Anda di halaman 1dari 36

JAMINAN FIDUSIA

DIVI KUSUMANINGRUM,S.H.,M.H.
ISTILAH DAN PENGERTIAN FIDUSIA
Fidusia dalam dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “fiduciary transfer of ownership” .
Sedangkan dalam bahasa Belanda secara lengkap disibut dengan “Fiduciaire Eigendoms Overdracht
(FEO)” . Namun demikian dijumpai pula pengungkapan jaminan fidusiaini dengan istilah-istilah sbb
:
1. Zakerheids eigendom (hak milik sebagai jaminan)
2. Bezitloos Zakerheidsrecht (jaminan tanpa mengusai)
3. Verruimd pand begrip (gadai yg diperluas)
4. Eigendom overdracht tot zakerheid (penyerahan hak milik secara jaminan)
5. Bezitloos pand (gadai tanpa pengusaan)
6. Een verkapt pand recht (gadai terselubung)
7. Uitbaouw dari pand (gadai yg diperluas)
ISTILAH DAN PENGERTIAN FIDUSIA
Menurut asal katanya fidusia berasal dari bahasa latin “fides” yang berati “kepercayaan” . Dengan
demikian fidusia adalah bahwa hubungan hukum antara debitur pemberi fidusia dan kreditur
penerima fidusia merupakan hubungan hukum yang berdasarkan atas kepercayaan.
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia,pengertian fidusia adalah “Pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan
dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya yang diadakan tersebut tetap dalam pengusaan
pemilik benda tersebut”.
“pengalihan kepemilikan” adalah pemindahan hak kepemilikan dari pemberi fidusia kepada pemerima fidusia
atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya yang diadakan tersebut tetap
dalam pengusaan pemilik benda itu.
ISTILAH DAN PENGERTIAN FIDUSIA
Pada prinsipnya pengertian fidusia terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
1. Merupakan penyerahan hak milik suatu benda dari pemiliknya atas dasar
kepercayaan.
2. Adanya benda yg diserahkan
3. Adanya perjanjian utang piutang
4. Merupakan jaminan utang debitur kepada kreditur
5. Benda yg diserahkan hak kepemilikannya tetap dikuasai oleh pemilik bendanya
6. Pemilik benda bukan lagi sebgai pemilik,tetapi sebagai peminjam
ISTILAH DAN PENGERTIAN FIDUSIA
Munir Fuady mengemukakan dalam bukunya yg berjudul Jaminan Fidusia tahun 2003, ada
beberapa prinsip utama jaminan fidusia, yaitu :
1. Bahwa secara riil, pemegang fidusia hanya berfungsu sebagai pemegang jaminansaja, bukan
sebagai pemilik sebenarnya .
2. Hak pemegang fidusia untuk mengeksekusi barang jaminan baru ada jika ada wanprestasi
dari pihak debitur.
3. Apabila utang sudah dilunasi, maka objek jaminan fidusia harus dikembalikan kepada pihak
pemberi fidusia.
4. Jika hasil penjualan (eksekusi) barang fidusia melebihi jumlah utangnya, maka hasil
penjualan harus dikembalikan kepada pemberi fidusia.
SEJARAH FIDUSIA
• Jaman Romawi
Ada dua bentuk jaminan fidusia, yaitu fidusia cum creditore dan fidusia cum amicco. Keduanya
timbul dari perjanjian yang disebut pactum fiduciae yang kemudian diikuti dengan penyerahan hak
atau in iure cessio. Dalam bentuk yang pertama, seorang debitur menyerahkan barang dalam dalam
pemilikan kreditur, kreditur sebagai pemilik mempunyai kewajiban untuk mengembalikan pemilikan
atas barang itu kepada debitur bila debitur telah memenuhi kewajibannya.

Sedangkan fiducia cum amico terjadi bilamana seorang menyerahkan kewenangannya kepada pihak
lain atau menyerahkan barang kepada lain untuk diurus. Dalam bentuk ini, berbeda dengan fiducia
cum creditore kewenangan diserahkan kepada pihak pemberi atau dengan kata lain penerima
menjalankan kewenangannya untuk kepentingan pihak lain.
SEJARAH FIDUSIA
• Di Negara Belanda
Pada pertengahan abad ke-19 terjadi krisis pertanian yang melanda negara-negara Eropa, terjadi penghambatan pada
perusahaan-perusahaan pertanian untuk memperoleh kredit. Pada waktu itu sebagai jaminan kredit menjadi agak kurang
populer, kreditur menghendaki jaminan tambahan di samping jaminan tanah tadi. Kondisi ini menyulitkan perusahaan-
perusahaan pertanian dengan menyerahkan alat-alat pertaniannya sebagai jaminan gadai dalam pengambilan kredit. Untuk
mengatasi hal tersebut dicari terobosan-terobosan dengan mengingat konstruksi hukum yang ada, yaitu jual beli dengan hak
membeli kembali dengan sedikit penyimpangan.

Bentuk ini dikenakan untuk menutupi suatu perjanjian peminjaman dengan jaminan. Pihak penjual (penerima kredit) menjual
barangnya kepada pemberi (pemberi kredit) dengan ketentuan bahwa dalam jangka waktu tertentu penjual akan mambeli
kembali barang-barang itu dan barangbarang tersebut masih tetap berada dalam penguasaan penjual dengan kedudukan sebagai
peminjam pakai.
SEJARAH FIDUSIA
Akhirnya di negeri Belanda mulai dihidupkan kembali bentuk pengalihan hak milik
secara kepercayaan atas barang-barang bergerak, yang pernah dipraktekan di jaman
Romawi, yaitu fiducia cum creditore. Setelah fidusia pada jaman Romawi sekian Iama
berkembang dalam praktek bisnis, maka diakui lembaga jaminan tersebut dalam
yurisprudensi, yang dikenal dengan nama Bierbrowerij Arrest dalam kasus seorang
cape houder yang membutuhkan kredit dari pabrik bir, tetapi tidak mempunyai benda
lain untuk diperanggunkan dari inventarisnya. Jika inventarisnya diserahkan sebagai
jaminan, maka dia tidak dapat bekerja lagi, kemudian sebagai jalan keluarnya pemillk
cape menyerahkan hak milik atas barangnya dengan perjanjian bahwa penyerahan hak
milik atas dasar kepercayaan.
SEJARAH FIDUSIA
• Di Indonesia
Di Indonesia pada tahun 1932 barulah terdapat petunjuk bahwa dalam sistem hukumnya mengikuti
praktek di negeri Belanda. Yang dimaksud adalah keputusan Hooggerechtshof (HGH) tanggal 18
Agustus 1932. Keputusan yang dimaksud adalalah keputusan perkara antara Bataafsche Petroleum
Maatschappij (BPM) sebagai penggugat melawan Pedro Clignett sebagai tergugat. Dikenal dengan
BPM-Clignett Arrest keadaan demikian lahirlah yurisprudensi yang pertama mengenai lembaga
jaminan fidusia.

Pada perkembangan selanjutnya benda-benda yang tidak dapat diikat dengan hipotik atau gadai
dapat diikat dengan fidusia, misalnya bangunan yang berdiri di atas tanah milik orang lain, dalam UU
No. 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun dan UU No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman.
DASAR HUKUM JAMINAN FIDUSIA
Dalam ilmu hukum, yang merupakan sumber hukum dalam arti formil adalah Undang-
Undang, kebiasaan, traktat, yurisprudensi dan doktrin (pendapat para ahli hukum).
Adapun sumber-sumber hukum yang melandasi lembaga jaminan fidusia ini antara lain
adalah:
• Umum (general)
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, yang berbunyi “semua perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Pasal ini
memberikan kebebasan kepada para pihak untuk membuat perjanjian yang mereka
buat, sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan
ketertiban umum.
DASAR HUKUM JAMINAN FIDUSIA
 Khusus

• Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;


• Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia;
• Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1999, jo peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2000 tentang Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kehakiman;
• Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Dan Biaya
Pembuatan Akta Jaminan Fidusia;
• Keputusan Presiden Nomor 139 Tahun 2000 tanggal 30 September 2000 tentang Pembentukan Kantor
Pendaftaran Fidusia Di Setiap Ibukota Propinsi Di Wilayah Negara Republik Indonesia;
DASAR HUKUM JAMINAN FIDUSIA
• Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.01.UM.01.06 Tahun
2000 tanggal 30 Oktober 2000 tentang Bentuk Formulir Dan Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia;
• Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.08.UM.07.01 Tahun
2000 tanggal 30 Oktober 2000 tentang Pembukaan Kantor Pendaftaran Fidusia;
• Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.03-PR.07.10 Tahun
2001 tanggal 30 Maret 2001 tentang Pembukaan Kantor Pendaftaran Fidusia Di Seluruh Kantor Wilayah
Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
• Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi
Manusia RepublikIndonesia Nomor C.UM.01.10-11 tanggal 19 Januari 2001 tentang Penghitungan Penetapan
Jangka Waktu Penyesuaian Dan Pendaftaran Perjanjian Jaminan Fidusia.
ASAS-ASAS HUKUM JAMINAN FIDUSIA
Hukum jaminan fidusia mempunyai sifat dan asas, sifat-sifat tersebut antara lain yaitu jaminan
kebendaan dan perjanjian ikutan (accesoir), sedangkan asas-asas jaminan fidusia antara lain
sebagai berikut:
• Asas Hak mendahului dimiliki oleh Kreditur
• Asas objek jaminan fidusia yang mengikuti bendanya
• Asas jaminan fidusia adalah perjanjian ikutan
• Asas objek jaminan fidusia terhadap utang kontijen
• Asas objek jaminan fidusia pada benda yang akan ada
• Asas objek jaminan fidusia diatas tanah milik orang lain
ASAS-ASAS HUKUM JAMINAN FIDUSIA
• Asas objek jaminan fidusia diuraikan lebih terperinci
• Asas Pemberi Jaminan Fidusia harus kompeten
• Asas Jaminan Fidusia harus didaftarkan
• Asas benda yang dijadikan objek jaminan fidusia tidak dapat dimiliki oleh
kreditur.
• Asas bahwa jaminan fidusia mempunyai hak prioritas
• Asas bahwa Pemberi Fidusia harus beritikad baik
• Asas bahwa jaminan fidusia mudah dieksekusi
OBJEK DAN SUBJEK JAMINAN FIDUSIA

Subjek Hukum Jaminan Fidusia


• Dari segi individu (person), yang menjadi subyek fidusia adalah:
1. Orang perorangan
2. Korporasi.
• Para Pihak, yang menjadi subyek fidusia adalah:
1. Pemberi Fidusia atau Debitur
2. .Penerima Fidusia atau Kreditur.
OBJEK DAN SUBJEK JAMINAN FIDUSIA

• Objek Hukum Jaminan Fidusia


a) Benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
b) Benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau
hipotek, yaitu bangunan di atas tanah milik orang lain, sebagai contoh rumah
susun, apartemen.
PEMBEBANAN, BENTUK DAN
SUBSTANSI JAMINAN FIDUSIA
• Pembebanan Jaminan Fidusia dilakukan dengan cara berikut:
1. Dibuat dengan akte notaries dalam bahasa Indonesia hal ini sesuai dengan Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang
Fidusia yang berbunyi: “Pembebanan benda dengan Jaminan Fidusia dibuat dengan akta notaries dalam bahasa Indonesia dan
merupakan Akta Jaminan Fidusia”.
• Dalam Akta Jaminan Fidusia sekurang-kurangnya memuat :
• a. Identitas pihak pemberi fidusia dan penerima fidusia
• b. Data perjanjian poo ynag dijamin fidusia
• c. Uraian mengenai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia
• d. Nilai penjaminan
• e. Nilai benda yang menjadi jaminan fidusia
PEMBEBANAN, BENTUK DAN
SUBSTANSI JAMINAN FIDUSIA
• Utang yang pelunasannya dijaminkan dengan jaminan fidusia adalah:
a. Utang yang telah ada
b. Utang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah tertentu
c. Utang yang pada utang eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan perjanjian pokok
yang menimbulakan kewajiban memenuhi suatu prestasi
d. Jaminan fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia atau kepada kuasa
atau wakil dari penerima fidusia
e.Jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis benda termasuk
piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian.
PEMBEBANAN, BENTUK DAN
SUBSTANSI JAMINAN FIDUSIA
Sedangkan subtansi akta pembebanan fidusia memuat sebagai berikut:
• 1) Tanggal dibuatnya akta pembebanan fidusia
• 2) Para pihak, yaitu pemberi dan penerima fidusia
• 3) obyek fidusia ini tetap berada pada pemberi fidusia
• 4) Asuransi obyek fidusia
• 5) Perselisiahan
• 6) Biaya pembuatan akta
• 7) Saksi-saksi
• 8) Tanda tangan para pihak.
PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA
Pendaftaran Jaminan Fidusia diatur dalam Pasal 11 sampai dengan Pasal 18 Undang-undang
Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun
2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya pembuatan Akta Jaminan
Fidusia. Peraturan Pemerintah ini terdiri atas 4 bab dan 14 pasal. Hal-hal yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah ini meliputi pendaftaran fidusia, tata cara perbaikan sertifikat, perubahan
sertifikat, pencoretan pendaftaran, dan penggantian sertifikat.
Tujuan Pendaftaran Jaminan Fidusia adalah :
• 1. Untuk memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang berkepentingan
• 2. Memberikan hak yang didahulukan (freferen) kepada penerima fidusia terhadap kreditur
lain.
PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA
Prosedur dalam pendaftaran jaminan fidusia, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 11 sampai
dengan Pasal 18 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dan
Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia
dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia disajikan berikut ini :
1. Permohonan pendaftaran fidusia dilakuakan oleh penerima fidusia, kuasa, atau wakilnya
pada Kantor Pendaftaran Fidusia. Permohonan itu diajukan secara tertulis dala bahasa
indonesia. Permohonan pendaftran itu dengan melampirkan pernyataan pedaftaran fidusia.
Pernyataan itu memuat :
a. Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia
b. Tempat, nomor akta jaminan fidusia, nama dan tempat kedudukan notaris yang
membuat akta jaminan fidusia
PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA
• c. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia
• d. Uraian mengenai objek benda jaminan yang menjadi obyek jaminan fidusia
• e. Nilai penjaminan
• f. Nilai benda yang menjadi obyek benda jaminan fidusia.
Permohonan itu dilengkapi dengan :
• a. Salinan akta notaris tentang pembebanan jaminan fidusia
• b. Surat kuasa atau surat pendelegasian wewenang untuk melakukan pendaftaran jaminan fidusia
• c. Bukti pembayaran biaya pendaftaran jaminan fidusia (pasal 2 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 86
Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia).
PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA
2. Kantor Pendaftaran Fidusia dalam buku daftar fidusia pada tanggal penerimaan
permohonan pendaftaran
3. Membayar biaya pendaftaran fidusia
• Biaya pendaftaran fidusia diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000
tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan
Fidusia. Biaya pendaftaran fidusia disesuaikan dengan besarnya nilai penjaminnya.
Apabila nilai penjaminnya kurang dari Rp. 50.000.000. maka besarnya biaya
pendaftaran paling banyak Rp. 50.000. Besarnya biaya pendaftaran fidusia ini adalah
1 per mil dari nilai penjaminan (nilai kredit).
PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA
4. Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada Penerima
Fidusia sertifikat jaminan fidusia pada tanggal yang sama dengan penerimaan
permohonan pendaftaran. Sertifikat jaminan fidusia merupakan salinan dari Buku
Daftar Fidusia. Hal-hal yang tercantum dalam sertifikat jaminan fidusia adalah :
a. Dalam judul sertifikat jaminan fidusia dicantumkan kata-kata “ DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ” Sertifikat
jaminan ini mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Apabila debitur cedera janji,
penerima fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi obyek jaminan
fidusia atas kekuasaannya sendiri.
PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA
b. Di dalam sertifikat jamina fidusia dicantumkan hal-hal berikut ini :
• 1) Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia
• 2) Tempat, nomor akta jaminan fidusia, nama, dan tempat kedudukan notaris
yang membuat akta jaminan fidusia
• 3) Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia
• 4) Uraian mengenai objek benda jaminan yang menjadi objek jaminan fidusia
• 5) Nilai penjaminan
• 6) Nilai benda yang menjadi obyek benda jaminan fidusia
PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA
5. Jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya jaminan
fidusia dalam Buku Daftar Fidusia.
Apabila terjadi kekeliruan penulisan dalam sertifikat jaminan fidusia yang telah diterima
oleh Pemohon, dalam jangka waktu 60 hari setelah menerima sertifikat tersebut,
pemohon memberitahukan kepada Kantor Pendaftaran Fidusia untuk diterbitkan
sertifikat perbaikan. Sertifikat perbaikan memuat tanggal yang sama dengan tanggal
sertifikat semula dan penerbitan sertifikat tidak dikeakan biaya (Pasal 5 ayat (1), (2) dan
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran
Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia).
PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA
Disamping itu, bahwa sertifikat jaminan fidusia tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan
terhadap substansi. Yang dimaksud dengan perubahan substansi antara lain perubahan objek
jaminan fidusia berikut dokumen terkait, perubahan penerima jaminan fidusia, perubahan
perjanjian pokok yang dijamin fidusia, dan perubahan nilai jaminan. Apabila terjadi hal itu,
prosedur yang ditempuh untuk mengadakan perubahan substansi disajikan berikut ini.
• 1. Penerima fidusia wajib mengajukan permohonan pendaftaran atas perubahan tersebut
kepada kantor pendaftaran fidusia
2. Kantor pendaftaran fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan
permohonan perubahan, melakukan pencatatan perubahan tersebut dalam buku daftar fidusia
dan menerbitkan pernyataan perubahan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sertifikat
jaminan fidusia (Pasal 16 Undang-undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia).
CONTOH SERTIFIKAT FIDUSIA
CONTOH AKTA FIDUSIA
AHU KEMENKUMHAM (APLIKASI
FIDUSIA ONLINE)
HAPUSNYA JAMINAN FIDUSIA
Apabila terjadi hal-hal tertentu, maka jaminan fidusia oleh hukum dianggap telah hapus. Kejadian-kejadian
tersebut adalah sebagai berikut :
• Hapusnya hutang yang dijmin oleh Jaminan Fidusia
• Pelepasan hak atas Jaminan Fidusia oleh penerima fidusia;
• Musnahnya benda yang menjadi Jaminan Fidusia.

Ada prosedur tertentu yang harus ditempuh manakala suatu jaminan fidusia hapus, yakni harus dicoret
pencatatan jaminan fidusia di Kantor Pendaftaran Fidusia. Selanjutnya, Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan
surat keterangan yang menyatakan bahwa sertifikat jaminan fidusia yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku
lagi. Dalam hal ini, jaminan fidusia tersebut dicoret dari buku daftar fidusia yang ada pada kantor pendaftaran
fidusia.
EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA
• Apabila debitur atau pemberi fidusia cedera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi
objek jaminan fidusia dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengalihan hak atas piutang juga dijamin dengan fidusia yang mengakibatkan beralihnya demi
hukum segala hak dan kewajiban penerima fidusia kepada Kreditur baru.
2. Penjualan benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaan Penerima Fidusia
sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan;
3. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi dan Penerima
Fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para
pihak (Iihat Pasal 29 UU No. 40 Tahun 1999).
EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA
Adapun jika sampai terjadi eksekusi benda jaminan fidusia oleh perusahaan pembiayaan, debitur
perlu memastikan beberapa hal berikut:
• Proses eksekusi benda jaminan fidusia telah sesuai dengan prosedur yang diatur dalam perjanjian
pembiayaan, termasuk mengenai tahapan pemberian surat peringatan kepada debitur/konsumen
• Petugas yang melakukan eksekusi benda jaminan fidusia merupakan pegawai Perusahaan
Pembiayaan atau pegawai alih daya Perusahaan Pembiayaan yang memiliki surat tugas untuk
melakukan eksekusi benda jaminan fidusia
• Petugas yang melakukan eksekusi benda jaminan fidusia membawa sertifikat jaminan fidusia;
• Proses penjualan barang hasil eksekusi benda jaminan fidusia harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan mengenai jaminan fidusia.
EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA
Berdasarkan ketentuan Pasal 21 s.d. Pasal 23 dan Pasal 51 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, telah diatur ketentuan
mengenai pembebanan jaminan fidusia oleh Perusahaan Pembiayaan, yaitu:
• Pasal 21 ayat (1) : Perusahaan Pembiayaan yang melakukan pembiayaan dengan pembebanan
jaminan fidusia, wajib mendaftarkan jaminan fidusia dimaksud pada kantor pendaftaran fidusia,
sesuai undang-undang yang mengatur mengenai jaminan fidusia
• Pasal 22 : Perusahaan Pembiayaan wajib mendaftarkan jaminan fidusia pada kantor pendaftaran
fidusia paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian pembiayaan.
• Pasal 23 : Perusahaan Pembiayaan dilarang melakukan eksekusi benda jaminan apabila kantor
pendaftaran fidusia belum menerbitkan sertifikat jaminan fidusia dan menyerahkannya kepada
Perusahaan Pembiayaan.
EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA
• Pasal 24 : Eksekusi benda jaminan fidusia oleh Perusahaan Pembiayaan wajib
memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam undang-undang
mengenai jaminan fidusia dan telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian
pembiayaan
• Pasal 50 : Pegawai dan/atau tenaga alih daya Perusahaan Pembiayaan yang
menangani bidang penagihan wajib memiliki sertifikat profesi di bidang penagihan
dari lembaga yang ditunjuk asosiasi dengan menyampaikan pemberitahuan kepada
OJK dan disertai dengan alasan penunjukan(Sertifikasi dilakukan oleh PT Sertifikasi
Perusahaan Pembiayaan Indonesia sebagai lembaga yang ditunjuk oleh Asosiasi
Perusahaan Pembiayaan Indonesia sebagai penyelenggara sertifikasi.)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai