Anda di halaman 1dari 27

PENGANGGARAN (BUDGETING)

DAN ANGGARAN PENAKSIRAN (FORCESTING BUDGET)

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran Perusahaan


(BUDGETING)

Dosen :
Adi Sofyana Latif S.Si,MM,CMA

Disusun Oleh :
Ahmad Saugi 2016121425
Febri Annayah Priadi 2016121786
Hani Priliandini 2016120699
Hera Yanti 2016121036
Nenih 2016121855
Robiatul Adawiyah 2016121012
Widiyawati 2016120799

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Penganggaran Perusahaan (budgeting) dengan judul “Budgeting dan Forcesting
Budget”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tangerang Selatan, 7 September 2019

Penulis

II
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR.......................................................................................................II
BAB I................................................................................................................................2
PENDAHULUAN............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Manfaat Makalah.....................................................................................................2

1.4 Sistematika Penulisan...............................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 PENGANGGARAN (BUDGETING).......................................................................2

2.1.1 Definisi Penganggaran (Budgeting)...................................................................2

2.1.2 Tujuan Anggaran...............................................................................................2

2.1.3 Fungsi Anggaran...............................................................................................2

2.1.4 Manfaat Anggaran.............................................................................................2

2.1.5 Kelemahan Anggaran........................................................................................2

2.1.6 Macam-Macam Anggaran.................................................................................2

2.1.7 Karakteristik Anggaran......................................................................................2

2.1.8 Metode Penyusunan Anggaran..........................................................................2

2.1.9 Prosedur Penyusunan Anggaran........................................................................2

2.2 Anggaran Penaksiran (Forcesting Budget)...............................................................2

2.2.1 Pengertian Forecasting Budget..........................................................................2

2.2.2 Kelompok Forecasting Budget..........................................................................2

2.2.3 Penyusunan Forecasting Budget........................................................................2

III
BAB III.............................................................................................................................2
PENUTUP........................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................2

3.2 Saran........................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................2

IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penganggaran (Budgeting) menunjukkan suatu proses sejak tahap

persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana,

pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas

perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut,

sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu. Hasil

dari penganggaran (Budgeting) adalah anggaran (Budget).

Kemajuan perusahaan sangat bergantung pada pengelola manajemen yang

baik, sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai. Keputusan yang

diambil oleh manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dengan

menyusun anggaran. Perusahaan kecil maupun besar sudah seharusnya membuat

anggaran, karena anggaran dapat digunakan oleh manajemen sebagai alat

perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan di

masa mendatang. Jadi pada dasarnya anggaran merupakan rencana kerja

organisasi di masa mendatang.

Anggaran merupakan perencanaan dari seluruh kegiatan perusahaan yang

mencakup bebagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan

sasaran perusahaan. Sedangkan pengertian anggaran sendiri menurut buku

Nafarin (2000:12) adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

1
berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis

mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan

umumnya dinyatakan dalam sutuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran

merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Salah satu anggaran yang

sangat penting bagi perusahaan yaitu biaya produksi yang didalamnya terdapat

biaya produksi. Biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja dan biaya overhead pabrik, dimana biaya-biaya tersebut saling berhubungan.

Adanya perbandingan antara hasil realisasi biaya produksi dengan anggaran biaya

produksi yang sudah dianggarkan perusahaan dapat digunakan untuk menganalisis

apakah telah terjadi penyimpangan baik yang merugikan maupun yang

menguntungkan. Penyimpangan biaya yang terjadi baik yang bersifat

menguntungkan maupun yang bersifat merugikan harus dianalisis oleh

perusahaan.

Ketika fase Pengendalian Manajemen masuk pada rana teknis

Pelaksanaan, maka menjadi penting kemudian untuk memahami dinamika dalam

penganggaran. Penyusunan Anggaran merupakan faktor penting yang harus

dibahas secara matang dan penerapannya harus optimal. Proses dari penyusunan

Anggaran yang terjadi sebelum tahun periode perusahaan berjalan.

Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode

tertentu untuk melakukan suatu program. Anggaran pada dasarnya merupakan

alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif

dalam organisasi. Suatu Anggaran Operasi biasanya meliputi waktu satu tahun

dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu.

2
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan dalam makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana proses budgeting dan forcesting budget ?


2. Bagaimana fungsi dan tujuan budgeting dan foresting budget ?
3. Bagaimana penyusunan budgeting dan forcesting budget dalam

pengaplikasikannya ?

1.3 Manfaat Makalah


Dalam makalah yang dibuat oleh penulis, makalah ini dapat bermanfaat baik

bagi pembaca, penulis maupun khalayak yang membutuhkan materi budgeting

maupun forcesting budget.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

BAB II Pembahasan Materi

BAB III Penutup

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGANGGARAN (BUDGETING)

2.1.1 Definisi Penganggaran (Budgeting)


Anggaran merupakan rencana kegiatan perusahaan secara terperinci dalam

satu tahun yang mencakup kegiatan operasional perusahaan dimana kegiatan

tersebut saling berkaitan. Menurut M.Nafarin dalam bukunya “Penganggaran

Perusahaan” (2004:12) mengemukakan bahwa “Anggaran adalah rencana tertulis

mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan

umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu .”

Sedangkan menurut M. Munandar dalam buku “Budgeting Perencanaan

Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja” (2001:1) menyatakan bahwa

“Anggaran (Budgeting) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang

meliputi seluruh kegiatan, yang dinyatakn dalam unit (kesatuan) moneter yang

berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”

Dari kedua pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran

adalah sebuah rencana tertulis yang berlaku untuk jangka waktu tertentu yang

akan datang yang dinyatakan dalam satuan uang.

2.1.2 Tujuan Anggaran


Anggaran sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan karena anggaran

dapat mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau aktivitas-aktivitas

yang tidak dibenarkan oleh undang-undang. Menurut M. Nafarin dalam buku

4
“Penganggaran Perusahaan” (2004:15) menyatakan bahwa tujuan anggaran

adalah:

1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan

investasi dana.
2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,

sehingga dapat memudahkan pengawasan.


4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang

maksimal.
5. Menyempurkan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih

jelas dan nyata terlihat.


6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang

berkaitan dengan keuangan.

2.1.3 Fungsi Anggaran


Menurut Mardiasmo dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Sektor

Publik” (2002:63) mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Anggaran sebagai alat perencaan (planning tool)

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai

tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan

tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang

dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah

tersebut.

2. Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool)

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail

atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang

dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

5
3. Anggaran sebagaialat kebijakan fiskal (fiscal tool)

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan

untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

4. Anggaran sebagai alat politik (political tool)

Anggaran sebagai alat politik digunakan untuk memutuskan

prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan tehadap prioritas tersebut.

5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (coordination and

communication tool)
Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses penyusunan

anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian

dalam pemerintah. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan

mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam

pencapaian tujuan organiasasi.


6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (performance measurenment

tool)

Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder

(eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerka eksekutif

akan dinilai berdasarkanpencapaian target anggaran dan efisiensi

pelaksanaan anggaran.

6
7. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)

Anggaran dapa digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer

dan staffnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, fan efisien dalam

mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

8. Anggaran sebagai alat menciptakan ruang publik (public sphere)

Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan

DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai

organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran

publik. Sedangkan menurut Sonny Sumarsono dalam bukunya

“Manajemen Keuangan Pemerintahan” (2010:79-80) anggaran memiliki

beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Otorisasi

Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar

untuk melaksanakan pendapapatan dan belanja pada tahun bersangkutan.

Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat

dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

2. Fungsi Perencanaan

Anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk

merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan

telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-

rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut.

7
3. Fungsi Pengawasan
Anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah

kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan.


4. Fungsi Alokasi

Anggaran negara harus diarhkan untuk mengurangi pengangguran

dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan

efektivitas perekonomian.

5. Fungsi Distribusi

Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan

kepatuhan.

6. Fungsi Stabilisasi

Anggaran menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan

keseimbangan fundamental perekonomian.

2.1.4 Manfaat Anggaran


Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan suatu

anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Menurut M.Nafarin dalam

bukunya “Penganggaran Perusahaan” (2004:15) mengemukakan manfaat

anggaran sebagai berikut :

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.


2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.
3. Dapat memotivasi pegawai.
4. Menimbulkan rasa tanggungjawab pada pegawai.
5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan

seefisien mungkin.

8
7. Alat pendidikan bagi para manajer.

2.1.5 Kelemahan Anggaran


Menurut Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri dalam buku “Anggaran

Perusahaan” (2003:52) meskipun begitu banyak manfaat yang diperoleh dengan

menyusun anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi

anggaran. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:

1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (proses penjualan,

kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik

kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.


2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil

apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.


3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk

membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan

menggantikannya.
4. Kondisi yang terjadi tidak harus selalu seratus persen sama dengan yang

diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu untuk memiliki sifat

yang luwes.

2.1.6 Macam-Macam Anggaran


Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai jenis anggaran,

diantaranya adalah pendapat yang dikemukakan oleh M. Nafarin dalam bukunya

“Penganggaran Perusahaan” (2000: 17-20) mengemukakan bahwa anggaran dapat

dikelompokkan dalam beberapa sudut pandang, yaitu:

9
1. Anggaran Menurut Dasar Penyusunannya Yaitu Anggaran Variable Dan

Tetap.
a. Anggaran variable, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval

kapasitas tertentu dan pada intinya merupakan seri anggaran yang dapat

disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.


b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat

kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga anggaran statis.


2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terbagi sebagai berikut :
a. Anggaran periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode

tertentu umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode

anggaran.
b. Anggaran konntinuitas, adalah anggaran yang dibuat untuk

memperbaiki anggaran yang telah dibuat.


3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat

dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.


b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang

dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.


4. Menurut bidangnya, anggaran dibagi menjadi anggaran operasional dan

anggaran keuangan.
a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba

rugi.
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
5. Menurut kemampuan menyusun, terdiri dari :
a. Anggaran komprehensif adalah rangkaia dari berbagai macam anggaran

yang disusun secara lengkap.


b. Anggaran parsial merupakan anggaran yang disusun tidak secara

lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.


6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran opropriasi adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan

tertentu dan tidak boleh digunkan untuk tujuan lain.

10
b. Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi

kegiatan yang dilakukan dalam organisasi.

2.1.7 Karakteristik Anggaran


Untuk memperoleh konsep yang jelas mengenai anggaran Mulyadi dalam

bukunya “Akuntansi Manajemen” (2001:490) mengemukakan karasteristik

anggaran sebagai berikut :

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.


2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti

para manajer setuju untuk menerima tanggungjawab untuk mencapai

sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.


4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih

tinggi dari penyusunan anggaran.


5. Sekali disetujui, angaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.
6. Secara berkala, kineeja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan

anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

2.1.8 Metode Penyusunan Anggaran


Menurut Sofyan Harahap (2000:89-91) ada tiga metode dalam penyusunan

anggaran biasanya di gunakan oleh suatu organisasi, yaitu:

1. Top down budgeting adalah metode anggaran yang dilaksanakan oleh

organisasi atau perusahaan yang di mulai dari pimpinan perusahaan

kepada bawahannya.
2. Bottom up budgeting adalah metode anggaran yang dilaksanakan suatu

perusahaan yang dimulai dari bawahan kepada atasannya atau pimpinan

perusahaan

11
3. Gabungan adalah metode anggaran yang di laksanakan suatu perusahaan

dengan menggabungkan dua metode sebelumnya yaitu metode top down

dan bottom up budgeting.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode dalam penyusunan

anggaran biasanya dilaksanakan oleh organisasi atau perusahaan yang dimulai

dari pimpinan perusahaan kepada bawahan, bawahan kepada pimpinan

perusahaan dan pengabungan antara dua metode tersebut.

2.1.9 Prosedur Penyusunan Anggaran


Dalam penyusunan anggaran harus sesuai dengan prosedur yang telah

ditentukan agar penyusunan anggaran dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun

prosedur penyusunan anggaran menurut M.Nafarin dalam bukunya

“Penganggaran Perusahaan” (2004:9) menyatakan bahwa:

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap penentuan pedoman perencanaan (anggaran)

Anggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang, hendaknya

disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai.

Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal

tahun anggaran.

2. Tahap persiapan anggaran

Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan

terlebih dahulu menyusun forecast penjualan (taksiran/ramalan

penjualan). Setelah itu kemudian manajer-manajer pemasaran bekerja

sama dengan para manajer untuk menyusun anggaran lainnya.

12
3. Tahap penentuan anggaran

Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer

beserta direksi (direktur) untuk:

a. Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen

anggaran
b. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen anggaran
c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran
4. Tahap pelaksanaan anggaran
Tahap ini adalah tahap dimana anggaran dilaksanakan untuk

kepentingan pengawasan tiap manajer membuat laporan realisasi angaran.

Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi angaran disampaikan pada

direksi.

2.2 Anggaran Penaksiran (Forcesting Budget)

2.2.1 Pengertian Forecasting Budget


Forecasting Budget atau Anggaran Penaksiran adalah anggaran yang

memuat seluruh taksiran-taksiran (forecast), baik taksiran tentang kegiatan-

kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, maupun

taksiran-taksiran tentang keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu

yang akan datang.

Dari pengertian diatas nampaklah bahwa anggaran penaksiran terdiri dari dua

kelompok, yaitu:

1. Operation Budget atau Anggaran Operasional adalah Anggaran yang

memuat taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka

waktu tertentu yang akan datang.

13
2. Finacial Budget atau Anggaran Keuangan adalah Anggaran yang memuat

taksiran-taksiran tentang keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat

tertentu yang akan datang.

2.2.2 Kelompok Forecasting Budget

2.2.2.1 Anggaran operasional (Operation Budget)


Anggaran Operasional merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan

selama jangka waktu tertentu yang akan datang. Pada dasarnya kegiatan

perusahaan selama jangka waktu tertentu meliputi dua sektor, yaitu:

1. Sektor Penghasilan
a. Sub sektor penghasilan utama
b. Sub sektor bukan penghasilan utama
2. Sektor Biaya
a. Sub sektor biaya utama adalah biaya yang menjadi tanggungan

perusahaan yang berhubungan erat dengan usaha utama perusahaan


1) Biaya pabrik atau biaya produksi adalah biaya – biaya yang

diperlukan bidang produksi di sebuah Perusahaan.


a) Biaya bahan mentah
b) Biaya tenaga kerja langsung
c) Biaya pabrik tidak langsung terdiri dari : biaya bahan

pembantu pabrik, upah tenaga kerja tidak langsung, biaya

listrik pabrik, biaya pemeliharaan mesin, biaya pemeliharaan

ruang, biaya asuransi gedung.


2) Biaya administrasi adalah biaya – biaya yang diperlukan bidang

administrasi di sebuah Perusahaan.


a) Biaya Alat Tulis Kantor
b) Biaya gaji karyawan
c) Biaya listrik bidang Administrasi
d) Biaya pemeliharaan gedung Administrasi
3) Biaya pemasaran adalah biaya – biaya yang dibutuhkan dalam

pemasaran di sebuah Perusahaan


a) Biaya pembantu pemasaran

14
b) Gaji karyawan pemasaran
c) Biaya alat pemasaran
d) Biaya promosi
e) Biaya transportasi
b. Sub sektor biaya bukan utama adalah Biaya yang menjadi tanggungan

perusahaan yang tidak berhubungan erat dengan usaha utama

perusahaan

Dari uraian dimuka dapat diketahui bahwa anggaran operasional

merencankan tentang kegiatan perusahaan selama periode tertentu

yang akan datang, baik kegiatan yang berhubungan dengan sektor

penghasilan maupun kegiatan yang berhubungan dengan biaya. Dalam

kegiatan akuntansi kegiatan ini dituangkan dalam laporan rugi/laba,

sehingga anggaran operasional dapat pula disebut sebagai anggaran

rugi/laba. Atas dasar kelengkapan isinya, anggaran rugi/laba dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Anggaran induk rugi/laba adalah Anggaran tentang penghasilan

dan biaya perusahaan selama periode tertentuyang akan datang,

yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar dan belum

dijabarkan secara rinci.


2) Anggaran pendukung rugi/laba adalah Anggaran tentang

penghasilan dan biaya perusahaan selama periode tertentu yang

akan datang, yang berisikan taksiran-taksiran yang lebih rinci.

Adapun anggaran-anggaran yang termasuk dalam anggaran

pendukung rugi/laba ini adalah:

15
a) Budget Penjualan (Sales Budget) yang merencanakan secara

lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode

yang akan datang.


b) Budget-budget Produksi yang merencanakan secara lebih

terperinci tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di bidang

produksi.
c) Budget biaya administrasi (administration Expenses Budget)

yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya

kantor administrasi selama periode yang akan datang.


d) Budget biaya Penjualan (Selling Expenses Budget) yang

merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya

bagian penjualan serta biaya-biaya yang berhubungan dengan

kegiatan penjualan selama periode yang akan datang.


e) Budget Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues

Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci tentang

penghasilan-penghasilan di luar usaha utama perusahaan

selama periode yang akan datang.


f) Budget Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses

Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci tentang

biaya-biaya yang tidak berhubungan dengan usaha utama

perusahaan selama periode yang akan datang.


3)

2.2.2.2 Anggaran Keuangan (Finacial Budget)


Anggaran keuangan merencakan tentang keadaan atau posisi keuangan

perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang. Anggaran keuangan biasa

16
disebut dengan anggaran neraca. Atas dasar kelengkapan isinya, anggaran neraca

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Anggaran induk neraca adalah Anggaran tentang keadaan atau posisi

harta, uang dan modal sendiri perusahaan pada suatu saat tertentu yang

akan datang, yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar dan belum

dijabarkan secara terperinci. Akibatnya, anggaran ini masih belum dapat

berfungsi sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi dan sebagai alat

evaluasi.
2. Anggaran pendukung. neraca, ialah anggaran tentang keadaan atau posisi

harta, utang dan modal sendiri perusahaan pada suatu saat tertentu yang

akan datang, yang berisi taksiran-taksiran secara lebih terperinci,

sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi

dan sebagai alat evaluasi kerja.

2.2.3 Penyusunan Forecasting Budget

2.2.3.1 Penyusunan Anggaran Operasional (Operation Budget)


Antara anggaran tentang penghasilan dan anggaran tentang biaya

mempunyai hubungan timbale balik yang sangat erat. Di satu sisi besar kecilnya

penjualan ditentukan oleh besar kecilnya produksi atau biaya. Tetapi di sisi lain,

besar kecilnya biaya atau produksi mungkin justru ditentukan oleh besar kecilnya

penjualan. Ada dua alternative kemungkinan tentang hubungan timbal balik antara

produksi dengan penjualan tersebut, yaitu:

1. Alternative pertama, anggaran unit yang akan diproduksi disusun terlebih

dahulu sebelum menyusun anggaran penjualan, karena jumlah penjualan

mengikuti jumlah yang akan diproduksikan. Besarnya taksiran jumlah

17
yang akan diproduksi berdasarkan kapasitas produksi yang ada di

perusahaan. Kapasitas produksi sendiri di pengaruhi oleh tersedianya

mesin, tenaga kerja, tersedianya bahan mentah, tersedianya modal kerja

dan sebagainya. Setelah disusun anggaran unit yang akan diproduksi

barulah dapat disusun anggaran penjualan yang jumlahnya disesuaikan

dengan jumlah barang yang diproduksi.


2. Alternative kedua, besarnya produksi ditentukan oleh besarnya

penjualan. Dengan demikian pada alternative kedua ini anggaran

penjualan harus disusun lebih dahulu sebelum dapat menyusun anggaran

unit yang akan diproduksi.

Urutan penyusunan anggaran operasional ini juga dipengaruhi oleh

persaingan yang terjadi, bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang tidak

bersaing dapat menggunakan alternative yang pertama, sedangkan untuk

perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing maka alternative yang cocok

adalah alternative yang kedua.

2.2.3.2 Penyusunan Anggaran Keuangan (Finacial Budget)


Dengan demikian jelaslah bahwa bilamana perusahaan akan menyusun

financial budget, haruslah memperhatikan dan mempertimbangkan operating

budget nya. Atau dengan kata lain perkataan, operating budget harus disusun lebih

awal daripada financial budget. Oleh sebab itu, income statement supporting

budget harus sudah selesai disusun sebelum menyusun balance sheet supporting

budget berserta master balance sheet budget perusahaan.

Hubungan antara operating budget dengan financial budget dapat dijelaskan

dari gambar sebagai berikut:

18
1. Anggaran penjualan dibuat berdasarkan ramalan penjualan.

2. Anggaran beban usaha (anggaran beban penjualan) dibuat berdasarkan

anggaran penjualan.

3. Anggaran piutang dibuat berdasarkan anggaran penjualan.

4. Anggaran produk dibuat berdasarkan anggaran penjualan dan

anggaranpersediaan.

5. Anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung,

dananggaran biaya overhead pabrik dibuat berdasarkan anggaran produk.

6. Anggaran laba rugi dibuat berdasarkan anggaran penjualan, anggaran

beban usaha, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja

langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik.

7. Anggaran cadangan depresiasi aset tetap dibuat berdasarkan anggaran

usaha

8. dan anggaran biaya overhead pabrik.

9. Anggaran utang dibuat berdasarkan anggaran biaya bahan baku, anggaran

10. biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik.

11. Anggaran modal sendiri dibuat berdasarkan anggaran laba rugi.

12. Anggaran kas dibuat berdasarkan anggaran utang, anggaran

piutang,anggaran penjualan, anggaran beban usaha, anggaran biaya bahan

baku,anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead

pabrik.

19
13. Anggaran neraca dibuat berdasarkan anggaran kas, anggaran

piutang,anggaran persediaan, anggaran cadangan depresiasi aset tetap, dan

anggaranmodal sendiri.

20
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembukuan

anggaran adalah pencatatan transaksi ekonomi tentang pengolahan data transaksi

ekonomi tersebut melalui penambahan dan atau pengurangan sumber anggaran

yang ada. Pengertian pencatatan dalam akuntansi keuangan daerah adalah

pembukuan. Pembukuan anggaran hanya menggunakan sistem pencatatan single

entry, dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembukuan anggaran merupakan

bagian dari akuntansi. Single entry dalam pembukuan anggaran yaitu pencatatan

transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang

berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan anggaran dan

transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran

anggaran. Sistem pembukuan single entry memiliki beberapa kelebihan, yaitu

sederhana dan mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan, antara

lain kurang baik untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan), sulit

untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi dan sulit dikontrol.

Forecasting Budget atau Anggaran Penaksiran adalah anggaran yang

memuat seluruh taksiran-taksiran (forecast), baik taksiran tentang kegiatan-

kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, maupun

taksiran-taksiran tentang keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu

yang akan datang. Anggaran Penaksiran terdiri dari 2 Kelompok yaitu Anggaran

Operasional (Operation Budget) dan Anggaran Keuangan (Financial Budget).

21
Anggaran Operasional (Operation Budget) adalah Anggaran yang memuat

taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang

akan datang. Anggaran Keuangan (Finacial Budget) adalah Anggaran yang

memuat taksiran-taksiran tentang keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat

tertentu yang akan datang.

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dai itu kami berharap

kritik dan saran terhadap makalah ini demi perbaikan makalah yang akan dating.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://e-learning.unpam.ac.id/course/view.php?id=39315#section-1

https://benyaminnapitupulu12.blogspot.com/2016/12/pasar-modal-indonesia.html

23

Anda mungkin juga menyukai