Anda di halaman 1dari 21

Makalah

SISTEM INFORMASI STRATEGIK DAN SISTEM ANTAR


ORGANISASI

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen yang


diampuh oleh Bapak Surya Handrisusanto Ahmad, SE., MSA)

Disusun oleh:

Junus Buhari Hafid (931419114)

Srisetia Ningrum (931419016)

Syintia Alow (931419059)

PROGRAM STUDI S1-MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
PRAKATA

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang
diberikan oleh Bapak Surya Handrisusanto Ahmad, SE., MSA.

Dalam penyusunan tugas makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun dengan penuh kesabaran, ketekunan, terutama pertolongan dari Allah SWT
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
mengetahui tentang ‘Sistem Informasi Strategik dan Sistem Antar Organisasi‘. Makalah
ini disajikan berdasarkan rangkuman dari beberapa literature yang saya temui.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih
luas. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu saya meminta masukan untuk membangun penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 19 April 2021

Junus Buhari Hafid

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Informasi Strategik ...................................................... 2

2.2 Sistem Informasi Strategis .................................................................... 4

2.3 Pentingnya Informasi dalam Pengendalian Starategi............................. 6

2.4 Sistem Informasi Komputer.................................................................. 7

2.5 Perangkat Lunak Perencanaan Strategis ............................................... 8

2.6 Perbedaan Sistem Informasi dan Sistem Informasi di Level Strategic. 10

2.7 Model-Model Penerapan SIS ............................................................. 14

2.8 Faktor-Faktor Kesuksesan dan Kegagalan Penerapan SIS.................. 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 17

3.2 Saran .................................................................................................. 17


DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persaingan bisnis sekarang menjadi demikian tajam sehingga ahli
strategiterpaksa memperluas cakrawala perencanaan dan untuk membuat
keputusandengan ketidak pastian yang lebih besar. Sehingga hasilnya, lebih
banyakinformasi harus diperoleh dan diasimilasi untuk
merumuskan,mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan strategis.
Dalam situasi persaingan, sisi dengan intelijen (informasi) terbaik
biasanyamenang. Komputer membuat manajer dapat mengevaluasi jumlah
informasiyang amat banyak dengan cepat dan akurat. Penggunaan internet, World
WideWeb, e-mail dan mesin pencari sekarang dapat membedakan mana
perusahaanyang menggunakan informasi mutakhir dan yang asing untuk
membuatkeputusan strategi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Defenisi Sistem Informasi Strategik?
2. Apa itu Sistem Informasi Strategis?
3. Bagaimana Pentingnya Informasi dalam Pengendalian Strategi?
4. Apa itu Sistem Informasi Komputer?
5. Apa itu Perangkat Lunak Perencanaan Strategis?
6. Bagaimana Perbedaan Sistem Informasi Stratejik dan Sistem Informasi di
Level Stratejik?
7. Apa saja Model-model Penerapan SIS?
8. Apa saja Faktor-faktor Kesuksesan & Kegagalan Penerapan SIS?
9. Bagaimana Sistem Informasi Antar Organisasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui tentang Sistem Informasi Strategik dan Sistem Antar
Organisasi serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Sisitem Informasi Manajemen.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Sistem Informasi Strategik


Istilah Sistem Informasi Strategik atau Strategik information system (SIS) muncul
pertama kali pada tahun 1980an. Sampai tahun 1990an, definisi yang konkrit tentang
Sistem Informasi Strategik ini masih belum jelas. Alasannya adalah SIS masih
merupakan sistem yang baru dan belum ada konsesus yang sama untuk
pendefinisiannya
Alasan lainya adalah penerapan sistem ini ternyata sangat luas, yaitu tidak hanya di
dalam organisasi saja tetapi juga diterapkan di luar organisasi menjangkau organisasi
lainnya, pemasok-pemasok dan pelanggan-pelanggan. Alasan lainnya adalah banyak
sistem teknologi informasi (STI) yang ada yang perlu ditentukan kriterianya sehingga
dapat dikatakan sebagai sistem informasi Strategik.
Untuk mendapatkan definisi yang mengena dari sistem informasi Strategik itu,
mengkaji definisi-definisi yang ada akan sangat bermanfaat. Adapun definisi sistem
informasi menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut:
1. Bakos dan Treacy mendefinisikan SIS sebagai sistem-sistem informasi
yang menghasilkan efisiensi internal dan efisiensi komparatif
2. Remenyi mendefinisikan SIS sebagai suatu sistem yang membantu suatu
perusahaan meningkatkan kinerja jangka panjangnya dengan secara
langsung meningkatkan kontribusi pertambahan nilainya kerantai nilai
industri
3. Wiseman mendefinisikan SIS sebagai suatu penggunaan teknologi
informasi untuk mendukung atau menerapkan strategi kompetisi dari
perusahaan
4. Earl mendefinisikan SIS sebagai suatu sistem informasi yang baik
mendukung atau memfasilitasi suatu strategi bisnis tertentu atau bagian-
bagiannya
5. Laudon and laudon medefinisikan sistem informasi Strategik sebagai
sistem-sistem computer dilevel manapun di organisasi yang merubah goal,
opersi-operasi, produk-produk, jasa-jasa atau hubungan-hubungan
lingkungan untuk membantu organisasi mencapai keunggulan
kompetitifnya

2
6. Jelasi mendefinisikan suatu sistem informasi dapat dianggap mempunyai
suatu dimensi Strategik jika dan hanya jika sistem tersebut merubah
struktur dari industri atau sistem tersebut merubah proses-proses
manajemen dan operasi di organisasi atau sistem tersebut mengganti
keseimbangan kompetitif antara perusahaan-perusahaan didalam industri
7. Ciborra mendefinisikan suatu sistem dapat dikatakan sebagai sistem
informasi Strategik jika sistem tersebut memberikan topangan terus
menerus yang unik, atau memberikan keuntungan kinerja yang signifikan
8. Hartono mendefinisikan suatu sistem informasi (SIS) sebagai sistem
teknologi informasi apapun di level manapun yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan Strategik.

Dari beberapa definisi ini, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
sistem informasi Strategik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Suatu sistem informasi atau sistem informasi apapun di level manapun
2. Untuk mendukung atau mengimplementasikan strategi kompetisi dari
perusahaan
3. Memberik keuntungna kompetisi bagi perusahaan
4. Melalui efesiensi internal dan efesiensi komparatif
5. Dengan topangan terus menerus yang unik
6. Memberikan keuntungan kinerja yang signifikan
7. Membantu perusahaan meningkatkan kinerja jangka panjangnya
8. Merubah cara perusahaan beroperasi secara internal
9. Merubah proses-proses manajemen
10. Menciptakan jasa-jasa dan produk-produk baru
11. Merubah struktur dari industri
12. Mengganti keseimbangan kompetitif antara perusahaan-perusahaan di
dalam industri
13. Merubah hubungan dengan pelanggan-pelanggan dan pemasok-pemasok
14. Meningkatkan kontribusi pertambahan nilainya ke rantai nilai industri.

Dari ciri-ciri tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
sistem informasi Strategik (SIS) atau Strategik information system adalah suatu
sistem informasi atau sistem-sistem informasi apapun di level manapun yang

3
mendukung atau mengimplementasikan strategi kompetisi yang memberikan
keuntungan kompetitif bagi perusahaan melalui efesiensi internal dan efisiensi
komparatif sehingga membantu perusahaan memberikan keuntungan kinerja secara
signifikan dan meningkatkan kinerja jangka panjangnya.
Dari definisi ini, yaitu sistem informasi Strategik sebagai suatu sistem apapun di
level manapun, dapat dimengerti bahwa suatu sistem informasi Strategik secara fisik
tidak berbeda dengan sistem-sistem teknologi informasi lainnya. Perbedaannya adalah
pada penerapannya, yaitu di sistem informasi Strategik, sistem-sistem teknologi
informasi diterapkan untuk memenangkan persaingan. Penerapan startegi perusahaan
dilakukan secara efisiensi internal dan efisiensi komparatif.
Efesiensi internal dilakukan dengan cara :
1. Merubah cara perusahaan beroperasi secara internal
2. Merubah proses-proses manajemen
3. Menciptakan jasa-jasa dan produk-produk baru.

Efesiensi komparatif dilakukan dengan cara :


1. Merubah struktur dari industri
2. Mengganti keseimbangan kompetitif antara perusahaan-perusahaan di
dalam industri
3. Merubah hubungan dengan pelanggan-pelanggan dan pemasok-pemasok
4. Meningkatkan kontribusi pertambahan nilainya di rantai nilai industri.

2.2 Sistem Informasi Strategis


Sebelum alat ukur kinerja yang dapat mempengaruhi manajemen strategis
digunakan, alat-alat ukur tersebut harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perumusan implementasi rencana-
rencana strategis. Sistem informasi strategis berbasis computer ataupun manual,
formal ataupun informal dapat melakukan fungsi tersebut dengan memberikan
layanan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen puncak.
Salah satu alasan utama bangkrutnya International Harvester adalah
ketidakmampuan manajemen puncak perusahaan untuk menentukan dengan tepat
pendapatan yang diterima dari produk-produk yang sejenis dalam kelompok utama
produknya.

4
Karena ketidakmampuan tersebut, pihak manajemen tetap berusaha melakukan
usaha yang sia-sia untuk memperbaiki bisnis yang sekarat itu dan tidak mampu
merespon dengan fleksibel perubahan-perubahan besar yang terjadi dan peristiwa-
peristiwa tidak terduga lainnya. Sebaliknya, salah satu kunci sukses Toys ‘R’ Us
adalah kemampuan pihak manajemen untuk mengguankan canggihnya sistem
informasi perusahaan untuk mengontrol keputusan-keputusan pembelian.
Faktor-faktor penting kesuksesan (critical success factors/CSF) adalah berbagai
hal yang harus berjalan dengan baik untuk menjamin keusksesan sebuah perusahaan.
Khususnya, factor-faktor tersebut adalah 20 persen dari faktor-faktor yang
menentukan 80 persen kinerja sebuah perusahaan atau unit bisnis.
Critical Success Factors seharusnya merupakan:
1. Faktor penting untuk mencapai keseluruhan sasaran dan tujuan perusahaan
2. Factor yang dapat diukur dan dikendalikan oleh organisasi ketika
diaplikasi
3. Relatif sedikit jumlahnya karena tidak semua faktor dapat menjadi faktor
yang penting
4. Mengekspresikan berbagai hal yang harus dilaksanakan
5. Dapat diaplikasi pada seluruh perusahaan dalam industri yang memiliki
kesamaan sasaran dan strategi
6. Bersifat hierarkis-beberapa CFS akan berpengaruh terhadap keseluruhan
perusahaan, sementara faktor lainnya pengaruhnya lebih sempit, yaitu
dalam satu wilayah fungsional.

CSF memberikan titik awal untuk mengembangkan sati sistem informasi. Sistem
informasi tentu akan menunjukkan dengan tepat wilayah-wilayah penting yang
menuntut perhatian seorang manajer.
Pada tingkat divisional atau SBU, sistem informasi harus mampu mendukung,
memperkuat, atau memperuas strategi tingkat unit bisnis dengan satu komponen
pendukung keputusan.
SBU yang menggunakan strategi yang menekankan kepemimpinan biaya pada
seluruh aspek, dapat menggunakan sitem informasinya untuk membantu mengurangi
biaya baik itu melalui peningkatan produktivitas atau melalui penggunaan sumber-
sumber daya lainnya, seperti persediaan atau mesin-mesin lainnya. Merril Lynch
menggunakan pendekatan ini ketika ia mengembangkan perangkat lunak PRISM yang

5
akan memberikan kepada 500 kantor cabangnya yang ada di Amerika Serikat, akses
yang lebih cepat pada informasi keuangan dalam rangka memacu efesiensi para
pialangnya.
SBU lain, sebaliknya mungkin perlu menggunakan strategi diferensiasi. SBU
tersebut harus dapat menggunakan sistem informasinya untuk membantu menambah
keunikan pada produk atau jasa yang dihasilkannya dan memberikan kontribusi pada
kualitas, jasa layanan, atau citra yang diinginkan oleh wilayah-wilayah fungsionalnya.
Ketika Federal Express perlu menggunakan jasa superiornya untuk memperoleh
keunggulan kompetitif. Perusahaan tersebut melakukan investasi besar-besaran dalam
berbagai jenis sistem informasi untuk menelusuri dan mengukur kinerja jasa layanan
antarnya.
Pemilihan strategi tingkat unit bisnis akan menentukan jenis sistem informasi
yang dibutuhkan oleh sutau SBU baik dalam mengimplementasi maupun mengontrol
aktivitas-aktivitas strategis. Berbagai sistem informasi yang ada akan dibentuk secara
berbeda-beda untuk memonitor aktivitas yang berbeda-beda pula, karena dua jenis
strategi tingkat unit bisnis tersebut memiliki factor-faktor penting kesuksesan yang
juga berbeda.

2.3 Pentingnya Informasi Dalam Pengendalian Strategi


Agar pengendalian strategi berhasil secara optimal, manajemen harus memiliki
informasi yang benar dan akurat serta dapat dipercaya yang merefleksikan berbagai
pengkuran kinerja perusahaan. Tanpa informasi seperti itu, kegiatan yang diambiil
untuk menggunakan pengendalian strategi akan menjadi sangat subyektif serta hanya
memiliki kesempatan kecil untuk memperbaiki kinerja perusahaan secara konsisten.
Informasi merupakan sumber utama dari suksesnya pengendalian strategi
Dalam praktik, biasanya perusahaan mengembangkan dan mengimplementasikan
beberapa jenis sistem untuk menghasilkan informasi. Sistem tersebut di antaranya
adalah sistem informasi manajemen (management information system) dan sistem
pendukung keputusan manajemen (management decision support system). Sistem
informasi manajemen (SIM) adalah jaringan organisasi formal yang secara normal
biasanya dibantu oleh computer dan dibentuk dalam organisasi untuk menyediakan
informasi bagi manajemen untuk membantu mereka dalam membuat suatu keputusan
Sedangkan Sistem Pendukung Kpeutusan Manajemen adalah rangkain alat bantu
yang saling tergantung, yang membantu manajemen untuk mengambil keputusan

6
yang relative tidak terstruktur dan tidak berulang-ulang. Computer merupakan elemen
utama dalam MDSS dan digunakan sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
yang lebih subyektif. Manajemen menggunakan MSDS ini untuk menolong mereka
melakukan pengendalian strategi dan mengambil berbagai keputusan manajemen
strategi.

2.4 Sistem Informasi Komputer


Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar untuk
semua keputusan manajerial. Informasi adalah batu penjuru dari semua organisasi.
Informasi mewakili sumber utama keunggulan atau kelemahan bersaing. Menilai
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dalam sistem informasi merupakan
dimensi kritis dari pelaksanaan audit inrernal.
Motto perusahaan dari Mitsui, sebuah usaha dagang besar di Jepang adalah
“Informasi merupakan darah yang menghidupkan perusahaan”. Sebuah jaringan
satelit menghubungkan 200 kantor Mitsui di seluruh dunia.
Tujuan dari sistem informasi komputer adalah memperbaiki prestasi perusahaan
dengan memperbaiki mutu keputusan manajerial. Sebuah sistem informasi yang
efektif mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, melakukan sintesis dan
menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat menjawab pertanyaan
operasional dan strategis yang penting. Jantung dari sistem informasi adalah database
yang berisi berbagai jenis catatan dan data yang penting bagi para manajer
Sistem informasi komputer menerima bahan mentah dari evaluasi eksternal dan
internal suatu organisasi. Sistem ini mengumpulkan data mengenai masalah
pemsaran, keuangan, produksi dan personalia internal dan factor-faktor sosial,
budaya, demografis, lingkungan, ekonomi, politik, pemerintah, legal, teknologi dan
persaingan internal. Data dipadukan dengan cara yang diperlukan untuk mendukung
pengambilan keputusan manajerial.
Terdapat arus logis dari material dalam sistem informasi komputer, sedangkan
data dimasukkan ke dalam sistem dan di ubah menjadi keluaran. Keluaran termasuk
hasil cetakan computer, laporan tertulis, table, bagan, grafis, cek, pesanan pembeli,
tagihan, catatan sediaan, daftar gaji dan berbagai dokumen lain. Hasil dari strategi lain
dapat dihitung dan diperkirakan. Data menjadi informasi hanya kalau dievaluasi,

7
disaring, dimampatkan, dianalisis, dan diatur dengan tujuan, masalah, individu atau
waktu spesifik.
Sistem informasi komputer yang efektif memanfaatkan perangkat keras computer,
perngakat lunak, model untuk analisis, dan database. Keuntungan dari sistem
informasi yang efektif termasuk perbaikan pemahaman fungsi bisnis, komunikasi
yang lebih baik, pembuatan keputusan dengan lebih banyak informasi, analisis
masalah dan kendali yang lebih baik.
Karena organisasi menjadi lebih kompleks, terdesentralisasi dan tersebar secara
global, fungsi sistem informasi semakin penting. Sistem informasi merupakan sumber
daya strategis utama, mengikuti perubahan lingkungan, mengenali ancaman
persaingan dan membantu dalam implementasi, evaluasi dan mengendalikan strategi.
Kita benar-benar hidup dalam era informasi. Perusahaan dengan keterampilan
lemah dalam sistem informasi mempunyai kelemahan bersaing. Sebaliknya, kekuatan
dalam sistem informasi membuat perusahaan dapat menetapkan kompetensi yang
membedakan di bidang lain. Perusahaan dengan keunggulan biaya dan pelayanan
kepada pelanggan yang baik misalnya dapat tergantung pada sistem informasi yang
baik.
Watson dan Rainer menemukan bahwa eksekutif sistem informasi menyediakan
dukungan manajerial dalam enam bidang kunci: elektronik mail, akses pada berita
eksternal, akses pada database eksternal, pengelola kata, table bejalur, dan filling
otomatis. Sistem informasi eksekutif yang baik menyediakan informasi dalam bentuk
grafis, table dan teks. Kemampuan menghasilkan grafis diperlukan sehingga kondisi
saat ini dan kecenderungan dapat diketahui dengan cepat, table menyediakan data
lebih rinci dan dapat dilakukan analisis varians,informasi teks menambah pemahaman
dan interprestasi data.

2.5 Perangkat Lunak Perencanaan Strategis


Revolusi komputer sekarang ini menyebabkan dampak yang sebanding dengan
revolusi indutri. Komputer sekarang banyak dijumpai di atas meja kerja hampir setiap
karyawan profesional dan administrative industry, pemerintah dan akademik.
Bertambah banyaknya computer telah membantu manajemen startegis karena produk
perangkat lunak dapat didesain untuk meningkatkan partisipasi dan menyediakan
integrasi, keseragaman, analisis dan ekonomi.

8
Perangkat lunak perencanaan strategis dapat membuat perusahaan memperoleh
dasar pengetahuan untuk setiap orang dalam perusahaan. Terdapat sejumlah produk
perangkat lunak di pasar yang didesain untuk melatih dan membantu manajer dalam
perencanaan strategis, termasuk Business Advantage, Business Simulator, SUCCESS,
ANS-PLAN-A, Strategy!, CheckMATE, EXEL, STRTPAC, SIMPLAN REVEAL,
COSMOS dan BASICS P-C.
Akan tetapi, beberapa sistemm pendukung keputusan strategi terlalu rumit, mahal
atau terbatas untuk digunakan dengan mudah oleh para manajer dalam sebuah
perusahaan. Hal ini merupakan kebetulan karena proses manajemen strategis harus
merupakan proses manusia agar sukses. Manusia mambuat perbedaan! Jadi perngkat
lunak perencanaan strategis harus sederhana dan tidak rumit. Kesederhanaan
membuat pertisipasi luas di antara para manajer dalam sebuah perusahaan dan
pertisipasi penting bagi implementasi strategi yang efektif.
Salah satu produk perangkat lunak perencanaan strategis yang sesuai dengan teks
ini dan menawarkan pendekatan kepada manajer dan eksekutif yang sederhana tapi
efektif untuk mengembangkan strategi organisasi adalah CheckMATE. Perngakat
lunak computer pribadi IBM-compatible yang melaksanakan analisis perencanaan dan
menghasilkan strategi yang dijalankan perusahaan.
CheckMATE, program yang dijalan pada Windows, menyertakan teknik
perencanaan stategis paling modern. Pengguna tidak harus berpengalaman dengan
computer atau mahir dalam perencanaan strategis. Jadi CheckMATE mendorong
komunikasi, pemahaman, kreativitas dan pemikiran ke depan di antara para
pemakainya

CheckMATE bukan program table berlanjut atau databade, ini adalah sistem ahli
yang membimbing perusahaan melewati perumusan strategi dan implementasi. Kekuatan
utama dari perangkat lunak perencanaan strategis CheckMATE baru adalah pendekatan
yang sederhana dan partisipatif. Pengguna diminta untuk menjawab pertanyaan, jawaban
dicatat, informasi dipadukan dan hasil dicetak. Individu dapat bekerja lewat perngkat
lunak secara independen dan kemudian bertemu untuk mengembangkan rekomendasi
bersama untuk perusahaan.

Perangkat lunak CheckMATE memanfaatkan matriks analitik perencanaan


strategis paling modern untuk menghasilkan strategi alternative yang dapat dijalankan
perusahaan. Prosedur analitik spesifik yang dimaksudkan dalam program CheckMATE

9
adalah analisis Stategic Position and Action Evaluation (SPACE), analisis Threats-
Opportunities-Weakness-Strenght (TOWS, analisis Internal-External (IE) dan analisis
Grand Strategy Matrix.

2.6 Perbedaan Sistem Informasi Stratejik dan Sistem Informasi di Level Stratejik
Sistem informasi di level stratejik dikenal dengan nama sistem informasi
eksekutif (SIE) yang digunakan untuk membantu manajer untuk melakukan
perencanaan stratejik. Adapun perbedaan kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :

Sistem Informasi di level Strategik Sistem Informasi Strategik


- Untuk manajer tingkat atas - Untuk kompetisi
- Untuk merumuskan strategi - Untuk menerapkan strategi
- Hanya sebuah SI yang disebut - Dapat berupa sistem-sistem teknologi
dengan Sistem Informasi apapun di level manapun
Eksekutif (SIE)

Perbedaan Dengan Sistem Informasi Konvensional

Perbedaan antara sistem infirmasi stratejik (SIS) dengan sistem informasi


konvensional (SIK) lainnya adalah :

1. Dukungan
SIK mendukung manajer untuk menyelesaikan operasi kritis di
perusahaan, sedangkan SIS mendukung manajer dalam menerapkan strategi.
2. Fokus
Fokus dari SIK adalah menggunakan teknologi untuk mengganti
tenaga manusia, sedangkan SIS difokuskan sebagai alat kompetisi.
3. Tujuan
Tujuan SIK lebih mengarah ke efisiensi, sedangkan SIS adalah untuk
memenangkan persaingan
4. Orientasi
SIK lebih berorientasi ke aplikasi internal, sedangkan SIS berorientasi
internal & eksternal untuk menjangkau konsumen.

10
Strategi

Terdapat tiga strategi umum yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk


memenangkan persaingan yaitu :

1. Cost Leadership Strategy


Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika perusahaan
mampu mencapai posisi biaya terendah dalam industry, dengan cara
rekayasa proses bisnis, menurunkan biaya dari pemasok, dan menurunkan
biaya ke pelanggan.
2. Differentiation Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat
menyediakan produk atau jasa yang unik dan mampu memberikan nilai
lebih kepada pelanggan dibandingkan dengan pesaing lain, yaitu dengan
cara : memanfaatkan teknologi informasi untuk menciptakan produk atau
jasa yang berbeda, dan mengurangi keuntungan diferensi dari pesaing.
3. Focus Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat
membantu perusahaan memfokuskan pada produk atau jasa khusus dalam
organisasi.
4. Innovation Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat
menemukan cara khusus dalam berbisnis yaitu dengan menyediakan
produk atau jasa dengan inovasi terbaru.
5. Alliance Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat
menciptakan hubungan kerjasama yang menguntungkan baik dengan
pemasok, perusahaan lain bahkan dengan para pesaing.
6. Growth Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika mampu
mengembangkan danmendiversifikasi pasar.
7. Quality Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika mampu
membantu meningkatkan kualitas dari produk atau jasa.

11
2.7 Model-model Penerapan SIS
Beberapa model penerapan SIS adalah sebagai berikut :
1. Model Tekanan-tekanan Kompetisi (Competitive Forces Model)

2. Sistem informasi strategik digunakan sebagai alat kompetisi untuk


memenangkan persaingan. Model yang menjelaskan ancaman kompetisi yang
banyak digunakan dikenalkan oleh Porter (1985) dengan nama model
ancaman-ancaman kompetisi atau model tekanan-tekanan kompetisi
(competitive forces model). Menurut Porter, persaingan terdiri dari lima
macam ancaman (sekaligus menjadi kesempatan) yaitu ancaman dari pesaing-
pesaing yang sudah ada, ancaman dari pesaing baru, ancaman dari produk atau
jasa pengganti, ancaman dari kekuatan menawar dari pelanggan, dan ancaman
kekuatan menawar dari supplier. Kelima hal tersebut dapat juga merupakan
suatu kesempatan jika diterapkan strategi yang tepat misalnya dengan cara cost
leadership, differentiation or other strategy.

3. Model Kekuatan Menawar dan Efisiensi Kompetisi


Ancaman dalam model ini terdiri dari dua sumber yaitu kekuatan menawar dan
efisiensi kompetisi, kedua sumber ini ditentukan oleh 5 (lima) factor yaitu :
biaya-biaya pencarian, keunikan fitur produk, biaya-biaya berpindah, efisiensi
internal, dan efisiensi antar organisasi. Ketiga factor awal merupakan kekuatan
menawar dan dua factor berikutnya adalah efisiensi komparatif.

4. Model Rantai Nilai


Dalam model ini aktivitas perusahaan dibagi menjadi 9 (sembilan)
aktivitas yang dikelompokkan menjadi 2 (dua) aktivitas besar yaitu :
 4 (empat) aktivitas pendukung antara lain
1) Infrastruktur perusahaan (management and administrative service, yaitu ,
manajemen, akuntansi, keuangan, dsb.)
2) manajemen sumber daya manusia (seperti penerimaan, pelatihan, dan
pengembangan SDM)

12
3) pengembangan teknologi (seperti R&D, peningkatan kualitas produk dan
proses)
4) pengadaan barang (seperti pembelian bahan mentah, barang dijual, mesin,
peralatan).
 5 (lima) aktivitas utama antara lain penanganan dan penyimpanan bahan
mentah, operasi, penanganan dan penyimpanan bahan jadi, penjualan dan
pemasaran serta pelayanan purna jual.

5. Lima Tahapan Porter & Milar


Terdapat lima tahap untuk menggali kesempatan-kesempatan stratejik
kelima tahap tersebut antara lain menilai intensitas informasi, menentukan
peran information technology dalam struktur industry, mengidentifikasi dan
merengking cara-cara information technology dalam membuat keuntungan
stratejik, menginvestigasi kemungkinan information technology dalam
mengembangkan bisnis baru, dan membuat suatu rencana untuk mengambil
keuntungan dari information technology.

6. Model Keen
Ada 2 (dua) faktor dalam model ini yaitu jangkauan (menunjukkan
letak dari sistem teknologi informasi apakah di dalam perusahaan atau di luar
perusahaan), dan lingkupan (menunjukkan luas dari aplikasinya).

7. Model Rekayasa Ulang


Merupakan suatu model yang menunjukkan bahwa rekayasa ulang
dapat dilakukan pada proses internal atau eksternal

8. Model Manfaat
Model ini memisahkan orientasi strategi secara internal atau eksternal
berdasarkan manfaat yang akan diterima. Model ini menyatakan bahwa SIS
secara internal mempunyai manfaat langsung terhadap perusahaan, dan SIS
secara eksternal akan memberikan manfaat secara langsung kepada pelanggan
dan secara tidak langsung kepada perusahaan

9. Model Siklus Sumber Daya Konsumen

13
Dalam model ini ada 13 (tiga belas) tahapan siklus sumber daya
pelanggan yang berbasis pada model 4 tahap IBM yaitu Kebutuhan
(menentukan kebutuhan dan menentukan spesifikasi), Akuisisi (memilih
sumber daya, pemesanan, otorisasi dan pembayaran, dan mendapatkan, serta
menguji dan menerima), Pertanggung-jawaban (mengintegrasikan,
mangawasi, memutakhirkan, dan merawat), dan Penghentian (memindahkan
atau membuang, dan pertanggung-jawaban).

2.8 Faktor-faktor Kesuksesan & Kegagalan Penerapan SIS


Beberapa factor yang dapat mendukung kesuksesan dari penerapan SIS antara
lain:
1) Organisasi harus mempinyai visi information technology.
2) Perencanaan information technology harus pararel dengan perencanaan
stratejik perusahaan.
3) Dalam menerapkan SIS harus menjadi yang pertama dalam industrinya.
4) Kreatif menarik jangkaun dan lingkupan.

Selain factor kesuksesan tadi perlu diperhatikan pula faktor-faktor yang


mengakibatkan kegagalan penerapan SIS, faktor-faktor ini antara lain :

1. Perusahaan tidak mau atau tidak mampu mempertahankan investasi di


masa depan
2. Information technology untuk SIS tidak boleg gagal, karena kegagalan
tersebut dapat memalukan, menurunkan produk dan jasa sehingga
menurunkan citra perusahaan
3. Penerapan SIS dapat menyebabkan tuntutan hukum dan pelanggaran
regulasi
4. Waktu penerapan SIS yang kurang tepat
5. Kualitas sumber daya SIS yang kurang memadai
6. Perbedaan industri
7. Aliansi dapat menjadi pesaing
8. Perbedaan kultur.

14
2.9 Sistem Teknologi Informasi Antar Organisasi
Yang dimaksud dengan sistem informasi antar organisasi adalah sistem
informasi stratejik yang juga menghubungkan bukan hanya unit-unit dalam organisasi
tapi juga antar organisasi sebagai contoh SIS menghubungkan antara perusahaan
dengan pemasok dan perusahaan dengan pelanggan secara on-line. Seperti dalam
industry penerbangan yaitu perusahaan penerbangan, agen-agen perjalanan dan
konsumen dihubungkan dengan satu jaringan sistem pemesana tiket pesawat terbang.
Pertukaran Data Elektronik
Salah satu tipe sistem informasi antar organisasi adalah electronic data
interchange (EDI), yaitu suatu penggunaan sistem computer yang standar dibeberapa
organisasi terpisah untuk dapat mengirimkan data secara elektronik lewat dokumen-
dokumen bisnis. Dokumen bisnis yang umum dikomunikasikan lewat EDI adalan
order pembelian, order penjualan, permintaan daftar harga, klaim asuransi dan
lainnya. Terdapat beberapa keuntungan penerapan EDI yaitu :
E-Commerce
E-Commerce didefinisikan sebagai pemanfaatan information technology untuk
melakukan kegiatan bisnis antara dua atau lebih organisasi atau antara sebuah
organisasi dengan satu atau lebih pelanggan akhir antara satu atau lebih jaringan
computer. Terdapat beberapa keuntungan melakukan transaksi e-commerce
dibandingkan dengan EDI keuntungan yang utama adalah menghemat biaya yang
lebih besar dibandingkan dengan EDI serta dapat menjangakau pelanggan yang lebih
luas dan ada juga keuntungan lainnya dari transaksi e-commerce yaitu :
1) Distribusi yang lebih murah dari dokumen dan produk digital.
2) Kemampuan memberikan layanan dukungan kepada pelanggan.
3) Kanal pemasaran yang bar
4) Memiliki kemampuan untuk menarik pelanggan baru.

Menyediakan satu titik lokasi kontak untuk bermacam-macam produk dan


jasa. Dapat digunakan sebagai media riset pasar.
Selain keuntungan atau kelebihan tersebut ternyata e-commerce juga memiliki
kelemahan dan hambatan yaitu :
1) Keamanan.
2) Keamanan akses
3) Keamanan transmisi

15
4) Beban traffic yang terlalu overload
5) Kesulitan sensor
6) Kesulitan mengukur kinerja dari situs, apakah keberhasilannya akan
diukur dengan jumlah orang yang mengunjungi atau diukur dengan
cara lain.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Sistem informasi strategik adalah suatu sistem informasi atau sistem-sistem
informasi apapun di level manapun yang mendukung atau mengimplementasikan
strategi kompetisi yang memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan
melalui efesiensi internal dan efisiensi komparatif sehingga membantu perusahaan
memberikan keuntungan kinerja secara signifikan dan meningkatkan kinerja
jangka panjangnya.
Sebelum alat ukur kinerja yang dapat mempengaruhi manajemen strategis
digunakan, alat-alat ukur tersebut harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perumusan implementasi rencana-
rencana strategis. Sistem informasi strategis berbasis computer ataupun manual,
formal ataupun informal dapat melakukan fungsi tersebut dengan memberikan
layanan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen puncak
Agar pengendalian strategi berhasil secara optimal, manajemen harus
memiliki informasi yang benar dan akurat serta dapat dipercaya yang
merefleksikan berbagai pengkuran kinerja perusahaan. Tanpa informasi seperti
itu, kegiatan yang diambiil untuk menggunakan pengendalian strategi akan
menjadi sangat subyektif serta hanya memiliki kesempatan kecil untuk
memperbaiki kinerja perusahaan secara konsisten. Informasi merupakan sumber
utama dari suksesnya pengendalian strategi.

3.2. SARAN
Menurut kami, berdasarkan penjelesan yang ada sebaiknya tiap organisasi
maupun perusahaan menerapkan atau menjalankan sistem informasi manajemen,
agar

17
DAFTAR ISI

Kuantannet. 2018. Makalah Sistem Informasi Strategic dan sistem informasi antar organisasi.
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-sitem-informasi-strategic-
dan.html?m=1 (diakses 19 April)
Sisforians. 2016. Pengertoan Sistem Informasi Strategis.
https://sisforians2k16.blogspot.com/2016/10/pengertian-sistem-informasi-
strategis.html?m=1 (diakses 19 April)
Raharja, Made Agung. 2010. Sistem Informasi Strategik.
http://dueeg.blogspot.com/2010/11/sistem-informasi-strategik.html?m=1 (diakses 19
April)

18

Anda mungkin juga menyukai