Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EKONOMI KOPERASI

GAGASAN DAN SEJARAH KOPERASI

Disusun oleh:

1. Aprilia Dwi Sukawati 20220002


2. Fredika Abdillah 20220006
3. Dame Elsya Fitra Brs 20220018
4. Ahmad Vauji 20210030
5. Devika Hasil Prilita 20210006
6. Lia Agustina 20210013

PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah, sehingga penulis dapat menyusun makalah yang
berjudul Gagasan dan Sejarah Koperasi , dalam rangka memenuhi salah satu tugas
mata kuliah ekonomi koperasi yang diampu oleh Ibu Hardini Ariningrum, SE. M.Ak.
pada program studi ekonomi akuntansi dan manajemen fakultas ekonomi Universitas
Malahayati Bandar Lampung .

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
gagasan dan sejarah koperasi bagi pembaca dan juga penulis. Makalah ini tersaji
dengan bantuan beberapa pihak lain, yang terlibat langsung maupun tidak langsung
dan tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu
menyelesaikan pembuatan makalah .

Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dan dapat dijadikan bahan koreksi untuk memperbaiki penyusunan
makalah berikutnya . Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
dan umumnya bagi pembaca.

Bandar Lampung, 2 Oktober 2021

Penulis.

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Dunia..................................................................4
1. Kelahiran Koperasi di Rochdale................................................................................4
2. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Eropa...................................................................5
3. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Australian dan Selandia.....................................8
4. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Amerika...............................................................9
5. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Afrika................................................................10
6. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Asia....................................................................11
B. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Indonesia...........................................................13
1. Masa Penjajahan......................................................................................................13
2. Awal Kemerdekaan.................................................................................................13
C. Gerakan-Gerakan Koperasi Internasional...............................................................13
1. Internasional Cooperative Alliance (I.C.A)............................................................13
2. Asean Cooperative Organization (ACO)................................................................15
3. Europian Coorperative Society...............................................................................16
4. International Labor Organization (ILO)..................................................................16
5. Dewan Koperasi Indonesi (Dekopin)......................................................................16
BAB III........................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................17
A. KESIMPULAN......................................................................................................17
B. SARAN...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi adalah sebuah organisasi kerjasama antar anggota yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya. Koperasi pada awalnya terbentuk
karena adanya ketidak adilan dalam pelaksanaan system ekonomi. Pada pertengahan
abad ke-18 kemajuan teknologi dan pengetahuan telah mengubah wajah dunia.
Berbagai penemuan di bidang teknologi melahirkan tata dunia ekonomi yang baru.
Tatanan dunia ekonomi menjadi terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu kaum
pemilik modal (kapitalisme). Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, beberapa orang
yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong
oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri
untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya dengan mendirikan koperasi.
Pertama kali koperasi muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Pada tahun 1844
lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale
di bawah pimpinan Charles Howart. Di Jerman, Frederich Willhelm Riffeisen dan
Hermann Schulze mempelopori Koperasi Simpan Pinjam. Di Perancis, muncul
tokoh-tokoh koperasi seperti Charles Fourier, Louis Blance, dan Ferdiand Lassalle.
Setelah keberhasilan koperasi Rochdale ini menimbulkan banyak bermunculan
koperasi-koperasi baru baik di Eropa maupun Asia. Koperasi masuk ke Indonesia
dejak akhir abad XIX yaitu sekitar tahun 1896 yang dipelopori oleh R.A.Wiriadmaja.
namun secara resmi gerakan koperasi Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947
pada kongres I di Tasikmalaya yang diperingati sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok para
anggotanya, sehingga hanya ada koperasi konsumsi atau single purpose. Namun
dalam perkembangannya fungsi koperasi menjadi bermacam-macam antara lain
sebagai tolak ukur kegiatan usaha, sebagai bentuk usaha baru, dan sebagai alternative
kegiatan usaha.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah gagasan koperasi?


2. Bagaimana sejarah koperasi di dunia?
3. Apa saja sejarah koperasi di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gagasan koperasi.


2. Untuk mengetahui sejarah koperasi di dunia.
3. Untuk mengetahui sejarah koperasi di Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Dunia

1. Kelahiran Koperasi di Rochdale


Membawa semangat Owen, sebanyak 28 buruh yang dipimpin oleh Charles
Howarth (1814 – 1868) mendirikan koperasi di Rochdale, Inggris. Koperasi tersebut
berupa toko yang bergerak pada penjualan kebutuhan sehari-hari dengan harga
murah. Hal yang menarik adalah mereka menganggap diri mereka sebagai pembeli
(konsumen) dan juga sebagai penjual (produsen). Mereka menjadi majikan atas
koperasi yang mereka dirikan sekaligus menjadi pelayan dengan membagi tugas
menggerakan serta mengawasi toko danberbagai usaha yang mereka buat. Tujuan
utama pendirian koperasi Rochdale adalah menemukan cara-cara yang dapat
memberikan keuntungan kepada anggota. Salah satu caranya adalah dengan
mengumpulkan dana yang cukup untuk modal usaha anggota-anggotanya, yaitu
masing-masing sebagai saham untuk program-program yang akan mereka laksanakan
9M.Firdaus dan Agus Edhi Susanto, 2004). Program-program yang dilakukan
seperti :
a. Mendirikan toko-toko yang menjual makanan, minuman, pakaian, dan
sebagainya.
b. Membangun atau membeli rumah-rumah, dimana mereka dapat saling
membantu dalam rangka memperbaiki kehidupannya.
c. Mendirikan pabrik untuk menampung pekerja yang menganggur atau buruh
yang menderita karena penurunan gaji berulang kali.
d. Menyewa atau membeli tanah, dimana buruh-buruh yang diberhentikan dari
pekerjaannya dapat bercocok tanam.
e. Membangun suatu masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
atau membantu masyarakat lain untuk membentuk masyarakat yang dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri.
f. Membangun hotel-hotel sederhana dalam lingkungan perumahan buruh.

Pada awalnya, koperasi Rochdale memang lebih banyak bergerak pada usaha
pembukaan toko. Namun dengan berjalannya waktu, koperasi ini berkembang
sedemikian rupa dengan berbagai kegiatan produktif lainnya. Pada tahun 1852 atau 8
tahun setelah berdiri, koperasi Rochdale telah berkembang menjadi 100 koperasi
konsumsi di Inggris. Sebagaimana koperasi Rochdale, koperasi-koperasi ini
umumnya juga didirikan oleh kaum buruh dengan motif yang sama, yaitu
memerankan diri menjadi pembeli sekaligus penjual terhadap berbagai produk yang
sama-sama mereka butuhkan. Gerakan koperasi di Inggris berkembang sedemikian
rupa, dari sebatas koperasi penjualan untuk kegiatan-kegiatan konsumsi, berkembang
menjadi koperasi yang bergerak dalam bidang industry, di antaranya adalah industri
roti, tekstil, dan sebagainya. Guna mengukuhkan koperasi sebagai gerakan ekonomi
rakyat, pada tahun 1862, koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat
koperasi pembelian dengan nama The Cooperative Wholesale Society (CWS). Pada

4
tahun 1945, CWS telah memiliki sekitar 200 pabrik dan tempat usah a dengan
perputaran modal mencapau 55 juta. Suksesnya gerakan ekonomi rakyat ini
ditunjukkan dengan angka partisipasi rakyat Inggris yang ikut sebagai anggota
koperasi mencapai 11 juta orang dari total 50 juta penduduk Inggris pada tahun 1950
atau mencapai 22% dari total penduduk Inggris saat itu. Gerakan ekonomi rakyat ini
terus berkembang di Inggris Raya. Selain CWS, terdapat pula Scottish Cooperative
Wholesale Society (SCWS0 yang didirikan di Skotlandia, CWS dan SCWS
merupakan dua perkumpulan koperasi terbesar di Inggris Raya. Pusat koperasi ini
secara bersama-sama mengembangkan sayap bisnisnya dalam berbagai jenis usaha,
diantaranya adalah perkebunan teh di Sri Lanka, pabrik tepung, pabrik sepatu, pabrik
susu di berbagai pusat kota dunia, dan kapal penangkapan ikan di laut utara. Selain
itu, besarnya keinginan pemerintah Inggris untuk tidak tergantung terhadap produk-
produk pertanian dari luar negaranya mendorong berkembangnya koperasi pertanian
di Inggris. Berkembangnya koperasi di Inggris tidak lepas dari peran pemerintah.
Salah satunya adalah perjuangan yang dilakukan Robert Owen dan Sir Robert Peel
dengan membentuk beberapa factory laws yang merupakan campur tangan
pemerintah dalam bidang ekonomi. Pada tahun 1832 melalui wakil rakyat di House
of Commons, disepakati adanya undang-undang hak pilih (Reform Bill) yang
merupakan perlindungan terhadap hak-hak buruh (social legislation). Pada satu sisi,
factory laws bertujuan untuk mengatur pelaku industry guna menumbuh kembangkan
industry. Di sisi lain, factory laws diperuntukkan bagi perbaikan ekonomi kaum
buruh. Perkembangan koperasi di Inggris menunjukkan bahwa gerakan ekonomi
rakyat melalui wadah koperasi ternyata mampu mengangkat harkat dan martabat
kaum buruh dari keterpurukan dan ketertindasan dengan tetap memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi bisnis individu (swasta) untuk tetap
berkesempatan mengembangkan kegiatan ekonominya tanpa harus mengorbankan
hak-hak kaum buruh dan kegiatan ekonomi yang dilakukan koperasi. Di balik itu
semua, koperasi mampu menciptakan keseimbangan yang diakibatkan oleh distorsi
pasar sebagai akibat kuatnya monopoli kaum kapitalis terhadap sumber-sumber
ekonomi.

2. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Eropa

Gerakan koperasi yang diprakarsai Robert Owen dan dimotori oleh berbagai
kelompok buruh di Inggris berkembang dan menjadi tren baru di bidang ekonomi di
berbagai belahan benua, terutama Eropa. Paradigm baru ini merayap ke berbagai
negara yang umumnya menganut system ekonomi kapitalis, terutama di Jerman
dalam bentuk koperasi kredit, di Swedia, Denmark, dan Perancis dalam berbagai
bentuk dan jenis koperasi.
a. Jerman
Walikota Flammersfeld yang bernama D.W. Raiffesen (1818-1888) yang peduli
dengan nasib kaum tani mempelopori berdirinya koperasi kredit yang diperuntukkan
untuk menolong petani dari jeratan ijon dan lintah darat. Pendirian koperasi
Flammersfeld ini terutama ditujukan untuk menyatukan kaum petani melalui kegiatan
simpan pinjam. Koperasi ini bergerak dengan mekanisme (Revrison Baswir : 2000)
yang meliputi :
1) Anggota koperasi wajib menyimpan sejumlah uang, walaupun dalam jumlah
yang sangat kecil sesuai dengan kemampuan masing-masing.

5
2) Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman bagi anggota yang
membutuhkannya dengan membayar bunga ringan. Penggunaan uang yang
ditujukan untuk kegiatan produktif diawasi.
3) Usaha koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat dan kelompok orang-
orang yang saling mengenal agar terbentuk suatu kerja sama yang erat.
4) Pengurusan koperasi diselenggarakan sendiri oleh anggota yang dipilih
tanpa mendapat upah.
5) Keuntungan yang diperoleh dari perputaran uang simpanan dimiliki koperasi
dan dipergunakan untuk membantu kesejahteraan rakyat setempat.

Pada perkembangan selanjutnya, pada tahun 1968 telah berdiri sebanyak 425
buah koperasi kredit di Jerman. Selain diperuntukkan bagi pengadaan kredit, koperasi
di Jerman umumnya juga mengadakan peralatan, benih, dan berbagai jasa untuk
kegiatan pertanian. Jerman menempatkan 26 koperasi terbaiknya dalam 300 koperasi
terbaik dunia. Beberapa di antaranya adalah ReWe Group (Zentral Aktiengesellschaft
FU) yang bergerak di bidang ritel, DZ Bank Group yang bergerak di bidang
perbankan, Edeka Zentrale AG yang bergerak di bidang ritel, dan R+V Versicherung
AG yang bergerak di bidang asuransi.

b. Swedia
Pelopor koperasi di Swedia bernama Albin Johansson. Salah satu gebrakan
spektakuler Johansson adalah menasionalisasi sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang penyaringan minyak bumi dan dikelola secara efisien oleh koperasi.
Dukungan koperasi di Swedia untuk negara ditunjukkan dengan PDB sebesar 13%
dari PDB nasional, disamping menyumbangkan kesempatan kerja bagi rakyat dan
menyelenggarakan berbagai program rehabilitasi pendidikan, kesehatan, dan
sebagainya. Selain itu, di Swedia juga berkembang koperasi konsumen dan mereka
bahkan mampu mendirikan pabrik sendiri. Dalam mengelola usahanya, koperasi
konsumen di Swedia mempunyai lembaga usaha hypermarket sendiri. Hal itu
membuat para produsen dan importer justru meminta agar koperasi menjadi
distributor bagi produknya sehingga koperasi membeli barang konsumsi dalam
jumlah besar dan mendapat potongan harga dan kredit. Potongan harga dan kredit
ditawarkan oleh pabrikan dan importer, bukan diminta oleh koperasi konsumen
karena pasar eceran dikuasai oleh koperasi. Saat ini terdapat 5 koperasi terbaik yang
divatatkan Swedia dalam 300 koperasi terbaik dunia versi ICA, yaitu Lantmannen
yang bergerak di bidang pertanian, KF Group (The Swedish Cooperative Union)
yang bergerak di bidang ritel, Lansforsakringar yang bergerak di bidang asuransi,
Folksam yang bergerak di bidang asuransi, dan Sodra Skogsagarna yang bergerak di
bidang pertanian.

c. Denmark
Pada tahun 2866, Hans Christian Sonne bersama F.F.Ulrich mempelopori
berdirinya koperasi konsumsi bagi kaum buruh di kota Tristed Jutland, Denmark.
Koperasi ini terus mengalami perkembangan dengan pesat diikuti munculnya
koperasikoperasi lain di seluruh pelosok Denmark. Secara menakjubkan, koperasi-
koperasi di Denmark berkembang dengan luar biasa dan menjadi tulang punggung
perekonomian bagi Denmark. Pertokoan dan bank di Denmark hamper semuanya
milik koperasi. Baik di Ibukota Denmark, Kopenhagen, maupun di kota-kota besar
lainnya, hamper tidak ada department store maupun toko serba ada yang besar. Tidak

6
heran jika Denmark mendapat julukan The Mecca of Cooperative World karena
koperasi tumbuh dan berkembang dengan begitu pesat di negara manarki
konstitusional ini. Meskipun Denmark tidak memiliki lahan yang luas untuk kegiatan
pertanian, tetapi kegiatan pertanian dapat dipersatukan melalu koperasi, termasuk
dalam distribusi hasil-hasil pertanian. Denmark mencatatkan beberapa koperasi
terbaiknya di terbaik dunia versi ICA, yakni Arla Foods yang bergerak di bidang
pertanian, Danish Crown yang bergerak di bidang pertanian, DLG Group yang
bergerak di bidang pertanian, dan PFA Pension yang bergerak di bidang asuransi.

d. Prancis
Goncangan sosial dan ekonomi yang diderita kaum buruh dan masyarakat kelas
bawah yang tertindas di Perancis mendorong Chorles Fourier, Louis Blanc, dan Henri
de Saint-Simon mencari alternative terhadap berbagai persoalan yang tengah
dihadapi di Perancis. Dengan berbagai gagasan, keempat tokoh ini ternyata mampu
menyadarkan dan membuka cakrawala baru rakyat Perancis terhadap arti penting
berkoperasi sebagai sebuah bentuk perlawanan terhadap kapitalisasi ekonomi dan
distorsi pasar yang selama ini hanya dikuasai oleh segelintir orang. Louis Blanc
mengusulkan kepada pemerintah untuk mendirikan tempat-tempat kerja untuk kaum
buruh dalam bentuk tempat kerja berlandaskan aspek sosial, dimana kaum buruh
mengorganisasi sendiri pekerjaan mereka dengan cara kooperatif dan diawasi oleh
pemerintah. Selain mendpaatkan upah kerja, kaum buruh juga mendapat bagian dari
laba usaha. Henri de Saint-Simon (1760-1825) berpendapat bahwa masalah sosial
dapat diatasi jika masyarakat diatur menjadi “Assoiasi Produktif” yang dipimpin
teknokrat dan ahli-ahli industri. Koperasi Perancis juga mencatatkan prestasi yang
sangat baik dalam catatan ICA. Terbukti, Perancis menyumbangkan 46 koperasinya
di dalam daftar koperasi terbaik versi ICA pada tahun 2012. Berikut ini daftar
koperasi-koperasi Perancis yang berkinerja baik.

e. Italia
Awal berkembangnya koperasi di Italia banyak dipengaruhi oleh koperasi kredit
di Jerman (M.Iskandar Soesilo, 2008). Pada tahun 1866, Luzzati, seorang negrawan
yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri, membentuk koperasi kredit di luar
kota Millan yang diberi nama Bance Pepolari (seperti Bank Rakyat). Koperasi ini
terbentuk seperti model koperasi kredit model Schulze-Delitzsch di Jerman. Hal yang
membedakam koperasi di Italia dengan koperasi di negara lain adalah selain bergerak
di bidang agrikultur, perbankan, dan ritel, koperasi di Italia juga bergerak di bidang
industry. Beberapa koperasi Italia yang bergerak di bidang industry, di antaranya
adalah Consorzio Cooperative Costruzioni, SACMI, Manutencoop, CCPL
(Consortium Coop Produz Lav. S.c.r.i) dan CMC (Cooperativa Muratori e
Cementisti). Kelima koperasi yang bergerak di bidang industry tersebut juga masuk
ke dalam 300 koperasi terbaik dunia.

f. Rusia
Gerakan koperasi di Rusia diawali dengan bentuk pengelolaan pertanian yang
disebut dengan kolkhoz, yaitu sebuah komoditas yang mengelola lahan pertanian
secara bersama-sama dengan jumlah sekitar 75 keluarga. Kalkhoz merupakan sebuah
bentuk komoditas ala Robet Owen di Inggris atau ala Falansteires atau ala Charles
Fourier di Perancis. Koperasi pertama di Rusia berdiri pada tahun 1854 pada masa
pemerintahan kekaisaran Tsar. Koperasi di Rusia umumnya didirikan oleh kaum
buruh, terutama dalam bentuk koperasi konsumsi, namun pada periode ini, koperasi

7
tidak dapat berkembang karena selalu dicurigai dan mendapat pengawasan yang ketat
dari pemerintah. Ketika terjadinya revolusi fisik pada tahun 1905-1914, koperasi
berkembang dengan cukup baik di Rusia. Hal ini ditunjukkan dengan begitu
banyaknya koperasi yang tumbuh saat itu yang mencapai angka 10.000 koperasi dan
dengan jumlah anggota yang mencapau 1,4 juta orang (M.Iskandar Soesila, 2008).
Akan tetapi ketika kaum komunis memenangkan revolusi, gerakan koperasi justru
mengalami kemunduran total karena mendapat tekanan dan pengawasan yang ketat
dari pemerintah. Tekanan dan pengawasan yang ketat dari pemerintah mulai sedikit
berkurang ketika Lenin mendekritkan politik ekonomi baru pada tahun 1921 yang
dikenal dengan New Economis Policy. Gerakan ekonomi baru ini dilakukan guna
mendorong produksi secara besar-besaran serta menasionalisaikan kegiatan ekonomi,
baik swasta maupun koperasi. Pada masa pemerintahan Lenin, koperasi mendapat
berbagai fasilitas dan bantuan dari pemerintah. Tidak heran jika koperasi maju dan
berkembang pada masa pemerintahan Lenin dan mampu bersaing secara setara
dengan swasta. Saat itu terdapat 12.000 koperasi pertanian dan lebih dari 1.000
koperasi kredit di 12 wilayah ekonomi Rusia.

3. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Australian dan Selandia

Koperasi di Australia dan Selandia Baru umumnya bergerak di bidang


agrobisnis dan peternakan. Produk yang dihasilkan terutama susu, daging, dan
kerajinan yang diolah dari hasil peternakan sapi, biri – biri, maupun kambing. Saat
ini, di Selandia Baru terdapat koperasi yang bernama Fonterra yang bergerak
dibidang industri pengolahaan susu yang menduduki perangkat 33 koperasi terbaik
dunia versi ICA tahun 2012. Gabungan dari berbagai koperasi yang didirikan pada
tahun 2001 ini dengan diawali dengan kerja sama peternak – peternak susu sejak
tahun 1800. Industri ini kemudian diperluas untuk membentuk sebuah koperasi susu
terbesar di dunia.
a. Catatan dan fakta koperasi dan umkm
Koperasi Fonterra yang mempunyai sekitar 15 ribu karyawan ini dapat memasok
14 miliar liter susu setiap tahunnya ke petani – petani susu yang tersebar di Selandia
Baru dengan nilai omzet sebesar 19,5 miliar dolar Selandia Baruper tahun. Volume
penjualan tercatat sebesar 2,63 metrik ton dengan konsumen mencapai 140 negara.
Hasil yang luar biasa ini tidak didapatkan begitu saja oleh Fonterra Cooporative
Group. Fonterra selalu memperhatikan empat aspek dalam menjalankan usahanya.
Keempat aspek tersebut adalah memastikan Fonterra adalah koperasi susu dengan
biaya terendah di dunia, membangun kemitraan dengan kepercayaan pelangan,
mengamati pertumbuhan penjualan susu di pasar – pasar lokal, dan koperasi Fonterra
membuat produk pilihan pertama yang sangat digemari pelanggan dan konsumen di
negara manapun. Unit usaha Fonterra Coorporative Group terdiri adari berbagai unit
usaha. Fonterra memiliki empat segmen bisnis yang ditentukan oleh jenis produk dan
wilayah geogrfais, yakni komoditas dan bahan (meliputi New Zaeland Milk Supply
dan New Zaeland Manufacture), penjualan dan operasional perencanaan, Fonterra
Global Trade. Dan Global Supply Chain yang beroperasi di Asia, Amerika, Eropa
dan Afrika. Selain Fonterra, terdapat 5 koperasi di Selandia Baru yang masuk ke
dalam daftar 300 koperasi terbaik dunia, yaitu Foodstuffs Ltd. (South Island) yang
bergerak dibidang ritel, Foodstuffs ( Wellington) Coorporative Society Ltd. Yang
bergerak di bidang ritel, PPCS Ltd. Yang bergerak di bidang pertanian / perhutanan ,
Fodstuff (Auckland) Ltd. Yang bergerak di bidang ritel. Dan Alliance Group Ltd.

8
yang bergerak di bidang agrikultur / perhutanan. Sementara itu di Australia, tidak
kurang tercatat sebanyak empat koperasi masuk ke dalam 300 koperasi terbaik di
dunia, yaitu RZB: yang bergerak di bidang perbankan/kredit, Murray Goulburn
Cooperative Co. Ltd yang bergerak di bidang agrobisnis/kehutanan, Dairy Farmers
Group yang bergerak di bidang agrobisnis/kehutanan, dan HBF yang bergerak di
bidang perbankan/kredit.

4. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Amerika

Gerakan Koperasi dibelahan benua Amerika terutama berkembang di Amerika


Serikat, Kanada, dan Kolombia. Gerakan koperasi di secara fantastis menunjukkan
peranan yang cukup signifikan dalam membangun ekonomi di negara tersebut.
a. Amerika Serikat
Koperasi di Amerika Serikat dimotori oleh Edward A Filene (1860-1937). Ia
mempolopori berdirinya koperasi simpan pinjam di seluruh Amerika Serikat,
khusunya bagi petani dan buruh. Perjuangan Desjardin dan Filene bersama kaum
buruh di Amerika Serikat melahirkan beberapa undang-undang di beberapa negara
bagian, diantaranya adalah di Michigan pada tahun 1863, di Massachusetts pada
tahun 1866, dan Wisconsin pada tahun 1887.Selanjutnya pada tahun 1923,
Pemerintah Federal mengeluarkan undang-undang tentang pemberian kredit yang
dinilai mendukung kredit bagi petani yang bernaung di koperasi serta melahirkan 12
bank koperasi regional dan bank koperasi pada tingkat federal/nasional. Meskipun
Amerika Serikat terkenal sebagai negara utama penggagas kapitalis, tetapi kenyataan
menunjukkan bahwa lebih dari 30 koperasi di Amerika Serikat memiliki sisa hasil
usaha (SHU) hingga US$ 1 miliar. Pada 2003, 100 koperasi terbaik di Amerika
Serikat memiliki total SHU sampai US$ 117 miliar. Hampir 30% produk pertanian
Amerika Serikat dijual melalui koperasi pertanian yang berjumlah lebih dari 3.400
unit. Pada tahun 2012, Amerika Serikat mencatatkan 91 koperasinya dalam 300
koperasi terbaik dunia versi ICA. Beberapa koperasi tersebut adalah CHS Inc yang
bergerak dibidang pertanian, Nationwide Mutual Insurance Company yang bergerak
dibidang asuransi, Land O’Lakes yang bergerak dibidang agrobisnis, Dairy Farmers
Farmers of America yang bergerak dibidang agrobisnis, Wakefern Food Corp yang
bergerak dibidang ritel, Associated Wholesale Grocers yang bergerak dibidang ritel,
Growmark Inc yang bergerak dibidang agrobisnis, Federal Farm Credit Banks
Funding Corporation yang bergerak dibidang perbankan, dan Ag Processing Inc yang
bergerak dibidang agrobisnis. Dari 91 koperasi asal Amerika Serikat yang masuk
kedalam 300 koperasi terbaik dunia, 24 koperasi diantaranya bergerak dibidang
agrobisnis. Tidak heran jika selain dikenal sebagai negara industri, Amerika Serikat
juga dikenal sebagai negara agrobisnis karena banyaknya ekspor produk agrobisnis,
termasuk ke Indonesia.

b. Kanada
Penggerak awal koperasi di Kanada adalah Moses Michael Coady (1882-1959)
dengan mendirikan Coay International Institute (CII) yang ditujukan untuk
memberikan pendidikan koperasi bagi warga Kanada. Gerakan yang dilakukan
Coady memicu perkembangan koperasi di Kanada, diantaranya ditunjukkan dengan
berdirinya Canadian Cooperative Association (CCA) pada 1987 dengan tujuan
mempromosikan koperasi sebagai perusahaan yang demokratis dan berorientasi pada
rakyat. Aktivitas CCA sendiri adalah menyelenggarakan pendidikan, mengadakan

9
riset, mewakili sektor koperasi di lembga pemerintah dan sektor publik,
mempromosikan perkembangan koperasi Kanada ke luar negeri, dan sebagainya.
Salah satu prinsip koperasi universal yang dirumuskan pada tahun 1995 adalah kerja
sama antarkoperasi, CCA melaksanakan mitra lokal. CCA beranggapan bahwa dalam
menghadapi pasar bebas yang akan datang, penting bagi koperasi-koperasi untuk
bekerja sama membentuk persekutuan strategis agar dapat bertahan dalam persaingan
dan dapat lebih berkembang. Kanada mencatatkan delapan koperasi terbaiknya
didalam 300 koperasi terbaik dunia versi ICA, yakni Desjardins Group yang bergerak
di bidang pernbankan, Federated Cooperatives Limited yang bergerak di bidang ritel,
Cooperative Federee du Quebec yang bergeka di agrobisnis, The Co-operators yang
bergerak di bidang asuransi, Agropur yang bergerak di bidang agrobisnis/kehutanan,
United Farmers of Alberta yang bergerak di bidang agrobisnis, La Capitale yang
bergerak di bidanng asuransi, dan Calgary Cooperative yang bergerak di bidang ritel.

5. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Afrika

Meskipun pada tahun 2012 tidak ada koperasi terbaik Afrika yang masuk ke
dalam 300 koperasi terbaik dunia, tetapi dalam General Assembly yang
diselenggarakan ICA pada tahun 2007 menyatakan bahwa gerakan koperasi di
Afrika, terutama di Kenya dan Republik Afrika Selatan, berkembang dengan cukup
baik. Beberapa catatan penting terhadap perkembangan koperasi di Afrika adalah
sebagai berikut.
a. Kenya
Di Kenya, bisnis koperasi memberikan konstribusi 45% terhadap PDB dan 31%
tabungan nasional. Koperasi juga mendominasi pangsa pasar kopi sebesar 70%, susu
76%, kayu 90%, dan kapas 95%.

b. Republik Afrika Selatan


Afrika Selatan memiliki lahan pertanian yang luas dan menjadi negara eksportir
hasil-hasil pertanian. Ada lebih dari 1000 koperasi pertanian dan bisns pertanian di
seluruh Afrika. Walaupun sektor pertanian relatif berkembang dengan baik,
orangorang di area pedesaan tetap bertahan dengan pertanian subsisten. Afrika
Selatan adalah produsen anggur terbesar kedelapan di dunia dan merupakan produsen
terbesar kesebelas untuk benih bunga matahri. Afrika Selatan adalah jaringan
pengekspor hasilhasil pertanian dan bahan makanan, barang-barang yang diekspor
adalah gula, buah anggur, buah jeruk, nectarines, dan buah-buahan musiman. Hasil
dari pertanian lokal yang terbesar adalah gandum (jagung) dan diperkirakan
menghasilkan 9 juuta ton tiap tahunnya, dengan jumlah 7,4 ton dikonsumsi sendiri.
Perternakan juga sangat terjennal di Afrika Selatan dengan produksi negara sebesar
85% dari total konsumsi daging. Industri susu terdiri dari sekitar 4.300 produsen susu
yang dapat menyerap 60.000 pekerja pertanian dan mendukung mata pencaharian
untuk 40.000 orang yang lainya.

6. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Asia

Koperasi berkembangan ini terus menyebar di seluruh dunia. tentunya di asia


juga telah lahir lembaga keuangan koperasi. Berikut beberapa perkembangankoperasi
di negara Asia.

10
a. Jepang
Pertama kali berdiri di Negara ini pada tahun 1900 (33 tahun sesudah
pembaharuan oleh Kaisar Meiji), atau bersamaan waktunya dengan pelaksanaan
Undang-undang Koperasi Industri Kerajinan. Cikal bakal kelahiran Koperasi di
Jepang mulai muncul ketika perekonomian uang mulai dikenal oleh masyarakat
pedalaman. Gerakan Koperasi pertanian mengalami kemajuan yang sangat pesatsejak
tahun 1930-an, khususnya ketika penduduk Jepanng menghadapi krisis ekonomi
yang melanda dunia dalam periode 1933. Di Jepang ada dua bentuk Koperasi
pertanian. Yang pertama disebut Koperasi Pertanian Umum. Koperasi ini bekerja atas
dasar serba usaha, misalnya menyelenggarakan usaha pemasaran hasil pertanian,
menyediakan kredit untuk usaha perasuransian, pemberian bimbingan dan
penyuluhan pertanian bagi usaha tani. Bentuk Koperasi yang lain disebut Koperasi
Khusus. Koperasi ini hanya menyelenggarakan satu jenis usaha seperti Koperasi
buah, Koperasi daging ternak, Koperasi bunga-bungaan dan sebagainya. Pada
umumnya Koperasi-koperasi pertanian di Jepang menyelenggarakan bentuk usaha
Koperasi yang pertama. Perlu ditambahkan, Koperasi-koperasi yang
menyelenggarakan kegiatan serba usaha juga tergabung dalam sebuah Koperasi
Induk yang bernama Gabungan Perkumpulan Koperasi Pertanian Nasional (Zenkoku
Nogyo Kyodokumiai Chuokai). Titik berat kegiatan Koperasi Gabungan atau ZEN-
Noh ini adalah penyaluran sarana produksi dan pemasaran hasil pertanian. Selain itu
di Jepang juga terdapat IndukKoperasi Asuransi Bersama, Induk Koperasi Perbankan
untuk pertanian-kehutanan dan pusat asosiasi penerbitan. Koperasi pertama kali
berdiri di Negara ini pada tahun 1900 (33 tahun sesudah pembaharuan oleh Kaisar
Meiji), atau bersamaan waktunya dengan pelaksanaan undang-undang koperasi
industry kerajinan. Cikal bakal kelahiran koperasi di Jepang mulai muncul ketika
perekonomian uang mulai dikenal oleh masyarakat pedalaman. Gerakan koperasi
pertanian mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1930-an, khususnya
ketika penduduk Jepang menghadapi krisis ekonomi yang melanda dunia dalam
periode 1933. Di Jepang ada dua bentuk koperasi pertanian. Yang pertama disebut
koperasi pertanian umum. Koperasi ini bekerja atas dasar serba usaha, misalnya
menyelenggarakan usaha pemasaran Hasil pertanian, menyediakan kredit untuk
usaha perasuransian, pemberian bimbingan dan penyuluhan pertanian bagi usaha tani.
Bentuk koperasi yang lain disebut koperasi khusus. Koperasi ini hanya
menyelenggarakan satu jenis usaha seperti koperasi buah, koperasi daging ternak,
koperasi bunga-bungaan dan sebagainya. Pada umumnya koperasi-koperasi pertanian
di Jepang menyelenggarakan bentuk usaha koperasi yang pertama. Anggota koperasi
di Jepang 90% adalah wanita yang sebagian besar ibu rumah tangga, dan pada
umumnya mereka langsung mengirim barang langsung keanggotaan melalui pasar.
Jadi produsen dan konsumen bias berkomunikasi langsung.

b. Korea
Perkembangan Koperasi di Korea, khususnya Koperasi pedesaan, dimulai pada
awal abad ke-20. Di Korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan
kredit petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian. Pada tahun 1961
dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Koperasi pertanian yang baru, Bank
Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian digabungkan menjadi satu dengan nama
Gabungan Koperasi Pertanian Nasional (National Agricultural Cooperative
Federation), disingkat NACF. Gabungan ini bekerja atas dasar prinsipprinsip
Koperasi yang modern dan melakukan kerjanya atas dasar serba usaha (Multi

11
purpose). NACF bertugas mengembangkan sector pertanian, meningkatkan peran
ekonomi dan social petani, serta menyelenggarakan usaha-usaha peningkatan budaya
rakyat. Perkembangan Koperasi di Korea, khususnya Koperasi pedesaan, dimulai
pada awal abad ke-20. Di Korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani
kebutuhan kredit petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian.

c. Thailand
Sejarah perkembangan koperasi di Thailand
1) Pembentukan departemen pada tahun 1915, mengawali kelahiran koperasi
pertama di Thailandb. Departemen promosi koperasi di Thailand memiliki visi
untuk memprmosikan dan mengembangkan kelompok promosi & kelompok
petani menuju ketahanan & kemandirian.
2) Departemen koperasi memberikan bimbingan dari sisi administrasi,
kelembagaan, dan efisiensi dari kelompok petani tersebut.

d. India
1) India medirikan koperasi kredit ala Raffesian pada tahun 1907 dan menyusun
UU yang kemudian diperbaharui pada tahun 1912.
2) UU koperasi India di adopsi oleh Negara Amerika, Afrika & Asia termasuk
Indonesia.
3) Pada awal pertumbuhan koperasi di india yang menjadi andalan adalah koperasi
perkreditan peternakan sapi perah, pabrik gula dan bank koperasi.

e. Timur Leste
Sejarah perkembangan koperasi di Timur Leste
1) Pertumuhan koperasi di Timur Leste mengadopsi model koperasi wanita Setia
Budi Wanita (SBW) Jawa Timur, terutama dalam hal manajemen tanggung
renteng.
2) Koperasi di Timur Leste merupakan salah satu pilar ekonomi Negara selain
sector pulik dan swasta.
3) Jumlah koperasi di Timur Leste sebanyak 84 unit. Kegiatannya berimbang antara
koperasi simpan pinjam dan koperasi serba usaha. Sampai pada tahun 2017,
pemerintah menargetkan koperasi tumbuh menjadi 300 koperasi.

f. Filipina
Sejarah perkembangan koperasi di Filipina
1) Lahirnya koperasi di Filipina dipicu oleh lahirnya kebijakan reforma Agraria
2) Koperasi yang berhasil di Filipina adalah Federasi Koperasi Mindanao
(FEDCO), yang memiliki sekitar 20 anggota koperasi dan 3600 petani
perorangan. Koperasi ini mengelola hampir 5000 hektar lahan dengan komoditi
pisang.
3) MIDECO adalah salah satu koperasi yang pendiriannya didukung oleh LSM
pada tahun 1986.

g. Malaysia
Sejarah perkembangan koperasi di Malaysia
1) Gerakan koperasi di Malaysia diperkenalkan pada tahun 1909 oleh pemerintah
colonial. Penciptaan RIDA (Otorita Pengembangan Pedesaan dan Industri)
padatahun 1990 membantu menfalisitasi melalui pengembangan pedesaan yang
terintegrasi

12
2) Gerakan koperasi yang terkenal di Malaysia adalah gerakan koperasi
pengembangan perumahan.

B. Gagasan dan Sejarah Koperasi di Indonesia

1. Masa Penjajahan

Di masa penjajahan Belanda, gerakan koperasi pertama di Indonesia lahir dari


inisatif tokoh R. A. Wiriaatmadja pada tahun 1986. Wiriaatmadja, patih Purwokerto
(Banyumas) ini berjasa menolong para pegawai, pedagang kecil dan petani dari
hisapan lintah darat melalui koperasi. Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908
mencoba memajukan koperasi rumah tangga (koperasi konsumsi). Serikat Islam pada
tahun 1913 membantu memajukan koperasi dengan bantuan modal dan mendirikan
Toko Koperasi. Pada tahun 1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh Indonesische
Studie Club yang kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) di Surabaya.
Partai Nasional Indonesia (PNI) di dalam kongresnya di Jakarta berusah
menggelorakan semangat koperasi sehingga kongres ini sering juga disebut “kongres
koperasi”. Pergerakan koperasi selama penjajahan Belanda tidak dapat berjalan
lancar. Untuk membatasi laju perkembangan koperasi, pemerintah Belanda
mengeluarkan peraturan koperasi Besluit 7 April No. 431 tahun 1915.

2. Awal Kemerdekaan

Koperasi berfungsi untuk mendistribusikan keperluan masyarakat sehari-hari di


bawah Jawatan Koperasi, Kementerian Kemakmuran. Pada tahun 1946, berdasarkan
hasil pendaftaran secara sukarela yang dilakukan Jawatan Koperasi terdapat sebanyak
2.500 buah koperasi. Koperasi pada saat itu dapat berkembang secara pesat. Namun
karena sistem pemerintahan yang berubah-ubah maka terjadi titik kehancuran
koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI. Partaipartai
memenfaatkan koperasi untuk kepentingan partainya, bahkan ada yang menjadikan
koperasi sebagai alat pemerasan rakyat untuk memperkaya diri sendiri, yang dapat
merugikan koperasi sehingga masyarakat kehilangan kepercayaannya dan takut
menjadi anggota koperasi.

C. Gerakan-Gerakan Koperasi Internasional

1. Internasional Cooperative Alliance (I.C.A)

Pada Konggres Koperasi sedunia tahun 1895 di London dibentuklah suatu puncak
organisasi Koperasi yang bersifat internasional untuk seluruh dunia, yang diberi
nama Internasional Cooperative Alliance, disingkat I.C.A para pendiri dari badan
dunia ini ialah : Inggris, Australia, Belgia, Perancis, Jerman,, Negeri Belanda, Italia,
Negeri Swiss dan Rumania, masing- masing diwakili oleh kesatuan organisasi
Koperasi tingkat nasional. Dengan demikian I.C.A ini merupakan satu-satunya top
(puncak) organisasi gerakan Koperasi seluruh dunia yang secara khusus
mengabdikan diri kepada pengembangan Koperasi di seluruh bagian dari dunia ini.
Melalui badan ini setiap anggotanya yang terdiri dari puncak organisasi Koperasi dari

13
berbagai negeri, tanpa perbedaan warna atau kebangsaan, bergabung dan bersatu
dalam memperjuangkan tercapainya cita-cita Koperasi.
a. Tujuan Menyeluruh Dari I.C.A
Dalam pasal 1 Anggaran Dasar I.C.A disebutkan tujuan menyeluruh dari I.C.A
sebagai berikut:
I.C.A melanjutkan kerja dari para pelopor Rochdale (“Rochdale Pionerers”) dan
sesuai dengan prinsip-prinsipnya, berdaya upaya dengan kebebasan yang penuh dan
dengan metoda- metodanya sendiri untuk menggantikan sistim mencari keuntungan
semata-mata dengan sutu sistm Koperasi yang diorganisasi untuk kepentingan
seluruh masyarakat dan berdasarkan saling bantu membantu.Tujuan yang demikian
murninya hanya dapat dicapai malalui kagiatan- kegiatan yang memperluas dan
memperkokoh ikatan yang mempersatu sistim Koperasi diseluruh dunia.

b. Keanggotaan I.C.A
I.C.A menerima sebagai anggota semua perkumpulan Koperasi dari semua jenis
beserta pusat hingga induknya asal saja badan-badan ini “murni” dalam arti kata
memenuhi ketentuan- ketentuan mengenai sendi-sendi dasar Koperasi. Pada
permulaannya memeng keanggotaan terdiri dari kebanyakan jenis koperasi konsumsi,
itupun yang berkadudukan di Eropa saja. Akan tetapi lama-kelamaan khususnya
setelah Perang Dunia Ke II, Koperasi-Koperasi jenis lai juga turut menjadi anggota
sehingga dewasa ini meliputi 63 negara, dengan anggota-anggota perorangan
sebanyak 321 juta orang. Walaupun keanggotaan I.C.A terbuka bagi semua jenis dan
tingkat Koperasi di seluruh dunia, pada umumny6a yang menjadi anggotanya adalah
Koperasi-Koperasi Tingkat Nasional (induk-induk) dan atau Dewan Koperasinya,
seperti misalnya DEKOPIN bagi Indonesia.

c. Badan-badan Administrative I.C.A


Yang bertanggung jawab atas pelaksanaan keputusan-keputusan Kongres I.C.A
ialah Dewan paripurna (Central Committee) yang juga mempunyai wewenang untuk
mengambil keputusan mengenai hal-hal penting lainnya atas tanggung jawabnya
sendiri. Setiap puncak organisasi nasional Koperasi yang telah menjadi anggota I.C.A
berhak duduk dalam Dewan Paripurna ini. Segera setelah setiap Kongres berakhir,
Dewan peripurna bersidang untuk memilih presiden , 2 orang wakil presiden serta
anggota-anggotanya Dewan Harian (Executive Committee), kesemuanya mempunyai
masa jabatan sampai kongres yang akan datang. Dewan paripurna mengangkat
(menetapkan) para tenaga inti dari I.C.A serta menetapkan pula tanggal diadakan
kongres mendatang menetapkan Tertib Acaranya dan menyampaikan laporan
mengenai semua hal yang dipertanggung jawabkan kepadanya, kepada Kongres.
Dewan Harian (Executi Committee) mengadakan pengawasan umum atas segala hal-
hal yang mengenai I.C.A diantara siding-sidang Dewan Paripurna. Selain
mengadakan penelitian mengenai pekerjaan secretariat, Dewan Harian juga
menyelidiki anggaran biaya dan pendapatan yang dipersiapkan oleh secretariat.
Dewan Harian mempunyai wewenang menerima anggota baru maupun menolak
permintaan menjadi anggota I.C.A, akan tetapi hak naik banding Kepada Dewan
Paripurna oleh yang bersangkutan tetap di jamin menurut Anggaran dasar I.C.A.
Jabatan Sekretaris Jendral I.C.A yang sampai tahun 1948 masih dipertahankan, sejak
tahun 1948 sampai tahun 1963 Sekretariat dikepalai oleh seorang Direktur dan
Sekretaris Jendral bersama-sama. Mulai tahun 1963 pekerjaan ini dilakukan oleh
seorang Direktur saja dan jabatan sekretaris jendral ditiadakan. Disamping Dewan
Paripurna dan Dewan Harian serta Sekretaris diatas juga dibentuk Panitia- Panitia

14
tetap sebagai pembantu Dewan guna mempersoalkan berbagai masalah penting
mengenai kegiatan Koperasi sehingga nanti dapat dibicarakan pada kongres yang
akan datang untuk diambil keputusan tentang kebijaksanaan yang akan menjadi
pedoman I.C.A. Panitia-panitia pembantu (Auxiliary Committee) ini masing-masing
mencakup masalah: perdagangan internasional, perbankan, peransuransian, produksi
dan kerajinan di kalangan pekerja/karyawan, Koperasi pertanian, pemuda dan wanita,
perumahan dan distribusi eceran.

2. Asean Cooperative Organization (ACO)

Atas prakasa Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) pda tahun 1977 (5 – 7


Desember) telah diselenggarakan Konperensi Pertama Koperasi Negara-Negara
ASEAN di Jakarta, Konperensi tersebut telah berhasil mengambil dua keputusan
penting, ialah :
a. membuat pernyataan bersama wakil-wakil Gerakan Koperasi NegaraNegara
ASEAN (Join declaration of Representatives of ASEAN Cooperative
Movements) yang pada dasarnya sepakat untuk bersama-sama
menumbuhkan dan mengembangkan saling pengertian dan kerja sama yang
efektif antara gerakan Koperasi Negara-Negara ASEAN dan menbentuk
landasan yang kuat bagi kegiatan-kegiatan bersama dan daya- upaya
regional untuk mengembangkan perkoperasian.
b. membentuk Organisasi Koperasi ASEAN ( ASEAN Cooperative
Organization) disingkat ACO sebagai wadah untuk mengembangkan kerja
sama antara gerakan Koperasi di Negara-Negara ASEAN, melalui
kegiatankegiatan bersama dan perusahaan- perusahaan patungan meletakkan
dasar-dasar hubungan kerja dan kerjasama regional dan internasional serta
membantu tercapainya tujuan ASEAN seperti tercantum dalam Bangkok
Declaration 8 Agustus 1967. Konstitusi ACO telah ditandatangani oleh
Wakil gerakan KOperasi Indonesia, Malaysia, Pilipina, Singapura dan
Thailand tanggal 6 Desember 1977 di Jakarta.Keanggotaan ACO terdiri dari
Koperasi-Koperasi tingkat Nasional dan Dewan Koperasi di masing-masing
Negara ASEAN. Pimpinan ACO berada ditangan sebuah Dewan Pimpinan
(ACO – COUNCIL) yang terdiri dari 3 unsur, yaitu :
c. Presidium sebanyak 2 orang wakil gerakan Koperasi dari tiap Negara
ASEAN, sejumlah 10 orang.
d. Dewan Pejabat sebanyak 1 orang yang mewakili Departemen yang
membawahi perkoperasian di masing-m,asing Negara ASEAN, sejumlah 5
Seorang Sekretaris.
e. Presidium dan Dewan Pejabat dipilih tiap tahun dan Sekretaris Jendral untuk
waktu 2 tahun. Berturut-turut selama 2 tahun pertama (1977/78 dan 1979)
telah terpilih wakil DEKOPIN sebagai Ketua ACO-Counsil dan Sekretaris
Jendral DEKOPIN sebagai Sekretari Jendral ACO. Dari akhir tahun 1977
hingga tahun 1979 telah tiga kali diadakan siding ACO-Counsil, masing-
masing di Jakarta, Kuala Lumpur dan Manila dan dua kali diadakan di ACO
Conference, masingmasing di Jakarta (1977) dan di Manila (1979). Perlu
diketahui, bahwa siding ACO-Counsil hanya dihadiri oleh presidium,
Dewan Pejabat dan Sekretaris Jendral, sedang ACO-Conference mencakup
ACo-Council beserta wakil-wakil dari Koperasi-Koperasi tingkat Nasional
di Negara- negara ASEAN.

15
3. Europian Coorperative Society

ECS atau masyarakat koperasi Eropa didirikan pada tahun 2006. Menurut
Komisi Uni Eropa, ada sekitar 300.000 koperasi di Eropa dengan jumlah pekerja
sebanyak 2.3 juta orang yang memberikan pelayanan bagi 83.500.000 anggota. ECS
dapat didirikan dan beroperasi di berbagai seluruh wilayah Eropa. ECS diatur oleh
seperangkat aturan dan prinsip-prinsip yang dilengkapi oleh undang-undang tentang
koperasi di setiap negara anggota.

4. International Labor Organization (ILO)

ILO didirikan pada tanggal 11 april 1919 dan bermarkas di 154 Rue de
Lausanne. ILO adalah salah satu badan dibawah naungan PBB yang bertujuan
memberikan pedoman dalam menciptakan undang-undang perburuhan berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban buruh. Usaha yang telah dilakukan ILO, antara lain;
mengadakan perjanjian tentang upah, jumlah jam kerja, dan umur minimal-maksimal
bagi pekerja (buruh); memberikan jaminan kesejahteraan untuk hari tua, serta
ketentuan tentang cuti atau libur pegawai negeri; dan mengusulkan agar Negara-
negara anggota menentukan undangundang perburuhan.

5. Dewan Koperasi Indonesi (Dekopin)

Berdiri pada tahun 1968. Dekopin dinyatakan sebagai satu-satunya wadah


tunggal gerakan koperasi Indonesia saat itu Dekopin telah beberapa kali mengalami
perubahan. Yang terakhir adalah yang disepakati berdasarkan hasil MUNAS Ke XI
yang berlangsung di Jakarta pada tahun 1983 Dekopin mempunyai kedudukan
sebagai organisasi gerakan koperasi yang melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
1) Memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi koperasi.
2) Meningkatkan kesadaran berkoperasi dikalangan masyarakat.
3) Melakukan pendidikan perkoperasian bagi anggota dan masyarakat.
4) Mengembangkan kerja sama antar koperasi dan antara koperasi dengan
badan usaha lain, baik pada tingkat nasional maupun internasional.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Koperasi yaitu suatu perkumpulan yang memiliki kemampuan dalam bidang
ekonomi yang berjuang untuk memperjuangkan kesejahteraan anggotanya pada
khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Masing-masing anggota
koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya koperasi.
Koperasi sebagai bentuk usaha merupakan organisasi ekonomi rakyat yang bersifat
sosial. Koperasi berfungsi sebagai alat ekonomi yang dapat mensejahterakan rakyat.
Koperasi pun memiliki peranan yang besar dalam pembangunan nasional. Sebagai
usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan, koperasi haruslah dikelola dengan
prinsip-prinsip manajemen secara tepat.

B. SARAN

Ada pembahasan ini menjelaskan pengertian koperasi dari berbagai pandangan para
ahli dan dari undang-undang koperasi itu sendiri, termasuk juga prinsip-prinsip dan
asas koperasi. Dengan demikian diharapkan mahasiswa khususnya dan masyarakat
pada umumnya menjadi paham tentang bagaimana melakukan kegiatan usaha dengan
berkoperasi, dan dapat membandingkan dengan kegiatan usaha yang bukan koperasi.
Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga apa yang disajikan memberikan ilmu
dan informasi. Selanjutnya kesempurnaan makalah ini penulis mohon saran dan kritik
guna memperbaiki kesalahan dikemudian hari.

17
DAFTAR PUSTAKA

DRS.Subandi,M.M.2011.Ekonomi Koperasi.Bandung: Alfabeta, CV.Indrawan.

M. Azrul Tanjung. 2017.Koperasi dan UMKM. Jakarta: Erlangga.

18

Anda mungkin juga menyukai