Anda di halaman 1dari 199

BAB I

PENDAHULUAN

A. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini adalah Melakukan Perencanaan
Sumber Daya Hutan Melalui Penggunaan Teknologi . Standar kompetensi ini terdiri
dari 2 (dua) kompetensi dasar, yaitu :
1. Menjelaskan pengertian sistem informasi sumberdaya hutan (SISDH) dan Sistem
Informasi Geografis (SIG),
2. Merancang sumber daya hutan melalui penggunaan SISDH dan SIG.

B. Deskripsi

Modul berjudul Melakukan Perencanaan Sumber Daya Hutan Melalui Penggunaan


Teknologi mencakup mulai dari konsep SIG yang membahas manfaat dan peranan SIG
dalam perencanaan hutan sampai ke interpretasi citra satelit untuk penutupan lahan.

Kepada peserta didik diberikan bagaimana membuat data-data spasial yang benar dan
mengolah citra satelit sebagai bahan untuk melakukan dijitasi penutupan lahan. Modul ini
harus betul-betul dikuasai oleh peserta didik karena peranannya untuk dapat mempelajari
standar kompetensi yang lain seperti : Inventarisasi Hutan, Pembukaan wilayah hutan,
Penataan Hutan.
Penguasaan kompetensi ini akan sangat berguna dalam melakukan perencanaan di semua
bidang kehutanan seperti Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, PHKA, Bina
Produksi Kehutanan dan Planologi Kehutanan. Begitu juga banyak bidang-bidang lain
yang membutuhkan keterampilan ini, sementara sampai saat ini sumberdaya manusia yang
menguasai teknologi ini masih sangat kurang.

C. Waktu

Alokasi waktu untuk menyelesaikan modul ini adalah setara 64 Jam pelajaran (jpl) tatap
muka, yang terdiri dari 36 jpl tatap muka, 56 jpl Praktek Kelas.

1
D. Prasyarat

Sebelum mempelajari modul ini peserta didik harus telah mempunyai kemampuan dalam
mengoperasikan komputer.

E. Petunjuk Penggunaan Modul

Untuk menguasai dengan benar keterampilan SIG ini, pertama-tama pahami terlebih
dahulu konsep-konsep SIG nya. Kemudian ikuti urutan modul ini. Jangan mencoba
melangkahi urutan modul, ini akan menyebabkan salah pemahaman walaupun anda dapat
melakukan pekerjaan ini.

F. Tujuan Akhir

Tujuan akhir dari mempelajari modul ini adalah :

1. Mampu menjelaskan konsep SIG


2. Mampu membuat database berupa data spasial kehutanan sesuai aturan.
3. Mampu melakukan interpretasi citra satelit untuk penutupan lahan.
4. Mampu membuat peta digital.

G. Cek Penguasaan Standar Kompetensi

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan geodatabase !


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan data spatial !
3. Jelaskan bagaimana cara mengkoreksi citra satelit !

2
BAB II.
PEMBELAJARAN

A. Pembelajarn 1 : Menjelaskan Pengertian Sistem Informasi Sumber Daya Hutan


(SISDH) Dan Sistem Informasi Geografis (SIG)

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kompetensi dasar ini peserta didik dapat :


• Menjelaskan pengertian Sistem Informasi Sumber Daya Hutan
• Menjelaskan Pengertian Sistem Informasi Geografis
• Menjelaskan penggunaan SIG dan SISDH dalam merancang pengelolaan sumber daya
hutan

2. Uraian Materi

a. Konsep SIG
Kompleksnya permasalahan dalam pembangunan kehutanan telah menuntut ketersediaan
data yang komprehensif, relevan, akurat dan terkini. Sementara itu data kehutanan,
khususnya data spatial bukan merupakan data yang statis tetapi selalu berubah. Data
tersebut harus diperbaharui secara teratur agar tidak menimbulkan bias pada saat
digunakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Dinamika data kehutanan pada
waktu yang lalu kurang mendapat perhatian dalam penyajiannya dan pengintegrasiannya
sehingga informasi yang betul-betul komprehensif belum dirasakan oleh pengguna.

Dalam proses pembangunan sistem informasi yang berbasis lokasi, proses input data
merupakan kegiatan yang paling banyak memakan waktu, biaya dan tenaga. Namun
apabila data telah tersusun dalam satu basis data yang lengkap, maka proses pembaharuan,
analisa maupun pemetaan dapat dilaksanakan. Dalam rangka menyusun basis data secara
efisien dan efektif, perlu diperhatikan dan dikembangkan prinsif “data sharing and
exchange” terutama untuk data dasar dan data penting lain. Satu tema dikerjakan secara
berkali-kali oleh berbagai institusi berakibat terjadinya duplikasi data sehingga
memperumit permasalahan di kemudian hari, sebaliknya siapa membuat layer dan apa

3
harus dipertegas agar tersusun database spasial digital kehutanan yang komprehensif dan
dapat diandalkan pemanfaatannya.

b. Sistem Informasi Sumber Daya Hutan


Hutan tropis merupakan ekosistem dan juga sumber daya alam yang penting, baik secara
lokal maupun global. Beberapa fungsi dari hutan tropis adalah: produktif (ekonomis),
perlindungan (ekologis), psikologis dan keagamaan, serta wisata dan pendidikan. Luas
hutan tropis berkurang dengan sangat cepat selama tiga dekade belakangan ini dan laju
kerusakan hutan tropis adalah tertinggi di dunia. Faktor-faktor pendorong kerusakan hutan
tropis berbeda dari negara ke negara, tetapi pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi
tiga: faktor sosial-ekonomi, meliputi pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi,
kemiskinan; faktor fisik dan lingkungan, meliputi kedekatan dari sungai dan jalan, jarak ke
pusat kota, topografi, kesuburan tanah; dan kebijakan pemerintah, meliputi
kebijakan di bidang pertanian, kehutanan, dan lain-lain.
Perencanaan dan pengelolaan sumber daya hutan yang baik mutlak diperlukan untuk
menjaga kelestariannya. Untuk itu, diperlukan informasi yang memadai yang bisa dipakai
oleh pengambil keputusan, termasuk diantaranya informasi spasial. Sistem Informasi
Geografis (SIG), Penginderaan Jauh (PJ) dan Global Positioning System (GPS) merupakan
tiga teknologi spasial yang sangat berguna. Sebagian besar aplikasi SIG untuk
kehutanan belum mencakup hutan tropis, meskipun dalam sepuluh tahun ini aplikasi SIG
untuk hutan tropis sudah mulai berkembang.
Hal ini sejalan dengan perubahan tren dalam perencanaan dan pengelolaan hutan tropis.
Secara tradisional, kebanyakan tujuan perencanaan adalah untuk keperluan produksi,
terutama kayu. Kemudian dengan semakin meningkatnya kesadaran akan nilai lingkungan
hidup disamping keuntungan ekonomi yang ditawarkannya, hutan semakin banyak dikelola
sebagai suatu sistem ekologis. Beberapa hal yang semakin dipandang penting adalah: (i)
kehutanan sosial/kehutanan berbasiskan kemasyarakatan, yang melibatkan masyarakat
lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan, dan mempromosikan
kesetaraan sosial, (ii) reforestasi dan rehabilitasi dari lahan-lahan yang rusak atau
terdeforestasi, terutama melalui pengembangan perkebunan tanaman industri, (iii)
penunjukkan dan pengelolaan area perlindungan dan suaka margasatwa; dan (iv)
penggunaan dan pelestarian hasil hutan bukan kayu. Perubahan tujuan pengelolaan hutan
tersebut diiringi oleh perubahan dalam proses perencanaan. Kecenderungan proses

4
perencanaan adalah perubahan pendekatan dari top down dan centralized menjadi bottom-
up dan decentralized. Bersamaan dengan itu masyarakat yang tinggal di sekitar hutan,
LSM dan masyarakat umum mempunyai kesempatan memberikan partisipasi yang lebih
tinggi dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu transparansi
dan keterbukaan dalam pengambilan keputusan meningkat. Selain itu koordinasi dan
kooperasi inter dan intra organisasi menjadi lebih efektif serta semakin banyak sektor dan
disiplin yang terlibat. Seiring dengan kecenderungan tersebut, penggunaan informasi,
termasuk indigenous knowledge, dalam pengambilan keputusan meningkat. Pada
khususnya, kita akan mendiskusikan point yang terakhir, yaitu makin meningkatnya
penggunaan dan kebutuhan informasi kehutanan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Semakin rumitnya proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek pengelolaan hutan
membuat kebutuhan akan informasi semakin esensial.

c. Sistem Informasi Geografis


Sistem informasi geografis adalah satu sistem yang berorientasi kepada letak geografis di
atas permukaan bumi, berbasis komputer yang mempunyai kemampuan mengolah,
memanipulasi dan menampilkan data spasial maupun attribute.
Kata kunci dari system ini yang membedakan dengan system lain adalah “letak geografis”,
dimana semuai nformasi yang kita sajikan selalu berorientasi kepada lokasi/koordinat
tertentu di atas permukaan bumi (keruangan).
Pada dasarnya setiap informasi selalu berkaitan dengan ruang (lokasi relative di atas
permukaan bumi), sehingga tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa kebutuhan informasi
keruangan adalah satu hal yang mutlak dibutuhkan oleh semua orang, sehingga informasi
apapun bisa disajikan dalam system Informasi Geografis.
Data Spasial diwakil oleh peta, sedangkan data attribute bisa berupa table, anotasi,
metadata dsb. Prinsip yang selalu dianut oleh GIS adalah setiap data atau obyek tertentu
mempunyai identifikasi (Id) yang spesifik dan tidak ada duplikasi Id untuk semua obyek.
Id berupa angka yang bisa dicreate oleh system secara otomatis maupun dibuat oleh user
sendiri. Pemberian Id ini sangat penting sehingga ketika kita melakukan pencarian
informasi dengan mudah kita bisa memasukan Id ini sebagai kata kunci untuk mencari
obyek yang dimaksud.
Informasi permukaan bumi telah berabad-abad disajikan dalam bentuk peta. Peta yang
mulai dibuat dari kulit hewan, sampai peta yang dibuat dari kertas, semuanya menyajikan

5
data geografis dalam bentuk gambar-gambar ataupun coretan-coretan. Peta-peta umum
menggambarkan topografi suatu daerah ataupun batas-batas (administratif) suatu wilayah
atau negara. Sedangkan peta-peta tematik secara khusus menampilkan distribusi
keruangan kenampakan-kenampakan seperti geologi, geomorfologi, tanah vegetasi, atau
sumber daya alam.
Apa yang tersaji pada sebuah peta tidak lain adalah data atau informasi tentang permukaan
bumi. Namun demikian suatu peta juga dapat menggambarkan distribusi sosial ekonomi
suatu masyarakat, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peta memuat
atau mengandung data yang mengacu bumi. Yang diacu tidak lain adalah posisinya yaitu
sistem koordinat bumi.

d. Komponen SIG
Untuk membangun Sistem Informasi Geografis kita membutukann beberapa komponen
pendukung agar sistem tersebut bisa terbangun dan saling mendukung, komponen tsb
adalah:
a) Perangkat Keras
Adalah perangkat komputer dan asesori lainnya yang mendukung operasional software
GIS dan software pendukung lainnya. Semakin tinggi spesifikasi teknis maka semakin
bagus performance sistem yang dibangun. Biasanya ada standard minimal untuk
spesifikasi teknis agar software bisa running dengan baik. Pengaruh spsifikasi antara lain
kepada kecepatan pengolahan data dan akses data. Kecepatan tampilan data dan resolusi
gambar serta kemmapuan penyimpanan data.

b). Perangkat Lunak


Adalah GIS software dan software pendukumg yang dibutuhkan dalam membangun GIS.
Software GIS biasanya mempunyai tujuan yang sama untuk proyek-proyek GIS, yang
membedakan adalah bentuk tampilan, bahasa pemrograman, aturan main dan fsilitas purna
jual. Yang perlu diperhatikan adalah :
™ Software yang dibeli bias memenuhi kebutuhan dan harus disesuikan dengan
kebutuhan.
™ Software cukup popular dan banyak dipakai user.
™ Ada jaminan maintenance
™ Bisa berkomunikasi dengan software umum lainnya.

6
Untuk software pendukung lain seperti OS, Dbase dan Network adalah software yang
umum dipakai di pasaran seperti Windows Xp, Windows 2000, Access, SQL server,
Oracle, Windows Server 2003 serta software pendukung lainnya.
c). Data
Komponen ini mempunyai peranan yang sangat penring karena dari sinilah sebenarnya
tujuan akhir bisa tercapai atau tidak, komponen ini menyerap dana yang lebih besar
dibandingkan dengan komponen lainnya.
Data yang benar sangat diperlukan agar informasi yang dihasilkan benar dan up to date.
Data bisa berupa :
™ Raster seperti citra satelit
™ Vektor seperti peta topografi
™ Image (foto)
™ Atribut bisa berupa apa saja yang menerangkan data spasial.
Sedangkan tipe data bisa berupa :
™ Titik, merupakan simbol atau lokasi suatu obyek
™ Garis, mengambarkan bentuk liner misalnya jalan atau sungai
™ Poligon, menggambarkan luasan
™ Teks, merupakan deskripsi dari suatu obyek
Keempat tipe data di atas adalah tipe data pada umumnya yang dipakai dalam
pembangunan SIG. Data titik bisa berupa data bangunan, kedalaman dan sebagainya.
Data garis misalnya batas administrasi. Data poligon seperti tata guna lahan, sedangkan
data tekt berupa keterangan yang menerangkan data spasial.
d). SDM
Struktur organisasi dalam proyek SIG sangat dibutuhkan agar sistem dapat berjalan dengan
baik. Dalam suatu organisasi proyek SIG biasanya dibutuhkan manajer, staf, administrator
dan tenaga ahli SIG, remote sensing dan programmer yang masing-masing mempunyai
keahlian dan tugas yang jelas.
e). Pendekatan
Aturan main (prosedur) suatu proyek SIG adalah bagian penting yang harus diperhatikan
agar sistem berjalan sesuai dengan kesepakatan dan peraturan yang ada dalam suatu
organisasi/instansi. Pendekatan ini dibuat oleh instansi yang berwenang dengan
memperhatikan masukan dari berbagai pihak.

7
e. Manfaat SIG
Banyak manfaat SIG untuk mendukung perencanaan yang mantap, dan pemetaan hanyalah
salah satu dari sekian banyak manfaat tersebut. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan SIG
maka berbagai manfaat SIG diuraikan sebagai berikut :
1). Penyusunan Basis Data Digital Kehutanan
Dengan tersusunnya data spatial dan non spatial dalam satu Basis data maka berbagai
pertanyaan yang berkaitan dengan unsur lokasi ataupun keterangan dapat dijawab, misal
HPH apa, siapa pemiliknya, dimana, berapa luasnya, jangka beroperasinya dsb. Tahap
awal untuk dapat menjawab fenomena-fenomena geografis tersebut adalah dengan
menyusun basis data digital yang pada dasarnya merupakan kegiatan yang paling
memakan waktu, tenaga dan biaya. Data digital akan tersusun dan disimpan secara per
layer. Penyimpanan data semacam ini memiliki berbagai keuntungan karena dapat
disajikan kembali sesuai dengan kebutuhan (dari yang sangat sederhana misal : peta
jaringan jalan saja sampai dengan peta yang sangat komplek misal : peta vegetasi hutan
dan penggunaan lahan yang memuat beberapa layer)
2). Pemantauan Kegiatan Kehutanan
Apabila basis data spasial digital telah terbentuk, kegiatan editing ataupun pembahruan
data (spatial atau non spatial) dapat dilaksanakan dengan mudah (tidak perlu dilakukan dari
awal). Dengan demikian kegiatan monitoring dapat dilakukan secara periodik dengan
lebih cepat untuk mengantisipasi pola atau kecenderungan yang bakal terjadi. Sebagai
contoh : Pemantauan perubahan hutan, Pemantauan perambah hutan, Pemantauan
pelepasan kawasan hutan dsb.

3). Sarana Pengambilan Keputusan


Penyusunan data secara berlapis-lapis akan memudahkan pemahaman, pemrosesan,
analisis data spasial kehutanan. Sepanjang tujuan dari suatu kegiatan dapat dijabarkan
dengan jelas melalui penguraian kriteria spasial numerik serta didukung data spasial yang
ada (sudah tersedia secara digital pada basis data digital), maka SIG dapat digunakan
sebagai alat analisis untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan yang diberikan.
4). Koordinasi dan Integrasi
SIG dapat dikembangkan dalam sistem jaringan, sehingga memudahkan komunikasi
melalui akses, sharing data antar instansi secara kompatibel. Komunikasi data dapat
dilakukan secara real time melalui fasilitas internet. Komunikasi data ini akan dapat

8
dilaksanakan secara lebih mudah lagi jika ditunjang oleh keseragaman bahsa dalam
pemanfaatannya sehingga satu tema dapat dimanfaatkan secara bersama-sama (sharing dan
exchange). Untuk menghindari duplikasi, keraguan atau kesalahan dalam pemanfaatan
data spasial maka perlu diatur standarisasi yang berkaitan dengan data spasial dan non
spasial serta keterkaitan keduanya.

f. Hubungan data
Mengapa hubungan data sangat penting ? Perhatikan suatu situasi dimana kita mempunyai
dua kumpulan data untuk daerah tertentu, seperti kelerengan dan jenis tanah pada area
yang sama. Masing-masing kumpulan data dianalisa dan atau dipetakan secara individu.
Alternatifnya, kedua data dapat dikombinasikan. Dengan dua kumpulan data ini, hanya
terdapat satu kombinasi yang valid. Akan tetapi, jika kita mempunyai 20 kumpulan data
untuk suatu daerah, kita mempunyai lebih dari satu juta kombinasi yang mungkin. Tidak
semua kombinasi ini bermanfaat untuk pertanyaan tunggal (misalnya jenis tanah dan
penggangguran), tetapi kita mampu menjawab lebih banyak lagi pertanyaan daripada
dengan kumpulan data yanga disimpan terpisah. Dengan kumpulan data bersama-sama,
kita menambah nilai database.
Ada lima pertanyaan oleh aplikasi SIG :
1) Lokasi (what is at …. ?)
Pertanyaan pertama adalah, mencari apa yang terdapat pada lokasi tertentu. Lokasi dapat
dijelaskan dengan menggunakan banyak cara, sebagai contoh, nama tempat, kode pos atau
kode zip, atau referensi geografis seperti latitude dan longitude
2) Kondisi (where is it ?)
Pertanyaan kedua adalah kebalikan dari yang pertama dan memerlukan analisis spasial
untuk menjawabnya. Disamping mengidentifikasi apakah yang terdapat pada lokasi
tertentu, kita ingin mencari lokasi dimana kondisi tertentu yang memuaskan (misalnya,
bagian lahan berhutan yang luasnya lebih dari 2000 meter persegi jaraknya 100 meter dari
jalan, dan dengan tanah yang sesuai untuk mendukung bangunan)
3) Kecenderungan (what has changed since ….?)
Pertanyaan ketiga melibatkan kedua pertanyaan yang pertama dan mencari perbedaan di
dalam area menurut perbedaan waktu
4) Pola (what spatial patterns exist ?)

9
Pertanyaan ini lebih rumit. Kemungkinan anda ditanya dengan pertanyaan ini untuk
mendeterminasi apakah kanker penyebab utama kematian di antara penduduk yang dekat
dengan pusat tenaga nuklir. Yang cukup penting, anda mengetahui berapa banyak
penyimpangan (anomali) yang ada, yang tidak tepat dengan pola dimana keberadaannya.
5) Pemodelan (what if …..?)
Pertanyaan “what if … ?” adalah untuk mendeterminasi apa yang terjadi, sebagai contoh,
jika jalan baru ditambahkan ke network atau jika zat berbahaya meresap ke dalam
persediaan air tanah lokal, untuk menjawab jenis pertanyaan ini memerlukan informasi
geografi dan informasi lainnya (dan kemungkinan memerlukan hukum keilmuan)

g. Data SIG
SIG, tidak hanya menangani peta atau gambar; SIG menangani database. Konsep database
merupakan pusat dari SIG dan merupakan perbedaaan utama antara SIG dan sistem
drafting sederhana atau sistem pemetaan komputer yang hanya dapat memproduksi output
grafik yang baik. Semua SIG kontemporer menggabungkan sistem manajemen data.
Jika kita menginginkan lebih dari sekedar pembuatan gambar, kita perlu mengetahui tiga
bagian informasi tentang setiap feature yang disimpan pada komputer :
• Apa feature tersebut
• Dimana feature berada
• Bagaimana hubungan feature tersebut dengan feature lainnya
Sistem database melengkapi alat penyimpanan informasi seperti ini dengan selang yang
luas dan alat perbaikan (updating) informasi tersebut tanpa perlu menulis lagi program
setelah data baru dimasukkan.
Pada dasarnya, SIG memberi kita kemampuan untuk menyatukan informasi dengan feature
pada peta dan untuk membuat hubungan baru yang bisa mendeterminasi kesesuaian
berbagai tempat untuk pengembangan, mengevaluasi dampak lingkungan, menghitung
volume panen, mengidentifikasi lokasi terbaik untuk fasilitas baru, dan sebagainya.
Feature Peta
Ada dua jenis informasi peta yang utama :
• Informasi spasial yang menjelaskan lokasi dan bentuk feature geografi dan hubungan
spasialnya dengan feature lain.
• informasi deskriptif tentang feature

10
Informasi yang disampaikan oleh peta disajikan secara grafik sebagai kumpulan komponen
peta. Informasi lokasional disajikan dengan titik untuk feature seperti mata air dan tiang
telepon; garis untuk feature seperti jalan, aliran sungai dan saluran pipa; area untuk feature
seperti danau, batas administrasi, dan wilayah sensus.
• Feature titik
Feature titik disajikan oleh lokasi diskret yang menentukan obyek peta yang batas atau
bentuknya terlalu kecil untuk ditunjukkan sebagai feature garis atau area. Atau, yang
menyajikan titik yang tidak mempunyai area, seperti ketinggian dari puncak gunung.
Simbol atau label khusus, biasanya menggambarkan lokasi titik.
• Feature garis
Feature garis adalah kumpulan koordinat berurutan yang bila dihubungkan akan
menyajikan bentuk linier dari obyek yang terlalu sempit untuk ditampilkan sebagai area.
Atau, berupa feature yang tidak mempunyai lebar, seperti garis kontur.
• Feature area
Feature area adalah gambar tertutup yang batasnya melingkupi area homogen, seperti
batas propinsi, kabupaten, batas kawasan hutan dan sebagainya.

h. Hubungan Spasial
Hubungan spasial diantara feature peta juga disajikan secara grafik pada peta, tetapi
tergantung pada pembaca peta untuk menginterpretasikannya. Sebagai contoh, kita dapat
melihat peta dan memberitahu apakah suatu peta dekat dengan danau; menghitung jarak
relatif sepanjang jalan di antara dua kota, juga jalur terpendek untuk mencapainya;
mengidentifikasi rumah sakit terdekat dan jalan yang digunakan untuk mencapainya;
menduga ketinggian danau dari garis kontur di sekitarnya; dan sebagainya. Jenis informasi
ini tidak disajikan secara eksplisit pada peta. Sebagai gantinya, anda harus memperoleh
atau menginterpretasi hubungan spasial ini dari grafik peta.
Simbol dan label untuk menggambarkan informasi deskritif
Sebagai tampilan grafik, peta menyajikan lokasi feature dan karakterisitiknya dengan cara
yang bermanfaat, sehingga interpretasi dapat dilakukan dengan mudah. Karakateristik
feature peta (yaitu atributnya) disajikan sebagai simbol grafik. Sebagai contoh, jalan
digambarkan dengan berbagai lebar, pola, warna, dan label label garis untuk menyajikan
jenis jalan yang berbeda; aliran sungai digambarkan dengan garis biru dan diberi label

11
dengan namanya; lokasi sekolah digambarkan dengan menggunakan simbol khusus; danau
berarsir biru, area berhutan berwana hijau dan sebagainya.
Dengan cara ini, feature geografi dapat ditampilkan secara simultan dengan data
deskriptifnya yang berkaitan
Penyimpanan data geografi
Database peta digital terdiri dari dua jenis informasi : spasial dan deskriptif. Informasi ini
disimpan sebagai rangkaian file pada komputer dan berisi informasi spasial atau informasi
deskriptif mengenai feature peta. Kekuatan SIG terletak pda karakteristik dua jenis data ini
dan pada pemeliharaan hubungan spasial di antara feature peta.
Integrasi data ini membuka jalan untuk memahami dan menganalisa data anda dengan cara
yang bermanfaat dan bervariasi.. Anda dapat mengakses informasi ini pada database
tabular pada peta. Atau anda dapat membuat peta berdasarkan pada informasi di dalam
data base tabular
Feature peta disimpan pada komputer sebagai titik, garis dan poligon menurut sistem
koordinat x, y. Informasi deskriptif mengenai peta disimpan sebagai atribut pada database
tabular. Pengaplikasian konsep ini ke proyek SIG dimulai dengan uraian ringkas tentang
empat tahap utama pada proyek SIG khusus :
• Mendeterminasi tujuan
• membangun data base
• melaksanakan analisis
• menyajikan hasil analisis
Dalam pembangunan database, aspek-aspek yang perlu dilakukan adalah :
ƒ pengidentifikasian layer data spasial yang diperlukan
ƒ pendeterminasian atribut feature yang diperlukan
ƒ penentuan setiap atribut dan kodenya
ƒ registrasi koordinat
ƒ pengkodeaan skema
ƒ pengalokasian penyimpanan

i Sekilas Pandang tentang Proyek


Pada umumnya, proyek SIG dapat diorganisir ke dalam rangkaian tahapan logika, setiap
tahap dijadikan dasar tahap sebelumnya, banyak proyek SIG yang dilaksanakan akan

12
mengikuti urutan yang sama. Akan tetapi, banyak pertimbangan yang mempengaruhi
disain dan implementasi dari proyek spesifik.
Sebelum memulai, tentukan tujuan proyek, pokok persoalan penting yang dipertimbangkan
adalah :
• Apa masalah yang diselesaikan ? Bagaimana memecahkannya sekarang ? apakah ada
metode alternatif untuk penyelesaian masalah dengan SIG anda ?
• Apa produk akhir dari proyek – laporan, peta kerja, peta berkualitas untuk presentasi ?
berapa banyak produk ini dibuat ?
• Siapa saja sasaran yang diharapkan untuk produk akhir – teknisi, perencana dan
pembuatan keputusan, masyarakat umum ?
• Apakah ada, atau akan ada, pemakai lain untuk data yang sama ini ? Jika ada , apa
kebutuhan spesifik yang diperlukan ?
Pokok persoalan ini mempengaruhi ruang lingkup proyek dan implementasinya.
1) Membangun database
Tahap ini merupakan tahap yang sangat genting dan sering merupakan bagian proyek yang
membutuhkan banyak waktu. Kelengkapan dan keakuratan database menentukan kualitas
analisis dan produk akhir. Di bawah ini adalah tahap-tahap yang dilaksanakan dalam
pengembangan database digital :
ƒ Disain database – mendeterminasi batas area studi, sistem koordinat apa yang akan
digunakan, layer data apa yang diperlukan, feature apa yang terdapat pada setiap layer,
atribut apa yang diperlukan untuk setiap jenis feature, dan bagaimana atribut dikodekan
dan diorganisasi.
ƒ Otomasi data – Tahap ini meliputi beberapa tahap :
™ Memasukkan data spasial ke dalam database – mendigitasi atau mengkonversi
data dari sistem lainnya
™ Menjadikan data spasial dapat digunakan – memeriksa dan mengedit kesalahan
™ Memasukkan data atribut ke dalam database –memasukkan data atribut ke
dalam komputer, dan menyatukan atribut dengan feature spasialnya.
ƒ Mengelola database – menempatkan data spasial ke dalam koordinat bumi yang
sebenarnya, menggabungkan coverage yang bersebelahan, dan memelihara database
2) Menganalisis data
Tahap ini merupakan tahap dimana keistimewaan yang sebenarnya dari Sistem Informasi
Geografis ditunjukkan. Pekerjaan analitik yang sangat membutuhkan waktu atau hampir

13
tidak mungkin dikerjakan secara manual, dapat dilaksanakan secara sangat efisiendengan
menggunakan SIG. Skenario alternatif dapat juga diuji dengan membuat sedikit revisi
pada metode analitik. SIG dapat digunakan untuk menghubungkan pengetahuan anda
tentang tujuan proyek dan database yang telah anda kembangkan.
3) Menyajikan hasil analisis
SIG menawarkan banyak pilihan untuk membuat peta dan laporan. Produk akhir
sebaiknya berkaitan langsung dengan tujuan proyekdan sasaran pemakai yang diinginkan,
keduanya telah anda tentukan pada awal proyek. Keahlian anda dalam meringkas dan
menyajikan hasil analisis yang mudah dimengerti, grafik maupun tabuler merupakan kunci
pada tahap ini disini, dan akan membantu menentukan pengaruh dari analisis anda pada
proses pembuatan keputusan

Tahap pertama dalam mengembangkan database digital adalah mendeterminasi apa isi dari
database. Dengan meluangkan beberapa waktu untuk mendisain database sebelum otomasi
data yang sebenarnya, akan memastikan bahwa anda siap untuk melaksanakan analisis dan
membuat produk akhir, semua feature coverage dan atribut yang anda perlukan tersedia.
Melaksanakan modifikasi database pada pertengahan analisis atau prosedur pemetaan
adalah pekerjaanyang membutuhkan waktu dan mahal. Database yang didisain dengan
baik dapat juga memastikan bahwa data dapat digunakan untuk proyek yang akan datang.

Anda sebaiknya mengetahui bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi disain
database. Proses yang disajikan di bawah ini adalah proses yang umum. Disain database
terdiri dari tiga tahap utama : mengidentifikasi feature geografis, atribut dan layer data
yang diperlukan, menentukan parameter penyimpangan dari setiap atribut; dan memastikan
registrasi koordinat. Ingat, bahwa data sumber tersedia , apakah manuskrip peta atau data
digital, memainkan peranan penting pada proses disain. Oleh karena itu sebaiknya anda
melakukan beberapa penelitian pendahuluan untuk menentukan sumber apa yang tersedia
untuk area studi anda.
Mengidentifikasi layer database dan atribut
Tahap pertama disain database adalah mendeterminasi data apa yang dimasukkan pada
database. Tahap ini terdiri dari tiga tahap proses :
™ Mengidentifikasi feature geografi dan atributnya
™ Mengorganisasi layer data
™ Mengidentifikasi coverage yang diotomasikan

14
Mengidentifikasi feature geografi dan atributnya
Pertama anda harus mengidentifikasi feature geografi yang diperlukan pada database dan
atribut yang berkaitan dengan setiap feature. Ini ditentukan secara langsung oleh analisis
yang ingin anda laksanakan dan produk peta yang akan dibuat. Kemungkinan terdapat
beberapa atribut yang diperlukan untuk setiap feature berdasarkan pada kriteria analisis
dan peta yang akan dihasilkan. Sebagai contoh, perhatikan kriteria berikut ini :
™ Mengidentifikasi tanah yang sesuai untuk pengembangan.
™ Menggunakan kode penggunaan lahan untuk memilih lahan bersemak untuk
pengemgbangan
™ Memperkirakan biaya pembelian, berdasarkan pada luas dan klas penggunaan lahan
Berdasarkan kriteria ini, anda memerlukan poligon tanah sebagai satu feature geografi
dengan tingkat kesesuaian lahan sebagai atribut, dan poligon penggunaan lahan sebagai
feature lainnya dengan kode penggunaan lahan dan biaya per unit sebagai atribut. Daftar
feature dan atribut anda tampak seperti berikut ini :

Feature geografi Kelas feature Atribut feature


Tanah Poligon Kesesuaian
Penggunaan lahan Poligon Kode penggunaan lahan
Harga per hektar
Jika peta hasil juga meliputi poligon penggunaan lahan yang diberi label dengan jenis
penggunaan lahan, lokasi jalan digambarkan dengan simbol garis untuk menunjukkan
permukaannya dan aliran sungai utama, anda perlu memperluas daftar feature geografi dan
atribut anda.

Feature geografi Kelas feature Atribut feature


Tanah Poligon Kesesuaian
Penggunaan lahan Poligon Kode penggunaan lahan
Harga per hektar
Jenis penggunaan lahan
Jalan Garis Kode jalan
Sungai Garis Kelas sungai

Mengorganisasi layer data

15
Setelah anda nmengidentifikasi feature dan atribut yang diperlukan, anda dapat mulai
mengorgansiasi feature geografi ke dalam layer data. Sejumlah faktor mempengaruhi
organsisasi layer pada database geografi, dan faktor-faktor ini berbeda untuk setiap
aplikasi. Dua pertimbangan yang sangat umum adalah pengorganisasian layer, menurut
jenis feature titik (titik, garis. Atau poligon) dan pengelompokan tematik feature.
Secara khusus, layer diorganisasi sehingga titik, garis dan poligon disimpan pada layer
terpisah. Sebagai contoh, lokasi mata air disajikan oleh titik yang disimpan pada satu
layer, sedangkan jalan disajikan oleh garis yang diorganisasipada layer lainnya.
Feature dapat juga diorgansisai secara tematik menurut tema yang disajikan. Sebagai
contoh, aliran sungai diorganisasi pada satu layer dan jalan pada layer lainnya. Walaupun
aliran sungai dan jalan keduanya adalah feature garis, tetapi dismpan secara terpisah.
Sebagai contoh atribut yang berkaitan dengan sungai meliputi nama, kelassungai, dan
kecepatan aliran, sedangkan atribut untuk jalan meliputi nama, jenis permukaan, dan
jumlah jalur. Karena atribut yang berkaitan berbeda nyata, maka sungai dan jalan
sebaiknya sebaiknya disimpan pada layer terpisah dengan mengacu pada area geografi
yang sama.
j. Pengkodean (coding)
Atribut disimpan di dalam komputer sebagai bilangan dan karakter. Anda harus
memutuskan, atribut apa yang disimpan sebagai bilangan dan atribut apa sebagai karakter.
Sebagai contoh, jika anda ingin memberi label jalan dengan namanya, anda harus
menyimpan nama seperti yang ditampilkan. Demikian pula untuk atribut yang menyajikan
nilai numerik, seperi lebar atau panjang jalan, nilai aktual yang harus disimpan.
Pengkodean atribut memudahkan untuk memilih dan menggambarkan feature dari kelas
tertentu. Sebagai contoh, kode dapat digunakan untuk melihat nomor simbol pada label
yang lainnya, sehingga setiap feature mempunyai kode yang akan digambarkan sengan
menggunakan simbol yang sama.
Juga atiribut yang mempunyai banyak nilai berulang , penyajian yang terbaik adalah
menggunakan nilai kode untuk mengurangi ukuran database.
Nilai numerik yang menyajikan selang juga dapat dengan mudah disimpan sebagai kode.
Sebagai contoh, covereage poligonyang menyajikan kelas lereng 0 – 10 %, 11 – 30 %, 31 –
45 %, dan lebih dari 45 %, jauh lebih mudah disajikan pada komputer dengan kode
berturut-turut 1, 2, 3, dan 4.

16
Pada saat pendisainan database anda, ingat bahwa featuredapat dikelompokkan ke dalam
kelas yang lebih kecil pada waktu berikutnya. Agak lebih sulit untuk memisahkan kelas
yang lebih kecil ke dalam kelas yang lebih besar, jika feature tersebut tidak dikondisikan
pada awalnya.

k. Mengalokasikan Penyimpanan
Di samping memutuskan bagaimana setiap atribut akan disimpan anda juga harus
meutuskan jumlah peyimpanan yang diperlukan untuk setiap atribut. Sebagai contoh,
berapa banyak karakter yang diperlukan untuk menyimpan nama jalan (ditentukan oleh
nama jalan yang terpanjang). Untuk item numerik, tentukan jumlah digit dan titik desimal
yang diperlukan. Kepentingan yang utama bahwa penyimpanan harus di tas jumlah data
yang terbesar. Semakin sedikit ruang yang digunakan untuk setiap atribut akan
menghasilkan file data yang lebih kecil, semakin sedikit penyimpanan space hardisk yang
digunakan pada komputer anda, dan waktu pemrosesannya makin cepat.

3. Rangkuman
a. Sistem Informasi Geografis sangat dibutuhkan dalam menyajikan data kehutanan
yang menyeluruh.
b. Untuk melakukan perencanan dan pengelolaan sumber daya hutan yang baik
diperlukan informasi yang memadai oleh pengambilan keputusan. Salah satu
penyajian informasi yang komprehensif adalah dengan menggunkana SIG
c. Sistem informasi geografis adalah satu sistem yang berorientasi kepada letak
geografis di atas permukaan bumi, berbasis komputer yang mempunyai
kemampuan mengolah, memanipulasi dan menampilkan data spasial maupun
attribute
d. Komponen SIG :

Software

Hardware Data

SIG

Pengguna Metoda

17
e. Manfaat Sig adalah untuk :
• Penyusunan basis data digital kehutanan
• Pemantauan kegiatan kehutanan
• Sarana pengambilan keputusan
• Koordinasi dan integrasi

4. Tes

1) Apa yang dimaksud dengan SIG ?


2) Apa persamaan dan Perbedaan antara SIG dengan ilmu kartografi ?
3) Sebutkan 5 Komponen utama dalam SIG ?
4) Sebutkan 3 Objek Spatial pada SIG ?
5) Sebutkan dan jelaskan model data dalam SIG ?

B. Pembelajaran 2 : Merancang sumber daya hutan melalui penggunaan SISDH


dan SIG

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mempelajari kompetensi dasar ini, peserta didik dapat :


a. Sumber data spasial ditabulasi dengan menggunakan SIG
b. Geodatabase sumber daya hutan dibuat dengan menggunakan SIG
c. Citra satelit direktifikasi dengan menggunakan SIG
d. Data spasial dibuat dengan menggunakan SIG
e. Data vektor diedit dengan menggunakan SIG
f. Data spasial ditampilkan dengan menggunakan SIG
g. Query data dilakukan dengan menggunakan SIG
h. Lay out peta dibuat dengan menggunakan SIG
i. Peta dicetak dengan menggunakan ploter/printer

18
2. Uraian Materi
a. Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah
data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar
referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain,
yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan berikut
ini :
• Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan
proyeksi.
• Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang memiliki
beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis vegetasi, populasi,
luasan, kode pos, dan sebagainya.
1). Format data spasial
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan
data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat
direpresentasikan dalam dua format, yaitu:
• Data vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area
(daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan
nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur
titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan
ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya

19
adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor
yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
• Data raster

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem
Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel
grid yang disebut dengan pixel (picture element).

Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata
lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili
oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan
oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan
batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi,
suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran
file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat
tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.

Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data
yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume
data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data
vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat
sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya
membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah,
tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.

b. Database
Geodatabase memiliki tiga aspek kunci :
• Merupakan model informasi dan model transaksi dalam Sistem Informasi Geografis.

20
• Merupakan aplikasi yang digunakan dalam ArcGis untuk mengakses dan bekerja
dengan semua file dan format semua data geografi.
• Merupakan contoh fisik dari kumpulan dataset dalam sistem file atau sistem Database
Management (DBMS).
Perencanaan geodatabase, perlu mempertimbangkan sebagai berikut :
ƒ Data seperti apa yang akan disimpan dalam database ?
ƒ Dalam proyeksi apa, data tersebut akan disimpan
ƒ Menetapkan aturan tentang bagaimana data tersebut akan disimpan ?
ƒ Menetapkan aturan tentang bagaimana data tersebut dapat dimodifikasi ?
ƒ Bagaimana mengorganisir Object Classes dan Sub-type ?
ƒ Pemeliharaan hubungan antar obyek dan jenis yang berbeda ?
ƒ Apakah database dalam network ?
ƒ Apakah database menyimpan obyek
Personal Geodatabase
Dibuat untuk menyimpan serta mengolah data spasial. Komponen Geodatabase antara
lain :
• Feature Dataset
• Berisi feature classes yang saling berkaitan dengan topologi dan network obyek.
Feature classes dalam feature dataset memiliki spatial reference yang sama.
• Feature Class
• Menyimpan representasi kenampakan geografis seperti titik, garis, poligon, anotasi,
data atribut dan lain-lain.
• Table
• Tabel berisi elemen-elemen data penyusun yang terletak di dalam baris dan kolom.
Tiap baris menyajikan data tunggal, record atau feature. Tiap kolom menyajikan field
tunggal atau nilai atribut. Tabel dapat memuat atribut yang dapat digabungkan dalam
dataset untuk penambahan informasi tentang data geogarafi.
• Relationship Class
• Menghubungkan obyek dari feature class atau tabel satu dengan obyek pada feature
class atau tabel yang lainnya.
• Topologi

21
• Penetapan aturan yang mengintegrasikan hubungan yang harus ada di antara data
feature
• Raster Dataset
• Kumpulan dari satu atau lebih band dalam suatu data raster.

ArcCatalog adalah salah satu program dari ArcGIS yang bisa digunakan antara lain untuk
menelusuri/mencari data (browsing), mengorganisir (organizing), membagi-bagikan
(distributing) dan mendokumentasikan (documenting) suatu struktur data dalam ArcGIS.
ArcCatalog menyediakan beberapa fungsi antara lain untuk menampilkan (preview),
membuat dokumen dan mengatur data geografis serta membuat geodatabase untuk
menyimpan data spasial dan tabular.
ArcCatalog merupakan sebuah fasilitas untuk mengatur data dalam jumlah besar yang
disimpan tersebar dalam folder data GIS. Tampilan (views) data di dalam ArcCatalog
sangat membantu Anda untuk secara cepat mencari data yang Anda perlukan walaupun
tersimpan dalam sebuah file, personal geodatabase dan ArcSDE geodatabase dalam
jaringan RDBMS.
ArcCatalog bisa digunakan untuk mengatur/mengelola folder dan file-file data ketika
membuat project database di dalam komputer. Juga dapat membuat personal geodatabase
pada komputer dan membuat atau meng-import feature class dan tabel.
ArcCatalog juga bisa membuat, menampilkan dan merevisi metadata, mendokumentasikan
dataset dan juga project yang dibuat.

Salah satu cara membuka program ArcCatalog adalah dari All


Programs>ArcGis>ArcCatalog.

22
Setelah terbuka jendela ArcCatalog adalah sebagai berikut :

c. Cara Koneksi ke Folder


Direktori, removable disk, disk drive lainnya bila belum terbaca di program ArcGis, bisa
dilakukan dengan menggunakan fasilitas “Connect To Folder”. Untuk koneksi ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1). Menggunakan menu utama
• Dari menu File pilih Conect Folder

• Akan muncul kotak dialog sebagai berikut :

23
• Pilih direktori atau folder yang akan dihubungkan, kemudian klik OK, misal direktori E
• Yag tadinya tidak terbaca, direktori E sekarang sudah masuk di ArcCatalog

2). Menggunakan ikon Connect To Folder

• Klik ikon Connect To Folder ( )

• Selanjutnya sama seperti diatas

d. Membuat File data


Untuk pembuatan data vektor dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung
keperluannya.

24
1). Membuat shapefile langsung
Sebelum kita membuat file harus diketahui terlebih dahulu jenis feature dan sistem
koordinatnya. Jenis feature apakah titik, garis atau poligon. Sedangkan sistem
koordinatnya apakah geografis atau UTM. Hal ini harus disesuaikan dengan bahan/sumber
dari data tersebut diambil. Sebagai contoh sumber untuk membuat poligon adalah dari citra
satelit spot 5 yang berkoordinat sistem proyeksi UTM zone 50 S dengan datum WGS
1984. maka shapefile yang dibuat harus disesuaikan dengan sumbernya tersebut

Langkah untuk membuat shapefile adalah sebagai berikut :


• Buka ArcCatalog
• Apabila akan membuat folde baru di direktori D, arahkan kursor ke D kemudian klik
kanan. D klik kanan >New>Folder

25
• Beri nama folder yang sudah dibuat (ganti New folder dengan nama yang diinginkan)

• Arahkan kursor ke folder baru kemudian klik kanan dan pilih New kemudian pilih
Shapefile

• Maka akan terbuka jendela dialog Create New Shapefile

26
• Pada Name tulis nama file, dan pada Feature Type pilih jenis featurnya, misal
Polygon

• Kemudian tentukan koordinat sistemnya dengan mengklik Edit…

27
• Klik Select

• Pada kotak Browse for Coordinate System pilih jenis sistem koodinatnya, sesuai
dengan jenis citra SPOT 5 yang diatas mempunyai sistem koordinatnya adalah pryeksi
UTM. Maka pilih Projected Coordinate System.

• Kemudian pilih UTM

28
• Sedangkan untuk datumnya pilih WGS 1984.

• Sesuai dengan posisi citra SPOT 5 pada gambar diatas, terletak pada zone 50 Selatan,
maka dipilih WGS 1984 UTM Zone 50S.prj. Kemudian klik Add.

29
• Pada kotak dialog Spatial ReferenceProperties dikonfirmasikan sistem koordinat yang
sudah terpilih. Apabila sudah benar klik OK

30
• Pada kotak dialog Create New Shapefile akan muncul konfirmasi dari spesifikasi file
yang dibuat. Apabila sudah cocok klik OK. Maka pembuatan shapefile dalam bentuk
feature poligon dengan sistem koordinat UTM zone 50S dengan dataum WGS 1984
telah selesai dilakukan.

2). Membuat geodatabase


Geodatabase merupakan koleksi dari berbagai bentuk database geografis di dalam ArcGIS
dan dikelola dengan menggunakan management system.
Geodatabase mempunyai format data yang hanya bisa diolah di dalam ArcGIS.
Geodatabase didesain
™ semudah mungkin
™ system penyimpanan yang simple
™ support untuk berbagai macam sistem penyimpanan seperti :
zMultiuser DBMSs-Oracle,Microsoft SQL Server,IBM DB2, dan Informix
zPersonal Geodatabase menggunakan system Microsoft Access
zFile Geodatabase yang bekerja di beberapa system operasi
zGeodatabase XML untuk konversi dengan berbagai macam format data dan
kemampuan interoperability
Geodatabase mendukung lebih dari hanya feature class (data vector), data raster (image),
dan data attribute. Geodatabase juga mendukung beberapa instrumen di dalam pengolahan
GIS, seperti topologi, network, catalog data raster, relationships, dan domains.
Geodatabase terbentuk dengan cara :
„ Pembuatan Geodatabase

31
„ Pembuatan baru Feature Class, Dataset, topologi, dsb
„ Konversi dari berbagai format : coverages, dxf, shp, tiff, imagine, dsb
geodatabase adalah satu solusi canggih (untuk saat ini) dalam hal manajemen data
berkapasitas raksasa. Data tabular dalam geodatabase mungkin sedikit berbeda dengan data
tabel yang diketik menggunakan Microsoft Excel.
Penyimpanan data tabular dan data spasial dalam geodatabase, tentunya akan banyak
memberikan kemudahan, misalnya manajemen tata letak data hingga aspek sekuriti.
Kalau dibayangkan bila satu set data spasial terdiri dari sedikitnya 5 file, yaitu file dbf, sbn,
sbx, shp dan shx. Hilang atau rusaknya salah satu file menyebabkan data spasial yang
bersangkutan menjadi tidak dapat dibuka memasukkan semua data ke dalam suatu
geodatabase akan memudahkan Kita dalam proses transfer dan pemindahan data, transfer
data hanya memindahkan 1 file geodatabase untuk lebih dari 1 data spatial maupun data
lainnya
ArcGIS mampu menangani data spasial dalam geodatabase atau dalam folder sekalipun.
Geodatabase sendiri kurang lebih merupakan suatu wadah untuk mengelola data spasial
sehingga lebih teratur dan mudah diatur . Personal Geodatabase memiliki kapasitas 2
GigaByte. File Geodatabase memiliki kapasitas tak terhingga, atau memiliki limit di
satuan TerraByte
Langkah membuat file geodatabase adalah sebagai berikut
• Buka ArcCatalog kemudian pada folder yang akan dipakai tempat penyimpanan file
geodatabase, lakukan klik kanan

32
• Pilih New>File Geodatabase

• Beri nama file geodatabasenya

• Klik kanan pada file geodatabase, klik New, kemudian pilih Feature Dataset

• Akan terbuka kotak dialog New Feature Dataset

33
• Beri nama kemudian klik next. Dalam penamaan tidak boleh ada spasi diantara kata.

• Pilih sistem koordinat yang akan digunakan

34
• Apabila sistem koordinat sudah ditetapkan klik next

• Apabila tidak ada informasi mengenai sistem koordinat vertikal biarkan saja, kemudian
klik Next

35
• Kemudian klik Finish.

• Untuk menentukan jenis featurnya, lakukan klik kanan pada file dataset

• Pilih New, kemudian klik Feature Class.

36
• Pada kotak dialog New Feature Class, isi Name dengan nama file dari feature class.
Alias diisi dengan nama yang akan ditampilkan pada layer. Sedangkan pada Type
pilih tipe feature nya, misal Polygon Feature.

• Kemudian klik Next

• Klik Next lagi

37
• Untuk menambah field (judul kolom) baru, isi pada baris Field Name yang kosong.
Pada masing-masing field baru tentukan tipe datanya

• Klik Finish

38
e. Membuat poligon baru

Shapefile yang telah dibuat di ArcCatalog, untuk mengisi data vektor dilakukan pada
ArcMap. Untuk itu buka ArcMap dan lakukan tahapan berikut :

™ Klik Add Data ( )

™ Pilih file latihan poligon.shp kemudian klik Add

39
™ Pada toolbar Editor pilih Start Editing

Tampilan toolbar Editor menjadi sebagai berikut :

ƒ Pada Task pilih Create New Feature dan pada target pilih latihan poligon (file yang

akan dibuat poligonnya)

ƒ Untuk membuat poligonnya pilih Sketch tool ( )

ƒ Lakukan pembuatan poligon.

40
™ Setelah selesai lakukan Stop editing

™ Dan pada jendela Save klik Yes

f. Editing poligon

™ Apabila akan dilakukan perbaikan poligon, lakukan hal seperti berikut :

41
ƒ Pada Editor pilih Start Editing

ƒ Klik poligon yang akan diedit. Pada task pilih Reshape Feature, pada Target pilih

latihan poligon (file yang akan diedit) dan alatnya pilih Sketch Tool.

ƒ Mulai dari luar (supaya terjadi overshoot) dan digitasi dengan mengikuti garis sesuai

perbaikan kemudian diakhiri di luar poligon (overshoot).

42
ƒ Apabila telah selesai lakukan klik ganda (F2) sehingga poligon nya menjadi seperti

berikut :

ƒ Lakukan hal yang sama pada bagian lain yang akan diperbaiki.

ƒ Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, setiap selesai satu bagian

pengeditan lakukan Save Edit.

ƒ Setelah selesai seluruh bagian di edit, lakukan stop editing dan klik Yes.

43
1). Apabila akan ditambah poligon baru pada file latihan poligon, dimana sebagian sisi

poligonnya berhimpitan dengan poligon sebelumnya; maka lakukan hal sebagai berikut :

ƒ Pada Editor pilih Start Editing, Pada Task pilih Auto-Complete Polygon, pada Target

pilih latihan poligon. Metoda pembuatan poligonnya pilih Sketch Tool

ƒ Lakukan digitasi

ƒ Selesai mendigitasi batas poligon lakukan klik ganda atau tekan F2

44
ƒ Lakukan hal yang sama untuk membuat poligon-poligon yang lain

ƒ Setelah selesai lakukan Stop Editing kemudian di Save

45
2) Membagi poligon

Misal poligon nomor 1 diatas akan dibagi menjadi beberapa bagian. Caranya adalah

sebagai berikut :

™ Start Editing

™ Pada Task pilih Cut Polygon Features

™ Pada Target pilih File poligon yang akan dibagi (latihan poligon)

™ Klik poligon nomor 1

™ Alat untuk membagi pilih Sketch Tool

™ Bagi poligon (selalu lakukan overshoot setiap pembuatan poligon baru

46
g. Pembuatan Feature Garis

Feature garis biasanya digunakan untuk membuat alur sungai atau anak sungai yang

lebarnya sempit atau jalanan yang tidak lebar. Sedang untuk sungai yang besar dan jalan

raya yang besar dibuat dalam feature poligon.

Cara membuat feature garis adalah sebagai berikut :

™ Klik ikon Add Data

™ Pilih nama file (feature) yang akan dibuat feature garis

™ Sekarang pada layer anda tambahan lagi feature garis

47
™ Pada Editor, klik Start Editing

™ Pada Task, pilih Create New Feature

™ Pada Target, pilih latihan line

™ Dan alat yang digunakan adalah Sketch tool

™ Lakukan digitasi

™ klik ganda untuk mengakhiri digitasi atau tekan F2

™ Apabila akan diakhiri digitasi lakukan stop editing kemudian klik Save.

1). Pembuatan Percabangan Garis

ƒ Pada Editor pilih Start Editing

48
ƒ Pilih Sketch Tool

ƒ Pada task pilih Create New Feature

ƒ Targetnya adalah data vektor latihan line

ƒ Untuk mempaskan pada garis, dekatkan kursor ke awal akan dibuat percabangan garis

kemudian klik kanan. Pilih Snap to Feature, kemudian klik Edge.

ƒ Lanjutkan digitasi sesuai arah yang diinginkan

ƒ Apabila ingin mempaskan lagi ke garis lakukan snapping kembali

ƒ Untuk menghindari hasil pekerjaan tidak tersimpan, lakukan Save Edits setiap saat

ƒ Setelah selesai digitasi lakukan klik ganda (F2) dan Stop Editing.

2). Membuat poligon dari line

49
Area yang dibatasi dari perpotongan garis-garis dapat dibuat feature poligon. Caranya

adalah sebagai berikut :

™ Start Editing untuk membuat line

™ Buat line (lakukan overshoot pada perpotongan)

™ Setelah selesai lakukan save editing.

™ Pada Arctoolbox klik Data Management Tools

™ Klik Feature.

50
™ Klik kanan pada Feature to Polygon, kemudian pilih open.

™ Pada kotak dialog Feature To Polygon, isi seperti berikut :

51
™ Pada Input Feature isikan file feature line yang akan dijadikan poligon

™ Pada Output Feature Class isikan nama file feature poligon

™ Klik OK

™ Setelah ditekan OK akan diproses pembuatatan feature polygonnya.

™ Tekan Close maka pembuatan feature poligon selesai.

52
h. Pembuatan Feature Titik

Untuk membuat feature titik/point, adalah sebagai berikut :

ƒ Tambahkan pada layer file feature titik yang dibuat pada ArcCatalog

ƒ Start Editing

ƒ Digitasi/tempatkan titik-titik yang diinginkan

53
ƒ Apaila sudah selesai digitasi, lakukan stop editing kemudian Save.

1). Pembuatan Feature Titik dari Poligon

Misal dari latihan poligon di bawah ini akan dibuat feature titik; langkahnya adalah sebagai

berikut :

ƒ Pada ArcToolbox, pilih Data Management Tools

54
ƒ Pada Data Management Tools, pilih Feature

ƒ Pada Feature, pilih Feature To Points kemudian klik kanan dan pilih open

55
ƒ Isikan nama file input dan beri nama file autput dari feature titik dan centang pada

inside, agar titik- titik berada di dalam poligon yang bersangkutan.

56
ƒ Klik OK

57
i. Topologi
Topologi merupakan pendefinisian secara matematis yang menerangkan hubungan relatif
antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Konsep dasar dilakukan topologi adalah
agar data tersaji secara benar sesuai aturan, yaitu :
• Obyek menempel (terhubung tidak terputus) dengan obyek tetangga
• Tidak ada duplikasi
• Tidak ada jeda (lompatan obyek)
Feature data topologi adalah :
z Titik (node) : merupakan persimpangan antara dua garis atau lebih, atau awal dan akhir
dari suatu garis dan identitas node
z Garis (chain) : merupakan garis beserta identitas garisnya, di awal dan akhir garis
ditandai oleh node, mendefinisikan poligon di kiri dan kanannya
z Area (polygon) : merupakan area dengan identitas poligon, tersusun dari serangkain
chain yang saling terhubung dengan urutan searah jarum jam
Agar data spasial siap dimanfaatkan untuk kepentingan SIG, maka perlu dilakukan
pembangunan topologi. Pembangunan topologi mencakup pemberian identitas untuk
setiap obyek dan definisi hubungan antara suatu obyek dengan tetangganya. Untuk
memenuhi kriteria konsep topologi, maka pembangunan topologi mempunyai aturan-
aturan yang khas untuik setiap feature data spasial.
Ilustrasi aturan poligon adalah sebagai berikut :

58
Aturan garis adalah sebagai berikut :

59
Aturan titik adalah sebagai berikut :

60
Tabel 1. Contoh aturan topologi
Aturan Deskripsi Pembenahan
Topologi
A. Poligon
1. Must Not Area di dalam satu poligon tidak boleh Subtract,
Overlap bertumpang susun dengan poligon Merge, Create
lainnya.Aturan ini berguna untuk Feature,
menghilangkan adanya luasan yang terhitung 2 aggregate
(dua) kali polygon

2. Must Not Have Tidak boleh ada jeda (gaps) antara poligon yang Create Feature
Gaps bersinggungan. Sehingga batas kedua poligon
tersebut selalu bersinggungan. Aturan ini
berguna untuk mengidentifikasi adanya gaps
yang membuat luasan suatu peta berkurang.
B. Garis
3. Must Not Garis tidak boleh tumpang susun dengan garis Subtract
Overlap lain. Aturan ini untuk menghindari adanya
duplikasi.
4. Must Not Garis tidak boleh bersinggungan dengan garis Split, Subtract
Intersect lain. Aturan ini untuk menghindari adanya over
shoot.
5. Must Not Have Dangles adalah tanda adanya node pada suatu Extend, Trim,
Dangles garis yang tidak bertemu dengan node di garis Snap
yang lain. Aturan ini berguna untuk menguji
adanya suatu garis (polyline) yang tidak
tertutup.
C. Titik
6. Must Be Titik harus berada di batas poligon. Titik ini None
Covered By berguna disaat untuk mendifinisikan batas
Boundary Of poligon sebagai penunjuk batas terluar yang
ditemukan di sepanjang batas poligon
7. Must Be Titik harus berada di dalam area (poligon), Titik Delete
Properly ini berguna disaat menunjukkan hubungan titik
Inside dan poligon, seperti lokasi, dan data atribut
Polygons keduanya.
8. Must Be Titik harus berada di akhir fitur garis. Aturan ini Delete
Covered By hampir sama dengan aturan untuk garis.
Endpoint Of
9. Must Be Titik pada suatu fitur berhubungan dengan fitur None
Covered By garis lainnya. Sebagai contoh titik yang berada
Line di sepanjang jalan (fitur garis)

61
Contoh aturan topologi poligon untuk Must Not Overlap
Pada gambar dibawah ini ada poligon yang overlap. Untuk tujuan tertentu hal ini tidak
diinginkan.

Cara mengecek pada bagian-bagian yang mana saja poligon-poligon tersebut saling
overlap, yaitu sebagai berikut :
• Data vektor yang akan dilakukan topologi tidak boleh ditampilkan pada ArcMap
• Buka ArcCatalog

• Klik pada dataset dimana poligon dibuat, kemudian klik kanan.

62
• Pilih New klik Topology

• Klik Next

• Klik Next

63
• Pada kotak dialog New Topology centang data poligon yang akan ditopologi
Kemudian klik Next

• Karena hanya ada satu yg ditopologi, maka tidak perlu dilakukan perangkingan, klik
Next

64
• Klik Add Rule

• Pada Feature of feature class pilih poligon yang akan di cek. Pada Rule pilih aturan
yang akan digunakan dalam hal ini Must Not Overlap. Klik OK

• Klik Next

65
• Pada kotak dialog diperlihatkan ringkasan dari aturan topologi yang dilakukan. Klik
Finish.
• Topologi akan diproses, setelah selesai akan dilakukan konfirmasi sebagai berikut :

• Apabila akan divalidasi sekarang klik yes, maka pada ArcCatalog akan bertambah file
tipe geodatabase topologi

• Lakukan drag file buat dataset_Topology pada ArcCatalog, dan drop ke ArcMap

66
• Setelah di drop akan ada konfirmasi sebagai berikut :

• Apabila yang akan ditampilkan hanya bagian yang salah (overlap) pilih No.
Sedangkan apabila ingin diikutsertakan dengan feature poligonnya, klik Yes

• Pada kotak akan diperlihatkan sistem koordinat yang dipakai oleh kedua jenis file
tersebut. Klik Close

67
• Yang berwarna lain dari poligon adalah kesalahan yang dilakukan waktu membuat file
data vektor poligon

Contoh cara menghilangkan bagian yang overlap dengan menggunakan fasilitas


Aggregate Polygon adalah sebagai berikut :
• Pada ArcToolbox, klik Data Management Tools>Generalization>Aggregate Polygon

• Klik ganda atau klik kanan pada Aggregate Polygons kemudian pilih open

68
• Pada input feature masukan file yg akan diperbaiki. Pada Output feature Class beri
nama file yang sudah diperbaiki. Isi aggregate distance nya di atas nol

• Klik OK

69
j. Geoprocessing
Geoprocessing merupakan bagian yang esensial apabila kita bekerja dengan ArcGis.
Maksud yang paling mendasar dari geoprocessing adalah memudahkan pekerjaan-
pekerjaan secara otomatis dalam sistem kerja SIG. Hampir semua pekerjaan dalam SIG
adalah berupa pengulangan-pengulangan dan merupakan langkah ganda suatu prosedur
yang disebut workflow (alur kerja), hal ini akan lebih mudah dikerjakan dengan
menggunakan tool-tool geoprocessing yang akan secara atomatis melakukan pekerjaan-
pekerjaan tersebut. Dibawah ini dicontohkan sebagian kecil dari tool-tool yang tersedia
dari fasilitas geoprocessing untuk pengolahan data vektor.
1). Clip
Fasilitas clip digunakan untuk memotong feature dengan feature lain yang memiliki daerah
overlap. Sebagai contoh ada dua feature polygon Bangunan alias Asrama dan Lapangan
alias Tanah kosong dengan bentuk sebagai berikut :

70
Tabel dari asrama adalah :

Tabel dari Tanah kosong adalah :

Cara melakukan clip adalah sebagai berikut :


™ Pada jendela ArcToolbox pilih Analysis Tool>Extract>clip

71
™ Pada Input feature masukan feature poligon yang akan dipotong dan clip feature
masukan feature pemotongannya. Pada Output Feature clas beri nama file dari hasil
pemotongan

™ Klik OK

™ Bentuk tabel setelah proses clip adalah sebagai berikut :

72
2). Erase
Fasilitas Erase digunakan untuk menghapus bagian tertentu dari suatu feature dengan
menggunakan penghapus berupa feature. Caranya adalah sebagai berikut :
™ Pada ArcToolbox pilih Analysis Tools>Overlay>Erase

™ Pada jendela Erase isikan featur yang mau dihapus , feature penghapus dan
penyimpanan hasil

73
™ Klik OK

™ Struktur tabel sama dengan struktur tabel asli (Asrama)

3). Identity
™

74
™ Hasil proses identity adalah sebagai berikut :

™ Dengan atribut table sebagai berikut :

™ Bandingkan dengan tabel asrama dan tanah kosong

75
4). Intersect
™ Arctoolbox>analysis tools>Overlay>intersect
™ Masukkan File feature

™ Hasil mirip dengan Clip

™ Tabel yang dihasilkan

76
Sedangkan hasil Clip :

5). Spatial Join


™ Arctoolbox>analysis tools>Overlay>Spatial Joint

™ Hasilnya

77
™ Struktur Tabel :

6). Simmetrical Difference


™ Arctoolbox>analysis tools>Overlay>Simmetrical Difference

™ Hasilnya :

™ Struktur tabel :

78
7. Union
™ Arctoolbox>analysis tools>Overlay>Union

™ Hasilnya

79
™ Struktur tabel :

8. Update
™ Arctoolbox>analysis tools>Overlay>Update

™ Hasilnya

80
™ Struktur tabel :

9. Split
™ Arctoolbox>analysis tools>Extract>Split

™ Hasilnya

81
™ Struktur tabel :

10). Dissolve
™ Feature yang akan diproses dengan dissolve :

82
™ Dengan bentuk tabel sebagai berikut :

™ ArcToolbox>Data Management Tools>Generalization>Dissolve

™ Hasilnya

83
™ Struktur tabel

k. Transformasi Koordinat

Transformasi koordinat ialah proses pemindahan sistem koordinat kepada sebuah sistem

koordinat yang lain untuk menguraikan ruang yang sama. Koordinat-koordinat baru bagi

image untuk setiap titik adalah sama dengan koordinat-koordinat lama bagi titik asalnya.

Sistem proyeksi adalah sistem perepresentasian permukaan bumi yang tidak beraturan pada

suatu bidang datar dengan metode geometris dan matematis tertentu. Dalam mengolah

data spasial menggunakan ArcGis. Dapat melakukan proyeksi dan transformasi sesuai

dengan sistem yang diinginkan. Sistem proyeksi yang banyak digunakan untuk pemetaan

di Indonesia yaitu : Sistem Proyeksi Geografis dan Traverse Mercator dengan

menggunakan Datum WGS 1984.

84
1). Mendefinisikan sistem proyeksi data feature

ƒ Dalam ArcMap tampilkan file latihan poligon.shp

ƒ Pada Arctoolbox pilih Data Management Tools

ƒ Pada Data management tools pilih Projections And Transpormations

ƒ Pada Projections dan Transpormations pilih Define Projection kemudian diklik

kanan dan pilih Open

85
ƒ Pada jendela dialog Define Projection isikan masukan dataset atau feature class

yang akan didefiniskan proyeksinya.

ƒ Klik OK

Cara lain untuk mendefiniskan proyeksi adalah sebagai berikut :

ƒ Pada data View klik kanan dan pilih Data Frame Properties

86
ƒ Pada jendela dialog Data Frame Properties, tab Coordinate System

ƒ Pada data view sekarang sistem koordinatnya didefinisikan sebagai

WGS_1984_UTM_Zone_50S. Apabila akan diganti menjadi sistem geografi,

maka klik pada Predifened kemudian pilih Geographic Coordinate System

87
ƒ Pilih World

ƒ Pada World pilih WGS 1984 kemudian klik OK

2). Memproyeksikan Data Feature ke Dalam Sistem Proyeksi Lain

88
Suatu sistem koordinat dari sebuah feature atau dataset dapat diubah ke dalam sistem

koordinat lain. Untuk melakukan ini dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut

(misal feature poligon dari file latihan poligon.shp akan diubah dari koordinat UTM

menjadi koordinat Geografi) :

ƒ Pada ArcToolbox, pilih Data management Tools

ƒ Pada Data Management Tools, pilih Projections And Transpormations

ƒ Pada Projection and Transpormation, pilih Project kemudian klik kanan dan klik Open.

ƒ Dari jendela Project , pada kotak input Dataset or Feature Class isi dengan file latihan

poligon.shp. Pada kotak Output Dataset or Feature Class beri nama file setelah

berkoordinat geografis.

89
ƒ Pada Output Coordinate System klik Spasial Reference Properties yang berada di ujung

kotak sebelah kanan ( )

ƒ Klik Select

90
ƒ Klik ganda pada Geographic Coordinate System

ƒ Klik Ganda pada World

ƒ Pilih WGS 1984.prj, kemudian klik Add

91
ƒ Klik OK

ƒ Klik OK, Sampai transpormasi koodinat komplit.

92
ƒ Klik Close.

l. Georeferencing

Georeferencing merupakan suatu proses transformasi koordinat pada data raster dari

koordinat digitizer atau scanner ke koordinat real-world.

1). Georeferencing Dengan Memasukkan Koordinat Yang Diketahui

ƒ Aktifkan Toolbar Georeferencing (pada menu, klik Toolbars kemudian pilih

Georeferencing)

93
ƒ Masukkan data raster yang akan digeoreferencing ke dalam Data View. Toolbar

Georeferncing akan menjadi sebagai berikut :

ƒ Klik View Link Table ( )

ƒ Perbesar (zoom in) areal yang diketahui titik koordinatnya

ƒ Klik Add Control Points Tool ( )

ƒ Klik mouse di atas lokasi yang diketahui koordinatnya di atas layer raster/image untuk

membuat link yang pertama.

94
ƒ Klik kanan dan pilih input X and Y

ƒ Pada kotak dialog Enter Coordinate, isikan koordinat pada titik tersebut kemudian klik

OK

ƒ Lakukan pada titik-titik lain, sehingga seluruhnya minimal mempunyai empat titik

yang di link

ƒ Total RMS Error yang baik adalah di bawah 0.05

ƒ Apabila akan disimpan dengan nama baru pada Toolbar Georeferencing pilih Rectify,

geri nama dan pilih format file yang diinginkan. Klik Save

2). Georeferencing Dengan Membuat Link Antar Layer

95
Misal akan dilakukan Georeferencing dari data raster yang diambil dari Goegle Earth

sebagai tambahan citra (scene lanjutan dari citra satelit yang sudah ada). Caranya adalah

sebagai berikut :

ƒ Tambahkan layer yang akan dijadikan acuan koordinat dan layer raster yang akan

dilakukan proses georeferencing.

ƒ Pada Tabel of content (TOC) klik kanan layer data acuan referensi dan klik Zomm to

layer.

ƒ Dari toolbar Georeferencing, klik/pilih layer raster yang akan diproses georeferencing

ƒ Klik Georeferencing dan klik Fit To Display untuk menempelkan visual raster pada

area display yang sama dengan data acuan referensi.

96
ƒ Data rasteer yang akan di-georeferencing dapat diputar atau digeser-gerse sesuai

keperluan dengan fasilitas rotate, shift atau scale

ƒ Contoh menggunakan Shift untuk menggeser data raster

ƒ Klik Add Control Points tool untuk menambahkan titik kontrol.

97
ƒ Untuk menambah link, klik mouse pada lokasi yang mempunyai karakteristik yang

mudah dikenali, kemudian klik pada target layer (the referenced data) obyek yang sama

pada raster/image tersebut (titik sekutu)

ƒ Tambahkan link secukupnya minimal 4 titik, lebih banyak lebih baik.

ƒ Klik View link table untuk mengevaluasi nilai titik kontrol tersebut.

ƒ Klik Georeferencing dan klik Update Georeferencing untuk menyimpan informasi

transformasi dari suatu raster dataset sekaligus mempertahankan nilai koordinat/posisi

georeferencing yang baru dengan nama layer raster/image yang sama dengan

sumbernya.

ƒ Hasil proses georeferencing bisa disimpan dengan nama baru (Save As) dengan

perintah Rectify pada Georeferencing toolbar.

98
ƒ Klik Save

m. Display Data Melalui ArcCatalog

ƒ Buka ArcCatalog (Start >All Programs >ArcGis >ArcCatalog

99
ƒ Disebelah kiri panel ArcCatalog pilih folder tempat data disimpan, pada tab Contents,

di panel sebelah kanan aplikasi ArcCatalog akan ditampilkan sekumpulan dataset yang

tersimpan pada folder tersebut

ƒ Buka aplikasi ArcMap, atur tampilan ArcMap dan ArcCatalog sehingga bisa terlihat

secara simultan.

ArcCatalog berfungsi sebagai aplikasi untuk mengeksplore berbagai macam sumber

data yang berbeda. Sedangkan ArcMap berfungsi sebagai aplikasi untuk menyajikan

peta, editing, dan melakukan analisis. Lakukan drag dan drop data dengan

menggunakan mouse dari ArcCatalog ke ArcMap.

ƒ Pada tab contents di ArcCatalog pilih data yang akan dimasukkan ke ArcMap

ƒ Drag dan drop dari ArcCatalog ke ArcMap

100
n. Penambahan Data Dengan Menggunakan Ikon Add Data

ƒ Pada data View ArcMap klik ikon Add Data ( )

ƒ Pilih file data yang akan ditampilkan, kemudian klik Add

101
o. Penambahan Layer (Data) dengan Tabel Of Contents

ƒ Pada Tabel of Contents, klik kanan di layer kemudian pilih Add Data

ƒ Pada kotak dialog Add Data pilih file yang akan ditampilkan

ƒ Kemudian klik Add

102
p. Klasifikasi dan Simbolisasi Data Spasial

Layer Latihan Poligon nampak menggunakan simbol warna tunggal secara default.

Apabila ingin disajikan data latihan poligon dengan menggunakan simbol banyak warna,

lakukan dengan cara sebagai berikut :

1). Mengisi keterangan dari masing-masing field/nama kolom yang sudah dibuat (apabila

pada setiap hasil digitasi belum dilakukan) dengan cara berikut :

ƒ Klik kanan Layer Latihan poligon dan pilih Open Attribute Table

ƒ Pada Editor, klik Start Editing

103
ƒ Isikan kolom-kolom kosong sesuai kriteria masing-masing poligon

ƒ Lakukan Stop Editing, kemudian disimpan.

2). Simbolisasi

ƒ Klik ganda pada layer Latihan poligon. Apabila belum terpilih Simbologi, klik tab

Symbology.

104
ƒ Pada panel sebelah kiri, klik Catagories, kemudian pilih Unique Value.

ƒ Pada Value Field pilih yang akan dijadikan patokan untuk perbedaan warna (apakah

berdasarkan ID, Kode, atau Keterangan)

ƒ Klik Add All Value untuk menampilkan semua perbedaan warna sesuai jumlah

perbedaan yang terdapat pada kolom kode pada tabel.

ƒ Klik OK

105
3). Label Feature

Penyajian peta belum komplit tanpa menambahkan label didalamnya. Untuk membuat

label lakukan sebagai berikut :

ƒ Pada kotak dialog Layer Properties , klik tab Label.

ƒ Tandai kotak pilihan Label feature in this layer.

ƒ Pada kotak Label Field, pilih label yang diinginkan, misal keterangan.

ƒ Atur font dan style label sesuai kaidah kartografi

ƒ Klik tombol OK

106
q. Pembuatan File Proyek

Pekerjaan dengan Arcgis biasanya tidak langsung jadi; pekerjaan dilanjutkan pada lain

waktu. Agar supaya tidak diulang-ulang membuka file yang belum diselesaikan, maka

perlu dilakukan penyimpanan hasil pekerjaan kita.

Misal ada data dengan dua data frame; data frame pertama berisi data vektor yang akan

dijadikan peta utama dan data kedua mengenai peta situasi dimana posisi lokasi dari peta

utama.

1). Menampilkan Data Frame pada Data View

107
Pada gambar di atas terdapat dua data frame. Untuk mengaktifkan frame yang pertama

lakukan langkah sebagai berikut :

ƒ Klik data frame yang akan diaktifkan.

ƒ Klik kanan pada data frame tersebut dan pilih Activate.

ƒ Maka pada data view akan telihat data frame yang diaktifkan.

2). Menyimpan Proyek

Untuk menyimpan proyek lakukan langkah sebagai berikut :

ƒ Klik menu File

ƒ Pilih Save atau Save As, maka akan terbuka jendela :

108
ƒ Pada kotak Save in, pilih tempat file proyek akan disimpan

ƒ Pada kotak file name, beri nama file proyek

ƒ Pada kotak Save as type pilih ArcMap Document

ƒ Klik Save

ƒ Ektensi file proyek akan berupa .mxd

Untuk membuka kembali file proyek yang sudah tersimpan, apabila aplikasi ArcGis 9.2

sudah tertutup lakukan hal sebagai berikut :

ƒ Buka program

ƒ Pada saat pertama terbuka akan terdapat konfirmasi file proyek yang akan dibuka

ƒ Pilih File proyek yang akan dibuka, kemudian klik OK

ƒ Akan terbuka pada data view hasil pekerjaan pada proyek tersebut (hasil terakhir di

Save).

109
r. Pengaturan Ukuran Kertas Dalam Layout

Tata letak/layout secara kartografis merupakan seni terhadap setiap pembuatan peta sesuai

dengan jenis dan tema peta. Elemen-elemen peta dapat dituangkan dalam berbagai ukuran

kertas dan orientasi kertas (potrait dan landscape). Pemilihan bentuk dan ukuran kertas

sangat penting dalam pembuatan layout, sehingga harus dilakukan pertama sebelum

memasukkan elemen peta.

Ukuran dan orientasi kertas dapat diatur dengan memilih menu File, kemudian pilih Page

And Print Setup. Pengaturan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :

1). Pengaturan sesuai dengan jenis printer yang terinstall.

ƒ Pada menu File, pilih Page and Print Setup

110
ƒ Pada Orientation beri tanda pada Potrait (apabila diinginkan ukuran kertas memanjang

vertikal) atau beri tanda pada Landscape (bila diinginkan memanjang ke samping)

ƒ Apabila diinginkan ukuran layout peta sesuai ukuran yang ada pada printer yang

terinstall, beri cek mark pada Use Printer Paper Settings.

ƒ Klik OK

2). Pengaturan ukuran kertas standar size

Pengaturan dapat dilakukan pada kolom Map Page Size, yaitu dengan tidak memberi cek

mark pada kotak Use Printer Paper Settings. Pengaturan ini dapat menyesuaikan Standar

Size dan orientasi kertas sesuai yang diinginkan.

111
s. Menambahkan Elemen Peta Pada Layout

1). Judul Peta

Untuk membuat judul peta lakukan hal berikut :

ƒ Pada menu Insert, pilih Title

ƒ Pada kotak Text, ketik judul peta, atur jenis huruf, ukuran dll dengan mengklik Change

symbol.

ƒ Klik OK kemudian Klik Ok lagi

2). Skala Dalam Layout

Untuk Membuat skala peta pada layout dapat dibuat dengan langkah berikut :

112
ƒ Klik view peta utama yang akan ditentukan skalanya

ƒ Pada kotak Map Scale ketik langsung angka skala yang diinginkan

ƒ Tekan Enter

ƒ Lakukan hal yang sama pada view peta situasi, tentu dengan skala yang lebih kecil,

misal 1 : 2000000

113
3). Membuat Grid

Pembuatan sistem koordinat dapat dibuat setelah ditentukan skala petanya. Cara membuat

peta dengan dua sistem koordinat (koordinat geografi dan UTM) adalah sebagai berikut :

ƒ Klik Data View peta utama, kemudian klik kanan dan pilih properties

ƒ Pada Frame Properties pilih tab Grid

ƒ Pilih New Grid

ƒ Pilih Graticule, kemudian Grid diberi nama ”Grid Geografi” pada pilihan Grid Name

ƒ Klik Next

114
ƒ Pada kotak dialog Create a graticule, tandai Graticule and labels (untuk memunculkan

garis pada grid)

ƒ Pada Interval isi angka interval garis grid (disesuaikan dengan skala); misal 30 detik

untuk paralel dan meridiannya.

ƒ Klik Next

ƒ Untuk merubah huruf, pada labeling klik kotak text style

ƒ Pilih Warna, jenis dan ukuran huruf yang diinginkan, kemudian klik OK

115
ƒ Klik Next kemudian klik finish

ƒ Maka pada kotak Grid akan terisi Grid Geografi dengan karakteristik sesuaikan yang

telah ditetapkan

ƒ Untuk melihat hasil gridnya klik Apply

116
ƒ Apabila interval garis ini akan diganti (interval 30 detik terlalu rapat), ubah dengan

mengklik Properties dan pilih tab Interval.

ƒ Ganti interval 30 detik menjadi 2 menit

117
ƒ Klik Ok, kemudian pada Data Frame Properties klik lagi Apply. Lihat interval grid

yang terjadi; Apakah sudah terlihat bagus.

ƒ Untuk menambah Grid UTM pada data view yang sama, klik lagi New Grid

ƒ Pilih Measure Grid dan beri nama Grid UTM

ƒ Klik Next, pada Appearance pilih Tick marks and Labels. Tentukan intervalnya.

Misal X Axis 5000 m dan Y Axis 5000 m.

118
ƒ Klik Next, Apabila ingin diubah hurufnya klik Text Style

ƒ Klik Next, kemudian Finish

ƒ Untuk melihat hasilnya klik Apply

ƒ Untuk memformat angka/huruf pada Grid UTM, klik Properties

ƒ Pada kotak format pilih Corner Label, kemudian klik Additional Properties

ƒ Ganti Number of principal digitnya menjadi 0 dan Number of base diggitnya juga

menjadi 0.

119
ƒ Pada String ganti Easting Suffik menjadi T untuk Timur dan Northing suffiknya

menjadi U untuk Utara

ƒ Klik OK 2 X

ƒ Pada Data Frame Properties Klik Apply untuk melihat hasilnya sementara.

ƒ Apabila setuju dengan bentuk yang disajikan klik OK

ƒ Untuk data view peta situasi lakukan hal yang sama seperti membuat grid geografis,

dengan sekala yang lebih kecil, misal 1 : 2.000.000.

120
4). Menambah Orientasi

Orientasi adalah petunjuk arah mata angin yang terdapat pada peta. Langkah langkah

untuk membuat arah utara adalah sebagai berikut :

ƒ Pada menu Insert, pilih North Arrow

ƒ Pilih jenis simbol arah utara

ƒ Klik OK

ƒ Geser/tempatkan sesuai pada tempat yang diinginkan

ƒ Beri hutuf U, Kemudian digroupkan

121
5). Menambah Skala Grafis

Skala merupakan perbandingan antara bentuk atau jarak yang ada di peta atau sketsa

dengan bentuk aslinya di lapangan. Skala yang bisa disajikan pada layout ArcGis ini ada

dua, yaitu skala grafis dan skala teks. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

ƒ Pada menu Insert, pilih Scale Bar

ƒ Pilih bentuk skala yang diinginkan, Kemudian klik properties

122
ƒ Ubah pada jendela Scale Bar sesuai yang diinginkan, misal Division units nya diganti

jadi kilometers, dan labelmua menjadi km

ƒ Klik OK, 2 X

t. Pengolahan Citra

Citra satelit yang dibeli perlu dikoreksi. Karena antara satu lembar (scene) citra yang satu

dengan scene berikutnya tidak tepat posisinya karena faktor satelit atau media atmosfer

yang dilalui oleh gelombang yang dipancarkan satelit. Untuk itu perlu dilakukan koreksi

terhadap citra.

Pada gambar dibawah ini diperlihatkan dari 3 scene citra satelit yang sepintas terlihat

bersambungan dengan benar.

123
Tetapi apabila kita perbesar akan terlihat ketidaktepatan sambungan antara dua citra yang

berbatasan.

1). Mengatur Komposisi Band

Citra satelit terdiri dari beberapa band. Untuk menghasilkan warna tertentu (citra

komposit) harus menggabungkan tiga band (RGB). Sebagai contoh:

ƒ Citra Spot 4 terdiri dari 4 band untuk menghasilkan warna natural didapat dari

menggabungkan band 4 1 3.

ƒ Citra Landsat7 terdiri dari 8 band, untuk RGB warna asli dihasilkan dari gabungan

band 5 4 2

1a). Cara menampilkan Citra komposit dengan warna asli dari Citra SPOT-4

Spot 4 yang akan ditampilkan citra kompositnya disini sudah berupa satu file yang terdiri

dari 4 band. Langkah untuk menampilkan citra warna asli adalah sebagai berikut :

ƒ Buka ArcMap

ƒ Tambahkan salah satu data citra SPOT-4

124
ƒ Citra spot diatas belum ditampilkan warna aslinya di lapangan.

ƒ Klik ganda layer citra atau klik kanan kemudian pilih Properties, maka akan tampil

kotak dialog seperti berikut (pada tab Symbologi):

ƒ Pada Show : pilih RGB Composite

ƒ Pada Chanel Red pilih Band 4; Green : 1 dan Blue : 3

125
ƒ Klik Apply untuk melihat hasilnya

ƒ Apabila latar hitam dari citra ingin dihilangkan, tandai Display Background

Value:(R,G,B)

126
ƒ Klik OK

1b). Citra Landsat-7

Menampilkan citra komposit/RGB dari file citra landsat adalah sebagai berikut :

ƒ Tambahkan layer Citra Landsat pada Arcmap

127
ƒ Klik ganda pada layer citra

ƒ Pada gambar diatas terlihat bahwa pembuat citra komposit memasukkan 6 band,

dimana untuk warna natural ada pada band Red layer, Green layer, dan Blue layer

ƒ Ganti Channel Red dengan Red layer, Green dengan Green layer, dan Blue dengan

Blue layer.

128
ƒ Klik OK

2). Membuat Citra komposit

File citra satelit yang dibeli, masing-masing bandnay terpisah berupa file-file. Sebagai

contoh adalah file Citra satelit Landsat 7, dimana file-file masing-masing bandnya adalah

sebagai berikut :

(1) BAND1_FILE_NAME = "L71113065_06520020804_B10.TIF"

(2) BAND2_FILE_NAME = "L71113065_06520020804_B20.TIF"

(3) BAND3_FILE_NAME = "L71113065_06520020804_B30.TIF"

129
(4) BAND4_FILE_NAME = "L71113065_06520020804_B40.TIF"

(5) BAND5_FILE_NAME = "L71113065_06520020804_B50.TIF"

(6) BAND61_FILE_NAME = "L71113065_06520020804_B61.TIF"

(7) BAND62_FILE_NAME = "L72113065_06520020804_B62.TIF"

(8) BAND7_FILE_NAME = "L72113065_06520020804_B70.TIF"

(9) BAND8_FILE_NAME = "L72113065_06520020804_B80.TIF"

Untuk membuat citra komposit/RGBnya adalah sebagai berikut :

ƒ Buka ArcMap

ƒ Pada ArcToolbox, pilih Data Management Tools

ƒ Pada Data Management Tools, pilih Raster

130
ƒ Pada Raster, pilih Composite Bands

ƒ Klik ganda atau Klik kanan pada Composite Band kemudian pilih open

131
ƒ Masukkan file-file band tunggal, dimana untuk mendapatkan citra komposit RGB

dengan warna natural band yang dimasukkan adalah 5 4 2. Caranya pada Input

Rasters masukan Band 5, 4 dan 2

ƒ Pada Output Raster, Tentukan folder tempat file komposit RGB disimpan dan beri

nama filenya. Nama file cantumkan dengan ektensinya, misal .img, .tif., .jpg, .bmp,

.png

132
ƒ Klik OK, maka pembuatan citra komposit RGB akan diproses. Setelah selesai akan

lansung dimasukkan dalam jendela Arcmap dengan nama layer raster Selayar.

ƒ Pada gambar masih belum menunjukkan warna aslinya. Klik ganda layer raster

133
ƒ Pada Stretch, terlihat Typenya adalah Standar Deviation, ganti menjadi None

ƒ Klik OK

134
u. Menggeser Citra

Koreksi pada citra pada program Arcgis 9.2 ini dapat dilakukan dengan menggunakan

fasilitas Georeferencing. Caranya adalah sebagai berikut :

ƒ Tambahkan layer yang akan dijadikan acuan koordinat dan layer raster yang akan

dilakukan proses georeferencing.

Raster acuan

Raster yg akan
digeoreferencing

ƒ Pada table of content (TOC) klik kanan target layer (raster data acuan referenci) dan

klik zoom to layer

135
ƒ Dari georeferencing toolbar, klik pilih layer raster yang akan diproses georeference.

ƒ Klik georeferencing dan klik fit to display untuk menempatkan visual raster pada area

display yang sama dengan target layer

ƒ posisi raster yang akan di georeference dapat digeser, diputar atau diperbesar sesuai

dengan keperluan dengan menggunakan Shift, rotate, dan scale tools.

ƒ Klik kontrol point tool untuk menambahkan titik kontrol

136
ƒ Tetapkan titik di raster yang akan diproses, dimana titik tersebut juga terdapat pada

layer referensi

ƒ Klik pada titik/tempat yang sama dengan raster referensi

ƒ Tambahkan link secukupnya, minimal 4 titik, lebih banyak lebih baik

137
ƒ Klik View Link Table untuk mengevaluasi nilai titik kontrol tersebut. Rektifikasi yang

baik nilai Total RMS Error diusahakan sekecil mungkin (lebih kecil dari 0.05).

ƒ Apabila pada Georeferencing di klik Update Georeferensing, maka hasil rektifikasi

akan tersimpan dengan nama asal dengan mempertahankan nilai koordinat/posisi

georeferencing yang baru.

ƒ Hasil proses georeferencing bisa disimpan dengan nama baru, dengan perintah Rectify

pada toolbar Georeferencing.

138
ƒ Pilih Output Location, yaitu folder tempat citra hasil rektifikasi akan disimpan, pada

Name, beri nama citra hasil rektifikasi, sertakan nama ektensinya. Tentukan format

yang diinginkan.

ƒ Klik Save

v. Mosaik Citra

Mosaik citra adalah proses menggabungkan/menempelkan dua atau lebih citra yang

tumpang tindih (overlapping) sehingga menghasilkan citra yang representatif dan kontinu.

Citra yang digabung adalah citra-citra yang sudah dilakukan koreksi. Caranya adalah

sebagai berikut :

ƒ Pada Arctoolbox, pilih Data Management Tools

139
ƒ Pada Raster, pilih Mosaic to New Raster

ƒ Klik ganda Mosaic To New Raster

ƒ Pada kotak dialog Input Raster, masukkan file-file citra yang akan digabung. Jumlah

band setiap file citra yang akan digabung harus sama.

140
ƒ Pada Output Location, Isi dengan tempat folder file mosaic akan disimpan

ƒ Pada Raster dataset name with extension, tulis nama file gabungan sekaligus dengan

ektensinya. Pada number of bands isikan dengan jumlah band; pada mosaic method

pilih MAXIMUM dan pada Mosaic Colormap Mode, pilih MATCH.

141
ƒ Klik OK, tunggu proses penggabungan selesai yang ditandai layer gabungan citra

masuk pada TOC

w. Pemotongan Citra

Pemotongan Citra dilakukan guna memperkecil daerah yang dikaji sesuai dengan area of

interest. Pemotongan citra dapat dilakukan sesuai dengan bentuk poligon yang diinginkan,

sebagai contoh batas kaupaten atau batas kecamatan atau bentuk poligon lainnya.

142
Pemotongan citra sesuai dengan bentuk poligon dilakukan dengan menggunakan fasilitas

yanga disediakan oleh ektensi Hawths Analysis Tools for ArcGis9.

1). Cara menginstall

ƒ Klik ganda file kompresi Hawths

ƒ Klik ganda file aplikasi htools_setup.exe

ƒ Klik next pada jendela Hawths Tools Installation

ƒ Klik Install

ƒ Pada ArcMap, klik menu Tools dan pilih Customize

143
ƒ Klik Add from file

ƒ Cari file HawthsTools3.dll (berada di C:/Programfile/HawthsTool

ƒ Klik Open

ƒ HawthsTools akan masuk di kumpulan Toolbar, dengan bentuk toolbar :

2). Cara Memotong Citra

144
Syarat agar citra dapat dipotong oleh poligon adalah file citra dengan file vektor poligon

harus mempunyai koordinat yang sama. Sebagai contoh pada gambar di bawah, walaupun

citra dan poligon menumpuk, karena pada sistem koordinatnya menggunakan UTM.

Tetapi pada layer data vektornya adalah merupakan koordinat geografis.

Jadi data vektor Kec_towuti.shp harus diubah menjadi koordinat UTM, dengan cara

sebagai berikut :

ƒ Pada ArcToolbox, pilih Projections and Transformation

145
ƒ Kemudian pilih Feature

ƒ Pada Feature, klik ganda Project

146
ƒ Masukan data vektor yang akan diubah menjadi UTM pada Input Dataset or Feature

Class

ƒ Pada Output Dataset or Feature Class, beri nama file outputnya.

ƒ Isikan zone UTM dari data vektor tersebut

ƒ Klik OK

Cara memotong Citranya adalah sebagai berikut :

ƒ Pada ArcMap, Tambahkan data layer data Citra yang akan dipotong dan layer

poligon untuk memotongnya

ƒ Buka toolbar Hawths tool

147
ƒ Klik HawthsTools, kemudian klik lagi Raster Tools, Pilih Clip Raster By Polygons.

ƒ Pada kotak dialog jendela Clip Raster By Polygons:

™ Pada Polygon layer, masukkan data vektor poligon

™ Pada Unique ID Field, masukkan ID dari data vektor

™ Pada Select raster layer to clip, tandai data citra yang akan dipotong

ƒ Pada Output folder, pilih folder tempat hasil pemotongan citra disimpan

148
ƒ Klik Add

ƒ Klik OK, Tunggu sampai proses pemotongan selesai.

ƒ Data raster citra yang terpotong akan tersimpan di folder baru yang dibentuk di dalam

folder potong citra, yaitu akan membentuk nama folder yang sama dengan nama citra

(folder Luwu_gabung-1)

ƒ Dalam folder tersebut akan terbentuk 4 data raster diantaranya satu data adalah data

raster komposit RGB (raster yang pertama)

149
x. Klasifikasi Visual Citra

Klasfikasi/Interpretasi citra bertujuan untuk pengelompokkan atau membuat segmentasi mengenai

kenampakan-kenampakan yang homogen. Klasifikasi yang akan dijelaskan dibawah ini adalah

klasifikasi visual, dimana pengenalan penutup/penggunaan lahan sampai pada tahap fungsi dari lahan

tersebut (misal, sawah, ladang/tegalan, kebun campur, hutan, dll) yang kemudian dilakukan

pendeleniasian (pemberian batas antara penutup/penggunaan lahan yang berbeda) langsung pada

monitor komputer (digitation on screen).

Untuk dapat melakukan interpretasi, penafsir memerlukan unsur-unsur pengenal pada obyek

atau gejala yang terekam pada citra. Unsur-unsur pengenal ini secara individual maupun secara

kolektif mampu membimbing penafsir ke arah pengenalan yang benar. Unsur-unsur ini disebut

unsur-unsur interpretasi, dan bayangan, tekstur, pola, situs, dan asosiasi.

Rona (tone) mengacu pada kecerahan relatif obyek pada citra. Rona biasanya dinyatakan

dalam derajat keabuan meliputi 8 (delapan) hal, yaitu rona/warna, bentuk, ukuran, (grey scale),

misalnya hitam/sangat gelap, agak gelap, cerah, sangat cerah/putih. Apabila citra yang

digunakan itu berwarna, maka unsur interpretasi yang digunakan ialah warna (color),

150
meskipun penyebutannya masih terkombinasi dengan rona, misalnya merah, hijau, coklat

kekuningan, biru kehijauan agak gelap, dan sebagainya.

Bentuk (shape) sebagai unsur interpretasi mengacu ke bentuk secara umum, konfigurasi, atau

garis besar wujud obyek secara individual. Bentuk beberapa obyek kadang-kadang begitu

berbeda daripada yang lain, sehingga obyek tersebut dapat dikenali semata-mata dari unsur

bentuknya saja.

Ukuran (size) obyek pada foto harus dipertimbangkan dalam konteks skala yang ada.

Penyebutan ukuran juga tidak selalu dapat dilakukan untuk semua jenis obyek.

Pola (pattern) terkait dengan susunan keruangan obyek. Pola biasanya terkait pula dengan

adanya pengulangan bentuk umum suatu atau sekelompok obyek dalam ruang. Istilah-istilah

yang digunakan untuk menyatakan pola misalnya adalah teratur, tidak teratur, kurang teratur,

kadang-kadang pula perlu digunakan istilah yang lebih ekspresif, misalnya melingkar,

memanjang terputus-putus, konsentris dan sebagainya.

Bayangan (shadow) sangat penting bagi penafsir karena, dapat memberikan dua macam efek

yang berlawanan. Pertama bayangan mampu menegaskan bentuk obyek pada citra, karena

outline obyek menjadi lebih tajam/jelas, begitu pula kesan ketinggiannnya. Kedua bayangan

justru kurang memberikan pantulan obyek ke sensor, sehingga obyek yang teramati menjadi

tidak jelas.

Tekstur (texture) merupakan ukuran frekuensi perubahan rona pada gambar obyek. Tekstur

dapat dihasilkan oleh agregasi /pengelompokan satuan kenampakan pohon dan bayangannya,

gerombolan satwa liar di bebatuan yang terserak diatas permukaaan tanah. Kesan tekstur juga

bersifat relatif, tergantung pada skala dan resolusi citra yang digunakan.

Situs (site) atau letak merupakan penjelasan tentang lokasi obyek relatif terhadap obyek atau

kenampakan lain yang lebih mudah untuk dikenali, dan dipandang dapat dijadikan dasar untuk

identifikasi obyek yang dikaji. Obyek dengan rona cerah, berbentuk silinder, ada bayangannya,

151
dan tersusun dalam pola yang teratur dapat dikenali sebagai kilang minyak, apabila terletak

didekat perairan pantai.

Asosiasi (assosiation) merupakan unsur yang memperhatikan keterkaitan antara suatu obyek

atau fenomena dengan obyek atau fenomena lain, yang digunakan sebagai dasar untuk

mengenali obyek yang dikaji.

Perlu diperhatikan bahwa dalam mengenali obyek, tidak semua unsur perlu digunakan secara

bersama-sama. Ada beberapa jenis fenomena atau obyek yang langsung dapat dikenali hanya

berdasarkan satu jenis unsur interpretasi saja. Ada pula yang membutuhkan keseluruhan unsur

tersebut. Ada kecenderungan pengenalan obyek penutup/penggunaan lahan pada citra

membutuhkan lebih banyak unsur interpretasi seperti pada diskripsi.

Kelas Penutupan Lahan

Kelas Simbol Keterangan


/Kode
Hutan lahan Hp/2001 Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah,
kering primer perbukitan dan pegunungan yang belum
menampakkan penebangan, termasuk vegetasi
rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif
Hutan lahan Hs/2002 Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah,
kering sekunder perbukitan dan pegunungan yang telah
menampakkan bekas penebangan (kenampakan
alur pemba-lakan dan bercak bekas
penebangan). Bekas penebangan yang parah
tetapi tidak termasuk areal HTI, perkebunan
atau pertanian dimasukkan dalam lahan terbuka.
Hutan rawa Hrp/2005 Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa-
primer rawa, termasuk rawa gambut yang belum
menampakkan tanda penebangan
Hutan rawa Hrs/20051 Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa-
sekunder rawa yang telah menam-pakkan bekas

152
penebangan. Bekas penebangan yang parah jika
tidak mem-perlihatkan liputan air digolongkan
tanah terbuka, sedangkan jika memperlihatkan
liputan air digolongkan menjadi tubuh air
(rawa)
Hutan mangrove Hmp/2004 Hutan bakau, nipah nibung yang berada di
primer sekitar pantai yang belum ditebang. Pada
beberapa kondisi hutan mangrove berada di
pedalaman.
Hutan mangrove Hms/20041 Hutan bakau, nipah dan nibung yang telah
sekunder mengalami penebangan yang ditampakkan oleh
pola alur di dalamnya. Khusus untuk areal
bekas tebangan yang telah dijadikan
tambak/sawah (tampak pola persegi/pematang)
dimasukkan ke dalam kelas tambak/sawah
Semak belukar B/2007 Kawasan bekas hutan lahan kering yang telah
tumbuh kembali, didominasi vegetasi rendah
dan tidak menampakkan lagi bekas alur/ bercak
penebangan
Semak belukar Br/20071 Semak belukar dari bekas hutan di daerah bekas
rawa rawa
Rumput S/3000 Kenampakan non hutan alami berupa padang
rumput dengan sedikit pohon. (Kenampakan
semacam ini terdapat di sekitar Nusa Tenggara
Timur dan Pantai Selatan Papua)
Hutan tanaman Ht/2006 Seluruh kawasan hutan tanaman baik yang
sudah ditanami maupun yang belum (masih
berupa lahan kosong). Identifikasi lokasi dapat
diperoleh pada Peta Persebaran HTI
Perkebunan Pk/2010 Seluruh kawasan perkebunan, baik yang sudah
ditanami maupun yang belum (masih berupa
lahan kosong). Identifikasi dapat diperoleh pada

153
Peta Persebaran Perkebunan (Perkebunan
Besar). Lokasi perkebunan rakyat mungkin
tidak termasuk dalam peta tersebut sehingga
memerlukan informasi lain.
Pertanian lahan Pt/20091 Semua aktivitas pertanian di lahan kering
kering seperti tegalan, kebun campuran dan ladang
Pertanian lahan Pc/20092 Semua aktivitas pertanian di lahan kering,
kering bercampur berselang-seling dengan semak, belukar dan
semak hutan bekas tebangan
Transmigrasi Tr/20093 Seluruh kawasan baik yang sudah diusahakan
maupun yang belum, termasuk areal pertanian,
perladangan dan permukiman yang berada di
dalamnya
Sawah Sw/20093 Seluruh aktivitas pertanian lahan basah yang
dicirikan oleh pola pematang, kecuali tambak
dan tambak garam.
Tambak Tm/20094 Aktivitas pertambakan ikan di sekitar pantai
yang ditandai dengan kenampakan pola
pematang, termasuk tambak garam

Tanah Terbuka T/2014 Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa


vegetasi (singkapan batuan puncak gunung,
kawah vulkan, gosong pasir dan pasir pantai),
tanah terbuka bekas kebakaran dan tanah
terbuka yang ditumbuhi rumput/alang-alang.
Kenampakan tanah terbuka untuk
pertambangan dimasukkan ke kelas
pertambangan, sedangkan lahan terbuka bekas
land clearing dimasukkan ke kelas pertanian,
perkebunan atau hutan tanaman.
Pertambangan Tb/20141 Tanah terbuka yang digunakan untuk kegiatan
pertambangan terbuka (open pit – seperti:

154
batubara, timah, tembaga dll.). Tambang
tertutup seperti minyak, gas dll. tidak
dikelaskan tersendiri, terkecuali mempunyai
areal luas sehingga dapat dibedakan dengan
jelas pada citra
Permukiman Pm/2012 Kawasan permukiman baik perkotaan,
perdesaan, pelabuhan, bandara, industri dll.
yang memperlihatkan pola alur jalan yang rapat
Tubuh air A/5001 Semua kenampakan perairan, termasuk laut,
sungai, danau, waduk, terumbu karang dan
lamun (lumpur pantai). Khusus kenampakan
tambak di tepi pantai dimasukkan ke kelas
tambak.
Rawa Rw/50011 Kenampakan rawa yang tidak tertutupi liputan
hutan lagi
Awan Aw/2500 Semua kenampakan awan yang menutupi suatu
kawasan. Jika terdapat awan tipis yang masih
memperlihatkan kenampakan di bawahnya dan
masih memungkinkan untuk ditafsir, penafsiran
tetap dilakukan. Poligon terkecil yang tetap
didelineasi untuk kelas awan adalah luasan 2 x
2 cm2

Contoh Interpretasi citra :

1). Hutan Lahan kering Primer

155
Daerah karst Dataran rendah

2). Hutan Lahan Kering sekunder

3). Hutan Rawa

156
4). Hutan Mangrove

5). Hutan Tanaman

Hutan tanaman (akasia) muda


Hutan tanaman (akasia) tua

6). Semak belukar

157
7). Semak belukar rawa

8). Perkebunan

Karet Tua

Karet Muda

158
Kelapa
Tebu

Sawit Muda Sawit Tua

9). Padang Rumput

10). Pertanian Lahan Kering

11). Sawah

159
12). Tambak

13). Areal Transmigrasi

14). Pemukiman

160
15). Lahan Tebuka

16). Pertambangan

17). Rawa

161
18). Tubuh Air

19). Awan

y. Digitasi Penutupan Lahan


Secara umum digitasi dapat diartikan sebagai suatu proses sampling pemindahan, atau
pengkonversian data spasial (unsur-unsur geografis permukaan bumi) yang tergambar di

162
atas lembaran peta yang dilakukan secara manual ke dalam format digital dengan model
data vektor. Digitasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses penggambaran ulang sebuah
manuskrip, sketsa, diagram atau peta garis dengan menggunakan peralatan elektronik yang
berbasiskan komputer. Kegiatan digitasi merupakan suatu proses untuk dapat
menghasilkan data spasial digital vektor dari data raster. Data spasial vektor sangat
diperlukan untuk mendukung program-program inventarisasi sumberdaya alam,
perhubungan, dam komunikasi, dan aplikasi-aplikasi data base lain yang memerlukan
repsentase skala besar yang menyangkut batas-batas administrasi, kepemilikan tanah.
Dengan demikian digitasi merupakan proses penting yang harus dilakukan.
Untuk memulai digitasi harus dibuat sebuah layer baru, disamping layer yang sudah ada
berisi data peta dasar. Layer baru ini akan diisi dengan data digitasi yang didasarkan pada
peta dasar pada layer yang lain. Hasil digitasi akan berada pada sebuah layer lain. Dan
hal dapat diumpamakan bahwa tempat digitasi adalah sebuah plastik transparansi yang
berada di atas peta dasar.
Dalam melakukan digitasi hendaknya masing-masing layer diisi dengan tipe layer yang
sejenis. Misalnya layer yang akan berisi jaringan jalan jangan dicampur dengan digitasi
tipe jaringan sungai. Kesalahan lokasi penyimpanan hasil digitasi akan menyebabkan
kerancuan dalam pengolahan data selanjutnya.
Proses Digitasi
a). Pembuatan Geodatabase
™ Buka ArcCatalog
™ Buat folder baru dengan nama latihan (di salah satu drive yang ada di komputer)

163
™ Klik kanan pada folder Latihan, pilih New kemudian klik kiri Personal Geodatabase

™ Beri nama Personal Geodatabase dengan Lahan

™ Klik kanan Lahan, pilih New kemudian klik kiri Feature Dataset

164
™ Pada New Feature Dataset, beri nama dengan Penutupan Lahan

™ Klik Next, Tentukan sistem koordinat dari feature dataset (karena akan didigit dari citra
yang yang berproyeksi UTM, maka sistem koordinatnya harus dibuat UTM)

™ Tentukan Zone daerah yang akan didigitasi

165
™ Klik Next, Kemudian klik Next lagi
™ Klik Finish

™ Klik kanan pada feature dataset Penutupan Lahan, arahkan kursor pada New,
kemudian pilih Feature Class.

166
™ Pada jendela New Feature Class, isi kotak-kotak dialog sesuai dengan bentuk feature
yang diinginkan.

™ Klik Next
™ Isi database dari feature class

167
™ Klik Finish
™ Lakukan hal yang sama untukbentuk feature dataset yang lain.

b). Digitasi dan Pengisian Database

Apabila bahan utama untuk melakukan digitasi adalah citra satelit, masukan data citra ke
geodatabase untuk memudahkan pekerjaan. Cara konversi Data Raster (mosaic) ke format
Personal Geodatabase adalah sebagai berikut :
ƒ Buka ArcCatalog
ƒ Masuk ke dalam Personal Geodatabase “ Lahan”

168
ƒ Klik kanan pada Lahan
ƒ Pilih Import, kemudian klik Raster Dataset

ƒ Pada Input Rasters, masukan raster hasil Pemotongan

ƒ Pada Output Geodatabase akan otomatis masuk ke dataset Lahan

169
ƒ Klik OK, pemrosesan akan berlangung, tunggu sampai selesai

Proses Digitasi :
ƒ Buka ArcMap
ƒ Tampilkan isi dari lahan.mdb

ƒ Klik Editor, kemudian pilih Start Editing. Pilih Feture poligon (Type Lahan)

ƒ Pada Task: Create New Feature, Target : Type lahan; klik Skecth Tool
ƒ Lakukan digitasi
ƒ Apabila sudah selesai atau setiap saat akan disimpan lakukan Editor>Save Edits
ƒ Satu poligon sudah selesai didigit lakukan klik kanan.

170
ƒ Klik Too%l Attributes untuk mengisi tabel (database poligon)

ƒ Value <Null> perlu diisi

171
ƒ Keluar dari tool attributes, lanjutkan kembali digitasi
ƒ Membuat poligon di dalam poligon lakukan dengan jenis Task : Cut Polygon Feature,
Harus ada overshoot (ada perpotongan garis) diakhir .

ƒ Untuk membuat poligon berdampingan dengan poligon sebelumnya gunakan Task :


Auto-Complete Polygon

c). Editing Tabel


Install XtoolsPro51
Salah satu ektensi yang dapat menghitung luas areal dalam hektar adalah XtoolsPro.
XtoolsPro ini adalah suatu extensi yang banyak fasilitasnya. Cara mengintallnya adalah
sebagai berikut :
ƒ Tutup semua program ArcGis apabila sedang jalan.

ƒ Buka file komprosi XtoolsPro


ƒ Klik ganda file tersebut

172
ƒ Klik ganda folder Xtools Pro 5.1

ƒ Install XtoolsPro dengan cara mengklik ganda file XtoolsProSetup.exe


ƒ Klik Next

173
ƒ Pada License Agreement, tandai pada I Agree; kemudian klik Next
ƒ Tandai pada Everyone, klik Next; kemudian klik next lagi
ƒ XtoolsPro sedang diinstall

ƒ Instal selesai, kemudian klik Close

ƒ Buka ArcMap
ƒ Aktifkan XtoolsPro, pada menu Tools pilih Extensions

174
Edit Tabel
Cara menggabungkan records pada tabel adalah sebagai berikut :
a). Dengan XtoolsPro51
ƒ Klik XtoolPro, pilih Table Opertaions, kemudian klik Aggregate Feature/records

ƒ Pada Feature layer pilih feature yang akan diedit (Type lahan), klik Next

175
ƒ Pada Aggregate Feature/records, pilih judul kolom yang akan dipakai untuk digabung
(Kode_PL)

ƒ Klik tanda > , Kemudian klik Next

176
ƒ Ubah fst_Kls_lahan menjadi Kls_lahan

ƒ Beri nama file aggregate

ƒ Klik Next

177
ƒ Klik Finish

ƒ Untuk menghitung luas dalam hektar untuk masing-masing kelas lahan, klik toolbar
XtoolsPro, pilih Table Operations, klik Calculate Area, Peimeter, Acres and
Hectares

ƒ Pilih feature yang akan dihitung luasnya, hilangkan tanda pada Perimeter, Area, dan
Acres; apabila hanya luas dalam hektar saja yang akan ditampilkan di tabel.

178
ƒ Klik OK

ƒ Untuk edit kolom, tempatkan kursor pada judul kolom, klik kanan dan pilih Properties

ƒ Ganti Alias menjadi Luas (Ha)


ƒ Klik Numeric, Number of decimal place nya menjdai dua dan beri tanda pada Pad
with zero

179
ƒ Klik OK, klik OK lagi

b). Dengan Editor :


ƒ Buka ArcMap, tampilkan data yang akan diedit

ƒ Klik Kanan pada layer yang akan diedit, kemudian pilih Open Attribute Table

180
ƒ Klik pada kolom yang akan ditentukan sebagai dasar data editing (misal Kode_PL)

ƒ Tempatkan kursor pada judul kolom (Kode_PL), klik kanan dan pilih Sort Ascending

ƒ Urutan records akan berubah mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi
berdasarkan angka pada kolom Kode_PL

181
ƒ Pilih semua Kode_PL dengan angka yang sama, dengan cara klik pada kotak kecil di
baris pertama, kemudian tekan Shift + baris terakhir dari angka yang sama (2001)

ƒ Pada Editor, lakukan Start Editing. Pilih feature yang akan diedit

ƒ Pada Editor, pilih Union, maka akan terbentuk poligon hasil gabungan tanpa
menghilangkan masing-masing poligon yang digabung

ƒ Isi Kode_PL dari poligon gabungan dengan 2001 dan Kls_lahan isi/copy dengan
Hutan Lahan Kering Primer

182
ƒ Blok kembali poligon-poligon yang digabung, tempat kursor di salah satu sel yang
berada dipaling kiri (sel penunjuk baris), kemudian klik kanan dan pilih Delele
selected

ƒ Maka empat buah poligon yang terblok akan terhapus. Lakukan save Edits pada Editor
ƒ Lakukan hal yang sama untuk menggabungkan poligon-poligon yang sama
kelasnya/kodenya

ƒ Setelah selesai lakukan Stop Editing dan Save

183
z. Pembuatan Peta Citra Satelit

ƒ Buka ArcMap documents dari tutup_lahan

ƒ Pada menu File lakukan Save As menjadi Peta Citra


ƒ Lakukan pengaturan kertas (ukuran dan orientasi) pada menu File > Page and Print
Setup
ƒ Klik Layout View

ƒ Atur posisi peta dan tentukan skalanya

184
ƒ Beri Judul Peta (Pada menu Insert, pilih Title)
ƒ Buat Grid geografi (graticule) dan grid UTM (measure) dengan cara :
ƒ Klik Frame peta, klik kanan dan pilih Properties. Pilih Tab Coordinate System.

ƒ Klik New Grid, tandai Graticule divides map by meridians and parallels. Beri nama
Grid Geografis.

185
ƒ Klik Next. Tandai Graticule and labels. Buat interval untuk masing-masing posisi
latitude dan longitude; misal 10 menit.

ƒ Klik Next. Klik Text style dan tentukan ukuran dan jenis teks

ƒ Klik Next, kemudian klik Finish

186
ƒ Klik Aply untuk melihat pembuatan grid geografis sudah sesuai atau tidak.
ƒ Kalau sudah sesuai dengan yang diinginkan, buat lagi Grid UTM dengan cara
mengklik New Grid

ƒ Klik Next. Tandai Tick marks and labels. Tentukan interval gridnya, misal X Axis =
10000 dan Yaxis = 10000

ƒ Klik Next. Klik Text style


ƒ Pada Symbol Selector, tentukan jenis ukuran huruf, kemudian klik Properties

187
ƒ Tentukan Alignment dan format teksnya, klik OK 2X

ƒ Klik Next, klik Finish

ƒ Pada grid UTM akan terlihat sebagai berikut :

ƒ Apabila dengan format tersebut tidak suka, kembali ke Data Frame Properties, dan
pilih Grid UTM, Klik Properties.

188
ƒ Pada Reference System Properties, pilih tab Label.

ƒ Pada Format Label Style, pilih Corner Label, kemudian klik Additional Properties.

189
ƒ Pada Number of base digits isi 7; sedangkan pada String isi
Unit suffix : m
Easting suffix : T
Norting suffix : U
ƒ Klik OK

ƒ Untuk menambah peta situasi, Pada menu Insert klik Data Frame
ƒ Tambahkan data yang diperlukan untuk peta situasi

ƒ Buat Grid untuk peta situasi

190
ƒ Buat petunjuk arah utara, skala teks dan skala grafis

ƒ Buat keterangan sistem koordinat peta dan sumber peta

Pembuatan Peta Penafsiran Citra


ƒ Buka ArcMap document Tutup_lahan
ƒ Sama seperti pembuatan peta citra satelit, tetapi sekarang yang dicentang adalah
Type_lahan, sedangkan layer citra tidak dicentang.

191
3. Rangkuman

1. Database merupakan pusat dari SIG, dimana informasi tentang setiap feature
yang disimpan pada komputer menyangkut mengenai : apa feature tersebut,
dimana feature berada, dan bagaimana hubungan featrue yang satu dengan feature
lainnya.
2. Bentuk feature data vektor ada tiga macam, yaitu : titik, garis, dan area.
3. Kekuatan SIG terletak pada karakteristik dari dua jenis informasi, yaitu : spasial
dan deskriptif dan pada pemeliharaan hubungan spasial di antara feature peta.
4. Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu
sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu
sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya
berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif
(attribute)
5. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: data
vektor dan data raster.
6. Pembuatan feature dalam bentuk poligon atau garis atau titik di buat pada
ArcMap.

192
7. Untuk membuat feature baru; pada toolbar Editor, pada task dipilih Create
New Feature.
8. Untuk pembuatan feature yang mengenai feature lain gunakan fasilitas
Snapping, supaya pembuatannya featurenya akurat.
9. Fasilitas pada ArcToolbox untuk merubah garis menjadi poligon adalah : Data
Management Tools>Feature>Feature To Polygon.
10. Setelah pembuatan feature selesai, lakukan topologi agar data tersaji secara
benar sesuai aturan, yaitu :
ƒ Obyek menempel (terhubung tidak terputus) dengan obyek tetangga
ƒ Tidak ada duplikasi
ƒ Tidak ada jeda (lompatan obyek)
11. Untuk memudahkan pekerjaan secara otomatis dalam sistem kerja SIG gunakan
fasilitas Geoprocessing.
12. Bagi data feature yang belum terdefinisikan sistem koordinatnya, lakukan
dengan cara berikut : Data Management Tools> Projections And
Transpormations>Define Projection. Kemudian masukan file feature yang
belum terdefinisikan koordinatnya.
13. Untuk merubah sistem koordinat dari suatu feature yang sudah mempunyai
koordinat adalah : Data Management Tools> Projections And
Transpormations>Feature>Project. Masukan file feature yang akan diubah
sistem koordinatnya.
14. Data raster yang belum betul atau belum ada referensi buminya lakukan
Georeferencing
15. Menyajikan data dapat dilakukan dengan cara drag-drop dari ArcCatalog ke ArcMap
atau langsung di panggil dengan menggunkan fasilitas add data pada ArcMap.
16. Untuk mengisi sel-sel atribute yang masing kosong pada file data vektor dilakukan
dengan cara mengklik kanan dari layer bersangkutan pilih Open Attribute Table dan
pada toolbar editor klik Start Editing. Isi sel-sel sesuai yang ditentukan.
17. Untuk menampilkan perbedaan warna pada masing-masing feature, lakukan dengan
fasilitas Symbology pada kotak dialog layer properties
18. Untuk pemberian label, pada kotak dialog layer properties pilih label. Pada Label Field
tentukan jenis label yang akan di pasang pada layer.

193
19. Untuk menambah Data Frame baru caranya : Menu Insert>Data Frame. Beri nama
New Data Frame dengan nama yang diinginkan.
20. Untuk mengaktifkan data frame, klik kana data frame yang akan diaktifkan, kemudeian
pilih Activate
21. Untuk pembuatan layout peta, yang pertama kali tetapkan ukuran kertas yang
disesuaikan dengan skala peta yang diinginkan. Pengaturan ini terdapat pada menu
File kemudian pilih Page and Print Setup.
22. Tambahkan elemen-elemen peta pada layout, seperti : judul peta, Skala peta,
Keterangan peta, orientasi arah utara, dan lain-lain seseuai tujuan pembuatan peta.
23. Berikan sistem koordinat pada peta, yaitu koordinat geografis dan UTM dengan datum
WGS 1984.

4. Tugas
a. Bagi SMK Kehutanan yang dapat melakukan akses internet, Download :
ƒ Citra satelit yang gratis pada alamat-alamat yang menyediakan hal tersebut
ƒ Ektensi ArcGis gratis
b. Kaji dan buat laporan kegunaan dari Ektensi yang anda download

5. Tes
1) Jelaskan bagaimana membuat file goedatabase yang berisi dua buah featur dataset.
Feature dataset pertama berisi 2 feature class, dengan bentuk feature garis dan titik.
Sistem koordinatnya adalah geografis dengan datum WGS 1984. Feature dataset kedua
berisi 3 feature class (poligon, gais dan titik), dengan datum WGS 1984 dan sistem
koordinatnya adalah proyeksi UTM dengan zone 50 S
2) Seorang operator SIG menerima data vektor dari temannya. Data tersebut di buka pada
software ArcGis ketika dimasukkan ke dalam peta dasar yang berkoordinat geografis,
data dari temenya tersebut masuk ke dalam peta dasar. Setelah dimasukkan citra satelit
yang berkoordinat proyeksi UTM dan pada display dibuat berkoordinat UTM. Yang
terjadi peta dasar dan citra satelit terlihat pada display sedang data vektor yang dari
temannya menjadi hilang. Analisis kenapa hal ini terjadi dan bagaimana cara
memperbaikinya !!
3) Jelaskan bagaiamana cara anda melakukan interpretasi citra satelit
4) Uraikan secara singkat bagaimana cara anda melakukan digitasi pada layar dari
interpretasi citra satelit !

194
BAB III. EVALUASI

A. Tes Kognitif

1. Data digital adalah data yang telah diolah dengan ciri-ciri berikut kecuali:
A. Dapat dibaca dengan menggunakan komputer.
B. Dalam bentuk file/softcopy
C. Dapat dikonvresi ke format lain
D. Berbentuk hardcopy
2. Data yang menunjukkan suatu lokasi, memiliki aspek keruangan dan bersifat
kuantitatif disebut
A. Data digital
B. Data spasial
C. Data Atribut
D. Data Tabular
3. Data yang menerangkan atau mendeskripsikan data keruangan yang disertainya
disebut:
A. Data digital
B. Data Spasial
C. Data Geogarfis
D. Data Atribut
4. Data yang terdapat pada peta dasar yang dibuat untuk kepentingan umum ataupun
dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan (bukan untuk tujuan khusus) disebut:
A. Data digital
B. Data spasial
C. Data Dasar
D. Data atribut
5. Peta yang memuat data dasar permukaan bumi yang biasanya dibuat untuk kepentingan
umum bukan untuk tujuan khusus atau sektoral disebut:
A. Peta Tematik
B. Peta topografi
C. Peta Dasar
D. Peta turunan
6. Jenis data yang masing-masing dapat dibedakan berdasarkan temanya dinamakan:

195
A. Layer
B. Tic
C. Base
D. Frame
7. Titik ikat yang digunakan sebagai registrasi untuk merubah coverage pada unit meja ke
dalam unit yang sesungguhnya, dalam hal ini dalam unit UTM, disebut:
A. Layer
B. Tic
C. Base
D. Frame
8. Pengertian sistem informasi geografis adalah suatu sistem yang mengandung hal-hal
berikut kecuali:
A. berorientasi kepada letak geografis
B. berbasis komputer
C. mempunyai kemampuan mengolah, memanipulasi dan menampilkan data
spasial maupun attribute
D. dibentuk dari beberapa subsistem yang tidak saling terkait
9. SIG disusun oleh berbagai komponen diantaranya adalah seperti di bawah ini, kecuali:
A. Perangkat keras
B. Perangkat lunak
C. Data
D. SDM
E. Output
10. Tipe data SIG dapat berupa:
A. Titik
B. Garis
C. Poligon
D. Raster
11. Dalam SIG minimal ada tiga jenis feature yang digunakan, yaitu titik, garis dan
poligon. Untuk jalan dan aliran sungai biasanya digunakan feature:
A. Titik
B. Garis
C. Area

196
D. Surface
12. Lokasi diskret yang menentukan obyek peta yang batas atau bentuknya terlalu kecil
untuk ditunjukkan sebagai feature garis atau area disebut...
A. Feature titik
B. Feature garis
C. Feature area
D. Feature poligon
13. Kumpulan koordinat berurutan yang bila dihubungkan akan menyajikan bentuk linier
dari obyek yang terlalu sempit untuk ditampilkan sebagai area disebut:
A. Feature titik
B. Feature garis
C. Feature area
D. Feature poligon
14. Gambar tertutup yang batasnya melingkupi area homogen, seperti batas propinsi,
kabupaten, batas kawasan hutan disebut:
A. Feature titik
B. Feature garis
C. Feature area
D. Feature line
15. Dalam pembangunan database, aspek-aspek yang perlu dilakukan adalah, kecuali
A. pengidentifikasian layer data spasial yang diperlukan
B. pendeterminasian atribut feature yang diperlukan
C. penentuan setiap atribut dan kodenya, registrasi koordinat
D. Penentuan alat penyimpan data
16. Tahap disain database adalah tahap mendeterminasi data apa yang dimasukkan pada
database yang terdiri dari tiga tahap proses, yaitu seperti yang disebut di bawah ini
kecuali:
A. Mengidentifikasi feature geografi dan atributnya
B. Mengorganisasi layer data
C. Mengidentifikasi coverage yang diotomasikan
D. Memasukkan data atribut ke dalam database
17. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam format berikut, kecuali
A. Vektor
B. Raster

197
C. Layer
D. Grafik
18. Data yang mempresentasikan bentuk bumi ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang
dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes
(merupakan titik perpotongan antara dua buah garis) disebut:
A. Vektor
B. Raster
C. Image
D. Grafik
19. Data yang data yang mempresentasikan permukaan bumi beserta objeknya sebagai
struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element)yang dihasilkan dari sistem
Penginderaan Jauh disebut...
A. Vektor
B. Raster
C. Image
D. Grafik
20. Model informasi dan model transaksi dalam Sistem Informasi Geografis disebut
A. Database
B. Input
C. output
D. Metoda

B. Tes Psikomotorik
Maing-masing siswa dibagi dua Scene citra satelit Spot 4. Tugas anda adalah :
1. lakukan koreksi geometrik dari citra tersebut
2. buat citra komposit dari kedua citra tersebut
3. lakukan mozaik dari kedua citra tersebut
4. lakukan georeferensi dari citra yang telah digabung
5. potong citra berdasarkan poligon kecamatan
6. Buat file geodatabase dimana feature datasetnya terdiri dari tiga macam feature class,
yaitu : polygon, line dan point
7. Lakukan digitasi kelas penutupan lahan dalam satu kecamatan
8. buat peta citra satelitnya dan peta penutupan lahan.

198
DAFTAR PUSTAKA

Esri. 2006. ArcGis 9 , ArcCatalog Tutorial. United States Of America.


Esri. 2006. ArcGis 9 , ArcMap Tutorial. United States Of America.
Esri. 2006. ArcGis 9 , Building Geodatabase Tutorial. United States Of America.
Esri. 2006. ArcGis 9 , Editing GIS Feature Tutorial. United States Of America
Paryono, Petrus. 1994. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta : Andi Offset
Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Infomasi Geografis. Bandung :
Informatika
Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Infomasi Geografis : Tutorial ArcView. Bandung :
Informatika

199

Anda mungkin juga menyukai