Anda di halaman 1dari 19

ETIKA, FUNGSI DAN PRINSIP WIRAUSAHA

A. Defenisi Etika
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan
standar (standard of conduct) yang memimpin
individu dalam membuat keputusan. Suatu kegiatan
haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma
yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-
norma ini digunakan agar para pengusaha tidak
melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha
yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai
pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut membentuk
pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta
membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu
yang relatif lebih lama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
“etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang
buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Kumpulan
asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
mengenai yang benar dan salah yang dianut
masyarakat.” Jika diteliti dengan baik, etika tidak
hanya sekadar sebuah ilmu tentang yang baik dan
buruk ataupun bukan hanya sekadar sebuah nilai,
tetapi lebih dari itu bahwa etika adalah sebuah
kebiasaan yang baik dan sebuah kesepakatan yang
diambil berdasarkan suatu yang baik dan benar.
Menurut Keraf etika berasal dari kata Yunani
ethos, yang dalam bentuk jamaknya taethaberarti
“adat istiadat” atau “kebiasaan”. Etika (ethics) adalah
keyakinan tentang tindakan yang benar dan salah,
atau tindakan yang baik dan buruk. Etika bisnis
merupakan standarnilai yang menjadi pedoman atau
acuan manajer dan segenap karyawan dalam
pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis
yang etik (Ali, 2018). Sedangkan Menurut Kasmir
(2016) etika sering disebut sebagai tindakan
mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan
masyarakat, etika bisnis merupakan etika atau norma-
norma yang diberlakukan oleh pimpinan terhadap
berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu.1
Jika didefinisikan secara harfiah, etika dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :2
1. Etika sebagai nilai praktis
Yaitu etika dilihat dari nilai atau norma
moral yang terdapat dalam suatu bisnis. Etika
sebagai nilaipraktis ini dapat diukur dari sejauh
mana suatu bisnis melakukan kegiatan bisnisnya
sesuai dengan nilai atau norma moral yang berlaku
dilingkungan organisasinya.
2. Etika sebgai nilai refleksif
Yaitu etika yang dilihat dari pemikiran
moral. Etika sebagai nilai reflektifdapat diukur
atau dinilai dari baik atau buruknya prilaku
seseorang dalam menjalankan bisnis atau
usahanya.
Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai
tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku
manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini
perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma
atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Hal ini
disebabkan norma-norma atau kebiasaan
masyarakat di setiap daerah atau negara berbeda-
beda. Etika bertujuan agar norma-norma yang
berlaku dijalankan sehingga setiap undangan
merasa dihargai, begitu pula dengan
pengundangnya. Dengan adanya etika suasana
akrab akan terjalin. (Kasmir,2006,20-26).
Dari beberapa pengertian diatas dapat
penulis simpulkan bahwa etika adalah suatu
norma atau aturan yang dipakai sebagai
pedoman dalam berprilaku dimasyarakat bagi

1
Silvia Ersa Rahmadania. (2020). Jurnal Ekonomi dan
Manajemen Sistem Informasi, Etika Bisnis (BUSINESS ETHIC)
Pada PT. TN Jakarta, Volume 1, No. 5,
https://doi.org/10.31933/jemsi.v1i5.201 .
2
Veny Mayasari ddk, Buku Ajar Pengantar Kewirausahaan,
(CV. Penerbit Qiara Media, 2019), h. 106.
seseorang terkait dengan sifat baik dan
buruknya.

B. Defenisi Etika Wirausaha


Etika wirausaha dalam istilah lebih populernya
adalah etika bisnis. Mengapa etika bisnis ini diangkat
menjadi salah satu kajian adalah seorang wirausaha
dalam menjalankan bisnisnya ditengah-tengah
masyarakat harus mempunyai etika yang baik. Kunci
suksesnya suatu usaha adalah bagaimana
mengedepankan etika dan kejujuran dalam usaha,
kepercayaan mempunyai peranan yang sangat besar
dalam membesarkan usaha. Pengusaha besar dalam
membina pengusaha kecil UKM lebih mengedepankan
kejujuran dan kepercayaan, modal usaha akan dapat
diperoleh dengan mudah ketika orang telah
mempercayai dan dapat dipercaya.
Etika bisnis didefinisikan juga dapat dibedakan
menjaditiga yaitu :3
1. Etika bisnis secara makro yaitu etikabisnis yang
meliputi aspek miral dari sistem ekonomi secara
keseluruhan.
2. Etika bisnis secara meso yaitu etia bisnis yang
meliputi permasalahan etis dibidang organisasi.
3. Etika bisnis secara miro yaitu etika bisnis yang
berfokus pada keterkaitan individu dengan
ekonomi dan bisnis.
Menurut Zimmerer (2008) etika bisnis
merupakan kode etik yang menentukan sikap dan
prilaku pengusaha yang didasarkan pada nilai dan
moral yang dijadikan pedoman untuk mengambil
keputusan sering menyelesaikan berbagai masalah
bisnis. Sedangkan menurut Griffin dan Ebert
(2000), etika bisnis dapat diartikan sebagai sikap
dan prilaku yang diterapkan oleh seluruh
sumberdaya organisasi baik itu menejer sampai
kepada pegawai dalam suatu organisasi.

3
Ibid. h. 107.
Velasquez (2005) menyatakan bahwa etika
bisnis adalah studi yang difokuskan pada moral
yang benar dan salah. Studi ini fokus pada standar
moral yang digunakan dalam kebijakan, institusi,
dan perilaku bisnis. Konsep ini penting untuk
digunakan dalam setiap usaha demi menjaga
hubungan dengan pelanggan. Disamping itu badan
usaha/organisasi yang telah beroperasi juga harus
mempertimbangkan keputusan investasi atas dana
yang diperolehnya.
Dalam hal ini, etika usaha adalah prinsip-
prinsip atau pandangan-pandangan dalam
kegiatan bidang usaha dengan segala persoalannya
untuk mencapai suatu tujuan serta melaksanakan
nilai-nilai yang bermanfaat untuk meningkatkan
kehidupan usaha sehari-hari. Etika usaha/bisnis
merupakan bagian dari proses menegakkan dan
membangun sebuah peradaban.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
diartikan bahwa etika bisnis adalah suatu kode
etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam
berusaha dan memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi dalam suatu perusahaan.

C. Tujuan dan Manfaat Etika Usaha


Etika merupakan pedoman untuk
mendapatkan hidup yang bernilai atau bermartabat,
disamping itu etika juga terkait petunjuk-petunjuk apa
yang benar dan apa yang salah. Hal ini juga tentunya
menjadi pedoman dan petunjuk bagi Entrepreneur.
Tujuan etika bisnis salah satunya ialah memberikan
kesadaran akan moral dan memberikan batasan
kepada para pelaku bisnis supaya dalam menjalankan
bisnisnya dengan bersikap baik, sehingga tidak
berperilaku yang dapat merugikan banyak pihak yang
ada hubungannya dengan bisnis tersebut.
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha
terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan
tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan
tujuan perusahaan. Di samping memiliki tujuan, etika
juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila
dilakukan secara sungguh-sungguh. Ada beberapa hal
yang dapat dikemukakan sebagai tujuan umum dari
studi etika bisnis, sebagai berikut:
1. Menanamkan kesadaran akan adanya dimensi
etis dalam bisnis.
2. Memperkenalkan argumentasi-argumentasi
moral di bidang ekonomi dan bisnis serta cara
penyusunannya.
3. Membantu untuk menentukan sikap moral yang
tepat dalam menjalankan profesi.

Dengan demikian, maka ketiga tujuan tersebut


dari studi etika bisnis diharapkan dapat membekali
para stakeholders parameter yang berkenaan dengan
hak, kewajiban, dan keadilan sehingga dapat bekerja
secara profesional demi mencapai produktivitas dan
efisiensi kerja yang optimal.4
Menurut Referensi lainnya Tujuan umum etika bisnis
yaitu:
1. Untuk mendapatkan konsep yang sama
mengenai penilaian baik dan buruknya
preilaku atu tindakan manusia dalam ruang
dan waktu tertentu.
2. Mengarahkan perkembangan masyarakat
menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur,
damai dan sejahtera.
3. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional
dalam mengambil keputusan secara otonom.5
Pada dasarnya terdapat fungsi khusus yang
diemban oleh etika bisnis Islami. Dijelaskan sebagai
berikut :
1. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk
menyelaraskan dan menyerasikan berbagai
kepentingan dalam dunia bisnis.
4
Erni R. Ernawan, Business Ethics, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h. 113.
5
Faisal Badroen, et al, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta :
Kencana Prenada Group, 2006), h. 22-23.
2. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk
senantiasa melakukan perubahan kesadaran
bagi masyarakat tentang bisnis, terutama bisnis
Islami. Dan caranya biasanya dengan
memberikan suatu pemahaman serta cara
pandang baru tentang bisnis dengan
menggunakan landasan nilai-nilai moralitas dan
spiritualitas, yang kemudian terangkum dalam
suatu bentuk bernama etika bisnis.
3. Etika bisnis terutama etika bisnis Islami juga
bisa berperan memberikan satu solusi terhadap
berbagai persoalan bisnis modern ini yang kian
jauh dari nilai-nilai etika. Dalam arti bahwa
bisnis yang beretika harus benarbenar merujuk
pada sumber utamanya yaitu Al-Quran dan
Sunnah.6

Selanjutnya, Etika yang mengikat pada diri seorang


Entrepreneur bermanfaat sebagai:
1. Untuk Persahabatan dan Pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan
pihak-pihak yang terkait dalam usaha.
Keakraban tersebut akan berubah menjadi
persahabatan dan menambah luasnya
pergaulan.
2. Menyenangkan Orang lain
Sikap menyenangkan orang lain adalah sikap
yang mulia. Jika pelanggan merasa senang dan
puas atas pelayanan yang diberikan tentunya
diharapkan mereka akan mengulanginya
kembali suatu waktu.
3. Membujuk Pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter yang
berbeda-beda, kadang seseorang calon
pelanggan harus dibujuk agar menjadi
pelanggan.
4. Mempertahankan Pelanggan
6
Novita Sa’adatul Hidayah, “Persaingan Bisnis Pedagang
Pasar Ganefo Mranggen Demak Dalam Tinjauan Etika Bisnis
Islam”, (Skripsi, UIN Walisongo, Semarang, 2015), h. 39.
Mempertahankan lebih sulit dari
mendapatkan. Melalui pelayanan etika maka
diharapkan pelanggan akan dapat
dipertahankan.
5. Membina dan Menjaga Hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus
dipertahankan dan terus dibina. Hindari
adanya perbedaan atau konflik. Dengan etika
hubungan baik akan tetap terjaga.7
Manfaat etika bisnis bagi sebuah perusahaan
diantaranya ialah :
1. Dapat Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan
Etika bisnis ini sangat penting bagi sebuah
perusahaan, paling utama perusahaan besar yang
memiliki/mempunyai banyak sekali karyawan
yang sama-sama tidak saling mengenal. Tiap-tiap
karyawan sebuah perusahaan akan terikat
dengan peraturan standar etis yang sama, maka
apabila terdapat kasus yang timbul maka akan
mengambil keputusan yang sama.
2. Dapat Menjelaskan Bagaimana Menilai Tanggung
Jawab Sosialnya
Menjelaskan tanggung jawab sosial atau dengan
mengunakan pendekatan sosial sebuah
perusahaan tidak hanya memperoleh keuntungan
dari segi ekonomi namun juga dari segi sosial.
Apabila sebuah perusahaan telah bertanggung
jawab dari segi sosial maka usaha akan berjalan
dengan baik, sehingga dengan secara tidak
langsung perusahaan tersebut akan terhindar
dari konflik sosial yang merugikan.
3. Dapat Membantu Menghilangkan Grey Area Pada
Bidang Etika
Seperti kesetaraan penerimaan gaji, penggunaan
tenaga kerja di bawah umur serta kewajiban
perusahaan di dalam menjaga lingkungan hidup.

7
Kasmir,. Kewirausahaan, Cet-8, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2013), h. 26-28.
Sehingga perusahaan mempunyai batasan-
batasan di dalam menjalankan bisnisnya.
4. Dapat Meningkatkan Daya Saing Perusahaan
Mempunyai daya saing saat ini sudah menjadi
keharusan bagi tiap-tiap perusahaan. Sebab
apabila perusahaan tidak mempunyai daya saing,
maka usahanya tidak akan bertahan lama.
Apabila sebuah perusahaan mempunyai etika
yang baik, maka usahanya akan mengalami
perkembangan serta semakin meningkatkan daya
saing atau juga kemampuannya untuk bersaing di
pasaran dengan perusahaan atau pembisnis lain.
5. Dapat Meningkatkan Kepercayaan Investor Pada
Perusahaan
Bagi perusahaan yang sudah go publik itu maka
akan memperoleh manfaat seperti meningkatnya
kepercayaan investor untuk berinvestasi. Apabila
terjadi kenaikan harga saham ini maka biasanya
akan menarik minat investor untuk berinvestasi
atau juga membeli saham perusahaan.
6. Dapat Membangun Citra Positif Perusahaan
Etika bisnis ini juga bisa membangun citra yang
baik mengenai sebuah perusahaan di mata mitra
bisnis atau juga konsumen. Dengan citra yang
baik ini akan menjaga kelangsungan hidup
sebuah perusahaan tersebut.8

D. Fungsi Wirausaha
Fungsi kewirausahaan adalah kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh seorang wirausaha dalam
merealisasikan tugas-tugas pokoknya. Setiap
Entrepreneur memiliki fungsi utama dan fungsi
tambahan dalam berwirausaha. Fungsi utama
Entrepreneur ialah:
1. Membuat Keputusan-keputusan penting dan
Mengambil resiko tentang tujuan dan sasaran
Perusahaan
2. Memutuskan Tujuan dan Sasaran Perusahaan

8
Ibid.,h. 7-8.
3. Menetapkan Bidang Usaha yang diinginkannya
4. Menghitung Skala Usaha yang diinginkannya
5. Menentukan Permodalan yang diinginkannya
dengan Komposisi yang Menguntungkan
6. Memilih dan Menetapkan Kriteria Pegawai dan
Memotivasinya
7. Mengendalikan secara efektif dan efisien
8. Mencari dan Menciptakan berbagai cara baru
9. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan
masukan atau inout, serta mengolahnya menjadi
barang dan atau jasa yang Menarik
10. Memasarkan barang dan atau jasa tersebut untuk
memuaskan pelanggan dan sekaligus dapat
memperoleh dan mempertahankan keuntungan
maksimal

Selanjutnya fungsi tambahan Entrepreneur yaitu:


1. Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka
mencari dan menciptakan peluang usaha
2. Mengendalikan lingkungan kearah yang
menguntungkan bagi perusahaan
3. Menjaga lingkungan perusahaan agar tidak
merugikan masyarakat maupun merusak
lingkungan akibat dari limbah usaha yang
mungkin dihasilkan
4. Meluangkan dan peduli atas terhadap lingkungan
sosial disekitarnya9

Menurut referensi lainnya, Kewirausahaan


memiliki fungsi yang penting baik secara mikro
maupun secara makro. Berikut ini merupakan fungsi
kewirausahaan menurut Saiman (2014, p. 45).10
1. Fungsi Makro

9
Rusydi Ananda & Tien Rafida, Pengantar Kewirausahaan,
(Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 51.
10
Eka Aprilia Hani & Lisa Rokhmani, (2018). Jurnal
Pendidikan Ekonimi, Analisis Pengetahuan Kewirausahaan Dan
Jiwa Wirausaha Pada Siawa SMA Negeri 2 Malang, Vol.11, No.1,
http://dx.doi.org/10.17977/UM014v11i12018p0020, h. 34.
Kewirausahaan memiliki fungsi dalam
ekonomi nasional sebagai penggerak, pengendali,
dan pemacu perekonomian suatu negara. Dengan
adanya kewirausahaan, wirausahawan memiliki
fungsi untuk menciptakan investasi baru,
pembentukan modal baru, menghasilkan lapangan
kerja baru, menciptakan produktivitas,
meningkatkan ekspor, mendorong pertumbuhan
ekonomi, mengurangi kesenjangan sosial dan
meningkatkan kesejahteraan.
2. Fungsi Mikro
Secara mikro dengan adanya kewirausahaan,
wirausahawan dalam perusahaan memiliki fungsi
untuk menanggung risiko dan ketidakpastian,
mengombinasikan peluang-peluang ke dalam cara
yang baru dan berbeda, menciptakan nilai tambah,
menciptakan usaha-usaha baru serta peluang-
peluang baru.
Adapun fungsi lain dari wirausaha adalah
antara lain sebagai berikut:
a) Membuat keputusan-keputusan yang
penting serta mengambil resiko mengenai
tujuan dan sasaran perusahaan
b) Membuat keputusan tujuan dan sasaran
perusahaan.
c) Menetapkan bidang usaha dan pasar yang
akan dilayani.
d) Menghitung skala usaha yang dikehendaki.
e) Menetapkan modal yang dikehendaki
(modal sendiri, atau modal dari luar)
f) Memilih dan menentukan kriteria pegawai
atau karyawan dan memotivasinya
g) Melakukan pengendalian dengan efektif
dan efisien
h) Membuat terobosan baru dalam
memperoleh masukan atau input dan juga
mengelolanya menjadi barang atau jasa
yang menarik
i) Memasarkan barang dan jasa tersebut
untuk membuat pelanggan puas dan juga
bisa memperoleh dan mempertahankan
keuntungan maksimal.

E. Prinsip Berwirausaha
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh
seseorang atau kelompok sebagai sebuah pedoman untuk
berpikir atau bertindak, sebuah prinsip merupakan roh
dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan
merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun
pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu.
Sedangkan kewirausahaan menurut bahasa berasal dari
kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan
berwatak agung. Sedangkan kata usaha berarti perbuatan
amal, bekerja, berbuat sesuatu. Sehingga wirausaha
adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Adapun menurut istilah Kamus Besar Bahasa Indonesia,
wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalan operasinya serta
11
memasarkannya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan prinsip-
prinsip kewirausahaan adalah prinsip-prinsip yang
ditempuh seorang pengusaha yang selalu ingin
menyandarkan hidupnya kepada usaha sendiri dalam
kegiatan kewirausahaan.
Persaingan yang sangat ketat menyebabkan
manusia secara pribadi berupaya untuk mencukupi
kebutuhannya dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang
lain. Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai
prinsip-prinsip dalam berwirausaha supaya dapat
mencapai tujuan yang diinginkan, adapun prinsip
wirausaha yang harus dipegang erat oleh seorang
wirausaha adalah sebagai berikut :
1. Mengenal potensi diri.
2. Berani menghadapi tantangan.
11
Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2009),
h. 270.
3. Mental yang tangguh dan berkemauan keras.
4. Disiplin diri.
5. Hemat dan cermat.
6. Keterbukaan.
7. Wibawa dan jujur.
8. Percaya diri.
9. Berpegang pada program.
10. Modal kecil hasil besar.
11. Memperhatikan kebutuhan konsumen.
12. Tepat waktu.
13. Memperhatikan keadaan pasar.
14. Teliti.
15. Mandiri.
16. Berpedoman pada pengalaman.
17. Manajemen yang baik.
18. Kreatif.
19. Bijaksana.

Prinsip-prinsip kewirausahaan menurut Dhidiek D.


Machyudin, yaitu:
1. Harus optimis
2. Ambisius
3. Dapat membaca peluang pasar
4. Sabar
5. Jangan putus asa
6. Jangan takut gagal
7. Kegagalan pertama dan kedua itu biasa,
anggaplah kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda
Adapun prinsip kewirausahaan menurut Khafidhul
Ulum ada tujuh prinsip yaitu:
1. Passion (semangat)
2. Independent (mandiri)
3. Marketing sensitivity (peka terhadap pasar)
4. Creative and innovative (kreatif dan inovatif)
5. Calculated risk taker (mengambil resiko dengan
penuh perhitungan)
6. Persistent (pantang menyerah)
7. High ethical standard (berdasar standar etika)
Selanjutnya pendapat dari Ananda & rafida, bahwa
ada 13 Prinsip Berwirausaha yaitu:
1. Jangan Takut Gagal, sebab kegagalan adalah
kesuksesan yang tertunda.
2. Penuh semangat, semangat dalam usaha
biasanya akan sukses.
3. Kreatif dan Inovatif, seorang Entrepreneur
harus kreatif dan berinovasi dalam segala hal.
4. Bertindak dengan penuh pertimbangan dalam
mengambil resiko.
5. Sabar, ulet dan Tekun, sehingga akan mampu
mengatasi segala kendala yang ada.
6. Harus Optimis, sehingga alam bawah sadar
akan mendorong diri semakin yakin bahwa apa
yang dikerjakan akan berhasil dengan baik.
7. Ambisius
8. Pantang Menyerah
9. Peka terhadap pasar dan dapat membaca
peluang pasar
10.Berbisnis dengan standar etika
11.Mandiri, adalah kunci penting agar dapat
menghindarkan ketergantungan dari pihak
yang terkait dengan usaha yang dijalani.
12.Jujur, adalah mata uang yang akan laku
dimana-mana, ia sangat penting dalam usaha.
13.Peduli Lingkungan12
Adapun prinsip berbisnis yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, yang dikutip dari Norvadewi (2015)
dalam jurnalnya yaitu, prinsip pertama adalah Customer
Oriented yaitu prinsip Bisnis yang selalu menjaga
kepuasan pelanggan, Kedua adalah Transparansi
mengenai mutu, kuantitas, komposisi, unsur-unsur kimia
dan lain-lain agar menimbulkan rasa aman dan nyaman
bagi konsumen. Prinsip Ketiga adalah Persaingan yang
Sehat dengan cara saling memberikan pelayanan terbaik,
inovasi produk dan tidak adanya praktek kolusi, Keempat
Keadilan kepada konsumen dengan tidak melakukan

12
Rusydi Ananda & Pengantar Kewirausahaan…, h. 51-52.
penipuan dan memberikan pelayanan yang sama kepada
seluruh konsumen.
Prinsip-prinsip berdagang dalam islam yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW diterangkan
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam
Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IVyang artiya :13
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah
penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara
tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat,
apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli
tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam
menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-
nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak
memperberat orang yang sedang kesulitan.”
(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman,
Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
Menurut Farid prinsip-prinsip wirausaha syariah
yaitu:
1) Jujur
2) Amanah
3) Menepati Janji
4) Sopan Santun
5) Tidak Berlebihan dalam Mengambil Keuntungan
6) Membayar Hutang
7) Tidak Memperberat Orang yang Sedang Kesulitan
Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Al-Qur’an
adalah:
a) Melarang bisnis yang dilakukandengan proses
kebatilan (QS. 4:29). Bisnis harusdidasari kerelaan
dan keterbukaan antara keduabelah pihak dan
tanpa ada pihak yang dirugikan.Orang yang berbuat
batil termasuk perbuatananiaya, melanggar hak dan
berdosa besar(QS.4:30). Sedangkan orang yang
menghindarinyaakan selamat dan mendapat
kemuliaan (QS.4:31).

13
Robiatul Adawiyah, (2020). Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Program Studi dan Gender terhadap Minat
Beriwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Sahid Bogor. Volume 2 Nomor 2.
http://doi.org/10.47467/reslaj.v2i2.140, h. 11.
b) Tidak boleh mengandung unsur riba(QS. 2:275).
c) Kegiatan bisnis juga memilikifungsi sosial baik
melalui zakat dan sedekah (QS.9:34).
Pengembangan harta tidak akan terwujudkecuali
melalui interaksi antar sesama dalamberbagai
bentuknya.
d) Melarang pe nguranganhak atas suatu barang atau
komoditasyang didapat atau diproses dengan media
takaranatau timbangan karena merupakan
bentukkezaliman (QS. 11:85), sehingga dalam
praktekbisnis, timbangan harus disempurnakan (QS.
7:85,QS. 2:205).
e) Menjunjung tinggi nilai-nilaikeseimbangan baik
ekonomi maupun sosial,keselamatan dan kebaikan
serta tidak menyetujuikerusakan dan ketidak-
adilan.
f) Pelakubisnis dilarang berbuat zalim (curang) baik
bagidirinya sendiri maupun kepada pelaku bisnis
yanglain (QS. 7:85, QS.2:205).
Suseno mengemukakan prinsip-prinsip etika
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Prinsip keindahan (beauty). Prinsip ini mendasari
segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa
senang terhadap keindahan.
b. Prinsip persamaan (equality). Hakekat kemanusiaan
an menghendaki adanya persamaan antara manusia
yang satu dengan manusia yang lain. Setiap manusia
yang lahir memiliki hak dan kewajiban masing-
masing yang pada dasarnya adalah sama atau
sederajat. Etika yang dilandasi oleh prinsip
persamaan ini dapat menghilangkan perilaku
diskriminatif (yang membeda-bedakan) dalam
berbagai aspek interaksi manusia.
c. Prinsip kebaikan (goodness). Prinsip kebaikan
sangat erat kaitannya dengan hasrat dan cita-cita
manusia. Apabila orang menginginkan kebaikan dari
suatu ilmu pengetahuan, maka akan meng-andalkan
pada obyektivitas ilmiah, kemanfaatan pengetahuan,
rasionalitas, dan sebagainya.
d. Prinsip keadilan (justice). Definisi tertua yang
hingga kini masih sangat relevan untuk merumus-
kan keadilan adalah justice. Justice berasal dari
zaman Romawi Kuno, ”justitia est contants et
perpetua voluntas jus suum cuique tribunendi”
(Keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal
untuk memberikan kepada setiap orang apa yang
semestinya).
e. Prisip kebebasan (liberty). Kebebasan dapat
dirumuskan sebagai keleluasaan untuk bertindak
atau tidak bertindak berdasarkan pilihan yang
tersedia bagi seseorang. Kebebasan muncul dari
dokrtin bahwa setiap orang memiliki hidupnya
sendiri serta memiliki hak untuk bertindak sendiri
kecuali jika pilihan tindakan tersebut melanggar
kebebasan yang sama dari orang lain. Kebebasan
manusia mengandung pengertian: (1) Kemampu-an
untuk menentukan diri sendiri, (2) Kesanggup-an
untuk mempertanggungjawabkan perbuatan, (3)
Syarat-syarat yang memungkinkan manusia untuk
melaksanakan pilihan-pilihannya beserta
konsekuensi dari pilihan itu. Tidak ada kebebasan
tanpa tanggung jawab dan tidak ada tanggung jawab
tanpa kebebasan, semakin besar kebebasan yang
dimiliki semakin besar pula tanggung jawab yang
dipikul.
f. Prinsip kebenaran (truth). Ide kebenaran biasanya
dipakai dalam pembicaraan mengenai logika ilmiah.
Kebenaran mutlak dapat dibuktikan dengan
keyakinan, bukan dengan fakta yang ditelaah oleh
teologi dan ilmu agama. Kebenaran harus dapat
dibuktikan dan ditunjukkan kepada masyarakat
agar masyarakat merasa yakin akan kebenaran itu.
Perlu ada penghubung antara kebenaran dalam
pemikiran (truth in the mind) dengan kenyataan
(truth in reality) atau kebenaran yang terbuktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, Robiatul. (2020). Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Program Studi dan Gender
terhadap Minat Beriwirausaha Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Sahid Bogor. Volume 2 Nomor 2.
http://doi.org/10.47467/reslaj.v2i2.140,
Alma, Buchari . (2009). Kewirausahaan. Bandung:
Alfabeta.

Ananda, Rusydi., & Rafida Tien. (2016). Pengantar


Kewirausahaan. Medan: Perdana Publishing.

Badroen, Faisal., et al. (2006). Etika Bisnis Dalam Islam.


Jakarta : Kencana Prenada Group.

Ernawan, Erni R. (2011). Business Ethics. Bandung:


Alfabeta.

Hani, Eka Aprilia., & Lisa Rokhmani, (2018). Jurnal


Pendidikan Ekonimi, Analisis Pengetahuan
Kewirausahaan Dan Jiwa Wirausaha Pada Siawa
SMA Negeri 2 Malang, Vol.11, No.1,
http://dx.doi.org/10.17977/UM014v11i12018p00
20,

Hidayah, Novita Sa’adatul. (2015). “Persaingan Bisnis


Pedagang Pasar Ganefo Mranggen Demak Dalam
Tinjauan Etika Bisnis Islam”. Skripsi, UIN
Walisongo, Semarang.

Kasmir. (2013). Kewirausahaan. Cet-8. Jakarta: PT.


Grafindo Persada.

Mayasari, Veny., ddk. (2019). Buku Ajar Pengantar


Kewirausahaan. CV. Penerbit Qiara Media.

Rahmadania, Silvia Ersa. (2020). Jurnal Ekonomi dan


Manajemen Sistem Informasi, Etika Bisnis
(BUSINESS ETHIC) Pada PT. TN Jakarta, Vol ume 1,
Issue5, https://doi.org/10.31933/jemsi.v1i5.201 .

Anda mungkin juga menyukai