Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Koperasi

Disusun oleh:

1. Riana Suci Lestari (142180007)


2. Mieleni Wibowo (142180021)
3. Rohmah Nurhidayati (142180050)
4. Diah Putri Azimah (142180059)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala limpahan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang “Struktur
Organisasi Koperasi”.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sriyono, DR, M.Si,
Akt, CA selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Koperasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaannya. Kami juga
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Yogakarta, 4 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................................... 1

Bab II Pembahasan.......................................................................................................... 2
A. Struktur Organisasi dan Manajemen Koperasi...................................................... 2
B. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi................................................................... 10
C. Dewan Penasihat Koperasi dan Peranannya.......................................................... 12
D. Jenis-jenis Usaha Koperasi di Indonesia................................................................ 12

Bab III Penutup................................................................................................................. 17


A. Kesimpulan............................................................................................................ 17
B. Saran....................................................................................................................... 17

Daftar Pustaka................................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiataannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut serta membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan makmur.
Organisaisi koperasi yang telah terbentuk memerlukan pelaksanaan manajemen
koperasi diantaranya mengenai Bagan Struktur Organisasi yang relevan, perangkat dan
fungsi organisasai koperasi yang menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan
organisasi koperasi serta menjelaskan posisi fungsi beserta tugas maupun kewajiban setiap
fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas.
Koperasi dan para pengelolanya harus mampu bekerja secara efisien dalam
menjalankan kegiatan usaha di segala bidang kehidupan ekonomi, sehingga mampu untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini akan
kami fokuskan pada struktur organisasi koperasi dan jenis usahanya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur organisasi dan manajemen dari koperasi di Indonesia?
2. Bagimana hak dan kewajiban dari anggota koperasi dalam suatu koperasi?
3. Apa itu dewan penasihat koperasi dan bagaiman peranannya?
4. Apa saja jenis-jenis usaha dalam koperasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui struktur organisasi koperasi di Indonesia termasuk juga terkait
pengelolaan dan manajemennya.
2. Mengetahui hak dan kewajiban anggota koperasi dalam struktur koperasi.
3. Mengetahui apa itu dewan penasihat koperasi dan bagaimaana peranannya dalam
sistem dan struktur koperasi di Indonesia.
4. Mengetahui jenis-jenis usaha dalam koperasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi dan Manajemen Koperasi


Bentuk dan struktur organisasi koperasi menurut pandangan Hanel dan Ropke.
Hanel mendefinisikan struktur organisasi koperasi sebagai suatu system social
ekonomi atau sosial teknik yang terbuka dan berorientasi pada tujuan. Dimana sub sistem
koperasi terdiri dari :
1. Individu (pemilik dan konsumen akhir)

2. Pengusaha Perorangan/kelompok (pemasok/supplier)

3. Badan Usaha yang melayani anggota dan masyarakat

Ropke mengidentifikasi organisasi koperasi dengan mengidentifikasi ciri khusus


yang meliputi:

1. Kumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama (kelompok koperasi)

2. Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi (swadaya kelompok


koperasi)

3. Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan koperasi)

4. Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya (penyediaan


barang dan jasa)

Dimana sub-sistem dari organisasi koperasi terdiri dari :

1. Anggota Koperasi

2. Badan Usaha Koperasi

3. Organisasi Koperasi
Struktur Organisasi Koperasi di Indonesia
Landasan pembuatan struktur organisasi adalah : (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, (2) Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Koperasi, dan(3) Keputusan Rapat.
Di dalam Undang-Undang Koperasi Indonesia No. 25 tahun 1992 yang
diberlakukan saat ini, khususnya Bab VI pasal 21, disebutkan bahwa perangkat organisasi
koperasi terdiri atas (a) Rapat Anggota, (b) Pengurus dan (c) Pengawas. Dalam tulisan ini
akan dibahas secara ringkas tentang perangkat organisasi tersebut. Di samping itu juga
akan dibahas tentang manajer koperasi sebagai pelengkap pengurus koperasi yang
dianggap memiliki peranan penting dalam menjalankan roda perusahaan koperasi.
Selanjutnya juga disajikan hubungan tata kerja antar perangkat organisasi tersebut dalam
suatu struktur organisasi.
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi
merupakan forum pencetusan dan penyaluran aspirasi para anggota dalam menentukan
arah kegiatan organisasi dan perusahaan koperasi. Melalui Rapat Anggota inilah,
setiap anggota dapat menyalurkan aspirasinya untuk menentukan kebijakan-kebijakan
umum yang harus dilaksanakan oleh pengurus maupun pengawas koperasi. Menurut
pasal 23 UU No. 25 tahun 1992, tugas dan wewenang Rapat Anggota adalah
menetapkan:
a) Anggaran Dasar Koperasi;
b) Kebijakan-kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan
perusahaan koperasi;
c) Pemilihan, pengangkatan, serta pemberhentian pengurus maupun pengawas;
d) Program kerja dan RAPB Koperasi, serta pengesahan Laporan Keuangan
Koperasi;
e) Pengesahan pertanggung-jawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya;
f) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU); serta
g) Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.

Segala sesuatu yang ditetapkan oleh Rapat Anggota ini pada dasarnya
merupakan landasan atau pedoman bertindak bagi pengurus dalam menjalankan roda
keiatan organisasi dan usaha koperasi.
Rapat Anggota koperasi harus dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun, dan diselenggarakan paling lambat enam bulan setelah tutup buku. Ketentuan
mengenai sahnya Rapat Anggota koperasi ini diatur dalam Anggaran Dasar koperasi
yang bersangkutan, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing koperasi.

2. Pengurus Koperasi
Pengurus organisasi ini merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota, sekaligus
sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Rapat
Anggota. Secara rinci, tugas dan wewenang pengurus telah ditetapkan dalam UU No.
25/1992.
Sesuai dengan pasal 30 UU No. 25/1992, tugas pengurus meliputi:
a) Mengelola koperasi dan usahanya;
b) Menyusun program kerja dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
(RAPB) Koperasi;
c) Menyelenggarakan rapat anggota;
d) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
e) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaisasi harta secara tertib;
f) Memelihara daftar/buku anggota dan pengurus.

Adapun wewenang dari pengurus koperasi meliputi:

a) Mewakili koperasi baik di dalam maupun di luar pengadilan;


b) Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART);
c) Melakukan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan
tanggung-jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.

Berbagai tugas, wewenang, fungsi dan peran pengurus tersebut, menunjukkan


bahwa pengurus merupakan motor penggerak organisasi dan usaha koperasi. Jalannya
roda kegiatan koperasi benar-benar berada di tangan pengurus. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pengurus memegang kunci keberhasilan organisasi dan usaha
koperasi.

Hal ini sesuai dengan pasal 32 UU No. 25/1992, untuk mengelola usaha
koperasi, pengurus dapat mengangkat pengelola (manajer dan karyawan) atas
persetujuan Rapat Anggota. Namun demikian, pengangkatan pengelola ini tidak
mengurangi tanggung jawab pengurus pada Rapat Anggota. Ini berarti bahwa, di
samping berada di tangan pengurus, kunci keberhasilan koperasi(khususnya bidang
usaha koperasi) juga berada di tangan para eksekutif/pengelola (manajer beserta
karyawan).

Dijelaskan pula dalam UU No.25 / 1992, bahwa persyaratan menjadi pengurus


diatur dalam Anggaran Dasar koperasi masing-masing sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya. Namun demikian, seyogyanya persayaratan menjadi pengurus koperasi
menyangkut hal-hal sebagai berikut:

a) Memiliki keimanan dan ketaqwaan;


b) Memiliki kejujuran dan keterbukaan;
c) Memiliki komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap kehidupan dan gerakan
koperasi;
d) Memiliki wawasan ekonomi yang cukup, baik makro maupun mikro, serta
pengetahuan manajemen bisnis;
e) Memiliki jiwa kepemimpinan; dan kewriausahaan koperasi; serta
f) Mampu dan mau bekerja keras.
Dengan berbagai persyaratan tersebut diharapkan diperoleh pengurus yang
benar-benar dapat melaksanakan tugas secara profesional. Dengan pengurus yang
profesional ini diharapkan koperasi akan lebih mampu mencapai tujuannya, yaitu
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat sekitar pada
umumnya.
Secara umum pengurus koperasi terdiri dari tiga komponen yaitu ketua,
sekretaris dan bendahara.Tugas dan wewenang masing-masing komponen pengurus
itu dapat dirinci sebagai berikut :
1) Ketua Umum
Ketua Koperasi memiliki tanggung jawab baik kedalam maupun keluar
organisasi, dengan uraian tugas selengkapnya sebagai berikut: 
 Memimpin Koperasi dan mengkoordinasikan kegiatan seluruh anggota
Pengurus.
 Mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
 Melaksanakan segala perbuatan sesuai dengan Keputusan Rapat anggota
dan Rapat Pengurus.

Adapun wewenang dari ketua adalah sebagai berikut:  

 Menentukan Kebijaksanaan dan mengambil keputusan.


 Menandatangani surat-surat dan perjanjian bersama Sekretaris dan
Bendahara.
 Ketua bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.

2) Wakil Ketua Umum


Wakil ketua memiliki wewenang untuk bertindak sebagai wakil
penanggung jawab umum, dengan rincian tugas sebagai berikut :
 Melaksanakan tugas ketua apabila berhalangan.
 Membina dan mengawasi bidang organisasi dan administrasi.
 Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan.
 Menyelenggarakan kontrak usaha dengan pihak lain.
3) Sekretaris
Tugas utama sekretaris adalah sebagai penanggungjawab administrasi
koperasi, adapun uraian tugasnya sebagai berikut :
 Bertanggung jawab kegiatan administrasi dan perkantoran.
 Mengusahakan kelengkapan organisasi.
 Mengatur jalannya perkantoran.
 Memimpin dan mengarahkan tugas karyawan.
 Menghimpun dan menyusun laporan kegiatan bersama bendahara dan
pengawas.
 Menyusun rancangan rencana program kerja organisasi dan idiil. 
Adapun Sekretaris berwenang :

 Mengambil keputusan dibidang kesekretariatan.


 Menandatangani surat-surat bersama ketua.
 Menetapkan pelaksanaan bimbingan organisasi dan penyuluhan.

Sekretaris bertanggung jawab kepada rapat Pengurus melalui Wakil Ketua.

4) Bendahara 
Pada dasarnya tugas pokok bendahara adalah mengurus kekayaan dan
keuangan koperasi, antara lain :
 Bertanggung jawab masalah keuangan koperasi.
 Mengatur jalannya pembukuan keuangan.
 Menyusun anggaran setiap bulan.
 Mengawasi penerimaan dan pengeluaran uang.
 Menyusun rencana anggaran dan pendapatan koperasi.
 Menyusun laporan keuangan.
 Mengendalikan anggaran.

Sedangkan wewenang Bendahara meliputi :

 Mengambil keputusan dibidang pengelolaan keuangan dan usaha.


 Bersama dengan ketua meandatangani surat yang berhubungan dengan
bidang keuangan dan usaha.
5) Wakil Ketua Bidang Usaha
Wakil ketua bidang usaha memiliki wewenang untuk bertindak sebagai
wakil penanggung jawab di bidang usaha dan bertanggung jawab kepada wakil
ketua umum, dengan rincian tugas sebagai berikut :
 Membina dan mengawasi unit bidang usaha koperasi.
 Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan bidang usaha.
 Menyelenggarakan kesepatan kontrak usaha dengan pengelola unit bidang
usaha koperasi.
 Menyusun peraturan-peraturan khusus di unit bidang usaha.
3. Pengawas Koperasi
Pengawas merupakan pemeriksa dan pengendali pelaksanaan kebijakan oleh
pengurus. Hal pokok yang perlu diperiksa dan dikendalikan oleh pengawas adalah
realisasi pelaksanaan kebijakan oleh pengurus, apakah telah sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh Rapat Anggota atau belum.Tugas utama pengawas adalah
mengendalikan pelaksanaan tugas oleh pengurus, agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan dari program kerja dan RAPB Koperasi yang telah ditetapkan dalam
Rapat Anggota.
Mengenai tugas, wewenang dan kewajiban pengawas menurut UU No.
25/1992, pasal 39 adalah sebagai berikut.

Adapun tugas dari pengawas koperasi meliputi:

a) Melakukan pengawasan/ pengendalian terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan


pengelolaan koperasi;
b) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya;
Sedangkan wewenang dari pengawas Koperasi adalah:
a) Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;
b) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus, termasuk
pengelola.
c) Pengawas wajib merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.

Berdasarkan pasal 38 dan 40, UU No. 25 Tahun 1992, pengawas diangkat dan
diberhentikan oleh Rapat Angggota, sehingga pengawas juga harus bertanggung-
jawab kepada Rapat Anggota. Dalam hal pengawas tidak mampu melaksanakan tugas
pengawasan keuangan, pengawas dapat minta bantuan jasa audit kepada akuntan
publik. Namun demikian, hasil pemeriksaan dari akuntan publik tersebut tetap menjadi
tanggung jawab pengawas untuk dipertanggungjawabkan pada Rapat Anggota.

4. Manajer
Untuk melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh Rapat Anggota,
pengurus dapat mengangkat manajer beserta karyawan atas persetujuan Rapat
Anggota. Manajer pada dasarnya adalah orang (bisa dari pengurus atau bukan
pengurus) yang ditunjuk dan diangkat oleh pengurus untuk memimpin perusahaan
(bidang ekonomi) koperasi, serta mengelolanya bersama dengan karyawan. Oleh
karena diangkat dan diberhentikan oleh pengurus, serta mendapatkan wewenang dari
pengurus untuk mengelola koperasi, maka manajer koperasi juga bertanggungjawab
kepada pengurus, bukan pada Rapat Anggota koperasi.
Mengingat tugas manajer yang sangat menentukan keberhasilan perusahaan
koperasi, seyogyanya manajer koperasi sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan
sebagaimana persyaratan pada pengurus.
Dalam menjalankan roda kegiatan usaha koperasi, manajer biasanya dibantu
oleh sejumlah karyawan. Jumlah dan jenis/kualifikasi karyawan ini tergantung dari
kebutuhan koperasi yang bersangkutan. Kedudukan karyawan ini pada dasarnya
merupakan bawahan manajer, sehingga karyawan dalam menjalankan tugasnya
bertanggungjawab kepada manajer.
Secara umum, manajemen organisasi koperasi dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu bagian organisasi, bagian usaha, dan bagian keuangan. Bagian organisasi
lebih banyak berurusan dengan hal-hal seperti keanggotaan, pendidikan perkoperasian,
dan kerja sama dengan pihak luar termasuk pemerintah. Secara operasional, biasanya
pengurus lebih banyak perannya di bagian ini. Sementara itu, manajer lebih banyak
perannya di bagian usaha dan keuangan. Oleh karena itulah manajer sangat berperan
dalam mencapai keberhasilan usaha koperasi. Banyak pendapat pakar dan hasil penelitian
yang menyatakan bahwa manajer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keberhasilan usaha koperasi.
Bagan Struktur Organisasi Koperasi di Indonesia
Hubungan tata kerja antar perangkat organisasi koperasi tersebut (RA, Pengurus
termasuk manajer dan karyawan, serta Pengawas) dapat digambarkan dalam suatu
struktur organisasi seperti gambar berikut:

RAPAT ANGGOTA

PENGURUS BDN.PENGAWAS

MANAJER
BAGIAN BAGIAN BAGIAN
ORGANISASI USAHA KEUANGAN

UNIT USAHA UNIT USAHA UNIT USAHA


“A” “B” “C”

Sumber: Entang Sastra A. (1984, 66) yang dimodifikasi.


Keterangan Gambar:
: garis pengawasan
: garis perintah dan pertanggung-jawaban

B. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi


Seorang anggota koperasi yang baik adalah yang mengutamakan pemenuhan
semua kewajibannya sebelum menuntut hak-haknya sebagai anggota koperasi. Dengan
demikian seorang anggota koperasi yang baik harus berusaha memenuhi kewajibannya
terlebih dahulu sebelum menuntuk hak-haknya.
Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 20 UU No 25 1992 kewajiban-kewajiban
anggota koperasi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi serta semua
keputusan yang telah disepakati bersama dalam rapat anggota.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan azas kekeluargaan

Seperti halnya dengan kewajiban anggota, hak anggota koperasi ada yang sudah
ditetapkan dalam UU Koperasi ada pula yang diatur dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga. Hak-hak anggota koperasi adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat


anggota.
2. Memilih dan atau dipilih menjadi pengurus.
3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran
dasar
4. Mengemukakan pendapat atau saran-saran kepada pengurus diluar rapat anggota,
baik diminta atau tidak diminta.
5. Memanfaatkan koperasi dengan mendapat pelayanan yang sama antar sesama
anggota.
6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan menurut ketentuan dalam
anggaran dasar

Hak-hak anggota tersebut tidak dapat dikurangi atau dihilangkan oleh para
pengurus koperasi, karena hak-hak tersebut melekat pada keanggotaan setiap anggota
koperasi.Adanya pengakuan atas hak-hak anggota koperasi itu adalah cerminan bahwa
koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi yang demokratis.

Seorang anggota koperasi yang baik adalah yang mengutamakan pemenuhan


semua kewajibannya sebelum menuntuk hak-haknya sebagai anggota koperasi.Dengan
demikian seorang anggota koperasi yang baik harus berusaha memenuhi kewajibannya
terlebih dahulu sebelum menuntuk hak-haknya. Adapun keanggotaan koperasi dapat
berhenti atau diberhentikan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Anggota berhenti karena meninggal dunia


Apabila anggota koprasi meninggal dunia maka status keangotaannya sudah
berakhir, dan status keanggotaan tersebut tidak bisa dipindah tangankan.
2. Anggota yang berhenti atas permintaan sendiri, pengembalian uang simpanan
termasuk uang jasa lainnya diperhitungkan dengan hutang-hutangnya serta
kewajiban-kewajiban lainnya.Ini merupakan hal biasa apabila permohonan itu
diajukan secara tertulis kepada pengurus, atas permintaan tersebut disampaikan
dalam rapat pengurus dan sekaligus dibicarakan tentang hak-haknya (khususnya
dalam bentuk simpanan) dan kewajiban yang masih melekat pada yang
bersangkutan.
3. Anggota yang berhenti karena mendatangkan kerugian kepada koperasi, hanya
menerima pengembalian simpanan tanpa uang jasa lainnya.
4. Anggota yang diberhentikan dengan hormat, karena alih profesi, lanjut usia, uzur,
atau alasan lainnya, sehingga tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana
mestinya, pengembalian uang simpanan termasuk uang jasa sesuai ketentuan yang
berlaku, diperhitungkan dengan hutang serta kewajiban lainnya.Hal ini bisa terjadi
apabila seorang anggota koperasi pindah ketempat lain diluar jangkaun daerah
kerja koperasi atau bisa juga karena yang bersangkutan pindah pekerjaan, misalnya
dari pegawai negeri pindah ke swasta (syarat anggota pegawai negeri dalam KPN
tidak dipenuhi)
5. Anggota yang diberhentikan dengan tidak hormat, karena melakukan tindak
pidana, melanggar peraturan koperasi, atau mencemarkan nama baik koperasi, atau
perbuatan-perbuatan lainnya yang tidak dapat ditolerir, hanya menerima
pengembalian uang simpanan tanpa uang jasa lainnya. Apabila seorang anggota
secara sengaja tidak memenuhi kewajibannya sebagai anggota, misalnya tidak mau
bayar simpanan wajib yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar, dan sebagainya
dan tindakan tersebut dianggap merugikan perkembangan koperasi maka pengurus
dapat mengambil tindakan untuk menghapus keanggotaannya dalam koperasi,
tentunya setelah dilakukan pendekatan-pendekatan kepada yang bersangkutan. 

Setiap anggota yang berhenti atau pemberhentian anggota akan dicatat dalam buku
daftar anggota. Berakhirnya kenggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam buku daftar anggota. Jika anggota yang berhenti atas permintaan sendiri
maka wajib mengajukan surat tertulis kepada pengurus. Jika anggota yang diberhentikan
oleh koprasi memiliki kesempatan untuk mengajukan pertimbangan dalam rapat anggota
berikutnya.

C. Dewan Penasehat Koperasi


Dewan penasehat atau pembina koperasi berfungsi memberikan saran-saran,
pendapat, usul, dan pertimbangan-pertimbangan kepada pengurus atau rapat anggota
mengenai masalah tertentu baik diminta maupun tidak, demi untuk kemajuan koperasi
yang bersangkutan. Dewan penasehat tidak diberi gaji tetapi dapat dapat diberi uang jasa
yang disetujui oleh rapat anggota. Disamping itu Dewan penasehat (Pembina) tidak
mempunyai hak dalam rapat anggota dan rapat pengurus.
Tanggung jawab dari Dewan penasihat (Pembina) secara lebih jelas adalah :
1. Memberikan nasehat yang berhubungan dengan kegiatan operasional koperasi.
2. Mengkoordinir tugas-tugas perencanaan, pengorganisasian dan
pemberianpengarahan kerja.
3. Pengawasan dan pelaksanaan yang berkaitan dengan pendayagunaan aktiva dan
passiva untuk mencapai tujuan koperasi.
D. Jenis-jenis Koperasi
Koperasi sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yang dikelompokkan menurut
beberapa faktor. Terdapat 4 faktor yang digunakan untuk mengelompokkan koperasi.
Berikut pengelompokan jenis-jenis koperasi berdasarkan 4 faktor tersebut :

1) Jenis-jenis Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya


a) Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah sebuah koperasi yang memiliki tujuan untuk
membantu usaha para anggotanya atau melakukan usaha secara bersama-sama.
Ada berbagai macam bentuk koperasi produksi seperti koperasi produksi untuk
para petani, peternak sapi, pengrajin, dan sejenisnya.
Pada koperasi produksi yang membantu usaha para anggotanya biasanya
memiliki tujuan untuk membantu kesulitan-kesulitan anggotanya dalam menjalani
usaha. Sebagai contoh koperasi membantu menyiapkan bahan baku untuk dibuat
kerajinan.
Contoh lainnya koperasi juga bisa membantu para petani dalam
mempersiapkan bibit dan pupuk untuk menanam padi. Para pelaku usaha yang
bergabung didalamnya juga bisa berdiskusi dengan koperasi untuk mencari jalan
keluar dari permasalahan secara bersama-sama.
Bentuk bantuan yang diberikan juga dapat berupa bantuan untuk menjual
barang hasil produksi para anggotanya. Koperasi akan menampung seluruh hasil
produksi agar para anggotanya bisa dengan mudah menjual barang hasil usahanya.
Sebagai contoh koperasi produksi membantu menampung hasil pertanian
dari para anggotanya. Hasil pertanian tersebut dapat berupa jagung, padi, kacang,
kedelai, dan lain-lain. Selain itu juga dapat menampung hasil dari para pengrajin
dan peternak yang menjadi anggotanya.
b. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah sebuah koperasi yang menjual berbagai barang
kebutuhan pokok untuk para anggotanya. Harga barang-barang dari koperasi
umumnya lebih murah dari harga di pasaran. Sebagai contoh koperasi menjual
beras, telur, gula, tepung, kopi, dan lain sebagainya.
c. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam (KSP) biasanya juga dikenal sebagai koperasi
kredit. Sesuai dengan namanya koperasi ini menyediakan pinjaman uang dan
untuk tempat menyimpan uang. Uang pinjaman diperoleh dari dana yang
dikumpulkan secara bersama-sama oleh para anggotanya.
Jika dilihat secara sekilas tampak bahwa cara kerja koperasi simpan pinjam
sama seperti bank pada umumnya. Namun sebenarnya terdapat beberapa
perbedaan antara KSP dengan bank konvensional. Berikut beberapa poin yang
membedakan koperasi simpan pinjam dengan bank:
a) Bunga pinjaman yang ditawarkan lebih ringan dibanding dengan bank.
b) Pembayaran pinjaman dapat dilakukan secara mengangsur.
c) Bunga yang didapatkan dari hasil pinjaman dinikmati secara bersama
dengan cara bagi hasil.
d. Koperasi Serba Usaha
Koperasi serba usaha (KSU) adalah jenis koperasi yang didalamnya
terdapat berbagai macam bentuk usaha. Bentuk usaha yang dilakukan bisa berupa
gabungan antara koperasi produksi dan koperasi konsumsi atau antara koperasi
produksi dan koperasi simpan pinjam.

2) Jenis-jenis Koperasi Berdasarkan Status Anggota


Jenis-jenis koperasi berdasarkan status anggotanya adalah pengelompokan
koperasi yang dilihat dari kesamaan status orang-orang yang menjadi anggota koperasi
tersebut.
a. Koperasi Pegawai Negeri
Koperasi jenis ini memiliki anggota yang terdiri dari para pegawai negeri.
Koperasi Pegawai Negeri (KPN) sekarang telah berubah nama menjadi Koperasi
Pegawai Republik Indonesia. Koperasi ini memiliki tujuan utama utama untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.
Hampir setiap instansi pemerintahan di daerah atau pun nasional memiliki
koperasi pegawai negeri. Selain itu terkadang setiap instansi juga memiliki lebih
dari satu koperasi karena ada juga departemen-departemen dalam yang membuat
koperasi sendiri.
b. Koperasi Pasar (Koppas)
Koperasi Pasar (Koppas) adalah jenis koperasi yang anggotanya terdiri dari
para pedagang pasar. Bentuk koperasi koperasi pasar dapat berupa koperasi
simpan pinjam yang menyediakan pinjaman modal bagi para pedagang.
Sehingga bisa mengurangi kerugian akibat para pedagang berutang kepada
para rentenir. Meskipun begitu masih banyak para pedagang yang terjerat pusaran
rentenir. Sehingga perlu terus dilakukan upaya agar para pedagang tidak terjerat
utang dengan para rentenir.

c. Koperasi Unit Desa


Koperasi Unit Desa (KUD) adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari
masyarakat pedesaan. Koperasi unit desa biasanya melakukan kegiatan usaha di
dalam bidang ekonomi khususnya yang berkaitan dengan pertanian atau perikanan.
d. Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah biasa dapat dengan mudah kita temukan di berbagai
sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Anggota koperasi ini
biasanya terdiri dari guru, siswa, dan karyawan pada sebuah sekolah.
Pada umumnya koperasi sekolah melakukan kegiatan seperti koperasi
serba usaha. Jadi selain menjual barang-barang kebutuhan sekolah, koperasi juga
bisa digunakan oleh para siswa dan guru sebagai tempat untuk menyimpan uang.

3) Jenis-jenis Koperasi Berdasarkan Tingkatannya


a. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang-seorang
dengan syarat minimal 20 orang. Syarat lainnya adalah orang-orang yang
membentuk koperasi tersebut harus memenuhi persyaratan anggaran dasar
koperasi primer dan memiliki tujuan yang sama.
Syaratnya adalah beranggotakan warga negara Indonesia dan memiliki
kemampuan untuk mengambil tindakan hukum. Dikarenakan koperasi merupakan
sebuah badan hukum. Akan tetapi bagi pelajar dianggap belum bisa mengambil
tindakan hukum dan membentuk koperasi.
b. Koperasi Sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh sebuah organisasi
koperasi atau beranggotakan koperasi primer. Anggota koperasi sekunder adalah
koperasi-koperasi yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama agar kegiatan
yang dilakukan bisa lebih efisien.
Koperasi sekunder bisa didirikan oleh koperasi sejenis atau pun berbagai
jenis atau tingkatan koperasi. Yang dimaksud dengan tingkatan contohnya adalah
tingkat pusat, gabungan, dan induk, dimana penamaan dan jumlah tingkatan ini
ditentukan sendiri oleh anggota koperasi sekunder.

4) Jenis-jenis Koperasi Berdasarkan Fungsinya

a. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah sebuah koperasi yang bertujuan menyediakan
barang-barang kebutuhan untuk para anggotanya. Seperti yang dijelaskan
sebelumnya barang-barang tersebut disesuaikan dengan jenis anggota dalam
koperasi tersebut.

b. Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang melakukan kegiatan pelayanan jasa
yang dibutuhkan oleh anggota. Contohnya seperti jasa simpan pinjam, asuransi,
angkutan, dan lain-lain. Dimana pemilik seluruh aset usaha koperasi dan
pengguna layanan jasa adalah anggota koperasi itu sendiri.

c. Koperasi Produksi
Koperasi produksi melakukan kegiatan seperti penyediaan bahan baku,
penyediaan peralatan produksi, dan membantu memproduksi jenis barang tertentu.
Selain itu koperasi juga ikut membantu menjual dan memasarkan hasil produksi
para anggota koperasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi memiliki tujuan utama yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut serta membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur. Oleh karena itu dibutuhkan suatu struktur atau perangkat organisasi yang relevan
yang menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan organisasi koperasi serta menjelaskan
posisi fungsi beserta tugas maupun kewajiban, hubungan kerja dan tanggung jawab yang
jelas berdasarkan jenis koperasi. Sehingga dapat memudahkan suatu organisasi koperasi
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

B. Saran
Organisasi koperasi merupakan salah satu organisasi yang cukup penting dan
strategis dalam membangun kesejahteraan sosial dan ekonomi terutama bagi para
anggotanya. Oleh karena itu, pemahaman struktur dan manajemen tentang koperasi sangat
diperlukan bagi seluruh komponen pendukung dalam koperasi terutama para pengurus dan
anggota koperasi agar pengelolaannya dilakukan secara baik dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.zonareferensi.com/pengertian-koperasi/ (Diakses tanggal 07 Februari 2020)

https://informazone.com/jenis-jenis-koperasi/ (Diakses tanggal 09 Februari 2020)

Anda mungkin juga menyukai