Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS


“Koperasi Konsumsi”
(Studi Kasus pada Koperasi Konsumsi di Dharma Bakti \Wanita Jl. Nangka
No VII No. 1 Kamal Bangkalan)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3
2.1 Dasar Teori ................................................................................................ 3
2.1.1 Koperasi .............................................................................................. 3
2.1.2 Koperasi Konsumsi.................................................................................. 4
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
2.1 Profil Koperasi Konsumsi Dharma Bakti Wanita ......................................... 6
2.2 Struktur Organisasi Koperasi Konsumsi Dharma Bakti Wanita ................... 6
2.3 Sistem Keanggotaan dan Modal Koperasi Konsumsi Dharma Bakti Wanita7
2.4 Kegiatan Yang Dilakukan Di Koperasi Konsumsi Dharma Bakti Wanita ..... 8
2.5 Permasalahan Yang Terdapat Pada Koperasi Konsumsi Dharma Bakti
Wanita .............................................................................................................. 9
2.6 Kebijakan dan Solusi Permasalahan Yang Ada di KoperasI Konsumsi
Dharma Bakti Wanita ..................................................................................... 10
2.7 Perbedaan Koperasi Konsumsi di Indonesia dan di Luar Negeri .............. 10
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
LAMPIRAN ........................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekolompok orang yang
mempunyai kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang
dengan pesat karena para anggota-anggotanya yang terdiri dari masyarakat
umum telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut, yang dapat
membantu perekonomian dan mengembangkan kreatifitas masing-masing
anggota. Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha bukan semata-
semata hanya pada orientasi laba, melainkan juga pada orientasi manfaat.
Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar
keuntungan sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan
pelayanan. Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badan usaha koperasi adaalah
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya (UU No. 25 1992 pasal 3).
Pada saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapa
pentingnya peran koperasi sebagai salah satu sector usaha perekonomian
Indonesia. Mungkin masih banyak orang yang menganggap koperasi hanyalah
lembaga keuangan biasa. Namun kenyataannya koperasi merupakan salah satu
dari tiga sector usaha formal dalam perekonomian Indonesia. Dalam
kegiatannya, selain menekankan pada kepentingan social dan ekonomi, kegiatan
ekonomi juga menekankan pada kepentingan moral. Pemerintah Indonesia
sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena Koperasi di dalam sistem
perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di Indonesia belum memiliki
kemampuan untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini
disebabkan Koperasi masih menghadapai hambatan struktural dalam
penguasaan faktor produksi khususnya permodalan. Koperasi konsumsi adalah
koperasi yang menyediakan barang-barang keperluan yang dapat langsung
digunakan (keperluan harian akan barang), misalnya beras, gula, perkakas dan
alat-alat tulis. Apabila koperasi hanya memiliki dan mengelola unit usaha
pertokoan saja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi anggota dan masyarakat
maka koperasi disebut koperasi konsumsi. Dalam hal ini kelompok kami

1
melakukan analisis pada koperasi konsumsi Dharma Bakti Wanita yang berada
di Jalan Nangka No. 7 Perumnas Kamal Bangkalan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil dari koperasi konsumsi Dharma Bakti Wanita?
2. Bagaimana struktur organisasi koperasi konsumsi tersebut?
3. Bagaimana sistem keanggotaan koperasi dan modal koperasinya?
4. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam koperasi konsumsi tersebut?
5. Bagaimana permasalahan yang ada pada koperasi konsumsi tersebut?
6. Bagaiaman kebijakan atau solusi terkait dengan permasalahan pada
koperasi konsumsi tersebut?
7. Bagaiman perbedaan koperasi konsumsi di Indonesia dengan koperasi
konsumsi di luar negeri?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui profil dari koperasi konsumsi Dharma Bakti Wanita
2. Mengetahui struktur organisasi koperasi konsumsi tersebut.
3. Mengetahui sistem keanggotaan dan modal koperasi konsumsi
4. Mengetahui kegiatan yang dilakukan dalam koperasi konsumsi
5. Mengetahui permasalahan yang terdapat dalam koperasi konsumsi
6. Mengetahui kebjakan atau solusi terkait dengan permasalahan yang ada
pada koperasi konsumsi
7. Mengetahui perbedaan koperasi konsumsi di Indonesia dengan koperasi
konsumsi di luar negeri.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Koperasi
Koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, terdiri dari kata co
yang artinya bersama dan operation yang artinya bekerja atau berusaha. Jadi
kata cooperation dapat diartikan bekerja bersama-sama atau usaha bersama
untuk kepentingan bersama. Dalam hal ini, koperasi berarti suatu wadah
ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang bersifat
terbuka dan sukarela yang bertujuan untuk memmperjuangkan kesejahteraan
anggota secara bersama-sama (Firdaus dan Agus, 2002). Sedangkan menurut
UU No. 25 tahun 1992 menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Tujuan koperasi sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 UU No.
25/1992 tentang Perkoperasian, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi
Adalah sebagai berikut:
1. Memajukan kesejahteraan anggota koperasi.
2. Memajukan kesejahteraan masyarakat.
3. Membangun tatanan perekonomian nasional
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992, fungsi dan peranan
koperasi adalah sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3. perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

3
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. dan
demokrasi ekonomi.
Menurut Undang undang No. 25/1992 pasal 5 ayat 1, Koperasi Indonesia
melaksanakan prinsip – prinsip koperasi sebagai berikut:
1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. kemandirian.
6. pendidikan perkoperasian.
7. kerja sama antarkoperasi.
Terdapat beberapa jenis koperasi yang dibedakan berdasarkan bidang usaha,
jenis anggota, jenis komoditi, dan daerah kerja.
1. Berdasarkan bidang usahanya
Ada koperasi produksi, koperasi konsumsi, koperasi pemasaran dan
koperasi simpan pinjam.
2. Berdasarkan jensi komoditas
Ada koperasi pertambangan, koperasi pertanian, koperasi peternakan,
koperasi industri dan koperasi jasa.
3. Berdasarkan jenis anggota
Ada koperasi karyawan, koperasi pedagang pasar, koperasi angkatan
darat dan koperasi mahasiswa.
4. Berdasarkan daerah kerja
Ada koperasi primer, koperasi sekunder dan koperasi tersier.
2.1.2 Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi merupakan koperasi yang beranggotakan para
konsumen. Pada hakekatnya ada dua tujuan penting didirikannya koperasi
konsumen, yaitu:
a. Meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi dengan menjual barang-
barang konsumsi dengan harga yang relatif murah dan kualitas yang baik.
b. Meningkatkan pendapatan para anggota koperasi melalui pengehematan-
penghematan pembelian barang konsumsi akibat lebih murahnya harga
barang-barang yang dijual di koperasi.

4
Agar tujuan-tujuan koperasi itu tercapai, maka barang yang dijual ke anggota
harus:
a. Dibeli langsung dari produsen
b. Memiiliki ukuran, takaran dan timbangan yang benar.
c. Memiliki kualitas yang tinggi.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Evawati, et. Al (2015),
tentang analisis tingkat kesehatan keuangan pada koperasi konsumen, diperoleh
hasil bahwa koperasi Konsumen Karya Sahaja Kabupaten Kubu Raya dari tahun
2013-2015 tingkat likuiditasnya adalah 930,73%, 1.056,09%, dan 748,1%, rasio
solvabilitas 1.888,76%, 317,92%, 487,54%, rasio profitabilitas adalah 50,74%,
38,71%, dan 38,84%, dan rasio aktivitas adalah 101,96%, 115,41%, dan
101,44%. Pada tahun 2013-2014, kenaikan rasio lancar akibat naiknya aktiva
lancar 121,33% dan kewajiban lancar 95,1%, penurunan solvabilitas akibat
kenaikan total aktiva 61,29% dan total kewajiban 858,2%, penurunan
profitabilitas akibat kenaikan SHU 6,68% dan kenaikan pendapatan bruto
39,84%, kenaikan rasio perputaran piutang akibat kenaikan jumlah penjualan
88,17% dan jumlah piutang rata-rata 66,25%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ghopar (2002) diperoleh
hasil bahwa koperasi Han di Jepang dapat mengalami perkembangan dan
kemajuan dengan cepat, dikarenakan peran dari anggota koperasi yang hanya
terdiri dari sekelompok wanita ibu rumah tangga mampu melakukan perencaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang semaksimal mungkin untuk
kemajuan koperasinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh .

5
BAB III PEMBAHASAN
2.1 Profil Koperasi Konsumsi Dharma Bakti Wanita
Koperasi Dharma Bakti Wanita ini terletak di Jl. Nangka No. VII Perumnas
Kamal Bangkalan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1988 dan diketuai oleh (Alm)
Ibu Hariyono Sumiati. Koperasi ini berbadan hukum pada tahun 1989. Pada awal
berdirinya koperasi ini hanya terdiri dari 10 anggota. Dimana dalam hal ini
simpanan pokok yang harus dibayar oleh calon anggota untuk pertama kali
menjadi anggota di koperasi ini adalah Rp. 10.000. Pada awal pendirian koperasi
ini mengambil jasa sebesar 1,2% dari pokok pinjaman. Kepemimpinan (Alm) Ibu
Hariyono Sumiati ini dimulai dari 1988 – 2009. Kemudian pada Tahun
selanjutnya sampai sekarang diketuai oleh Ibu Hj. Qusairi. Pada masa
kepemimpinan ibu Hj. Qusairi jasa yang diambil sebesar 1,4 % dari pokok
pinjaman dan provisi yang masuk ke pendapatan adalah 1% dari pokok
pinjaman. Koperasi ini bergerak dibidang peminjaman untuk konsumsi kebutuhan
rumah tangga, misalnya TV, Kulkas, Hp, AC dan Sepeda motor.
Berikut adalah visi dan misi dari koperasi Dharma Bakti Wanita:
Visi: Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota.
Misi: Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
2.2 Struktur Organisasi Koperasi Konsumsi Dharma Bakti Wanita
Struktur organisasi dari koperasi Dharma Bakti Wanita adalah:
1. Ketua: Hj. Qusasiairi.
2. Wakil ketua: Sri Rahayu
3. Sekretaris: Ani Rusdiyana
4. Bendahara I: Suprapti
5. Bendahara II: Suhartin
6. Badan Pengawas I: Susana
7. Badan Pengawas II: Eni Sulistyowati
8. Karyawan: Jakfar.
Pengurus dari koperasi ini terdiri dari 8 orang serta ditambah dengan masing-
masing koordinator kelompok. Terdapat 7 koordinator kelompok:
a. Kelompok 1: Siti Fadilah
b. Kelompok 2: Agustin Mahardika
c. Kelompok 3: Rini Setyowati
d. Kelompok 4: Siti Halimah

6
e. Kelompok 5: Fifin
f. Kelompok 6: Siti Fatimah
g. Kelompok 7: Khusnul Khotimah
2.3 Sistem Keanggotaan dan Modal Koperasi Konsumsi Dharma Bakti
Wanita
Sistem keanggotaan dari koperasi ini adalah secara sukarela dan tidak
ada paksaan. Koperasi ini beranggotakan 304 orang yang berasal dari
masyarakat Perumnas Kamal sendiri. Semua anggota berjenis kelamin
perempuan, jadi koperasi ini hanya khusus untuk ibu-ibu. Bagi semua anggota
saat pertama kali masuk atau mendaftar pada koperasi ini, maka setiap anggota
wajib membayar simpanan pokok sebesar Rp.600.000 yang dijadikan sebagai
pendapatan ataupun modal koperasi. Selain itu anggota dalam koperasi harus
membayar Rp.55.000 per bulan sebagai iuran wajib yang dijadikan sumber
pendapatan. Kemuidan membayar iuran sukarela, dan kesejahteraan dalam
aspek sosial. Iuran sukarela sebesar Rp. 15.000 per bulan, iuran kesejahteraan
membayar Rp.5000 per bulan. Untuk jasa yang diperoleh koperasi ini sebesar
1,4% dari pokok pinjaman. Sedangkan provisi yang diberikan oleh koperasi
adalah 1% dari pokok pinjaman. Selain kedua hal tersebut juga terdapat denda
apabila melewati batas pembayaran yang telah disepakati dari awal antara
pengurus dengan anggota. Denda yang harus dibayarkan adalah 2% dari sisa
pinjaman pokok. Provisi, jasa dan denda tersebut dijadikan sebagai salah satu
sumber pendapatan. Kenggotan koperasi ini dipilih berdasarkan seleksi terlebih
dahulu. Sebelum dilkaukan seleksi, ada pendaftaran diri sebagi anggota
koperasi. Seleksi dilakukan beradsarkan keterangan CV serta keterangan dari
masing-masing koordinator kelompok yang mengetahui calon anggota tersebut.
Pendaftaran anggota koperasi dilakukan setiap periode koperasi, dengan jumlah
pendaftar sebanyak 15-20 orang. Namun beberapa orang yang mendaftar hanya
da 5-6 orang yang terpilih menjadi anggota koperasi. Rata-rata anggora koperasi
berusaia antar 25-50 tahun, namun juga ada yang berusia 80 tahun. Pendaftaran
anggota dilakukan pada saat RAT. Pada masa kepemimpinan (Alm.) Ibu
Hariyono Sumiati simpaanan pokok yang harus ibayar anggota untuk pertama
kali bergabung dengan koperasi sebesar Rp.10.000.
Modal koperasi ini berasal dari anggota koperasi, dimana diperoleh dari
simpanan pokok, iuran wajib, jasa dan provisi. Selama ini modal yang dimiliki
oleh koperasi ini tersedia dengan cukup dikarenakan banyak anggota yang

7
membayar simpanan pokok, iuran wajib dan iuran lainnya yang berkaitan dengan
pendapata maupun modal. Jadi, angota dari koperasi ini lancar dalam hal
pembayaran sehingga tidak ada kemacetan aliran keuangan. Penentuan provisi
dan jasa ini ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antar anggota
koperasi bersama pengurus. Pada masa kepemimpinan ibu Hj. Qusairi pernah
melakukan peminjaman di bank Jatim untuk tambahan modal koperasi, namun
dikarenakan adanya bunga dan beban operasional yang lain sehingga
mengakibatkan jasa dari koperasi ini meningkat dan menimbulkan keberatan
bagi anggota koperasi. Peminjaman modal ini hanya dilakukan 1 kali masa
percobaan.
2.4 Kegiatan Yang Dilakukan Di Koperasi Konsumsi Dharma Bakti Wanita
Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi ini adalah melakukan program
kerja berdasarkan rencan yang telah ditentukan sebelumnya. Program yang
dilakukannya adalah mmeberikan pinjaman untuk konsumsi barang elektronik
seperti HP, TV, Kulkas, AC, mesin cuci, sepda motor dan kebutuhan lain dari
rumah tangga. Program ini merupakn program utama yang dilakukan setiap
bulan oleh koperasi. Pada kegiatan ini koperasi bekerjasam dengan toko toko
elektronik dan kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan barang atau produk.
Salah satu mitra dari koperasi ini adalah counter Vivo dan Mustika. Hari aktif atau
operasi dari koperasi ini adalah ulai tanggal 7-15. Jadi sebelum tanggal 7 dan
setelah tanggal 16 anggota tidak dapat melakukan pembayaran maupun
peminjaman. Batas waktu pembayaran yaitu berkisara natar keduanya dan jika
melebihi maka akan dikenakan denda. Pembayaran terkait dengan pinjaman
dibayarkan kepada ketua koordinir masing-masing kelompok. Jadi pengurus
tidak begitu tahu bagaimana kondisi anggotanya, hanya saja mengetahui
perkembangannya melalui ketua koordinator kelompok. Sistem waktu lama
pengembalian peminjaman diberikan sesuai dengan kesepakatan awal antara
anggota dengan pengurus, namun juga mempertimbangkan tingkat kemampuan
anggota. Dalam melakukan peminjaman terdapat kontrak yang harus diisi oleh
kedua belah pihak, dimana dalam kontrak ini berisi berapa jumlah yang dipinjam
dan dalam jangka waktu berapa dilakukan pengembalian. Dalam melakukan
program tersebut terlebih adahulu dilakukan pennetuan terkait dengan jasa,
provisi dan denda yang akan diberikan kepada anggota dan pengurus yang
melakukan kegiatan ini. Penentuan tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan
bersama dalam rapat rencana kerja. Namun, ketiga hal ini jarang sekali

8
mengalami perubahan dari satu periode ke periode lainnya. Tingkat jasa yang
harus dibayarkan oleh anggota pelaksana kegaiatan ini adalah 1,4% dari pokok
pinjaman. Tingkat provisi dari kegiatan ini adalah 1% dari pokok pinjaman dan
tingkat denda sebesar 2% dari sisa pokok peminjaman. Program di atas
merupakan program utama yang berkelenjutan.
Kegiatan lain yang dilakukan oleh koperasi ini adalah adanya program
bakti sosial yatim piatu dan memberikan bantuan untuk perayaan hari besar
seperti hari kemerdekaan. Program ini dilakukan dalam rangka memperingati hari
ulang tahun koperasi ini. Kegiatan lain yang dilakukan adalah LPJan (laporan
pertanggung jawaban atas program yang sebelumnya). Jadi koperasi harus
melaporkan kegiatan dan program yang dilakukan selama satu periode kepada
Dinas Koperasi Bangkalan. Setelah adanya laporan pertanggungjawaban,
koperasi akan melakukan rapat rencana kerja. Koperasi ini juga melakukan
kegiatan perekrutan anggota baru sebagai ganti dari anggota lama yang telah
keluar.
2.5 Permasalahan Yang Terdapat Pada Koperasi Konsumsi Dharma Bakti
Wanita
Permasalahan yang terjadi pada koperasi ini adalah adanya anggota
yang melakukan kredit macet. Dikarenakan adanya kredit macet, maka arus
keuangan koperasi juga macet. Namun, anggota yang melakukan kredit macet
tersebut hanya beberapa orang yaitu antara 5 – 10 orang. Dari keseluruhan
jumlah anggota rata-rata semuanya tidak melakukan kesalahan terutama dalam
hal kredit macet. Jadi dapat dikatakan bahwa koperasi ini lancar. Namun,
anggota dari koperasi ini juga pernah melakukan penyelewengan kwitansi
koperasi. Dimana dalam hal ini anggota pada saat melakukan pembelian barang
atau produk suatu elektronik maupun kendaraan bermotor ia menggunakan
kwitansi palsu. Dalam hal ini anggota yang mengajukan pemberian dana untuk
pembelian barang tersebut tidak jujur yakni iya meminta dan tidak digunakan
untuk membeli barang yang sudah tertera pada kwitansi melainkan dana
tersebut digunakan untuk hal lain. Menurut peraturan koperasi ini, anggota telah
melakukan pelanggaran, dan pihak koperasi tersebut terlanjur memberikan dan
tersebut dan anggota yang telah menerima dana ini akan dimasukkan kedalam
daftar peminjaman dana yaitu dengan simpan pinjam. Apabila anggota ini telat
mengembalikan dana pinjaman ini akan dikenakan denda sebesar 2% dari sisa
dana yang belum dibayarkan.

9
2.6 Kebijakan dan Solusi Permasalahan Yang Ada di KoperasI Konsumsi
Dharma Bakti Wanita
Kebijakan ataupun solusi yang diambil ketika terjadi permasalaha kredit
macet anggota dan penyalahgunaan kwitansi koperasi yaitu melakukan
pendekatan oleh ketua koordinir masing-masing kelompok untuk permasalahan
kredit macet anggota. Ketua kelompok akan menghubungi anggotaya melakukan
kesalahan tersebut dan apabila tidak ada tanggapan ataupun respon maka ketua
kelompok akan datang bersama pengurus ke rumah masing-masing anggota
yang melakukan kesalahan. Kedatangan tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui, kejadian apa yang sebenearnya terjadi sehingga membuat si
anggota melakukan kesalahan tersebut. Selanjutnya pengurus menagih
pembayaran kredit tersebut. Jadi dapat dikatakan ketika ada permsalahan yang
menyelesaikan adalah ketua kelompok terlebih dahulu, baru ketika ketua
kelompok tidak sanggup menyelesaikannya pengurus akan ikut membantu
menyelesaikan. Terkait dengan solusi dari permasalahan kedua yaitu adanya
penyelewengan penggunaan kwitansi koperasi adalah dengan cara pihak
koperasi akan mendampingi anggota yang akan membeli barang seperti
pembelian sepeda motor, karena harga sepeda motor lebih dari 10 juta. Oleh
karena itu, pihak koperasi bekerjasama dengan Mustika dan Vivo yang
digunakan untuk pembelian handphone. Dalam hal ini akan dapat mencegah
adanya penyelewengan kwitansi. Tetapi jika harga barang yang akan dibeli oleh
anggota harganya tidak terlalu tinggi maka anggota tinggal meminta kwitansi
pembelian dan mencairkan ke pihak koperasi.
2.7 Perbedaan Koperasi Konsumsi di Indonesia dan di Luar Negeri
Perbedaan koperasi konsumsi Dharma Bakti Wanita dengan koperasi
konsumsi Han di Jepang. Koperasi Dharma Bakti Wanita ini merupakan koperasi
konsumsi yang di mana koperasi ini didirikan sejak tahun 1989 telah terdaftar di
badan hukum. Koperasi ini mempunyai anggota sebanyak 304 orang yang
dimana dibagi menjadi 7 kelompok, pembagian kelompok ini digunakan untuk
mempermudah pembagian tanggung jawab dan bagian kerja masing-masing
anggota. Sedangkan koperasi Han di Jepang ini hanya memiliki anggota
sebanyak 10 orang ibu ruamah tangga dan para anggotanya selalu ikut
berpartisipasi di segala kegiatan, jika di koperasi Dharma Bakti Wanita hanya
melibatkan sebagian kecil anggota yang di mana sebagai koordinir kelompok.
Pada koperasi Han Jepang ini anggota diminta untuk mengemukakan

10
permasalahan mereka sedangkan manajemen mendengarkan keluhan anggota
tersebut. Mereka menyusun rencana diskusi reguler dengan ibu-ibu rumah
tangga dalam rangka untuk mengevaluasi operasi toko ditingkat lokal dan untuk
mencari cara terbaik guna meningkatkan efisiensi operasional toko melalui
sortasi barang, sistem harga, dan tata letak barang di toko. Berbagai perubahan
dilakukan, dan menghasilkan manfaat yang sangat berharga yang dapat
dirasakan hingga saat ini. Sedangkan pada koperasi di Dharma Bakti Wanita ini
kurang terlalu adanya pengembangan untuk menjadikan koperasi lebih besar,
koperasi ini tetap berjalan dengan lancar tetapi tidak terlalu ada peningkatan
karena koperasi ini tidak membuka toko atau uasaha, melainkan hanya bergerak
sebagai koperasi yang tiadak ada perubahan yang signifikan. Koperasi ini hanya
melayani kebutuhan dari anggotanya saja dan koperasi ini tidak menyetok
barang, melainkan anggota memeli barang di toko sendiri kemudian anggota
tersebut meminta kwitansi untuk dicairkan dananya dari pihak koperasi.
Kelompok Han memberikan kesempatan kepada anggota koperasi konsumsi
untuk pendapatnya mengenai barang konsumsi yang dijual oleh toko koperasi
konsumsi mereka dan memberikan masukan kepada manajer koperasi mengenai
apa yang mereka sukai dan apa yang mereka tidak sukai. Pada pertumuan ini,
komunikasi tidak dilakukan satu arah, namun lebih merupakan proses
pembelajaran bersama antara ibu-ibu rumah tangga, pekerja toko dan
manajemen. Pertemuan kelompok Han adalah tempat dimana anggota
membahas rencana kegiatan koperasi dan membuat rencana nyata dari kegiatan
mereka untuk memperkuat keanggotaan, membuat komplain terhadap
pelayanan toko dan kualitas barang yang dijual, membahas apa yang menjadi
keinginan mereka, membagi pengalaman dan saling menolong antar sesama
anggota. Pertemuan ini biasanya merupakan acara yang sangat disukai oleh
anggota koperasi, dan menjadi ajang penting bagi mereka untuk melakukan
interaksi sesama mereka. Dan pada pertemuan ini akan diadakan evaluasi
tentang pengembangan koperasi ini, jiaka ada yang harus dirubah mereka akan
sepakat untuk merubahnya dengan memunculkan ide-ide baru atau inovasi.
Koperasi ini berubah menjadi Klub Belanja karena pembeli dari barang tidak
hanya dari anggota koperasi. Jadi koperasi ini lebih memberikan wadah kepada
ibu-ibu rumah tangga yang hanya di rumah saja dan memberikan pembelajaran
tentang bisnis atau uasaha. koperasi ini melakukan pertemuan singkat setiap
minggunya. Pada saat itu anggota mengambil barang belanjaan mereka, yang

11
telah dikirimkan untuk hari itu, dan menyerahkan daftar pesanan barang
belanjaan untuk pengiriman selanjutnya kepada anggota yang mendapat giliran
bertugas. Pembayaran belaja ini menggunakan rekening pra-bayar, pembayaran
akan lebih cepat bagi toko. Gerakan koperasi konsumsi di Jepang telah berhasil
untuk menggalang partisipasi anggota wanitanya, mendengarkan dan belajar
dari anggotanya. Mereka membangun organisasi koperasi dengan
menggabungkan optimisasi untuk semua kelompok anggota. Mereka lebih
mementingkan untuk memenuhi kebutuhan rii. anggota dibandingkan membuat
perencanaan berdasarkan prediksi dan control. Sedangkan koperasi Dharma
Bakti Wanita ini aktif pada tanggal 7 sampai 15 saja. Jadi pada koperasi ini
kurang adanya pertumuan khusus untuk mengevaluasi tentang pengembangan,
tetapi kadang ada pertemuan yang di mana membahas tentang kinerja koperasi
dan membahas kegiatan untuk bakti social ke anak panti asuhan. Dan di
koperasi ini tidak terdapat adanya wadah pembelajaran untuk para ibu-ibu rumah
tangga karena koperasi tidak ingin beratnggung jawab terlalu besar pada
kegiatan usaha. Dan koperasi ini tidak terlalu aktif dalam pengembangannya.

12
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan profil koperasi, koperasi ini termasuk kategori koperasi
yang cepat berkembang dan maju.
b. Struktur organisasi dari koperasi ini terdiri dari 8 pengurus harian dan
304 anggota.
c. Keanggotaan dari koperasi ini berasal dari masyarakat sekitar Perumnas
Kamal berjumlah 304 yang masuk secara sukarela dan diseleksi terlebih
dahulu. Modal yang digunakan berasal dari anggota koperasi.
d. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan peminjaman barang
konsumsi khusunya elektronik untuk kebutuhan sehari-hari.
e. Permasalahan yang dialami koperasi ini adalah adanya kredit macet dari
anggota dan penyalahgunaan kwitansi peminjaman barang konsumsi.
f. Solusi dari permasalahan dilakukan dengan semaksimal mungkin dan
diaplikasikan berdasarkan pengalaman yang terjadi.
g. Perbedaan pada koperasi ini terletak dalam manajemennya, yang di
mana di Jepang lebih baik dari pada koperasi Dharma Bakti Wanita.
3.2 Saran
a. Diharapkan kepada pengurus untuk lebih melakukan pendekatan kepada
anggotanya, sehingga pengurus dapat memahami masing-masing
anggota.
b. Sebaiknya koperasi ini melakukan penmabahan produk misalnya barang
kebutuhan pokok yaitu beras, gula dan lain-lain.

13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
Tentang Perkoperasian. Kementerian Republik Indonesia.
Evawati, et.al. 2015. analisis tingkat kesehatan keuangan pada koperasi
konsumen. http://jurnal.untan.ac.id. (Diakses tanggal 17 November
2017).
Firdaus, M. dan Agus Edhi Susanto. 2002. Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan
Praktek. Jakarta: Ghalia Indonesia.

14
LAMPIRAN

Gb. 1 Gb. 2
Wawancara kerja dengan Ketua Wawancara kerja dengan Ketua
Koperasi Koperasi

15

Anda mungkin juga menyukai