Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH INDIVIDU

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KOPERASI DI SWEDIA

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi


Koperasi/UKM

Dosen Pengampu: Nur Asma, SE., MM.

Disusun Oleh

Bayu Apriana Simanjuntak (2016025005)

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

AHMAD DAHLAN JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah dan Perkembangan Koperasi di
Swedia” ini tepat pada waktunya sebagai tugas kelompok dosen Ibu Nur Asma,
SE., MM pada mata kuliah Ekonomi Koperasi/UKM.
Makalah ini berisi pembahasan tentang sejarah dan perkembangan
koperasi di negara Swedia. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan
pemahaman tentang koperasi di luar negeri, khususnya di negara Swedia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga
akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 23 Juni 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 3

A. Pengertian Koperasi .......................................................... 3


B. Konsep Koperasi ............................................................... 3
C. Prinsip-Prinsip Koperasi ..................................................... 4
D. Jenis-Jenis Koperasi .......................................................... 4
E. Modal Koperasi .................................................................. 6
F. Perangkat Koperasi ........................................................... 6
G. Struktur Organisasi Koperasi ............................................. 7

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................... 9

A. Profil Negara Swedia ......................................................... 9


B. Sejarah Koperasi Di Swedia .............................................. 10
C. Perkembangan Koperasi Di Swedia ................................... 13
D. Profil Koperasi Svensk Kooperation ................................... 14
E. Analisis Perkembangan Koperasi Di Swedia ...................... 17

BAB IV PENUTUP ............................................................................... 20

A. Kesimpulan ........................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gerakan Koperasi di dunia, dimulai pada pertengahan abad ke-18 dan
awal abad ke-19 di Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan Koperasi Pra-
Industri. Pada abad ini juga dikenal memunculkan Revolusi Industri dan
munculnya sebuah ideologi yang kemudian begitu menguasai sistem
perekonomian dunia. Kita mengenalnya dengan nama Kapitalisme. Ideologi
ini, pada perjalanan sejarahnya, kemudian mendapatkan lawan sepadan
dengan hadirnya Sosialisme.
Koperasi hadir di antara dua kekuatan besar ekonomi itu. Pada
awalnya koperasi mulai tumbuh dan berkembang di Inggris pada pertengahan
abad ke-19 yaitu sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di
Kampung Rochdale. Yang menjadi dasar didirikannya koperasi pada saat itu
adalah penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di berbagai negara di
Eropa yang dialami pula oleh para pendiri koperasi konsumsi di Rochdale,
Inggris, pada tahun 1844. Pada mulanya Koperasi Rochdale memang hanya
bergerak dalam usaha kebutuhan konsumsi. Dengan berpegang pada asas-
asas Rochdale, para pelopor Koperasi Rochdale mengembangkan toko
kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu mendirikan pabrik,
menyediakan perumahan bagi para anggotanya, serta menyelenggarakan
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para anggota dan pengurus
koperasi.
Setelah berkembang di Inggris koperasi menyebar ke berbagai negara
baik di Eropa daratan, Amerika, dan Asia. Pada dasarnya koperasi digunakan
sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan persoalan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Koperasi telah masuk ke negara swedia pada tahun 1958 yang diberi
nama Swedish Cooperative Centre (SCC). Tujuan didirikannya koperasi ini
untuk memberi pendapatan dan meningkatkan taraf kehidupan kepada laki-
laki dan perempuan yang miskin yang ada di negara tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah koperasi di Swedia?
2. Bagaimana perkembangan koperasi di Swedia?
3. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh koperasi di Swedia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah koperasi di Swedia.
2. Mengetahui perkembangan koperasi di Swedia.
3. Mengetahui tantangan/isu yang dihadapi oleh koperasi di dunia.

2
BAB I
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang
berarti bersama dan ”operation” (operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian
koperasi adalah kerja sama. Dibawah ini merupakan pengertian koperasi
menurut para ahli:
1. Menurut P.J.V. Dooren, koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang,
akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari badan-badan hukum
(corporate).
2. Menurut Richard Kohl dan Abrahamson, koperasi adalah sebagai badan
usaha dengan kepemilikan dan pemakai jasa merupakan angota dari
koperasi itu sendiri serta pengawasan terhadp badan usaha tersebut harus
dilakukan oleh yang menggunakan jasa dan pelayanannya.
3. International Labour Organization (ILO), koperasi adalah Cooperative
defined as an association of person usually of limited means, who have
voluntarily joined together to achieve a common economic end through the
formation of a democratically controlled business organization, making
equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of
the risk and benefits of the undertaking.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama,
diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud
mensejahterakan anggota.
B. Konsep Koperasi
1. Konsep Koperasi Barat. Merupakan organisasi swasta yang dibentuk
secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan
kepentingan, dengan maksud mengurusi kepentingan anggota.
2. Konsep Koperasi Sosialis. Menurut konsep ini koperasi tidak berdiri sendiri
tetapi merupakan subsistem dari sistem sosialisme.
3. Konsep Koperasi Negara Berkembang. Koperasi sudah berkembang
dengan ciri tersendiri yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam
pebinaan dan pengembangan.

3
C. Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip Koperasi menurut International Cooperatives Alliance (ICA)
pada kongres tahun 1966 adalah:
1. Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang
dibuat-buat.
2. Kepemimpinan yang demokratis atas dasar satu orang satu suara.
3. Modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada.
4. Sisa hasil usaha dibagi tiga; sebagian untuk cadangan, sebagian untuk
masyarakat dan sebagian untuk dibagikan kembali kepada anggota sesuai
jasa masing-masing.
5. Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus
6. Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik di
tingkat regional, nasional maupun internasional.
Prinsip-prinsip diatas ditujukan untuk menjaga koperasi tumbuh dan
berkembang dengan cara-cara kooperatif. Biasanya para ahli menyebutnya
sebagai koperasi yang genuine. Di sisi lain, banyak koperasi mengalami
demutualisasi sehingga derajat genuisitasnya turun ke titik nadir
menjadikannya tak ubahnya perusahaan non-koperasi. Prinsip itu selalu diulas
dan diperbaharui tiap waktu: 1933, 1966 dan terakhir 1995. Prinsip koperasi
versi 1995 memuat beberapa poin, yaitu:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengendalian secara demokratis oleh anggota.
3. Partisipasi ekonomi anggota.
4. Otonomi dan independensi.
5. Kerjasama antarkoperasi.
6. Kepedulian terhadap komunitas.
D. Jenis-Jenis Koperasi
Menurut fungsinya, koperasi dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi
Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang
menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. Dikoperai in
anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli (konsumen) bagi
koperasinya.

4
2. Koperasi penjualan/pemasaran
Koperasi penjualan/pemasaran merupakan koperasi yang
menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh
anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan
sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.
3. Koperasi produksi
Koperasi produksi yakni koperasi yang menghasilkan barang dan jasa,
dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai koperasi. Dikoperasi jenis ini
anggota berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi.
4. Koperasi jasa
Koperasi jasa yaitu koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang
dibutuhkan oleh anggota. Contohnya, simpan pinjam, asuransi, angkutan,
dan lain-lain. Anggota dari koperasi ini berperan sebagai pemilik dan
pengguna layanan jasa koperasi.
Berdasarkan tingkat dan luas daerah kerjanya, koperasi dapat
dibedakan menjadi berikut:
1. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak
20 orang perseorangan.
2. Koperasi Sekunder
Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-
badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas
dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi jenis ini dapat dibedakan
menjadi:
a. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan minimal 5
koperasi primer.
b. Gabungan koperasi adalah koperasi yang beranggotakan minimal 3
koperasi pusat.
c. Induk koperasi adalah koperasi yang beranggotakan minimal 3
gabungan koperasi.
Menurut status keanggotaannya koperasi dibedakan menjadi :
1. Koperasi produsen ialah koperasi yang beranggotakan para produsen
barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha.

5
2. Koperasi konsumen adalah koperasi yang beranggotakan para konsumen
akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.
E. Modal Koperasi
Untuk menjalankan usahanya, koperasi memerlukan modal. Modal
digunakan untuk membeli barang dagangan atau alat-alat produksi. Modal bisa
didapat dari dua sumber, yaitu dari anggotanya sendiri (internal) dan dari luar
(eksternal).
1. Modal Internal Koperasi
a. Simpanan pokok. Simpanan pokok dibayarkan selama satu kali saat
mendaftar sebagai anggota dan besarannya sudah ditentukan.
Simpanan ini tidak bisa diambil selama masih menjadi anggota
koperasi.
b. Simpanan wajib. Simpanan wajib dibayarkan setiap bulan dengan
besaran yang sudah ditentukan. Simpanan ini tidak bisa diambil
selama masih menjadi anggota koperasi.
c. Simpanan sukarela. Simpanan ini sifatnya sukarela, begitu pula
jumlahnya. Simpanan ini dapat diambil kapan saja.
d. Dana cadangan. Dana cadangan adalah bagian dari SHU (Sisa Hasil
Usaha) yang tidak dibagikan kepada anggotanya. Jumlahnya sesuai
dengan kesepakatan saat rapat anggota.
2. Modal Eksternal Koperasi
a. Hibah. Hibah adalah pemberian dari pihak lain untuk koperasi. Hibah
dapat berupa uang, lahan, atau barang-barang modal.
b. Pinjaman. Koperasi dapat meminjam modal dari pihak lain, misalnya
bank, untuk memenuhi kebutuhan modal.
c. Sumber lain yang sah.
F. Perangkat Koperasi
Untuk bisa berjalan lancar, koperasi memerlukan perangkat.
Perangkat yang dimaksud di sini adalah:
1. Rapat Anggota. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam koperasi. Keputusan-keputusan penting dalam koperasi seperti
pemilihan pengurus, pembagian SHU, dan penetapan dana cadangan
diambil pada saat Rapat Anggota. Rapat anggota dihadiri oleh seluruh
anggota. Setiap anggota memiliki satu suara yang dapat digunakan saat

6
pengambilan keputusan. Umumnya, Rapat Anggota diadakan setahun
sekali dan sering disebut sebagai RAT (Rapat Anggota Tahunan).
2. Pengurus. Untuk menjalankan koperasi, diperlukan beberapa orang yang
bertanggung jawab melakukannya. Orang-orang ini disebut sebagai
pengurus dan bertugas menjalankan koperasi secara umum. Pengurus
dipilih melalui Rapat Anggota dan memiliki masa jabatan selama lima
tahun.
3. Pengawas. Untuk mencegah adanya kecurangan dalam pengelolaan
koperasi, kinerja Pengurus akan diawasi oleh Pengawas. Setiap tahunnya,
Pengawas melakukan audit atas kondisi manajerial, kondisi finansial, serta
kondisi fisik/inventaris koperasi. Pengawas juga melaporkan hasil kinerja
Pengurus. Pengawas dipilih melalui Rapat Anggota.
4. Pengelola. Pengurus bertugas menjalankan koperasi secara umum,
sedangkan pengelola bertugas menjalankan usaha koperasi sesuai arahan
dari Pengurus. Pengelola sering juga disebut sebagai manajer. Pengelola
ditunjuk oleh Pengurus.
G. Struktur Organisasi Koperasi
1. Struktur Internal Organisasi Koperasi
Perangkat-perangkat koperasi tadi memiliki kedudukan di dalam struktur
organisasi koperasi seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:

7
2. Struktur Eksternal Organisasi Koperasi
Koperasi seringkali bergabung dengan koperasi lain yang sejenis
untuk memudahkan berbagai keperluan mereka, misalnya untuk
mendapatkan pelatihan, tambahan modal, maupun keperluan lainnya.
Alasan lainnya adalah untuk memperbesar cakupan anggota dan
wilayahnya.
Ketika sebuah koperasi didirikan dan anggotanya telah mencapai
minimal 20 orang, maka koperasi itu disebut sebagai koperasi primer. Jika
ada minimal empat koperasi primer yang sejenis di suatu daerah, maka
koperasi-koperasi tersebut dapat bergabung menjadi koperasi pusat yang
berkedudukan di tingkat kabupaten/kota. Jika ada minimal tiga koperasi
pusat yang sejenis di suatu daerah, maka mereka dapat bergabung dan
menjadi koperasi gabungan yang berkedudukan di tingkat provinsi. Jika
ada minimal tiga koperasi gabungan yang sejenis di suatu daerah, maka
mereka dapat bergabung dan menjadi koperasi induk yang berkedudukan
di tingkat nasional.
Struktur yang menggambarkan hubungan satu koperasi dengan
koperasi lainnya dapat dilihat pada gambar berikut:

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Negara Swedia


Swedia membentang sekitar 1.600 kilometer dari selatan ke utara, dan
sekitar 480 kilometer dari timur ke barat. Banyak lahan Swedia ditutupi dengan
hutan. Banyak sungai dan sekitar 90.000 danau membentuk hampir
sepersepuluh dari luas total. Secara geografis, Swedia dapat dibagi menjadi
lima wilayah, yakni Selatan, Highland Selatan, Dataran Rendah Tengah, Utara
(Norrland), dan pulau-pulau. Swedia terletak di utara sejauh Alaska, tapi
umumnya memiliki iklim yang lebih ringan. Hal ini karena arus air hangat
Atlantik Utara mengalir di dekatnya dan angin yang bertiup dari barat daya di
semua musim. Suhu musim dingin di bagian tengah dan selatan negara rata-
rata sedikit di bawah titik beku. Di ujung utara, suhu musim dingin rata-rata -14
°C. Suhu musim panas sejuk, tapi nyaman. Curah hujan rata-rata sekitar 610
milimeter per tahun.
Hanya sekitar 7 persen lahan Swedia yang cocok untuk pertanian.
Sumber daya alam negara yang paling berharga adalah kandungan mineral,
hutan, dan sungai. Mineral Swedia yang paling penting adalah bijih besi. Bijih
besi sangat penting untuk industri besi, baja, mesin, dan pembuatan kapal.
Mineral ini juga diekspor. Deposit mineral lainnya adalah seng, timah, tembaga,
perak, dan uranium.
Swedia adalah yang terbesar dari negara-negara Skandinavia lain.
Swedia adalah negara Eropa terbesar kelima setelah Rusia, Ukraina, Prancis,
dan Spanyol. Swedia menempati bagian yang lebih besar dari Semenanjung
Skandinavia Eropa Utara, yang berbagi tempat dengan Norwegia. Orang
Swedia berhubungan erat dengan orang Denmark, Islandia, Kepulauan Faeroe,
Norwegia, dan orang Swedia yang berbahasa Finlandia. Mereka berasal dari
beberapa migrasi suku. Sekitar 17.000 orang Sami tinggal di wilayah utara jauh
dari Swedia yang dikenal sebagai Lapland. Orang Sami dulunya disebut Lapp.
Swedia luas daerahnya, tetapi populasinya relatif kecil. Kebanyakan orang
Swedia tinggal di bagian selatan negara, wilayah yang paling subur dan tempat
kota-kota utama berada.

9
Bahasa Swedia adalah bahasa nasional yang terkait dengan bahasa
Denmark, Faeroese, Islandia, dan Norwegia. Alfabet Swedia sama seperti yang
digunakan dalam bahasa Inggris, kecuali tiga vokal ekstra: å, ä, dan ö. Banyak
orang Swedia juga berbicara dalam bahasa Inggris dan Jerman. Bahasa asli
etnis minoritas dilestarikan melalui program pendidikan khusus. Orang Sami
berbicara salah satu dari tiga dialek bahasa juga disebut Sami. Sejumlah besar
pemeluk Katolik Roma, Kristen Ortodoks, dan Islam tinggal di Swedia.
Pendidikan sangat penting di Swedia. Hampir semua jenjang
pendidikan gratis. Setelah pra-sekolah, anak-anak Swedia mulai wajib belajar
sembilan tahun pada usia 7 tahun. Kemudian sebagian besar siswa
melanjutkan di sekolah menengah atas pilihan mereka. Sekitar sepertiga dari
semua siswa kemudian melanjutkan ke sekolah profesional atau universitas.
Swedia memiliki lebih dari selusin universitas. Ada juga banyak sekolah
kejuruan yang mempersiapkan siswa untuk keterampilan tertentu. Negara ini
memiliki sistem perpustakaan yang luas.
Sebagian besar orang Swedia tinggal di kota-kota, terutama di
apartemen. Swedia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepemilikan
komputer dan telepon seluler tertinggi di dunia.
B. Sejarah Koperasi di Swedia
Negara-negara di Skandinavia seperti Swedia, yang mana sistem
perekonomian mereka biasa disebut sistem ekonomi “kapitalis rakyat” atau
sistem “sosialis Skandinavia” telah berhasil menjadikan koperasi sebagai dasar
perekonomiannya. Di Swedia, koperasi pertanian mendominasi kegiatan pasar-
pasar swalayan besar dimana para petani langsung menjual produk-produk
pertanian langsung ke konsumen (Pestoff, 1991).
Koperasi di Swedia agak unik. Usaha koperasi semula didirikan untuk
memerangi kekuatan monopoli. Oleh karenanya koperasi di Swedia, lebih
mengutamakan penyediaan barang-barang dengan harga murah dan kualitas
baik. Mereka mengakui bahwa dengan berkoperasi akan terhindar dari kaum
kapitalis yang menguasai monopoli perdagangan. Mereka umumnya
merupakan campuran dari usaha koperasi, swasta dan usaha negara yang
sering disebut sebagai tipe Middle Way.
Pada tahun 1911, koperasi Swedia berhasil memenangkan
persaingan dengan perusahaan margarine terbesar di Swedia. Pada tahun

10
1926, berhasil lagi memenangkan persaingan dan menghancurkan monopoli
tepung terigu swasta besar. Koperasi Swedia di tahun-tahun berikutnya
memenangkan persaingan membuat lampu pijar dan sepatu untuk masyarakat
Swedia.
Mereka terus berbuat banyak. Mereka mengembangkan pembuatan
minyak nabati, makanan kaleng, kertas, papan, fiber, pakaian jadi, sarana
produksi pertanian, kerarnik, pipa, saluran air bersih dan sebagainya yang
diproduksi oleh lebih dari 90 pabrik rnilik koperasi. Pabrik pengolah susu di
Swedia mengolah 94% dari jumlah susu yang dikirim ke pabrik-pabrik; hampir
75% jumlah hewan potong pemotongannya dilakukan oleh koperasi. Kira-kira
dua per tiga gandum yang dihasilkan Swedia, diserahkan pada koperasi dan
dijual oleh koperasi. Penyaluran telur menunjukkan hal yang sarna; Demikian
juga di bidang penjualan dan distribusi bahan baku (D.Danoewikarsa, 1977).
Toko-toko ritel koperasi menguasai sekitar 20 persen pangsa pasar.
Di samping Anders Orne, salah seorang tokoh koperasi di Swedia
yang terkenal akan sikap dan pandangannya yang menentang jika ada koperasi
yang dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya sangat menggantungkan diri
pada bantuan pemerintah, kalangan koperasi juga mencatat salah seorang
pelopor lain yang terkenal di Swedia antara lain adalah Albin Johansen,
seorang birokrat, yang salah satu langkah terkenalnya adalah menasionalisasi
perusahaan penyulingan minyak bumi di Swedia. Di Swedia, undang-undang
yang berkaitan dengan perkumpulan koperasi, pertama kali dikeluarkan pada
tahun 1895. Kemudian diamandemen pada tahun 1911, dan diperbaharui lagi
pada 1 Juni 1951.
Pusat Koperasi Swedia (Swedish Cooperative Centre—SCC) didirikan
gerakan koperasi Swedia tahun 1958. Tujuannya, memberi masukan dan
meningkatkan taraf kehidupan wanita dan laki-laki miskin serta peran mereka
membangun negara. Membangun usaha melalui kerja sama dan kolaborasi
yang saling menguntungkan. Itulah prinsip yang dianut SCC atau prinsip
berkoperasi tanpa batasan (Kooperation Utan Granser). Visi organisasi SCC
adalah dunia bebas dari kemiskinan dan ketidakadilan. Target kelompok utama
dari SCC adalah wanita dan laki-laki miskin, khususnya di wilayah perdesaan
Swedia. Kelompok ini adalah anggota biasa dari organisasi informal yang
bekerja untuk tujuan kesejahteraan.

11
Adapun misi dari Swedish Cooperative Centre adalah sebagai berikut:
1. Membantu perempuan dan laki-laki miskin untuk memungkinkan mereka
meningkatkan penghasilan mereka.
2. Memperbaiki kondisi kehidupan mereka.
3. Membela hak mereka.
4. Memperkuat perkembangan demokratis dan ekonomi para anggota.
5. Berkontribusi pada pengembangan masyarakat demokratis dan adil.
Swedish Cooperative Centre (SCC) bertujuan untuk memastikan
bahwa masyarakat mengambil sikap dan terlibat dalam pembentukan tatanan
dunia yang adil, serta mendukung program pengembangan dengan kegiatan
penggalangan dana. Bidang pekerjaan yang dijalankan yaitu pengembangan
pedesaan, perumahan dan tempat tinggal, serta layanan keuangan.
Kemiskinan warga di Swedia umumnya akibat kurangnya kesempatan
dan berorganisasi. Untuk itu, SCC bekerja secara partnership memberikan
dukungan mobilisasi dan pengembangan dari dasar keorganisasian untuk
anggota dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupan rakyat miskin. Dengan
alasan tersebut, SCC juga bekerja mencetak opini dan dukungan publik yang
menguntungkan pembangunan yang mendasar bagi masyarakat.
SCC bekerja dalam satu struktur desentralisasi dengan kantor sentral
di Stockholm. Memusatkan pada pengembangan perencanaan global,
kebijakan, strategi, dan metode untuk pengembangan kerja. Beberapa kantor
wilayah tersebar di Afrika Selatan, Afrika Timur, dan Amerika Latin secara
konsekuen melaksanakan perencanaan, monitoring, dan evaluasi dari kerja
sama pengembangan global. Para pendiri dan para anggota SCC adalah
federasi nasional mewakili seluruh koperasi besar Swedia dan beberapa sektor
koperasi. SCC memiliki 62 anggota organisasi koperasi konsumen, federasi
petani dan organisasi koperasi perumahan. SCC menerapkan cara kerja secara
kolaborasi dengan anggota organisasi. Federasi menyediakan sumber
keuangan melalui pembiayaan keuangan untuk pengembangan program.
Ada tujuh strategi yang direncanakan SCC yakni :
1. Kebijakan untuk perumahan dan lingkungan
2. Persamaan gender dan pemberdayaan wanita
3. Rekanan didalam kerja sama pengembangan
4. Strategi untuk Afrika Timur dan Afrika Selatan untuk periode 2004-2007

12
5. Strategi untuk Eropa Timur dan Tengah untuk periode 2004-2007
6. Strategi untuk wilayah Amerika Latin untuk periode 2002-2006
7. Strategi komunikasi Sampai akhir Maret 2005
C. Perkembangan Koperasi di Swedia
Kawasan Skandinavia selama ini memiliki corak ekonomi yang kental
dengan ideologi “jalan tengah” antara kapitalisme dan sosialisme. Sebagian
pihak menyebutnya sebagai kapitalis rakyat karena adanya konsentrasi
kepemilikan modal yang tesebar di tangan banyak orang. Terlepas dari
perbedaan istilah tersebut, yang jelas lembaga koperasi sangat memengaruhi
pengambilan kebijakan strategis.
Swedia merupakan salah satu negara di kawasan tersebut yang
memiliki koperasi dengan daya tawar tinggi terhadap posisi negara. Koperasi
bahkan telah menjadi komponen perekonomian terpenting di negara ini. Ambil
contoh, toko-toko ritel milik koperasi yang menguasai lebih dari 20 persen
pangsa pasar ritel. Begitu pula dengan industri susu dimana koperasi menjadi
pelaku usaha yang dominan.
Dilihat dari akar sejarahnya, pembentukan koperasi Swedia tidak
lepas dari hubungan antara koperasi di bidang manufaktur dengan koperasi
konsumen untuk memperluas lahan usaha masing-masing. Sinergi ini bisa
disebut bersifat simbiosis mutualisme karena saling menguntungkan. Ini
dibuktikan dengan usaha masing-masing koperasi yang terus berkembang.
Seiring perkembangan waktu, sinergi yang sudah lama terjalin
berkembang menjadi keinginan untuk bernaung dalam satu wadah. Puncaknya
terjadi pada 11 Mei 2017, dimana perkoperasian Swedia memasuki babak baru
dengan didirikannya Svensk Kooperation. Pendirian koperasi baru ini tidak
main-main karena diinisiasi oleh komunitas terbesar dibidangnya masing-
masing seperti Federasi Petani Swedia (LRF), The Swedish Co-operative Union
(KF), Koperasi Perumahan HSB cooperative dan KFO.
Perkembangan usaha koperasi memberi pengaruh besar bagi
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Saat ini, 100 koperasi besar Swedia
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 100 ribu orang dan menghasilkan
omzet sebesar 400 miliar Krona Swedia (SEK). (catatan : 1SEK sekitar Rp
1.660). Sekadar catatan, koperasi-koperasi itu merupakan pemain utama di
bidangnya masing-masing.

13
Keberhasilan Koperasi-koperasi Swedia tidak lepas dari konsistensi
dalam melaksanakan program pendidikan yang disusun secara teratur dan
pendidikan orang dewasa di Sekolah Tinggi Rakyat (Folk High School), serta
lingkaran studi dalam pendidikan luar sekolah. Koperasi Pusat Penjualan
Swedia (Cooperative Forbundet) mensponsori program-program pendidikan
yang meliputi 400 jenis kursus teknis yang diberikan kepada karyawan dan
pengurus Koperasi. Dengan pendidikan perkoperasian yang disiplin,
perkoperasian disana sangat mengakar di tengah masyarakat.
Pendidikan perkoperasian yang dilakukan secara konsisten
memegang peran penting dalam keberhasilan usaha koperasi Swedia.
Koperasi menjadi pelaku usaha penting di hampir seluruh lini usaha.
D. Profil Koperasi Svenks Kooperation
Koperasi Swedia (Svensk Kooperation), model baru yang penting
untuk bisnis koperasi, diluncurkan pada 11 Mei 2017. Di belakang inisiatif
tersebut adalah Federasi Petani Swedia (LRF), Serikat Koperasi Swedia (KF),
asosiasi perumahan kooperatif HSB dan asosiasi Pengusaha KFO. Tujuannya
adalah untuk menyebarluaskan pengetahuan dan berkontribusi untuk
memodernkan citra gerakan koperasi.
Bersama-sama, 100 bisnis koperasi terbesar di Swedia
mempekerjakan sekitar 100.000 orang dan menghasilkan omset tahunan SEK
400 miliar. Dengan demikian, mereka memainkan peran kunci dalam komunitas
bisnis Swedia. Meskipun demikian, model bisnis koperasi masih dilihat dari
perspektif kuno. Maka itu, Svensk Kooperation mencoba untuk mengubah
perspektif ini.
Bisnis koperasi sangat umum di tingkat global. Akan tetapi untuk
Swedia merupakan pengecualian, karena negara ini adalah rumah bagi
sejumlah kecil bisnis koperasi. Svensk Kooperation percaya bahwa karena
kesenjangan yang mengkhawatirkan dalam tata cara bisnis di Swedia
merupakan situasi yang ingin diubah.
Koperasi Swedia merupakan perjanjian historis antar koperasi yang
aktif baik dalam hubungan manufaktur dan konsumen, dan tujuannya adalah
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kerjasama dengan mendorong
pendapat dan debat publik, dan dengan membantu diversifikasi komunitas
bisnis di Swedia. Nilai-nilai inti dari gerakan koperasi-demokrasi, keberlanjutan,

14
umur panjang, keterlibatan dan profitabilitas - akan diimplementasikan setiap
saat.
Dewan Direksi Svensk Kooperation terdiri dari Anders Källström, CEO
LRF (Ketua); Tommy Ohlström, CEO KF (Wakil Ketua); Liza Nyberg, CEO
Landshypotek; Pernilla Bonde, CEO HSB Riksförbund; Leif Linde, dari
Riksbyggen dan Ketua Dewan KFO, dan Per Olof Nyman, CEO Lantmännen.
Jan Edén dan Petra Pilawa adalah eksekutif bisnis.
Dengan omset lebih dari 400 miliar, 100.000 karyawan dan 13 juta
keanggotaan, 100 perusahaan koperasi terbesar adalah bagian penting dari
pasar tenaga kerja dan ekonomi di Swedia. Merek-merek koperasi mewakili
nilai-nilai penting seperti peningkatan daya konsumen, transparansi ekonomi,
kondisi kerja yang baik dan produksi yang berkelanjutan.
Fokus pada profitabilitas jangka panjang, kualitas tinggi dan tanggung
jawab sosial yang lebih terkini dari sebelumnya. Oleh karena itu, para anggota
koperasi dengan basis nilai tersebut merupakan elemen yang menarik dan
penting dalam bisnis.
Banyak dari apa yang terkandung dalam 7 prinsip dasar koperasi
adalah dasar dari isu-isu CSR modern saat ini. Ketujuh prinsip tersebut
ditetapkan secara internasional, yaitu:
1. Keanggotaan
Dalam koperasi anda menjadi anggota jika anda mau, selama anda
mendapat manfaat dari layanan koperasi, dan dapat memikul tanggung
jawab yang diminta keanggotaan. Pintu terbuka untuk semua tanpa
memandang jenis kelamin, orientasi seksual, status sosial, etnis atau
agama.
2. Demokrasi
Koperasi diatur oleh anggota aktif, bukan oleh pemilik pasif. Perwakilan
yang terpilih bertanggung jawab untuk para anggota. Semua anggota
memiliki hak suara yang sama. Prinsipnya sederhana dan demokratis. Satu
anggota, satu suara.
3. Partisipasi ekonomi
Para anggota berkontribusi dengan cara yang adil terhadap koperasi.
Upaya ini dapat digunakan dalam koperasi dan biasanya dibayar kembali
ketika keanggotaan berakhir.

15
4. Kemerdekaan
Asosiasi koperasi adalah organisasi independen yang diatur oleh anggota.
Jika mereka mengadakan perjanjian dengan organisasi lain atau
memperoleh modal eksternal, ini dilakukan agar demokrasi dan
independensi koperasi dijamin.
5. Pelatihan
Asosiasi koperasi menawarkan pelatihan dan magang kepada anggotanya,
wakil terpilih, manajer dan karyawan sehingga mereka dapat berkontribusi
pada pengembangan bisnis. Mereka juga menginformasikan tentang sifat
dan manfaat khusus dari koperasi.
6. Kerja sama
Asosiasi koperasi bekerja sama lintas batas dengan kegiatan kooperatif
lainnya untuk menciptakan manfaat anggota umum yang lebih besar.
7. Pertimbangan sosial
Asosiasi koperasi berusaha untuk suatu kegiatan yang memperhitungkan
masyarakat sekitarnya dengan cara yang berbeda. Mereka bekerja untuk
pembangunan berkelanjutan sesuai dengan pedoman yang diterima oleh
anggota.
Kewirausahaan kooperatif memiliki tradisi panjang di Swedia dan telah
menjadi pemimpin di berbagai bidang seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi
produksi, dan manfaat pelanggan. Perusahaan-perusahaan koperasi juga telah
memimpin dalam hal tanggung jawab untuk pengembangan global dan
lingkungan umum kita. Perusahaan koperasi menggabungkan target laba
dengan nilai lain. Adalah mitos bahwa perusahaan-perusahaan koperasi tidak
harus n untung. Profitabilitas jangka panjang adalah prasyarat untuk semua
bisnis yang sehat.
Koperasi bercita-cita ingin memberikan manfaat ekonomi dan sosial
baik bagi anggota mereka maupun bagi masyarakat. Sebagian besar opini
publik berbagi basis nilai kerjasama, terutama di bidang pendidikan, perawatan
dan perawatan. Oleh karena itu, di sektor kesejahteraan, tugas-tugas penting
harus diselesaikan dan pasar potensial utama untuk pemain yang bertanggung
jawab seperti koperasi Swedia.
Banyak perusahaan milik keluarga atau perusahaan yang terdaftar,
mengambil tanggung jawab sosial. Tidak sedikit di antara generasi muda,

16
mempunyai minat yang besar dalam mendorong dan mempromosikan koperasi
yang menyediakan kombinasi layanan pelanggan dengan tanggung jawab
sosial.
Koperasi adalah kekuatan positif dan progresif. Perusahaan-
perusahaan koperasi di Swedia telah menjadi tanggung jawab sosial selama
lebih dari satu abad. Ada alasan kuat untuk membangunnya. Koperasi
merupakan ide yang layak dan model bisnis berkelanjutan yang bekerja dengan
baik dalam ekonomi pasar modern.
E. Analisis Perkembangan Koperasi di Swedia
Koperasi di negara-negara maju sangat dipengaruhi oleh struktur
sosial masyarakat, sistem sosial,ekonomi,politik yang diterapkan. Di negara-
negara maju koperasi telah mampu menunjukkan dirinya sebagai lembaga
yang otonom dan mandiri, selain itu peran pemerintah untuk mendukung
kegiatan perkoperasian di negara maju seperti contohnya di Swedia dirasakan
sangat besar. Koperasi terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk
saling membantu memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan
tujuan koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung
dan pelindung saja.
Koperasi di negara-negara maju menguasai berbagai sektor
perekonomian. Koperasi konsumsi merupakan pionir dari penciptaan rantai
perdagangan modern di berbagai negara Eropa khususnya negara-negara
Skandinavia seperti di Swedia. Koperasi di negara-negara maju dikelola secara
profesional sehingga mampu bersaing atau bahkan melebihi perusahaan-
perusahaan konvensional dikarenakan koperasi memiliki keunggulan lebih,
yaitu kesetiaan anggota dan azas kebersamaan.
Loyalitas yang dimiliki oleh para anggota koperasi di Swedia
menjadikan bidang koperasi sebagai dasar perekonomian di negara tersebut.
Hal ini sangat umum terjadi di berbagai negara maju. Semangat kebersamaan
ini tercermin dengan berdirinya Svensk Kooperation yang merupakan
gabungan dari hampir seluruh koperasi di Swedia. Koperasi-koperasi di Swedia
menganggap koperasi lainnya sebagai mitra untuk berkembang dan bukan
sebagai kompetitor. Itulah salah satu alasan mengapa koperasi di Swedia
sangat maju.

17
Umumnya koperasi di negara-negara maju, khususnya di Swedia,
sangat adaptif dengan teknologi yang selalu berkembang. Dapat dilihat dari
banyaknya koperasi yang menyediakan akses web agar koperasinya dapat
dijangkau pengguna internet. Web tersebut terbilang lengkap dan tampilannya
informatif dengan desain yang baik. Pengguna dapat mengakses informasi-
informasi didalamnya seperti profil koperasi, produk yang dijual, dan
sebagainya.
Selain itu, koperasi yang tadinya bertujuan untuk mensejahterakan
para anggotanya ternyata mampu untuk menjalankan program CSR (Corporate
Social Responsibility), seperti proyek pasca tsunami di Sri Lanka. Dimana pada
Januari 2006, tim Swedish Cooperative Center mengunjungi Sri Lanka untuk
berdiskusi mengenai dukungan program rekonstruksi bagi korban tsunami pada
akhir tahun 2004.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi yaitu suatu perkumpulan yang memiliki kemampuan dalam
bidang ekonomi yang berjuang untuk memperjuangkan kesejahteraan
anggotanya pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta
mengawasi jalannya koperasi.
Koperasi sebagai bentuk usaha merupakan organisasi ekonomi rakyat
yang bersifat sosial. Koperasi berfungsi sebagai alat ekonomi yang dapat
mensejahterakan rakyat. Koperasi pun memiliki peranan yang besar dalam
pembangunan nasional. Sebagai usaha bersama yang berasaskan
kekeluargaan, koperasi haruslah dikelola dengan prinsip-prinsip manajemen
secara tepat.
Koperasi di Swedia agak unik. Usaha koperasi semula didirikan untuk
memerangi kekuatan monopoli. Oleh karenanya koperasi di Swedia, lebih
mengutamakan penyediaan barang-barang dengan harga murah dan kualitas
baik.
Rahasia keberhasilan koperasi-koperasi Swedia adalah berkat
program pendidikan yang disusun secara teratur dan pendidikan orang dewasa
di Sekolah Tinggi Rakyat (Folk High School), serta lingkaran studi dalam
pendidikan luar sekolah. Koperasi Pusat Penjualan Swedia (Cooperative
Forbundet), mensponsori program-program pendidikan.
Koperasi di negara-negara maju menguasai berbagai sektor
perekonomian. Koperasi di negara-negara maju dikelola secara profesional
sehingga mampu bersaing atau bahkan melebihi perusahaan-perusahaan
konvensional dikarenakan koperasi memiliki keunggulan lebih, yaitu kesetiaan
anggota dan azas kebersamaan.
Umumnya koperasi di negara-negara maju, khususnya di Swedia,
sangat adaptif dengan teknologi yang selalu berkembang. Dapat dilihat dari
banyaknya koperasi yang menyediakan akses web agar koperasinya dapat
dijangkau pengguna internet. Selain itu, koperasi yang tadinya bertujuan untuk
mensejahterakan para anggotanya ternyata mampu untuk menjalankan

19
program CSR (Corporate Social Responsibility), seperti proyek pasca tsunami
di Sri Lanka.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/Edisi%2022/modal_kop.html diakses
pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 19.41 WIB
http://www.sumberpengertian.co/pengertian-koperasi-lengkap diakses pada
tanggal 28 Juni 2018 pukul 15.43 WIB
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/08/110102926/notasi-demokrasi-
ekonomi-ala-koperasi diakses pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 18.50
WIB
https://www.academia.edu/16025103/Koperasi_Dunia diakses pada tanggal 27
Juni 2018 pukul 18.56 WIB
https://www.studiobelajar.com/koperasi/ diakses pada tanggal 27 Juni 2018 pukul
22.01 WIB
Partomo Tiktik Sartika. Ekonomi Koperasi, Jakarta: Ghalia Indonesia: 2009
Pungki Indriyono. Sejarah Perkembangan Koperasi di Dunia dan di
Indonesia:2013
Rahayuningsih Eni Sri. Pengembangan Koperasi Wanita, Jawa Timur: Universitas
Negeri Malang: 2012
Rima Nurul Oktaviani. Sejarah Perkembangan Koperasi di Dunia dan di Indonesia,
Jakarta : Universitas Gunadarma: 2014

21

Anda mungkin juga menyukai