Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI MANAJERIAL KELAS E

PERMINTAAN DAN PENAWARAN / EXCHANGE RATE,


SPECULATIVE ATTACT DALAM PENDEKATAN
EKONOMI MANAJERIAL

Disusun oleh

KELOMPOK 1

NURUL ANNISHA WAHYUNI 201810430


PUTRI RESTI WULANDARI201810163
ALYA SEKAR ARUM 201810638
KOMANG ADI ASTAWA 201810408
MUHAMMAD FITRAH R 201810406

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR


STIEM BONGAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA  PENGANTAR

Puji  syukur  penulis  panjatkan  ke  hadirat  Tuhan  Yang  Maha  Esa  Kare
na  atas  rahmat  dan  karunianya  lah,  maka  pada  akhirnya  penulis  bisa  
menyelesaikan  tugas   berbentuk  Makalah  ini.

Tidak  lupa  juga  penulis  mengucapkan  terima  kasih  kepada   Dosen  pe
mbimbing  khususnya  yang  berkaitan  dengan  tugas  ini,  yakni  Dr Akhmad
Muhammadin,SE,MM,Phil,Ph.D   karena  berkat  beliaulah   maka  kini  tugas  ini  
dapat  terselesaikan.

Penulis  sadarMakalah  ini  jauh  dari  kesempurnaan.  Kritik  dan  saran  y
ang  membangun  sangat  penulis  harapkan  demi  kinerja  yang  lebih  baik  
kedepannya.

Mei,  2021

Penulis
DAFTAR  ISI

Kata  Pengantar……………………………………………………………….
Daftar  Isi……………………………………………..………………………

Bab I  Pendahuluan……………………………………………………………
A. Latar  Belakang  Masalah
B. Rumusan  Masalah
C. Tujuan  Makalah
D  Manfaat  Makalah

Bab II  Pembahasan…………………………………………………….……..
A.    Pengertian Permintaan dan Penawaran
B.    Hukum Permintaan dan Penawaran
C.    Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
D.    Pengertian Excange Rate
E.    Jenis-jenis Exchange Rate
F.     Pengaruh Permintaan dan Penawaran terhadap Exchange rate
G.    Pengertian Speculative Attact
H.    Keuntungan Para Spekulan
I. Resiko dari Speculative Attack

Bab  III  Penutup
A.    Simpulan
B.     Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Di setiap transaksi perdagangan dalam ekonomi pasti terdapat suatu
permintaan (demand), penawaran (supply), harga dan kuantitas  akan suatu
barang atau jasa yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Permintaan dan penawaran akan saling bertemu dan akan membentuk satu
titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Akan
selalu ada konsep Permintaan dan Penawaran disetiap nadi perekonomian.
Perbedaan nilai tukar suatu mata uang negara (kurs) pada prinsipnya
ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang (Tajul,
2000:129). Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam
perekonomian terbuka, karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara
permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya
yang besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel
makroekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi
perekonomian suatu negara.

B.       Rumusan  Masalah
1.      Bagaimana kita bisa memahami konsep permintaan dan penawaran
serta menganalisanya dalam kehidupan sehari – hari
2.      Apa itu permintaan, penawaran, Exchange Rate, dan Speculative
Attack?

C.      Tujuan 
Tujuan  dari  Makalah  ini  adalah  untuk  mengetahui  seberapaauh kita
mampu mengaplikasikan konsep permintaan dan penawaran meski dimulai
dari sudut yang sempit.

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat  Penulisan  ini  antara  lain  :
1.      Bagi  Penulis,  sebagai  bukti  dari  pengumpulan  tugas  Mahasiswa  ya
ng  dapat  di  pertanggung  jawabkan  penulis  baik  kepada  pribadi  maupun  
orang  lain.
2.      Bagi  Umum,  Makalah  ini  bisa  di  jadikan   gambaran gambaran  umu
m  maupun  sampel  untuk  pemahaman anda
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Permintaan dan Penawaran


Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan
mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada
waktu tertentu. 

Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan


dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada
waktu tertentu. 

B. Hukum Permintaan dan Penawaran


Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang
adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan
jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang
diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta
meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang
yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga
semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya
hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor
selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Hukum Penawaran. Bahwa semakin tinggi harga, jumlah


barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah
harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah
yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan
keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat
harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia
ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin
sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang
memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
C. Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan
(Demand)

Ø  Perilaku konsumen / selera konsumen


Misalnya pada Saat ini handphone yang sedang trend dan banyak di
beli oleh konsumen, terutama para muda - mudi adalah handphone
merk blackberry. Akan tetapi beberapa tahun mendatang mungkin
blackberry sudah dianggap kuno. Ini bisa terjadi karena adanya
perubahan dan perkembangan teknologi dari waktu ke waktu yang
semakin pesat.
Ø   Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Misalnya jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka
meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
Ø  Pendapatan atau penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli
banyak barang yang dia inginkan, akan tetapi jika pendapatan orang
tersebut rendah maka orang tersebut mungkin akan menghemat
pemakaian barang yang dibelinya, agar jarang membeli barang
tersebut.
Ø  Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan
menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya
seperti perhiasan emas dan bahan bakar minyak (BBM).
Ø  Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika pencemaran atau polusi udara akibat asap atau debu yang
ditimbulkan dari kebakaran hutan atau meletusnya gunung berapi,
maka produk masker pelindung akan sangat laris dan di beli oleh
masyarakat. Ini dikarenakan fungsi atau kegunaan dari barang
tersebut sangatlah penting untuk kesehatan tubuh agar terhindar dari
polusi udara dan infeksi pernafasan .
Misalnya Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan konsumen
terhadap belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain
sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya. Ini
dikarenakan banyaknya orang yang mengkonsumsi barang tersebut.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)


Ø  Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya produksi atau pembuatan suatu produk sangat tinggi maka
produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang
mahal, ini terjadi karena produsen takut produk tersebut tidak laku
terjual dan produk tidak mampu bersaing dengan produk lain yang
sejenis.
Dengan adanya teknologi yang canggih dalam memproduksi barang
tersebut bisa menyebabkan pemangkasan atau penghematan biaya
produksi suatu produk sehingga memicu penurunan harga terhadap
produk yang dihasilkan.
Ø   TujuanPerusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya
(profit oriented) akan menjual produknya dengan keuntungan yang
besar sehingga harga jual jadi tinggi. Sedangkan jika perusahaan ingin
produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan
harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga
harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen terhadap
produk tersebut.
Ø   Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi. Karena
dengan naiknya pajak maka biaya yang dikeluarkan oleh produsen
atau perusahaan terhadap produk yang di produksi akan naik
sehingga produsen atau perusahan tersebut mau tidak mau harus
menaikan harga jual kepada konsumen. Sehingga akibatnya
permintaan konsumen terhadap produk tersebut akan turun
dikarenakan harga produk tersebut mengalami kenaikan harga.
Ø  Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah
maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah
tersebut. Sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran
pun dikurangi oleh produsen dikarenakan produk tersebut kurang
begitu laku dipasaran.
Ø   Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan
mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan
harapan bisa menawarkan atau menjual lebih banyak produknya,
ketika harga naik akibat berbagai faktor ekonomi.
D. Pengertian Excange Rate
Pengertian nilai tukar (exchange rate) atau biasa kita sebut
dengan KURS adalah harga satu mata uang yangdiekspresikan
terhadap mata uang lainnya. Berdasarkan pendapat David K.Eitman
nilai tukar (exchange rate), harga salah satu valuta asing adalah
matauang yang dinyatakan menurut mata uang lainnya. Dari definisi
tersebut dapatdisimpulkan bahwa nilai tukar mata uang (exchange
rate) atau biasa juga disebut KURS adalah nilai tukar yang
menunjukkan jumlah unit mata uang tertentu yang dapat ditukar
dengan satuan mata uang lain.

E. Jenis-jenis Exchange Rate

Kurs atau dikenal sebagai nilai tukar merupakan dasar bagi suatu negara
untuk melakukan transaksi dengan negara asing. Sistem pembayaran
yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri terikat dengan nilai tukar
atau kurs. Sementara sistem nilai tukar tersebut terdiri dari beberapa
macam, yaitu kurs tetap, mengambang bebas, dan mengambang
terkendali yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Fixed Exchange Rate (Kurs Tetap)

Fixed Exchange Rate atau kurs tetap merupakan sistem nilai tukar


dimana Central Bank sebagai pemegang otoritas moneter tertinggi suatu
negara menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap negara lain. Nilai
tukar tersebut ditetapkan pada tingkat tertentu dengan tidak melihat
aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang.

Jika dalam penetapan kurs pajak terjadi masalah, seperti terjadinya


fluktuasi penawaran atau permintaan yang cukup tinggi, maka pemerintah
dapat mengendalikannya dengan membeli atau menjual kurs mata uang
dalam devisa negara. Hal ini untuk menjaga agar nilai tukar tetap stabil
dan kembali pada kurs tetap. Dalam kurs tetap, Central Bank melakukan
intervensi aktif pada pasar valas dalam penetapan nilai tukar.

2. Managed Floating Exchange Rate (Kurs Mengambang Terkendali)


Adalah sistem nilai tukar fleksibel di mana pemerintah masih melakukan
intervensi, terutama untuk memoderasi pergerakan ketika ada perubahan
besar nilai tukar. Dalam penetapan kurs mengambang terkendali tidak
seutuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta. Pada pasar tersebut masih
terdapat campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi moneter dan
fiskal. Jadi dalam pasar valuta tersebut tidak murni berasal dari
penawaran dan permintaan uang.

3. Free Floating Rate (Kurs Mengambang Bebas)

Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang


ditujukan bagi suatu negara dengan sistem perekonomian yang sudah
mapan. Sistem nilai tukar yang dimaksud tersebut akan menyerahkan
seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi equilibrium yang sesuai
dengan keadaan internal dan eksternal. Sehingga dapat dikatakan dalam
sistem nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah.

Sementara untuk kurs yang sering ditemui masyarakat pada umumnya


baik di bank maupun di tempat penukaran uang asing (money changer)
adalah sebagai berikut:

 Kurs beli, merupakan kurs yang digunakan jika bank atau money


changer membeli valuta asing atau jika Anda akan menukarkan valuta
asing yang dimiliki dengan rupiah.
 Kurs jual, merupakan kurs yang digunakan jika bank atau money
changer menjual valuta asing atau jika Anda akan menukarkan Rupiah
dengan valuta asing yang Anda butuhkan.
 Kurs tengah, merupakan kurs antara kurs jual dan kurs beli, yaitu
penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua.

F.      Pengaruh Permintaan dan Penawaran terhadap Exchange rate

Nilai tukar sebuah mata uang pada dasarnya merupakan harga dari
mata uang tersebut, dinilai dengan mata uang lainnya. Seperti halnya
penentuan harga komoditas dalam ekonomi, nilai tukar juga ditentukan
oleh permintaan dan penawaran dari suatu mata uang tertentu.

Hukum yang berlaku untuk menentukan nilai tukar suatu mata uang juga
sama dengan hukum ekonomi yang berlaku untuk menentukan harga
suatu komoditas barang atau jasa tertentu.
Nilai tukar suatu mata uang akan mengalami perubahan apabila terjadi
perubahan dari segi permintaan. Permintaan yang lebih besar untuk suatu
mata uang akan mendorong nilai tukar menjadi lebih tinggi, dan demikian
pula sebaliknya.

Kenaikan permintaan terhadap suatu mata uang biasanya didorong oleh


rilis data ekonomi yang positif dari negara asal mata uang tersebut.
Kenaikan permintaan juga dapat didorong oleh kenaikan suku bunga
acuan di negara asal mata uang. Kondisi yang sebaliknya akan
menurunkan permintaan mata uang.

Sementara itu faktor penawaran juga akan mempengaruhi nilai tukar


suatu mata uang, sama dengan pengaruh perubahan penawaran
terhadap harga komoditas. Pasokan yang lebih besar akan menurunkan
nilai tukar suatu mata uang, dan pasokan yang lebih ketat akan
meningkatkan nilai tukar mata uang.

G. Pengertian Speculative Attact

Speculative Attact atau Serangan spekulatif adalah penjualan


aset yang tidak dapat dipercaya secara tiba-tiba oleh spekulan
yang sebelumnya tidak aktif dan akuisisi yang sesuai atas beberapa
aset berharga ( mata uang , emas ). Model pertama dari serangan
spekulatif dimuat dalam makalah diskusi tahun 1975 tentang pasar
emas oleh Stephen Salant dan Dale Henderson dari Dewan Federal
Reserve . Paul Krugman , yang mengunjungi Dewan sebagai
mahasiswa magang pascasarjana, segera  menyesuaikan mekanisme
mereka untuk menjelaskan serangan spekulatif di pasar valuta asing .

Spekulasi ini sendiri, keuangan dalam artian sempit yaitu


termasuk membeli, memiliki, menjual, dan menjual short saham,
cryptocurrency, obligasi, komoditi, matauang, koleksi, real
estate, derivatif, ataupun instrumen keuangan lainnya dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan dari fluktuasi harga di mana pembelian
tersebut bukannya untuk digunakan sendiri atau untuk memperloeh
penghasilan yang timbul dari deviden atau bunga . Spekulasi
atau agiotage pada pasar keuangan adalah berbeda dengan apa yang
disebut lindung nilai, investasi jangka panjang ataupun pendek,
dan arbitrasi.

H. Bagaimana Keuntungan Para Spekulan

Ada dua cara utama bagi investor domestik dan asing untuk
mendapatkan keuntungan dari serangan spekulatif:

1. Investor baik dapat mengambil pinjaman di bangsa dan


2. pertukaran pinjaman untuk mata uang asing pada kurs tetap
atau pendek saham bangsa sebelum depresiasi tiba-tiba mata uang.

Mengambil pinjaman memungkinkan investor untuk meminjam


sejumlah besar uang dari bank sentral negara dan mengubah uang
dengan nilai tukar tetap menjadi mata uang asing. Karena arus keluar
besar-besaran menghabiskan peti perang atau memaksa negara
untuk meninggalkan nilai tukar tetap, investor dapat mengubah mata
uang asing mereka kembali pada tingkat yang lebih tinggi secara
signifikan.

Misalnya, seorang investor meminjam 100X dan mengubahnya


menjadi 100Y dengan kurs tetap 1X menjadi 1Y. Jika negara X
kehabisan cadangan devisa Y dalam periode ini atau jika mereka
dipaksa untuk membiarkan mata uangnya mengambang, nilai X dapat
turun ke nilai tukar 2X menjadi 1Y. Investor kemudian dapat menukar
100Y mereka dengan 200X, memungkinkan mereka untuk melunasi
pinjaman 100X dan mempertahankan keuntungan 100X.

Sebuah contoh dari ini dapat dilihat di Inggris sebelum


pelaksanaan Euro ketika negara-negara Eropa menggunakan nilai
tukar tetap antara bangsa-bangsa. Bank of England memiliki suku
bunga yang terlalu rendah sedangkan Jerman memiliki suku bunga
yang relatif lebih tinggi. Semakin banyak spekulan yang meminjam
uang dari Bank of England dan mengubah uang tersebut menjadi mark
Jerman dengan nilai tukar tetap. Permintaan terhadap pound Inggris
turun drastis sehingga nilai tukar tidak lagi dapat dipertahankan dan
pound terdepresiasi secara tiba-tiba. Investor kemudian dapat
mengubah mark Jerman mereka kembali menjadi pound pada tingkat
yang jauh lebih tinggi, memungkinkan mereka untuk melunasi
pinjaman mereka dan menyimpan keuntungan besar.

Saham korslet juga memanfaatkan depresiasi mata uang


setelah serangan spekulatif. Investor menjual sahamnya dengan
kesepakatan bahwa mereka akan membelinya kembali setelah
beberapa hari, baik nilainya naik maupun turun. Jika seorang investor
melakukan short saham mereka sebelum serangan spekulatif dan
depresiasi berikutnya, investor kemudian akan membeli saham
tersebut dengan harga yang jauh lebih rendah. Selisih antara nilai
saham saat dijual dan dibeli kembali adalah keuntungan yang didapat
investor. Contoh dari hal ini dapat dilihat ketika George
Soros melakukan shorting saham Thailand sebelum serangan
spekulatif yang menyebabkan Krisis Keuangan Asia pada tahun 1997
dan penurunan saham Hong Kong selama serangan spekulatif yang
gagal pada tahun 1998.

I. Resiko dari Speculative Attack

Serangan spekulatif memiliki banyak kesamaan


dengan memojokkan pasar , karena melibatkan pembangunan posisi
terarah yang besar dengan harapan keluar dengan harga yang lebih
baik. Dengan demikian, ini memiliki risiko yang sama: serangan
spekulatif bergantung sepenuhnya pada pasar yang bereaksi terhadap
serangan tersebut dengan melanjutkan langkah yang telah direkayasa
untuk mendapatkan keuntungan yang akan dibuat oleh para
penyerang. Dalam pasar yang tidak rentan, reaksi pasar mungkin
mengambil keuntungan dari perubahan harga, dengan mengambil
posisi berlawanan dan membalikkan langkah yang direkayasa.

Hal tersebut dapat dibantu oleh intervensi agresif oleh bank


sentral secara langsung, dengan transaksi mata uang yang sangat
besar atau menaikkan suku bunga, atau secara tidak langsung, oleh
bank sentral lain yang berkepentingan untuk mempertahankan nilai
tukar saat ini. Seperti saat memojokkan pasar, penyerang dibiarkan
rentan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu
dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu
tertentu. 
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat
dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu
tertentu. 
Pengertian nilai tukar (exchange rate) atau biasa kita sebut
dengan KURS adalah harga satu mata uang yangdiekspresikan
terhadap mata uang lainnya. Berdasarkan pendapat David K.Eitman
nilai tukar (exchange rate), harga salah satu valuta asing adalah
matauang yang dinyatakan menurut mata uang lainnya.
Speculative Attact atau Serangan spekulatif adalah penjualan
aset yang tidak dapat dipercaya secara tiba-tiba oleh spekulan
yang sebelumnya tidak aktif dan akuisisi yang sesuai atas beberapa
aset berharga ( mata uang , emas ).

B. Saran

Semoga dalam perkuliahan kewirausahaan selanjutnya, kegiatan


praktek lapangan ini tetap bisa dilaksanakan dan lebih ditingkatkan
lagi. Karena kegiatan seperti ini sangatlah bermanfaat, agar
mahasiswa memiliki bekal pengalaman ketika ingin terjun langsung
dalam dunia bisnis.

Anda mungkin juga menyukai