Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERSYARATAN UNTUK PENDIRIAN KOPERASI

OLEH ELOMPOK 4:

RIZKA MAULIDA (2010612014404)


INTAN PERMATA JONITA (2010612014420)
M. HUSNI HANAFI (2010612014421)

DOSEN PEMBIMBING:
ASRUL, SE. MM

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNVERSITAS SUMTERA BARAT
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatu.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT.
atas kehendak dan izin-Nya kami dapat meyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta
salam senantiasa tercurahkan kepada jujungan nabi besar kita, ialah Nabi
Muhammad SAW. yang telah menunjukkan kita jalan yang lurus berupa ajaran
Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam
semesta.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Asrul, SE. MM pada mata kuliah Manajemen Koperasi. Selain itu
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Persyaratan untuk
Pendirian Koperasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempuna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Pariaman, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................1
1.3 TUJUAN MASALAH .................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

2.1 PENGERTIAN KOPERASI ........................................................................3


2.2 SYARAT PENDIRIAN KOPERASI...........................................................4
2.3 TAHAPAN DAN PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI ........................8

BAB III ..................................................................................................................11

3.1 KESIMPULAN .........................................................................................11


3.2 SARAN ......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi merupakan suatu tata susunan ekonomi dan lembaga di mana
orang-orang memiliki kepentingan yang sama, terhimpun untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan
bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan
bersama dari para anggotanya. Dalam pelaksanaannya, koperasi dilandasi oleh
nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikan sebagai lembaga ekonomi yang
sarat dengan nilai etika bisnis. Prinsip-prinsip itu akan dijelaskan pada bab
pembahaan di bawah.
Koperasi memiliki peran yang sangat besar dalam menuyusun usaha dari
orang-orang atau anggotanya yang memiliki keampuan ekonomi terbatas atau
lemah. Dalam rangka untuk memajukan kesejahteran rakyat yang memiliki
perekonomian terbatas itu, maka pemerintah perlu memperhatikan
perkembangan koperasi tersebut.
Dalam mendirikan koperasi, ide pembentukannya bisa datang dari pihak
yang berkepentingan atau dari pemerintah. Mereka yang berkepentingan yaitu
anggota koperasi itu sendiri seperti petani, nelayan, karyawan dan lain
sebagainya menurut jenis koperasinya, memenui syarat-syarat keanggotaannya
sebagai yang tersebut dalam anggaran dasar koperasi yang akan didirikan.
Mereka akan penuh kesadaran atas kehidupanya merasakan perlunya
membentuk suatu koperasi sebagai suatu jalan keluar dari kesulitan
perekonomian dan kehidupannya sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari koperasi?
2. Apa saja syarat pendirian koperasi?
3. Bagaimana tahapan dan prosedur pendirian koperasi?

1
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan apa itu koperasi
dan bagaimana persyaratan untuk pendirian koperasi serta tahapan dan
prosedurnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koperasi

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang


perkoperasian, pada pasal 1 dijelaskan, koperasi merupakan badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan UU yang mengatur koperasi, pada pasal 3 dinyatakan bahwa
koperasi memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dengan demikian, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
dan masyarakat, serta membangun ekonomi nasional. Dengan adanya koperasi,
kebutuhan anggotanya dapat diperoleh dengan mudah sehingga membuat
kesejahteraan anggota meningkat yang secara langsung dapat memajukan
kesejahteraan masyarakat dan perekonomian Indonesia.

2.1.2 Prinsip Koperasi


Koperasi memiliki prinsip yang berbeda dari badan hukum lainnya, yaitu
sebagai berikut:
1. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka, artinya bersifat sukarela
adalah seseorang itu harus sukarela dan tidak ada paksaan untuk menjadi
anggota koperasi, sementara bersifat terbuka ialah tidak adanya diskriminasi
karena semua anggota harus diperlakukan setara.
2. Pegelolaan secara demokratis, artinya semua kegiatan berupa pengambilan
keputusan harus dilakukan atas kehendak semua anggota koperasi.
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil, yang berarti sisa
hasil usaha pada tiap anggota harus dibagi berdasarkan perimbangan jasa
usaha anggota koperasi.

3
4. Pembagian balas jasa terbatas terhadap modal artinya secara terbatas yaitu
wajar dan tidak melebihi suku bunga yang sedang berlaku di pasar.
5. Kemandirian, artinya koperasi berdiri sendiri tanpa bergantung pada pihak
lain.

2.2 Syarat Pendirian Koperasi


Koperasi dapat didirikan apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Koperasi harus memiliki sejumlah anggota
Anggota harus terdiri atas warga negara Indonesia yang:
a. Mampu untuk melakukan Tindakan hukum;
b. Menerimalandasan idiil sebagai asas dan sendi dasar koperasi;
c. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 25 tahun 1992,
Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan koperasi
lainnya.
Anggota yang sudah memenuhi syarat di atas harus berjumlah sekurang-
kurangnya 20 orang.

2. Koperasi harus memiliki AD dan ART


Dalam melakukan kegiatan, setiap organisasi harus memiliki pedoman dan
tata cara bagaimana cara mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tempat dan
daerah kerja koperasi, apa asas, tujuan, dan usahanya itu semua terdapat
dalam AD dan ART.
Dalam Anggaran Dasar dalam akta pendirian koperasi memuat sekurang-
kurangnya syarat sebagai berikut:
a. Daftar nama pendiri
b. Nama dan tempat kedudukan
c. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
d. Ketentuan mengenai keanggotaan
e. Ketentuan mengenai Rapat Anggota
f. Ketentua mengenai pengelolaan
g. Ketentuan mengenai permodalan

4
h. Ketentuan mengenai jangka waktu brdirinya
i. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
j. Ketentuan mengenai sanksi

3. Koperasi harus memiliki pengurus


Setiap organisasi, termasuk organisasi ekonomi baik sektoe negara, swasta
maupun koperasi harus mempunyai pengurus dengan ketentuan di bawah ini:
a. Tugas pengurus koperasi adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi
serta mewakilinya di muka dan di luar pengadilan sesuai dengan keputusan
rapat anggota;
b. Pengurus dapat mempekerjakan seorang atau beberapa orang untuk
melakukan pekerjaan sehari-hari;
c. Pengurus bertanggung jawab melaporkan kepada rapat anggota tentang hal
berikut;
• Segala hal yang menyangkut tata kehidupan koperasi
• Segala laporan pemeriksaan atas tata kehidupan koperasi. Khusus
mengenai laporan tertulis dari badan pemeriksa, pengurus
menyampaikan pula salinannya kepada pejabat.
d. Tiap-tiap anggota pengurus harus memberikan bantuan kepada pejabat
yang sedang melakukan tugasnya. Untuk keperluan tersebut, diwajibkan
memberi keterangan yang diminta oleh pejabat dan memperlihatkan segala
pembukuan perbendaharaan, serta persediaan dan alat-alat inventaris yang
menjadi dan merupakan kekayaan koperasi;
e. Pengurus kewajiban menyelenggarakan rapat anggota tahunan menurut
ketentuan yang tercantum di dalam anggaran dasar;
f. Pengurus wajib mengadakan buku daftar anggota pengurus yang cara
penyusunannya dilakukan menurut ketentuan yang ditetapkan oleh
pejabat;
g. Pengurus harus menjaga kerukunan anggota dan melayaninya.

5
4. Koperasi harus memperoleh pengesahan sebagai badan hukum koperasi
a. Untuk mendapatkan hak badan hukum, pendiri koperasi mengajukan akta
pendirian kepada pejabat. Akta pendirian yang dibuat dalam rangkap 2
(dua), satu diantaranya bermaterai, bersama-sama petikan berita acara
tentang rapat pembentukan yang memuat catatan tentang jumlah anggota
dan nama mereka yang diberi kuasa untuk menandatangani akta pendirian,
dikirim kepada pejabat;

b. Pada waktu menerima akta pendirian, pejabat mengirim/menyerahkan


sehelai tanda terima yang bertanggal kepada pendiri koperasi;
c. Jika pejabat berpendapat bahwa isi akta pendirian itu tidak bertentangan
dengan undang-undang, maka akta pendirian didaftar dengan memakai
nomor urut dalam buku daftar umum yang disediakan untuk keperluan itu
pada kantor pejabat;
d. Tanggal pendaftaran akta pendirian berlaku sebagai tanggal resmi
berdirinya koperasi;
e. Kedua buah akta pendirian tersebut dibubuhi tanggal, nomor pendaftaran,
serta tanda pengesahan oleh pejabat atas kuasa menteri. Sebuah akta
pendirian yang tidak bermaterai disimpan di kantor pejabat, sedangkan
yang lainnya (yang bermaterai) dikirimkan kepada pendiri koperasi;
f. Jika terdapat perbedaan antara kedua akta pendirian yang telah disahkan
tersebut maka akta pendirian yang disimpan di kantor pejabatlah yang
dianggap benar;
g. Pejabat mengumumkan setiap pengesahan koperasi di dalam berita negara;
h. Buku daftar umum beserta akta yang disimpan pada kantor pejabat dapat
dilihat dengan cuma-cuma oleh umum; salinan ataupun petikan akta dapat
diperoleh dengan mengganti biaya;
i. Menteri dapat mengadakan pengecualian mengenai pembayaran bea
materai atas akta pendirian.

2.2.1 Syarat pendirian koperasi Primer, Sekunder dan Simpan Pinjam


Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM No. 9/2018 tentang
Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian telah mengatur mengenai

6
persyaratan pendirian Koperasi di Indonesia. Pendirian koperasi dilakukan
dengan mengadakan rapat pendirian koperasi yang harus dihadiri oleh para
pendiri, dan juga dihadiri oleh pejabat yang berguna untuk melakukan
penyuluhan terkait koperasi.
1. Koperasi Primer
a. Dua rangkap akta pendirian koperasi yang dilengkapi materai,
b. Berita acara rapat pendirian koperasi,
c. Surat bukti penyetoran modal,
d. Rencana awal kegiatan koperasi.
2. Koperasi Sekunder
a. Hasil berita acara rapat pendirian,
b. Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau
sekunder,
c. NPWP aktif untuk setiap calon anggota koperasi primer dan/atau
sekunder.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Terdapat persyaratan khusus untuk KSP yang bisa dilihat pada pasal 10
ayat 5 Permen Koperasi dan UKM No. 9/2018

2.2.2 Hak dan kewajiban Anggota Koperasi


Hak dan kewajiban untuk setiap anggota koperasi telah diatur dalam
pasal 20 Undang-undang No. 25/1992. Di bawah ini penjelasannya:
1. Hak anggota koperasi
a. Menghadiri, meyatakan pendapat, dan memberikan suara;
b. Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus;
c. Meminta untuk diadakan rapat anggota yang sesuai dengan ketentuan
dalam anggaran dasar;
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus;
e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama;
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi.

7
2. Kewajiban anggota koperasi
a. Mematuhi seluruh anggaran dasar, dan rumah tangga serta setiap
keputusan yang telah disepakati;
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan;
c. Memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.

2.3 Tahapan dan Prosedur Pendirian Koperasi


1. Rapat Pendirian
Pendirian koperasi dimulai dengan mengadakan rapat pendirian yang
dihadiri oleh para pendiri, yang mana bersamaan dengan rapat tersebut dapat
dilakukan penyuluhan tentang perkoperasian oleh Kementerian Koperasi dan
UKM dan/atau dinas provinsi maupun kabupaten/kota setempat. Rapat tersebut
dihadiri paling sedikit oleh 20 orang untuk pendirian koperasi primer dan 3
badan hukum koperasi yang diwakili oleh pengurus dan/atau anggota yang diberi
kuasa untuk pendirian koperasi sekunder.

Dalam rapat tersebut dibahas mengenai pokok-pokok materi rancangan


anggaran dasar koperasi yang akan dibentuk, yang meliputi:
a. Nama koperasi
b. Nama para pendiri
c. Alamat tetap atau tempat kedudukan koperasi
d. Jenis koperasi
e. Jangka waktu berdiri
f. Maksud dan tujuan
g. Keanggotaan koperasi
h. Perangkat organisasi koperasi
i. Modal operasi
j. Besarnya jumlah setoran simpanan pokok dan simpan wajib
k. Bidang dan kegiatan usaha koperasi
l. Pengelolaan
m. Pembagian sisa hasil usaha
n. Perubahan anggaran dasar

8
o. Ketentuan mengenai pembubaran dan penyelesaiannya, serta hapusnya status
badan hukum
p. Sanksi
q. Peraturan khusus
Hasil rapat kemudian dibuat dalam notulen rapat atau berita acara rapat
untuk dituangkan ke dalam rancangan anggaran dasar,

2. Permohonan Nama Koperasi


Nama koperasi yang telah disepakati oleh para pendiri harus diajukan
kepada Menteri Hukum dan HAM melalui Direktur Jenderal Administrasi
Hukum Umum. Format pengajuan nama koperasi paling sedikit memuat nama
koperasi yang telah dipesan dan jenis koperasinya.
Syarat dari nama yang akan dipakai oleh koperasi adalah sebagai berikut:
a. Terdiri dari paling sedikit 3 kata setelah frasa koperasi dan jenis koperasi;
b. Ditulis dengan huruf latin;
c. Belum dipakai secara sah oleh kopaerasi lain;
d. Tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;
e. Tidak sama atau tidak mirip dengan nama lembaga negara, lembaga;
pemerintah, atau lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari lembaga
yang bersangkutan;
f. Tidak terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf
yang tidak membentuk kata.

3. Pengesahan Akta Pendirian Koperasi


Tahapan selanjutnya adalah pembuatan akta pendirian koperasi yang
kemudian dimohonkan pengesahannya kepada Menteri Hukum dan HAM
melalui Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum. Permenkumham
14/2019 mensyaratkan agar permohonan pengesahan akta ini dimuat atau
dinyatakan dalam akta notaris dalam bahasa Indonesia.
Pengisian format pengesahan akta pendirian koperasi juga harus dilengkapi
dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik, yaitu

9
pernyataan secara elektronik dari pemohon tentang dokumen untuk pendirian
koperasi yang telah lengkap dan yang disimpan oleh notaris, meliputi:
a. Minuta akta pendirian koperasi, beserta berkas pendukung akta;
b. Berita acara rapat pendirian koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk
mengajukan permohonan pengesahan;
c. Surat bukti penyetoran modal, paling sedikit seesar simpanan pokok serta
dapat ditambah simpanan wajib dan hibah;
d. Rencana kerja koperasi.

4. Izin Usaha
Perlu diingat bahwa setelah pendirian koperasi disahkan melalui
keputusan menteri, dalam menyelenggarakan usahanya, koperasi harus
mengajukan permohonan perizinan berusaha melalui sistem OSS sebagaimana
yang diatur dalam Bagian S Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Koperasi merupakan organisasi yang tujuan utamanya adalah untuk


mencari kesejahteraan anggotanya, bukan mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya. Koperasi diartikan juga sebagai perkumpulan orang-orang yang
tergabung dalam satu organisasi yang melakukan usaha bersama atas dasar
prinsip-prinsip koperasi.
Pembentukan atau pendirian koperasi harus sesuai standar atau prosedur
berupa syarat-syarat yang telah ditentukan dan dengan anggaran dasar yang
diperlukan. Pada tahap pendiriannya tidak boleh meninggalkan atau melupakan
dasar-dasar pendirian koperasi yang telah ditetapkan dalam Undang-undang
yang berlaku di Indonesia.

3.2 Saran
Saat pendirian koperasi harus diperhatikan apa saja syarat-syarat dan
bagaimana tahapan dalam pendirian koperasi tersebut agar mencapai tujuan
yang sesungguhnnya yaitu untuk membantu masyarakat dalam permasalahan
ekonominya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alliance, P. (2016, April 14). Syarat-syarat Mendirikan Sebuah Koprerasi.


Retrieved from Penabulu Cooperative:
http://penabulucooperative.org/syarat-syarat-mendirikan-sebuah-koperasi/
Aziz, Y. (2020, Agustus 18). Sudahkan Kita Berkoperasi Sesuai Konsep Bung
Hatta? Retrieved from Sumbarprov:
https://sumbarprov.go.id/home/news/19261-sudahkan-kita-berkoperasi-
sesuai-konsep-bung-hatta
Saufa Ata Taqiyya, S. (2020, Agustus 12). Prosedur Pendirian Koperasi. Retrieved
from hukumonline.com:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5f33b77c1d247/prose
dur-pendirian-koperasi/
Trias. (2020, Desember 29). Syarat Pendirian Koperasi. Retrieved from Indonesia
Business Tips: https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2020/12/29/syarat-
pendirian-koperasi/

12

Anda mungkin juga menyukai