Anda di halaman 1dari 12

KOPERASI DAN UMKM

PEDOMAN TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI


Dosen Pembimbing: Cokorda Krisna Yuda, SE., M.Si., Ak., BKP.

KELOMPOK 3:
ANGELICA FEBBRYANA LOISSA (202131121019)
KADEK AYU DILA ANJANI (202131121004)
MARIA NOVITA MIRA (202131121012)
PANDE PUTU MIA DITA SARI (202131121015)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Pedoman
Tata Cara Mendirikan Koperasi” untuk memenuhi satu di antara mata kuliah Koperasi dan
UMKM. Selain itu, penulis ingin berterima kasih kepada Bapak Cokorda Krisna Yuda, SE.,
M.Si., Ak., BKP. selaku dosen pembimbing mata kuliah Koperasi dan UMKM yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis.

Makalah ini menyajikan penjelasan mengenai “Pedoman Tata Cara Mendirikan


Koperasi”. Adapun topik dari penjelasan tersebut yaitu mengenai Pengertian Koperasi, Jenis-
Jenis Koperasi, Dasar Hukum Koperasi di Indonesia, dan Tata Cara Mendirikan Koperasi.

Penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis memohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap bahwasanya para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar penulis dapat menyusun makalah dengan lebih
baik pada masa yang akan datang. Penulis juga berharap makalah ini dapat berguna bagi banyak
orang. Akhir kata, penulis ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyusun makalah ini.

Denpasar, 24 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................1
1.3 TUJUAN MAKALAH...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................ 3

2.1 KOPERASI..............................................................................................................................3
2.2 JENIS-JENIS KOPERASI.........................................................................................................3
2.3 DASAR HUKUM KOPERASI DI INDONESIA...........................................................................4
2.4 TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI.................................................................................5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................. 8

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................8
3.2 SARAN....................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Keberadaan Koperasi di Indonesia sangatlah penting keberadaannya. Keberadaan
Koperasi telah memberikan banyak manfaat bagi banyak masyarakat Indonesia yang
telah tergabung dalam keanggotaan Koperasi. Pendirian Koperasi akan memberikan
paham kepada anggota akan cara-cara yang demokratis. Dalam Koperasi setiap
anggotanya memiliki hak yang sama dengan tanggung jawab yang telah sesuai dengan
hak yang didapatkan.
Saat mendirikan Koperasi, ide biasanya datang dari pemerintah ataupun pihak
yang berkepentingan. Masyarakat yang berkepentingan biasanya akan menjadi anggota
Koperasi seperti, petani, nelayan, karyawan, dan lainnya. Dan bagi pemerintah yang
mendirikan Koperasi biasanya mereka sadar akan pentingnya keberadaan Koperasi bagi
masyarakat sekitar. Keberadaan Koperasi bagi mereka yang ingin mendirikan Koperasi
dianggap sebagai salah satu jan keluar bagi kesulitan yang mereka alami. Namun, dalam
pendirian Koperasi tidak semudah itu dan berdasarkan semangat saja. Pendirian suatu
Koperasi tentu memerlukan pengesahan badan hukum. Tanpa badan hukum Koperasi
tidak akan bisa mendapatkan iuran dari nonanggota. Meskipun keberadaan Koperasi
sangat diperlukan, namun jika pendirian Koperasi tidak sesuai dengan badan hukum,
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku keberadaan Koperasi juga dapat menjadi
ancaman bagi anggotanya. Lalu bagaimana tata cara pendirian Koperasi yang baik dan
benar?

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Koperasi?
2. Apa saja jenis-jenis Koperasi?
3. Apa saja dasar hukum Koperasi di Indonesia?
4. Bagaimana tata cara mendirikan Koperasi?

I.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui arti dari Koperasi.

1
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Koperasi.
3. Untuk mengetahui dasar hukum Koperasi di Indonesia.
4. Untuk mengetahui tata cara mendirikan Koperasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Koperasi
Kata Koperasi diambil dari bahasa Inggris, yakni Cooperation. Jika diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, artinya kerja sama. Koperasi adalah
sebuah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi
kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan Asas Kekeluargaan. Koperasi adalah badan usaha
yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya
atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi. Dengan kata lain, pengertian
Koperasi adalah sebuah badan usaha yang dibentuk atas asas kekeluargaan. Tujuan
dibentuknya Koperasi adalah untuk menyejahterakan para anggotanya.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Koperasi adalah sebuah badan
usaha yang beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip
Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan.
Sementara menurut Bapak Koperasi Indonesia, Mohammad Hatta, pengertian Koperasi
adalah suatu jenis badan usaha bersama yang menggunakan asas kekeluargaan dan gotong
royong. Dengan demikian, pengelolaan Koperasi adalah mengarah pada kegiatan tolong-
menolong untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
Sedangkan asas Koperasi adalah kekeluargaan dan gotong royong.

II.2 Jenis-Jenis Koperasi


Berdasarkan keberadaan Koperasi yang akan membantu para anggotanya, Koperasi
terdapat banyak jenisnya sesuai dengan kebutuhan anggota Koperasi, berikut adalah
jenis-jenis dari Koperasi :
1. Koperasi Konsumen
Koperasi ini diperuntukkan bagi konsumen barang dan jasa. Koperasi ini biasanya
menjual kebutuhan sehari-hari layaknya toko kelontong. Namun, keuntungan yang
didapat dari penjualan akan dibagikan kepada anggotanya. Biasanya pembelinya sendiri
berasal dari anggotanya. Jadi, barang yang dijual akan cenderung lebih murah.
2. Koperasi Produsen

3
Koperasi ini diperuntukkan bagi para produsen. Produk yang dijual juga merupakan hasil
karya dari anggotanya. Misalnya Koperasi peternak sapi yang menjual susu sapi,
Koperasi peternak lebah menjual madu. Dengan menjadi anggota Koperasi akan
membuat produk yang dihasilkan akan dijual dengan harga yang lebih layak.

3. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa menyediakan jasa. Koperasi ini menyediakan kegiatan jasa atau pelayanan
bagi para anggotanya. Seperti Koperasi Jasa Angkutan Umum dan Koperasi Asuransi.
4. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam memberikan layanan pinjaman bagi para anggotanya. Tujuan
Koperasi ini untuk membantu anggotanya yang sedang membutuhkan uang dalam jangka
pendek dengan syarat yang mudah dan bunga yang rendah.
5. Koperasi Serba Usaha
Terdapat beberapa Koperasi yang menyediakan beberapa layanan sekaligus. Jadi, selain
menjual barang kebutuhan sehari-hari bagi konsumen, Koperasi tersebut juga
menyediakan jasa simpan pinjam.

II.3 Dasar Hukum Koperasi di Indonesia


Koperasi merupakan suatu badan usaha pendukung perekonomian dalam negeri.
Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan. Telah diketahui bahwa Koperasi di Indonesia sudah
muncul sejak zaman kolonial yaitu pada tahun 1896 dan hingga saat ini badan usaha
tersebut tetap berjalan dengan jumlah ratusan ribu Koperasi yang tercatat secara aktif di
Indonesia. Meskipun Koperasi berasas kekeluargaan, legalitas Koperasi sebagai badan
hukum selama ini diatur oleh Undang-Undang. Berikut ini dasar hukum dari Koperasi.
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2. Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (Lembaran
Negara RI No.8 Tahun 1994).
3. Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi (Lembaran Kegiatan RI Tahun 1995).

4
4. Keputusan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor: 98/KEP/M.KUKM/X/2004
tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi.
5. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor: 10/Per/KUKM/IX/2015 tentang
Kelembagaan.
6. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor: 15/Per/KUKM/IX/2015 tentang
Unit Simpan Pinjam oleh Koperasi.
7. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor: 16/Per/KUKM/IX/2015 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Oleh Koperasi
8. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor: 19/Per/KUKM/IX/2015 tentang
Rapat Anggota Tahunan.

II.4 Tata Cara Mendirikan Koperasi


Sesuai dengan peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2018 tentang penyelenggaraan dan pembinaan
perkoperasian, pada pasal 12 disebutkan mengenai Tata Cara Pendirian Koperasi yaitu
sebagai berikut:
1. Pendirian Koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian yang dihadiri para
pendiri dan pada saat yang sama dapat diadakan penyuluhan tentang perkoperasian
oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota
sesuai wilayah keanggotaannya. Untuk Koperasi primer dihadiri oleh 20 orang dan
untuk Koperasi sekunder dihadiri paling tiga Koperasi yang diwakili oleh oleh
pengurus atau anggotanya. Pada rapat pendirian Koperasi materi yang akan dibahas
adalah tentang rancangan Anggaran Dasar (AD) Koperasi, pada anggaran dasar
Koperasi wajib mencantumkan jenis Koperasi. Sesuai dengan peraturan mentri
Koperasi RI No. 9 tahun 2018 terdapat lima jenis Koperasi yang diatur yaitu Koperasi
konsumen, Koperasi produsen, Koperasi jasa, Koperasipemasaran, dan Koperasi
simpan pinjam. Adapun isi dari anggaran dasar dalam akta pendirian Koperasi adalah
sebagai berikut:

a. Daftar nama pendiri


b. Nama dan tempat kedudukan
c. Maksud dan tujuan serta bidang usaha

5
d. Ketentuan mengenai keanggotaan
e. Ketentuan mengenai rapat anggota
f. Ketentuan mengenai pengelolaan
g. Ketentuan mengenai permodalan
h. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
i. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
j. Ketentuan mengenai sanksi

2. Menentukan notaris untuk membantu proses akta pendirian Koperasi. Hal yang perlu
dilakukan adalah notaris yang dipilih harus notaris yang bersertifikat yang dapat
membuat akta pendirian Koperasi atau Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) dari
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia.
3. Apabila akta pendirian Koperasi telan disusun dan ditanda tangani oleh pendiri Koperasi
maka notaris dapat mengajukan akta pendirian Koperasi kepada Menteri dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah Koperasi mendapat persetujuan nama Koperasi dari
SISMINBHKOP. Apabila dalam jangka waktu tersebut Koperasi tidak mengajukan akta
pendirian Koperasi, maka persetujuan nama Koperasi melalui SISMINBHKOP
kadaluarsa. Dalam mengajukan akta pendirian Koperasi tersebut, para pendiri harus
menentukan apakah bentuk Koperasi berupa Koperasi primer atau Koperasi sekunder,
karena cara pendirian Koperasi primer berbeda dengan Koperasi sekunder.
Untuk mendirikan Koperasi Primer, syaratnya adalah para pendiri Koperasi mengajukan
permintaan pengesahan akta pendirian Koperasi secara tertulis dan/atau secara elektronik
kepada Menteri dengan melampirkan:

a. Dua rangkap akta pendirian Koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup.


b. Berita acara rapat pendirian Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk
mengajukan permohonan pengesahan apabila ada.
c. Surat bukti penyetoran modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok; dan
d. Rencana awal kegiatan usaha Koperasi.

Sementara untuk Koperasi Sekunder, hal yang harus dilakukan untuk mendirikan
Koperasi sama seperti Koperasi primer namun terdapat tambahan dokumen berupa:

6
a. Hasil berita acara rapat pendirian dan surat kuasa Koperasi primer dan/atau
Koperasi Sekunder untuk pendirian Koperasi Sekunder.
b. Keputusan pengesahan badan hukum Koperasi Primer dan/atau Sekunder calon
anggota Koperasi Sekunder.
c. Koperasi Primer dan/atau Sekunder calon anggota melampirkan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) aktif.
4. Sesuai dengan Permenkop UKM RI nomor 9 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
dan Pembinaan Perkoperasian pada Pasal 10 ayat (5) dapat dilihat terdapat khusus
untuk Koperasi Simpan Pinjam juga terdapat dokumen tambahan. Setelah notaris
mengajukan akta pendirian Koperasi melalui SISMINBHKOP kepada Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, yang selanjutnya akan
diverifikasi oleh admin SISMINBHKOP dapat melakukan penilaian terkait anggaran
dasar serta persyaratan administrasi lainnya. Apabila diterima Menteri akan
menerbitkan Surat Keputusan (SK) namun apabila ditolak menteri akan menerbitkan
keputusan penolakan. Dalam hal ini yang berhak menerbitkan Surat Keputusan dan
keputusan terkait penolakan adalah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Koperasi merupakan suatu badan usaha pendukung perekonomian dalam negeri.
Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan. Telah diketahui bahwa Koperasi di Indonesia sudah
muncul sejak zaman kolonial yaitu pada tahun 1896 dan hingga saat ini badan usaha
tersebut tetap berjalan dengan jumlah ratusan ribu Koperasi yang tercatat secara aktif di
Indonesia. Jenis-jenis Koperasi dibagi menjadi lima yaitu sebagai berikut: Koperasi
Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Jasa, Koperasi Simpan Pinjaman, dan Koperasi
Serba Usaha.
Syarat dan Tata Cara Pendirian Koperasi sesuai dengan Peraturan Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah RI Nomor 9 Tahun 2018 yaitu tentang penyelenggaraan dan
pembinaan perkoperasian, pada pasal 12 disebutkan mengenai Tata Cara Pendirian
Koperasi. Dalam mendirikan Koperasi pemerintah telah membuat kebijakan yang stategis
agar perekonomian Indonesia semakin meningkat.

III.2 Saran
Koperasi sangat membantu masyarakat dan bisa meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan penambahan modal usaha untuk masyarakat kecil. Maka dengan
adanya makalah ini kita bisa memahami dan mengetahui syarat apa saja yang perlu
digunakan dalam mendirikan sebuah Koperasi. Apabila ada kekurangan dari makalah ini
kami sebagai penulis meminta maaf dan mohon kritikan dan saran dari pembaca agar
pembuatan makalah kedepannya jauh lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA
Haruma, A. (2022, March 9). Cara dan Syarat Mendirikan Koperasi. Retrieved March 2023,
from https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/03/09/00000031/cara-dan-syarat-
mendirikan-koperasi
Hukum, A. R. (2020, October 7). Mengenal Koperasi: Dasar Hukum, Jenis dan Fungsi.
Retrieved March 2023, from http://ruanghukum.co.id/publication/mengenal-koperasi-
dasar-hukum-jenis-dan-fungsi-
Tanjung, M. A. (2016). Koperasi dan UMKM sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia.
Jakarta: PT. PENERBIT ERLANGGA.

Anda mungkin juga menyukai