Anda di halaman 1dari 15

Strategi peningkatan daya saing koperasi dan

UMKM

Dosen pengampu:

Oleh:
Amarullah abdul hamid
Reni Oktapiani
Yulia PutriAnggini
Vidyana Wulandari
Vina Febriana

Prodi akuntansi
Fakultas ekonomi dan bisnis
Universitas teknologi sumbawa 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Strategi Peningkatan Daya Saing
Koperasi DAN UMKM" dengan tepat waktu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu fahlia M.Ak selaku dosen Mata
Kuliah Ekonomi koperasi dan UMKM yang telah memberikan tugas ini pada kami. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai startegi peningkatan daya saing koperasi dan umkm dalam
perekonomian khususnya di indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapatkesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Sumbawa, 24 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis tentang gerakan koperasi di Indonesia...........................................................
B. Analisi tentang hubungan gerakan koperasi dan UMKM di Indonesia dengan
gerakan koperasi
internasional..................................................................................................
C. Analisis tentang sikap pemerintah terhadap gerakan koperasi dan
UMKM.........................................................................................................................
BAB III
A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi dan UMKM merupakan bagian integral dunia usaha nasional, mempunyai
kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan
pembangunan ekonomi serta memecahkan masalah ekonomi pada khususnya. Berbagai cara
telah digunakan manusia untuk memecahkan permasahan ekonomi yang telah dihadapi salah
satunya adalah koperasi dan UMKM

Industri kecil maupun besar, dan menengah merupakan sektor yang turut memberikan
kontribusi terhadap kontribusi perekonomian nasional seperti Koperasi dan UMKM. oleh
karna itu program pembinaaan dan pengembangannya senantiasa harus dilakukan secara
berkesinambungan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Koperasi yang merupakan
gerakan ekonomi yang tumbuh dari masyarakat merupakan organisasi swadaya masyarakat
yang lahir atas kehendak, kekuatan dan partisipasi dari masyarakat itu sendiri dalam
menentukan tujuan, sasaran kegiatan, serta kegiatan pelaksanaannya.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan, dapat berperan dalam
proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta mendorong pertumbuhan
ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas
ekonomi pada khususnya.

Berdasarkan UUD Republik indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasiaan


yang kemudian diperbaharui dengan undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian, maka tersirat suatu harapan bahwa Koperasi bertujuan meningkatkan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sekaligus sebagai
bagian yang tidak dipisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan
keadilan.

Keberadaan koperasi tujuannya adalah sebagai wadah untuk mewujudkan kesejahteraan


bersama bagi seluruh masyarakat Indonesia, sejalan dengan nilai yang terkandung dalam
pasal 33 ayat 1 Undang- Undang Dasar tahun 1945 bahwa” Perekonomian Indonesia disusun
secara usaha bersama dan berdasarkan asas 3 kekeluargaan”. Kemudian dipertegas dalam
penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 bahwa “ Bangun perusahaan yang
sesuai dengan itu ialah koperasi”.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu gerakan koperasi dan UMKM

2. Bagaimana hubungan antara gerakan koperasi dan UMKM internasional dan koperasi
dan UMKM di Indonesia?

3. Bagaimana sikap pemerintah terhadap perkembangan koperasi dan UMKM


Indonesia?

C. TUJUAN
1. Mengetahui gerakan koperasi dan UMKM
2. Mengetahui hubungan antara gerakan koperasi dan UMKM internasional dan
koperasi dan UMKM Indonesia
3. mengetahui bagaimana sikap pemerintah terhadap perkembangan koperasi dan
UMKM di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis gerakan koperasi dan UMKM


a. Koperasi
Kata koperasi diambil dari Bahasa Inggris, yakni cooperation. Jika diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia, artinya kerja sama.
Menurut UU No 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan usaha yang
beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan. Sementara itu, menurut
bapak proklamator kita, Mohammad Hatta, yang sekaligus menjadi bapak Koperasi, koperasi
adalah suatu jenis badan usaha bersama yang menggunakan asas kekeluargaan dan gotong
royong.
1. Sejarah
sejarah mencatat bahwa gerakan koperasi di dunia dimulai pada pertengahan abad 18 dan
awal abad 19. Saat itu, koperasi masih disebut dengan Koperasi Pra Industri. Gerakan ini
lahir akibat dari revolusi industri yang gagal mewujudkan semboyan Liberte-Egalite-
Fraternite (kebebasan-persamaan-kebersamaan). Di Inggris, koperasi pertama kali didirikan
pada tahun 1844 di kota Rochdale. Didirikan oleh 28 anggota, koperasi ini dapat bertahan dan
dianggap sukses karena didasari oleh kebersamaan yang kuat dan kemauan untuk
menjalankan usaha.
Pada tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo yang berperanan bagi gerakan
koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan
Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe
Cooperatieve. Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun
1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat
koperasi.

Pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres


Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi
Indonesia. Pada tahun 1933 Usaha Koperasi mati untuk yang kedua kalinya setelah
dikeluarkan UU yang mirip UU no. 431. Pada masa kedudukan Jepang, Jepang mendirikan
koperasi kumiyai. Awalnya kopersi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berganti dan
menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia.

Sedangkan Jumlah koperasi di Indonesia tercatat mencapai 127.124 unit pada 2020.
Jumlah ini naik 3,31% dibandingkan tahun sebelumnya.
2. Perkembangan koperasi indonesia
Pada jaman penjajahan, banyak sekali rakyat Indonesia yang merasakan penderitaan.
Mulai dari monopoli penjajah dan pemimpin lokal yang bersekutu dengan mereka, tingginya
bunga yang mencekik leher oleh para rentenir, hingga kerja paksa.
Pada tahun 1896, R. Aria Wiriaatmadja, yang saat itu menjadi patih Purwokerto, tergerak
untuk mendirikan koperasi kredit. Koperasi tersebut bertujuan untuk membantu rakyat yang
terlilit hutang dengan cara memberikan kredit.
Kemudian, pada tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin oleh
H.Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto menyebarkan impian-impian berdirinya toko
koperasi yang menyerupai warung serba ada (waserda) KUD. Fasilitas tersebut digaungkan
oleh SDI untuk mengimbangi pemerintah kolonial Belanda yang memberikan kemudahan
kepada pedagang asing.
Namun demikian, koperasi-koperasi yang pernah diperjuangkan tersebut mengalami
kegagalan karena banyak kendala. Baik yang diperjuangkan oleh Budi Utomo, Serikat
Dagang Islam (SDI), dan Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Koperasi di Indonesia
mengalami kestabilan setelah Indonesia merdeka dan memiliki UUD 1945.
Dr. (h.c.) Drs. Mohammad Hatta memberikan perhatian dan dukungan akan adanya
koperasi. Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan edukasi agar rakyat Indonesia
memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya koperasi. Atas jasa beliau dalam
memperjuangkan koperasi, beliau dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

3. Fungsi koperasi
 Membangun dan Mengembangkan

 Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)

 Memperkuat Ketahanan Ekonomi Kerakyatan

 Mewujudkan dan Mengembangkan Perekonomian Nasional

4. Tujuan koperasi

 Meningkatkan kehidupan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di sekitarnya.

 Meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di sekitarnya.

 Membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat yang adil


dan makmur

 Menjadi sokoguru dalam perekonomian nasional.


 Membantu produsen dengan memberikan penawaran harga yang relatif lebih tinggi.

 Membantu konsumen dengan memberikan penawaran harga yang relatif lebih


terjangkau.

 Memberikan bantuan peminjaman modal kepada unit-unit usaha skala mikro dan
kecil.

Mengapa koperasi bertahan diindonesia?

Karena masyarakat kita yang menjunjung tinggi kekeluargaan dan gotong royong
menjadikan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang sangat cocok untuk diterapkan di
Indonesia. Kebiasaan kekeluargaan dan gotong royong tersebut sudah menjadi kebiasaan
yang sudah turun-menurun sehingga tidak mengherankan jika asas kekeluargaan dan gotong
royong yang diusung oleh koperasi bisa menyatu dengan bangsa ini.

Bahkan, sistem perekonomian Indonesia memiliki fundamen yang berbunyi,


“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.” Hal ini
tertuang dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 ayat 1. Dilansir
dari website Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), makna dari pasal
tersebut adalah sistem ekonomi yang dikembangkan di Indonesia seharusnya tidak berbasis
persaingan dan asas individualistik.

Ditambah lagi ayat kedua dalam pasal yang sama menyebutkan secara gamblang bahwa
pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam kegiatan ekonomi negara. Dengan
demikian, masih melansir sumber yang sama, pemerintah memiliki wewenang agar
pembangunan negara tidak lagi eksklusif. Agar terwujudnya pembangunan yang inklusif,
maka pembangunan yang dilakukan perlu difokuskan kepada pembangunan manusianya,
bukan sekadar ekonominya. Karena kemajuan ekonomi yang berbasis kemajuan sumber daya
manusia, mampu mewujudkan kesejahteraan ekonomi yang merata.

b. UMKM

Kepanjangan UMKM atau singkatan UMKM yakni usaha mikro, kecil, dan menengah.
Pemerintah sendiri telah menetapkan pengertian UMKM dan kriterianya, beserta contoh
UMKM.

Arti UMKM tersebut tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah. UMKM artinya sebagai bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga,
atau badan usaha ukuran kecil.

Penggolongan UMKM lazimnya dilakukan dengan batasan omzet per tahun, jumlah
kekayaan atau aset, serta jumlah karyawan. Sedangkan usaha yang tak masuk sebagai
UMKM dikategorikan sebagai usaha besar, yakni usaha ekonomi produktif yang dilakukan
oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar
dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Sedangkan jumlah UMKM di Indonesia Berdasarkan informasi dari Kementerian


Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) saat ini ada setidaknya 59.2 juta usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) dan sekitar 8 persen dari total tersebut juga melakukan update
dengan go-online dalam pemasaran produk yang dihasilkan agar mampu bersaing di era
teknologi seperti saat ini.

1. Perkembangan UMKM

Seperti yang telah jelaskan sebelumnya, perkembangan umkm di Indonesia termasuk


cepat dan juga merupakan tongak perekonomi negeri ini. UMKM ini dapat kita temui dari
pedesaan hingga perkotaan padat penduduk. Terlebih saat ini era teknologi dan pemerintah
telah menetapkan agar para pelaku umkm ini mulai memperbaharui teknik pemasaran dengan
pemanfaatan teknologi yang ada.

Pengoptimalan melalui perangkat teknologi hingga media sosial seperti penggunaan fitur
facebook, twitter, instagram dijadikan alat untuk memperkenalkan, menjual produk hingga
media berkomunikasi antara penjual dan pembeli. Terlebih sekarang banyak e-commerce
platform dan marketplace hadir dengan segala kelebihan yang dapat mempermudah mereka
berjualan Selain itu, pemanfaatan seperti ini sekaligus dapat memangkas biaya pemasaran.

2. Jenis UMKM

 Usaha Kuliner

 Usaha Fashion

 Usaha Pertanian

 Usaha Elektronik

 Usaha Furniture

 Usaha Bidang Jasa.


B. Hubungan gerakan koperasi dan UMKM internasional dengan koperasi dan UMKM
Di Indonesia.

a. Hubungan gerakan koperasi di Indonesia dan Internasional

Pada pertengahan abad ke XIX Gerakan Koperasi itu baru tumbuh di benua Eropa, lamban
laun Gerakan Koperasi tersebut tersebar luas ke semua benua-benua lain. Walaupun tingkat
kemajuannya tidak sama, malahan sering mengalami kegagalan di tengah jalan, akan tetapi
gerakan koperasi semakin maju.
Setelah terbentuknya puncak-puncak organisasi kesatuan organisasi di masing-masing negeri
seperti Dewan Koperasi Indonesia di Indonesia, maka perkembangan selanjutnya
menimbulkan kebutuhan mengadakan hubungan antar puncak-puncak organisasi agar terbina
suatu Gerakan Koperasi antar Bangsa-bangsa guna tercapainya suatu tata kehidupan ekonomi
berdasarkan sendi-sendi dasar ekonomi.

Dari waktu ke waktu koperasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan menyebar
luas keseluruh belahan dunia. Negara yang satu dengan negara lain pastinya memiliki
kebijakan yang berbeda-beda dalam mengembangkan koperasi.Agar terjadi keseragaman dan
tidak terjadi kesimpangsiuran, maka gerakan koperasi di dunia menyerahkan tugas dan
tanggung jawab untuk merumuskan jati diri koperasi kepada International Cooperative
Alliance (ICA) yang telah berdiri sejak tahun 1895. ICA bertindak sebagai lembaga yang
menyatukan gerakan-gerakan koperasi di tiap-tiap negera di dunia agar terjadi keseragaman
tertutama dalam hal cara memandang jati diri koperasi yang sejati agar dapat berjalan selaras
dan sepadan antar negara.

Pada tahun 1958 DEWAN KOPERASI INDONESIA dengan resmi diterima menjadi
anggota ICA. Dengan demikian telah terbuka hubungan langsung dengan gerakan koperasi di
luar negeri dan sebagai anggota ICA dengan sendirinya duduk dalam Dewan Pimpinan
Paripurna ICA di London serta menghadiri kongres-kongresnya sekali dalam setahun.
DEKOPIN juga duduk sebagai anggota dalam Dewan Penasehat untuk kantor ICA dan pusat
pendidikan di New Delhi yang mengadakan sidangnya setiap tahun dengan berpindah-pindah
tempat dari satu Negara ke Negara lain.
Pada tahun 1974 telah didirikan suatu badan organisasi yang diberi nama Coperative
Trading Organization (ICTO) yang berkedudukan di Singapura. ICTO dimaksudkan sebagai
suatu badan perantara perdagangan koperasi untuk pasar Asia, Eropa, dan Afrika. Di bidang
perbankan telah dimulai merintis pembentukan suatu Bank Pembangunan Koperasi Asia
(Asian Cooperative Development Bank).
DEKOPIN juga menghadiri pertemuan-pertemuan tingkat tinggi mengenai masalah
Perkoperasian, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Pemerintah Indonesia
yang dalam hal ini diwakili oleh Direktorat Jenderal Koperasi dan Departemen yang
membina perkoperasian.
b. Hubungan UMKM di Indonesia dan Internasional

C. Sikap pemerintah terhadap gerakan koperasi dan UMKM

a. peran pemerintah terhadap koperasi

Koperasi pada umumnya diberikan suatu badan hukum sesuai dengan undang-undang
yang ada atau sesuai dengan sistem yang sudah ada dan sudah mantap digunakan di Negara
yang bersangkutan sebelum adanya perkumpulan koperasi. Tetapi dengan adanya koperasi
dan perkembangannya yang cepat, serta memiliki sifat yang khusus yang tidak dimiliki oleh
usaha lain, maka dalam perkembangannya dikeluarkanlah peraturan perundang undangan
yang mengatur tentang Perkoperasian oleh pemerintah. Perundang-undangan ini ada yang
berdiri dan langsung mengatur koperasi di negara yang bersangkutan, tetapi ada yang hanya
dititipkan permasalahan koperasi ke dalam perundang-undangan yang lain. Dalam
perkembangannya.

Secara umum peranan pemerintah dalam gerakan koperasi antara lain, memberi
bimbingan berupa penyuluhan, pendidikan ataupun melakukanpenelitian bagi perkembangan
koperasi serta bantuan konsultasi terhadap permasalahan koperasi, melakukan pengawasan
termasuk memberi perlindungan terhadap koperasi berupa penetapan bidang kegiatan
ekonomi yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi untuk tidak diusahakan oleh badan
usaha lainnya, memberikan fasilitas berupa kemudahan permodalan, serta pengembangan
jaringan usaha dan kerja sama.Peran pemerintah ini sangat penting untuk perkembangan
koperasi agar menjadi lebih baik lagi. Koperasi juga ikut dilindungi oleh pemerintah, agar
apa yang telah dilaksanakan koperasi tidak dilaksanakan dengan bidang usaha lainnya.

Peran pemerintah terhadap gerakan koperasi menurut Hendrojogi (2000;289) dapat


dikelompokkan dalam beberapa macam, antara lain :

a. Peran pemerintah yang netral

Dengan sikap netral ini artinya pemerintah tidak memberikan perhatian dan pengakuan
yang khusus kepada koperasi dan umumnya mereka juga tidak mengeluarkan
perundangundangan khusus tentang perkoperasian di negaranya. Di sini koperasi
diperlakukan sama dengan usaha-usaha lain yang mencari keuntungan atau bisa sebagai
zedelijk lichaam, tergantung pada sistem yang diikuti oleh negara yang bersangkutan.

b. Peran pemerintah yang membantu dan mendorong

Pertumbuhan dan perkembangan Gerakan Koperasi Pada umumnya negara negara maju
mempunyai sikap yang positif terhadap gerakan koperasi, dalam arti pemerintah mendukung
pertumbuhan dan perkembangan koperasi, disertai dengan pemberian bantuan. Pada
umumnya bantuanbantuan yang diberikan kepada koperasi baik di negara-negara maju
maupun di negara-negara yang sedang berkembang diwujudkan dalam bentuk; sekedar
memberikan landasan bagi kedudukan hukum kepada koperasi, memberikan
petunjukpetunjuk operasional, memberikan fasilitas-fasilitas, sampai dengan memanjakan
koperasi. Sebagai suatu organisasi ekonomi, koperasi tentunya memberikan adanya suatu
pegangan atau dasar hukum dengan mana koperasi bisa beroperasi, dalam hal ini pemerintah
juga mendukung adanya koperasi kredit (Credit Union) sebagai perwujudan ekonomi
kerakyatan baru di Kalimantan Barat khususnya, dan di Indonesia pada umumnya. Sikap
pemerintah yang positif dan aktif membantu pertumbuhan dan perkembangan Gerakan
Koperasi, pada khususnya Gerakan Koperasi Kredit (Credit Union) di Kalimantan Barat serta
memberikan perlindungan koperasi secara nyata, baru dialami oleh Gerakan Koperasi di
Indonesia setelah kemerdekaan tahun 1945, yang dengan jelas dapat dibaca dapat dibaca
dalam UUD 1045 pasal 33 ayat (1) yang menyatakan “Perekonomian disusun sebaga dasar
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan” di mana dalam penjelasannya dikatakan
bahwa “Perusahaan yang sesuai dengan itu adalah Koperasi”. Ketentuan yang tercantum
dalam undang-undang dasar inilah yang merupakan dasar atau landasan yang kuat bagi
pemerintah untuk membantu, mendorong, dan melindungi pertumbuhan dan perkembangan
gerakan koperasi di Indonesia.

c. Peran yang menghambat atau menghalang-halangi

Sikap pemerintah yang menghambat dan melarang pertumbuhan dan perkembangan


koperasi, umumnya diwujudkan dengan dua bentuk, yaitu : 1) Sikap pemerintah yang
menghambat, yaitu dengan tidak memberikan kemudahan-kemudahan bagi pertumbuhan dan
perkembangan koperasi, seperti yang dialami oleh gerakan koperasi di Indonesia pada jaman
penjajahan Belanda; 2) Sikap pemerintah yang melarang, yang diwujudkan dalam bentuk
kebijakan pemerintah yang menyatakan jelas-jelas melarang adanya perkumpulan koperasi,
seperti yang dialami Indonesia pada waktu penjajahan Jepang. Atau bisa diwujudkan dalam
bentuk menasionalisir koperasi-koperasi dan menjadikan mereka toko-toko negara (state
stores), seperti yang pernah dilakukan Rusia. Sikap-sikap pemerintah yang demikian ini
umumnya mempunyai latar belakang politik, dalam arti adanya kekhawatiran dari penguasa
bahwa gerakan koperasi akan digunakan oleh lawan politiknya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.

d. Peran pemerintah yang ingin menjadikan koperasi sebagai alat untuk melaksanakan
kebijakan nasionalnya.

Sikap pemerintah yang dimaksud adalah dimana pemerintah menciptakan undang-undang


atau peraturan tentang Perkoperasian yang bersifat sangat mendetail. Undangundang yang
terlalu mendetail menjadikan campur tangan pemerintah dalam kehidupan koperasi makin
mendalam dan akhrnya koperasi dijadikan alat dari pemerintah untuk mencapai tujuan dari
kebijakannya. Dalam keadaaan demikian masyarakat koperasi di satu pihak dihadapkan pada
otoritas atau di lain pihak pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kebijakan
pembangunan ekonomi dan sosialnya. Masing-masing pihak mempunyai harapan dan
keinginan sendiri-sendiri yang ingin dicapainya. Koperasi yang berasaskan sukarela ingin
mengembangkan dan membangun organisasi dan usahanya seperti yang diamanatkan oleh
Rapat Anggota, di samping ada tujuan lain yang ingin dicapainya, dimana pengurus akan
menentukan dan merumuskan kebijakannya, dengan berlandaskan pada asas koperasi dan
merujuk pada anggaran dasar organisasi. Kebijakan tersebut disebut sebagai kebijakan mikro
dari rencana pembangunan koperasi (micropolic of cooperative development). Di lain pihak
pemerintah dalam rangka pembangunan ekonominya, yang umumnya mencakup
pembangunan sektor pertanian (agricultural development), juga menggariskan kebijakan
untuk mengembangkan koperasi-koperasi pertanian, kebijakan ini disebut sebagai
macropolicy of cooperative development. Permasalahan yang timbul adalah, dapatkah
kebijakan mikro dan rencana pengembangan koperasi tersebut dipertemukan dengan
kebijakan makro dari rencana pengembangan koperasi? Atau bisakah kebijakan mikro dan
rencana pengembangan koperais tersebut sejalan dengan kebijakan dari pemerintah? Kedua-
duanya baik pemerintah maupu gerakan koperasi tentunya mempunyai tujuan yang baik.
Hanya sasarannya yang mungkin berbeda. Dalam hal keduanya mempunyai sasaran yang
sama, maka akan lebih mudah bagi pemerintah untuk menggunakan koperasi sebagai alat
untuk melaksanakan kebijakan nasionalnya.

b. peran pemerintah terhadap UMKM

Upaya pemerintah mendukung kemudahan berusaha bagi Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) ditunjukkan dengan berbagai cara.

a. Dalam memulai usaha tersebut, kemudahan yang diberikan seperti menyederhanakan


prosedur perijinan melalui One Single Submission (OSS). Kemudian memberi keringanan
biaya perijinan bagi pembentukan Usaha Kecil dan pembebasan biaya perijinan bagi Usaha
Mikro serta dukungan pembiayaan yang terjangkau bagi Usaha Mikro dan Kecil (UMK).

b. Saat UMKM sudah terbentuk, dalam mengelolanya, pemerintah juga hadir memberi
penyederhanaan administrasi perpajakan, insentif pajak dan kepabeanan. Selain itu,
pemerintah juga menyediakan bantuan dan pendampingan hukum bagi UMK, pelatihan dan
pendampingan sistem aplikasi pembukuan dan pencatatan keuangan UMK.

c. Untuk upah, ditentukan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja minimal sebesar
persentase tertentu dari rata-rata konsumsi masyarakat.

d. UMKM diberikan perlindungan agar tidak dikuasai atau dimiliki oleh usaha besar. dengan
melatih para Tenaga kerja karyawan Usaha kecil menengah agar berpikir kreatif Serta
percaya diri terutamanya dalam hal bersaing di perekonomian global saat ini.

e. Pemerintah juga berusaha meningkatkan peluang usaha produk UMKM dengan kemitraan
rantai pasok.

f. Insentif dan kemudahan kemitraan juga didorong pemerintah agar terbentuk antar usaha
menengah dan besar dengan usaha mikro dan kecil.

g. Dalam mengembangkan UMKM, pemerintah memungkinkan kegiatan usaha UMKM


menjadi jaminan untuk mengakses kredit pembiayaan usaha.
g. Saat ini, proses pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual lebih mudah dan sederhana. Begitu
pula untuk impor bahan baku dan bahan penolong industri dipermudah sekaligus fasilitas
ekspor bagi UMKM.

h. Pemerintah juga mengalokasikan produk UMK dan koperasi dari hasil produksi dalam
negeri dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.

i. Selain itu, pemerintah juga memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk mendukung
pemberdayaan dan pengembangan UMKM.

j.Produk UMKM berkesempatan lebih besar untuk dipasarkan di rest area jalan tol dan
infrastruktur publik seperti terminal, bandara, pelabuhan dan stasiun kereta api.

k. Dalam fase pengembangan, pemerintah juga dapat memberikan pendampingan bagi pelaku
UMKM agar mampu mengakses pembiayaan serta menguatkan kapasitas pelaku usaha
pemula. (nr/ds).
BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan usaha yang beranggotakan sekumpulan
orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
kerakyatan yang berasas kekeluargaan. Sementara itu, menurut bapak proklamator kita,
Mohammad Hatta, yang sekaligus menjadi bapak Koperasi, koperasi adalah suatu jenis badan
usaha bersama yang menggunakan asas kekeluargaan dan gotong royong.
Kepanjangan UMKM atau singkatan UMKM yakni usaha mikro, kecil, dan menengah.
Pemerintah sendiri telah menetapkan pengertian UMKM dan kriterianya, beserta contoh
UMKM.
Arti UMKM tersebut tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah. UMKM artinya sebagai bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga,
atau badan usaha ukuran kecil.

Anda mungkin juga menyukai