Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH HUKUM DAGANG


DENGAN JUDUL “KOPERASI”

Dosen Pembimbing

Disusun oleh :
DENI LESTARI : 16120000003
EVA FARIDA : 16120000048
GALIH PRAKOSO : 16120000008
REZA ANANTA BETARIZKI R.W : 16120000053
HENDRI RANDAKA: 16120000060
OMAS TRIO PRAWIRA : 16120000063
GAGAS DWI AJI PRASETYO : 16120000151

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur tertuju semata hanya kepada Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “KOPERASI”.

Selama penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan
dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
yang memerlukan penyempurnaan. Untuk itu mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga dapat menambah kemampuan dan pengetahuan penulis. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................................................

Dafatar isi ..........................................................................................................................

Bab I Pendahuluan...............................................................................................................

1.1 Latar belakang..........................................................................................


1.2 Rumusan masalah.....................................................................................
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................

Bab II pembahasan..............................................................................................................

Kesimpulan .........................................................................................................................

Daftar pustaka......................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Koperasi adalah salah satu badan usaha yang cukup berkembang di Indonesia yang
diatur dalam UUD 1945 pasal 33. Dalam UU No. 17 Tahun 2012 disebutkan bahwa
dalam pelaksanaannya koperasi memiliki beberapa prinsip, antara lain: keanggotaannya
bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan yang dilakukan secara demokratis, pembagian
sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota, pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal, serta kemandirian.

Prinsip usaha dan karakter koperasi yang berbeda dengan badan usaha lainnya
membuat badan usaha ini disenangi oleh masyarakat Indonesia yang melaksanakan
seluruh kegiatan perekonomiannya berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Sistem
ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia ini memang secara umum sangat cocok
dengan badan usaha yang berbentuk koperasi. Keduanya, sama-sama menganut asas
kekeluargaan dan mengedepankan prinsip gotongroyong.

Dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 menyebutkan bahwa Koperasi


memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah.
Sedangkan dalam Pasal 1 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi bahwa Pengesahan akta pendirian , perubahan anggaran dasar koperasi
merupakan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah , yang dalam pelaksanaannya
dilimpahkan kepada Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

1.2 Rumusan masalah


A. Pengertian dari koperasi
B. Prinsip koperasi
C. Pendirian koperasi
D. Modal koperasi
E. Pembubaran koperasi
1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian koperasi


2. Untuk mengetahui prinsip koperasi
3. Untuk mengatahui bagaimana cara mendirikan koperasi
4. Untuk mengatahui bagaimana pembagian hasil dan modal dalam koperasi
5. Untuk mengetahui apa saja yang bisa membuat koperasi menjadi bubar

BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KOPERASI
Menurut Pasal 1 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, pengertian
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Kata “koperasi” berasal dari kata “co-operation”, “cooperative” (bahasa inggris),


“coopere” (bahasa latin), “cooperatieve” (bahasa belanda) yang memiliki arti bekerja
bersama-sama, kerja sama, usaha bersama atau yang bersifat kerja sama. Kata koperasi
dalam bahasa Indonesia sebelum tahun 1958, di kenal dengan ejaan “kooperasi”, tetapi
berdasarkan UU No. 79 tahun 1958 Tentang Perkumpulan Koperasi kata tersebut di ubah
menjadi “koperasi” hingga saat ini.

Sebenarnya kata keperasi sudah tercantum pada konstitusi Bangsa Indonesia, yakni
pada pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang pada hakikatnya menrangkan bahwa koperasi
merupakan usaha kekeluargaan dengan tujuan mensejahterakan anggotanya. Paska
amandemen yang menghapus penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945, kata “koperasi”
terhapus sebagai bangun usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi atau asas
kekeluargaan, meskipun secara eksplisit nilai-nilai koperasi tetap di akui sebagai “soko
guru” dalam perekonomian nasional.

Secara terminology, koperasi merupakan suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja


sama demi kesejahteraan bersama, selain koperasi Indonesiadiartikan juga sebagai
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social dan yang beranggotakan orang-orang,
badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Berdasarkan Organisasi Buruh Sedunia (international labor organitation-ILO) dalam


resolusi Nomor 127 tahun 1966, koperasi diartikan sebagai (hasil terjemahan) “…
koperasi adalah sebuah asosiasi dari orang yang secara sukarela bergabung bersama
untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama dan organisasi koperasi dikendalikan secara
demokratis dengan memberikan kontribusi yang adil terhadap pemasukan modal dan
penerimaan bagian kepada semua anggota dari setiap resiko dan manfaat atas
pelaksanaan kegiatan usaha. Ciri-ciri koperasi berdasarkan ILO dalam resolusi Nomor
127 tahun 1966 :

a. Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang.


b. Setiap anggota secara sukarela bergabung bersama.
c. Anggota memiliki tujuan untuk mencapai tujuan ekonmi yang sama.
d. Koperasi didirikan melalui pembentukan organisasi bisnis yang diawasi secara
demokratis.
e. Setiap anggota memberikan kontribusi modal yang sama dan menerima sebagai
resiko dan manfaat yang adil dari kperasi dimana anggota aktif berpartisipasi.

Berdasarkan Aliansi Koperasi Dunia (International Cooperatives Alliance –ICA),


pada kongres di Menchesters, Inggris pada bulan September 1995 menjelaskan
bahwasnnya koperasi sebagai perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara
sukrarela untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social dan
budaya bersama melalui perusahaan yang dimilki bersama dan dikendalikan secara
bersama.

2. PRINSIP KOPERASI
Berdasarkan pandangan para ahli, prinsip-prinsip koperasi didasarkan atas beberapa
ide, yaitu : solidaritas, demokrasi, kemerdekaan, altrisme (sikap memperhatikan
kepentingan orang lain selain kepentingan diri sendiri), keadilan, keadaan perekonomian
Negara, dan peningkatan kesejahteraan.
Secara filosofi koperasi merupakan badan usaha dengan status badan hukum sebagai
gerakan eknomi rakyat yang memiliki tujuan untuk menigkatkan kesejahteraan anggota
koperasi (secara khusus), meningkatkan kesejahteraan masyarakat (secara umum), serta
membangun tatanan perekonomian nasionaldalam rangka mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur berdasaran pancasila dan UUD 1945.
Tujuan koperasi menurut pasal 3 UU No.25 tahun 1992 Tentang Perkoprasian,
Koperasi memiliki tujuan untuk memajakan kesejahteraan masyarakat, serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi dan peran koperasi di atur dalam pasal Pasal 4 UU No.25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian yang isinya :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan pada masyarakt pdaa umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.
b. Berberan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan kehidupan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

Sedangkan untuk prinsip koperasi diatur dalam pasal 5 ayat (1) dan (2) UU No.25
Tahun 1992 yang isi prinsipnya :
Prinsip koperasi:

(1). Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :

a. Anggota koperasi bersifat sukarela dan terbuka.


b. Pengelolaan koperasi di lakukan beradasarkan asas demokrasi.
c. Pembagian sisa hasil usaha koperasi yang dilakukan secara adil sebanding
dengan beasrnya jasa usaha masing-masing anggota koperasi.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian

(2). Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip


koperasi sebagai berikut:

a. Pendidikan perkoperasian.
b. Kerjasama antar koperasi.

3. PENDIRIAN KOPERASI

Status koperasi sebagai badan hukum diakui sejak disahkannya akta pendirian atau
anggaran dasar di hadapan notaries, sedangkan pengesahan yang dilakukan di otoritas
koperasi, hanya bertujuan sebagai regritasi atau pencatatan di lembaga pemerintahan dan
pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia untuk memudahkan kantor urusan
koperasi untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap koperasi-koperasi yang
didirikan di Indonesia.

Berdasrkan bentuknya koperasi dibagi dua yaitu ;

1. Koperasi Primer merupakan koperasi yang dibentuk oleh orang-perorangan dan


memiliki anggota atas orang-perorangan.
2. Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang didirikan oleh koperasi dan
beranggotakan koperasi.

Adapun syarat pendirian koperasi di atur dalam pasal 6 UU No. 25 Tahun 1992 yang
isinya sebagai berikut:

(1) Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang.


(2) Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kuranya 3 (tiga) koperasi.

Secara yuridis koperasi didirikan dengan syarat sebagai berikut :

1. Koperasi didirikan sekurang-kurangnya 20 orang anggota.


2. Menentukan tujuan dan hubungan hukum.
3. Menetpkan anggaran dasar yang terdiri dari daftar nama pendiri, nama dan tempat
kedudukan koperasi, bidang usaha koperasi, keanggotaan, rapat anggota,
pengelolaan, permodalan, jangka waktu berdirinya, pembahian sisa hasil usaha,
serta sanksi.
4. Pengesahan akta oleh notaries.
5. Pendaftaran dan pengesahan koperasi kepada otoritas koperasi.

Persyarat dan pengesahan koperasi di atur dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah No.4
Tahun 1994, Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian koperasi
disahkan oleh mentri.

Adapun persyaratan diatur dalam pasal 4 Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1994
berdasarkan permintaan dari para pendiri koperasi atau kuasa para pendiri koperasi
dengan mempenuhi persyaratan administrasi lampiran sebagai berikut :

1. Dua (2) rangkap akta pendirian koperasi.


2. Berita acara rapat pembentukan koperasi.
3. Surat bukti penyetoran modal, sekurang-kurangnya sebesar simpanan pokok.
4. Rencana awal kegiatan usaha koperasi

Berdasarakan Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1994 Tentang Persyaratan dan Tata
Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran dasr koperasi , Akta pendirian
koperasi diartikan sebagai akta perjanjian yang dibuat oleh para pendiri dalam rangka
pembentukan yang memuat anggaran dasar koperasi. Anggaran dasar koperasi dapat
diartikan sebagai aturan dasar tertulis yang memuat keterangan sebagaimana yang di
maksud dalam Pasal 8 UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoprasian.

Pasal 10 Peraturan pemerintah No. 4 Tahun 1994 Tentang persyaratan dan tata cara
pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi menjelaskan bahwa
perbuatan hukun yang dilakukan para pendiri koperasi sebelum akta koperasi di sahkan,
pernuatan hukum tidak langsung mengikat dan atau beralih menjadi tanggung jawab
koperasi, meskipun telah berstatus badan hukum. Hal ini disebabkan tidak semua
anggota koperasi adlah pendiri koperasi, sehinga perbuatan hukum yang dilakukan oleh
para pendiri koperasiyang dapat mengikat koperasi hanya perbuatan hukum hanya
perbuatan hukum yang telah ditentukan atau di putus oleh rapat anggota koperasi.

Status badan hukum yang dimiliki oleh koperasi memiliki daya yang mengikat, baik
mengikat kedalam koperasi maupuun keluar koperasi dan dapat dijelaskan sebagai
berikut ;
a. Status badan hukum memiliki daya mengikat kedalam koperasi, artinya pengurus
koperasi mauoun anggota koperasi terikat pada ketentuan ketentuan yang telah di
tetapkan dalam anggaran dasar koperasi dan anggaran rumah tangga koperasi.
b. Status badan hukum kperasi mengikat keluar koperasi, artinya bahwa semua
perbuatan hukum yang dilakukan oleh pengrus atas nama koperasi dan untuk
kepentingan koperasi menjadi tanggung jawab koperasi.

4. MODAL KOPERASI
Perlu diketahui modal koperasi terdiri dari dua yaitu modal sendiri dan modal
pinjaman. Modal sendiri berdasarkan simpanan pokok , simpanan wajib, dana cadangan
dan hibah, sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank
atau lembaga keuangan , penerbitan obligasi, dan surat hutang lainnya. Simpanan pokok
adalah satu kewajiban yang harus dibayar oleh anggota koperasi pada waktu masuk
menjadi anggota koperasi.
Secara filosofis, koperasi memiliki anggota yang didasarkan atas kesamaan
kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi yang keanggotaannya dapat diperoleh
atau di akhiri berdasarkan syarat-syarat yang diatur dalam anggaran dasar koperasi.
Anggota koperasi merupakan pemilik koperasi dan pengguna jasa koperasi yang
terdiri dari perseorangan sebagai warga Negara atau badan hukum koperasi yang
memenuhi persyaratan yang di tetapkan oleh anggaran dasar koperasi.
Angoota koperasi memiliki hak dan kewajiban yang diatur Bab V UU No.25 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian, yang dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Anggota koperasi wajib mematuhi anggaran dasar koperasi, anggaran rumah
tangga koperasi, dan keputusan rapat anggota koperasi.
2. Anggota koperasi wajib berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan
oleh koperasi
3. Anggota koperasi wajiib untuk mengembangkan dan memelihara kebersamaan
atas dasar asas kekeluargaan.
4. Anggota koperasi memilki hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan
memberikan suara dalam rapat anggota.
5. Anggota koperasi memiliki hak untuk memilih dan/atau dipilih menjadi anggota
pengurus koperasi atau pengwas koperasi.
6. Anggota koperasi memiliki hak untul meminta di adakan rapat anggota koperasi
berdasarkan ketentuan dalam anggaran dasar anggota koperasi.
7. Anggota koperasi berhak mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus
koperasi di luar rapat anggota koperasi, baik di minta maupun tidak diminta.

8. Anggota koperasi memiliki hak untuk memanfaatkan koperasi dan mendapat


pelayanan yang sama antara sesama anggota koperasi.
9. Anggota koperasi memiliki hak untuk mendapatkan keterangan mengenai
perkembangan koperasi berdasrkan ketentuan dalam anggaran dasaar koperasi.
Hubungan antara pengurus koperasi, pendiri dan anggota koperasi secara internal:

1. Anggota koperasi bersifat sukarela dan terbuka.


2. Pengelolaan koperasi di lakukan beradasarkan asas demokrasi.
3. Pembagian sisa hasil usaha koperasi yang dilakukan secara adil sebanding
dengan beasrnya jasa usaha masing-masing anggota koperasi.
4. Koperasi memberikan balas jasa yang terbatas terhadap modal.

Koperasi memiliki organ meliputi rapat anggota, pengurus dan pengawas,


masing-masing dijelaskan sebagai berikut :

1. Rapat anggota koperasi merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam


koperasi yang dihadiri anggota koperasi berdasarkan anggaran dasar untuk
menentukan :
a. Anggaran dasar koperasi dan perubahan anggaran dasar koperasi.
b. Kebijakan umum di bidang organisasi manajemen koperasi dan usaha
koperasi.
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus koperasi, dan
pengawas koperasi.
d. Rencana kerja koperasi, rencana anggaran pendapatan, dan belanja
koperasi, serta pengesahan laporan keuangan koperasi.
e. Pengesahan penanggungjawaban pengurus koperasi dalam melaksanakan
tugas.
f. Pembagian sisa hasil usaha.
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

2. Pengurus adalah pemegang kuasa dari rapat anggota koperasi yang dipilih
dari/oleh anggota koperasi dalam rapat yang memiliki wewenang. Wewenang
pengurus adalah :
a. Memiliki wewenang untuk mengelola koperasi
b. Memiliki wewenang untuk mengajukan rancangan kerja dan rancangan
anggaran pendapatan
c. Memiliki wewenang untuk melakukan rapat anggota
d. Memiliki wewenang untuk mengajukan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas yang telah di amantkan
e. Memiliki wewenang untuk menyelenggarakan pembukuan keuangan dan
inventaris secara tertib
f. Memiliki wewenang untuk memelihara daftar buku anggota dan pengurus

3. Pengawas koperasi merupakan pihak yang mengawasi pelaksanaan kegiatan


koperasi dan memiliki wewenang dalam meneliti catatan yang ada pada
koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Pengawas
koperasi dipilih dari/oleh anggota koperasi dalam rapat anggota koperasi dan
bertanggungjawab kepada rapat anggota koperasi.
5. PEMBUBARAN KOPERASI

1. Alasan Pembubaran Koperasi


Koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi yang berstatus badan hukum, hidup-
berkembang, tumbuh-mati, bubarnya Koperasi diatur dengan suatu peraturan, baik
yang dibuat oleh Pemerintah ataupun yang dibuat oleh anggota Koperasi seperti
dimuat di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Dalam
Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang untuk selanjutnya
disebut dengan Undang-undang Perkoperasian, ketentuan Pasal 46 sampai Pasal 50
mengatur tentang cara pembubaran Koperasi beserta penjelasanya.10 Menurut
ketentuan Pasal 46 Undang-undang Perkoperasian terdapat 2 (dua) cara yang dapat
dilakukan untuk membubarkan Koperasi, yaitu :

1. Keputusan Rapat Anggota

Pembubaran koperasi atas kehendak Rapat Anggota ini, di dalam ketentuan


Pasal 46 sampai dengan 50 Undang-undang Perkoperasian tidak diberikan
penjelasan mengenai alasan-alasan apa yang dipakai oleh rapat anggota, sehingga
rapat anggota boleh memutuskan untuk membubarkan koperasi tersebut.11
Sebagai perangkat organisasi yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
Koperasi, dalam memutuskan untuk membubarkan Koperasi terlebih dahulu
memperhitungkan dan mempertimbangkan baik-buruk, untung-rugi dari
keputusan yang akan diambil tersebut. Jika ternyata Koperasi tersebut sudah tidak
dapat diharapkan kelangsungan hidupnya, barulah rapat anggota boleh
mengambil keputusan untuk membubarkan koperasi tersebut. Apabila rapat
anggota koperasi telah memutuskan untuk membubarkan Koperasi, maka
pengurus koperasi ataupun mereka yang diberi kuasa oleh rapat anggota
memberitahukan secara tertulis keputusan pembubaran Koperasi tersebut kepada
semua kreditor koperasi dan pemerintah.

2. Keputusan Pemerintah

Berdasarkan Pasal 48 Undang-undang Perkoperasian, Pemerintah diberikan


kewenangan untuk membubarkan Koperasi berdasarkan alasan-alasan tertentu.
Berdasarkan peraturan pemerintah ini, kewenangan Pemerintah untuk
membubarkan Koperasi dilimpahkan kepada Menteri yang membidangi Koperasi
dan pelaksanaanya dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk Menteri.

Pembubaran koperasi atas kehendak pemerintah hanya dilakukan bila


koperasi dirasakan dapat membahayakan atau menghambat sistem perkoperasian,
misalnya ternyata kelangsungan hidupnya tidak dapat dipertahankan (meskipun
sudah diberikan bantuan atau bimbingan), telah benar-benar terbukti melanggar
peraturan yang berlaku, atau karena koperasi terbukti sudah tidak sejalan lagi
dengan kepentingan para anggotanya, tidak sejalan dengan Undang-undang
Perkoperasian atau Anggaran dasar Koperasi, maka Koperasi yang demikian
lebih baik dibubarkan.13 Keputusan pembubaran koperasi oleh keputusan
pemerintah menurut Pasal 47 Undang-undang Perkoperasian dilakukan apabila :

a. Koperasi tidak memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 25 tahun


1992 tentang Perkoperasian, antara lain mengenai landasan dan azas
Koperasi, tujuan Koperasi, prinsip Koperasi, keanggotaan Koperasi dan
sebagainya, termasuk apabila Koperasi tidak
b. melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam Anggara Dasarnya;
c. Apabila kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan
atau kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan Keputusan Pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti. Pernyataan
Keputusan pengadilan dalam hal ini penting karena ukuran bertentangan
dengan ketertiban umum atau kesusilaan tidak dapat dibuat semuanya
atau berdasarkan kepentingan pihak tertentu;
d. Pemerintah memandang bahwa kelangsungan hidup Koperasi tidak lagi
dapat dipertahankan, sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai
organisasi ekonomi yang ingin memperjuangkan kepentingan para
anggotanya.

3. Pembentukan Tim Penyelesai


Selama dalam proses penyelesaian, sesuai Pasal 52 Undang-undang
Perkoperasian Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan “Koperasi dalam
penyelesaian”. Pembentukan Tim Penyelesai adalah sebagai berikut :
a. Tim Penyelesai yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Rapat Anggota
dilakukan setelah Rapat Anggota Pembubaran Koperasi memutuskan
pembubaran koperasi. Jadi Rapat Anggota memutuskan pembubaran
sekaligus menunjuk dan memberi kuasa kepada beberapa Anggota dan
Pengurus untuk melaksanakan penyelesaian pembubaran koperasi
sebagai Tim Penyelesai.
b. kewajiban pembayaran utang dilaksanakan oleh wewenang Tim
Penyelesai yang telah ditunjuk tersebut. Apabila terdapat kewajiban
koperasi diselesaikan menggunakan sisa kekayaan koperasi. Dalam
penyelesaian berdasar rapat anggota tidak ada ketentuan jangka waktu
pelaksanaan tugas Tim Penyelesai. Tim Penyelesai yang ditunjuk oleh
Rapat Anggota juga tidak diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 1994 seperti Tim Penyelesai berdasarkan Keputusan
Pemerintah.

c. Tim Penyelesai berdasarkan Keputusan Pemerintah ditunjuk oleh


Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil dan dicantumkan
dalam surat keputusan pembubaran koperasi. Tim Penyelesai terdiri dari
satu atau lebih pejabat Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha
Kecil pusat atau daerah dan satu atau lebih anggota Koperasi yang tidak
pernah menjadi Pengurus Koperasi, serta apabila dipandang perlu dan
instansi pemerintah terkait lainnya. Tim Penyelesai diberi ketentuan
jangka waktu pelaksanaan tugas dengan ketentuan tidak lebih lama dari
2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal surat keputusan pembubaran
koperasi dikeluarkan. Penetapan jangka waktu penyelesiaan pembubaran
koperasi dilakukan sesuai dengan tingkat kesulitan pelaksanaan
penyelesaian pembubaran. Setelah melaksanakan penyelesaian, Tim
Penyelesai membuat berita acara dan disampaikan kepada Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. Setelah disetujui maka
berakhirlah tugas tim penyelesai dan selanjutnya menjadi tanggungjawab
menteri koperasi.

Untuk pembubaran koperasi di atur dalam Bab X UU No.25 Tahun 1992


Tentang perkoperaian, Koperasi dapat dibubarkan dan diberhentikan berdasarkan
keputusan rapat anggota koperasi atau keputusan pemerintah dengan alasan sebagai
berikut :
1. Koperasi tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-perundangan yang
berlaku
2. Koperasi bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau kesusilaan.
3. Kelangsungan hidup koperasi tidak dapat lagi di harapkan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Koperasi Menurut Pasal 1 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian, pengertian Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.

Berdasarkan pandangan para ahli, prinsip-prinsip koperasi didasarkan atas


beberapa ide, yaitu : solidaritas, demokrasi, kemerdekaan, altrisme (sikap
memperhatikan kepentingan orang lain selain kepentingan diri sendiri), keadilan,
keadaan perekonomian Negara, dan peningkatan kesejahteraan.

Status koperasi sebagai badan hukum diakui sejak disahkannya akta pendirian atau
anggaran dasar di hadapan notaries, sedangkan pengesahan yang dilakukan di otoritas
koperasi, hanya bertujuan sebagai regritasi atau pencatatan di lembaga pemerintahan
dan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia untuk memudahkan
kantor urusan koperasi untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
koperasi-koperasi yang didirikan di Indonesia.

Modal koperasi terdiri dari dua yaitu modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri berdasarkan simpanan pokok , simpanan wajib, dana cadangan dan hibah,
sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank atau
lembaga keuangan , penerbitan obligasi, dan surat hutang lainnya. Simpanan pokok
adalah satu kewajiban yang harus dibayar oleh anggota koperasi pada waktu masuk
menjadi anggota koperasi.
Koperasi dapat dibubarkan dan diberhentikan berdasarkan keputusan rapat
anggota koperasi atau keputusan pemerintah dengan alasan sebagai berikut :
1. Koperasi tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-perundangan yang
berlaku
2. Koperasi bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau kesusilaan.
3. Kelangsungan hidup koperasi tidak dapat lagi di harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :

Widijowati, Dijan. 2012. Hukum Dagang. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET


Sumber undang-undang :

Undang-undang Dasar 1945.

Undang-undang Nomer 25 Tahun 1992 Tentang Perkoprasian

Peraturan Pemerintah Nomer 4 Tahun 1994 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan
Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar koperasi.

Sumber Internet atau jurnal hukum :

digilib.unila.ac.id/1758/7/Bab%20I.pdf
M ANUGRAH - Legal Opinion - jurnal.untad.ac.id,
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/LO/article/viewFile/5632/4401

Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
Ika Armyta N.A*, Paramita Prananingtyas, Siti Mahmudah
Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai