Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUKUM BISNIS
PERUSAHAAN YANG BERBADAN HUKUM II

Dosen Pengampu :
Anessa Adriyani, S.E.,M.Akt.

Kelompok 4 :
1. Egi Pujangga (12170113180)
2. Indah Paraswati (12170121704)
3. Manisha Amalia Br.Pasaribu (12170121453)
4. Nada Sakinah (12170123410)
KELAS : 4 D MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU

2023
1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini tepat waktu. Tidak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Penyusunan Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas Hukum Bisnis yang ber-
judul “PERUSAHAAN YANG BERBADAN HUKUM II” dari ibuk Anessa Adriyani selaku dosen
pengampu mata kuliah Hukum Bisnis dan untuk menambah wawasan khususnya bagi
mahasiswa kelas D Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial mengenai materi
makalah tersebut.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak, bagi kami
khususnya dan bagi teman-teman, kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan
saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 20 Mei 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii

BAB 1 .........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................1

C. Tujuan .....................................................................................................................................1

BAB II .........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN .........................................................................................................................2

A. Pengertian Koperasi ...............................................................................................................2

B. Ciri-ciri Koperasi.....................................................................................................................2

C. Syarat Pendirian Koperasi.......................................................................................................3

D. Kepengurusan Dalam Koperasi..............................................................................................4

E. Pengertian Yayasan.................................................................................................................5

F. Ciri-ciri Yayasan .....................................................................................................................5

G. Syarat Pendirian Yayasan.......................................................................................................6

H. Kepengurusan Dalam Yayasan...............................................................................................6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................9

A. Kesimpulan ............................................................................................................................9

B. Saran .......................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya koperasi dan yayasan memiliki persamaan, yaitu bahwa tujuan utama
pendirian koperasi dan yayasan bukan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
menyejahterakan. Dalam hal ini koperasi menyejahterakan anggotanya sedangkan yayasan
lebih menjalankan kegiatan yang bersifat kemanusiaan dan sosial yang akan bermanfaat bagi
masyarakat. Perkembangan koperasi di Indonesia kian membaik ditambah lagi dengan peran
aktif pemerintah dalam membangun perkoperasian di Indonesia. Begitu juga dengan yayasan
eksisensi di Indonesia semakin baik. Hal ini juga tidak luput dari peran pemerintah yang telah
memberi kebijakan untuk menjaga eksistensi yayasan khususnya dalam bidang pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Koperasi?
2. Apa saja Ciri-ciri Koperasi?
3. Apa saja syarat mendirikan sebuah Koperasi?
4. Kepengurusan dalam Koperasi?
5. Apa yang dimaksud dengan Yayasan?
6. Apa saja Ciri-ciri Yayasan?
7. Apa saja syarat mendirikan sebuah Yayasan?
8. Kepengurusan dalam Yayasan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Koperasi
2. Mengetahui Ciri-ciri Koperasi
3. Mengetahui syarat berdirinya sebuah Koperasi
4. Menjelaskan Kepengurusan di dalam Koperasi
5. Menjelaskan Pengertian Yayasan
6. Mengetahui Ciri-ciri Yayasan
7. Mengetahui syarat mendirikan sebuah Yayasan
8. Menjelaskan kepengurusan dalam Yayasan
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Koperasi berasal dari Bahasa Latin coopere atau corporation dalam Bahasa
Inggris. Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, co berarti
bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha. Jadi cooperation adalah
bekerja bersamasama atau usaha bersama sama untuk kepentingan bersama. Pada
pasal 1 ayat (1) UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
menyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Dari pasal ini dapat dipastikan secara hukum bahwa :
a. Koperasi adalah badan usaha bukan Ormas
b. Pendiri atau pemiliknya adalah orang-orang (perorangan/ individu) atau badan
hukum Koperasi
c. Bekerja berdasarkan prinsip-prinsip koperasi dan asas kekeluargaan
d. Sebagai gerakan ekonomi rakyat.

B. Ciri-ciri Koperasi

 Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota


 Koperasi sebagai wadah demokrasi ekonomi dan sosial yang kegiatannya
berdasarkan gotong royong
 Keberjalanan kegiatan koperasi atas kesadaran anggotanya
 Bersifat sukarela dan tidak memaksa
 Rapat anggota adalah kekuasaan tertinggi dalam koperasi
 Kegiatannya berdasarkan prinsip usaha sendiri dan kemampuan sendiri
 Pembagian usaha adil sesuai dengan besarnya jasa yang dilakukan oleh
anggotanya
 Kerugian koperasi ditanggung secara bersama-sama

5
C. Syarat Pendirian Koperasi

Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM No. 9/2018 tentang Penyelenggaraan dan
Pembinaan Perkoperasian telah mengatur mengenai persyaratan pendirian Koperasi di
Indonesia. Pendirian koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian koperasi
yang harus dihadiri oleh para pendiri, dan juga dihadiri oleh pejabat yang berguna un-
tuk melakukan penyuluhan terkait koperasi. Jumlah orang yang hadir dalam pendirian
koperasi akan berbeda tergantung jenisnya. Untuk pendirian koperasi primer dihadiri
oleh 20 orang dan akan lebih sedikit untuk koperasi sekunder.

a. Syarat Koperasi Primer


Pendiri koperasi mengajukan akta pendirian koperasi baik itu secara tertulis
maupun secara elektronik kepada Menteri dengan melampirkan beberapa per-
syaratan, yaitu:
 Dua rangkap akta pendirian koperasi (bermaterai)
 Berita acara rapat pendirian koperasi
 Surat bukti penyetoran modal
 Rencana awal kegiatan koperasi

b. Syarat Koperasi Sekunder


Syarat untuk mendirikan koperasi sekunder sama seperti koperasi primer, namun
terdapat beberapa tambahan dokumen berupa:
 Hasil berita acara rapat pendirian
 Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau sekunder
 NPWP aktif untuk setiap calon anggota koperasi primer dan/atau sekunder

c. Syarat Koperasi Simpan Pinjam (KSP)


Terdapat persyaratan khusus untuk KSP yang bisa dilihat pada Pasal 10 ayat
(5) Permen Koperasi dan UKM No. 9 thn 2018 Setelah pengajuan akta pendirian
koperasi, dan mendapatkan penilaian terkait anggaran dasar serta persyaratan ad-
ministrasi. Maka Menteri akan menerbitkan dua opsi surat, yaitu Surat Keputusan
(SK) penerimaan, atau penolakan.

6
D. Kepengurusan dalam Koperasi

a. Prinsip Koperasi

 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, artinya bersifat sukarela ialah seseo-
rang harus sukarela dan tidak ada paksaan untuk menjadi anggota koperasi, dan
bersifat terbuka adalah tidak ada diskriminasi, dan semua anggota akan diper-
lakukan setara.
 Pengelolaan secara demokratis, artinya pengelolaan dan semua pengambilan
keputusan koperasi harus dilakukan atas kehendak semua anggota.
 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil dan sebanding, artinya
pembagian sisa hasil usaha kepada tiap anggota koperasi berdasarkan perimban-
gan jasa usaha anggota koperasi.
 Pembagian balas jasa terbatas terhadap modal. artinya secara terbatas yaitu wa-
jar dan tidak melebihi suku bunga yang sedang berlaku di pasar.
 Kemandirian, artinya koperasi berdiri sendiri tanpa harus bergantung pada pihak
lain.

b. Tujuan Pengurus Koperasi

 Mengelola koperasi dan usahanya.


 Mengajukan rancangan rencana kerja anggaran pendapatan dan belanja kop-
erasi.
 Menyelenggarakan rapat anggota.
 Mengajukan laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tu-
gas.
 Memelihara buku daftar anggota dan pengurus.

c. Wewenang Pengurus Koperasi

Mewakili koperasi dalam hal koperasi mempunyai masalah, sehingga terlibat


dalam urusan hukum di pengadilan. Pengurus juga akan bertindak atas nama
koperasi di dalam dan di luar hukum, yaitu:

7
 Memutuskan kelayakan penerimaan atau penolakan seorang calon sebagai
anggota koperasi berdasarkan anggaran dasar koperasi.
 Melakukan tindakan-tindakan untuk kepentingan dan kemanfaatan koperasi
sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pengurus.

d. Tanggugan Pengurus Koperasi

Dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 34 dinyatakan bahwa pengurus koperasi,


baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri menanggung kerugian yang
diderita oleh koperasi karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau
kelalaian. Jika terbukti pengurus sengaja melakukan tindakan yang merugikan
koperasi, maka pengurus bisa dituntut melalui pengadilan. Bila kelalaian itu meli-
batkan beberapa orang anggota pengurus, maka mereka akan menanggung keru-
gian yang terjadi secara bersama-sama. Seorang pengurus akan terbebas dari
segala tanggungannya jika terbukti bahwa kerugian yang terjadi dalam koperasi
tidak disebabkan oleh kelalaiannya.

E. Pengertian Yayasan

Dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 2004 tentang Yayasan, bahwa


yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperun-
tukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan,
yang tidak mempunyai anggota.

Secara Bahasa, yayasan sendiri berasal dari Bahasa Sanskerta yang memiliki
berbagai arti, yakni popular, terhormat, dan mulia.

F. Ciri-ciri Yayasan

 Semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia belum bisa berperan


sebagai landasan dari keberadaan yayasan.
 Berbeda dengan badan hukum lainnya, yayasan memiliki sebuah pengakuan yang ter-
golong menjadi salah satu jenis badan hukum yang sampai saat ini belum memiliki
landasan yuridis yang cukup kokoh.
 Adanya proses pemisahan kekayaan ditujukan untuk berbagai tujuan, seperti tujuan
sosial, tujuan keagamaan, dan tujuan kemanusiaan. Selain itu ada tujuan lainnya,

8
seperti tujuan nirlaba dan tujuan lain untuk dapat membentuk yayasan dengan tujuan
yang lebih ideal dan proporsional.
 Yayasan sendiri hanya memiliki tiga anggota yang diberi jabatan. Salah satu dari
ketiga hambatan tersebut adalah pengurus yang bertanggung jawab atas yayasan den-
gan tujuan utama untuk mengembangkan yayasan, merealisasikan tujuan yayasan, dan
masih banyak lagi. Hal ini dikarenakan yayasan tidak memiliki anggota.
 Kedudukan badan hukum dari yayasan bersifat mandiri. Mengapa demikian? Hal ini
dikarenakan adanya peristiwa dimana kekayaan yang ada pada yayasan bersifat ter-
pisah antara kekayaan pribadi milik pengurus dan kekayaan milik pendiri. Selain itu,
yayasan juga memiliki tujuan yang berbeda dengan tujuan pribadi pengurusnya.
 Yayasan tetap diberikan pengakuan bahwa yayasan merupakan salah satu badan
hukum meskipun yayasan tidak memiliki dasar yuridis yang kokoh dan tegas.
 Yayasan boleh dibubarkan oleh pengadilan, karena pengadilan diberikan hak penuh
untuk dapat membubarkan yayasan. Hak tersebut akan aktif apabila pengadilan terasa
dan memiliki bukti jika yayasan tersebut melanggar dan menyeleweng jauh dari tu-
juan awal yayasan tersebut.

G. Syarat Pendirian Yayasan

1. Yayasan harus didirikan oleh satu orang atau juga bisa lebih dengan metode
memisahkan harta kekayaan milik pendirinya dan menjadikan sebagai kekayaan
yang dimiliki oleh yayasan.
2. Proses mendirikan yayasan harus dilakukan lewat akta notaris dan dibuat tentu
menggunakan Bahasa persatuan Bahasa Indonesia.
3. Susunan organisasi atau struktur organisasi pada yayasan harus tersusun atas Pem-
bina yayasan, pengurus yayasan, dan pengawas yayasan.
4. Pendirian yayasan melalui surat wasiat diperbolehkan.
5. Yayasan akn mendapatkan status badan hukum sah setelah akta pendiriannya su-
dah dilegalkan dan disahkan oleh pejabat atau juga menteri yang ditunjuk untuk
hal tersebut.
6. Yayasan tidak diperbolehkan menggunakan nama yang sudah digunakan oleh
yayasan lain. Selain itu, yayasan tidak boleh melanggar ketertiban dan melakukan
tindakan asusila.

9
H. Kepengurusan dalam Yayasan

Pada Pasal 2 UU No 28 Tahun 2004 yaitu yayasan dikelola oleh tiga organ inti
yang terdiri dari pembina, pengurus, dan pengawas. 

a. Pembina

Merujuk pada pasal 28 ayat (1) UU No 28 tahun 2004, pembina adalah organ yayasan
yang memiliki kewenangan yang tidak dapat diserahkan kepada pengurus maupun
pengawas, baik itu oleh undang-undang maupun anggaran dasar. Orang-orang yang
diangkat sebagai pembina adalah para pendiri yayasan itu sendiri atau bisa juga dip-
ilih berdasarkan keputusan rapat anggota yang mana orang tersebut dinilai memiliki
kinerja yang baik dan dedikasi yang tinggi sehingga dapat mewujudkan tujuan
yayasan. Adapun tugas dan wewenang dari pembina yayasan adalah sebagai berikut:

 memutuskan atau menyetujui perubahan anggaran dasar


 melakukan pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan pengawas
 menetapkan kebijakan umum yayasan yang didasarkan pada anggaran dasar
yayasan
 melakukan pengesahan terkait program kerja dan rancangan anggaran tahu-
nan yayasan
 menetapkan keputusan terkait penggabungan atau pembubaran yayasan.

b. Pengurus

Merujuk pada pasal 31 ayat (1) dan (2) UU No 28 tahun 2004, pengurus adalah organ
yayasan yang bertugas melaksanakan kepengurusan yayasan. Orang-orang yang dapat
diangkat menjadi pengurus adalah orang yang dapat melakukan perbuatan hukum.
Pengurus terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara yang diangkat oleh pembina
berdasarkan keputusan rapat pembina dan memiliki masa jabatan selama 5 tahun.

Saat menjalankan tugasnya, para pengurus harus mengikuti aturan dan harus sesuai
dengan maksud dan tujuan dari yayasan. Apabila terdapat pengurus yang ditemukan
melakukan tindakan menyimpang yang merugikan yayasan, maka pengurus bisa
diberhentikan sesuai dengan keputusan rapat pembina. Selain bertanggung jawab atas
kepengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan, pengurus juga berhak
10
mewakili yayasan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Namun, sesuai pasal 36
ayat (1), (2), dan pasal 37 ayat (1) UU No 28 tahun 2004, pengurus tidak berwenang
mewakili yayasan apabila: terjadi sebuah perkara di pengadilan antara yayasan den-
gan anggota pengurus yang bersangkutan;

 anggota pengurus memiliki kepentingan yang berlawanan dengan kepentin-


gan yayasan;
 mengikat yayasan sebagai penjamin utang;
 mengalihkan kekayaan yayasan, kecuali disertai dengan persetujuan pembina;
dan
 membebani kekayaan yayasan yang diperuntukkan bagi kepentingan dari pi-
hak lain.

Walaupun memiliki kewenangan dalam melakukan perbuatan hukum, pada prak-


tiknya kewenangan pengurus dibatasi oleh anggaran dasar. Sehingga, jika terjadi ke-
pailitan yang disebabkan oleh kelalaian pengurus dan di sisi lain kekayaan yayasan
tidak mencukupi untuk menutup kerugian, maka para pengurus harus bertanggung
jawab atas kerugian tersebut secara bersama-sama.

c. Pengawas

Pengawas adalah organ yayasan yang memiliki tugas mengawasi para pengu-
rus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Pengawas juga memiliki wewenang mem-
berikan nasihat dalam pengambilan langkah oleh para pengurus. Pada setiap yayasan,
setidaknya ada satu pengawas yang wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya diatur
dalam anggaran dasar Merujuk pada pasal 41 ayat (1) dan (2) UU No 28 tahun 2004,
pengawas memiliki wewenang untuk memberhentikan secara sementara anggota pen-
gurus dengan menyebutkan alasan yang kuat. Pemberhentian ini berlangsung paling
lama 7 hari dan harus dilaporkan secara tertulis kepada pembina. Pengawas diangkat,
diberhentikan, dan diganti oleh pembina melalui rapat pembina dengan mekanisme
mengikuti ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar. Sama seperti pengurus,
apabila terjadi kepailitan pada yayasan yang disebabkan oleh kelalaian pengawas
sedangkan kekayaan yayasan tidak mencukupi untuk menutup kerugian, maka para
anggota pengawas harus bertanggung jawab secara bersama-sama untuk menutup
kerugian tersebut

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Koperasi adalah Badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau Badan
Hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk men-
jalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,
dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat


pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian
nasional yang demokratis dan berkeadilan.

Yayasan adalah badan hukum yang kekayaanya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanu-
siaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tu-
juan dengan cara mendirikan badan usaha atau ikut serta dalam suatu badan usaha.

Dalam sebuah yayasan terdapat organ yaitu Pengurus memiliki tugas mengelola kekayaan
dan mengurus kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan yayasan.
Pengawas bertugas untuk selalu mengawasi dan memberikan beberapa nasihat kepada seo-
rang pengurus untuk membantu memudahkan pengurus dalam mengurus dan mengem-
bangkan organisasi.

B. Saran
Demikian makalah tentang “Perusahaan yang Berbadan Hukum II” ini kami buat.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami oleh para pembaca, dan juga membawa
manfaat barokah untuk kehidupan yang selanjutnya. Dalam penulisan makalah ini,
penulis menyadari mungkin terdapat kekurangannya. Untuk itu penulis menerima setiap
saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini jadi lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

azizah, L. n. (2020). Pengertian yayasan. gramedia, 1.

Irfan, M. (2021). Memahami prinsip koperasi. katadata, 1.

ri, b. (2001). Perubahan atas Undang Undang yayasan. peraturan bpk, 1.

YAYASAN, Z. (2019). Materi Yayasan. makalah, 4.

Wulan, S., Patmarina, H., & ARDANSYAH, A. (2017). Prosedur pendirian kop-
erasi. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, (2).

13

Anda mungkin juga menyukai