Anda di halaman 1dari 40

Luas dan

Pola
Produksi

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pendahuluan
Tujuan perusahaan pada umumnya
adalah untuk mendapatkan laba setinggi
mungkin. Luas produksi merupakan
jumlah atau volume hasil produksi yang
seharusnya diproduksikan oleh suatu
perushaan dalam satu periode. Oleh
karena itu maka luas produksi ini juga
harus direncanaakan atau ditentukan agar
perusahaan dapat memperoleh laba yang
maksimal.
Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M
Luas produksi adalah juga suatu
ukuran akan berapa banyak barang-
barang yang di produksi oleh suatu
perusahaan.  Jadi, luas produksi
merupakan ukuran terhadap apa dan
berapa banyak barang-barang yang
diproduksi oleh suatu perusahaan
tertentu. Semakin banyak barang yang
diproduksi, baik jumlahnya maupun
jenisnya, semkin besar luas produksinya.
Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
atau membatasi luas produksi, diantaranya
adalah:
▪ Tersedianya bahan dasar.
▪ Tersedianya kapasitas mesin- mesin yang
dimiliki.
▪ Tersedianya tenaga kerja.
▪ Batasan  permintaan.
▪ Tersedianya faktor- faktor produksi yang
lain.
Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M
Luas Produksi dan Luas Perusahaan
Luas perusahaan memiliki arti yang berbeda dengan luas
produksi. Luas perusahaan itu mungkin saja ditentukan
oleh luas produksinya (barang- barang yang
dihasilkannya). Oleh sebab itu untuk menentukan luas
perusahaan, maka luas produksi bukanlah merupakan
satu-satunya ukuran, sehingga belum tentu luas produksi
merupakan pula luas perusahaan. Luas perusahaa dapat
diukur berdasarkan:
▪  Bahan dasar yang dipergunakan.
▪  Barang yang dihasilkan.
▪ Peralatan ( mesin- mesin ) yang dipergunakan.
▪ Jumlah pegawai ( tenaga kerja ) yang dipergunakan.
Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M
Bahan dasar yang dipergunakan
Jumlah bahan dasar yang dikerjakan oleh
perusahaan untuk memproduksi barang-
barang dapat dipakai apabila bahan dasar
tertentu mendominasi seluruh proses
produksi.
Contoh: bahan dasar susu digunakan
dalam pabrik menghasilkan mentega dan
keju (barang dasar yang dominan

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Barang yang dihasilkan
Jumlah bahan yang dihasilkan apabila
perusahaan memproduksi barang-barang
tertentu dibuat dari berbagai bahan dasar
yang sama pentingnya.

Contoh: Perusahaan rokok kretek yang


membuat rokok dari tembakau dan
cengkeh
Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M
Peralatan yang digunakan
Alat-alat produksi tahan lama tertentu
yang mengambil tempat dalam
perusahaan tersebut.

Contoh: tanah dalam perusahaan


pertanian dan mesin tenun pada
perusahaan tekstil

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Tenaga kerja
Ukuran tegnaga kerja dapat dipakai,
dimana bahan dasar yang diolah serta
barang-barang yang dihasilkan bersifat
aneka ragam.

Contoh: Jumlah bururh dalam perusahaan


meubel

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pola Produksi

Pola produksi didefinisikan sebagai


distribusi jumlah produksi tahunan ke
dalam periode yang lebih pendek dari
satu tahun, misalnya caturwulan,
triwulan, bulan, atau minggu.

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Macam-macam Pola Produksi
▪ Pola produksi konstan atau horizontal :
adalah dimana jumlah yang diproduksi
setiap periode tetap sama.
▪ Pola produksi bergelombang : adalah
jumlah yang diproduksi setiap periode
tidak sama mengikuti perubahan tingkat
penjualan dalam perusahaan.
▪ Pola produksi moderat : adalah gelombang
produksi tidak tajam, sehingga mendekati
konstan
Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M
Pola Produksi Konstan
Pola Produksi Konstan, yaitu pola produksi dimana
jumlah yang diproduksi setiap periode yang lebih
pendek dari satu tahun selalu sama

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pola Produksi Bergelombang
Pola Produksi Bergelombang, yaitu pola produksi
dimana jumlah produksi untuk setiap satuan waktu
yang lebih pendek dari satu tahun tidak selalu sama.
Biasanya mengikuti pola penjualan

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pola Produksi Moderat
Pola Produksi Moderat, yaitu pada prinsipnya
merupakan pola produksi bergelombang, namun
diusahakan agar gelombang produksi itu tidak
terlalu tajam sehingga dapat mendekati konstan

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Faktor pertimbangan memilih Pola
Produksi

Pola produksi yang dapat melayani


permintaan, dan tambahan biaya  yang
timbul sehubungan dengan penggunaan
pola produksi tersebut relatif kecil bila
dibandingkan dengan biaya yang timbul
dari penggunaan pola produksi yang lain
disebut sebagai Pola Produksi Optimal.

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih pola produksi yang dapat melayani
permintaan dan tambahan biayanya minimum,
yaitu:
1.Pola Penjualan.
2.Pola Biaya, yakni pola dari biaya-biaya yang timbul
sehubungan dengan naik-turunnya volume produksi,
antara lain:
a. Biaya Perputaran Tenaga Kerja,
b. Biaya Simpan,
c. Biaya Lembur,
d. Biaya Subkontrak,
e. Kapasitas Maksimum Perusahaan
Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M
a. Biaya Perputaran Tenaga Kerja, yakni biaya yang
timbul sehubungan dengan penarikan dan atau
pemberhentian tenaga kerja.
b. Biaya Simpan, yakni biaya yang timbul sehubungan
dengan penyimpanan persediaan.
c. Biaya Lembur, yakni biaya yang timbul sehubungan
dengan kelebihan jam kerja karyawan (over time
premium cost).
d. Biaya Subkontrak, yakni biaya yang timbul
sehubungan perusahaan melakukan pemesanan
produk yang sama ke pihak lain.
e. Kapasitas Maksimum Perusahaan

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Contoh Soal
Suatu perusahaan menghadapi pola penjualan sebagai berikut:

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Perusahaan akan memenuhi penjualan tersebut
dengan salah satu alternatif pola produksi
berikut ini:
• Pola produksi konstan pada tingkat 500 unit
per triwulan
• Pola yang bergelombang dengan mengikuti
pola penjualan.
• Pola produksi moderat dengan ketentuan
bahwa untuk triwulan I dan II berproduksi pada
tingkat 400 unit, dan kemudian pada triwulan
III dan IV berproduksi pada tingkat 800 unit.

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Informasi lain yang ada dalam perusahaan
adalah sebagai berikut:
• Kapasitas maksimum 1000 unit per
triwulan
• Biaya simpan Rp.100,- per unit per
triwulan
• Biaya perputaran tenaga kerja sebesar
Rp.4000,- untuk setiap kenaikan produksi
sebesar 200 unit. Penurunan produksi
tidak menimbulkan biaya labor turn over.
Sedang biaya subkontrak sebesar
Rp.2.000,- per unit
• Upah lembur sebesar Rp.1.000

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Pola produksi konstan
Dari data-data diatas dapat diperhitungkan biaya tambahan untuk
masing-masing pola produksi
Biaya-biaya tersebut antara lain :
1. Untuk Pola Produksi Konstan
a. Biaya Perputaran Tenaga Kerja
Karena pola produksinya konstan (produksi tiap triwulan sama) maka
tidak ada perputaran tenaga kerja, berhubung kebutuhan tenaga kerja
antara triwulan I s/d IV sama. Hal ini perusahaan tidak menanggung biaya
perputaran tenaga kerja, maka kebaikan pola produksi konstan antara lain
:
 Tidak ada perputaran tenaga kerja
 Hubungan dengan supplier menjadi lebih baik
 Modal kerja karyawan menjadi lebih tinggi, dll

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pola produksi konstan
Pembahasan
b. Biaya Simpan
 Pada triwulan I produksi 500 unit, sedangkan permintaan
hanya 250 unit, berarti terdapat kelebihan produsi diatas
permintaan yaitu 250 unit kelebihan produksi tersebut
harus disimpan dan menumbulkan biaya simpan sebesar Rp
100,- x 250 unit = Rp 25.000,-
 Pada triwulan II penjualan 400 unit sedangkan produksi
diperoleh perusahaan sebesar 500 unit, maka ada
kelebihan hasil produksi 100 unit dengan demikian kita
harus menanggung biaya penyimpanan :
Triwulan I Rp 100,- x 250 unit = Rp 25.000,-
Triwulan II Rp 100,- x 100 unit = Rp 10.000,-
Sampai triwulan III perusahaan menanggung biaya
penyimpanan sebesar Rp 35.000,-
Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M
Pola produksi konstan
Pembahasan
 Pada triwulan III penjualan perusahaan 1.050 unit
sedangkan hasil produksi 500 unit, maka kekurangan
produksi sebesar 550 unit, akan tetapi kita masih punya
persedian yang kita simpan sebesar 250 unit + 100 unit =
350 unit, hal ini tidak akan menumbulkan biaya simpan
tetapi kekurangan produksi ini harus ditutupi dengan sub
kontrak dari pabrik lain. (perhitungan dapat dilihat pada
halaman berikutnya)
 Pada triwulan IV penjualan sebesar 450 unit sedangkan
produksi perusahaan sebesar 500 unit maka kelebihan
produksi sebesar 50 unit. Hal ini menimbulkan biaya simpan
sebesar 50 unit x Rp 100,- = 5.000,- pada triwulan IV ini
perusahaan menanggung biaya simpan sebesar Rp 5.000,-

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pola produksi konstan
Pembahasan
Oleh karena itu maka biaya simpan yang
ditanggung oleh perusahaan :
 
▪ Triwulan I = Rp 25.000,-
▪ Triwulan II = Rp 35.000,-
▪ Triwulan III =-
▪ Triwulan IV = Rp 5.000,-.
▪ Total Biaya Simpan = Rp 65.000,-

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pola produksi konstan
Pembahasan
▪ c. Biaya Sub Kontrak
 Biaya sub kontrak terjadi apabila perusahaan
kekurangan produksi untuk menutupi permintaan. Hal
ini terjadi pada triwulan III dimana produksi hanya 500
unit ditambah persediaan yang masih ada 350 unit,
jumlah tersebut tidak mampu menutupi kebutuhan
yang pada saat itu sebesar 1.050 unit, sehingga
terjadi kekurangan sebesar 200 unit. Jumlah tersebut
harus di sub kontrakkan pada perusahaan lain dan
akan menanggung biaya sub kontrak sebesar 50 unit x
Rp 2000,- = Rp 100.000,-

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pola produksi konstan
Pembahasan
▪ Biaya Kerja Lembur

 Dikarenakan kapasitas maksimal pabrik adalah 1000 unit maka


kekurangannya dimasukkan ke biaya lembur
Kekurangan Produksi 1050-500-350 = 200
Kapasitas Maksimal 1000-500-350 = 150 (lembur) * Rp 1.000
Selisih 50 (sub kontrak)
▪ Rekapitulasi biaya bagi pola produksi konstan adalah sbb :
▪ Biaya perputaran tenaga kerja = Rp –
▪ Biaya Simpan = Rp 65.000,-
▪ Biaya kerja lembur = Rp 150.000,-
▪ Biaya Sub Kontrak = Rp 100.000,-
▪ Total = Rp 315.000,-
Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M
Pembahasan
Pola produksi konstan

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Pola produksi konstan

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Incremental Cost Pola Produksi Konstan

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Incremental Cost Pola Produksi Konstan

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Pola produksi bergelombang

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Pola produksi bergelombang

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Incremental Cost Pola Produksi Bergelombang

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Pola produksi moderat

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Pola produksi Moderat

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Pembahasan
Incremental Cost Pola Produksi Moderat

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Kesimpulan

Pola Produksi Moderat memiliki biaya


tambahan yang paling kecil. Karena itu,
Pola Produksi yang dipilih adalah 
Produksi Moderat

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Latihan
Suatu perusahaan menghadapi pola penjualan sebagai berikut:

Triwulan Jumlah
Penjualan
I 300
II 500
III 1250
IV 650

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Perusahaan akan memenuhi penjualan tersebut
dengan salah satu alternatif pola produksi
berikut ini:
• Pola produksi konstan pada tingkat 550 unit
per triwulan
• Pola yang bergelombang dengan mengikuti
pola penjualan.
• Pola produksi moderat dengan ketentuan
bahwa untuk triwulan I dan II berproduksi pada
tingkat 450 unit, dan kemudian pada triwulan
III dan IV berproduksi pada tingkat 750 unit.

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M


Informasi lain yang ada dalam perusahaan
adalah sebagai berikut:
• Kapasitas maksimum 950 unit per triwulan
• Biaya simpan Rp.150,- per unit per
triwulan
• Biaya perputaran tenaga kerja sebesar
Rp.3500,- untuk setiap kenaikan produksi
sebesar 150 unit. Penurunan produksi
tidak menimbulkan biaya labor turn over.
Sedang biaya subkontrak sebesar
Rp.2.200,- per unit
• Upah lembur sebesar Rp.1.150

Dr. Adi Rahmat, S.E.,M.M

Anda mungkin juga menyukai