Anda di halaman 1dari 3

Bab 7 strategi sebagai pengungkit

A. Strategi sebagai Bentangan ( Stretch )



Pengertian stretch sendiri di sini ditunjukkan oleh dua perusahaan alpha dan
beta. Alpha merupakan perusahaan yang memiliki sumberdaya melimpah (kemampuan
manusia, keterampilan teknis, akses didtribusi, merk, Iasilitas manuIaktur, dan arus
kas). Akan tetapi, alpha tidak memiliki aspirasi tinggi untuk mengembangkan
perusahaannya. Tujuan alpha adalah tumbuh sama cepat dengan industri. Beta
merupakan perusahaan yang lebih kecil dari alpha dan memiliki sumber daya yang
lebih sedikit. Perusahaan ini tidak punya pilihan kecuali bekerja dengan jumlah orang
yang lebih sedikit, anggaran modal yang lebih kecil, Iasilitas yang lebih sederhana, dan
belanja R&D secukupnya. Tetapi beta memiliki ambisi besar yang tidak memedulikan
sumberdayanya yang miskin. Beta memiliki keinginan besar untuk menyaingi alpha.
Manajemen beta mengetahui bahwa mereka harus tumbuh lebih cepat dari alpha,
mengembangkan produk lebih banyak dan lebih baik, hadir di pasar dunia,
membangun merk dunia yang dipercaya. Beta berkebalikan dengan alpha. Miskin
sumberdaya tetapi kaya aspirasi. Jenjang antara sumberdaya dengan aspirasi
perusahaan alpha dinamakan slack (kelonggaran). Sedangkan jenjang antara
sumberdaya dengan aspiarasi beta dinamakan stretch (bentangan). Dengan perbedaan
aspirasi antara kedua perusahaan, maka secara umum dapat dilihat kedua perusahaan
akan memiliki kreativitas berbeda untuk mengungkit (leverage) sumberdaya
perusahaannya.

B. Strategi sebagai Pengungkit
Hubungan antara strategi sebagai pengungkit dan strategi sebagai bentangan
telah dicontohkan di atas. Hubungan kedua strategi tersebut timbul dengan adanya
suatu bentangan antara sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan dan ambisi tinggi
yang akan diraih. Dari bentangan tersebut memberikan suatu motivasi kepada
perusahaan untuk melakukan 'pengungkitan sumberdaya terbatas yang dimilikinya.
Agar ungkitan sumberdaya tersebut dapat berhasil maka diperlukan suatu kapasitas
dan kreatiIitas dari perusahaan itu. Ungkitan tersebut dapat dilaksanakan apabila
perusahaan tidak cepat puas terhadap apa yang telah dicapai.

Dasar pemikiran awal:
1. Perusahaan awal dibayangkan sebagai suatu portoIolio dari sumberdaya
(teknis,keuangan,manusia,dsb) juga sebagai portoIolio produk atau unit-unit
usaha yang terIokus dipasar.
2. Kendala sumberdaya belum tentu merupakan penghambat pencapaian
kepemimpinan global.
3. Adanya perbedaan besar antara perusahaan-perusahaan di pasar dan dampak
bersaing yang dapat mereka timbulkan dengan jumlah sumber daya tertentu.
. Peningkatan eIisiensi yang disebabkan daya ungkit utamanya bersumber pada
peningkatan numerator dalam rasio produktivitas dan bukan pada pengurangan
denominator.
5. Tugas manajemen puncak untuk mengalokasikan sumber daya telah menerima
perhatian terlalu banyak ketimnang tugasnya untuk mengungkit sumber daya.
Mengungkit sumber daya:
1. Memusatkan sumber daya
a. Penyatuan ( converging )
Pencapaian suatu niat strategik tunggal selama kurun waktu yang
panjang akan dapat mendorong dan memutuskan bahwa usaha-usaha
perorangan, departemen Iungsional dan keseluruhan bisnis menyatu ke
tujuan yang sama.
b. Pemusatan ( Iocusing )
Mencegah terjadinya pengeceran sumberdaya pada saat tertentu.
Karena tidak ada satu kelompok karyawan yang dapat menangani lebih dari
dua sasaran perbaikan operasional kunci sekaligus.
c. Pembidikan ( targeting )
Memusatkan pada hal-hal yang benar membidik kegiatan-kegiatan
yang akan memberikan dampak terbesar dilihat dari nilai yang dirahasiakan
pelanggan. Kuncinya adalah mengidentiIikasi bidang-bidang yang rasio
antara yang dirasakan pelanggan biaya menciptakan nilai tsb setinggi
mungkin.
2. Mengakumulasi sumber daya
a. Penambangan ( mining )
Merupakan sekumpulan pengalaman yang dapat dipelajari oleh
perusahaan, intinya bukan kualitas dari pengalaman tersebut akan tetapi
seberapa mampu perusahaan menarik pelajaran lebih banyak dari pesaing.
b. Peminjaman ( borrowing )
Meminjam sumber daya perusahaan lain melalui aliansi, usaha
patungan, lisensi ke dalam, penggunaan subkontraktor dengna tujuan untuk
melengkapi sumberdaya internal dengan sumberdaya yang berada diluar
batas-batas Iormal perusahaan.
3. Mengkomplementasikan sumber daya
a. Peramuan ( blending )
Dimaksudkan untuk melipatgandakan nilai sumber daya. Hal ini
membutuhkan ketrampilan tentang integrasi teknologi, integrasi Iungsional
dan imajinasi produk baru.
b. Penyeimbangan ( balancing )
Pemilikan sumberdaya yang melipatgandakan nilai dan kompetensi
khas perusahaan.
. Melestarikan sumber daya
a. Daur-ulang ( recycling )
Pengulangan suatu ketrampilan, teknologi, atau merk dan lain-lain.
b. Kooptasi ( co-opting )
Membujuk pesaing potensial untuk berjuang melawan musuh bersama.
Ada kalanya mungkin untuk bekerja secara kolektiI untuk menciptakan
standar baru atau mengembangkan teknologi baru.
c. Perlindungan ( protecting )
Memaksimalkan keruIian yang diderita oleh musuh sambil
meminimalkan risiko atas pasukan sendiri. Dengan cara mendeIinisikan
pesaing tentang pasar yang dilayaninya dalam mencari ruang bersaing yang
tak terlindungi. Tujuannya adalah membangun kekuayan perusahaan diluar
pengamatan pesaing yang lebih kuat.
5. Memulihkan kembali sumber daya
Faktor penentu lain dari ungkitan sumber daya adalah waktu tenggang
antara pengeluaran sumber daya dan pemuliahan kembali ( pengembalian )
sumberdaya tersebut dalam bentuk pendapatan, melalui pasar. Proses pemulihan
yang cepat berIungsi sebagai pengganda sumber daya. Perusahaan yang dapat
melakukan segala sesuatu dua kali lebih cepat dari pada pesaing dengan
komitmen sumberdaya yang sama menikmati keunggulan ungkitan dua kali
lipat.

Anda mungkin juga menyukai