A. Defenisi Etika
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan
standar (standard of conduct) yang memimpin
individu dalam membuat keputusan. Suatu kegiatan
haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma
yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-
norma ini digunakan agar para pengusaha tidak
melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha
yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai
pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut membentuk
pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta
membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu
yang relatif lebih lama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
“etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang
buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Kumpulan
asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
mengenai yang benar dan salah yang dianut
masyarakat.” Jika diteliti dengan baik, etika tidak
hanya sekadar sebuah ilmu tentang yang baik dan
buruk ataupun bukan hanya sekadar sebuah nilai,
tetapi lebih dari itu bahwa etika adalah sebuah
kebiasaan yang baik dan sebuah kesepakatan yang
diambil berdasarkan suatu yang baik dan benar.
Menurut Keraf etika berasal dari kata Yunani
ethos, yang dalam bentuk jamaknya taethaberarti
“adat istiadat” atau “kebiasaan”. Etika (ethics) adalah
keyakinan tentang tindakan yang benar dan salah,
atau tindakan yang baik dan buruk. Etika bisnis
merupakan standarnilai yang menjadi pedoman atau
acuan manajer dan segenap karyawan dalam
pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis
yang etik (Ali, 2018). Sedangkan Menurut Kasmir
(2016) etika sering disebut sebagai tindakan
mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan
masyarakat, etika bisnis merupakan etika atau norma-
norma yang diberlakukan oleh pimpinan terhadap
berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu.1
Jika didefinisikan secara harfiah, etika dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :2
1. Etika sebagai nilai praktis
Yaitu etika dilihat dari nilai atau norma
moral yang terdapat dalam suatu bisnis. Etika
sebagai nilaipraktis ini dapat diukur dari sejauh
mana suatu bisnis melakukan kegiatan bisnisnya
sesuai dengan nilai atau norma moral yang berlaku
dilingkungan organisasinya.
2. Etika sebgai nilai refleksif
Yaitu etika yang dilihat dari pemikiran
moral. Etika sebagai nilai reflektifdapat diukur
atau dinilai dari baik atau buruknya prilaku
seseorang dalam menjalankan bisnis atau
usahanya.
Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai
tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku
manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini
perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma
atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Hal ini
disebabkan norma-norma atau kebiasaan
masyarakat di setiap daerah atau negara berbeda-
beda. Etika bertujuan agar norma-norma yang
berlaku dijalankan sehingga setiap undangan
merasa dihargai, begitu pula dengan
pengundangnya. Dengan adanya etika suasana
akrab akan terjalin. (Kasmir,2006,20-26).
Dari beberapa pengertian diatas dapat
penulis simpulkan bahwa etika adalah suatu
norma atau aturan yang dipakai sebagai
pedoman dalam berprilaku dimasyarakat bagi
1
Silvia Ersa Rahmadania. (2020). Jurnal Ekonomi dan
Manajemen Sistem Informasi, Etika Bisnis (BUSINESS ETHIC)
Pada PT. TN Jakarta, Volume 1, No. 5,
https://doi.org/10.31933/jemsi.v1i5.201 .
2
Veny Mayasari ddk, Buku Ajar Pengantar Kewirausahaan,
(CV. Penerbit Qiara Media, 2019), h. 106.
seseorang terkait dengan sifat baik dan
buruknya.
3
Ibid. h. 107.
Velasquez (2005) menyatakan bahwa etika
bisnis adalah studi yang difokuskan pada moral
yang benar dan salah. Studi ini fokus pada standar
moral yang digunakan dalam kebijakan, institusi,
dan perilaku bisnis. Konsep ini penting untuk
digunakan dalam setiap usaha demi menjaga
hubungan dengan pelanggan. Disamping itu badan
usaha/organisasi yang telah beroperasi juga harus
mempertimbangkan keputusan investasi atas dana
yang diperolehnya.
Dalam hal ini, etika usaha adalah prinsip-
prinsip atau pandangan-pandangan dalam
kegiatan bidang usaha dengan segala persoalannya
untuk mencapai suatu tujuan serta melaksanakan
nilai-nilai yang bermanfaat untuk meningkatkan
kehidupan usaha sehari-hari. Etika usaha/bisnis
merupakan bagian dari proses menegakkan dan
membangun sebuah peradaban.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
diartikan bahwa etika bisnis adalah suatu kode
etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam
berusaha dan memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi dalam suatu perusahaan.
7
Kasmir,. Kewirausahaan, Cet-8, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2013), h. 26-28.
Sehingga perusahaan mempunyai batasan-
batasan di dalam menjalankan bisnisnya.
4. Dapat Meningkatkan Daya Saing Perusahaan
Mempunyai daya saing saat ini sudah menjadi
keharusan bagi tiap-tiap perusahaan. Sebab
apabila perusahaan tidak mempunyai daya saing,
maka usahanya tidak akan bertahan lama.
Apabila sebuah perusahaan mempunyai etika
yang baik, maka usahanya akan mengalami
perkembangan serta semakin meningkatkan daya
saing atau juga kemampuannya untuk bersaing di
pasaran dengan perusahaan atau pembisnis lain.
5. Dapat Meningkatkan Kepercayaan Investor Pada
Perusahaan
Bagi perusahaan yang sudah go publik itu maka
akan memperoleh manfaat seperti meningkatnya
kepercayaan investor untuk berinvestasi. Apabila
terjadi kenaikan harga saham ini maka biasanya
akan menarik minat investor untuk berinvestasi
atau juga membeli saham perusahaan.
6. Dapat Membangun Citra Positif Perusahaan
Etika bisnis ini juga bisa membangun citra yang
baik mengenai sebuah perusahaan di mata mitra
bisnis atau juga konsumen. Dengan citra yang
baik ini akan menjaga kelangsungan hidup
sebuah perusahaan tersebut.8
D. Fungsi Wirausaha
Fungsi kewirausahaan adalah kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh seorang wirausaha dalam
merealisasikan tugas-tugas pokoknya. Setiap
Entrepreneur memiliki fungsi utama dan fungsi
tambahan dalam berwirausaha. Fungsi utama
Entrepreneur ialah:
1. Membuat Keputusan-keputusan penting dan
Mengambil resiko tentang tujuan dan sasaran
Perusahaan
2. Memutuskan Tujuan dan Sasaran Perusahaan
8
Ibid.,h. 7-8.
3. Menetapkan Bidang Usaha yang diinginkannya
4. Menghitung Skala Usaha yang diinginkannya
5. Menentukan Permodalan yang diinginkannya
dengan Komposisi yang Menguntungkan
6. Memilih dan Menetapkan Kriteria Pegawai dan
Memotivasinya
7. Mengendalikan secara efektif dan efisien
8. Mencari dan Menciptakan berbagai cara baru
9. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan
masukan atau inout, serta mengolahnya menjadi
barang dan atau jasa yang Menarik
10. Memasarkan barang dan atau jasa tersebut untuk
memuaskan pelanggan dan sekaligus dapat
memperoleh dan mempertahankan keuntungan
maksimal
9
Rusydi Ananda & Tien Rafida, Pengantar Kewirausahaan,
(Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 51.
10
Eka Aprilia Hani & Lisa Rokhmani, (2018). Jurnal
Pendidikan Ekonimi, Analisis Pengetahuan Kewirausahaan Dan
Jiwa Wirausaha Pada Siawa SMA Negeri 2 Malang, Vol.11, No.1,
http://dx.doi.org/10.17977/UM014v11i12018p0020, h. 34.
Kewirausahaan memiliki fungsi dalam
ekonomi nasional sebagai penggerak, pengendali,
dan pemacu perekonomian suatu negara. Dengan
adanya kewirausahaan, wirausahawan memiliki
fungsi untuk menciptakan investasi baru,
pembentukan modal baru, menghasilkan lapangan
kerja baru, menciptakan produktivitas,
meningkatkan ekspor, mendorong pertumbuhan
ekonomi, mengurangi kesenjangan sosial dan
meningkatkan kesejahteraan.
2. Fungsi Mikro
Secara mikro dengan adanya kewirausahaan,
wirausahawan dalam perusahaan memiliki fungsi
untuk menanggung risiko dan ketidakpastian,
mengombinasikan peluang-peluang ke dalam cara
yang baru dan berbeda, menciptakan nilai tambah,
menciptakan usaha-usaha baru serta peluang-
peluang baru.
Adapun fungsi lain dari wirausaha adalah
antara lain sebagai berikut:
a) Membuat keputusan-keputusan yang
penting serta mengambil resiko mengenai
tujuan dan sasaran perusahaan
b) Membuat keputusan tujuan dan sasaran
perusahaan.
c) Menetapkan bidang usaha dan pasar yang
akan dilayani.
d) Menghitung skala usaha yang dikehendaki.
e) Menetapkan modal yang dikehendaki
(modal sendiri, atau modal dari luar)
f) Memilih dan menentukan kriteria pegawai
atau karyawan dan memotivasinya
g) Melakukan pengendalian dengan efektif
dan efisien
h) Membuat terobosan baru dalam
memperoleh masukan atau input dan juga
mengelolanya menjadi barang atau jasa
yang menarik
i) Memasarkan barang dan jasa tersebut
untuk membuat pelanggan puas dan juga
bisa memperoleh dan mempertahankan
keuntungan maksimal.
E. Prinsip Berwirausaha
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh
seseorang atau kelompok sebagai sebuah pedoman untuk
berpikir atau bertindak, sebuah prinsip merupakan roh
dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan
merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun
pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu.
Sedangkan kewirausahaan menurut bahasa berasal dari
kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan
berwatak agung. Sedangkan kata usaha berarti perbuatan
amal, bekerja, berbuat sesuatu. Sehingga wirausaha
adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Adapun menurut istilah Kamus Besar Bahasa Indonesia,
wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalan operasinya serta
11
memasarkannya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan prinsip-
prinsip kewirausahaan adalah prinsip-prinsip yang
ditempuh seorang pengusaha yang selalu ingin
menyandarkan hidupnya kepada usaha sendiri dalam
kegiatan kewirausahaan.
Persaingan yang sangat ketat menyebabkan
manusia secara pribadi berupaya untuk mencukupi
kebutuhannya dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang
lain. Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai
prinsip-prinsip dalam berwirausaha supaya dapat
mencapai tujuan yang diinginkan, adapun prinsip
wirausaha yang harus dipegang erat oleh seorang
wirausaha adalah sebagai berikut :
1. Mengenal potensi diri.
2. Berani menghadapi tantangan.
11
Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2009),
h. 270.
3. Mental yang tangguh dan berkemauan keras.
4. Disiplin diri.
5. Hemat dan cermat.
6. Keterbukaan.
7. Wibawa dan jujur.
8. Percaya diri.
9. Berpegang pada program.
10. Modal kecil hasil besar.
11. Memperhatikan kebutuhan konsumen.
12. Tepat waktu.
13. Memperhatikan keadaan pasar.
14. Teliti.
15. Mandiri.
16. Berpedoman pada pengalaman.
17. Manajemen yang baik.
18. Kreatif.
19. Bijaksana.
12
Rusydi Ananda & Pengantar Kewirausahaan…, h. 51-52.
penipuan dan memberikan pelayanan yang sama kepada
seluruh konsumen.
Prinsip-prinsip berdagang dalam islam yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW diterangkan
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam
Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IVyang artiya :13
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah
penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara
tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat,
apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli
tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam
menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-
nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak
memperberat orang yang sedang kesulitan.”
(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman,
Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
Menurut Farid prinsip-prinsip wirausaha syariah
yaitu:
1) Jujur
2) Amanah
3) Menepati Janji
4) Sopan Santun
5) Tidak Berlebihan dalam Mengambil Keuntungan
6) Membayar Hutang
7) Tidak Memperberat Orang yang Sedang Kesulitan
Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Al-Qur’an
adalah:
a) Melarang bisnis yang dilakukandengan proses
kebatilan (QS. 4:29). Bisnis harusdidasari kerelaan
dan keterbukaan antara keduabelah pihak dan
tanpa ada pihak yang dirugikan.Orang yang berbuat
batil termasuk perbuatananiaya, melanggar hak dan
berdosa besar(QS.4:30). Sedangkan orang yang
menghindarinyaakan selamat dan mendapat
kemuliaan (QS.4:31).
13
Robiatul Adawiyah, (2020). Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Program Studi dan Gender terhadap Minat
Beriwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Sahid Bogor. Volume 2 Nomor 2.
http://doi.org/10.47467/reslaj.v2i2.140, h. 11.
b) Tidak boleh mengandung unsur riba(QS. 2:275).
c) Kegiatan bisnis juga memilikifungsi sosial baik
melalui zakat dan sedekah (QS.9:34).
Pengembangan harta tidak akan terwujudkecuali
melalui interaksi antar sesama dalamberbagai
bentuknya.
d) Melarang pe nguranganhak atas suatu barang atau
komoditasyang didapat atau diproses dengan media
takaranatau timbangan karena merupakan
bentukkezaliman (QS. 11:85), sehingga dalam
praktekbisnis, timbangan harus disempurnakan (QS.
7:85,QS. 2:205).
e) Menjunjung tinggi nilai-nilaikeseimbangan baik
ekonomi maupun sosial,keselamatan dan kebaikan
serta tidak menyetujuikerusakan dan ketidak-
adilan.
f) Pelakubisnis dilarang berbuat zalim (curang) baik
bagidirinya sendiri maupun kepada pelaku bisnis
yanglain (QS. 7:85, QS.2:205).
Suseno mengemukakan prinsip-prinsip etika
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Prinsip keindahan (beauty). Prinsip ini mendasari
segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa
senang terhadap keindahan.
b. Prinsip persamaan (equality). Hakekat kemanusiaan
an menghendaki adanya persamaan antara manusia
yang satu dengan manusia yang lain. Setiap manusia
yang lahir memiliki hak dan kewajiban masing-
masing yang pada dasarnya adalah sama atau
sederajat. Etika yang dilandasi oleh prinsip
persamaan ini dapat menghilangkan perilaku
diskriminatif (yang membeda-bedakan) dalam
berbagai aspek interaksi manusia.
c. Prinsip kebaikan (goodness). Prinsip kebaikan
sangat erat kaitannya dengan hasrat dan cita-cita
manusia. Apabila orang menginginkan kebaikan dari
suatu ilmu pengetahuan, maka akan meng-andalkan
pada obyektivitas ilmiah, kemanfaatan pengetahuan,
rasionalitas, dan sebagainya.
d. Prinsip keadilan (justice). Definisi tertua yang
hingga kini masih sangat relevan untuk merumus-
kan keadilan adalah justice. Justice berasal dari
zaman Romawi Kuno, ”justitia est contants et
perpetua voluntas jus suum cuique tribunendi”
(Keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal
untuk memberikan kepada setiap orang apa yang
semestinya).
e. Prisip kebebasan (liberty). Kebebasan dapat
dirumuskan sebagai keleluasaan untuk bertindak
atau tidak bertindak berdasarkan pilihan yang
tersedia bagi seseorang. Kebebasan muncul dari
dokrtin bahwa setiap orang memiliki hidupnya
sendiri serta memiliki hak untuk bertindak sendiri
kecuali jika pilihan tindakan tersebut melanggar
kebebasan yang sama dari orang lain. Kebebasan
manusia mengandung pengertian: (1) Kemampu-an
untuk menentukan diri sendiri, (2) Kesanggup-an
untuk mempertanggungjawabkan perbuatan, (3)
Syarat-syarat yang memungkinkan manusia untuk
melaksanakan pilihan-pilihannya beserta
konsekuensi dari pilihan itu. Tidak ada kebebasan
tanpa tanggung jawab dan tidak ada tanggung jawab
tanpa kebebasan, semakin besar kebebasan yang
dimiliki semakin besar pula tanggung jawab yang
dipikul.
f. Prinsip kebenaran (truth). Ide kebenaran biasanya
dipakai dalam pembicaraan mengenai logika ilmiah.
Kebenaran mutlak dapat dibuktikan dengan
keyakinan, bukan dengan fakta yang ditelaah oleh
teologi dan ilmu agama. Kebenaran harus dapat
dibuktikan dan ditunjukkan kepada masyarakat
agar masyarakat merasa yakin akan kebenaran itu.
Perlu ada penghubung antara kebenaran dalam
pemikiran (truth in the mind) dengan kenyataan
(truth in reality) atau kebenaran yang terbuktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, Robiatul. (2020). Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Program Studi dan Gender
terhadap Minat Beriwirausaha Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Sahid Bogor. Volume 2 Nomor 2.
http://doi.org/10.47467/reslaj.v2i2.140,
Alma, Buchari . (2009). Kewirausahaan. Bandung:
Alfabeta.