Anda di halaman 1dari 8

Karakteristik dan Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam

Setiap paham ekonomi memiliki karakter tertentu yang dibedakan dengan paham
lainnya . suatu paham dibangun oleh suatu tujuan, prinsip, nilai, dan paradigma. Dalam
ekonomi islam sendiri dibangun oleh tujuan yang suci, dituntut oleh ajaran islam dan dicapai
dengan cara-cara yang dituntun pula oleh islam. Karenanya hal tersebut saling berkaitan dan
terstruktur secara hirarkis. Dalam artian bahwa spirit ekonomi islam tercermin dari tujuannya
dan ditopang oleh pilarnya. Tujuannya sendiri adalah untuk mencapai falah dengan di dukung
oleh pilar ekonomi islam yaitu nilai-nilai dasar (islamic values) dan pilar operasional, yang
tercermin dalm prinsip-prinsip ekonomi (islamic principles). Dari sinilah akan tampak suatu
bangunan ekonomi islam dalam suatu paradigma. Baik paradigma dalam berfikir dan
berperilaku maupun dalam bentuk perekonominnya. Bab ini akan membahas mengenai
rangkaian dari elemen ekonomi islam tersebut.

A. Karakteristik ekonomi Islam

1. Tujuan Ekonomi Islam


Tujuan dari ekonomi islam adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat
(falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat(hayyah thayyibah). Dalam
konteks ekoomi, tujuan falah yang ingin dicapai meliputi aspek mikro ataupun makro,
mencakup horizon waktu dunia maupun akhirat. Beberapa tujuannya antara lain,
a. Mewujudkan kemahlahatan ummat.
b. Mewujudkan keadilan dan pemerataan pendapatan.
c. Membangun peradaban yang luhur.
d. Mencipatakan kehidupan yang simbag dan harmonis.

2. Moral sebagai Pilar Ekonomi Islam


Moral merupakan hal yang snagat penting dalam ajran islam, sebab terbentuknya
pribadi yang memiliki moral baik (akhlaqul karimah) merupakan tujuan puncak dari sleuruh
ajaran islam. Hanya dengan moral islam inilah bangunan ekonomi islam dapat tegak dan
hanya dengan islam lah falah dapat dicapai. Moralitas islam berdiri diatas suatu postulat
keimanan dan ibadah. Esensi dari moral islam adalah tauhid,dan implikasi dari tauhid ini
bahwa ekonomi islam memiliki sifat transcendental (buakn sekuler). Yang dimana peranan
Allah dalam setiap aspek ekonomi menjadi mutlak.
Untuk menyederhanakannya, moral ekonomi islam diuraikan menjadi dua komponen,
meskipun dalam praktiknya keduanya saling beririsan :
a. Nilai Ekonomi Islam
Merupakan kualitas atau kandungan intrinstik yang diharapkan dari suatu perilaku atau
keadaan.
b. Prinsip Ekonomi Islam
Merupakan suatu mekanisme atau elemen pokok yang menjadi struktur atau kelengkapan
suatu kegiatan atau keadaan.

3. Nilai-nilai Dasar Ekonomi Islam


Moral islam sebagain pilar ekonomi Islam perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi nilai-
nilai yan lebih terperinci sehingga pad akhirnya dapat menjadi rumusan penuntun perilaku
para pelaku ekonomi. Nilai-nilai ini merupakan sisi normatif dari ekonomi islam yang
berfungsi mewarnai atau menjadi kualitas perilaku ekonomi setiap individu. Keberadaan
nilai semata pada perilaku ekonomi akan menghasilkan suatu perekonomian yang normatif,
tidak akan berjalan dengan dinamis. Oleh karena itu implementasi dari nilai-nilai tersebut
harus didasarkan akan prinsip-prinsip ekonomi. Prinsip ini akan menjadikan bangunan
ekonomi Islam menjadi kokoh dan dinamis. Disini akan dijelaskna mengenai beberapa nilai-
nilai dasar dari Ekonomi Islam yang berasal dari Al-quran dan Sunnah. Terdapat tiga hal
dasar yang membedakan ekonomi Islam dengan lainnya, yaitu :
a. Adl
Keadilan merupakan nilai paling asasi dalam ajaran Islam. Menegakan keadilan dan
memberantas kezaliman adalah tujuan utama dari risalah para Rasul-Nya. Secara garis
besar keadilan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terdapat kesamaan
perlakuan dimana hokum, kesamaan hak kompensasi, hak hidup secara layak, hak
menikmati pembangunan, dan tidak adanya pihak yang dirugikan serta adanya
keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan.
Maka hal itu bisa diturunkan menjadi berbagai nilai turunan yang berasal darinya sebagai
berikut :
1) Persamaan kompensasi
2) Persamaan hukum
3) Moderat
4) Proporsional
b. Khilafah
Nilai khilafah secara umum berarti bertanggung jawab sebagai pengganti atau utusan
Allah di alam semesta. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi,
yaitu menjadi wakil Allah unutk memakmurkan bumi dan alam semesta. Konsep khilafah
dapat dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai pengertian, namun pengertian umumnya
adalah amanah dan tanggung jawab manusia terhadap apa-apa yang teah dikuasakan
kepadanya, dalam bentuk sikap dan perilaku manusia terhadap Allah, sesame, dan Alam
semesta. Makna khilafah dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi beberapa pengertian
sebagai berikut :
1) Tanggung jawab berperilaku ekonomi secara benar.
2) Tanggung jawab mewujudkan mashlahah maksimum.
3) Tanggung jawab perbaikan kesejahteraan setiap individu.
c. Takaful
Islam mengajarkan bahwa seluruh manusia adalah bersaudara. Sesame orang islam
adalah saudara dan belum sempurna iman seseorang sebelum ia sendiri mencintai
suadaranya melebihi cintanya pada diri sendiri. Hal ini lah yang mendorong manusia
untuk mewujudkan hubungan yang baik di antara individu dan masyarakat melalui
konsep penjaminan oleh masyarakat atau takaful. Konsep takaful ini bias dijabarkan lebih
lanjut menjadi sebagai berikut :
1) Jaminan terhadapa pemilikan dan pengelolaan sumber daya oleh individu
2) Jaminan setiap individu untuk menikamti hasil pembangunan atau output
3) Jaminan setiap individu untuk membangun keluarga sakinah
4) Jaminan untuk amar ma’ruf nahi munkar
4. Prinsip-prisnsip Ekonomi Islam
Prinsip ekonomi dalam islam merupakan kaidah-kaidah pokok yang membangun
struktur atau kerangka ekonomi Islam yang digali dari Al-Qur’an dan sunnah. Prinsip ini
berfungsi sebagia pedoman dasar bagi setiap individu dalam berperilaku ekonomi. Namun,
agar manusia bisa menuju falah perilaku manusia perlu diwarnai dengan spirit dan norma
ekonomi Islam, yang tercermin dalam nilai-nilai ekonomi Islam. Keberadaan prinsip dan nilai
ekonomi Islam merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Berikut prinsip-prinsip yang
akan menjadi kaidah-kaidah pkok yang membangun struktur atau kerangka ekonomi Islam.
a. Kerja (resource utilization)
Dalam arti sempit, kerja adalah pemanfaatan atas kepemilikan sumber daya manusia.
Secara umum, kerja berarti permanfaatan sumber daya , bukan hanya pemilikannya
smeata. Pemilik sumber daya, didorong untuk dapat memanfaatkannya dan hanya boleh
mendapatkan kompensasi atas permanfaatan tersebut. Islam melarang pemilik tanah
memungut sewa atas tanah yang masih menggangur dan hanya membolehkannya ketika
tanah tersebut diolah.
b. Kompensasi (compensation)
Prinsip kompensasi merupakan konsekuensi dari implimentasi prinsip kerja. Setiap
kerja berhak mendapatkan kompensasi atau imbalan. Islam mengajarkan bahwa setiap
pengelolaan atau permanfaatan sumber daya berhak mendapatkan imbalan
c. Efesiensi (efficiency)
Efesiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan (pengelolaan sumber daya
) dengan hasilnya. Suatu kegiatan pengelolaan sumber daya melibatkan lima unsur
pokok, yaitu keahlian, tenaga, bahan, ruang, dan waktu, sedangkan hasil terdiri dari
aspek jumlah dan mutu.
d. Profesionalisme (professionalism)
Merupakan implikasi dari efesiensi, yang mempunyai arti menyerahkan suatu urusan
kepada ahlinya. Dengan kata lain berarti menyerahkan pengelolaan sumber daya
kepada ahlinya sehingga diperoleh output secara efesien.
e. Kecukupan (sufficiency)
Para fuqaha mendefinisikan kecukupan sebagai terpenuhinya kebeutuhan sepanjang
masa dalam hal sandang, pangan, papan, pengetahuan, akses terhadap penggunaan
sumber daya , bekerja, membangun keluarga sakinah, kesempatan untuk kaya bagi
setiap individu tanpa berlebihan.
f. Pemerataan kesempatan ( equal opportunity)
Setiap individu memiliki hak yang sama untuk memiliki, mengelola sumber daya, dan
menikmatinya sesuai kemampuannya. Semua orang memiliki kesempatan, tdaka ada
perbedaan antar individua tau kelompok atau kelas dalam masyarakat.
g. Kebebasan (freedom)
Dalam pandangan Islam, manusia memiliki kebebasan untuk megambil semua tindakan
yang diperlukan untuk memperoleh ke-mashalahaan yang tertinggi dari sumber daya
yang ada pada kekuasaanya.
h. Kerja sama ( cooperation)
Kerja sama adalah upaya untuk saling mendorong dan meguatkan satu sama lainnya di
dalam mengapai tujuan Bersama. Oleh karena itu, hal ini akan menciptakan sinergi
untuk menjamin tercapainya tujuan hidup secara harmonis.
i. Persaingan ( competition)
Dalam hal Muamalah atau ekonomi manusia didorong untuk saling berlomba dan
bersaing, namun tidak saling merugikan.

j. Keseimbangan ( equilibrium)
Dimaknai sebagai tidak adanya kesenjangan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai
aspek kehidupan, antara aspek fisik dan mental, material, dan spiritual, individu dan
sosial, masa kini dan masa depan, serta dunia dan akhirat.
k. Solidaritas (solidarity)
Mengandung arti persaudaraan untuk saling tolong menolong. Hal ini merupakan dasar
untuk memupuk hubungan yang baik antara anggota masyarakat dalam segala aspek
kehidupan termasuk ekonomi. Dengan persaudaraan , hak-hak setiap masyarakat lebaih
terjamin dan terjaga.
l. Informasi simetri (symmetric information)
Kejelasan informasi dalam muamalah atau interaksi sosiala merupakan hala mutlak
yang harus dipenuhi agar setiap pihak tidak dirugikan. Setiap pihak yang bertransaksi
seharusya memiliki informasi yang relevanyang sama sebelum dan saat bertransaksi,
baik informasi mengenai objek, pelaku tarnsaksi aatau akada transaksi.

5. Basis Kebijakan Ekonomi Islam


Moralitas Islam sebagaiman yang sudah dijelaskan sebelumnyadapat membawa pada
perwujudan falah hanya jika terdapat basis kebijakan yang mmendukung. Maksudnya ialah
segala sesuatu yang kana menjadi persyaratan bagi implementasi ekonomi Islam sebagai
suatu keharusan. Sebagai sebuah basis maka hal-hal dibawah ini mutlak diusahakan , sebab
bila tidak maka kana menggangu optimalitas dan efektivitas implementasi ekonomi Islam.
a. Penghapusan Riba
Islam telah melarang segala bentuk riba kareanya dia harus dihapuskan dalam ekonomi
Islam. Pelarangan riba secara tegas dapat dijumai di Al-qur’an maupun hadits. Arti riba
secara Bahasa adalah ziyadah yang berarti tambahan, pertumbuhan, kenaikan,
membengkak, dan bertambah. Secara Fiqh riba diartikan sebagai setiap yambahan dari
harta pokok atau modal secara bathil, baik dalam hutang piutang maupun jual beli. Batil
dalam hal ini adalah perbuatan ketidakadilan atau diam menerima ketidakadilan.
Pengambilan tambaha secara batil akan emnimbulkan kezaliman diantara para pelaku
ekonomi. Dengan demikian sesnsi dari pelarangan riba adalah penghapusan ketidakadilan
dan penegakan keadilan dalam ekonomi.
b. Pelembagaan Zakat
Zakat adalah sedekah yang diawajibkan atas harta seorang muslim yang telah memenuhi
syarat. Dan merupakan rukun Islam yang ketiga. Zakat pada dasarnya adalah sebuah
sistem yang menjamin distribusi pendapatan dan kekayaan masyarakat secara lebih baik.
Ia merupakan sebuah sistem yang akan menjaga keseimbangan dan harmoni sosial
diantara kelompok kaya (muzzaki) dan kelompok miskin (mustahik).
c. Pelarangan Gharar
Dalam Islam melarang aktivitas ekonomi yang mengandung gharar. Secara Bahasa gharar
berarti risiko atau ketidakpastiaan. Menurut ibnu taimiyah gharar adalah sesuatu dengan
karakter tidak diketahui sehingga menjual hai ini seperti perjudian. Dengan kata lain
gharar twrjadi karena seseorang sama sekali tidak dapat mengetahui kemungkinan
kejadian sesuatu sehingga bersifat spekulatif. Dapat disimpulkan bahwa gharar adalah
sebuah transaksi dengan hasil tidak dapat diketahui dan diprediksi.
d. Pelarangan yang Haram
Dalam Islam segala sesuaut yang dilakukan harus halalan thayyiban yaitu benar secara
hukum Islam dan baik dari perspektif nilai dan moralitas Islam. Kebalikan dari halalan
thayyiban adalah haram atau sesuatu yang jika dilakuakn akan menimbulkan dosa.
Meniggalkan yang haram adalah mutlak kewajibannya, baik secara zat maupun
prosesnya.
6. Paradigma Ekonomi Islam
Adalah serangkaian pandangan yang menghubungkan suatu yang idealisme yang abstrak
dengan gabaran yang tampak. Dalam hal ini mencerminkan suatu pandagan dan perilaku yang
mencerminkan pencapaian falah. Paradigma Ekonomi Islam dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu paradigma berfikir dan berperilaku serta paradigma umum. Yang pertama
merupakan spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku , yaitu nilai-nilai ekonomi
Islam. Kedua, gambaran yang mencerminkan keadaan suatu masyarakat yang berpegang
teguh pada paradigma berperilaku yang memmunculkan sebuah grand pattern dari setiap
aktivitas.

B. Rancang Bangun Sistem ekonomi Islam


Sistem ekonomi Islam adalah perekonomian dengan tiga sector yaitu sector pasar,
masyarakat dan negara. Tiap sector memiliki hak dan kewajiban tertentu dalam menggerkan
kegiatan ekonomi untuk mewujudkan kesejeahteraan ummat, karena masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan.
1. Kepemilikan dalam Islam
Dalam islam hak milik dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
a. Hak milik individual ( milkiyah fardhiyah/private ownership)
b. Hak milik umum dan public ( milkiyah ‘ammah/ public ownership)
c. Hak milik negara ( milkiyah daulah/ state ownership)
2. Maslahah sebagai Insentif Ekonomi
Islam mengakui insentif material maupun non material dalam kegiatan ekonomi. Secara garis
besar , insentif kegiatan ekonomi dalam islam terbagi menjadi dua jenis, yaitu insentif yang
akan diterima di dunia dan insentif yang akan diterima diakhirat. Insentif yang diterima di
dunia kan diterima baik oleh individu maupun masyarakat atau kelompok. Sednagkan yang
diterima diakhirat akan didapatkan ketika di akhirat.
3. Musyawarh sebagai Prinsip Pengambilan Keputusan
Secara umum pengambilan keputusan bias dibedakan antara dau kutub sentralisasi dan
desetralisasi. Sistem sentraliasis menekan kan keputusan diambil oleh satu pihak otoritas.
Sedangkan desntralisasi diserahkan pada mekanisme pasar, sehingga akan sulit untuk
dikendalikan. Sedangkan dalam islam memadnaga bahwa individu, masyarakat, dan
pemerintah memiliki peran dan fungsi masing-masing. Sehingga sisitem pengambilan
sentralistik amaupun desntralstik tidak mampu unutk memenuhi kebutuhan individu dan
sosial. Pada level dan aspek tertentu dibutuhkan pengemabilan keputusan yang desntralistik
dalam hal ini prisnip ridha diutamakan, misalnya dalam hal penetapan harga input dan outpun.
Dan dalam aspek lainnya misalnya dalam hal ebenaran dan keadilan maka prisnip sentralisasi
diutmakan dnegan pertimbangan al-quran dan sunnah. Makan dari itu penggabungan sisitem
penggabungan dkeuanya disebut sebagia musyawarah dengan dasar mashlahah.
4. Pasar yang adil sebagai Media Koordinasi
Islam menolak konsep pasar dalam bentuk persaingan bebas tanpa batas sehingga
mengabaikan norma dan etika. Dalam pasar yang islami, para pelaku pasar didorong oleh
semangat persaingan untuk memperoleh kebaikan sekaligus kerjasama dan tolong menolong
dalam ingkai nilai dan moralitas Islam. Aktivitas pasar juga harus mencerminkan persaingan
yang sehat, kejuuran, keterbukaan, dan keadlaina sehingga harga yang tercipta adalah harga
yang adil
5. Pelaku ekonomi dalam Islam
Eksistensi oeran pemeritah bukan semata karna adanya kegagalan pasar dan
ketidasempuranaa pasar, tetapi merupakan derivasi dari kekhalifahan dan konsukuensi
adanya kewajiban-kewajiban kolektif untuk merealisasi falah . secara umum pernana
pemerintah akan berkait dnegan 1) upaya mewujudkan konsep pasar yang islami. 2) upaya
mewujudkan tujuan ekonomi islam secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai