapat
pembentukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a) Rapat anggota dihadiri oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang untuk
koperasi primer dan 3 orang untuk koperasi sekunder.
b) Rapat pembentukan dipimpin oleh seorang atau beberapa pendiri atau kuasa
pendiri. Kuasa pendiri adalah beberapa orang dari pendiri yang diberi kuasa dan
sekaligus ditunjuk oleh pendiri untuk pertama kalinya sebagai pengurus koperasi
untuk memproses pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi dan
menandatangani AD koperasi.
c) Jika diperlukan dan atas permohonan para pendiri, pejabat yang menangani
urusan koperasi PKM dapat hadir dalam rapat pembentukan untuk membantu
kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
d) Dalam rapat pembentukan, perlu dibahas keanggotaan, usaha yang akan
dilakukan, modal sendiri, kepengurusan dan pengelolaan usaha serta pengurusan
AD/ART.
e) AD harus memuat sekurang-kurangnya sesuai dengan pasal 8 UU no. 25 tahun
1992.
9
f) Rapat harus mengambil kesepakatan dan keputusan terhadap hal-hal
sebagaimana dimaksud pada poin b dan d serta wajib memuat berita acara rapat
pembentukan koperasi.
10
c. surat bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok bisa berupa surat keterangan yang dibentuk pendiri koperasi &
harus mendeskripsikan jumlah yang sebenarnya yaitu jumlah yang sudah
disetor berupa fotocopy kuitansi pembayaran simpanan pokok & atau
simpanan wajib, bukti penyetoran uang ke bank jika jumlah modal yang
sudah disetor tersebut disimpan pada bank
d. Rencana awal kegiatan koperasi. Rencana awal kegiatan koperasi yang
dilampirkan pada pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian
koperasi adalah rencana aktivitas yang berkaitan dengan usaha yang
layak secara ekonomi.
e. Daftar hadir rapat pembentukan
f. Fotocopy KTP masing-masing anggota pendiri.
Persyaratan untuk mendirikan koperasi sekunder seperti diatur pada peraturan
pemerintah nomor 4 tahun 1994 sama dengan huruf a, b, c, & d di atas, namun perlu
ditambah dengan surat kuasa dari koperasi yang bermaksud mendirikan koperasi
sekunder. Selain surat kuasa perlu ditulis nomor badan hukum koperasi yang akan
mendirikan koperasi sekunder pada daftar nama pendiri.
15
1. Terbukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memnuhi UU No.25 Tahun
1992. Misalnya: Koperasi tersebut sudah tidak aktif atau tidak melaksanakan
Rapat Anggota Tahunan (RAT) selama 2 tahun terakhir.
2. Kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum
dan keasusilaan. Keputusan pembubaran Koperasi SAH apabila sudah
dibuktikan oleh keputusan Pengadilan.
3. Koperasi dinyatakan sudah tidaka layak untuk meneruskan usahanya. Contoh:
Koperasi tersebut dinyatakan pailit.
Sebelum pengadilan menyatakan pembubaran koperasi,Pejabat yang bersangkutan
harus menilite secara menyeluruh termasuk aset yang dimiliki oleh koperasi tersebut.
Selain itu,pemerintah harus menyatakan maksud dari pembubaran koperasi tersebut.
2.16 Penyelesaian
Dalam pembubaran koperasi ada salah satu unsur penting yaitu penyelsaian yang
dimana anggotanya diangkat oleh orang-orang yang memiliki keahlian serta memenuhi
ketentuan yang berlaku, yang disebut dengan Panitia Penyelesaian
Peranan Panitia Penyelesaian dalam proses pembubaran yaitu menentukan atau
membagi harta dari Koperasi yang hendak dibubarkan atas keputusan Anggota melalui
Rapat Anggota.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi merupakan wadah bagi golongan ekonomi yang mengandung unsur sosial
serta berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan berdasar atas asas
kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Syarat pembentukan koperasi ini sendiri
tercantum dalam undang-undang No. 25 tahun 1992 pasal 6 sampai dengan pasal 8.
Agar sebuah koperasi ini dapat diakui oleh badan hukum maka diperlukan pengesahan
akta pendirian koperasi. Jika pengesahan akta pendirian ditolak, maka koperasi tersebut
tidak diakui oleh badan hukum. Koperasi dapat dibubarkan jika sudah tidak memenuhi
ketentuan yang ada pada UU koperasi yang berlaku. Pembubaran koperasi dapat
dilakukan melalui rapat anggota atau dibubarkan oleh pemerintah.
18
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus Muhammad, Agus Edhi Susanto. (2002). Perkoperasian Sejarah, Teori, &
Praktek. Bogor Selatan.
Baswir Revrisond. (1997). Koperasi Indonesi. Yogyakarta.
19