A. Pengertian Ekspansi
Arti ekspansi secara umum adalah sebuah tindakan atau proses yang dikerjakan agar sesuatunya bisa
menjadi lebih luas atau besar. Pada dasarnya, ekspansi itu sendiri diambil dari kata expandere yang kemudian
diserap dalam bahasa Inggris menjadi expansion yang memiliki arti menyebar.
Jika diambil dari kamus bahasa Cambridge Dictionary, maka arti ekspansi adalah suatu usaha dalam
menambah ukuran jumlah atau kepentingan tertentu. Sederhananya, arti ekspansi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk membuat hal yang dimaksud menjadi meningkat atau lebih besar.
Disisi lain, jika diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, maka ada beberapa arti ekspansi,
tergantung pada bidang ilmu apa atau konteks apa yang sedang dibahas. Dalam bidang ekonomi, maka arti
ekspansi adalah suatu upaya perluasan peredaran mata uang ke beberapa sirkulasi. Dalam ilmu fisika, arti
ekspansi adalah suatu proses pemuaian.1
Adapun definisi para ahli ekspansi dinyatakan sebagai berikut.
1) Alex S. Nitisemito
Mendefinisikan bahwa ekspansi sebagai bentuk upaya dari sebuah perusahaan untuk dapat memperluas
cakupan pasar dan juga kapasitas dari produksi sebuah perusahaan tersebut. Kondisi ini menurut Alex dilatar
belakangi oleh terbentuk adanya peningkatan dari permintaan terhadap kapasitas produk dan jasa yang
dimiliki oleh perusahaan.
2) Bambang Riyanto
Mendefinisikan ekspansi di dalam usaha sebagai sebuah kegiatan perusahaan untuk dapat memperluas modal
usaha, baik itu dari modal tetap maupun dari modal kerja pada perusahaan yang bersangkutan.
3) Enny Pudjiastuti dan Suad Husnan
1
Mulyadi Nitisusanto. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Alvabeta, 2009) hal. 98
1
Mendefinisikan bahwa ekspansi sebagai bentuk aktivitas perluasan sebuah usaha yang dilakukan tepat dengan
cara untuk meningkatkan modal, serta meningkatkan kapasitas produksi, dengan menambah unit untuk
berbagai kebutuhan produksi serta proses akuisisi (merger) dengan beberapa perusahaan lain.
Namun menurut Marihot Manullang (2015) menyatakan bahwa Ekspansi dapat mencakup tiga hal, yaitu (1)
Perluasan modal, baik modal kerja, modal tetap atau keduanya yang digunakan secara tetap dan terus-menerus
didalam perusahaan. (2) Bila badan usaha telah mampu menaikan tingkat produksi dan penjualannya. (3) Bila
badan usaha menjadi lebih besar tanpa membeli perusahaan lain. Dapat dikatakan bahwa modal secara
langsung mempengaruhi ekspansi. Dan untuk melihat modal suatu usaha, maka perlu dilakukannya analisis
laporan keuangan.2
Jadi disebutkan bahwa pengertian ekspansi itu dimaksudkan sebagai perluasan dari pada modal, baik
perluasan modal kerja saja, atau modal kerja dan modal tetap, yang digunakan secara tetap dan terus menerus
di dalam perusahaan.
2
Firman Mulyawan, dkk. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 3, No. 2, 2018. DOI: https://doi.org/10.37673/jebi.v3i2.70. hal,
2
2
sisi distribusi. Berikut ini adalah penjelasan ekspansi bisnis yang dijelaskan oleh berbagai ahli
bisnis. 3
Jadi dapat di simpulkan bahwa ekspansi adalah aktivitas memperbesar atau memperluas
usaha yang ditandai dengan penciptaan pasar baru, perluasan fasilitas, perekrutan pegawai, dan
lain-lain. Ekspansi dapat juga diartikan sebagai peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan
3
Cecep, Hidayat. (2015). Pengukuran Orientasi Pasar Pada Jenis Usaha. Jurnal PEPS, 6(2), 99-130.
https://Doi.Org/10.21512/Bbr.V6i2.974
4
Yusnandar. W. Peranan Orangtua; Lingkungan; Pembelajaran Kewirausahaan; Kesiapan berwirausaha.
http://doi.org/10.21831/jpv.v5i1.6058
3
dunia usaha. Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai
efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.
B. Ekspansi Usaha
1. Pengertian Ekspansi Usaha
Usaha menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau
badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, pikiran, atau badan untuk mencapai
suatu sesuatu.5 Dalam undang-undang no. 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan, usaha adalah setiap
tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha
atau individu untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. 6 Secara histori kata usaha berasl dari bahasa
inggris business, dari kata dasarnya berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas maupun masyarakat.
dalam artian sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi,
usaha berarti kedaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang
mengahsilkan keuntungan. Sedangkan Ekspansi diartikan sebagai perluasan dari pada modal, baik perluasan
modal kerja saja, atau modal kerja dan modal tetap, yang digunakan secara tetap dan terus menerus di dalam
perusahaan.
Jadi, Ekspansi usaha adalah aktivitas peningkatan ekonomi atau pertumbuhan dunia usaha (bisnis) dengan
cara menciptakan pasar baru, perekrutan karyawan, penambahan fasilitas, membangun cabang baru, membeli
perusahaan lain, dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan usaha baik dari sisi produksi dan
distribusi. Ekspansi bisnis juga dikenal dengan istilah perluasan bisnis.
Terdapat beberapa jenis ekspansi dalam dunia bisnis yang bisa dilakukan oleh suatu perusahaan.
Beberapa jenis ekspansi bisnis tersebut adalah:
1. Merger
Merger adalah kegiatan menggabungkan dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan. Kegiatan
ini dilakukan sebagai upaya untuk mengekspansi bisnis, yang mana perusahaan yang lebih dominan akan tetap
5
Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi ke-3, h. 1254.
6
Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 27.
4
menjaga identitas perusahaannya, sementara perusahaan yang lemah akan semakin lemah dan tidak jelas
identitasnya.
Jenis-jenis merger:7
a. Vertical merger Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional. Contoh:
Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan ayam.
b. Horizontal merger Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama.
Contoh: pabrik komputer bergabung dengan pabrik komputer.
2. Akuisisi
Akuisisi adalah kegiatan takeover atan pengambilalihan suatu bentuk kepemilikan saham atas suatu
aset perusahaan yang dijalankan oleh sekelompok investor tertentu. Biasanya, jenis ekspansi ini dijalankan
guna menjaga tingkat ketersediaan bahan pokok atau menjamin produknya bisa diserap dengan baik oleh
pasar.
3. Hostile Takeover
Hostile Takeover adalah jenis akuisisi yang dilakukan kepada suatu perusahaan secara paksa. Usaha
ekspansi ini dilakukan dengan membuka penawaran harga saham yang ingin dimiliki di pasar modal dengan
harga yang melebihi harga pasar.
4. Leveraged Buyout
Leveraged Buyout adalah usaha untuk memiliki perusahaan dengan cara meminjam uang untuk
melakukan pembelian pada perusahaan tersebut.8
Harmaizar. Mencari Ekspansi Usaha. (Bekasi: Cv Dian Anugerah Prakasa, 2003) hal. 56
7
Lukytawati, Anggreini,dkk. (2013). Akses Umkm Terhadap Pembiayaan Mikro Syariah Dan Dampaknya Terhadap Perkembangan
8
Usaha: Kasus Bmt Tadbiirul Ummah, Kabupaten Bogor, l1 (1), 135-140. https://Doi.Org/10.29244/Jam.1.1.56-67
5
Jika pertanyaan diatas sudah terjawab, setidaknya Anda akan mendapatkan empat kesimpulan utama.
Pertama, bisnis sudah siap untuk melakukan ekspansi karena alur penjualan sudah lancar dan sudah banyak
memiliki pelanggan tetap. Kedua, bisnis harus sudah memiliki produk, brand, dan bisa diproduksi sendiri
dalam lima tahun kedepan.
Kedua, pangsa pasar sudah mulai meluas dan sudah banyak permintaan, sehingga harus menghadirkan
pasar baru agar bisa menampung penjualan bisnis. Perlu karyawan baru agar setiap bentuk kegiatan
operasional bisa dilakukan secara berkesinambungan dan agar proses penjualan bisa menjadi lebih efektif dan
lebih cepat.
9
AS SAJJAD, MudrikaBerliana et al. ANALISIS MANAJEMEN RISIKO BISNIS. Jurnal Akuntansi Universitas JEMBER, [S.l.], v.
18, n. 1, p. 51-61, july 2020. ISSN 2460-0377. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/view/18123>. Date accessed: 09
jan. 2021. doi: https://doi.org/10.19184/jauj.v18i1.18123.
6
Modal tersebut bisa saja Anda dapatkan dari profit yang selama ini Anda dapatkan dari proses
penjualan. Tapi, nantinya aliran dana Anda akan terganggu untuk menjalankan kegiatan bisnis saat ini sebelum
melakukan kegiatan ekspansi. Belum lagi jika dana untuk ekspansi tersebut baru bisa Anda cairkan bulan
depan.
Di lain hal, Anda juga bisa melakukan pinjaman modal. Mengajukan pinjaman modal usaha tidak selamanya
mengindikasikan bahwa bisnis Anda tidak sehat atau tidak mampu melakukan ekspansi. Terkadang,
mengajukan pinjaman modal usaha diperlukan oleh pebisnis untuk mengatur aliran arus kas keuangan
perusahaan.
C. Suksesi Usaha
1. Pengertian Suksesi Usaha
Suksesi Usaha adalah proses pendiri perusahaan untuk mentransfer pengetahuan dan modal intelektual
kepada generasi selanjutnya dalam anggota keluarga yang membutuhkan waktu untuk dikembangkan dan
perlu dikelola agar sukses.
Sedangkan menurut para ahli Suksesi Usaha dapat diartikan sebagai berikut :
a. Menurut Lipman (2010) suksesi usaha merupakan salah satu keputusan tersulit yang harus dibuat oleh bisnis
keluarga dan suksesi merupakan salah satu yang paling penting. Sebuah suksesi yang terstruktur dengan baik
dapat mempertahankan bisnis untuk generasi mendatang.
b. Menurut Lipman (2010) suksesi usaha adalah proses pendiri perusahaan untuk mentransfer pengetahuan dan
modal intelektual kepada generasi selanjutnya dalam anggota keluarga yang membutuhkan waktu untuk
dikembangkan dan perlu dikelola agar sukses.
c. Menurut Ward (2004) proses suksesi usaha adalah pelimpahan bisnis dari generasi senior yang sedang
menguasai bisnis kepada kepemimpinan dan kepemilikan perusahaan keluarga kepada generasi berikutnya.
d. Menurut Aronoff (2003) perencanaan suksesi usaha adalah proses seumur hidup dalam keseluruhan proses
bisnis untuk mempersiapkan pengalihan kekuasaan dan kontrol dari generasi ke generasi.
e. Menurut Rothwell (2001) perencanaan suksesi usaha didefinisikan sebagai upaya yang disengaja dan
sistematis oleh sebuah organisasi untuk menjamin kelangsungan kepemimpinan di perusahaan keluarga dari
generasi ke generasi.
7
f. Pengertian suksesi usaha yang dapat mempresentasikan definisi secara lengkap adalah menurut Rothwell
(2001) bahwa perencanaan suksesi usaha didefinisikan sebagai upaya yang disengaja dan sistematis oleh
sebuah organisasi untuk menjamin kelangsungan kepemimpinan di perusahaan keluarga dari generasi ke
generasi
a) Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu elemen terpenting dalam perusahaan. Para responden memiliki
pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Namun, semua keputusan strategis berda pada tangan anggota
keluarga. Anggota keluarga yang dimaksud adalah pendiri, suami/istri pendiri, dan anak pendiri perusahaan,
begitu pula kaitannya dengan keputusan usaha yang bersifat teknis, keputusan tertinggi tetap dipegang oleh
anggota keluarga tersebut.
b) Ekslusifitas
Ekslusifitas yang dimaksud disini adalah perusahaan keluarga hanya terbatas pada keluarga inti pemiliki.
Anggota direksi, pemegang saham, pengambilan keputusan dan pengelolaha perusahaan berda di tangan
keluarga inti pemilik. Yang dimaksud dengan keluarga inti adalah pemilik/ pendiri perusahaan, suami/istrinya,
anak pendiri (anak kandung) serta cucu pendiri. Suami atau istri dari anak pendiri 9spouse), saudara pendiri,
dan anggota keluarga lain tidak termasuk dalam lingkup keluarga inti. Perusahaan keluarga yang diteliti
mempunyai pola dikelola langsung oleh para anggota keluarga. (Susanto, 2005).
c) Profesionalisme
Profesionalisme juga menjadi salah satu nilai dari karakteristik keluarga. Peranan anggota keluarga diluar
keluarga inti adalah sebagai profesional. Yang dimaksud disini adalah anggota keluarga diluar keluarga inti
seperti om dan tante, yang ikut bergabung dan membantu dalam perusahaan di perlakukan sebagai tenaga
profesional bukan sebagai saudara. Sehingga posisis antara om dan tante sebagai profesional dalam
perusahaan, dan om serta tante sebagai saudara diluar perusahaan, sehingga menjadi jelas.
d) Nilai Sosial
8
Nilai keluarga yang terjadi dalam perusahaan keluarga juga beragam. Perusahaan keluarga, selain didirikan
untuk meraih pendapatan bagi keluarga, perusahaan keluarga juga memiliki nilai sosial. Contoh nilai sosial
yang dibawa oleh perusahaan keluarga adalah kecenderungan masyarakat sekitar dan juga karyawannya.
Proses suksesi menjadi sebuah area penting yang harus direncanakan dan dilaksanakan oleh perusahaan
keluarga. Berbagai tahapan dan perencanaan dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan milik keluarga
tersebut dapat bertahan di generasi mendatang. Suksesi merepresentasikan sebuah hubungan
berkesinambungan antara pendiri dengan penerus proses suksesi dilakukan pada mulai ia masih diusia dini,
yang mengingatkan rumah dan tokoh menjadi satu. Dan suksesi dalam keluarga termasuk dalam suksesi
terselubung karena adanya keinginan adanya penerus dinyatakan secara tersirat.
Perencanaan ini meliputi tahapan-tahapan proses, seperti pelatihan dan pendamping. Perencanaan suksesi
usaha ada yang sudah direncanakan sejak dini, seperti pada R1, yang perencanaan ini sudah dilakukan
semenjak R1 masih duduk dibangku sekolah. Sementara R2 perencanaan suksesi direncanakan kemudian
setelah R2 lulus dari perguruan tinggi. Pada R3, perencanaan suksesi berbeda karena suksesi yang ada
direncanakan secara tidak langsung atau terselubung. Kurang atau tidak adanya perencanaan yang jelas untuk
proses suksesi pada perusahaan.10
Ada lima strategi utama yang dapat membantu bisnis sukses berkembang secara internasional: 11
1. Memperoleh Pengetahuan Pasar
Untuk berhasil dalam geografi baru, bisnis harus melakukan uji tuntas untuk mengembangkan wawasan
pasar. Bagaimanapun, model satu ukuran untuk semua tidak berfungsi dengan baik untuk perusahaan global
yang bercita-cita tinggi.
10
Putranti Laksitareni, Jurnal Bisnis Strategi; Suksesi Dalam Perusahaan Keluarga, Vol. 24, No. 2, 2015. DOI:
https://doi.org/10.14710/jbs.24.2.47-65. hal, 52-54.
11
Alfa. Hartoko. 40 tool dahsyat untuk mengelola bisnis UKM. (Jakarta: PT. Elex Media Komputindi, 2010) hal. 20
9
Memahami nuansa bahasa lokal, persyaratan dan preferensi pelanggan, perbedaan budaya, kerangka
kerja peraturan, dan operasi industri dapat membantu Anda menyusun strategi terbaik untuk keberhasilan,
pertumbuhan, dan skala bisnis jangka panjang di pasar baru.
12
Stygraha. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. (Jakarta: Erlangga, 1996) hal. 54
10
4. Mengidentifikasi Mitra yang Tepat
Ketika berencana untuk memasuki negara baru, Anda mungkin perlu membuat tim terpisah untuk
mengelola operasi regional dalam hal distribusi, logistik, penyelesaian sengketa, tata kelola, perpajakan, dan
keuangan. Melakukannya dengan kecepatan dan skala kompetitif akan membutuhkan Anda untuk
mengandalkan bisnis lokal dengan keahlian dalam fungsi-fungsi penting ini.
Anda mungkin juga perlu menjelajahi aliansi dan kemitraan lokal dengan bergabung bersama
perusahaan lain, dengan ukuran dan kehadiran pasar yang sama, yang terletak di wilayah yang Anda
masukkan.
Kemitraan semacam itu akan memungkinkan Anda untuk menguji sambil meminimalkan paparan risiko
Anda, serta untuk mendapatkan akses ke keahlian lokal, jaringan bisnis, dan rantai pasokan yang ada,
menjadikannya salah satu cara paling efektif untuk menumbuhkan bisnis Anda di pasar yang lebih baru.
13
Rosita,Vega,dkk. (2018). Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah. Jurnal PIPS, 5(2), 34-
39.https://Doi.Org/10.35794/Jmbi.V5i2.20808
11
DAFTAR PUSTAKA
Aprilda Yanti. (2019). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, SelfEfficacy, Locus of Control and Karakter Wirausaha
Terhadap Minat Berwirausaha. Maneggio:Jurnal Ilmiah Magister Manajemen. 2(2), 268-283.
http://doi.org/10.30596/maneggio.v2i2.3774
Firman Mulyawan, dkk. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 3, No. 2, 2018. DOI:
https://doi.org/10.37673/jebi.v3i2.70.
Yusnandar. W. Peranan Orangtua; Lingkungan; Pembelajaran Kewirausahaan; Kesiapan berwirausaha.
http://doi.org/10.21831/jpv.v5i1.6058
12
Harmaizar. 2003. Menangkap Peluang Usaha. Bekasi: Cv Dian Anugerah Prakasa.
Putranti Laksitareni, Jurnal Bisnis Strategi; Suksesi Dalam Perusahaan Keluarga, Vol. 24, No. 2, 2015. DOI:
https://doi.org/10.14710/jbs.24.2.47-65.
Alfa. Hartoko. 40 tool dahsyat untuk mengelola bisnis UKM. (Jakarta: PT. Elex Media Komputindi, 2010).
Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi ke-3.
Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta: Kencana, 2006).
Stygraha. 1996. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Cecep, Hidayat. (2015). Pengukuran Orientasi Pasar Pada Jenis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jurnal PEPS, 6(2), 99-
130.https://Doi.Org/10.21512/Bbr.V6i2.974
Lukytawati, Anggreini,dkk. (2013). Akses Umkm Terhadap Pembiayaan Mikro Syariah Dan Dampaknya Terhadap
Perkembangan Usaha: Kasus Bmt Tadbiirul Ummah, Kabupaten Bogor, l1 (1), 135-140.
https://Doi.Org/10.29244/Jam.1.1.56-67
Rosita,Vega,dkk. (2018). Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah. Jurnal PIPS, 5(2), 34-
39.https://Doi.Org/10.35794/Jmbi.V5i2.20808
Mulyadi Nitisusanto. 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Alvabeta.
Alfa. Hartoko. 2010. 40 tool dahsyat untuk mengelola bisnis UKM. Jakarta: PT.Elex Media Komputindi.
AS SAJJAD, MudrikaBerliana et al. ANALISIS MANAJEMEN RISIKO BISNIS. Jurnal Akuntansi Universitas JEMBER, [S.l.],
v. 18, n. 1, p. 51-61, july 2020. ISSN 2460-0377. Available at:
<https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/view/18123>. Date accessed: 09 jan. 2021.
doi: https://doi.org/10.19184/jauj.v18i1.18123.
13