Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOPERASI

Oleh :

Ketrin Nelsa Oktavia 191000222201072


Raul Fadhilah 191000222201180
Andika Prima Yuda 191000222201017
Ari Septiadi 191000222201022
Ardinal Eka Putra 191000222201021

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FALKUTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat yang telah diberikan Nya,
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu kewajiban
yang harus diselesaikan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Hukum yang
dibimbing oleh Bapak Jasman Nazar, SH., MH .

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak,
Makalah ini tidak dapat selesai pada tepat waktunya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pengerjaan Makalah ini.

Akhir kata, penulis kata menyadari bahwa mungkin masih terdapat banyak
kekurangan dalam Makalah ini. Oleh karena itu, saran dari pembaca akan sangat
bermanfaat bagi penulis. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bukittinggi, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Tujuan .............................................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Perkembangan Koperasi ........................................................................ 3


B. Pengertian Koperasi ........................................................................................... 7
C. Macam-Macam Koperasi ................................................................................... 9
D. Tujuan dan Fungsi Koperasi .............................................................................. 10
E. Sumber Dana Koperasi ...................................................................................... 11
F. Kelebihan dan Kekurangan Koperasi ................................................................. 12
G. Analisis Kasus Korupsi Koperasi ....................................................................... 13

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan........................................................................................................ 16
1.2 Saran ................................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan penduduk, kompleksitas kehidupan masyarakat
juga semakin bertambah. Berbagai permasalahan ekonomi semakin sulit dipecahkan,
bahkan terdapat kecendrungan permasalahan baru terus bermunculan. Peningkatan
kesejahteraan masyarakat belum dapat dilakukan secara signifikan. Hal ini tercermin
antara lain dari rendahnya pendapatan perkapita, sulitnya lapangan kerja, kenaikan
harga kebutuhan pokok, serta rendahnya nilai tukar pekerja pada sektor pertanian,
perikanan dan kerajinan.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, baik permasalahan ekonomi
maupun permasalahan sosial lainnya, pemerintah telah melakukan berbagai upaya.
Salah satu upaya untuk pemecahan permasalahan ekonomi adalah dengan melakukan
pemberdayaan dan pengembangan koperasi. Koperasi diberi peran dalam berbagai
kegiatan ekonomi yang terkait dengan permasalahan kehidupan masyarakat.
Koperasi diharapkan mampu berperan dalam meningkatkan kesejahteraan,
menyediakan lapangan kerja, mengurangi tingkat kemiskinan, serta dapat berperan
dalam menyediakan barang dan jasa kebutuhan masyarakat lokal.
Pada sejarah koperasi didirikan sebagai usaha dengan tujuan untuk memajukan
kepentingan ekonomi dari anggotanya. Latar belakang berdirinya koperasi
memberikan ciri khusus kepada koperasi, berbeda dengan bentuk badan usaha
lainnya.
Koperasi di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang Nomor. 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian. Pernah mengaalami perubahan dengan adanya Undang-
Undang nomor tahun 2013 tentang Perkoperasian. Namun setelah diajukan dan
dilakukan uji materiil di mahkamah konstitusi (MK) pada 2015 UU nomor tahun
2013 dinyatakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi dan memberlakukan

1
2

kembali UU Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian sebagai landasan hukum di


Indonesia. 1
Dengan keputusan perkoperasian di Indonesia kembali menggunakan UU Nomor
25 tahun 1992 sebagai dasar dalam berorganisasi. Selanjutnya terbit surat keputusan
sebagai berikut:
 Surat Keputusan Dewan Koperasi Indonesia Nomor:
SKEP/03/DEKOPIN-E/I/2015 tentang Perubahan Lambang/Logo Gerakan
Koperasi Indonesia.
 Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor: 01/Per/M.KUKM/II/2015 tentang
Perubahan Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini antara lain:
1. Bagaimana perkembangan sejarah koperasi
2. Apa yang dimaksud dengan koperasi
3. Apa Macam-Macam Koperasi
4. Apa Tujuan dan Fungsi Koperasi
5. Darimana Sumber Dana Koperasi
6. Apa Kelebihan dan Kekurangan Koperasi
7. Bagaimana Analisis Kasus Korupsi Koperasi

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan dan
sejarah koperasi, untuk mengetahui pengertian koperasi, untuk mengetahui macam-
macam koperasi, untuk mengeahui tujuan dan fungsi koperasi, untuk mengetahui
sumber dana koperasi, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan koperasi dan
untuk menegetahui analisis kasus korupsi koperasi

1
Bambang Agus Sumantri M.M., Erwin Putera Permana, M.Pd Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) (Falkutas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2017) hlm 1
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Pekembangan Koperasi


Koperasi mulai tumbuh dan berkembang di Inggris pada abad 19 yaitu
sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di kampung Rochdale.
Namun sebelum itu inspirasi gerakan koperasi sudah mulai ada sejak abad 18 setelah
terjadi Revolusi Industri dan penerapan system ekonomi kapitalis. Gerakan ini
digunakan oleh masyarakat ekonomi lemah, terutama buruh yang penghasilannya
sangat kecil. Gerakan ini bertujuan memecahkan persoalan ekonominya akibat
tekanan pemilik perusahaan menyebabkan ekonominya semakin lemah. 2
Setelah berkembang di Inggris koperasi menyebar ke berbagai Negara baik
di Eropa daratan, Amerika dan Asia termasuk Indonesia. Koperasi sebenarnya telah
pada akhir abad 19 yaitu sekitar tahun 1896 yang dipelopori oleh R.A. Wiriadmaja.
Dan secara resmi gerakan koperasi Indonesia berdiri pada tanggal 12 Juli 1947 pada
kongres I di Tasikmalaya.
Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia
a. Zaman Pemerintahan Belanda
Pada awal 1896 seorah patih bernama R. aria Wiria Atmadja di
Purwokerto merintis pendirian satu bank simpanan untuk menolong
para pegawai negeri yang terjerat hutang dari kaum lintah darat. Usaha
ini mendapat bantuan dari asisten residen Belanda yang bertugas di
Purwokerto bernama E. Sieburg. Tahun 1898, ide R. Aria Wiria
Admadja diperluas oleh De Walff Van Westerrode sebagai pengganti
E.Sieburg. Gerakan Budi Utomo pada tahun 1908 dan dibantu dengan
Serikat Islam melahirkan koperasi pertama kali di Indonesia bersamaan
dengan lahirnya gerakan kebangkitan nasional.
Pada waktu itu perkembangan koperasi kurang memuaskan karena
adanya hambatan dari pemerintah Belanda. Agar perkembangan

2
Dr. H. Usman Moonti, M.Si. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Koperasi (Interpena Yogyakarta,
2016) hlm 1
4

koperasi tidak meluas , pemerintah Belanda tahun 1915 mengeluarkan


Undang-Undang Koperasi yang pertama kali yang disebut verordening
op de cooperative verenegingen. Undang-undang Koperasi tahun 1915
ini berlaku bagi semua golongan rakyat pada waktu itu. UU Koperasi
Tahun 1915 mendapat tantangan dari pemuka masyarakat Indonesia,
khususnya kaum gerakan nasional. Akhirnya tahun 1920 pemerintah
Belanda membentuk komisi atau panitia koperasi yang dipimpin oleh
Prof Dr. J.H. Boeke. Hasil dari homisi , melaporkan bahwa koperasi di
Indonesia memang per;u dikembangkan. Meski demikian
perkembangan koperasi ini mundur lagi karena mendapat saingan berat
dari kaum pedagang yang mendapat fasilitas dari pemerintah Belanda.
Pada tahun 1933, pemerintah Belanda mengeluarkan lagi peraturan
koperasi sebagai pengganti UU Koperasi tahun 1927. Namun peraturan
baru ini tidak ada bedanya dengan peratutan koperasi tahun 1915 yang
sama sekali tidak cocok dengan kondisi rakyat Indonesia. Akibatnya
koperasi semakin bertambah mundur. Tahun 1935, koperasi
dipindahkan dari departemen Dalam Negeri ke Departemen Ekonomi
karena banyaknya kegiatan di bidang ekonomi dan dirasa bahwa
koperasi lebih sesuai berada di bawah Departemen Ekonomi Tahun
1937, dibentuk koperasi–koperasi simpan pinjam dengan bantuan
modal dari pemerintah.3
b. Zaman Pemerintahan Jepang
Jepang mendarat di Indonesia tahun 1942. Kantor pusat koperasi
dan perdagangan diganti namanya menjadi syomin vou jumosyo, sedang
kantor daerah diganti menjadi syomin kumiai sodandyo. Di Jawa
dibentuk Jawa yumin keize sintaisei konsetsu junbi iinkai, panitia
susunan perekonomian baru di Jawa. Hasil perekonomian baru yang
dikemukakan dengan muluk-muluk tidak lain adalah kesengsaraan dan
3
Dr. H. Usman Moonti, M.Si. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Koperasi (Interpena Yogyakarta,
2016)
4
Gerakan Koperasi Indonesia. R Wahdiniwaty · 2010 hlm 1-3
5

kemelatlaratan belaka. Koperasi oleh tentara Jepang dijadikan alat


pendistribusian barang 4-barang keperluan tentara . Koperasi yang ada
diubah menjadi Kumiai yang berfungsi dsebagai pengumpul barang
untuk keperluan perang.
c. Periode Kemerdekaan
Sejak diproklamirkan kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945
dan sehari kemudian UUD 1945 disahkan , maka timbul semangat baru
untuk menggerakan koperasi . Koperasi mendapat landasan yang kuat di
dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945 beserta penjelasannya. 1 2 Gerakan
koperasi seluruh Indonesia mengadakan Kongres yang pertama pada
tanggal 12 Juli 1947 di Tasikmalaya Jawa Barat. Salah satu keputusan
Kongres adalah ditetapkan tanggal 12 Juli sebagai hari koperasi. Tahun
1953 Gerakan Koperasi Indonesia mengadakan Kongres kedua , dimana
salah satunya menetapkan Bapak Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi
Indonesia. Tahun 1958 mengeluarkan UU Koperasi No. 79 Tahun 1958.
Dengan dikeluarkan UU ini, maka peraturan koperasi tahun 1933 dan
peraturan koperasi tahun 1949 dinyatakan batal.
Dengan berlakunya UU Koperasi No. 79 Tahun 1958 yang
bedasarkan UUD Sementara 1950 pasal 50, koperasi semakin maju dan
berkembang dimana-mana. Tahun 1960 keluar Instruiksi Presiden No. 2
Tahun 1960 yang isinya diantaranya ”untuk mendorong pertumbuhan
gerakan koperasi harus ada kerjasama antara jawatan dengan
masyarakat., dalam suatu lembaga yang disebut Badan Penggerak
Koperasi (Bapenkop)” Tanggal 24 April 1961 di Surabaya
diselenggarakan Musyawarah Nasional I yang dihadiri oleh utusan-
utusan dari koperasi tingkat I dan II dari seluruh Indonesia maupun
induk gabungan koperasi tingkat nasional dan wakil-wakil pemerintah.
Tanggal 2 s/d 10 agustus 1965 diselenggarakan Munas II yang kemudian
6

melahirkan UU No. 4 Tahun 1965 tentag Pokok-Pokok Perkoperasian .


UU ini diundangkan tanggal 2 Agustus 1965.5
Keputusan Munas Gerakan Koperasi Indonesia ke I pada tanggal
17 Juli 1966 di Jakarta menetapkan:
1. Menolak dan membantalkan semua keputusan dan hasil-hasil
lainnya dari Munaskop satu dan dua.
2. Menyampaikan penghargaan dan terima kasig pada MPRS
yang telah membekukan UU No. 14 Tahun 1965
Berdasarkan ppertimbangan di atas, maka pemerinrah Orba dalam
hal ini Departemen Perdagangan dan Koperasi melalui suaru keputusan
No.070/SKIII/1966 telah membentuk panitia peninjauan UU No. 14
Tahun 1965 yang dipimpin oleh Ibnoe Soejono yang pada waktu itu
menjabat Menteri Ususdan Koperasi. Tanggal 18 Desember 1967
pemerintah dengan persetujuan DPRGR telah berhasil membuat UU
Koperasi No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian. Pada
akhir tahun 1967 jumlah koperasi telah mencapai 64.000 buah , dimana
hanya 45.000 yang berbadan hukum. Dengan ada diantanya penertiban ,
pada akhir tahun 1968 jumlah koperasi yang ada tinggal 15.000 buah
dan koperasi telah sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1967 Dalam tahap
pembangunan lima tahun pertama, pemerintah telah mendirikan: 6
1. Pusat Latihan Penataran Koperasi di Jakarta
2. Balai Latihan Perkoperasian di setiap propinsi
3. Lembaga Jaminan Kredit koperasi
4. Badan Usaha Unit Desa/Koperasi unit desa.
Tahun 1978, pemerintah mengeluarkan Inpres No. 2 Tahun 1978
tentang BUUD/KUD. Sejak saat itu BUUD tidak lagi merupakan
lembaga ekonomi yang berbentuk koperasi seperti diatur dalam Impres
No. 4 tahun 1973, tetapi berfungsi sebagai lembaga pembimbing,

5
Dr. H. Usman Moonti, M.Si. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Koperasi (Interpena Yogyakarta, 2016) hlm1-3
6
Gerakan Koperasi Indonesia. R Wahdiniwaty · 2010
7
Dr. H. Usman Moonti, M.Si. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Koperasi (Interpena Yogyakarta, 2016) hlm1-3
7

pendorong dan pelopor pengembangan serta pembinaan KUD. BUUD


dibentuk berdasarkan adanya KUD, mempunyai wilayah kerja yang
sama juga dengan wilayah KUD yaitu meliputi beberapadesa dalam
suatu kecamatan. Selain itu pemerintah transisi di bawah pimpinan
Presiden JB Habibie telah menetpkan instruksi persiden No. 18 Tahun
1998 tentang pengembangan Koperasi. Pemerintah telah memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membentuk dan
mengelola koperasi tanpa batasan wilayah kerja , dan koperasi diberi
kesempatan untuk lebih mandiri dan bebas melakukan aktivitas
usahanya, lebih-lebih dengan perkembangan wacana demokrasi di
kalangan masyarakat tanpa campur tangan pemerintah.

B. Pengertian Koperasi
Dilihat dari asal katanya, kata koperasi berasal dari bahasa latin “Coopere”
dan diserap dalam bahasa Inggris menjadi Cooperation. Co berarti bersama operation
berarti bekerja, sehingga Cooperation bearti bekerja sama atau berusaha bersama-
sama. Dalam hal ini kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama 7.
Beberapa pengertian koperasi yaitu sebagai berikut:
1. Definisi ILO
Defenisi ILO terdapat 6 elemen tentang koperasi yaitu sebagai
berikut.
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang.
b. Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan.
c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai.
d. Kooperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan
usaha) yang diawasi dan dikendalikan secara dekmokratis.
e. Terdapat konstribusi yang adil terhadap modal yang
dibutuhkan.

8
Julian Lumbantobing, Elvis F. Purba, Ridhon Simangunsong. Ekonomi Koperasi (Falkutas Ekonomi
Universitas HKBP Mommensen, 2002) hlm 3-5
8

f. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara


seimbang.
2. Defenisi Hatta (Bapak Koperasi Indonesia)
Koperasi adalah usaha bersama, untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong
menolong tersebut didrong oleh keinginan memberikan jasa kepada
kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat seorang”.
3. UU No. 12 Tahun 1967
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan.
4. UU No. 25 tahun 1992
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hokum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan. 8
Berdasarkan pengertian diatas, koperasi di Indonesia mengandung
5 elemen sebagai berikut:
a. Koperasi adalah badan usaha
Sebagai badan usaha, maka koperasi memperoleh laba.
Laba merupakan elemen kunci dalam suatu sistem usaha
bisnis, dimana sistem itu akan gagal bekerja tanpa memperoleh
laba.
b. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan-badan
hukum koperasi.
Koperasi Indonesia merupakan bukan kumpulan modal.
UU No. 25 Tahun 1992 memberika jumlah minimal orang-
orang (anggota) yang ingin membentuk organisasi koperasi

9 Azrul Tanjung, Koperasi dan UMKM sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2017), hlm, 66
10 Burhanuddin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia, (Malang: UIN Maliki Press, 2013), hlm. 01
9

(minimal 20 orang), untuk koperasi primer dan 3 Badan


Hukum Koperasi untuk koperasi sekunder.
c. Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan
prinsip-prinsip koperasi.
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 prinsip koperasi pada
dasarnya merupakan jati diri koperasi.
d. Koperasi Indonesia adalah Gerakan Ekonomi Rakyat
Merupakan bagian dari system perekonomian nasional.
Kegiatan koperasi tidak hanya ditujukan kepada anggota, tetapi
juga kepada masyarakat umum.
e. Koperasi Indonesia berazaskan kekeluargaan.
Dengan azas ini keputusan berkaitan dengan usaha dan
organisasi dilandasi dengan jiwa kekeluargaan. Segala
keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.

C. Macam – Macam Koperasi


Koperasi dibedakan berdasarkan 5 bagian yaitu:
1. Menurut Kelompok yang Dilayani
Pembagian koperasi didasarkan atas kebutuhan yang mendesak
yang segera harus diatasi. Koperasi ini dibedakan menjadi :
1) Koperasi pemakai, disebut juga dengan koperasi konsumen
dibentuk oleh konsumen barang atau jasa. Bertujuan untuk
menyediakan barang-barang atau jasa kebutuhan anggota dengan
mudah dan murah.
2) Koperasi kelompok kerja, disebut juga dengan koperasi
fungsional, yang terdiri dari pekerja seperti pegawai negeri,
pegawai swasta, tentara, polisi dll.
3) Koperasi kelompok pemuda/pelajar, ialah koperasi yang
beranggotakan siswa atau pelajar.
4) Koperasi kelompok strategis, ialah koperasi yang berkembang di
Indonesia seperti koperasi wanita, transmigrasi, dll.
10

2. Menurut Kelompok Penghasil


Adalah koperasi yang memproduksi komoditi, diantaranya di
bidang pertanian, bidang industry dan bidang jasa.
3. Menurut Komoditi
Contohnya koperasi kopra, koperasi karet, koperasi teh, koperasi
perikanan dll.
4. Koperasi menurut fungsi
Terdiri dari Koperasi fungsi, Koperasi Produksi, Koperasi
Penjualan
5. Koperasi menurut tingkat organisasi
Terdiri dari koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi
primer yaitu koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-
seorang. Adapun pihak-pihak yang dapat menjadi anggota koperasi
primer adalah orang-orang yang telah mampu melakukan tindakan
hukum dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh koperasi yang
bersangkutan. Semakin banyak anggotanya maka semain kokohlah
kedudukan koperasi primer sebagai bentuk badan usaha, baik ditinjau
dari segi organisasi maupun dari sudut pandangan ekonomis.
Koperasi sekunder meliputi semua koperasi yang didirikan oleh
dan beranggotakan koperasi primer. Meskipun koperasi sekunder
beranggotakan beberapa koperasi primer, namun keberlangsungan usaha
tetap ditentukan oleh kinerja orang- seorang. Namun berdasarkan
kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi, koperasi sekunder dapat
didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai jenis sesuai dengan
tingkatan. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya tiga
koperasi yang berbadan hukum baik primer maupun sekunder.

D. Tujuan dan Fungsi Koperasi


Pada dasarnya tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota-
anggotanya pada khususnya dan masyarakat daerah kerja koperasi bersangkutan .
Menurut Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa koperasi bertujuan
11

memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya


serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 fungsi koperasi adalah sebagai
berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi sosialnya.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

E. Sumber Dana Koperasi


Sumber dana merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan koperasi
dalam rangka emenuhi kebutuhan dana anggotanya. Bagi anggota koperasi yang
kelebihan dana diharapkan untuk menyimpan dananya dikoperasi dan kemudian oleh
pihak koperasi dipinjamkan kembali kepada para anggota yang membutuhkan dana
dan jika memungkinkan koperasi juga dapat meminjamkan dananya kepada
masyarakat luas.
Sumber dana yang dapat dihimpun oleh KJKS dan UJKS Koperasi
digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
1) Modal, terdiri dari: Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib
2) Dana Investasi Tidak Terikat: Simpanan Berjangka
3) Dana Investasi Terikat
4) Dana Titipan: Simpanan/Tabungan
12

F. Kelebihan dan Kekurangan Koperasi


Ekonomi yang bersifat persekutuan, selalu memerlukan sebuah wadah
(Kegiatan badan usaha) sebagai perekat untuk menjalankannya. Dalam hukum bisnis
dikenal berbagai macam bentuk badan usaha, diantaranya adalah koperasi. Sebagai
badan usaha, koperasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: 9
1. Kelebihan Badan Usaha Koperasi
 Sebagai gerakan ekonomi kerakyatan, persyaratan pendirian
koperasi relative mudah.
 Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya
saja, tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya.
 Usaha dijalankan berdasarkan atas asas kekeluargaan sehingga
memiliki ikatan kerjasama yang kuat.
 Meningkatkan kesejahteraan anggota dengan tetap
memeperhatikan aspek sosial.
 Pembagian sisa hasil usaha tidak hanya ditentukan berdasarkan
modal, melainkan tingkat partisipasi (jasa) usaha dari
anggotanya.
2. Kekurangan Badan Usaha Koperasi
 Keterbatasan modal membuat koperasi tidak bisa berkembang
secara pesat.
 Kurangnya perhatian terhadap aspek keuntungan menyebabkan
koperasi kurang diminati.
 Sifat keanggotaan yang sukarela menyebabkan manajemen
koperasi tidak efektif.
 Koperasi cenderung bersifat eksklusif jika dibandingkan badan
usaha lainnya.

11
Muhammad dan Dwi Suwiknyo, 2009, Akuntansi Perbankan Syariah, (Yogyakarta:Trust Media), hlm. 13
12 ITRI CHOLILAH · 2019
13

G. Analisis Kasus Korupsi Koperasi


Pengadilan Negeri Padang vonis terdakwa korupsi dana KSPPS (Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah ) satu tahun penjara.
Padang (ANTARA) - Majelis hakim Pengadilan Negeri Kelas I A Padang,
Sumatera Barat (Sumbar) memvonis terdakwa kasus dugaan korupsi dana
Koperasi Simpan Pinjaman Pembiayaan Syariah (KSPPS) Koto Lua atas nama
Eiyanda Omarua (40) dengan hukuman satu tahun penjara.
"Menyatakan terdakwa bersalah melanggar dakwaan subsider Jaksa
Penuntut Umum, menjatuhkan hukuman satu tahun penjara, " kata majelis hakim
yang diketuai Juandra, di Padang, Jumat.
Selain pidana penjara, terdakwa yang merupakan mantan manajer
koperasi juga dijatuhkan pidana denda sebesar Rp50 juta subsider satu bulan
penjara. Terdakwa yang menjalani sidang pembacaan putusan mengenakkan jilbab
biru juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp134.006.602, dengan
ketentuan apabila tidak diganti maka harta-bendanya disita.
Dalam hal terdakwa tidak memiliki harta benda maka akan diganti dengan
hukuman kurungan selama empat bulan. Putusan hakim terbilang lebih ringan jika
dibandingkan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri
Padang sebelumnya, dimana JPU menuntut dengan hukuman dua tahun penjara.
Jaksa juga menuntut terdakwa agar membayar pidana denda Rp50 juta
subsider empat bulan kurungan, serta uang pengganti sebanyak Rp157.288.970.
Menanggapi putusan itu Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Padang
menyatakan sikap pikir-pikir apakah akan mengajukan banding atau menerima
putusan pengadilan.
Sebelumnya, perkara itu adalah penyelewengan dana Koperasi Simpan
Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Koto Lua Kecamatan Pauh, Kota Padang.
KSPS Koto Lua adalah salah satu koperasi yang menerima penyertaan modal
berupa hibah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Padang
pada 2011 sebesar Rp300 juta. Dalam perjalanannya terdakwa sebagai manajer
14

saat itu diduga telah melakukan pembiayaan fiktif dan uang koperasi yang
digunakan untuk kepentingan pribadi.
Pembiayaan fiktif yang dilakukan sebanyak 44 kali dengan cara yang
tidak sesuai SOP dan SOM koperasi, akibatnya ada uang sebesar Rp267.520.000
yang tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya.
Uang tersebut kemudian dianggap kejaksaan sebagai kerugian negara,
namun dalam proses berjalan terdakwa telah melakukan beberapa kali pengembalian
uang sehingga tersisa sebesar Rp157.288.970.

1) Uraian Fakta
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) adalah
koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpanan, di pinjaman dan pembiayaan
sesuai prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq/sedekah, dan wakaf.
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) adalah termasuk
Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) yang beroperasi dengan sistem syariah.1
Koperasi yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan adalah koperasi
simpan pinjam.
Koperasi simpan pinjam dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan
dikarenakan usaha yang dijalankan oleh koperasi simpan pinjam adalah usaha
pembiayaan yang berarti penghimpun dana dari anggotanya yang kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau masyarakat
umum. Koperasi Indonesia sendiri berlandaskan pancasila dan UUD 1945,
Sedangkan asasnya adalah kekeluargaan. Landasan operasionalnya adalah
undang- undang RI Nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian sebagai
pengganti Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 1967.
Dugaan korupsi dana Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
(KSPPS) BMT Koto Lua Kecamatan Pauh.
Kerugian dalam kasus tersebut sekitar Rp265 juta karena uang koperasi
diduga telah digunakan oleh tersangka untuk kepentingan pribadi. Penyelewengan
uang tersebut dinilai telah merugikan keuangan negara karena modal koperasi
15

merupakan hibah yang bersumber dari APBD Padang pada 2011 sebesar Rp300
juta. Selain merugikan keuangan negara, lanjutnya, perbuatan tersangka juga
berdampak pada banyaknya anggota koperasi yang keluar karena sulit
mengajukan pinjaman uang.
Padahal, program koperasi syariah itu digulirkan serta mendapat bantuan
modal dari Pemkot Padang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai
anggotanya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi yang menjadi wadah kerjasama masyarakat dalam pembangunan
ekonomi masyarakat, dan mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat
setempat pada umumnya, seharusnya mampu mendongkrak kesejahteraan ekonomi
masyarakat setempat, namun dalam hal ini Koperasi belum berperan aktif dalam
mensejahterakan ekonomi masyarakat ekonomi kelas bawah.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu dari makalah ini,
maka kesimpulan yaitu Koperasi yang mulai tumbuh dan berkembang di Inggris pada
abad 19 yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dengan berazaskan
kekeluargaan.

B. Saran
Diharapkannya masyarakat lebih menggunakan simpan pinjam pada koperasi
dibandingkan Bank. Dan diharapkan masyarakat selalu aktif dalam koperasi yang
bertujuan mensejahterakan anggota kelompok koperasi dan masyarakat itu sendiri.

16

Anda mungkin juga menyukai