Anda di halaman 1dari 23

Makalah Hukum Perusahaan

Koperasi

Dosen : EVI, SH, MH

Kelompok6:

Saipullah EAA 117 143

SaprulYadi EAA 115 176

SherinSuwandari EAA 117 130

Sumarno EAA 117 148

TomyPeriyadi EAA 115 131

Wahyu Budi Nugroho EAA 116 164

Wardi EAA 117 150

Yunus Agustinus Silitonga EAA 117 154

Yurisa Sri Mauliani EAA 116 157

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

FAKULTAS HUKUM

2019
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul ”
KOPERASI “ dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Perusahaan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori sempurna, oleh
karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Selanjutnya dalam kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terima kasih
yang sedalam–dalamnya kepada Ibu EVI, SH, MH yang telah memberikan tugas berupa
makalah tentang Koperasi, dan dari berbagai sumber yang digunakan dalam tahap pembuatan
makalah ini secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 02 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................ i

Daftar Isi.................................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah.................................................................................................... 2

1.4 Tujuan.................................................................................................................... 2

1.5 Metode Penulisan.................................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1Apa Pengertian Koperasi........................................................................................ 3

2.2 Bagaimana cara penyelesaian sengketa Koperasi................................................. 8

BAB III : PENUTUP

3. Kesimpulan……………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Koperasi di Indonesia diperkenalkan oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah


pada Tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang
terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru
oleh Boedi Utomo. Tokoh nasional yang dengan gigih mendukung koperasi adalah Moh.
Hatta, wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama, sehingga beliau disebut dengan
Bapak Koperasi Indonesia. Secara resmi gerakan koperasi Indonesia baru lahir pada tanggal
12 Juli 1947 pada Kongres I di Tasikmalaya yang diperingati sebagai Hari Koperasi
Indonesia.

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum
Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan
usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya
sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Koperasi ini diatur berdasarkan Undang-Undang
No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.

Lahirnya Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 menggantikan Undang-Undang No. 25 Tahun


1992 tentang Perkoperasian dinilai memiliki beberapa kelemahan dan mewarisi tradisi
perkoperasian kolonial. Salah satu contohnya adalah semangat koperasi dihilangkan
kemandiriannya dan disubordinasikan di bawah kepentingan kapitalisme maupun negara.
Campur tangan pemerintah dan kepentingan pemilik modal besar sangat terbuka dalam
undang-undang ini.

1
1.2.Rumusan masalah

Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka kami akan merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian Koperasi ?


2. Bagaimana cara yang dilakukan untuk menyelesaikan sengketa Koperasi ?

1.3 Batasan masalah

Dalam makalah ini, hanya menggambarkan tentang apa pengertian, fungsi dan prinsip
koperasi, jenis-jenis koperasi. Dan juga membahas tentang upaya apa yang dilakukan
untuk menyelesaikan sengketa koperasi.

1.4 Tujuan

1.4.1 Mengetahuipengertian, fungsidanprinsipkoperasi, jenis-jeniskoperasidan dasar hukum


koperasi di Indonesia.

1.4.2 Memahamicarapenyelsaiansengketaataumasalah-masalahdalamkoperasi.

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan pada makalah ini adalah studi melalui media massa.
Penulis mengumpulkan data dari berbagai referensi seperti undang-undang, buku, jurnal, dan
internet yang terkait dengan pembahasan makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KOPERASI

Koperasi adalah badan usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh anggotanya untuk memenuhi
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Sedangkan pengertian koperasi
UU NO 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN yang lebih formal adalah sesuai
dengan Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

2. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi.

3. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-
seorang.

4. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi.

5. Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan perkoperasian


yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama Koperasi.

Dan dalam Peraturan Menteri koperasi Dan Usaha Kecil Dan MenengahRepublik Indonesia
Nomor 06 /Per/M.kum/ V /2017 tentang penerapan prinsip mengenali pengguna jasa bagi
koperasi yang melakukan usaha simpan pinjam.. pasal 1 yaitu :Koperasi adalah badan hukum
yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan
kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi
dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip koperasi

Koperasi didirikan dengan berlandaskan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945. Artinya, dalam menjalankan usahanya koperasi harus tunduk pada aturan dalam
Pancasila dan UUD 1945.Dasar pembentukan koperasi terkait dengan pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun berdasarkan
atas asas kekeluargaan”. Asas kekeluargaan ini sering dikaitkan dengan koperasi, sebab asas

3
pelaksanaan usaha koperasi adalah kekeluargaan. Pengkoperasian itu sendiri telah diatur di
dalam Undang-Undang dan juga telah banyak mengalami penyempurnaan hingga yang
terakhir ini yaitu Undang-Undang Republik Indonesia . Itu menunjukkan komitmen
Pemerintah dengan koperasi, yaitu pemerintah telah menata regulasi pengkoperasian
Indonesia dengan Undang-Undang awal hingga Undang-Undang akhir.

Koperasi menurut perundang – undangan adalah badan usaha yang beranggotakan


orang – seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas
kekeluargaan.Menurut ketentuan perundang – undangan yang berlaku, suatu koperasi dapat
didirikan dengan berbentuk koperasi primer dan koperasi sekunder. Yang di maksud koperasi
primer adalah suatu koperasi yang di bentuk, di mana anggota yang terlibat sekurang –
kurangnya terdiri atas 20 orang, sedangkan koperasi sekunder adalah suatu koperasi yang
merupakan gabungan dari beberapa koperasi, dimana anggota yang terlibat sekurang –
kurangnya terdiri atas 3 koperasi. Koperasi yang akta pendiriannya disahkan menurut
ketentuan undang undang ini adalah Badan Hukum. Dengan demikian, pendirian suatu
koperasi harus di buat suatu akta. Dan dalam suatu akta yang telah dibuat oleh mereka yang
membuatnya haruslah memuat Anggaran Dasar Koperasi.Dalam anggaran dasar antara lain
memuat:
a. Nama Koperasi, tempat kedudukan dan daerah bekerja sama;
b. Maksud dan tujuan ;
c. Ketegasan usaha;
d. Syarat – syarat keanggotaan;
e. Ketetapan tentang permodalan
f. Peraturan tanggungan anggota;
g. Peraturan tentang pimpinan koperasi dan kekuasaan anggota;
h. Penetapan tahun buku;
i. Ketentuan tentang sisa hasil perusahaan pada akhir tahun buku;

Koperasi dijalankan dengan asas kekeluargaan. Artinya, koperasi tidak bertujuan untuk
menguntungkan satu orang saja, tetapi mencapai keuntungan bersama. Hal ini membedakan
koperasi dengan badan usaha lainnya.Pengertian Koperasi dalam hukum perusahaan ada beberapa
sistem perniagaan yang dibawahi langsung. Salah satunya adalah koperasi dan yayasan.
4
Tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi dan yayasan sangat berkembang di Indonesia. Banyak
masyarakat di Indonesia memanfaatkan sistem ini untuk memutar perniagaan dengan aman dan
mudah.

1. Dasar Hukum Koperasi di Indonesia

Undang-undang mengenai Perkoperasian yang menjadi acuan Pendirian Badan Hukum


Koperasi adalah UU NO 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

2. Prinsip koperasi

Prinsip koperasi merupakan dasar bekerjanya/dasar melakukan kegiatan koperasi yang


merupakan ciri khas yang membedakannya dengan badan usaha lainnya. Prinsi koperasi
tersebut adalah :

a) Keanggotan bersifat sukarela dan terbuka

Sukarela artinya anggota bergabung tanpa paksaan. Terbuka berarti siapa saja yang
mampu menjalankan kewajiban sebagai anggota berhak bergabung dalam koperasi.
Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa menjadi
anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. Sifat kesukarelaan juga
mengandung makna bahwa seorang anggota dapat mengundurkan diri dari
koperasinya sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi.
Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan
pembayasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun

b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Demokrasi artinya setiap anggota diperbolehkan menyampaikan pendapat sesuai


dengan ketentuan yang berlaku. Pengurus maupun Pengawas tidak bisa mencabut
hak-hak seorang anggota kecuali anggota tersebut mengundurkan diri dari posisinya.
Prinsip demokrasi menunjukan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak
dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang memegang dan melaksanakan
kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

5
c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota, pembagian sisa hasil usaha kepada anggota
dilakukan seseorang dalam koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha
anggota terhadap koperasi. Ketentuan yang demikian ini merupakan perwujudan
nilai kekeluargaan dan keadilan.
d) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi

Setiap anggota memiliki perannya sendiri-sendiri dalam koperasi, baik sebagai


pengurus, pengawas maupun anggota yang berkontribusi dengan melaksanakan
kegiatan usaha koperasi.

e) Pemberian balas jasa sesuai modal

Balas jasa berupa SHU diberikan kepada anggotanya secara adil. Bagi anggota yang
menyertakan modal besar, maka SHU yang diterima akan besar juga. Begitu juga
sebaliknya.

f) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen

Artinya dalam menjalankan usahanya koperasi tidak dipengaruhi oleh kepentingan


individu anggotanya maupun kepentingan pihak luar.

g) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan diberikan baik untuk anggota atau masyarakat umum.
Pendidikan dan pelatihan untuk anggota bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
mereka sehingga koperasi dapat beroperasi lebih baik, sedangkan pelatihan untuk
masyarakat umum bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan.

6
h) Koperasi memperkuat gerakan dengan bekerjasama

Kerjasama dengan koperasi lain maupun dengan organisasi lain dapat dilakukan lewat
jaringan kegiatan pada tingkat lokal, regional, nasional dan internasional. Tujuan dari
kerja sama adalah untuk memperkuat gerakan koperasi sehingga dapat memberikan
manfaat yang lebih besar lagi bagi perekonomian nasional.

3. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia

Bentuk-bentuk koperasi dibagi menjadi dua yaitu : satu koperasi primer adalah koperasi
yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang (individu-individu orang). Kedua
koperasi sekunder yaitu koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum
koperasi (himpunan koperasi-koperasi).Koperasi di Dalam Ruang Hukum Perusahaan .
Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan, dan
kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti antara lain koperasi simpan pinjam, koperasi
konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran, dan koperasi jasa. Khusus koperasi
yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti pegawai negeri, anggota ABRI, karyawan
dan sebagaimananya, bukan merupakan jenis koperasi tersendiri.Jenis-jenis koperasi
yaitu :

1. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatan usahanya menghimpun dana
anggotanya dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada anggota yang
membutuhkan dalam bentuk kredit.
2. Koperasi konsumen adalah koperasi yang kegiatan usahanya menyediakan barang-
barang kebutuhan sehari-hari
3. Koperasi produsen adalah koperasi yang melakukan kegiatan usaha dibidang
pembuatan barang/produk
4. Koperasi pemasaran adalah koperasi yang melakukan kegiatan usaha berupa
pemasaran barang-barang tertentu
5. Koperasi jasa adalah koperasi yang kegiatan usahanya adalah memberikan pelayanan
jasa.
6. Koperasi serba usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya bermacam-macam atau
multi usaha, baik dibidang produsen konsumen, jasa dan atau lain-lain .

7
5. Modal Koperasi
Untuk menjalankan usahanya, koperasi memerlukan modal. Modal digunakan untuk
membeli barang dagangan atau alat-alat produksi. Modal bisa didapat dari dua sumber,
yaitu dari anggotanya sendiri (internal) dan dari luar (eksternal).Modal internal terdiri dari:

1. Simpanan pokok, Simpanan pokok dibayarkan selama satu kali saat mendaftar
sebagai anggota dan besarannya sudah ditentukan. Simpanan ini tidak bisa diambil
selama masih menjadi anggota koperasi.

2. Simpanan wajib, Simpanan wajib dibayarkan setiap bulan dengan besaran yang sudah
ditentukan. Simpanan ini tidak bisa diambil selama masih menjadi anggota koperasi.

3. Simpanan sukarela, Simpanan ini sifatnya sukarela, begitu pula jumlahnya. Simpanan
ini dapat diambil kapan saja.

4. Dana cadangan, Dana cadangan adalah bagian dari SHU (Sisa Hasil Usaha) yang
tidak dibagikan kepada anggotanya. Jumlahnya sesuai dengan kesepakatan saat rapat
anggota.

Modal Eksternal terdiri dari:

1. Hibah, Hibah adalah pemberian dari pihak lain untuk koperasi. Hibah dapat berupa
uang, lahan, atau barang-barang modal.

2. Pinjaman, Koperasi dapat meminjam modal dari pihak lain, misalnya bank, untuk
memenuhi kebutuhan modal.

3. Sumber lain yang sah.

2.2.PENYESELESAIAN SENGKETA KOPERASI

Penyelesaian sengketa ekonomi bertujuan untuk menghentikan pertikaian dan menghindari


kekerasan dan akibat-akibat yang mungkin akanterjadi akibat dari persengketaan tersebut.
Menurut pasal 33 ayat 3 perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asaskekeluargaan jelas sekali dalam undang-undang sudah tercantum pasal mengenai

8
perekonomian harus disusun sebagai usaha bersama yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.Yang jelas kita lihat adalah koperasidimana koperasi menggunakan asas
kekeluargaan. Dan banyak pula kita jumpai perusahaan besar yang dalam operasi usahanya
menggunakan jenis koperasi. Dimana segala sesuatunya dijalankan bersama dan dengan
asaskekeluargaan. Tak heran jika perusahaan tersebut sukses besar. Karena dengan asas
kekeluargaan semua dibicarakan dengan adanya salingmenghormati dan menghargai
pendapat, hak dan kewajiban masing-masinganggotanya. Penyelesaian sengketa dapat
ditempuh melalui berbagai macamcara. Cara-cara tersebut diantaranya :

1. Negoisasi

Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak 7 pihak yang terlibat berusaha
untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbedadan bertentangan. Menurut kamus Oxford,
negosiasi adalah suatu carauntuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal.
Negosiasimerupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapatmemenuhi
kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi.
Termasuk di dalamnya, tindakan yangdilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau
memengaruhi orang laindengan tujuan tertentu. Seperti pertukaran pandangan dan usul-
usulantara dua pihak untuk menyelesaikan suatu persengketaan, jadi tidak melibatkan pihak
ketiga.

2. Mediasi dan Konsiliasi

Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui proses perundingan atau mufakat para
pihak dengan dibantu oleh mediator yangtidak memiliki kewenangan memutus atau
memaksakan sebuah penyelesaian. Ciri utama proses mediasi adalah perundingan
yangesensinya sama dengan proses musyawarah atau konsensus. Sesuaidengan hakikat
perundingan atau musyawarah atau konsensus, makatidak boleh ada paksaan untuk menerima
atau menolak sesuatu gagasanatau penyelesaian selama proses mediasi berlangsung. Segala
sesuatunyaharus memperoleh persetujuan dari para pihak ada mediasi, para pihak yang
bersengketa, datang bersama secara pribadi. Saling berhadapan antara yang satu dengan yang
lain. Para pihak berhadapan dengan mediator sebagai pihak ketiga yang netral.

10
Peran danfungsi mediator, membantu para pihak mencari jalan keluar atas penyelesaian yang
mereka sengketakan. Penyelesaian yang hendak diwujudkan dalam mediasi adalah
compromise atau kompromi di antara para pihak. Dalam mencari kompromi, mediator
memperingatkan, jangansampai salah satu pihak cenderung untuk mencari kemenangan.

3.Konsiliasi

Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai
persetujuan dan penyelesaian. Dalammenyelesaikan penyelisihan konsilator memiliki hak
dan kewenanganuntuk menyampaikan pendapat secara terbuka dan tidak memihak
kepadayang bersengketa. Selain itu, konsiliator tidak berhak untuk membuatkeputusan dalam
sengketa untuk dan atas nama para pihak sehinggakeputusan akhir merupakan proses
konsiliasi yang diambil sepenuhnyaoleh para pihak dalam sengketa yang dituangkan dalam
bentuk kesepakatan diantara mereka.Konsiliasi memiliki kesamaan dengan mediasi. Kedua
cara iniadalah melibatkan pihak ketiga untuk menyelesaikan sengketa secaradamai.
Konsiliasi dan mediasi sulit dibedakan. Namun ada perbedaan antara kedua istilah ini, yaitu
konsiliasi lebih formaldaripada mediasi. Konsiliasi bisa juga diselesaikan oleh seorang
individuatau suatu badan yang disebut dengan badan atau komisi konsiliasi. Persidangan
suatu komisi konsiliasi biasanya terdiri dari dua tahap, yaitutahap tertulis dan tahap lisan.
Dalam tahap pertama, sengketa yang diuraikan secara tertulis diserahkan kepada badan
konsiliasi. Kemudian badan ini akan mendengarkan keterangan lisan dari para pihak. Para
pihak dapat hadir pada tahap pendengaran, tetapi bisa juga diwakili olehkuasanya. Dalam
konsiliasi ada beberapa tahap yang biasanya dilalui,yaitu penyerahan sengketa kepada komisi
konsiliasi, kemudian komisiakan mendengarkan keterangan lisan para pihak, dan berdasarkan
fakta-fakta yang diberikan oleh para pihak secara lisan tersebut komisikonsilisiasi akan
menyerahkan laporan kepada para pihak disertai dengankesimpulan dan usulan penyelesaian
sengketa

11
4. Arbitrase

Istilah arbitrase berasal dari kata arbitrare bahasa latin yang berarti kekuasaan untuk
menyelesaikan sesuatu perkara menurut kebijaksanaan. Arbitrase adalah salah satu jenis
alternatif penyelesaiansengketa dimana para pihak menyerahkan kewenangan kepada pihak
yang netral, yang disebut arbiter, untuk memberikan putusan.Untuk dapat menempuh prosesi
arbitrase hal pokok yang harus ada adalah klausula arbitrase di dalam perjanjian yang dibuat
sebelumtimbul sengketa akibat perjanjian tersebut, atau perjanjian arbitrase dalam hal
sengketa tersebut sudah timbul namun tidak ada klausula arbitrase dalam perjanjian
sebelumnya. Klausula arbitrase atau perjanjianarbitrase tersebut berisi bahwa para pihak akan
menyelesaikan sengketamelalui arbitrase sehingga menggugurkan kewajiban pengadilan
untuk memeriksa perkara tersebut. Jika perkara tersebut tetap diajukan ke pengadilan maka
pengadilan wajib menolak karena perkara tersebutsudah berada di luar kompetensi
pengadilan tersebut akibat adanyaklausula arbitrase atau perjanjian arbitrase.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka,
melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis. Dasar
pembentukan koperasi terkait dengan pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyebutkan bahwa “perekonomian disusun berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Asas
kekeluargaan ini sering dikaitkan dengan koperasi, sebab asas pelaksanaan usaha koperasi
adalah kekeluargaan. Pengkoperasian itu sendiri telah diatur di dalam Undang-Undang dan
juga telah banyak mengalami penyempurnaan hingga yang terakhir ini yaitu Undang-Undang
Republik Indonesia UU NO 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN . Itu
menunjukkan komitmen Pemerintah dengan koperasi, yaitu pemerintah telah menata regulasi
pengkoperasian Indonesia dengan Undang-Undang awal hingga Undang-Undang akhir.

Koperasi menurut perundang-undangan adalah badan usaha yang beranggotakan


orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas kekeluargaan.
Penyelesaian sengketa Koperasi bertujuan untuk menghentikan pertikaian da
nmenghindari kekerasan dan akibat-akibat yang mungkinakan terjadi akibat dari
persengketaan tersebut. Penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui berbagai macam cara.
Atau negoisasi, mediasi, konsiliasi, danarbitrase. Negoisasi yaitu seperti pertukaran
pandangan dan usul-usul antara dua pihak untuk menyelesaikan suatu persengketaan, jadi
tidak melibatkan pihak ketiga. Mediasi dan konsiliasi hamper sama yaitu proses penyelesaian
sengketa melalui proses perundingan atau mufakat para pihak dengan dibantu oleh mediator
yang tidak memiliki kewenangan memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.Dan
arbitrasea adalah dimana para pihak menyerahkan kewenangan kepada kepada pihak yang
netral, yang disebut arbiter, untuk memberikan putusan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan :

Undang Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 Tentang Perkoperasian

Internet :

https://www.academia.edu/12771296/Aspek_Hukum_Ekonomi_penyelesaian_sengketa_

http://qudchieuj.blogspot.com/2014/10/materi-hukum-koperasi.html

https://www.notarisdanppat.com/koperasi-di-dalam-ruang-hukum-perusahaan/
ANALISIS KASUS KOPERASI PANDAWA GROUP

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Majelis hakim yang mengadili kasus investasi bodong KSP
Pandawa Group menyatakan pengurus koperasi ini terbukti melakukan kejahatan yang diatur
dalam undang-undang perbankan.

Kisah bermula pada sekitar tahun 2009. Ketika itu, Dumeri alias Salman Nuryanto yang
sehari-hari menafkahi keluarga dengan berjualan bubur ayam dengan gerobak bertuliskan
Pandawa meminjam uang kepada Haji Ridwan sebesar Rp 10 juta. Dumeri menjanjikan akan
ada kelebihan pembayaran utang sebesar 10%.

Duit tersebut dipakainya untuk mengembangkan bisnis bubur ayam yang ternyata makin
lama makin berkembang.

Sejak 2010, Dumeri pun mulai meminjamkan duitnya kepada para pedagang kecil lain namun
dengan meminta bunga 20%. Dari bunga tersebut, sebanyak 10% ia berikan untuk Haji
Ridwan sebanyak 10% sisanya untuk dirinya sendiri.

Seiring perkembangan, tak hanya Haji Ridwan yang tertarik. Dumeri, H. Ridwan dan kawan-
kawan pun mendirikan perkumpulan Koperasi Pandawa Group namun belum berizin. Izin
baru diajukan pada 2011 sembari merekrut anggota dengan iming-iming imbal hasil 10% per
bulan selama satu tahun.

"Untuk menarik minat, terdakwa (Dumeri) mengangkat leader dengan pola piramida yang
terinspirasi dari bisnis Multi Level Marketing (MLM) yang pernah ia ikuti," kata ketua
majelis hakim Yulinda Trimurti Asih Muryati di Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat,
Senin (11/12).

Para leader ini dibagi menjadi beberapa tingkatan dengan istilah leader bintang satu hingga
leader diamond.

Alhasil, makin banyak nasabah berhasil direkrut. Hakim mencatat, ada 569.000 orang yang
berhasil direkrut dengan total dana yang berhasil dihimpun kurang lebih Rp 2 triliun.
Sedangkan Surat Perjanjian Kerja (SPK) yang telah dibuat kurang lebih 1 juta lembar.
Kekacauan mulai terjadi lantaran setoran modal nasabah baru sulit tersalurkan. Para leader
pun diberi kewenangan untuk mengelola uang nasabah baru.

Pembagian keuntungan nasabah lama pun diambil dari setoran modal awal para nasabah
baru. Di satu sisi, pengurus KSP Pandawa Group tidak melakukan pengadministrasian secara
cermat.

Oleh Nuryanto dan kroninya, duit nasabah ini dipakai untuk keperluan pribadi, membeli
rumah, tanah, kendaraan dan barang-barang bernilai ekonomis lainnya. Nantinya, barang-
barang ini akan disita untuk dimasukkan ke kas negara.

1. Kronologi

a) 2005 Salman Nuryanto memulai karir sebagai pedagang bubur ayam di depok, Jawa
Barat. Ketika usahanya sudah laris manis beberapa masyarakat tertarik untuk
berinvestasi pada usahanya agar bisa mengembangkan usaha bubur ayam.
b) Nuryanto memberikan imbal hasil atau keuntungan bagi yang menanamkan uangnya
sebesar 10% per bulan. Sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk
menanamkan uangnya kepada nuryanto.
c) 2015 nuryanto mendirikan KSP Pandawa Group, yang menghimpun dana dari
masyarakat dan menjanjikan keuntungan sebesar 10%
d) semakin banyak masyarakat yang percaya dan tertarik untuk menanamkan uangnya di
investasi Pandawa Group ini.
e) KSP Pandawa Group mengantongi izin dari Kementerian Koperasi dan UKM dalam
bentuk usaha koperasi. Namun, KSP Pandawa Group sendiri disinyalir menyalahi
beberapa aturan dalam usahanya.
f) Dengan berbagai pelanggaran izin usaha dan ditambah dengan penghimpunan dana
masyarakat yang menyalahi aturan, Nuryanto dipanggil OJK pada November.
g) Nuryanto diberikan waktu untuk mengembalikan dana ke masyarakat hingga 1
Februari 2017. Namun, Nuryanto pun tidak memenuhi kewajibannya.
h) Nuryanto melakukan penghimpunan dana Rp 500 miliar. Namun berdasarkan
informasi lainnya sebesar Rp 3,8 triliun.
i) Jumlah masyarakat yang menitipkan uangnya di Pandawa Group sebanyak 500.000
orang. Namun, kasus ini masih terus didalami oleh pihak kepolisian.
j) Pihak Pandawa akan menyerahkan proposal, apakah pengembalian aset kreditur
dengan cara mencicil secara bertahap atau dibayarkan secara sekaligus.
k) Aset Salim Nuryanto dan aset Koperasi Pandawa dapat dilelang dan diberikan kepada
kreditur sesuai persentase masing-masing nasabah.
l) Tim penyidik Polda Metro Jaya mendalami kasus tersebut. Salman beserta leader
pengikutnya terancam hukuman berlapis. Yakni, pasal 372 KUHP, pasal 378 KUHP,
pasal 46 UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dan pasal 3, 4, 5, 6 UU
Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun
penjara.

1. Masalah yang terjadi

a) Melakukan penipuan terhadap masyarakat melalui investasi dana


b) Menjanjikan keuntungan 10% untuk yang mau menanamkan dananya
c) Menyalahgunakan izin KSP yang ada dengan melakukan kegiatan lain.
d) Melarikan diri ketika tidak bisa mengembalikan dana dari para investor.

Analisis

Dengan imbal hasil 10 persen per bulan, jumlah sebesar itu memang sangat menggiurkan.
Sehingga orang tergoda, jumlah nasabah dan nilai modal yang dititipkan di KSP Pandawa
Mandiri Grup pun makin hari makin banyak. Namun bukannya disalurkan untuk kredit usaha,
uang nasabah justru dipakai untuk aset kepentingan pribadi, seperti membeli rumah, tanah
hingga kendaraan beroda empat. Pada akhirnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghentikan
aktivitas Pandawa pada 11 November 2016. Perusahaan itu masuk dalam daftar entitas
investasi ilegal dan berpotensi merugikan masyarakat.
Nuryanto sendiri memutar uang para nasabah itu untuk dipinjamkan kepada pedagang usaha
kecil dan menengah (UKM) se-Jabodetabek. Kredit pedagang mengalami kemacetan,
sehingga profit yang dijanjikan kepada nasabah pun mengalami kemacetan.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 372 juncto Pasal 378 KUHP, Pasal 46 UU RI No 10
Tahun 1998 tentang Perbankan serta Pasal 3, 4, 5, dan 6 UU No 8 Tahun 2010 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 55 juncto Pasal 64 KUHP.
Polda Metro Jaya setidaknya telah menerima 35 laporan terkait penipuan investasi fiktif
tersebut. Sebanyak 108 saksi dan 3 orang ahli telah dimintai keterangan dalam perkara ini.

Korban Pandawa Group mencapai 8.773 orang, yang tersebar di beberapa daerah dengan
perkiraan kerugian nasabah mencapai Rp 1,5 triliun.
Para nasabah Pandawa Group terus berharap dana investasi mereka dapat kembali. Namun,
sesuai dengan aturan yang berlaku, pengembalian dana nasabah akan diputuskan lewat
mekanisme pengadilan. Dengan dilakukannya penyitaan aset-aset Dumeri alias Salman
Nuryanto, Ketua Pandawa Group, adalah salah satu upaya agar para nasabah bisa
mendapatkan dana mereka kembali. Namun ketentuan untuk pengembalian dana tersebut
diputuskan lewat proses pengadilan. Hakim persidangan nantinya akan menentukan dana itu
dikembalikan atau tidak kepada para nasabah. Para nasabah dapat menuntut ganti rugi kepada
Nuryanto secara perdata untuk pengembalian aset tersebut. Setelah inkrah, akan diputuskan
aset itu untuk dilelang dan hasilnya dikembalikan kepada para nasabah.

Sementara ini, polisi telah menyita 28 unit mobil, 22 unit sepeda motor, 12 sertifikat hak
milik (SHM), 6 bidang rumah/bangunan, sejumlah emas batangan, dan barang bukti lainnya.
Apa ciri-ciri investasi bodong yang bisa dikenali sejak awal? Untuk melihat apakah investasi
dianggap bodong atau ilegal itu cukup mudah. Pertama, tidak memiliki izin usaha dari OJK.
Kedua, imbal hasil yang ditawarkan sangat tinggi ketimbang yang ditawarkan pasar. “Untuk
itulah, ketika akan berinvestasi selalu ingat 2L (Legal dan Logis). Apabila jargon ini dapat
selalu diperhatikan nasabah, maka sebenarnya investasi-investasi bodong itu akan mati
dengan sendirinya. amun, kondisi di lapangan justru berbeda, masih banyak warga yang
tertarik dengan investasi bodong ini. Selain warga dengan tingkat literasi keuangan yang
rendah, warga dengan tingkat literasi keuangan tinggi pun mudah tergoda. Kasus KSP
Pandawa Mandiri Grup di Depok, Jawa Barat adalah contohnya. Catatan Tongam, sebanyak
75 persen dari nasabah KSP Pandawa Mandiri Grup sebenarnya memiliki tingkat literasi
keuangan yang cukup, dan mengetahui risiko dari suatu investasi.
HASIL DISKUSI

Pertanyaan

1, apakah hasil putusan pengadilan terhadap kasus tersbut?

Jawaban

Gugatan diajukan kurator kepailitan Pandawa, dan Nuryanto lantaran terjadi tumpang tindih
soal pengurusan aset. Nuryanto, dan 26 petinggi Pandawa lainnya juga harus menghadapi
perkara pidana di Pengadilan Negeri Depok, dan telah dinyatakan telah melakukan
penghimpunan dana masyarakat tanpa izin. Perkara pidana yang terdaftar dengan nomor
perkara 425/Pid.Sus/2017/PN DPK hingga 429/Pid.Sus/2017/PN DPK diputuskan pada 11
Desember 2017. Selain memutuskan para terdakwa bersalah, ketika itu Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Depok juga memutuskan untuk melakukan penyitaan barang bukti berupa
aset Pandawa, maupun Nuryanto dalam perkara. Ini yang kemudian jadi sumber gugatan
kurator. Sebab pada 20 Juni 2017, Pandawa, dan Nuryanto telah diputuskan pailit, sehingga
pengurusan harta jadi wewenang kurator untuk kemudian melunasi kewajiban Pandaqa, dan
Nuryanto kepada kreditur-krediturnya. Dari penelusuran Kontan.co.id atas enam perkara
pidana di Pengadilan Negeri Depok tadi, aset yang disita adalah: 65 unit mobil, 28 unit
motor, 87 unit properti berbentuk lahan, rumah, apartemen, sertifikat-sertifikat, hingga akta
jual beli, 65 unit barang elektronik, 23 buah perhiasan dan logam mulia, uang senilai Rp 1,39
miliar, RM 3.050, SGD 1.550, SAR 877, ditambah dua polis asuransi. Sementara dari 209
aset yang dalam gugatan diminta untuk dikembalikan kepada kurator hanya aset milik
Nuryanto, Cicih, dan Nanih yang kembali, hanya 19 aset. Sebab Hakim Eko dalam
pertimbangan hukum atas putusan menjelaskan 19 aset tersebut dapat dibuktikan berasal
penghimpunan dana dari masyarakat. "Sisa bukti yang tidak dikabulkan membutuhkan
penelusuran asal lebih lanjut. Diperjelas statusnya," lanjut Hakim Eko. Sementara terkait
putusan, baik kurator maupun Kejaksaan Negeri Depok membuka opsi untuk mengajukan
kasasi. "Kalau dilihat dari putusan, hanya sebagian gugatan yang dikabulkan, tentu kita masih
punya opsi untuk mengajukan kasasi, agar mengalihkan seluruh bukti yang disitanya," kata
kurator kepailitan Pandawa, dan Nuryanto, Muhammad Denni kepada Kontan usai sidang.
Semen atas 10 aset yang telah dinyatakan untuk diserahkan kurator, Denni bilang, kurator
akan menunggu hingga putusan berkekuatan hukum tetap. Setelahnya pihak kurator akan
segera melakukan pemberesan dalam proses kepailitan. Sementara itu, Kepala Seksi Pwrdata
dan TUN Kejari Depok Neneng Rahmadini dalam kesempatan yang sama mengungkapkan,
Kejari Depok perlu mempelajari isi putusan terlebih dahulu untuk menentukan langkah
hukum selanjutnya. "Kita akan laporan dulu ke ketua Kejari, kemudian baru ada keputusan
apakah akan mengajukan kasasi atau tidak. Tapi opsi itu memang terbuka, karena memang
hak kita," kata Neneng. Mengingatkan, Pandawa dan Nuryanto jatuh pailit lantaran, tak dapat
memenuhi kewajibannya dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Dalam kepailitan Pandawa dan Nuryanto punya tagihan senilai Rp 3,3 triliun dari 39.000
kreditur yang juga nasabahnya.

Pertanyaan 2

2. Bagaimana jika tergugat tidak memenuhi sanksi Jika Tergugat Tidak Patuh Atas Putusan
Pengadilan

Jawaban 2

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara (“UU
5/1986”) sebagaimana telah terakhir kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 (“UU 51/2009”), jika tergugat tidak bersedia melaksanakan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap, terhadap pejabat yang bersangkutan dikenakan
upaya paksa berupa pembayaran sejumlah uang paksa dan/atau sanksi administratif

Hukuman dwangsom adalah bersifat accesoir dan merupakan hukuman tambahan dari
hukuman pokok. Ini berarti bahwa tidak ada dwangsom tanpa hukuman pokok, dan dengan
demikian tidak mungkin ada putusan dwangsom tersendiri. Dwangsom selalu diletakkan
bersama dengan hukuman pokok, di mana fungsi dwangsom di sini sebagai alat eksekusi bagi
terhukum agar ia dengan segera memenuhi prestasi.

Pejabat yang tidak melaksanakan putusan pengadilan diumumkan pada media massa cetak
setempat oleh panitera sejak tidak terpenuhinya kewajiban.Di samping diumumkan pada
media massa cetak setempat, ketua pengadilan harus mengajukan hal ini kepada Presiden
sebagai pemegang kekuasaan pemerintah tertinggi untuk memerintahkan pejabat tersebut
melaksanakan putusan pengadilan, dan kepada lembaga perwakilan rakyat untuk
menjalankan fungsi pengawasan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika tergugat tidak memenuhi kewajiban
yang ditentukan oleh putusan pengadilan, maka ia akan dikenakan uang paksa
atau dwangsom. Kemudian akan diumumkan di media masa setempat bahwa tergugat tidak
mematuhi putusan pengadilan. Jika tidak membayar dwangsom, maka akan tergugat
diberikan somasi. Namun, jika tergugat tetap tidak melaksanakannya, maka Ketua Pengadilan
Negeri akan meneliti apakah perkara tersebut telah dilakukan sita jaminan atau tidak. Apabila
diletakkan sita jaminan, maka dengan sendirinya berkekuatan eksekutorial . Sedangkan apabila
tidak diletakkan sita jaminan, maka secara ex officio Ketua Pengadilan Negeri melakukan sita eksekusi terhadap
harta kekayaan tereksekusi.

Anda mungkin juga menyukai