Anda di halaman 1dari 9

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Pada era globalisasi ini perkembangan teknologi dan internet semakin pesat sehingga

tidak dapat dipungkiri hampir seluruh masyarakat di Indonesia ini menggunakan

teknologi dan internet. Masyarakat meyakini bahwa dengan adanya teknologi sangatlah

membantu dan memenuhi kebutuhan mereka dan menjadi lebih mudah dan cepat.

Teknologi dan internet yang semakin diminati telah merubah pola perilaku masyarakat

dan juga membuat perusahaan bersaing untuk menciptakan suatu yang inovatif. Hal

tersebut membuat perusahaan mengembangkan inovasi teknologi dengan membuat

aplikasi online.

Kehadiran aplikasi online semakin diminati oleh perusahaan karena dijadikan media

dalam berbisnis. Tidak hanya diminati oleh perusahaan tetapi diminati oleh masyarakat

dengan hadirnya aplikasi online dapat memudahkan dan melalukan kegiatan lebih cepat,

praktis,dan menghemat waktu. Salah satunya seperti sektor industri perfilman,melakukan

strategi pemasaran untuk pembelian tiket bioskop secara online melalui aplikasi dan

memberikan efek yang baik bagi pembeli yaitu meningkatkan efisiensi waktu dan tidak

perlu mengantri membeli tiket. Tidak hanya itu saja, pembeli tidak akan kehilangan tiket

fisik dan pembayarannya pun bisa dilakukan dengan mengisi saldo dana atau yang sering

disebut dompet digital.

Tabel 1.1 jumlah penonton dan film 2017-2019

(Sumber: filmindonesia.or.id)
Berdasarkan tabel menjelaskan perkembangan penonton dan film yang tayang dari

tahun 2017-2019 semakin tinggi. Tahun 2017 jumlah penonton 42.248.908,tahun 2018

jumlah penonton 51.192.832,dan tahun 2019 jumlah penonton 51.901.745. Semakin

meningkatnya penonton maka jumlah film yang tayang ikut meningkat. Dari tahun 2017

film yang tayang 112,tahun 2018 film yang tayang 128,dan tahun 2019 film yang tayang

129. Dari data tersebut dengan jumlah penonton dan film yang tayang yang semakin

meingkat, maka semakin banyak bioskop di indonesia. Di indonesia sekarang sudah ada 7

macam bioskop diantaranya adalah Cinema 21,CGV,Cinemaxx,Independen,New Star

Cineplex,Platinum Cinepelx,dan Movimax. Semakin banyak jenis bioskop yang muncul

maka semakin ketat persaingan bisnis bagi perusahaan dan untuk menghadapi persiangan

tersebut perusahaan harus mengembangkan inovasi terhadap produk dan jasa yang

perusahaan tawarkan.

Tabel 1.2 bioskop 2017

Bioskop 2017
180
160
140
120
100
80
60 Bioskop 2017
40
20
0
1 V x n ex ex ax
a2 CG ax nde pl pl im
m e e
ne
m ne pe in Ci
n ov
Ci Ci n de arC m M
I St nu
ew l ati
N P

Sumber: filmindonesia.or.id

Berdasarkan tabel diatas menunjukan jumlah bioskop pada tahun 2017 terlihat bahwa

bioskop cinema 21 menempati posisi pertama dibandingkan diantara bioskop lainnya.

Perbandingan dengan bioskop lainnya cukup jauh yang sudah tersebar di banyak kota di
Indonesia. Berdasarkan dari tabel 1.1 dan tabel 1.2 jumlah penonton dan bioskop yang

semakin bertambah banyak dari tahun ke tahun hal tersebut mengakibatkan antrian

panjang pada saat memesan tiket dan tidak efisien waktu maka dari fenomena tersebut

cinema 21 berinovasi membuat suatu aplikasi dimana aplikasi tersebut berbasis online

yang bisa diunduh secara gratis dan bisa diakses kapan saja dan dimana saja yaitu TIX

ID. Tix id adalah salah satu aplikasi online atau biasa disebut Electronic Ticketing. Tix id

sendiri baru dikeluarkan pada 21 Maret 2018 yang kegunaannya untuk memesan tiket

bioskop secara online tanpa harus mengantri. Tix id juga bekerjasama dengan dompet

digital yaitu Dana, untuk mempermudah pembayaran tiket online. Tidak hanya itu saja

Tix id juga menyediakan tiket online untuk bioskop CGV.

Untuk menarik minat konsumen dan membuat konsumen loyalitas dengan aplikasi

Tix id adalah menyediakan berbagai fitur di dalam aplikasi tersebut. Yang pertama

adalah untuk kalian para movie sejati disini kalian bisa mengumpulkan poin sebanyak-

banyaknya lalu ditukarkan dengan berbagai voucher menarik fitur tersebut adalah

LoyalTix. Menurut Lovelock dan Wirtz (2011:338) dalam jurnal (EMBA,2019) dimana

loyalitas merupakan keinginan pelanggan untuk terus berlangganan pada perusahaan

dalam jangka waktu yang panjang dan merekomendasikan produk tersebut kepada teman

dan kolega. Loyalitas konsumen adalah sikap konsumen yang setia membeli produk

secara konsisten atau secara berulang-ulang dan merekomendasikan kepada orang lain.

Tidak hanya sampai disitu Tix id selalu memberikan promosi-promosi yang menarik

untuk memikat para konsumen.

Kedua kalian bisa langsung menilai atau memberikan rating untuk film yang telah

kamu tonton di bioskop dan kalian juga bisa menyimpan judul film baru yang akan

tayang di bioskop dengan fitur watchlist. Dengan memberikan berbagai fitur menarik dari

aplikasi tersebut Brand Image Tix id menjadi naik daun dan menjadi perbincangan

khalayak. Menurut simamora (2002) dalam jurnal (M.Dian dan Evi,2018) bahwa brand
image adalah seperangkat asosiasi yang ingin di ciptakan atau di pelihara oleh pemasar.

Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang di janjikan

kepada konsumen. Merek merupakan symbol dan dindikator dari kualitas sebuah prduk.

Brand image dari Tix id yang mudah diingat oleh konsumen dari logo Tix id yang

berwarna biru dan slogan "Mau nonton ya pake Tix id” dengan brand image sepert itu,

dapat dibuktikan bahwa mampu mengalahkan ketenaran penjualan tiket online yang

sebelumnya seperti M-Tix dan CGV di apps store maupun playstore. Hal ini adalah

salah satu alasan mengapa Tix id mempunyai daya saing tinggi terhadap kompetitor

lainnya. Tix id berusaha agar konsumen merasa puas dengan pelaynan yang diberikan Tix

id. Dengan begitu,para konsumen dari Tix id akan merekomendasikan atau

memberitahukan pengalaman yang baik kepada orang-orang. Karena,di zaman modern ini

semua orang lebih percaya dengan testimoni atau komentar dari pengalaman konsumen

yang sudah pernah mencoba suatu produk sebelumnya.

Prinsip ini dikenal dengan sebutan Electronic Word Of Mouth. Menurut Jalilvand dan

Samiei (2012) electronic word of mouth menjadi sebuah veneu atau tempat yang sangat

penting untuk konsumen memberikan opininya dan di anggap lebih efektif ketimbang

word of mouth karena tingkat aksebilitas dan jangkauannya yang lebih luas daripada

word of mouth tradisional yang bermedia offline. Penerapan EWOM dalam media sosial

dinilai jauh lebih efektif karena, dapat dilihat oleh semua masyarakat luas. Dengan

menerapkan EWOM perusahaan dapat diuntungkan dengan biaya yang rendah dan

mempunyai dampak yang tinggi dari EWOM tersebut.


Tabel 1.3 media sosial yang sering diakses oleh pengguna internet

(Sumber:k

ominfo.go.id)

Berdasarkan data laporan tahunan kominfo 2017 media sosial yang sering di

akses oleh pengguna internet secara umum adalah Facebook 50,7%, instagram 17,8%,dan

youtube 15,1% dan selebihnya disusul linkedin dan twitter. Berkaitan dengan

pembahasan sebelumnya aplikasi Tix id,mengggunakan media sosial instagram sebagai

wadah untuk menyebarkan dan memperluas jaringan informasi kepada konsumen melalui

Electronic Word Of Mouth (EWOM). Karena pada zaman modern sekarang para generasi

milenial lebih aktif di media instagram di bandingkan dengan medis sosial lainnya.

Tabel 1.4 postingan instagram Tix id


(Sumber:Instagram)

Pada gambar 1.4 bisa dilihat dari jumlah followers instagram Tix id 371ribu dan itu

membuktikan bahwa generasi milenial lebih aktif di instagram dan dari pihak Tix id

selalu upload informasi-informasi terbaru di media sosial instagram dan bagi kalian yang

ketinggalan informasi bisa langsung lihat di highlight instagram Tix id. Semakin banyak

informasi yang disampaikan Tix id, konsumen akan selalu loyalitas terhadap aplikasi

tersebut dan brand image Tix id akan selalu dapat di benak semua konsumen dan

ketenaran Tix id akan meningkat.

Berdasarkan fenomena diatas yang telah di uraikan oleh penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Konsumen

Melalui Electronic Word Of Mouth Pada Apliksai Tix Id”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah brand image memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

electronoc word of mouth pada aplikasi Tix Id?

2. Apakah brand image memiliki pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas

konsumen pada aplikasi Tix Id?


3. Apakah electronic word of mouth memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap loyalitas konsumen pada aplikasi Tix Id?

4. Apakah brand image dan electronic word of mouth memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap loyalitas konsumen pada aplikasi Tix Id?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah brand image memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap electronic word of mouth pada aplikasi Tix Id?

2. Untuk mengetahui apakah brand image memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap loyalitas konsumen pada aplikasi Tix Id?

3. Untuk mengetahui apakah electronic word of mouth memiliki pengaruh

secara signifikan terhadap loyalitas konsumen pada aplikasi Tix Id?

4. Untuk mengetahui apakah brand image dan electronic word of mouth

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas konsumen pada

aplikasi Tix Id?

1.4 Manfaat penelitian

1. Bagi Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta

dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh brand image terhadap loyalitas

konsumen melalui electronic word of mouth dan kelak perusahaan dapat

melakukan evaluasi dan memperbaiki sistem brand image untuk

meningkatkan penjualan pada aplikasi Tix id.

3. Bagi akademis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat

digunakan sebagai tambahan referensi peneliti selanjutnya.


1.5 Batasan masalah

Penelitian ini fokus pada pokok permasalahan yang ada, dengan Brand Image

terhadap Loyalitas Konsumen melalui Electronic Word Of Mouth pada aplikasi

Tix id.

1.6 Sistematika penulisan

Untuk mendapat gambaran secara keseluruhan mengenai penulisan dalam

penelitian tersebut, maka penulisan di susun oleh peneliti sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang

menjadi dasar pemikiran atau latar belakang penelitian ini untuk

selanjutnya di susun rumusan masalah dan di uraikan tentang

tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta batasan masalah

kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang landasan teori yang menjadi dasar

dalam perumusan hipotesis dalam penelitian ini. Lalu diuraikan

juga dan digambarkan kerangka pemikiran dari peneliti tersebut

dan terakhir hipotesis.

Bab 3 : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang variabel penelitian dan

definisi operasional, penentuan populasi dan sampel, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, kerangka konseptual


serta metode analisis yang di gunakan dalam menganalisis data

yang telah di peroleh.

Anda mungkin juga menyukai