Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH E-COMMERCE

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DAN DISTRIBUSI PRODUK E-COMMERCE

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 8

1. AFIFAH HUDA REFIYAHYA (2161201130)


2. ENJANG RAHAYU SWASTIKA (2161201101)
3. RES INDRIYANI (2161201134)
KELAS: MANAJEMEN III C

DOSEN PENGAMPU: TEZAR ARIANTO, S.E., M.M.

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji d a n s y u k u r saya panjatkan atas kehadirat allah SWT, karena atas limpahan
dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tak lupa shalawat beriring salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti
yang kita rasakan saat ini.
Saya sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dalam pembahasan maupun tata bahasanya, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata saya mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kesalahan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi saya sebagai penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya serta menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan.

Bengkulu, 29 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…...……………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI…...……………………………………………………………………………..…ii
BAB I: PENDAHULUAN…...…………………………………………………………………1
1.1 Latar belakang…….………………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………….........2
1.3 Tujuan…………...…….…………………………………………………………………...…2
BAB II: PEMBAHASAN…….……………………………………………………………...…3
2.1 Supply Chain Management…...…………………………………………………………...…3

2.2 Jenis Supply Chain Management………………………………………………………….....3

2.3 Hubungan Supply Chain Dengan Kualitas Produk Dan Daya Saing Kemajuan
strategi…………………………………………………………………………………………....4

2.4 Saluran Distribusi……..…………………………………………………………………...…4

2.5 Strategi Distribusi……..…………………………………………………………………...…5

BAB III: PENUTUP……..……………………………………………………………….……6

3.1 Kesimpulan…….………………………………………………………………………….…6

DAFTAR PUSTAKA……..……………………………………………………………………7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Supply Chain Management mencakup semua aktivitas yaitu sejak material datang dari pihak
supplier, kemudian material itu diolah menjadi produk setengah jadi ataupun produk jadi, sampai
produk itu didistribusikan ke konsumen. Untuk mengetahui perfomansi dari Supply Chain
perusahaan, 63 diperlukan suatu pengukuran. Dari pengukuran tersebut akan didapatkan suatu
hasil, sehingga baik tidaknya kinerja Supply Chain dari perusahaan dapat terlihat. Dengan
adanya kinerja Supply Chain yang baik, maka kinerja dari perusahaan akan semakin terarah dan
memberikan keuntungan, baik itu untuk pihak perusahaan, supplier, maupun konsumen.

Supply chain management (SCM) menjadi salah satu solusi terbaik untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif (Zabidi, 2001). Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana
perusahaan mampu mengelola aliran barang atau produk dalam suatu rantai supply . Tujuan
utama SCM yaitu penyerahan/ pengiriman produk secara tepat waktu, mengurangi waktu dan
biaya dalam pemenuhan kebutuhan, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi, serta
pengelolaan manajemen persediaan yang baik antara pemasok (vendor) dan konsumen (buyer)
(Pujawan, 2005). SCM menyediakan struktur yang memungkinkan proses dan implementasi
rencana dapat dijalankan dan menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses dan
implementasi dari perencanaan. SCM dapat menjadikan aktifitas perusahaan yang lebih
terstruktur, terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu sehingga keseluruhan proses akan menjadi lebih
efektif dan efisien.

Salah satu tujuan utama setiap perusahaan adalah memperoleh laba semaksimal mungkin.
Berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan bukanlah semata-mata tergantung
kepada kemampuan memproduksi barang dan jasa. Masalah distribusi merupakan salah satu
persoalan yang perlu diperhatikan di bidang pemasaran. Saluran disitribusi mempunyai arti yang
sangat penting untuk mencapai sukses perusahaan dalam memasarkan produknya. Agar suatu
produk dikatakan ada dan berguna, maka produk tersebut harus tersedia di pasar pada saat
dibutuhkan konsumen dan dapat dijangkau oleh konsumen. Produk dan pasar tidak akan dapat
bertemu secara otomatis tetapi mutlak harus ada jalur yang menghubungkannya

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan supplay chain manajemen dengan kualitas produk dan daya saing?
2. Apa yang dimaksud dan bagaimana saluran distribusi dan strategi distribusi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui supplay chain manajemen dalam meningkatkan kualitas produk dan
daya saing.
2. Mengetahui definisi dan penerapan saluran distribusi dan strategi distribusi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Supply Chain Management

Istilah supply chain dan supply chain management sudah menjadi jargon yang umum dijumpai di
berbagai media baik majalah manajemen, buletin, koran, buku ataupun dalam diskusi-diskusi.
Namun tidak jarang kedua term diatas di persepsikan secara salah. Banyak yang
mengkonotasikan supply chain sebagai suatu software. Bahkan ada yang mempersepsikan bahwa
supply chain hanya dimiliki oleh perusahaan manufaktur saja. Sebagai disiplin, supply chain
management memang merupakan suatu disiplin ilmu yang relative baru. Cooper (1997) bahkan
menyebut istilah “supply chain management” baru muncul di awal tahun 90-an dan istilah ini
diperkenalkan oleh para konsultan manajemen. Saat ini supply chain management merupakan
suatu topic yang hangat, menarik untuk didiskusikan bahkan mengundang daya tarik yang luar
biasa baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Supply chain dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan
distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada
konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan
yang mengangkut bahan baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku
menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk,
perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.

2.2 Jenis – Jenis Supply Chain Manajement


1. Upstream supply chain
Upstream supply chain adalah memosisikan perusahaan manufaktur sebagai penghubung
atau penyalur kepada konsumen atau reseller yang memasarkan produk.
Jadi, proses pengadaan produk perusahaan merupakan aktivitas utama di bagian upstream
ini.
2. Internal supply chain
Kedua, internal supply chain yaitu proses input bahan mentah ke gudang yang
selanjutnya diubah menjadi bahan dasar. Lalu, bahan dasar tersebut disalurkan oleh
perusahaan.

3
Hal ini dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan untuk bisa menghasilkan output
produksi yang berkualitas. Dalam internal supply chain management, aktivitas utamanya
terdiri atas manajemen produksi, pabrikasi, serta pengendalian persediaan produk yang
dilakukan oleh perusahaan.
3. Downstream supply chain
Sementara itu, dalam downstream supply chain, manajemen rantai suplai melakukan
kegiatan yang terdiri atas semua aktivitas pemasaran produk perusahaan, termasuk
pengiriman produk ke pelanggan atau konsumen.
Dengan kata lain, aktivitas utama pada jenis supply chain ketiga ini berupa pengaturan
arah distribusi, sistematika pergudangan, transportasi, dan aktivitas akhir pelayanan
pengiriman produk.
2.3 Hubungan Supply Chain Dengan Kualitas Produk Dan Daya Saing Kemajuan strategi

produksi telah menjadi sumber utama pada suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
yang baru dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Menurut Deming (1982) “kualitas harus
bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa mendatang”. Tidak hanya
produktivitas untuk menunjang kepuasan konsumen dalam bersaing di pasar tetapi kualitaslah
yang dicari oleh konsumen dan menjadi bekal untuk bersaing dipasar, karena konsumen sudah
bisa membedakan manaproduk yang berkualitas mana yang tidak. darisitulah tuntutan pelanggan
mulai semakin tinggi untuk menghasilkan produk yang berkualitas, karena jika kualitas suatu
produk itu bagus atau sesuai dengan kebutuhan pelngggan dengan biaya yang murah maka
produktifitaspun akan meningkat dan pastinya keuntungan juga ikut meningkat. secara otomatis
jika produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan maka akan memenangkan
persaingan pangsa pasar.

2.4 Saluran Distribusi

Produk yang telah dibuat perlu didistribusikan untuk sampai ke tangan konsumen, baik
melalui saluran distribusi, perantara maupun dikirim langsung ke pengguna. Proses distribusi
biasanya melibatkan: perantara, yaitu individu atau perusahaan yang membantu mendistribusikan
produk. Pengecer (retailer), yaitu perantara yang menjual produknya secara langsung kepada
konsumen. Pedagang grosir (wholesaler), yaitu perantara yang menjual produk ke
perusahaan lain untuk dijual kembali kepada konsumen akhir. Agen penjualan (sales agent)

4
atau pedagang perantara (broker), yaitu perantara independen yang mewakili perusahaan dan
menjual ke pedagang grosir atau pengecer. Faktor distribusi memberikan utilitas pada
konsumen karena produk tersebut mudah untuk dibeli saat dibutuhkan. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan saluran distribusi adalah (Deliyanti, 2012). 1. Tingkat
kelangsungan saluran, terkait kondisi pasar (terkonsentrasi atau tersebar); Atribut produk
(besar atau kecil, mahal, berbahaya, tidak tahan lama); Keunggulan biaya (banyak manfaat
atau tanpa manfaat); Atribut perusahaan (kekuatan finansial, usulan, pengalaman saluran,
dan strategi pemasaran). 2. Jumlah anggota saluran, apakah intensif (pemilihan sebanyak
mungkin peritel atau penjual grosir), selektif (tertentu saja sesuai kriteria), atau eksklusif
(hanya memilih satu penjual grosir atau peritel). 3. Kriteria dalam pemilihan anggota saluran,
terkait reputasi, atau jasa yang disediakan. 4. Jumlah saluran, apakah satu saluran untuk satu
pasar sasaran atau hanya pasar sasaran, atau banyak saluran untuk satu pasar sasaran atau
banyak pasar sasaran.

2.5 Strategi Distribusi

Terkait dengan cakupan pasar yang ingin dicapai dan jenis produk yang dihasilkan,
seorang produsen dapat menerapkan strategi distribusi berikut (Wahyu Saidi, 2007):

1. Distribusi intensif, yakni mendistribusikan produk melalui sebanyak mungkin


saluran dan anggota saluran (grosir atau pengecer). Biasanya dipakai untuk produk
konsumsi berbiaya rendah dengan daya tarik yang luas, seperti majalah.
2. Distribusi eksklusif, yakni hak eksklusif yang diberikan produsen dalam menjual
atau mendistribusikan produk tertentu ke sejumlah grosir atau pengecer yang terbatas
dalam wilayah geografis tertentu. Contohnya, jam tangan Rolex hanya dijual di toko
Rolex resmi.
3. Distribusi selektif, yakni distribusi melalui grosir dan pengecer terpilih yang memberikan
perhatian khusus atas produk tertentu dalam penjualannya, manfaat pajangan dan
lainnya. Biasanya diterapkan pada produk peralatan dan perabotan rumah tangga.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adanya Supply Chain Management dalam perusahaan dimungkinkan peningkatan efektifitas dan
efisiensi . Penerapan supply chain management di masa seperti ini cocok di terapkan, karena
system ini memiliki kelebihan dimana mampu me-manage aliran barang atau produk dalam suatu
rantai supply.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dengan
demikian untuk menciptakan suatu produk perlu perencanaan secara matang agar sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Produk yang diharapkan oleh pembuatan
atau penjualan akan mampu memenuhi kebutuhan manusia itu, ada yang berhasil kan
tetapi tidak jarang pula yang dapat benar-benar memenuhi keinginan atau selera
konsumennya. Perusahaan haruslah menyebarkan barang-barangnya ketempat konsumen itu
berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan barangnya kepada konsumen.
Kegiatan untuk menyalurkan barang-barang itu dapat dilakukan dengan cara langsung dari
produsen kepada konsumen, akan tetapi dapat pula secara tidak langsung. Penyalur tidak
langsung berarti menggunakan penyalur atau distributor, sedangkan penyalur langsung
berarti tidak diperlukan adanya penyalur atau distributor. Semua itu merupakan tugas

mendistribusikan barangnya kepada konsumen. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat

menggunakan berbagai bentuk saluran distribusi yang mungkin dilakukannya.

6
7
DAFTAR PUSTAKA

AP Dewiningrum, K Restiannisa, W Sutopo - Rekayasa, 2012, dilihat 19 juli 2018 <


journal.trunojoyo.ac.id>

Cooper, M. C., Lambert, D. M., & Pagh, J. D. (1997). Supply chain management: more than a
new name for logistics. The international journal of logistics management, 8(1), 1-14.

Drs. Sudaryono (2020). Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Yogyakarta:


Penerbit ANDI.

Anda mungkin juga menyukai