Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal,
dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan
sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara
dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.
Berkaitan dengan study kelayakan bisnis "aspek manajemen" merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian. Keberhasilan suatu
proyek/kegiatan/bisnis yang telah di nyatakan feasible untuk di kembangkan, sangat
di pengaruhi oleh peranan manajemen dalam pencapain tujuan. Tujuan study aspek
manajemen ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan dan implementasi bisnis
dapat direncanakan, dilaksanakan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau
sebaliknya tidak layak.
Bisnis juga sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum
atau tidak memperoleh izin dari pemerintah setempat. Oleh karena itu, sebelum ide
bisnis dilaksanakan, analisis secara mendalam terhadap aspek hukum harus dilakukan
agar dikemudian hari bisnis yang dilaksanakan tidak gagal karena terbentur
permasalahan hukum dan perizinan. Aspek hukum merupakan aspek yang pertama
kali harus dikaji dalam studi kelayakan bisnis. Hal ini karena jika berdasarkan analisis
pada aspek hukum sebuah ide bisnis sudah tidak layak maka proses tersebut tidak
perlu diteruskan dengan analisis pada aspek-aspek yang lain.
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum
menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk jenis usaha berbeda-beda, tergantung
pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan
hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain berbeda-beda.
Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan hokum dan perizinan investasi
untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan analisis
kelayakan aspek hukum.
Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula
dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat
terjadi karena kurangnya ketelitian dalam penilaian dari segi keabsahan atau
kelegalitasan di bidang hukum dan lain sebagainya sebelum usaha tersebut dijalankan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Aspek Manajemen ?
2. Apa saja Aspek Manajemen dalam Studi Kelayakan Bisnis ?
3. Apa itu Aspek hukum dan legalitas ?
4. Apa tujuan pengkajian Aspek Hukum dan Legalitas ?
5. Apa saja Jenis- jenis Badan Usaha ?
6. Bagaimana Cara Memperoleh Legalitas Perusahaan ?
7. Apa saja Manfaat dari Legalitas Perusahaan
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Aspek Manajemen dan Aspek Legalitas.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dalam Pengkajian Aspek Hukum dan legalitas.
3. Untuk mengetahui cara memperoleh Legalitas Perusahaan.
4. Untuk mengetahui apa manfaat dari Aspek Manajemen dan Aspek Legalitas
Peusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ASPEK MANAJEMEN


Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Atas dasar uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa pada dasarnya
manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing)
dan penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan
kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).
Ada tiga alasan utama diperlukannya aspek manajemen yaitu :
1. Untuk mencapai tujuan
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
2.1.1 ASPEK MANAJEMEN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
1. PERENCANAAN
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan
itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Empat macam pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan:
 Pendekatan Atas-Bawah {Top-Down}
Perencaan dengan ini dilakukan oleh pemimpin organisasi. Unit
organisasi di bawah nya hanya melaksanakan hal-hal telah
direncanakan . untuk perusahaan yang menganut system desentralisasi,
pimpinan puncak memberikan pengarahan dan petunjuk kepada
pemimpin cabang atau sejenisnya untuk menyusun rencana yang pada
tahapannya akan ditinjau dan dikoreksi oleh pimpinan puncak sebelum
disetujui untuk direalisasikan.
 Pendekatan Bawah-Atas {Bottom-up}
Perencanaan dengan pendekatan dengan cara pemimpin puncak
memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi
termasuk mengenai misi, tujuan, sasaran dan sumber daya yang
dimiliki. Langkah selanjutnya memberikan kewenangan kepada
manajemen di tingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan.
 Pendekatan campuran
Dalam kenyataan, relative sulit menemukan proses perecanaan
yang murni atas-bawah atau bawah-atas. Yang sering ditemukan adalah
kombinasi di antara keduanya walaupun dengan persentase yang
relative. Dengan pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk
perencaan organisasi secara garis besar sedangkan petunjuk
perencanaan diorganisasi secara garis besar sedangkan perencaan
detailnya diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan di bawahnya
dengan tetap mematuhi aturan yang ada.
 Pendekatan kelompok
Perencaan di buat oleh sekelompok tenaga ahli dalam
perusahaan, oleh karena itu di dalam perusahaan dibentuk semacam
biro atau bagian khusus seperti biro perencanaan.
Fungsi / kegunaan perencanaan :
1. Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
2. Mengarahkan perhatian pada tujuan
3. Memperingan biaya
4. Sarana untuk mengadakan pengawasan
5. Penerjemah kebijakan umum
6. Berupa perkiraan yang bersifat ramalan
7. Berfungsi ekonomi
8. Memastikan suatu kegiatan
9. Alat koordinasi dan Alat/sarana pengawasan
2. PENGORGANISASIAN ( ORGANIZING )
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-
tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Di dalam organisasi dikenal berbagai bentuk organisasi atau lebih tepat disebut
struktur organisasi,yaitu:
1. Organisasi Garis
2. Organisasi Fungsional
3. Organisasi garis dan Staf
4. Organisasi Gabungan
5. Organisasi Matriks
3. PENGKOORDINASIAN, PENGGERAKAN DAN PENGARAHAN
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
Aspek penggerakan (actuating) / perngkoordinasi yang juga
merupakan bagian dari manajemen, hendaknya diperkirakan juga apakah
dalam manajemen proyek maupun manajemen implementasi bisnis, kelak
dapat berjalan baik, sehingga ia dapat dinyatakan layak. Menyusun agar
penggerakan ini dapat berjalan dengan baik, hendaknya dikaji dari beberapa
sisi, seperti: fungsi penggerakan yang harus terpenuhi, serta sikap dan perilaku
seorang pemimpin yang hendaknya memiliki kriteria agar ia dapat
menggerakkan bawahannya.
Fungsi penggerakan yang pokok dalam manajemen adalah ;
a. Mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut
b. Melakukan daya tolak pada seseorang
c. Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan lebih
baik
d. Mendapatkan, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas dan
organisasi tempat mereka bekerja
e. Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang
atau orang-orang terhadap Tuhanya Negara dan masyarakat.
4. PENGENDALIAN ( CONTROLLING )
Definisi pengawasan yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler
berikut ini telah memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan:
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-
tujuan perusahaan.
Jenis-jenis pengendalian
(1) Metode pengendalian pendahuluan
(2) Metode pengendalian bersama
(3) Metode pengendalian umpan balik
Fungsi pokok pengendalian
1) Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan
dengan melakukan pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-
ketegasan dalam pengawasan
2) Meperbaiki berbagai penympangan yang terjadi
3) Mendinamisasaikan organisasi
4) Mempertebal rasa tanggung jawab
2.2 PENGERTIAN ASPEK HUKUM DAN LEGALITAS
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun
dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di
wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di
wilayah tersebut. Bagi penilaian studi kelayakan bisnis,dokumen yang perlu diteliti
keabsahan,kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum,izin-izin yang
dimiliki,sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha
tersebut. Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya
hasil penelitian,dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau tidak
sempurna pasti akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan cara memperoleh data dan cara
menganalisis data yang terkait dengan aspek hukum.
1) Jenis data dan sumber data, Jenis data yang diperlukan secara umum yaitu data
kuantitatif yang mencakup tentang bentuk badan usaha, ijin usaha dan ijin
lokasi pendirian proyek atau bisnis. Semua ini dapat diperoleh dari sumber
ekstern seperti notaries, pemda, departemen terkait maupun pemerintah
setempat.
2) Cara memperoleh dan menganalisis data, Untuk memperoleh gambaran
kelengkapan data dasar dan data yang harus dipenuhi tentang ijin usaha dan
ijin lokasi pendirian dapat digali dengan teknik wawancara dan dokumentasi.
2.2.1 TUJUAN PENGKAJIAN ASPEK HUKUM
Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis
tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala
persyaratan perizinan di wilayah tersebut. Secara spesifik analisis aspek hukum
pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
a) Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan
b) Menganalisis ketepatan bentk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan
c) Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi
persyaratan perizinan
d) Manganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akna dibiayai
dengan pinjaman
2.2.2 JENIS – JENIS BADAN USAHA
Kegiatan bisnis tidak dapat dilepas dari bentuk badan usaha dan perizinan
yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih
tergantung pada modal yang dibutuhkan dan jumlah pemilik. Pemilihan badan
usaha didasarkan oleh beberapa pertimbangan sbagai berikut:
a) Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankann bisnis
b) Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan
c) Bidang industry yang dijalankan
d) Persyaratan perundang-undangan yang berlaku
Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasar
pertimbangan tersebut. Perlu mengetahui definisi dari badan usaha, berikut
bentuk badan usaha:
a. Perusahaan Perseroan, Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan
pemilik antara hak pribadai dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005).
Sedangkan menurut Swasta (2002), perusahaan perseroan adalah salah satu
bentuk usaha yang dimiliki oleh sesorang dan ia bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan.
b. Firma (Fa), Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu
kesatuan untuk mengelola usaha bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut
Manulang (1975), persekutuan dengan firma adalah persekutan untuk
menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama.
c. Perserikatan Komanditer (CV), Merupakan perserikatan beberapa pengusaha
swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama, dimana
sebagian anggota merupakan anggota aktif, sedangkan anggota yang lain
merupakan anggota pasif.
d. Perseroan Terbatas (PT), Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta
menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama, dimana perusahaan
memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan
modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.
e. Yayasan, Pengertian yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001
tentang yayasan, yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang social,
keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
f. Koperasi, Koperasi menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 25 tahun
1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai garakan ekonomi rakyat berdasarkan asas
kekeluargaan.
 Perizinan
1. Izin lokasi :
a) sertifikat (akte tanah)
b) bukti pembayaran PBB yang terakhir,
c) rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan.
2. Izin usaha :
Beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut
izin usaha perdagangan, yaitu:
a) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
Merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang
ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang
perdagangan dan jasa. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) diberikan
kepada para pengusaha, baik perseorangan, firma, CV, PT, koperasi,
maupun BUMN.
Kewajiban pemegang SIUP yaitu melaporkan kepada kepala kantor
wilayah Departemen Perdagangan dan Industri atau kantor Departemen
Perdagangan yang menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan
lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dengan
pembelian SIUP.
b) SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
Setiap perusahaan yang ada perlu dan harus mengurus SITU, demi
keamanan dan kelancaran usahanya. SITU dikeluarkan oleh pemerintah
Kabupaten atau Kotamadya sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-
Undang Gangguan mewajibkannya.
Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib
menaati syarat-syarat antara lain:
- Keamanan.
- Kesehatan.
- Ketertiban.
- Syarat-syarat lain (mengutamakan tenaga kerja dari sekitarnya dan
menjaga keindahan lingkungan, serta penghijauan).
c) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak
(PTKP), dan badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai
wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Terhadap para wajib pajak yang
tidak mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak dan mendaftarkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP), akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan
ketentuan Undang-undang Nomor X Tahun 2000, yaitu sebagai berikut:
"Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya tiga tahun dan atau denda setinggi-tingginya empat kali
jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau yang tidak dibayar."
d) NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar
perusahaan, maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor
pendaftaran perusahaan, yaitu di Kantor Departemen Perdagangan
setempat. NRP (Nomor Register Perusahaan) disebut juga TDP.
NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh umum.
Nomor NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama perusahaan dan
dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.
e) AMDAL (Analisis Mengenal Dampak Lingkungan)
AMDAL adalah suatu hasil studi yang dilakukan dengan pendekatan
ilmiah, dipandang dari beberapa sudut pandang ilmu pengetahuan, yang
merupakan dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam suatu kesatuan hamparan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab.
2.2.3 PENGERTIAN LEGALITAS PERUSAHAAN
Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur
yang terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau
mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan
kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan
peraturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan
berbagai dokumen hingga sah di mata hukum pada pemerintahan yang
berkuasa saat itu.
Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu
usaha, faktor legalitas ini berwujud pada kepemilikan izin usaha yang
dimiliki. Dengan memiliki izin maka kegiatan usaha yang dijalankan tidak
disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran
Bentuk – bentuk legalitas perusahaan
Ada beberapa jenis jati diri yang melegalkan badan usaha, diantaranya
yaitu:
1. Nama Perusahaan
2. Merek
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4. Izin Usaha Industri (IUI)
2.2.4 CARA MEMPEROLEH LEGALITAS PERUSAHAAN
1) Nama Perusahaan
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan
untuk menjalankan usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau
perusahaan tersebut, dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai
perusahaan tertentu, dan dapat membedakan perusahaan itu dengan
perusahaan yang lain.
2) Merek
Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001:
Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-
huruf, angka-angka, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa.
3) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan
memiliki Surat Izin Perusahaan Dagang (SIUP), yaitu surat izin yang
diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan secara sah, baik itu perusahaan
kecil, perusahaan menengah, apalagi perusahaan besar, terkecuali
perusahaan kecil perorangan .
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat Permohonan
Izin (SPI), yaitu daftar isian yang memuat perincian data perusahaan
pengusaha dan kegiatan usaha, dan pengusaha juga wajib membayar
sejumlah uang sebagai biaya administrasi.SIUP dikeluarkan berdasarkan
domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan. Bagi pemilik
perusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan perusahaan maka ia
harus menunjuk penanggung jawab/ kuasa berdasarkan domisili yang
dikuatkan dengan KTP di tempat SIUP diterbitkan.
4) Izin Usaha Industri (IUI)
Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada pula
perusahaan industri. Sama halnya dengan perusahaan perdagangan,
perusahaan industri pun juga harus memiliki surat izin yaitu Surat Izin
Industri (IUI). Setiap pendirian perusahaan industri baru atau perluasan
wajib memperoleh IUI.
Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan Prinsip yang
diberikan kepada perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan
persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan / instalasi
peralatan dan lain-lain yang diperlukan termasuk dimulainya kegiatan
produksi percobaan. IUI berlaku untuk seterusnya selama perusahaan
industri yang bersangkutan berproduksi.
2.2.5 MANFAAT LEGALITAS PERUSAHAAN
Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas perusahaan, amka
akan diperoleh beberapa manfaat diantaranya:
1) Sarana perlindungan hokum: Seorang pengusaha yang telah melegalkan
perusahaannya akan terhidar dari tindakan pembokaran atau penertiban
dari pihak berwajib, sehingga memberikan rasa amandan nyaman akan
keberlangsungan usahanya
2) Sarana Promosi: Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut,
secara tidak langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi.
3) Bukti kepatuhan terhadap hokum: Dengan memiliki unsur legalitas
tersebut menandakan bahwa pengusaha telah mematuhi aturan hukum
yang berlaku, secara tidak langsung ia telah menegakkan budaya disiplin
pada dirinya.
4) Mempermudah mendapatkan suatu proyek: Dalam suatu tender, selalu
mensyaratkan bahwa perusahaan harus memiliki dokumen-dokumen
hukum yang menyatakan pelegalan perusahaan tersebut.Sehingga hal ini
sangat penting nantinya untuk sarana pengembangan usaha.
5) Mempermudah pengembangan usaha: Untuk pengembangan usaha pasti
diperlukan dana yang cukup besar untuk merealisasikannya. Dana yang
dibutuhkan bisa diperoleh dengan proses peminjaman kepada pihak bank,
dan dokumen-dokumen legalitas ini akan menjadi salah satu persyaratan
yang diajukan pihak bank.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Aspek manajemen adalah aspek yang sangat vital dalam suatu perusahaan.
Karna mungkin saja perusahaan yang sedang di rintis mengalami kegagalan jika
aspek manajemen tidak berjalan dengan baik. Berkaitan dengan study kelayakan
bisnis “aspek manajemen” merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
beberapa aspek lainnya. Keberhasilan suatu bisnis yang telah di nyatakan feasible
untuk di kembangkan sangatlah dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam
mencapai tujuan. Tujuan study aspek manajemen ini adalah untuk mengetahui apakah
kegiatan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan sehingga rencana
bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya tidak layak.
Dimana manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, agar proses
manajemen berjalan dengan baik terdapat juga fungsi funfsi agar suatu perusahaan
berjalan dengan semestinya. fungsi-fungsi tersebut perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengawasan. Alangkah baiknya jika perusahaan dapat
menguasai fungsi-fungsi manajemen sehingga perjalanan organisasi, kegiatan, atau
bisnis yang dijalani bisa berjalan dengan baik dan dapat sesuai dengan kelayakan
suatu unit bisnis.
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun
dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di
wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di
wilayah tersebut. Jenis Badan Usaha seperti Perusahaan Perseroan, Firma (Fa),
Perserikatan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Yayasan, Koperasi.
Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan
industri, dalam menjalankan kegiatannya akan sangat membutuhkan suatu legalitas
demi keberlangsungan perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk legalitas perusahaan
bermacam-macam disesuaikan dengan bidang dan jenis kegiatan perusahaan tersebut,
diantaranya Nama Perusahaan, Merek, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan
Izin Usaha Industri (IUI).
Dengan dimilikinya dokumen-dokumen pelegalan perusahaan, maka akan
didapat beberapa manfaat diantaranya dalam hal perlindungan dari tindakan hukum
yang berhubungan dengan masalah perizinan, dalam hal promosi produk, dalam hal
bukti kepatuhan terhadap hukum, dalam hal permudahan mendapatkan proyek, dan
dalam hal permudahan mendapatkan pinjaman dana unutk perluasan perusahaan
maupun kegiatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai