Anda di halaman 1dari 15

TATA CARA PENDIRIAN BADAN USAHA KOPERASI

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Dosen Mata Kuliah :

Rini Dianti Fauzi S.Ikom., M.M

DISUSUN OLEH :

ALFIAN CAHYA ANDRIANTO 191010501858

BUNGA AIRUL SANDRA 191010501743

DITA NUR AZIZAH 191010501822

RIZKITA ANABILA 191010501839

SITI SURYATI 191010502307

YUNI RISMAYANTI 191010503039

QORIAPNUR MULUK 191010506169

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Tugas makalah ini kami susun dengan maksimal dan berupaya semampu
kami untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Khususnya kepada Dosen pengampu, Ibu Rini Dianti Fauzi
S.Ikom.,M.M yang telah memberikan kami tugas tersebut.

Kami menyadari masih banyak terdapat berbagai kesalahan dalam makalah


ini, baik dari segi tampilan maupun segi bahasa dan kata-kata yang kami gunakan.
Sehingga, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi penyempurnaan makalah ini, dan menjadi acuan untuk tugas kami
yang akan datang. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan khususnya bagi kami selaku
penulis.

Pamulang, 24 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................ 3
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2.1 Syarat Pendirian Koperasi ............................................................................. 5
2.2 Studi Kasus .................................................................................................. 10
BAB III ................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian Koperasi

Pengertian Koperasi ialah badan usaha yang isinya beranggotakan orang-


perorangan atau badan hukum dengan melandaskan semua kegiatan yang
dilakukan berdasar prinsip koperasi yang telah ada, Koperasi juga sekaligus
berfungsi sebagai gerakan ekonomi milik rakyat yang asas nya berdasar
kekeluargaan.

Landasan Hukum Koperasi

Legalitas koperasi sebagai badan hukum sudah diatur berdasarkan sejumlah


peraturan perundang-undangan yang telah ada, yaitu :

1. UU Nomor 25 Tahun 1992 mengenai Perkoperasian

2. PP 4/199 mengenai Pengesahan Akta Pendirian Koperasi, dan Perubahan


Anggaran Dasar

3. PP 17/1994 mengenai Pembubaran Koperasi

4. PP 9/1995 mengenai Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam

5. PP 98/1998 mengenai Modal Penyertaan

6. Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 98 Tahun 2004 mengenai


Notaris Pembuat Akta

7. Peraturan Menteri koperasi dan UKM Nomor 10 Tahun 2015 mengenai


Kelembagaan Koperasi

8. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM 15 tahun 2015 mengenai Usaha


Simpan Pinjam

1
9. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM 9/2018 mengenai Penyelenggaraan
dan Pembinaan Koperasi.

Prinsip Koperasi

Prinsip yang dipegang Koperasi cukup berbeda dari badan hukum lainya,
berikut adalah daftarnya :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, artinya bersifat sukarela


ialah seseorang harus sukarela dan tidak ada paksaan untuk menjadi
anggota koperasi, dan bersifat terbuka adalah tidak ada
diskriminasi, dan semua anggota akan diperlakukan setara.

2. Pengelolaan secara demokratis, artinya pengelolaan dan semua


pengambilan keputusan koperasi harus dilakukan atas kehendak
semua anggota.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil dan


sebanding, artinya pembagian sisa hasil usaha kepada tiap anggota
koperasi berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota koperasi.

4. Pembagian balas jasa terbatas terhadap modal. artinya secara


terbatas yaitu wajar dan tidak melebihi suku bunga yang sedang
berlaku di pasar.

5. Kemandirian, artinya koperasi berdiri sendiri tanpa harus


bergantung pada pihak lain.

Dengan adanya prinsip ini diharapkan koperasi dapat memperluas wawasan


anggota, memperkuat solidaritas, dan meningkatkan kemampuan untuk tujuan
koperasi.Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi

Hak dan kewajiban untuk setiap anggota setiap koperasi sudah diatur dalam
Pasal 20 UU 25/1992. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya :

Kewajiban anggota koperasi, yaitu :

2
1. Mematuhi seluruh anggaran dasar, dan rumah tangga serta setiap
keputusan yang telah disepakati;

2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan;

3. Memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan;

Hak anggota koperasi, yaitu :

1. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara;

2. Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus;

3. Meminta untuk diadakan rapat anggota yang sesuai dengan ketentuan


dalam anggaran dasar;

4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus;

5. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama;

6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mendirikan Badan Usaha Koperasi?

2. Persyaratan apa saja jika ingin mendirikan Badan Usaha Koperasi?

3. Apa Fungsi Koperasi Bagi Masyarakat?

1.3 Tujuan Masalah

1. Guna memenuhi tugas koperasi dan usaha kecil menengah.

2. Untuk mengetahui tata cara pendirian badan usaha koperasi.

3. Menambah pengetahuan dan manfaat tentang cara pendirian badan usaha


koperasi.

3
1.4 Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan


masalah, dan sistematika penulisan.

2. BAB II PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang syarat pendirian koperasi dan studi kasus.

3. BAB III PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari isi pembahasan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Syarat Pendirian Koperasi

Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM No. 9/2018 tentang Penyelenggaraan


dan Pembinaan Perkoperasian telah mengatur mengenai persyaratan pendirian
Koperasi di Indonesia. Pendirian koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat
pendirian koperasi yang harus dihadiri oleh para pendiri, dan juga dihadiri oleh
pejabat yang berguna untuk melakukan penyuluhan terkait koperasi. Jumlah orang
yang hadir dalam pendirian koperasi akan berbeda tergantung jenisnya. Untuk
pendirian koperasi primer dihadiri oleh 20 orang dan akan lebih sedikit untuk
koperasi sekunder.

Syarat Koperasi Primer

Pendiri koperasi mengajukan akta pendirian koperasi baik itu secara tertulis
maupun secara elektronik kepada Menteri dengan melampirkan beberapa
persyaratan, yaitu:

1. Dua rangkap akta pendirian koperasi (bermaterai).

2. Berita acara rapat pendirian koperasi.

3. Surat bukti penyetoran modal.

4. Rencana awal kegiatan koperasi.

Syarat Koperasi Sekunder

Syarat untuk mendirikan koperasi sekunder sama seperti koperasi primer,


namun terdapat beberapa tambahan dokumen berupa:

1. Hasil berita acara rapat pendirian.

5
2. Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan sekunder.

3. NPWP aktif untuk setiap calon anggota koperasi primer dan sekunder.

Syarat Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Terdapat persyaratan khusus untuk KSP yang bisa dilihat pada:

Pasal 10 ayat (5) Permen Koperasi dan UKM No. 9 thn 2018

Setelah pengajuan akta pendirian koperasi, dan mendapatkan penilaian


terkait anggaran dasar serta persyaratan administrasi. Maka Menteri akan
menerbitkan dua opsi surat, yaitu Surat Keputusan (SK) penerimaan, atau
penolakan.

Tahapan dan Prosedur Pendirian Koperasi

Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 telah mengatur
tentang tahapan dan tata cara pendirian koperasi, yaitu:

a. Perencanaan Pendirian Koperasi

b. Penyampaian rencana dan konsultasi ke daerah pusat maupun dinas

c. Rapat Pendirian Koperasi

d. Verifikasi Nama Koperasi

e. Pengajuan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi

f. Verifikasi Dokumen Permohonan

g. Mekanisme di Sisminbhkop

h. Pengesahan Pendirian Koperasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan


Menengah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 tentang

6
Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian, pada Pasal 12 disebutkan
mengenai Tata Cara Pendirian Koperasi:

a. pendirian Koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian


yang dihadiri para pendiri dan pada saat yang sama dapat diadakan
penyuluhan tentang perkoperasian oleh Kementerian Koperasi dan
UKM dan/atau Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota sesuai
wilayah keanggotaannya. Untuk koperasi primer dihadiri oleh 20
orang bagi pendirian koperasi primer dan untuk koperasi sekunder
dihadiri paling sedikit tiga koperasi yang diwakili oleh pengurus
atau anggotanya.

b. Setelah melaksanakan rapat pendirian hal selanjutnya adalah


menentukan notaris untuk membantu proses akta pendirian koperasi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah notaris yang dipilih harus notaris
bersertifikat yang dapat membuat akta pendirian koperasi atau
Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) dari Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

c. Angkah selanjutnya apabila akta pendirian koperasi telan disusun


dan ditanda tangani oleh pendiri koperasi maka notaris dapat
mengajukan akta pendirian koperasi kepada Menteri dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah koperasi mendapat persetujuan
nama koperasi dari SISMINBHKOP. Apabila dalam jangka waktu
tersebut koperasi tidak mengajukan akta pendirian koperasi, maka
persetujuan nama koperasi melalui SISMINBHKOP kadaluarsa.

Pada rapat pendirian koperasi materi yang dibahas adalah tentang


rancangan Anggaran Dasar (AD) Koperasi Pada anggaran dasar
koperasi wajib untuk mencantumkan jenis koperasi. Sesuai dengan
Permenkop RI nomor 9 tahun 2018, terdapat lima jenis koperasi yang
diatur yaitu koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi jasa,

7
koperasi pemasaran dan koperasi simpan pinjam. Adapun isi dari
anggaran dasar dalam akta pendirian koperasi, adalah sebagai berikut:

1. Daftar nama pendiri.

2. Nama dan tempat kedudukan.

3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha.

4. Ketentuan mengenai keanggotaan.

5. Ketentuan mengenai Rapat Anggota.

6. Ketentuan mengenai pengelolaan.

7. Ketentuan mengenai permodalan.

8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya.

9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha.

10. Ketentuan mengenai sanksi.

Dalam mengajukan akta pendirian koperasi tersebut, para pendiri harus


menentukan apakah bentuk koperasi berupa koperasi primer atau koperasi
sekunder, karena cara pendirian koperasi primer berbeda dengan koperasi sekunder.

Untuk mendirikan koperasi primer, syaratnya adalah para pendiri koperasi


mengajukan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi secara tertulis dan atau
secara elektronik kepada Menteri dengan melampirkan:

1. Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup;

2. Berita acara rapat pendirian koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk


mengajukan permohonan pengesahan apabila ada;

3. Surat bukti penyetoran modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok;dan

4. Rencana awal kegiatan usaha koperasi.

8
Sementara untuk koperasi sekunder, hal yang harus dilakukan untuk
mendirikan koperasi sama seperti koperasi primer namun terdapat tambahan
dokumen berupa:

1. Hasil berita acara rapat pendirian dan surat kuasa koperasi primer dan/atau
koperasi sekunder untuk pendirian koperasi sekunder.

2. Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau sekunder calon


anggota koperasi sekunder.

3. Koperasi primer dan/atau sekunder calon anggota melampirkan Nomor Pokok


Wajib Pajak (NPWP) aktif.

Sesuai dengan Permenkop UKM RI nomor 9 tahun 2018 tentang


Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian pada Pasal 10 ayat (5) dapat dilihat
terdapat khusus untuk Koperasi Simpan Pinjaman juga terdapat dokumen
tambahan. Setelah notaris mengajukan akta pendirian koperasi melalui
SISMINBHKOP kepada Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia, yang selanjutnya akan diverifikasi oleh admin
SISMINBHKOP dapat melakukan penilaian terkait anggaran dasar serta
persyaratan administrasi lainnya. Apabila diterima Menteri akan menerbitkan Surat
Keputusan (SK) namun apabila ditolak menteri akan menerbitkan keputusan
penolakan. Dalam hal ini yang berhak menerbitkan Surat Keputusan dan keputusan
terkait penolakan adalah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia.

Biaya dan Lama Proses Pendirian Koperasi

Biaya pembuatan koperasi akan bervariasi tergantung dari jenis koperasi


yang diinginkan dan juga persyaratan yang sudah dimiliki. Pemerintah Indonesia
pun tidak memiliki standar nasional mengenai biaya pembuatan koperasi.
Mengenai lama proses pendirian koperasi sendiri bisa memakan waktu kurang lebih
2 bulan.

9
2.2 Studi Kasus

Penelitian mengenai Mekanisme Pendirian Koperasi Pengelola Kredit


Mikro Nagari Di Kabupaten Tanah Datar (Studi Kasus Di Koperasi Sinar Alam
Jaya) bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan dan pengesahan akta
pendirian koperasi penerima kredit mikro nagari yang melibatkan jasa notaris
sebagai pejabat pembuat akta koperasi serta untuk mengetahui kendala-kendala
yang ditemukan dan bagaimana solusinya dalam mendapatkan status badan hukum
serta bagaimana bentuk pengelolaan koperasi pengelola kredit mikro negari.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat yuridis empiris atau penelitian
hukum sosiologis yang biasa dikenal dengan (socio-legal research) yaitu penelitian
yang dilakukan untuk mendapatkan data primer. Teknik pengumpul data dalam
penelitian ini adalah penelitian lapangan dikaitkan dengan kaidah-kaidah hukum
yang dilengkapi dengan penelitian kepustakaan. Digunakan teknik komunikasi
langsung dengan alat berupa pedoman wawancara. Data-data yang telah
dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif, sehingga diperoleh
kesimpulan yang disajikan dalam sebuah laporan secara deskriptif. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa (1) Proses pembentukan dan
pengesahan akta pendirian koperasi melalui mekanisme rapat pembentukan
koperasi, pembuatan akta pendirian koperasi, permohonan secara tertulis, penelitian
dan verifikasi serta pengecekan koperasi, dan pengesahan akta pendirian koperasi.
(2) Kendala dalam memperoleh status badan hukum adalah pemahaman masyarakat
kurang, hanya mengharapkan bantuan saja, pendiri belum mengetahui tata cara
pendirian, figur pemimpin kurang, sosialisasi kurang, modal kurang, biaya notaris,
anggaran kurang. Solusi untuk mengatasi kendala adalah peningkatan sosialisasi
dan anggaran, pendekatan dengan tokoh masyarakat, mengurangi biaya di notaris.
(3) Pengelolaan koperasi dilaksanakan dengan demokratis, profesional dan
akuntabel.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian Koperasi ialah badan usaha yang isinya beranggotakan orang-


perorangan atau badan hukum dengan melandaskan semua kegiatan yang dilakukan
berdasar prinsip koperasi yang telah ada, Koperasi juga sekaligus berfungsi sebagai
gerakan ekonomi milik rakyat yang asas nya berdasar kekeluargaan.

Pendirian koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian koperasi yang


harus dihadiri oleh para pendiri, dan juga dihadiri oleh pejabat yang berguna untuk
melakukan penyuluhan terkait koperasi. Jumlah orang yang hadir dalam pendirian
koperasi akan berbeda tergantung jenisnya. Untuk pendirian koperasi primer
dihadiri oleh 20 orang dan akan lebih sedikit untuk koperasi sekunder.

Dalam mengajukan akta pendirian koperasi tersebut, para pendiri harus


menentukan apakah bentuk koperasi berupa koperasi primer atau koperasi
sekunder, karena cara pendirian koperasi primer berbeda dengan koperasi sekunder.
Untuk mendirikan koperasi primer, syaratnya adalah para pendiri koperasi
mengajukan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi secara tertulis dan atau
secara elektronik kepada Menteri, sementara untuk koperasi sekunder, hal yang
harus dilakukan untuk mendirikan koperasi sama seperti koperasi primer namun
terdapat tambahan beberapa dokumen.

Biaya pembuatan koperasi akan bervariasi tergantung dari jenis koperasi yang
diinginkan dan juga persyaratan yang sudah dimiliki. Pemerintah Indonesia pun
tidak memiliki standar nasional mengenai biaya pembuatan koperasi. Mengenai
lama proses pendirian koperasi sendiri bisa memakan waktu kurang lebih 2 bulan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/560/sekilas-tentang-syarat-dan-tata-
cara-pendirian-koperasi

https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2020/12/29/syarat-pendirian-koperasi/

http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/50138

12

Anda mungkin juga menyukai