OLEH :
NPM : 1732121363
SEMESTER : VII
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
2020
1
RMK
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) harus mempunyai persediaan karena untuk
mengantisipasi ketidakpastian pasar. Sebab tidak semua bahan baku yang dibutuhkan
untuk proses produksi langsung tersedia. Kenyataannya bahan baku bisa datang terlambat
dan butuh proses pemesanan. Persediaan bahan baku yang terlalu sedikit mengakibatkan
tidak terpenuhinya proses produksi, sehingga proses produksi akan terhambat. Selain itu
kondisi kekurangan bahan baku menjadikan UKM lebih sering melakukan pemesanan
bahan baku, padahal frekuensi order yang terlalu sering mengakibatkan bertambahnya
biaya pemesanan. Persediaan bahan baku yang terlalu banyak mengakibatkan
bertambahnya biaya penyimpanan dan ketidakseimbangan pengalokasian modal yang
berakibat kekurangan modal pada kebutuhan di luar produksi. Selain itu, kelebihan bahan
baku dapat berakibat pada kerusakan bahan baku.
Pengertian Persediaan menurut (Assauri, 2004: 169) adalah sebagai bagian dari
suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam periode usaha yang normal atau persediaan barang yang masih dalam pengerjaan
atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya
dalam proses produksi. Perusahaan bisa memiliki persediaan dalam empat jenis, yaitu:
persediaan bahan mentah, persediaan barang setengah jadi, persediaan maintenance,
repair, and operating materials (MRO) dan barang jadi.
Bahan mentah adalah bahan yang dibeli namun belum melalui proses produksi.
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah diproses namun belum selesai. MRO
merupakan persediaan yang diperlukan untuk pemeliharaan mesin dan peralatan agar
proses dapat terus berjalan. Barang jadi adalah bahan yang sudah selesai diproses dan
siap untuk dikirim.
Menurut (Hanafi, 2016: 571) terdapat beberapa manfaat investasi pada
persediaan, diantaranya:
- Memanfaatkan diskon kuantitas.
Diskon kuantitas diperoleh ketika membeli barang dalam jumlah yang besar.
Perusahaan akan menyimpan persediaan karena mungkin perusahaan membeli
melebihi kebutuhan yang sekarang.
- Menghindari kekurangan bahan.
Bahan mentah dibutuhkan pada saat proses produksi. Apabila perusahaan
tidak memiliki bahan mentah maka akan mengakibatkan kekurangan bahan
baku dan mengganggu proses produksi. Akibatknya stock barang jadi dalam
keadaan kurang sehingga kesempatan memperoleh laba akan tertunda.
- Manfaat pemasaran.
Jumlah persediaan barang dagangan yang lengkap akan menarik perhatian
konsumen dan meningkatkan citra perusahaan.
- Spekulasi.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga, perusahaan bisa menambah stock
persediaan sehingga nilai persediaan akan semakin meningkat.
Agar proses produksi tidak terhambat atau berhenti di tengah jalan, bagian dari
manajemen produksi berikut ini harus benar-benar diperhatikan;
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan menjamin mutu produk pada tiap aspek manajemen
mutu (Suviarto et.al, 2012):
1. Perencanaan mutu
a) Mengetahui kebutuhan dan persyaratan konsumen: melakukan wawancara
langsung dengan konsumen , melihat contoh model produkdi “mall” dan
melihat model produkdari buku/majalah.
b) Merancang proses dan peralatan pembuatan produk: melakukan kunjungan dan
observasi ke industri produk ke yang lebih besar (benchmarking), tetapi belum
membuat prosedur tertulis.
2. Pengendalian mutu
a) Menyusun standar dan spesifikasi: menggunakan acuan model dari
pemesan (pembeli dari dalam maupun luar negeri) dan membuat cetakan dan
pola sesuai ukuran produk
b) Melakukan pemeriksaan dan sortasi secara visual: memeriksa bahan baku
ketika membeli, memeriksa dan sortasi oleh karyawan.
3. Perbaikan mutu
a) Melakukan benchmarking untuk melihat peralatan dan proses pada industri
produk yang lebih besar.
b) Melihat model-modeldi mall, buku dan majalah Standar Nasional Indonesiadan
ISO 9000-2001 Maksud dan tujuan sosialisasi ini sebagai penerapan
standarisasi kepada pelaku usaha di samping untuk melindungi konsumen
juga bertujuan untuk mendukung persaingan perdagangan yang sehat di
dalam negeri sehingga dapat meningkatkan daya saing produk khususnya
produk Usaha Kecil dan Menengah, untuk menghadapi persaingan inilah
diperlukan adanya perbaikan daya saing UKM melalui SNI yang diyakini
dapat meningkatkan daya saing untuk home industri.
a) Kepemimpinan,
b) Rencana Strategis,
c) Fokus Pada Pelanggan,
d) Manajemen Pengetahuan, Analisis,Dan Pengukuran,
e) Fokus Pada Sumber Daya Manusia (Sdm),
f) Manajemen Proses, Dan Hasil Bisnis (Pranata, 2008). Di Indonesia, ISO 9000 Series
diadopsi secara identik oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) menjadi Kelompok
Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-9000 yaitu dengan cara menerjemahkan seluruh
materi dalam dokumen standar ISO 9000 Series ke dalam bahasa Indonesia.
Penerjemahan ini diupayakan mempertahankan substansi panduan sebagaimana
aslinya dalam Bahasa Inggris. Tujuan dari adopsi ini adalah untuk memenuhi
keinginan masyarakat standardisasi di Indonesia dalam menyediakan dokumen SNI
yang selalu selaras dengan standar Intenasional yang berkaitan.
https://menjadiwirausaha.com/manajemen-produksi-untuk-ukm-pada-sektor-kerajinan/
http://portalukm.com/siklus-usaha/mengelola-usaha/produksi-operasi/
Susilawati, Christine Dwi Karya and Agustina, Lidya and Carolina, Verani (2012) Kajian
Teoritis Sistem Manajemen Mutu pada Usaha Kecil Menengah Menghadapi Tantangan
Globalisasi. In: Seminar Nasional dan Call for Paper Forum Manajemen Indonesia (FMI) ke 4:
"Indonesia Family Business Sustainibility", 13-14 November 2012, Yogyakarta.
http://repository.maranatha.edu/3570/
http://etheses.uin-malang.ac.id/1140/5/11510015%20Bab%201.pdf