Anda di halaman 1dari 23

KOPERASI

Makalah Ini Merupakan Salah Satu Tugas Mata Kuliah IPS 2

Dosen Pengampu : Dr. Dhiniaty Gularso, S.Si., M.Pd

Kelompok 7 :

1. Selly Nirmalasari (21144600157)


2. Nessa Farrania Purwadhi (21144600174)
3. Ilham Ridho Akbar (21144600149)

Kelas A4-21

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

JUNI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak
lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dhiniaty Gularso, S.Si.,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah IPS 2 yang senantiasa membimbing
penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah yang berjudul “Koperasi” ini disusun untuk memenuhi tugas


kelompok pada mata kuliah IPS 2 semester 2 di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta.

Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini,


izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada
sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca
makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu
pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Hormat kami

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................2

C. TUJUAN ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI KOPERASI .................................................................................3

B. LANDASAN HUKUM KOPERASI ............................................................4

C. JENIS-JENIS KOPERASI ............................................................................5

D. SISTEM KOPERASI ..................................................................................11

E. PERJALANAN KOPERASI DI INDONESIA ...........................................13

F. MENGAPA KOPERASI TIDAK BERKEMBANG DI INDONESIA .......14

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ..........................................................................................18

B. SARAN ......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekelompok orang yang
mempunyai kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi di Indonesia saat ini berupaya
untuk terus dikembangkan karena para anggota-anggotanya yang terdiri dari
masyarakat umum telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi yang
dapat membantu perekonomian dan mengembangkan kreativitas masing-
masing anggotanya.
Koperasi sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Badan
usaha yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan atas asas
kekeluargaan ini juga telah cukup banyak membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat dan pembangunan nasional. Sejak pertama kali
diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, badan usaha koperasi telah
mampu membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya
melalui kegiatan-kegiatan usaha koperasi. Prinsip usaha dan karakter koperasi
yang berbeda dengan usaha lainnya membuat badan usaha ini disenangi oleh
masyarakat Indonesia yang melaksanakan seluruh kegiatan perekonomiannya
berdasarkan sistem ekonomi koperasi.
Sistem ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia ini memang secara
umum sangat cocok dengan badan usaha yang berbentuk koperasi. Keduanya
sama-sama menganut asas kekeluargaan dan mengedepankan prinsip gotong-
royong. Oleh karena pentingnya koperasi dalam membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat, maka di dalam makalah ini akan di bahas
mengenai koperasi yang meliputi definisi koperasi, landasan hukum koperasi,
jenis-jenis koperasi, sistem koperasi, perjalanan koperasi di Indonesia, dan
mengapa koperasi tidak berkembang di Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa itu definisi koperasi ?
2. Apa saja landasan hukum koperasi ?
3. Apa saja jenis-jenis koperasi ?
4. Bagaimana sistem koperasi ?
5. Bagaimana perjalanan koperasi di Indonesia ?
6. Menagapa koperasi tidak berkembang di Indonesia ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi koperasi.
2. Mengetahui landasan hukum koperasi.
3. Mengetahui jenis-jenis koperasi.
4. Mengetahui sistem koperasi.
5. Mengetahui perjalanan koperasi di Indonesia.
6. Mengatahui mengapa koperasi tidak berkembang di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Koperasi
Koperasi berasal dari kata co dan operation. Kedua kata ini menandung
arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Berdasarkan kedua kata di atas,
maka koperasi secara umum dapat di definisikan sebagai berikut : koperasi
adalah suatu perkumpulan orang-orang atau badan yang memberi kebebasan
untuk masuk dan keluar sebagai anggota untuk bekerja sama secara
kekeluargaan dalam menjalankan usaha untuk mempertinggi atau
meningkatkan kesejateraan anggotanya. Definisi ini mengandung tiga unsur,
yaitu : 1) Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal akan
tetapi persekutuan sosial; 2) Sukarela menjadi anggota, netral terhadap aliran
dan agama; dan 3) Tujuan berdirinya koperasi adalah meningkatkan
kesejahteraan jasmaniah anggota dengan kerja sama secara kekeluargaan.
Berdasarkan ketiga unsur koperasi tersebut, maka koperasi Indonesia dapat
dipahami berdasarkan UU. No. 12 tahun 1967, yaitu : organisasi ekonomi
rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum
kopereasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan.
Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan
bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Koperasi mempunyai peranan penting dalam
membantu masyarakat golongan menengah ke bawah untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Menurut Undang-Undang
perekonomian No. 25 Tahun 1992 pengertian koperasi yaitu : “Koperasi
merupakan badan yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan”(Pasca, 2021). Selain itu merujuk pada UU No. 17 tahun 2012
menyatakan bahwa koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

3
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi
dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan
nilai dan prinsip koperasi (Isa & Hartawan, 2017).

B. Landasan Hukum Koperasi


Penerapan koperasi harus memiliki pedoman dalam menentukan arah
kebijakan yang lebih membawa manfaat untuk para anggota koperasi, selain
itu dalam pelaksanaan kegiatan koperasi harus sesuai dengan landasan-
landasan koperasi Indonesia. Berikut landasan-landasan hukum koperasi di
Indonesia, yaitu :
1. Landasan Idiil
Landasan idiil koperasi adalah pancasila. Bercermin pada
penerapan pancasila sebagai dasar negara yang memberikan pedoman dan
sumber hukum sehingga memberikan manfaat untuk banyak golongan.
Koperasi menjadikan hal tersebut sebagai dasar untuk menerapkan semua
kegiatan koperasi agar sesuai dengan nilai-nilai dalam sila-sila pancasila,
yang tujuannya sesuai dengan tujuan dalam undang-undang yaitu
terwujudnya kesejahteraan sosial.
2. Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional atau sering disebut dengan landasan
struktural dalam koperasi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945.
Secara detail landasan ini tertuang dalam Pasal 33 ayat 1 yang
menegaskan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan”. Hal tersebut tidak dinyatakan dengan
jelas jika koperasi merupakan bagian dari salah satu penopang dalam
struktural perekonomian Indonesia.
Namun dalam pasal 33, disana menyebutkan “asas kekeluargaan”.
Asas ini erat kaitannya dengan keberadaan koperasi hingga saat ini,
karena asas kekeluargaan merupakan asas koperasi Indonesia. Dengan
adanya persamaan asas yang selaras inilah, menjadikan UUD 1945 Pasal
33 ayat 1 sebagai landasan konstitusional koperasi.

4
3. Landasan Mental
Landasan mental koperasi indonesia adalah adanya sikap yang
berdasarkan pada kesadaran pribadi dan kesetiakawanan. Dalam koperasi
dua sifat ini saling berkaitan dan tidak bisa terpisah satu dengan yang lain,
untuk menjaga kuatnya sistem koperasi harus ada rasa kesetiakawanan
antar anggota koperasi. Demi mencapai kemajuan, perkembangan usaha,
dan kesejahteraan anggota koperasi, tidak cukup hanya dengan
menumbuhkan rasa kesetiakawanan saja akan tetapi sifat ini harus diikuti
kesadaran diri untuk berkembang bersama-sama mewujudkan tujuan
koperasi. Dua sifat ini merupakan identitas penting bagi koperasi, yang
mana sudah menjadi tuntutan bagi semua anggota untuk menerapkan sifat
ini dalam aktivitas koperasi.
4. Landasan Operasional
Landasan operasional didalamnya memuat dasar-dasar peraturan
dan tata tertib yang wajib ditaati dan diikuti oleh semua anggota, baik itu
pengurus, manager, badan pemeriksa dan karyawan koperasi lainnya,
tujuannya adalah agar peraturan-peraturan ini dijadikan sebagai pedoman
dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing anggota.
Terdapat 2 jenis dasar landasan operasional dalam menjalankan
kegiatan koperasi, dimana dasar landasan ini merupakan hasil adanya
kesepakatan yang tertuang dalam Undang-Undang dan peraturan lainnya.
Peraturan yang menjadi landasan operasional koperasi adalah UU No. 25
Tahun 1992, didalamnya berisi tentang Pokok-pokok Perkoperasian dan
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi.

C. Jenis-Jenis Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh
orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Banyak sekali jenis-jenis koperasi yang ada di Indonesia. Jenis
koperasi itu dibedakan menjadi beberapa kelompok. Berikut ini adalah jenis
koperasi yang harus diketahui berdasarkan dengan jenisnya:

5
1. Berdasarkan Fungsinya
Berikut ini adalah penjelasan koperasi berdasarkan fungsinya yang
harus masyarakat Indonesia ketahui:
a. Koperasi Konsumsi
Tujuan didirikannya koperasi ini adalah agar bisa memberikan
pelayanan kepada anggotannya terutama dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Bisa dikatakan bahwa koperasi ini didirikan sebagai
pemenuhan kebutuhan dari sehari-hari para anggota koperasi tersebut.
Kelebihan jika anggota berbelanja kebutuhan sehari-hari di koperasi
ini adalah harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan
harga di toko lain. Tujuan utama dari didirikannya koperasi ini adalah
tujuan umum pendirian koperasi itu sendiri yaitu mensejahterakan para
anggotanya sehingga harga yang ditawarkan pun lebih murah.
b. Koperasi Jasa
Seperti dengan jenis koperasinya, fungsi dari pendirian koperasi ini
adalah untuk memberikan pelayanan jasa kepada para anggotanya.
Pelayanan jasa yang dilayani oleh koperasi adalah jasa di bidang
keuangan, jasa di bidang keuangan itu dalam bentuk pinjaman untuk
para anggotanya. Kelebihan meminjam di koperasi ini adalah bunga
yang ditawarkan cenderung rendah dibandingkan dengan bunga di
tempat peminjaman lain. Laba dari bunga tersebut pun nantinya akan
dikembalikan ke anggota agar kehidupan anggota lebih baik lagi.
c. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat
barang (memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota
koperasi ini pada umumnya sudah memiliki usaha dan melalui
koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan pemasaran.
Berdasarkan dengan jenisnya, koperasi produksi berfungsi dalam
semua kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh anggota. Proses
produksi itu mencakup menyediakan bahan baku untuk proses
produksi, membantu menyediakan berbagai macam alat yang

6
digunakan dalam proses produksi dan juga membantu produksi
berbagai macam jenis barang tertentu. Koperasi produksi tidak hanya
mencakup itu saja, koperasi produksi mencakup penjualan dan
pemasaran hasil dari produksi anggota koperasi. Yang harus diingat
dari koperasi ini adalah sebaiknya anggota koperasi tersebut
mendirikan usaha dengan memproduksi barang yang sejenis, hal itu
dikarenakan koperasi dengan jenis barang yang sama akan membuat
stok barang lebih banyak. Jika barang lebih banyak maka penjualan
barang akan semakin mudah. Koperasi tersebut juga bisa menjadi
supplier terhadap barang yang diproduksinya jika stok barang banyak,
selain menjadi supplier koperasi bisa mendapatkan pembeli sendiri.
2. Berdasarkan Luas Daerah Kerja
Koperasi memiliki luas daerah dan otonomi daerah dan kerja
sendiri sendiri. Luas wilayah kerja koperasi pun terbagi-bagi. Berikut ini
adalah pengertian koperasi berdasarkan dengan luas wilayah daerah
kerjanya masing-masing :
a. Koperasi Primer
Koperasi primer memiliki anggota paling sedikit 20 orang. 20
orang itu terhitung perseorangan.
b. Koperasi Sekunder
Disebut koperasi sekunder sebab koperasi ini terdiri dari berbagai
macam gabungan badan-badan yang ada di koperasi serta memiliki
daerah kerja yang lebih luas dibandingkan dengan koperasi primer.
Oleh sebab itulah koperasi ini harus dibagi menjadi beberapa bagian
agar pengawasan kerja lebih maksimal. Koperasi ini terbagi menjadi
tiga bagian koperasi. Yaitu sebagai berikut ini:
1) Koperasi pusat. Koperasi pusat merupakan koperasi gabungan
dimana akan melibatkan sedikitnya 5 koperasi primer.
2) Gabungan koperasi. Disebut gabungan koperasi dikarenakan
gabungan koperasi itu akan memiliki anggota paling sedikit tiga

7
anggota koperasi pusat dimana koperasi pusat memiliki anggota
sedikitnya 5 anggota koperasi primer.
3) Induk koperasi. Sama halnya dengan namanya, induk koperasi
merupakan induk dari koperasi sekunder. Hal itu dikarenakan
koperasi pusat dan gabungan koperasi akan menjadi anggota dari
induk koperasi. Induk koperasi adalah koperasi dengan anggota
paling sedikit 3 gabungan koperasi dimana gabungan koperasi itu
akan memiliki anggota dari koperasi pusat dan koperasi primer.
3. Berdasarkan Usahanya
Tentu masyarakat sudah tidak awam lagi dengan koperasi jenis ini,
hal itu dikarenakan koperasi ini ada di tengah-tengah masyarakat dan
masyarakat pun banyak yang terlibat langsung dengan koperasi ini.
Berikut ini adalah pengertian koperasi berdasarkan dengan jenis usahanya:
a. Simpan Pinjam
Jenis koperasi simpan pinjam adalah jenis koperasi yang banyak
diikuti oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan di jaman yang semuanya
serba mahal seperti sekarang ini, kita bisa mendapatkan pinjaman
dengan mudah hanya dengan menjadi anggota koperasi tersebut.
Pengertian koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang mempunyai
usaha individual untuk menyimpan simpanan yang disetorkan oleh
anggota koperasi serta melayani anggota yang ingin melakukan
peminjaman. Konsep dari koperasi ini adalah anggota yang
menyimpan uangnya di koperasi akan mendapatkan imbalan
menabung dan anggota yang melalukan peminjaman akan dikenakan
jasa Jasa yang dikenakan oleh anggota yang meminjam adalah berupa
bunga kecil ketika melakukan pembayaran terhadap uang yang
dipinjamnya. Oleh sebab itu koperasi itu berasal dari anggota, oleh
anggota dan hasilnya pun akan dikembalikan untuk anggota.
b. Koperasi Serba Usaha
Koperasi ini juga banyak diikuti oleh masyarakat, hal itu
dikarenakan koperasi serba usaha adalah koperasi yang memiliki jenis

8
usaha bermacam macam. Koperasi ini akan mencakup beberapa jenis
usaha koperasi diantaranya adalah simpan pinjam, koperasi unit
produksi, koperasi konsumsi dengan membuka usaha pertokoan yang
melayani berbagai macam kebutuhan sehari-hari anggotanya maupun
masyarakat umum. Jika masyarakat belum menjadi anggota, harga
yang akan ditawarkan pun termasuk harga standar. Jika anggota yang
membeli di koperasi serba usaha tersebut, harga yang ditawarkan pun
lebih murah dibandingkan di toko yang lainnya.
c. Koperasi Konsumsi
Pengertian koperasi konsumsi adalah koperasi yang mampu
menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari-hari anggota koperasi
tersebut. Kebutuhan sehari-hari itu bisa mencakup dalam bidang bahan
pangan, pakaian, perabotan rumah tangga dan masih banyak lagi
lainnya.
d. Koperasi Produksi
Koperasi produksi merupakan koperasi yang memiliki bidang
usaha untuk bisa membuat barang, menciptakan barang dan anggota
tersebut akan menjual barang produksinya secara bersama-sama.
Anggota yang bisa bergabung di sini kebanyakan sudah mendirikan
usaha sendiri dan melalui koperasi angggota tersebut akan
mendapatkan bantuan modal dan meningkatkan pemasaran.
4. Berdasarkan Anggotanya
Berdasarkan keanggotaannya, koperasi dibedakan menjadi dua
macam. Berikut ini adalah pengertian jenis koperasi berdasarkan dengan
keanggotaannya:
a. Koperasi Unit Desa Atau KUD
Sama seperti namanya, koperasi ini merupakan koperasi yang
beranggotakan bagian dari struktur organsisasi pemerintahan desa yang
ada di desa-desa. Koperasi ini sudah banyak merekrut warga atau
masyarakat pedesaan sehingga KUD sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat. Karena unit desa, koperasi ini banyak kegiatan yang

9
melakukan kegiatan ekonomi di daerah pedesaan. KUD banyak yang
bergerak di bidang pertanian dan menjual hasil pertanian warganya.
Kegiatan koperasi unit desa yg biasa dilakukan oleh masyarakat adalah
menjual pupuk, menjual pestisida untuk lahan pertanian, menjual benih
pertanian, menjual alat pertanian dan juga KUD akan memberikan
penyuluhan teknis dan juga pelatihan yang berhubungan dengan teknik
pertanian yang benar.
b. KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia)
Koperasi ini merupakan koperasi yang beranggotakan pegawai
negei sipil atau PNS. Semua PNS terdaftar dengan koperasi ini.
Sebelum bernama KPRI, koperasi ini bernama KPN atau Koperasi
Pegawai Negeri. Tujuan utama pendirian koperasi ini adalah untuk
mensejahterakan anggotanya dan mensejahterakan Pegawai Negeri
Sipil yang tergabung dalam koperasi tersebut. Koperasi ini bisa
didirikan di instansi baik instansi sekolah, instansi pemerintahan dan
juga lingkup departemen.
c. Koperasi Siswa
Koperasi sekolah atau koperasi siswa memiliki anggota di
dalamnya. Anggota koperasi itu merupakan bagian dari struktur
komite sekolah bisa dari guru, karyawan dan siswa yang ada di sekolah
tersebut. Koperasi sekolah akan menyediakan berbagi macam
kebutuhan siswa, kebutuhan guru dan karyawan.. Kebutuhan itu
misalnya saja adalah buku pelajaran, alat tulis, makanan ringan dan
makanan berat, seragam dan masih banyak lagi lainnya. Koperasi yang
ada di sekolah bukan semata-mata mencari uang dan keuntungan seata,
namun koperasi sekolah memiliki tujuan lebih dari itu. Tujuan utama
koperasi itu adalah sebagai media pembelajaran bagi siswa.
Pembelajaran yang bisa didapatkan oleh siswa tersebut adalah kegiatan
untuk berorganisasi, melatih kepemimpinan, melatih tanggung jawab
baik pengurus koperasi maupun anggotan dan melatih kejujuran bagi
setiap anggotanya.

10
5. Berdasarkan Lapangan Usahanya
Menurut lapangan usahanya, koperasi dibedakan menjadi berikut
ini :
a. Koperasi Ekstraktif
Koperasi ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usahadengan
menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alamsecara langsung
tanpa atau dengan sedikit mengubah bentukdan sifat-sifat sumber alam
tersebut.Contohnya, koperasi yang melakukan usaha pendulangan
emas, usaha pengumpul batu kali.
b. Koperasi Pertanian
Koperasi pertanian adalah koperasi yang melakukan usaha
berkaitan dengan komoditi pertanian tertentu. Koperasi pertanianini
biasanya beranggotakan para petani maupun buruh tani danlainnya
yang mempunyai sangkut paut dengan usaha pertanian. Contohnya,
koperasi karet, koperasi tembakau, koperasi cengkih.
c. Koperasi Peternakan
Koperasi peternakan adalah koperasi yang berhubungan dengan
peternakan tertentu Koperasi peternakan biasanyaberanggotakan para
pemilik ternak dan para pekerja yangberkaitan secara langsung dengan
usaha peternakan. Contohnya,koperasi susu (dari sapi perah), koperasi
unggas.
d. Koperasi Industri dan Kerajinan
Koperasi industri dan kerajinan adalah koperasi yang melaku-kan
usaha di bidang industri atau kerajinan tertentu yang kegiatan-nya
berkaitan dengan usaha pengadaan bahan baku menjadibarang jadi
maupun barang setengah jadi, dan usaha pemasaranhasil produksi.
Contohnya, koperasi batik, koperasi kulit.

D. Sistem Koperasi
Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu:
1. Organisasi dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi dan sifat-
sifat sosial (pendekatan sosiologi).

11
2. Perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa
dalam ekonomi pasar (pendekatan neo klasik). Interprestasi dari Koperasi
sebagai Sistem Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem
yang terdiri dari orang-orang dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan
sebagai Socio technological system yang selanjutnya terjadi hubungan
dengan lingkungan sehingga dapat dianggap sebagai sistem terbuka,
sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan kelangkaan
sumber-sumber yang digunakan.
Cooperative Combine adalah sistem sosio teknis pada substansinya, sistem
terbuka pada lingkungannya, sistem dasar target pada tugasnya dan sistem
ekonomi pada penggunaan sumber-sumber. Semua pelaksanaan dalam
keseluruhan kompleks dan pengaruh eksternal, dipengaruhi oleh hubungan
sistem, demikian juga dilihat dari sudut pandang ekonomi, tidak cukup hanya
melaksanakan koperasi secara ekonomis saja, tetapi juga berhubungan dengan
hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara 8 anggota tetapi
juga berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi
dan antara anggota dengan manajemen perusahaan koperasi dalam lapangan
lain.
Contoh Cooperative Interprise Combine:
Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha, kerajinan, dan industri.
Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS) The Businnes function
Communication System (BCS) adalah sistem hubungan antara unit-unit usaha
anggota dengan koperasi yang berhubungan dengan pelaksanaan dari
perusahaan koperasi untuk unit usaha anggota mengenai beberapa tugas
perusahaan. Sistem Komunikasi antar anggota (The Interpersonal
Communication System (ICS) ICS adalah hubungan antara orang-orang yang
berperan aktif dalam unit usaha anggota dengan koperasi yang berjalan. ICS
meliputi pembentukan/terjadi sistem target dalam koperasi gabungan.
Sistem Informasi Manajemen Anggota Koordinasi dari suatu sistem yang
ada melicinkan jalannya Cooperative Combine (CC), koordinasi yang terjadi
selalu lewat informasi dan dengan sendirinya membutuhkan informasi yang

12
baik. Manajemen memberikan informasi pada anggota, informasi yang khusus
untuk penganalisaan hubungan organisasi dan pemecahan persoalan seoptimal
mungkin. Dimensi struktural dari Cooperative Combine (CC) Konfigurasi
ekonomi dari individu membentuk dasar untuk pengembangaaan lebih lanjut.
Sifat-sifat dari anggota sifat dari orang atau anggota organisasi serta sudut
pandang anggota. Intensitas kerjasama semakin banyak anggota semakin
tinggi intensitas kerjasama atau tugas manajemen Distribusi kemampuan
dalam menentukan target dan pengambilan keputusan. Formalisasi kerjasama,
fleksibilitas kerjasama dalam jangka panjang dan dapat menerima dan
menyesuaikan perubahan. Stabilitas kerjasama. Tingkat stabilitas dalam CC
ditentukan oleh sifat anggota dalam soal motivasi, kebutuhan bergabung dan
lain-lain.

E. Perjalanan Koperasi Di Indonesia


Sejarah Koperasi di Indonesia bermula pada tahun 1886, Pamong Praja
Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para
pegawai negeri (priyayi). Ia mendirikan Bank tersebut dengan tujuan untuk
menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat
yang memberikan pinjaman dengan bunga tinggi. Cita-cita Patih tersebut
dikembangkan oleh seorang asisten residen Belanda De Wolf Van
Westerrode. Ia menganjurkan untuk mengubah Bank itu menjadi koperasi.
Kemudian pada 1908, Raden Soetomo mendirikan perkumpulan “Budi
Utomo” untuk memanfaatkan sektor perkoperasian bagi kesejahteraan rakyat
miskin. Mulai dari industri kecil dan kerajinan, Kongres Budi Utomo juga
melakukan perbaikan dari peningkatan kecerdasan rakyat di Yogyakarta.
Pada tahun 1915, Terlahir UU koperasi yang pertama, yaitu “Verordening
Op De Cooperatieve Vereeniging” yang bunyinya sama dengan UU bagi
rakyat Indonesia, anggaran dasar koperasi tersebut harus dalam Bahasa
Belanda dan dibuat di hadapan notaris. Di tahun 1927, dibentuk Serikat
Dagang Islam yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi
pengusaha-pengusaha pribumi. Pada tahun 1929, didirikannya Partai Nasional

13
Indonesia bertujuan menyebarluaskan semangat perkoperasian di tanah
air. Perkembangan koperasi di Indonesia tidaklah selalu berjalan dengan
mulus, pada tahun 1933 dengan dikeluarkannya UU No. 431 sehingga
mematikan usaha koperasi.
Ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, Jepang mendirikan
koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun, fungsinya
berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan dan
menyengsarakan rakyat Indonesia. Pada tanggal 12 Juli 1947, pemerintah
Indonesia mengadakan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan penting, yaitu mendirikan
Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI), menetapkan gotong
royong sebagai asas koperasi, menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai Hari
koperasi.
Kemudian, lahir juga Kongres Koperasi II pada 1953 di Bandung, Jawa
Barat. Hasil kongres kedua ini adalah pengganti SOKRI, yaitu Dewan
Koperasi Indonesia (Dekopin), sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah,
mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia, segera akan
dibuat undang-undang koperasi yang baru. Saat ini, sudah terdapat sekitar
152.000 lebih koperasi yang dikategorikan aktif. Masih banyak sekali
tantangan untuk mewujudkan koperasi menjadi pilar ekonomi bangsa. Perlu
adanya kerja keras untuk mencapai hal itu.

F. Mengapa Koperasi Tidak Berkembang Di Indonesia ?


Pada dasarnya koperasi berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk
mempertinggi kesejahteraan rakyat. Untuk menyempurnakan fungsi tersebut,
suatu lembaga pelaksana koperasi harus memilki pengelolaan yang efektif.
Saat ini masalah yang masih di hadapi koperasi dan bisa menghambat
perkembangan koperasi di Indonesia menjadi problematika. Pengelolaan
koperasi yang kurang efektif, baik dari segi manajemen maupun keuangan
menjadi salah satu kendala berkembangnya koperasi.

14
Berikut adalah beberapa kendala pokok yang dihadapi oleh koperasi di
Indonesia :
1. Permodalan
Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan
kondisi modal keuangan badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa
jadi karena kurang adanya dukungan modal yang kuat dan dalam atau
bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya modal dan sumber koperasi itu
sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus dilakukan melalui
terobosan struktural, maksudnya dilakukannya restrukturasi dalam
penguasaan faktor produksi, khususnya permodalan.
2. Sumber Daya Manusia
Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa
mendukung jalannya koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi
berjalan dengan tidak profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai
dengan kaidah sebagimana usaha lainnya. Dari sisi keanggotaan, sering
kali pendirian koperasi itu didasarkan pada dorongan yang dipaksakan
oleh pemerintah. Akibatnya pendirian koperasi didasarkan bukan dari
bawah melainkan dari atas. Pengurus yang dipilih dalam rapat anggota
seringkali dipilih berdasarkan status sosial dalam masyarakat itu sendiri.
Dengan demikian pengelolaan koperasi dijalankan dengan kurang adanya
control yang ketat dari para anggotanya. Pengelola yang ditunjuk oleh
pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang profesional.
Sering kali pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman baik
dari sisi akademis maupun penerapan dalam wirausaha.
3. Manajerial
Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan
gerakan koperasi harus memiliki manusia-manusia yang mampu
menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber daya yang diperlukan
untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti
dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang
didirikan akan berkembang dengan baik.

15
Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi di
koperasi-koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat
pendidikan yang rendah. Contohnya banyak terjadi pada KUD yang nota
bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD yang bangkrut karena
manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem kelola usahanya,
dari segi sumberdaya manusianya maupun finansialnya. Banyak terjadi
KUD yang hanya menjadi tempat bagi pengurusnya yang korupsi akan
dana bantuan dari pemerintah yang banyak mengucur.
Selain itu terdapat beberapa hal yang menyebabkan sulitnya
perkembangan kopersi di Indonesia antara lain :
1. Image koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak
orang-orang Indonesia, sehingga menjadi sedikit penghambat dalam
pengembangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju,
dan punya daya saing dengan perusahaan-perusahaan besar.
2. Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (top down),
artinya koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran
masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang
disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri, koperasi
terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk saling membantu
memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan
koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan
pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja double selain
mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga
rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.
3. Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan
sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya
sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa,
baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat belum
tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun
sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi
konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi

16
menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak
mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan
terhadap penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi
anggota tidak ada kontrol dari anggota nya sendiri terhadap pengurus.
4. Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat
mengapa koperasi Indonesia tidak maju-maju. Koperasi banyak dibantu
pemerintah lewat dana-dana segar tanpa ada pengawasan terhadap
bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun tidak wajib dikembalikan. Tentu
saja ini menjadi bantuan yang tidak mendidik, koperasi menjadi ”manja”
dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya dari pemerintah.
Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan menjadikan
koperasi tidak bisa bersaing karena terus menerus menjadi benalu negara.
Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem
pengawasannya yang baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak
perlu dikembalikan. Dengan demikian akan membantu koperasi menjadi
lebih profesional, mandiri dan mampu bersaing.
5. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebutuhannya untuk memperbaiki
diri, meningkatkan kesejahteraanya, atau mengembangkan diri secara
mandiri. Padahal kesadaran ini adalah pondasi utama bagi pendirian
koperasi sebagai motivasi.
6. Kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Koperasi adalah suatu perkumpulan orang-orang atau badan yang memberi
kebebasan untuk masuk dan keluar sebagai anggota untuk bekerja sama
secara kekeluargaan dalam menjalankan usaha untuk mempertinggi atau
meningkatkan kesejateraan anggotanya.
2. Landasan hukum koperasi di Indonesia yaitu landasan idiil, landasan
konstitusional, landasan mental, dan landasan operasional.
3. Jenis-jenis koperasi berdasarkan fungsinya yaitu koperasi konsumsi,
koperasi jasa, dan koperasi produksi. Berdasarkan luas daerah kerja yaitu
koperasi primer dan sekunder. Kemudian jenis koperasi berdasarkan
usahanya yaitu koperasi simpan pinjam, koperasi serba usaha, koperasi
konsumsi, dan koperasi produksi. Sedangkan berdasarkan anggotanya
yaitu KUD, KPRI, dan koperasi siswa. Selain itu jenis koperasi
berdasarkan lapangan usahanya yaitu meliputi koperasi ekstraktif, koperasi
pertanian, koperasi peternakan, serta koperasi industri dan kerajinan.
4. Perjalanan koperasi di Indonesia bermula pada tahun 1886, Pamong Praja
Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk
para pegawai negeri. Perkembangan koperasi di Indonesia tidaklah selalu
berjalan dengan mulus sampai pada lahirnya Kongres Koperasi II pada
1953 di Bandung, Jawa Barat. Hasil kongres kedua adalah pengganti
SOKRI, yaitu Dewan Koperasi Indonesia, sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah, mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi
Indonesia, segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru. Saat ini,
sudah terdapat sekitar 152.000 lebih koperasi yang dikategorikan aktif.
5. Koperasi tidak berkembang di Indonesia disebabkan oleh adanya kendala
modal, banyak anggota, pengurus dan pengelola koperasi kurang bisa
mendukung jalannya koperasi, dan ketidakprofesionalan manajemen
koperasi.

18
B. Saran
Demikian informasi yang dapat kami paparkan mengenai “Koperasi”
namun tentu saja karena keterbatasan sumber referensi yang kami peroleh,
informasi yang kami sampaikan masih mempunyai banyak kekurangan serta
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu untuk kesempurnaan makalah ini
kami berharap kepada pembaca untuk dapat memberi kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada kami. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan khususnya kepada pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementrian Koperasi Dan


Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia. (2010). Usaha Koperasi.
Jakarta : Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Isa, I. G. T., & Hartawan, G. P. (2017). PERANCANGAN APLIKASI


KOPERASI SIMPAN PINJAM BERBASIS WEB (STUDI KASUS
KOPERASI MITRA SETIA). Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi, 5(10), 139-
151. http://eprints.ummi.ac.id/id/eprint/60

Masngudi. (1990). Penelitian Tentang Sejarah Perkembangan Koperasi Di


Indonesia. Jakarta : Badan Penelitian Pengembangan Koperasi
Departemen Koperasi.

Pasca, Y. D. (2021). PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, SIMPANAN,


PINJAMAN DAN MODAL KERJA TERHADAP SHU PADA
KOPERASI KPRI MITRA KABUPATEN MAJALENGKA. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 8(2), 322-332.
https://doi.org/10.34308/eqien.v8i2.270

Priliandani, N. M. I., Juniariani, N. M. R., & Mariyatni, N. P. S. (2018).


PENGARUH UKURAN KOPERASI, JENIS KOPERASI SERTA
PENGALAMAN KEPENGURUSAN MANAJEMEN TERHADAP
KUALIATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI
DI KABUPATEN TABANAN. Jurnal Masyarakat Mandiri, 3(1), 141-
178. https://doi.org/10.29303/jaa.v3i1.37

20

Anda mungkin juga menyukai