Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH KOPERASI DI INDONESIA

Dosen pengampu : Dra. Hj. Nuraeni Gani, M.M.

Di susun Oleh :
Asrari
90500120124
akuntugasasra124@gmail.com

PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN ALAUDDIN


MAKASSAR TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan karunia-Nyalah hingga makalah ilmiah yang berjudul “Sejarah

Koperasi di Indonesia” ini dapat saya selesaikan dalam waktu yang telah

ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan mampu

menyelesaikan tepat pada waktunya. Makalah ilmiah ini saya buat untuk

memenuhi tugas dari mata kuliah Kewirausahaan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Nuraeni Gani, MM. selaku

dosen Kewirausahaan program studi Perbankan Syariah. Yang telah memberikan

arahan dalam menyusun makalah ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat

memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Saya menyadari bahwa

makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari para pembaca. Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Gowa, 13 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
A. Sejarah Koperasi di Indonesia ...................................................................................... 3
B. Perkembangan Koperasi Masa Orde Lama dan Orde Baru .................................. 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 8


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... ..9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju dan

negara berkembang memang sangat diametral. Di negara maju koperasi

lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu

tumbuh dan berkembangnya koperasi berada dalam suasana persaingan

pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan

kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam

perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi

tumbuh kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka

melindungi dirinya.

Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam

kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam

menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara

dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan

masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah

kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan,

berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan

dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah

bagi pengembangan koperasi serta dukungan yang diperlukan.

1
B. Rumusan Masalah

A. Bagaimana sejarah koperasi di Indonesia?

B. Bagaimana perkembangan koperasi masa orde lama dan orde baru?

C. Tujuan

A. Untuk mengetahui sejarah koperasi di Indonesia.

B. Untuk mengetahui perkembangan koperasi masa orde lama dan orde baru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Koperasi di Indonesia

Gerakan koperasi sedunia awalnya diprakarsai oleh Robert Owen

(1771 1858), yang pertama kali menerapkannya pada bisnis pemintalan

kapas pada tahun di New Lanark, Skotlandia. Gerakan koperasi ini

kemudian dikembangkan oleh William King (1786 – 1865) dengan

mendirikan koperasi. toko-toko di Brighton, Inggris. Pada tanggal 1 Mei

1828, King menerbitkan publikasi bulanan berjudul The Cooperator, yang

berisi ide dan saran praktis dalam menjalankan toko dengan menggunakan

prinsip-prinsip koperasi. Koperasi kemudian berkembang di negara lain.

Di Jerman, juga mendirikan koperasi dengan prinsip yang sama dengan

koperasi Inggris. Koperasi di Inggris didirikan oleh Charles Foirer,

Raffeinsen dan Schulze Delitch. Di Prancis, Louis Blanc mendirikan

koperasi produksi yang mengutamakan kualitas produk, di Denmark,

Pastor Christiansone mendirikan koperasi pertanian. Gerakan koperasi di

Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh R. Aria Wiriatmadja di

Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Ia mendirikan koperasi kredit

dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang kepada rentenir

(Hulp dan Spaarbank). Koperasi ini kemudian melayani sektor pertanian

(HulpSpaar en Lanbouwcrediet Bank) meniru koperasi pertanian yang

dikembangkan di Jerman. Koperasi kemudian berkembang pesat dan

akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan Sarikat Dagang Indonesia

3
(SDI).Belanda, karena khawatir koperasi akan menjadi pusat perlawanan,

maka dibuatlah undang-undang no. 431 tahun 1915. Isinya antara lain:

1. Untuk mendirikan koperasi pengurus harus membayar minimal 50

gulden.

2. Sistem perusahaan koperasi yang dibuat harus menyerupai sistem

koperasi yang didirikan di Eropa.

3. Pendirian koperasi harus mendapat persetujuan Gubernur Jenderal

Hindia Belanda.

4. Usulan pendirian koperasi harus menggunakan bahasa Belanda.

Tokoh Indonesia mengajukan protes pada tahun 1927 atas prakarsa Dr

HJ Boeke, Belanda akhirnya memberlakukan undang-undang No. 91

Tahun 1927 yang isinya lebih ringan dari undang-undang no. 431. pada

tahun 1915. Peraturan pendirian koperasi menjadi lebih mudah sehingga

orang mendorong berdirinya koperasi The Study Club 1928, sebuah

organisasi dari intelektual yang berperan dalam mendorong berdirinya

koperasi di Indonesia. UU No. 91 Tahun 1927 antara lain berisi :

a. Untuk mendirikan koperasi pengurus hanya dikenakan royalti

sebesar 3 gulden untuk biaya meterai.

b. Usulan pembentukan koperasi dapat menggunakan bahasa daerah.

c. Hukum niaga berlaku untuk setiap daerah.

d. Perizinan dapat dibuat di wilayah.

4
Adanya undang-undang no. 91 tahun 1927 memberi kehidupan

baru bagi perkembangan koperasi. Namun, kondisi ini tidak berlangsung

lama karena pada tahun 1927-1933 Belanda kembali memberlakukan

undang-undang yang berisi yang hampir sama dengan undang-undang no.

431 sehingga mengganggu upaya kerjasama untuk untuk kedua kalinya.

Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942. Kehadiran Jepang

sangat mempengaruhi perubahan struktural bagi perkembangan koperasi di

Indonesia. Peraturan Pemerintah Militer Jepang No. 23 Bagian 2

menyatakan bahwa pendirian asosiasi (termasuk koperasi) dan proses

harus disetujui oleh pemerintah setempat. Oleh karena itu, semua koperasi

yang telah terbentuk harus mendapatkan persetujuan ulang dari Suchokan.

Pemerintah Jepang juga telah meminta agar koperasi menjadi

kumikai. Koperasi ini awalnya berjalan dengan baik. Namun, fungsi telah

berubah drastis dan menjadi alat bagi Jepang untuk menghasilkan

keuntungan dan membawa kesengsaraan bagi rakyatnya. Kumpulkan

kebutuhan untuk menguntungkan Jepang melawan Sekutu. Situasi ini

mengecewakan masyarakat karena koperasi tidak mampu lagi.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 12 Juli 1947,

gerakan koperasi di Indonesia mengadakan kongres koperasi pertama di

Tasikmalaya . Dalam kongres tersebut diputuskan untuk membentuk

Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia Pusat atau SOKRI. SOKRI

merekomendasikan untuk menyelenggarakan pelatihan koperasi antara

5
manajemen, karyawan dan masyarakat. SOKRI juga memutuskan untuk

merayakan 12 Juli, Hari Koperasi Indonesia.

B. Perkembangan Koperasi Masa Orde Lama dan Orde Baru

Koperasi merupakan lembaga ekonomi kerakyatan yang sudah

lama dikenal di Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta salah satu dari

penerbit Republik Indonesia yang dikenal sebagai bapak koperasi

mengatakan bahwa koperasi adalah badan usaha bersama yang bergerak di

bidang ekonomi, terdiri dari mereka yang umumnya lemah secara ekonomi

yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan

kewajiban berusaha memenuhi kebutuhan para anggotanya.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mulai merumuskan

kebijakan ekonomi yang sesuai sebagaimana tercantum dalam Pasal 33

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang sejalan dengan

perekonomian Indonesia. dengan Pasal, pemerintah kemudian menata

kembali Kantor Koperasi dan urusan dalam negeri menjadi dinas mandiri.

Urusan pembinaan koperasi kemudian diserahkan sepenuhnya kepada

Dinas Koperasi. Koperasi kemudian berkembang cukup pesat dari tahun

hingga 1959. Namun, sejak berdirinya sistem demokrasi liberal, koperasi

kembali terpengaruh karena dianggap tidak sesuai dengan liberalisme.

Dalam perkembangan selanjutnya, koperasi kembali digunakan sebagai

alat untuk kepentingan politik. Koperasi akhirnya mengalami

6
perkembangan yg pesat lantaran adanya hegemoni presiden. Tetapi adanya

kekacauan politik yg terjadi sekitar tahun 1960-an mengakibatkan koperasi

balik dipakai buat kepentingan gerombolan politik sebagai akibatnya

mengalami stagnasi.

Pada tahun 1960, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

No.140 mengenai Penyaluran Bahan Pokok & menugaskan koperasi

menjadi pelaksananya. Kemudian dalam tahun 1961 diselenggarakan

Musyawarah nasional Koperasi I (Munaskop I) pada Surabaya buat

melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin.

Sejak waktu itu langkah-langkah mempolitikkan koperasi mulai tampak.

Pada Tahun 1965, pemerintah mengeluarkan Undang-undang

No.14 tahun 1965 dimana prinsip NASAKOM diterapkan dalam koperasi.

Pada tahun tadi pula dilaksanakan Munaskop II yg bertempat pada Jakarta.

Munaskop II ini ditengarai menjadi pengambilalihan koperasi sang

kekuatankekuatan politik menjadi pelaksana undang-undang baru. Pada

tahun 1965 pula terdapat insiden yg memberi dampak terhadap

perkembangan koperasi pada Indonesia yaitu Gerakan Tiga Puluh

September (G 30 S/PKI ) yang dilakukan sang Partai Komunis Indonesia.

Pada tahun 1967, pemerintah mengeluarkan Undang-undang No.12 Tahun

1967 mengenai Pokok-utama Perkoperasian yang mulai berlaku tanggal 18

Desember 1967. Dengan berlakunya undang-undang ini maka seluruh

koperasi harus beradaptasi dan dilakukan penertiban koperasi.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerakan koperasi di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh R.

Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Ia

mendirikan credit union dengan tujuan membantu orangnya yang terlilit

hutang kepada rentenir. Koperasi ini kemudian melayani sektor pertanian

(HulpSpaar en Lanbouwcrediet Bank) dengan meniru koperasi pertanian

yang dikembangkan di Jerman. Koperasi tersebut kemudian berkembang

pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan Sarikat Dagang

Indonesia (SDI). Karena khawatir koperasi akan menjadi pusat

perlawanan, kemudian Belanda membuat undang-undang no. 431 Tahun

1915. Isinya membatasi gerak koperasi. Akibatnya perkembangan koperasi

mengalami kemunduran. Ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun

1942, gerakan koperasi mengalami pasang surut. Pasal 2 Peraturan No. 23

Pemerintah Militer Jepang menetapkan bahwa pendirian perserikatan

(termasuk koperasi) dan pembuktiannya harus mendapat persetujuan dari

pemerintah daerah. Koperasi ini pada mulanya berjalan dengan lancar,

tetapi fungsinya berubah drastis dan menjadi alat bagi Jepang untuk

mencari keuntungan dan membuat orang tidak senang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Edy Suandi. 2006. Perekonomian Indonesia. Pusat Penerbitan Universitas


Terbuka

Hudiyanto. 2002. Koperasi: Ideologi dan Pengelolaannya. Proyek Peningkatan Penelitian


Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional

Ropke, Jochen. 2003. The Economic Theory of Cooperative. Terjemahan. Penerbit


Salemba Empat

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi, Teori dan Praktik. Jakarta Penerbit
Erlangga.

Sukamdiyo, Ign. 1997. Manajemen Koperasi Pasca UU No. 25 tahun 1992. Penerbit
Erlangga

Supardjiman. 1964. Ideologi Koperasi, Membentuk Masyarakat Adil dan Makmur.


Jakarta. CV. Ganaco

www. wikipedia.org

www.depkop.go.id

Anda mungkin juga menyukai