Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN DAN PERJUANGAN

KOPERASI SEJAK JAMAN DULU SAMPAI SEKARANG

DOSEN PENGAMPUH:
SULAIMAN LUBIS S.E,Mm

OLEH:

NURUL RAMADAN

7203210016

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul SEJARAH
PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN DAN PERJUANGAN KOPERASI SEJAK JAMAN PENJAJAHAN
SAMPAI SEKARANG tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
SULAIMAN LUBIS SE. Mm. pada mata kuliah Ekonomi Koperasi UMKM. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sejarah koperasi bagi para pembaca dan
juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak SULAIMAN LUBIS SE. Mm
selaku Dosen Ekonomi Koperasi dan UMKM yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pematang Siantar,Oktober 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.LATAR BELAKANG.................................................................................................................................4
2.RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................................4
3.TUJUAN.................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
ISI.................................................................................................................................................................5
1.PERJUANGAN PEMBENTUKAN KOPERASI PADA ZAMAN PENJAJAHAN................................................5
2.PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOPERASI PADA KURUN WAKTU MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN........................................................................................................................................6
1.Koperasi Desa...................................................................................................................................6
2.Koperasi adalah Alat Bantu Pembangunan Ekonomi........................................................................7
3.Peraturan Koperasi Tahun 1949, nomor 179....................................................................................7
3.PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOPERSI PADA KURUN WAKTU (1950-1965).........................8
4.PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU DAN REFORMASI................10
1.PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA ORDE BARU...................................................................10
2.Perkembangan Koperasi dalam Masa Reformasi............................................................................12
BAB III........................................................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................................................13
KESIMPULAN.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-orang demi
kepentingan bersama.Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.

Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang dengan sangat pesat karena para anggota-
anggotanya yang terdiri dari masyarakat umum telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi
tersebut,yang dapat membantu perekonomian dan mengembangkan kreatifitas masing-masing anggota

Sebelum lebih banyak kita mengetahui tentang koperasi di Ibdonesia,alangka lebih baiknya kita
mengetahui tentang sejarah pertumbuhan perkembangan dan perjuangan koperasi di Indonesia,hal ini
sangat penting karena mengetahui sejarah pertumbuhan, perkembagan dan perjuangan koperasi di
Indonesia agar kita mengetahui sejarah koperasi dan kita mampu menghargai sejarah itu dan sebagai
pembelajaran kita untuk memanjukan koperasi di Indonesia dalam makalah yang telah saya kerjakan
akan membahan lebih lanjut tentang sejarah pertumbuhan,perkembangan dan perjuangan koperasi di
Indonesia.

2.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perjuangan pembentukan koperasi pada jaman penjajahan?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan koperasi pada kurun waktu mempertahankan
kemerdekaan (1945-1949)
3. Bagaimana pertumbuhan perkembangan koperasi pada kurun waktu (1950-1965)
4. Bagaimana perkembangan koperasi pada masa pemerintahan orde baru dan reformasi

3.TUJUAN
Agar mahasiswa dapat memahami secara umum tentang cita-cita pembentukan koperasi dan
pertumbuhan serta perkembangan koperasi.

3
BAB II
ISI

1.PERJUANGAN PEMBENTUKAN KOPERASI PADA ZAMAN PENJAJAHAN


Pada zaman penjajahan bangsa Indonesia mengenal koperasi pada penghujung abad ke-19
,tepatnya tepatnya tahun 1895 pada masa penjajahan Belanda. R.Aria Wiriatmaja seorang patih dari
Purwokerto sebagai pelopor berdirinya sebuah bank yang bertujuan menolong para pegawai agar tidak
terjerat dengan linta darat.Usaha ini mendapat persetujuan dari Residen Purwokerto E.Sieburg dengan
nama koperasinya Bank Penolong dan Tabungan (Hulp en Spaarbank).Pelayanan Bank ini masih terbatas
pada alangan Pamong Praja.Namun pada tahun 1898 atas bantuan E.Sieburg dan De Wolff Van
Westerrode diperluas kesektor pertanian (Hulp- Spaar en Lanbouwcrediet Bank) dengan meniru koperasi
pertanian Tahun 1908, BoediOetomo turut serta mengembangkan koperasi di Indonesia dengan
spesialisasi koperasi konsumsi untuk tujuan meningkatkan kecerdasan rakyat dalam rangka memajukan
pendidikan Indonesia.

Undang-undang yang mengatur koperasi baru keluar sekitar tahun 1915, yaitu pada tanggal 7
April 1915. Undang-undang ini bersifat keras dan membatasi gerak koperasi bahkan beberapa isinya
terkesan dibuat untuk mematikan koperasi. Ini menyebabkan organisasi-organisasi politik dan ekonomi
sulit berkembang.

Pada tahun 1927, undang-undang koperasi dan peraturan koperasi Anak Negeri diperbaiki lagi.
Perubahan ini menjadikan koperasi lebih fleksibel dan menimbulkan semangat untuk memperjuangkan
koperasi kembali berkibar. Namun peraturan koperasi No. 108/1933 yang lahir di tahun 1933 kembali
dibuat untuk membatasi gerak koperasi karena Belanda jengah melihat perkembangan koperasi yang kian
pesat.

Pada zaman penjajahan Jepang, kurva perkembangan koperasi Indonesia menurun drastis, bahkan
hampir mendekati titik kemusnahan. Hal ini disebabkan Jepang mendirikan koperasi yang disebut
KUMIAI. KUMIAI adalah koperasi ala Jepang yang diatur menurut tata cara militer Jepang dan undang-
undang No.23 tahun 1942.Awalnya tujuan KUMIAI seragam dengan koperasi sebelumnya, yaitu
untukmeningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun lama kelamaan KUMIAI malah dijadikan alat pengeruk
dan penguras kekayaan rakyat sehingga rakyat Indonesia pun menjadi kecewa dan antipati terhadap
koperasi. Sejak saat itu, kesan buruk koperasi sudah melekat sangat erat di masyarakat kebanyakan.

Pada bulam Maret 1942 Jepang merebut kendali kekuasaan di Indoensia dari tangan
Belanda.Tahun 1942-1945 koperasi Indonesia disesuaikan dengan sistem kemiliteran Jepang. Koperasi di
batasi hanya untuk kepentingan perang Asia Timur Raya. Sesuai dengan Peraturan Kemiliteran Jepang
No. 23 pasal 2, setai koperasi harus mendapatkan persetujuan ulang dari Suchokan,karena peraturan pada
Zaman Belanda tidak berlaku lagi.Model koperasi yang dikembangkan oleh Jepang dengan sebutan
Kumiai yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan perang Asia Timur Raya.Jepang melakukan
porpaganda bahwa keberadaan Kumiai adalah untuk mensejahterahkan masyarakat, sehingga mendapat
simpati yang cukup luas dari masyarakat.KeberadaanKumiai sangat bertentangan dengan kepentingan
ekonomi masyarakat, kemudian menetapkan kebijakan pemisahan antara urusan perkoperasian dengan
urusan perekonomian.Dengan kebijakan tersebut pembinanan koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi
masyarakat terabaikan sama sekali.Fungsi koperasi dalam priode ini hanya sebagai alat untuk
mendistribusikan bahan-bahan kebutuhan pokok untuk kepentingan perang Jepang bukan untuk

4
kepentingan rakyat IndonesiaKenyataan ini yang telah menyebabkan semangat koperasi di dalam
masyarakat Indonesia melemah.

2.PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOPERASI PADA KURUN WAKTU


MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

Tentang perkoperasian ini telah jelas dicantumkan pada pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945
yang mulai berlaku secara resmi sejak tanggal 18 Agustus 1945. Pasal tersebut terutama ayat (1)
menjamin berlangsungnya perkoperasian di negara kita dengan memainkan peranan yang penting dalam
mengembangkan perekonomian rakyat Indonesia.Semangat berkoperasi yang sesungguhnya telah luntur
akibat tugas-tugas pelaksanaan "Kumiai" pada zaman Jepang (sebagai telah diterangkan di bagian muka),
mulai timbul kembali sejalan dan sesemarak dengan bergeloranya "Semangat dan Nilai-nilai Perjuangan
"45", rakyat bahu-membahu dengan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi sehubungan
dengan tindakan-tindakan pengacauan pihak Belanda, yang dalam hal ini peranan koperasilah yang
menentukan.

Agar supaya pengembangan koperasi dapat berjalan dengan lancar dan memenuhi jiwa pasal 33
UUD 1945, pada bulan Desember 1946 oleh Pemerintah RI telah diadakan reorganisasi Jawatan Koperasi
dan Perdagangan Dalam Negeri, yang sejak saat tersebut instansi Koperasi dan Perdagangan dipisah
menjadi instansi yang berdiri sendiri-sendiri, yaitu Jawatan Koperasi dengan tugas-tugas mengurus dan
menangani pembinaan gerakan koperasi, dan jawatan Perdagangan dengan tugas-tugas mengurus dan
menangani bimbingan perdagangan.Ketahanan rakyat Indonesia dalam menghadapi berbagai macam
pengacauan yang dilakukan Belanda bersama para kaki tangannya, terutama dengan dilakukannya
blokade ekonomi, tidak menjadikan lemahnya perjuangan bangsa Indonesia. Barang-barang kebutuhan
yang jumlahnya terbatas sedangkan yang membutuhkannya cukup banyak, selain dapat diatur
distribusinya melalui koperasi-koperasi, juga karena setiap rakyat rela menyesuaikan diri dengan keadaan,
rela untuk ditempa dengan berbagai ujian asal tetap hidup dalam negara yang bebas merdeka, penuh
kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Semangat kekeluargaan kegotongroyongan untuk mencapai masyarakat yang dapat


meningkatkan taraf hidupnya telah mendorong lahirnya berbagai jenis koperasi dengan pesat, koperasi
pada kurun waktu ini merupakan alat perjuangan di bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pada
awal tahun 1947 di Jawa yang merupakan daerah perjuangan utama, telah tercatat kurang lebih 2.500
koperasi yang diawasi oleh Pemerintah RI, namun pengawasan tersebut dapat dikatakan kurang seksama
karena situasi dan kondisi daerah-daerah tidak memungkinkan. Sehingga benarlah kalau ada yang
mengatakan, bahwa pada kurun waktu tersebut koperasi-koperasi lebih banyak bersifat kuantitas daripada
kualitas. Walaupun situasi dan kondisi dalam serba darurat akibat kelicikan Belanda baik di medan
pertempuran maupun di medan diplomasi, sehingga tidak jarang suatu daerah yang keadaannya tenang,
roda pemerintahan dan roda kehidupan masyarakat berlangsung dengan lancar, secara mendadak menjadi
medan pertempuran yang dahsyat, pergerakan koperasi di daerah Republik Indonesia telah berhasil
mewujudkan 3 (tiga) kegiatannya yang penting yang selalu akan tercatat dalam sejarah pergerakan
koperasi di negara kita, yaitu:

1.Koperasi Desa

Gagasan tentang perlunya dibentuk Koperasi Desa di daerah-daerah pedesaan dapatlah kita sebut
sebagai cikal bakal terbentuknya Koperasi Unit Desa yang kita kenal sekarang. Ke dalam koperasi ini
para petani hendaknya bergabung agar dapat tercapai peningkatan pendapatan, dengan pendapatan mana
para petani dapat memuasi segala kebutuhannya, baik keperluan untuk memproduksi maupun untuk
keperluan hidup, sehingga tercapailah peningkatan kesejahteraan hidupnya. Koperasi Desa tugasnya tidak
hanya terbatas pada satu bidang kegiatan, melainkan meliputi tugas-tugas meningkatkan produksi,

5
membimbing pengolahan hasil produksi, pemasaran hasil produksi secara terpadu, mengusahakan kredit
untuk memperlancar usaha tani dan sebagainya.Sebenarnya pemula gagasan ini adalah Sir Horace
Plunkett (Inggris) yang berhasil dikembangkannya di India, terkenal dengan
"MultyPurposesCooperative". Perlu diketahui bahwa Sir Horace Plunkett berpendapat: "Dengan Koperasi
Desa akan tercapai pertanian yang lebih baik, usaha perdagangan yang lebih baik dan kehidupan yang
lebih baik" (Better Farming, betterbusinessandbetterliving). Kalau kita hubungkan dengan peranan KUD
pada waktu sekarang yang mengelola Agribusiness, terbukti pada umumnya para petani yang bergabung
dalam KUD, tingkat kesejahteraan hidupnya adalah lebih baik, karena KUD telah dapat menimbulkan
kegairahan kerja untuk meningkatkan produksi, kemudian para petani dibimbing untuk mengolah lebih
lanjut hasil pertanian itu sehingga menjadi komoditi perdagangan yang harganya dapat lebih tinggi,
pemasaran dilakukan melalui KUD dengan harga yang layak sehingga memperoleh pendapatan yang
lebih besar yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya, terbebas dari para pengijon dan para lintah
darat dan untuk hari depan mempunyai sejumlah tabungan pada KUD yang berasal dari simpanan wajib
dan sukarela.

2.Koperasi adalah Alat Bantu Pembangunan Ekonomi

    Pada tanggal 11 Juli sampai dengan 14 Juli 1947, gerakan Koperasi Indonesia dalam alam
kemerdekaan telah menyelenggarakan kongresnya yang pertama dengan bertempat di Tasikmalaya.
Pelaksanaan kongres ini dan keputusan-keputusan yang dihasilkannya telah memberi warna, bahwa
gerakan koperasi Indonesia merupakan alat perjuangan di bidang ekonomi dan pembangunan untuk
mencapai cita-cita kemerdekaan yaitu terbangunnya Masyarakat Adil dan Makmur yang menyeluruh.
Keputusan-keputusan lainnya ialah:

1. 1.Terwujudnya kesepakatan untuk mendirikan SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat


Indonesia);
2. Ditetapkannya azas Koperasi Indonesia "berdasar atas kekeluargaan dan gotongroyong";
3. Ditetapkannya tanggal 12 Juli sebagai "Hari Koperasi Indonesia";
4. Diperluas pengertian dan pendidikan tentang perkoperasian, agar para anggotanya dapat lebih
loyal terhadap koperasinya.

3.Peraturan Koperasi Tahun 1949, nomor 179


    Menjelang saat-saat dilakukannya Konperensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949, Undang-
Undang/Peraturan Koperasi Tahun 1927. Stbl. no. 91 telah ditinjau kembali, ternyata banyak di antara
ketentuannya yang kurang cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia, karena itu diadakan Peraturan
Koperasi yang baru, yaitu Peraturan Koperasi Tahun 1949 nomor 179.

Dalam Peraturan Koperasi yang baru ini jelas dinyatakan bahwa "koperasi merupakan
perkumpulan orang-orang atau badan-badan hukum Indonesia yang memberi kebebasan kepada setiap
orang atas dasar persamaan untuk menjadi anggota dan atau menyatakan berhenti daripadanya, maksud
utama mereka dalam wadah koperasi ini yaitu memajukan tingkat kesejahteraan lahiriah para anggotanya
dengan melakukan usaha-usaha bersama di bidang perdagangan, usaha kerajinan, pembelian/pengadaan
barang-barang keperluan anggota, tanggung-menanggung kerugian yang dideritanya, pemberian atau
pengaturan pinjaman, pembentukan koperasi harus diperkuat dengan akta (surat yang sah) dan harus
didaftarkan serta diumumkan menurut cara-cara yang telah ditentukan pemerintah".

Peraturan Koperasi Tahun 1949, No. 179 walau persiapan dan pembentukannya dilakukan pada
saat-saat pemerintah kolonial Belanda sedang sibuk dengan kegiatan pembentukan Negara federal
bersama negara-negara bagian yang telah dibentuknya, jelas banyak diilhami oleh gerak langkah
koperasi-koperasi yang telah dibentuk di daerah-daerah Republik Indonesia yang telah menyesuaikan diri
dengan gelora perjuangan dan pembangunan bangsa dan negara dalam satu wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

6
Demikianlah tentang pertumbuhan dan perkembangan koperasi selama Pemerintahan RI beserta
segenap rakyatnya sedang mempertahankan kemerdekaan negaranya dari berbagai usaha penghancuran
yang dilakukan kolonialis Belanda. Ketahanan rakyat Indonesia dalam bidang koperasi telah
menunjukkan keunggulan bangsanya bangsanya untuk mengatasi atau menanggulangi kesulitan ekonomi
akibat blokade ekonomi yang dilancarkan kolonialis Belanda. Blokade ekonomi tidak mampu
melemahkan perjuangan bangsa Indonesia, bahkan sebaliknya, menjadi bumerang yang menghantam
Belanda sendiri di Jerman(Raiffeisen).

3.PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOPERSI PADA KURUN WAKTU (1950-1965)


Masa Pertumbuhan dan perkembangan (1950-1959). Koperasi pada waktu itu merupakn organisasi
pemerintah dibawah kementrian Perdagangan dan Perindustrian, secara aktif melaksanakan tugasnya
sesuai dengan program kerja yang telah ditentukan oleh kementriannya, yaitu merealisasikan
pembentukan kader-kader dan pendidikan perkoperasian bagi para pegawainya dalam mengolah dan
mengembangkan koperasi sebagai alat perekonomian untuk mencapai cita-cita perjuangan bangsa
indonesia. Ditekankan bahwa koperasi adalah alat ekonomi yang tidak “ Profit Undertaking” melainkan “
service undertaking”, dan istilah “adil” diganti dengan “Simpanan Pokok” dan pemupukan modal
diperoleh dari simpanan wajib dan simpanan sukarela. Nama Dr.Mohammad Hatta mungkin sudah tidak
asing lagi, sebagai wakil Presiden atau ahli ekonomi/koperasi tidak bisa dilupakan dari usaha
meningkatkan perkembangan koperasi tanah air demikan besar motivasi dan peranan beliau terhadap
usaha - usaha untuk meningkatkan perkembangan perkoperasian di negara kita. Karya-karya tulisnya
tentang perkoperasian telah cukup banyak beredar dikalangan masyarakat yang merupakan sumbangan
besar bagi umum dan para pembutuh ilmu intuk meningkatkan teknik- teknik manajemen perkoperasian
menuju arah keberesan dan kelancaran berkoperasi.

 Dan pada waktu itu koperasi tengah dalam keadaan penyempurnaan hingga pada saat sistem
Liberalisme masuk dan berakar dalam masyarakat kita yang mula-mula terasa di kota-kota selanjutnya ke
desa-desa sehingga gerak langkah koperasi pun terpengaruh. Dimana liberalisme sangat mengabaikan
musyawarah dan mufakat dan pengkotak – kotakan dalam masyarakat yang sangat bertentangan dengan
gotong royong dan kekeluargaan yang menjadi kepribadian bangsa. Pengaruhnya terhadap Koperasi di
Indonesia:

1.      Sering terjadinya penggatian kabinet sehingga kebijaksanaan & program- program kementriaan yang
menangani urusan koperasi selalu berubah- ubah.

2.      Pergerakan Politik menjadi lebih banyak sehingga masing-masing berusaha menarik masyarakat
kedalam partainya tak jarang usaha-usaha nya menimbulkan persaingan dampaknya terhadap koperasi
sangat terasa karena keanggotaan koperasi yang tidak mengenal perbedaan golongan,aliran,suku,agama
menjadi terpengaruh oleh perbuatan para pemimpin gerakan- gerakan politik.dan dalam rapat anggota
musyawarah & mufakat mengalami gangguan. Hal ini juga berdampak pada Undang-undang koperasi
yang baru berkali – kali disusun dan disempurnakan oleh koperasi tetapi hingga tahun 1958 belum pernah
diajukan ke Parlemen sampai pada akhirnya berkat inisiatif Soemardi anggota parlemen awal tahun
berikutnya disahkan oleh parlemen dan terkenal sebagai Undang-Undang Koperasi Tahun 1958 No.79.
walaupun hanya membawa sedikit perubahan yakni:
1. Pemberian peranan yang lebih banyak pada pemerintah dalm tugas membimbing koperasi.
2. Pengadaan Badan Musyawarah Koperasi
3. Pemberian / Pengaturan sanksi yang menyalahgunakan nama koperasi.
4. Hilangnya dualisme pengelolaan koperasi dengan dicabutnya peraturan koperasi tahun 1949, no.79 dan
Undang-Undang koperasi tahun 1933, no.108.
Ditinjau secara umum(makro) pertumbuhan dna pergerakan koperasi sejak tahun 1950-1958
mengalami beberapa kemajuan seperti Bidang pendidikan Koperasi :

7
1. Peningkatan Refreshing courses bagi para karyawan koperasi.
2. Pemberian kesempatan kepada petugas-petugas koperasi untuk meningkatkan pengetahuan diluar negeri.
Perkembangan Fisik Koperasi Mengalami perkembangan pesat dalam kuantitas & kualitas dibanding
tahun-tahun sebelumnya. Tentang pengertian koperasi menurut uu koperasi tahun 1958 no.79 adalah
sebagai berikut:
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang- orang atau badab-badan hukum yang
tidak merupakan konsentrasi modal dengan ketentuan yaitu: Berazas kekeluargaan(gotongroyong).
Bertujuan memperkembangkan kesejahteraan masyarakatnya dan daerah bekerjanya. Dengan Usaha:
1.      Mewajibkan dan menggiatkan anggotanya untuk menyimpan secara teratur.
2.      Mendidik anggotanya kearah kesadaran berkoperasi.
3.      Menyelenggarakan salah satu atau beberapa usaha lain dalam lapangan ekonomi.
Pertumbuhan dan Perkembangan Koperasi(1959-1965) Akibat dari Liberalisme yang akarnya
semakin kuat dari ke hari dan telah menimbulkan instabilitas pemerintahan dan roda kehidupan
masyarakat.bahkan konstituante pun yang ditugaskan membentuk undang- undang dasar baru sama sekali
macet total, sehingga pada akhirnya presiden Soekarno mengeluarkan dekrit (5 Juli 1959) untuk kembali
pada UUD 1945. Yang cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia, suatu hal yang amat disayangkan
dari Presiden Soekarno karena beliau telah melakukan kebijakan – kebijakan diluar kemurnian UUD
1945.
Demokrasi terpimipin yang seharusnya terpimpin oleh Pancasila menjadi terpimpin oleh garis- garis
pemikiran pribadi bung Karno dan dalam hal ini berarti harus tunduk kepada buah pemikiran seseorang
bukan kepada hasil muyawarah & mufakat para wakil rakyat yang menjunjung Tinggi Pancasila.

Khusus bagi Koperasi hal ini berarti pennyelewengan yang jauh dari jiwa koperasi, urusan intern
perkumpulan koperasi semakin banyak dicampuri oleh pemerintah , kebebasan koperasi untuk mengambil
keputusan menjadi sangat terbatas dan hal ini terasa sekali mematikan inisiatif gerakan koperasi.
Peraturan Pemerintah (PP) no.60 Tahun 1959 Merupakan peralihan sebelum dicabutnya UU koperasi
tahun 1985 no.79 dan agar gerakan koperasi dapat disesuaikan dengan irama revolusi pada saat itu. Dan
untuk merumuskan pola perkoperasian sehubungan dengan PP no.60 tahun 1959 pada tanggal 25 – 28
Mei 1960 di Jakarta dilangsungkan Musywarah Kerja Koperasi dan diputusakn beberapa diktum yang
berciri pada pola pemikiran Bung karno:
1. Menjadikan Manipol USDEK sebagai landasan Idiil koperasi denga demikian koperasi harus
mengikuti garis- garis yang dikehendaki oleh beliau yang condong kepada koperasi di negara-
negara Komunis.
2.   Pelaksanaan ekonomi terpimpin merupakan fungsi koperasi yang berarti dikuasainya secara ketat
perkooperasian oleh pemerintah.
Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1960 Untuk mempercepat perkembangan koperasi telah dibentuk
BAPENGKOP(Badan Penggerak Koperasi). Yang beranggotakan para petugas pemerintah untuk
mengadakan pertimbangan dengan kecepatan laju perkoperasian tersebut pemerintah menjadikannya
sebagai penyalur bahan-bahan pokok dengan harga jauh lebih rendah daripada harga di pasaran. Semua
yang dilakukan oleh pemerintah ini bermaksud baik tapi dari segi kemampuan usaha merupakan suatu
perjuangan maka perlakuan pemerintah akan mematikan inisiatif koperasi dan tidak membawa perbaikan
terhadap mentalitas berkoperasi.
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1960 Dengan Instruksi ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Pendidikan koperasi untuk kader- kader masyarakat.Pemasukkan Mata Pelajaran Koperasi ke sekolah-
sekolah.
Musyawarah Nasional Koperasi ke-1(MUNASKOP I) Bertempat di Surabaya pada tanggal 21 April
1961 diselenggarakan MUNASKOP 1 yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan perkoperasian
nasional.
Musyawarah Nasional koperasi Ke 2 (MUNASKOP II) Bertempat di Jakarta pada bulan Agustus
1965 diselenggarakan MUNASKOP II, ternyata pada kenyataannya MUNASKOP II malah lebih
menghancurkan Ideologi koperasi Indonesia Murni.

8
Dan ternyata pada masa ini terjadi banyak penyalahgunaan kekuasaan baik Politis maupun Materil
yang dilakukan para petugas maupun pengurus koperasi sehingga bukan koperasi yang sehat yang
terwujud melainkan koperasi yang ingkar terhadap hakikinya.

4.PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU DAN


REFORMASI

1.PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA ORDE BARU


Seusai Pak Harto dilantik menjadi Presiden RI ke II pada 27 Maret 1968, merupakan awal
berkiprahnya Pemerintahan  Orde Baru. Program utamanya, melakukan pemulihan ekonomi dengan
mengatasi inflasi yang mencapai 650% serta hutang luar negeri sebesar US$. 2,5 miliar. Maka
diibentuklah Kabinet Pembangunan I, terdiri dari  para ahli ekonomi, kalangan universitas dan dari
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Pemerintah Orde Baru menyadari landasan perekonomian Indonesia yang bertumpu pada
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD ’45), Pasal 33, adalah pijakan ampuh dalam pembangunan ekonomi
nasional. Melalui kebijakan Pemerintahan Orde Baru, Gerakan Koperasi Indonesia kembali pada azas dan
sendi dasar. Koperasi dibangun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi. Pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggungjawab Pemerintah dan seluruh rakyat
Indonesia.

Mencermati Undang-Undang Perkoperasian yang baru itu, Pak Harto memiliki tahapan konsep
pembangunan ekonomi rakyat terpadu. Bermakna kebersamaan dalam mengisi roda pembangunan.
Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material
serta spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram,
tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Dalam konstalasi pembangunan nasional, memimpin Pemerintahan Orde Baru, perhatian


Presiden Soeharto tidak hanya tertumpah pada pembangunan politik dan ekonomi secara umum, tetapi
secara khusus beliau sepenuhnya memberikan perhatian kepada pembangunan koperasi. Beliau
melanjutkan pemikiran besar Bung Hatta yang sudah tertuang di dalam konstitusi.

Sesuai Undang-Undang No.12, Tahun 1967, merupakan saat-saat merehabilitasi koperasi-


koperasi agar sejalan dengan undang-undang baru tersebut. Maka periode tahun 1967/1968, pemerintah
secara cermat melakukan rehabilitasi dan konsolidasi terhadap koperasi berdasarkan prinsip-prinsip yang
sesuai dengan jatidirinya.

Pada Pelita I yang dicanangkan landasan awal pembangunan Pemerintahan Orde Baru. Titik berat
Pelita I adalah pembangunan di sektor pertanian yang bertujuan mengejar keterbelakangan ekonomi
melalui proses pembaharuan sektor pertanian. Pembangunan ditekankan pada penciptaan institusi
pedesaan sebagai wahana pembangunan dengan membentuk Bimbingan Massal (Bimas) yang
diperuntukkan meningkatkan produksi beras dn koperasi sebagai organisasi ekonomi masyarakat
pedesaan. Sekaligus menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam menyalurkan sarana pengolahan dan
pemasaran hasil produksi. Di sisi lain pemerintah juga menciptakan Badan Urusan Logistik (BULOG)
sebagai penyangga, penyalur dan stabilitas komoditi beras yang dihasilkan petani di pedesaan.

Tujuan Pelita I, meningkatkan taraf hidup rakyat melalui sektor pertanian yang ditopang oleh
kekuatan koperasi dan sekaligus meletakkan dasar-dasar pembangunan dalam tahapan berikutnya.
Sayangnya, awal pelaksanaan Bimas tersebut dinyatakan gagal. Pada tahap pembelajaran selama Pelita I
tersebut dijadikan pengalaman dan landasan positif untuk kelanjutan pembangunan nasional berikutnya.

9
Belajar dari kegagalan, kemudian pemerintah melibatkan para petani melalui koperasi yang
bertujuan memperbaiki produksi pangan nasional.  Untuk itu kemudian pemerintah mengembangkan
ekonomi pedesaan dengan menunjuk Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada dengan membentuk
Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Maka lahirlah Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai bagian dari derap
pambangunan nasional. Badan Usaha Unit Desa (BUUD)/KUD melakukan kegiatan pengadaan pangan
untuk stock nasional yang diperluas dengan tugas menyalurkan sarana produksi pertanian (pupuk, benih
dan obat-obatan.

. Presiden RI ke II ini sangat menghayati nuansa pedesaan. Oleh karenanya tak ayal lagi bila
Pemerintah Orde Baru dalam gerak langkah pembangunannya mengutamakan sektor pertanian sebagai
tumpuan harapan masa depan Bangsa Indonesia. Konsepsinya, berdasarkan keyakinan Pak Harto untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, tak lain dan tak bukan gotong-royong dalam koperasi
merupakan solusi terbaik untuk mengatasi kemiskinan rakyat pedesaan.

Pak Harto pun segera membangun Indonesia dengan strategi “Trilogi Pembangunan”;
menciptakan stabilitas nasional, “pertumbuhan” ekonomi dan “pemerataan” hasil-hasil pembangunan.
Tugas utama pemerintah disebut Panca Krida Kabinet Pembangunan; stabilitas politik (dalam dan luar
negeri), penyelenggaraan pemilihan umum, pengembalian ketertiban dan keamanan, penyempurnaan dan
pembersihan aparatur negara serta stabilitas ekonomi.

Tak lama setelah program tersebut berjalan, Pak Harto melihat kenyataan yang menunjukkan
perkembangan koperasi jauh tertinggal dari pelaku ekonomi lainnya, BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) dan Swasta. Oleh karena itu, tahun 1970 pemerintah Orde Baru mendirikan Lembaga Jaminan
Kredit Koperasi (LJKK), sebagai terobosan yang digagas Presiden Soeharto untuk mendukung
perkembangan koperasi. Pada saat inilah Prof. DR. Subroto memimpin Departemen Transmigrasi dan
Koperasi (1972).

Secara realitas koperasi di Indonesia menjadi tumpuan kehidupan masyarakat, terutama bagi
masyarakat yang tak mampu menjangkau jalur perbankan. Lembaga Keuangan Perbankan memberikan
pinjaman dengan bunga tak seirama dengan penghasilan mereka. Kenyataan yang terpampang pada saat
itu, 80% rakyat Indonesia menggantungkan kehidupannya dari sektor pertanian. Pak Harto juga melihat
Indonesia sebagai negara tropis yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan dari Mianggas sampai
ke Pulau Rote memiliki lahan luas yang bisa dijadikan lahan-lahan pertanian baru. Konsepsi dan strategi
pembangunan Orde Baru pun muncul dari sosok Pak Harto. Terbentuknya Koperasi Unit Desa (KUD)
adalah gagasan orisinal Pak Harto. Selanjutnya, perkembangan koperasi di Indonesia merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional Bangsa Indonesia, sebagai komitmen Pak Harto untuk
mensejahterakan rakyatnya.

Namun perkembangan koperasi pada masa itu masih mempunyai kelemahan-kelemahan,


terutama pada bagian manajemen dan sumber daya manusia pada organisasinya karena koperasi yang
terbentuk adalah koperasi kecil yamg letaknya di pedesaan. Oleh karenanya, untuk mengatasi kelemahan
organisasi, maka sejak tahun 1972, dikembangkan penggabungan koperasi-koperasi kecil menjadi
koperasi-koperasi yang besar.

10
Daerah-daerah di pedesaan dibagi dalam wilayah-wilayah Unit Desa (WILUD) dan koperasi-
koperasi yang yang ada dalam wilayah unit desa tersebut digabungkan menjadi organisasi yang besar dan
dinamakan Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Pada akhirnya koperasi-koperasi desa yang bergabung itu
dibubarkan, selanjutnya BUUD menjelma menjadi KUD (Koperasi Unit Desa). Karena secara ekonomi
menjadi besar dan kuat, maka BUUD/KUD itu mampu membiayai tenaga-tenaga yang cakap seperti
manajer, juru buku, juru mesin, juru toko dan lain-lain. Juga BUUD/KUD itu dipercayai untuk meminjam
uang dari Bank dan membeli barang-barang produksi yang lebih modern, sesuai dengan tuntutan
kemajuan zaman (mesin gilingan padi, traktor, pompa air, mesin penyemprot hama dan lain-lain).
Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang Wilayah Unit Desa, BUUD/KUD dituangkan dalam
Instruksi Presiden No.4/1973 yang selanjutnya diperbaharui menjadi instruksi Presiden No.2/1978 dan
kemudian disempurnakan menjadi Instruksi Presiden No.4/1984.
Pemerintah di dalam mendorong perkoperasian di era Orde Bru telah menerbitkan sejumlah
kebijaksanaan-kebijaksanaan baik yang menyangkut di dalam pengembangan di bidang kelembagaan, di
bidang usaha, di bidang pembiayaan dan jaminan kredit koperasi serta kebijaksanaan di dalam rangka
penelitian dan pengembangan perkoperasian.
Sejalan dengan prioritas pembangunan nasional, dalam Pelita V masih terpusatkan pada sektor
pertanian, maka prioritas pembinaan koperasi mengikuti pola tersebut dengan memprioritaskan
pembinaan 2.000 sampai dengan 4.000 KUD Mandiri tanpa mengabaikan pembinaan-pembinaan
terhadap koperasi jenis lain. Adapun tujuan pembinaan dan pengembangan KUD Mandiri adalah untuk
mewujudkan KUD yang memiliki kemampuan manajemen koperasi yang rasional dan efektip dalam
mengembangkan kegiatan ekonomi para anggotanya berdasarkan atas kebutuhan dan keputusan para
anggota KUD. Dengan kemampuan itu KUD diharapkan dapat melaksanakan fungsi utamanya yaitu
melayani para anggotanya, seperti melayani perkreditan, penyaluran barang dan pemasaran hasil
produksi.
2.Perkembangan Koperasi dalam Masa Reformasi

Setelah Pemerintahan Orde Baru tumbang dan digantikan oleh Orde Reformasi, perkembangan
Koperfasi mengalami peningkatan. Dalam era Reformasi pemberdayaan ekonomi rakyat kembali
diupayakan melalui pemberian kesempatan yang lebih besar bagi usaha kecil dan Koperasi.
Untuk tujuan tersebut seperti sudah ditetapkan melalui GBHN Tahun 1999. Pesan yang tersirat
didalam GBHN Tahun 1999 tersebut bahwa tugas dan misi Koperasi dalam era Reformasi sekarang ini,
yakni Koperasi harus mampu berfungsi sebagai sarana pendukung pengembangan usaha kecil, sarana
pengembangan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta sebagai sarana untuk pemecahan
ketidak selarasan di dalam masyarakat sebagai akibat dari ketidak merataannya pembagian pendapatan
yang mungkin terjadi.
Untuk mengetahui peran yang dapat diharapkan dari Koperasi dalam rangka penyembuhan
perekonomian Nasional kiranya perlu diperhatikan bahwa disatu sisi koperasi telah diakui sebagai
lembaga solusi dalam rangka menangkal kesenjangan serta mewujudkan pemerataan, tetapi di sisi lain
kebijaksanaan makro ekonomi belum sepenuhnya disesuaikan dengan perubahan-perubahan
perekonomian dunia yang mengarah pada dasar bebas.
Selama periode Tahun 200 – 2003, secara umum Koperasi mengalami perkembangan usaha dan
kelembagaan yang menggairahkan. Namun demikian, Koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk
pengembangnnya sebagai badan usaha, yaitu :Rendahnya partisipasi anggota yang ditunjukkan dengan
rendahnya nilai perputaran Koperasi per anggota yang kurang dari Rp. 100.000,- per bulan dan rendahnya
simpanan anggota yang kurang dari Rp. 345.225,-
1. Efisiensi usaha yang relatif rendah yang ditunjukkan dengan tingkat perputaran Aktiva yang
kurang dari 1,3 kali per tahun.

11
2. Rendahnya tingkat Profitabilitas Koperasi.
3. Citra masyarakat terhadap Koperasi yang menganggap sebagai Badan Usaha Kecil dan
terbatas, serta bergantunfg pada program Pemerintah.
4. Kompetensi SDM Koperasi yang relatif rendah.
5. Kurang optimalnya Koperasi mewujudkan skala usaha yang ekonomis akibat belum
optimalnya kerjasama antar Koperasi dan Kerjasama Koperasi dengan Badan Usaha lainnya.
  Pemerintah di Negara-negara sedang berkembang pada umumnya turut secara aktif dalam upaya
membangun Koperasi. Keikut sertaan Pemerintah Negara-negara sedang berkembang ini, selain didorong
oleh adanya kesadaran untuk serta dalam membangunkan Koperasi, juga merupakan hal yang sangat
diharapkan oleh gerakan Koperasi. Hal ini antara lain didorong oleh terbatasnya kemampuan Koperasi di
Negara sedang berkembang, untuk membangun dirinya atas kekuatan sendiri.
Di era Reformasi, kebijakan pengembangan Koperasi menjadi tanggung jawab Kementrian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Mengacu pada Peraturan Presiden RI Nomor 09/M/2005 Tanggal
31 Januari 2005, bahwa kedudukan Kementrian Koperasi dan UKM adalah unsur pelaksana Pemerintah
dengan tugas membantu Presiden untuk mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Indonesia.
Tugas Kemnentrian Koperasi dan UKM adalah merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta pengendalian pemberdayaan Koperasi dfan UMKM di
Indonesia.
 

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari atikel diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan awal pembentukan
pembentukan koperasi adalah untuk membantu anggotanya agar tidak terjebak linta darat namun
seiring berjalan waktu koperasi memperluas sistem pengoperasiannya seperti petani, dan tujuannya
adalah untuk membantu membangun perekonomian rakyat kecil seperti petani dan lain sebagainya agar
menjadi lebih baik.Perjuangan untuk membangun koperasi juga tidak mudah karena koperasi sempat
tenggelam dari masyarakat pada masa penjajah Jepang namun bangkit kembali saat mendapat
pengakuan hukum dari pemerintah Indonesia pasca merdeka dan terus berkembang menjadi koperasi
yang saat ini kita kenal.

DAFTAR PUSTAKA
jhonyefendi.blogspot.com/2016/03/tugaskelompok-sejarah-koperasi-sebagai.html?m=1
https://mohlihan-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/mohlihan.wordpress.com/2013/07/04/rangkuman-sejarah-
perkembangan-koperasi-pada-empat-zaman/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQCrABIA%3D
%3D#aoh=16027716912649&referrer=https%3A%2Fwww.google.com

12

Anda mungkin juga menyukai