PENDAHULUAN
Standar kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini adalah Melakukan Perencanaan
Sumber Daya Hutan Melalui Penggunaan Teknologi . Standar kompetensi ini terdiri
dari 2 (dua) kompetensi dasar, yaitu :
1. Menjelaskan pengertian sistem informasi sumberdaya hutan (SISDH) dan Sistem
Informasi Geografis (SIG),
2. Merancang sumber daya hutan melalui penggunaan SISDH dan SIG.
B. Deskripsi
Kepada peserta didik diberikan bagaimana membuat data-data spasial yang benar dan
mengolah citra satelit sebagai bahan untuk melakukan dijitasi penutupan lahan. Modul ini
harus betul-betul dikuasai oleh peserta didik karena peranannya untuk dapat mempelajari
standar kompetensi yang lain seperti : Inventarisasi Hutan, Pembukaan wilayah hutan,
Penataan Hutan.
Penguasaan kompetensi ini akan sangat berguna dalam melakukan perencanaan di semua
bidang kehutanan seperti Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, PHKA, Bina
Produksi Kehutanan dan Planologi Kehutanan. Begitu juga banyak bidang-bidang lain
yang membutuhkan keterampilan ini, sementara sampai saat ini sumberdaya manusia yang
menguasai teknologi ini masih sangat kurang.
C. Waktu
Alokasi waktu untuk menyelesaikan modul ini adalah setara 64 Jam pelajaran (jpl) tatap
muka, yang terdiri dari 36 jpl tatap muka, 56 jpl Praktek Kelas.
1
D. Prasyarat
Sebelum mempelajari modul ini peserta didik harus telah mempunyai kemampuan dalam
mengoperasikan komputer.
Untuk menguasai dengan benar keterampilan SIG ini, pertama-tama pahami terlebih
dahulu konsep-konsep SIG nya. Kemudian ikuti urutan modul ini. Jangan mencoba
melangkahi urutan modul, ini akan menyebabkan salah pemahaman walaupun anda dapat
melakukan pekerjaan ini.
F. Tujuan Akhir
2
BAB II.
PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran
2. Uraian Materi
a. Konsep SIG
Kompleksnya permasalahan dalam pembangunan kehutanan telah menuntut ketersediaan
data yang komprehensif, relevan, akurat dan terkini. Sementara itu data kehutanan,
khususnya data spatial bukan merupakan data yang statis tetapi selalu berubah. Data
tersebut harus diperbaharui secara teratur agar tidak menimbulkan bias pada saat
digunakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Dinamika data kehutanan pada
waktu yang lalu kurang mendapat perhatian dalam penyajiannya dan pengintegrasiannya
sehingga informasi yang betul-betul komprehensif belum dirasakan oleh pengguna.
Dalam proses pembangunan sistem informasi yang berbasis lokasi, proses input data
merupakan kegiatan yang paling banyak memakan waktu, biaya dan tenaga. Namun
apabila data telah tersusun dalam satu basis data yang lengkap, maka proses pembaharuan,
analisa maupun pemetaan dapat dilaksanakan. Dalam rangka menyusun basis data secara
efisien dan efektif, perlu diperhatikan dan dikembangkan prinsif “data sharing and
exchange” terutama untuk data dasar dan data penting lain. Satu tema dikerjakan secara
berkali-kali oleh berbagai institusi berakibat terjadinya duplikasi data sehingga
memperumit permasalahan di kemudian hari, sebaliknya siapa membuat layer dan apa
3
harus dipertegas agar tersusun database spasial digital kehutanan yang komprehensif dan
dapat diandalkan pemanfaatannya.
4
perencanaan adalah perubahan pendekatan dari top down dan centralized menjadi bottom-
up dan decentralized. Bersamaan dengan itu masyarakat yang tinggal di sekitar hutan,
LSM dan masyarakat umum mempunyai kesempatan memberikan partisipasi yang lebih
tinggi dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu transparansi
dan keterbukaan dalam pengambilan keputusan meningkat. Selain itu koordinasi dan
kooperasi inter dan intra organisasi menjadi lebih efektif serta semakin banyak sektor dan
disiplin yang terlibat. Seiring dengan kecenderungan tersebut, penggunaan informasi,
termasuk indigenous knowledge, dalam pengambilan keputusan meningkat. Pada
khususnya, kita akan mendiskusikan point yang terakhir, yaitu makin meningkatnya
penggunaan dan kebutuhan informasi kehutanan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Semakin rumitnya proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek pengelolaan hutan
membuat kebutuhan akan informasi semakin esensial.
5
data geografis dalam bentuk gambar-gambar ataupun coretan-coretan. Peta-peta umum
menggambarkan topografi suatu daerah ataupun batas-batas (administratif) suatu wilayah
atau negara. Sedangkan peta-peta tematik secara khusus menampilkan distribusi
keruangan kenampakan-kenampakan seperti geologi, geomorfologi, tanah vegetasi, atau
sumber daya alam.
Apa yang tersaji pada sebuah peta tidak lain adalah data atau informasi tentang permukaan
bumi. Namun demikian suatu peta juga dapat menggambarkan distribusi sosial ekonomi
suatu masyarakat, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peta memuat
atau mengandung data yang mengacu bumi. Yang diacu tidak lain adalah posisinya yaitu
sistem koordinat bumi.
d. Komponen SIG
Untuk membangun Sistem Informasi Geografis kita membutukann beberapa komponen
pendukung agar sistem tersebut bisa terbangun dan saling mendukung, komponen tsb
adalah:
a) Perangkat Keras
Adalah perangkat komputer dan asesori lainnya yang mendukung operasional software
GIS dan software pendukung lainnya. Semakin tinggi spesifikasi teknis maka semakin
bagus performance sistem yang dibangun. Biasanya ada standard minimal untuk
spesifikasi teknis agar software bisa running dengan baik. Pengaruh spsifikasi antara lain
kepada kecepatan pengolahan data dan akses data. Kecepatan tampilan data dan resolusi
gambar serta kemmapuan penyimpanan data.
6
Untuk software pendukung lain seperti OS, Dbase dan Network adalah software yang
umum dipakai di pasaran seperti Windows Xp, Windows 2000, Access, SQL server,
Oracle, Windows Server 2003 serta software pendukung lainnya.
c). Data
Komponen ini mempunyai peranan yang sangat penring karena dari sinilah sebenarnya
tujuan akhir bisa tercapai atau tidak, komponen ini menyerap dana yang lebih besar
dibandingkan dengan komponen lainnya.
Data yang benar sangat diperlukan agar informasi yang dihasilkan benar dan up to date.
Data bisa berupa :
Raster seperti citra satelit
Vektor seperti peta topografi
Image (foto)
Atribut bisa berupa apa saja yang menerangkan data spasial.
Sedangkan tipe data bisa berupa :
Titik, merupakan simbol atau lokasi suatu obyek
Garis, mengambarkan bentuk liner misalnya jalan atau sungai
Poligon, menggambarkan luasan
Teks, merupakan deskripsi dari suatu obyek
Keempat tipe data di atas adalah tipe data pada umumnya yang dipakai dalam
pembangunan SIG. Data titik bisa berupa data bangunan, kedalaman dan sebagainya.
Data garis misalnya batas administrasi. Data poligon seperti tata guna lahan, sedangkan
data tekt berupa keterangan yang menerangkan data spasial.
d). SDM
Struktur organisasi dalam proyek SIG sangat dibutuhkan agar sistem dapat berjalan dengan
baik. Dalam suatu organisasi proyek SIG biasanya dibutuhkan manajer, staf, administrator
dan tenaga ahli SIG, remote sensing dan programmer yang masing-masing mempunyai
keahlian dan tugas yang jelas.
e). Pendekatan
Aturan main (prosedur) suatu proyek SIG adalah bagian penting yang harus diperhatikan
agar sistem berjalan sesuai dengan kesepakatan dan peraturan yang ada dalam suatu
organisasi/instansi. Pendekatan ini dibuat oleh instansi yang berwenang dengan
memperhatikan masukan dari berbagai pihak.
7
e. Manfaat SIG
Banyak manfaat SIG untuk mendukung perencanaan yang mantap, dan pemetaan hanyalah
salah satu dari sekian banyak manfaat tersebut. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan SIG
maka berbagai manfaat SIG diuraikan sebagai berikut :
1). Penyusunan Basis Data Digital Kehutanan
Dengan tersusunnya data spatial dan non spatial dalam satu Basis data maka berbagai
pertanyaan yang berkaitan dengan unsur lokasi ataupun keterangan dapat dijawab, misal
HPH apa, siapa pemiliknya, dimana, berapa luasnya, jangka beroperasinya dsb. Tahap
awal untuk dapat menjawab fenomena-fenomena geografis tersebut adalah dengan
menyusun basis data digital yang pada dasarnya merupakan kegiatan yang paling
memakan waktu, tenaga dan biaya. Data digital akan tersusun dan disimpan secara per
layer. Penyimpanan data semacam ini memiliki berbagai keuntungan karena dapat
disajikan kembali sesuai dengan kebutuhan (dari yang sangat sederhana misal : peta
jaringan jalan saja sampai dengan peta yang sangat komplek misal : peta vegetasi hutan
dan penggunaan lahan yang memuat beberapa layer)
2). Pemantauan Kegiatan Kehutanan
Apabila basis data spasial digital telah terbentuk, kegiatan editing ataupun pembahruan
data (spatial atau non spatial) dapat dilaksanakan dengan mudah (tidak perlu dilakukan dari
awal). Dengan demikian kegiatan monitoring dapat dilakukan secara periodik dengan
lebih cepat untuk mengantisipasi pola atau kecenderungan yang bakal terjadi. Sebagai
contoh : Pemantauan perubahan hutan, Pemantauan perambah hutan, Pemantauan
pelepasan kawasan hutan dsb.
8
dilaksanakan secara lebih mudah lagi jika ditunjang oleh keseragaman bahsa dalam
pemanfaatannya sehingga satu tema dapat dimanfaatkan secara bersama-sama (sharing dan
exchange). Untuk menghindari duplikasi, keraguan atau kesalahan dalam pemanfaatan
data spasial maka perlu diatur standarisasi yang berkaitan dengan data spasial dan non
spasial serta keterkaitan keduanya.
f. Hubungan data
Mengapa hubungan data sangat penting ? Perhatikan suatu situasi dimana kita mempunyai
dua kumpulan data untuk daerah tertentu, seperti kelerengan dan jenis tanah pada area
yang sama. Masing-masing kumpulan data dianalisa dan atau dipetakan secara individu.
Alternatifnya, kedua data dapat dikombinasikan. Dengan dua kumpulan data ini, hanya
terdapat satu kombinasi yang valid. Akan tetapi, jika kita mempunyai 20 kumpulan data
untuk suatu daerah, kita mempunyai lebih dari satu juta kombinasi yang mungkin. Tidak
semua kombinasi ini bermanfaat untuk pertanyaan tunggal (misalnya jenis tanah dan
penggangguran), tetapi kita mampu menjawab lebih banyak lagi pertanyaan daripada
dengan kumpulan data yanga disimpan terpisah. Dengan kumpulan data bersama-sama,
kita menambah nilai database.
Ada lima pertanyaan oleh aplikasi SIG :
1) Lokasi (what is at …. ?)
Pertanyaan pertama adalah, mencari apa yang terdapat pada lokasi tertentu. Lokasi dapat
dijelaskan dengan menggunakan banyak cara, sebagai contoh, nama tempat, kode pos atau
kode zip, atau referensi geografis seperti latitude dan longitude
2) Kondisi (where is it ?)
Pertanyaan kedua adalah kebalikan dari yang pertama dan memerlukan analisis spasial
untuk menjawabnya. Disamping mengidentifikasi apakah yang terdapat pada lokasi
tertentu, kita ingin mencari lokasi dimana kondisi tertentu yang memuaskan (misalnya,
bagian lahan berhutan yang luasnya lebih dari 2000 meter persegi jaraknya 100 meter dari
jalan, dan dengan tanah yang sesuai untuk mendukung bangunan)
3) Kecenderungan (what has changed since ….?)
Pertanyaan ketiga melibatkan kedua pertanyaan yang pertama dan mencari perbedaan di
dalam area menurut perbedaan waktu
4) Pola (what spatial patterns exist ?)
9
Pertanyaan ini lebih rumit. Kemungkinan anda ditanya dengan pertanyaan ini untuk
mendeterminasi apakah kanker penyebab utama kematian di antara penduduk yang dekat
dengan pusat tenaga nuklir. Yang cukup penting, anda mengetahui berapa banyak
penyimpangan (anomali) yang ada, yang tidak tepat dengan pola dimana keberadaannya.
5) Pemodelan (what if …..?)
Pertanyaan “what if … ?” adalah untuk mendeterminasi apa yang terjadi, sebagai contoh,
jika jalan baru ditambahkan ke network atau jika zat berbahaya meresap ke dalam
persediaan air tanah lokal, untuk menjawab jenis pertanyaan ini memerlukan informasi
geografi dan informasi lainnya (dan kemungkinan memerlukan hukum keilmuan)
g. Data SIG
SIG, tidak hanya menangani peta atau gambar; SIG menangani database. Konsep database
merupakan pusat dari SIG dan merupakan perbedaaan utama antara SIG dan sistem
drafting sederhana atau sistem pemetaan komputer yang hanya dapat memproduksi output
grafik yang baik. Semua SIG kontemporer menggabungkan sistem manajemen data.
Jika kita menginginkan lebih dari sekedar pembuatan gambar, kita perlu mengetahui tiga
bagian informasi tentang setiap feature yang disimpan pada komputer :
• Apa feature tersebut
• Dimana feature berada
• Bagaimana hubungan feature tersebut dengan feature lainnya
Sistem database melengkapi alat penyimpanan informasi seperti ini dengan selang yang
luas dan alat perbaikan (updating) informasi tersebut tanpa perlu menulis lagi program
setelah data baru dimasukkan.
Pada dasarnya, SIG memberi kita kemampuan untuk menyatukan informasi dengan feature
pada peta dan untuk membuat hubungan baru yang bisa mendeterminasi kesesuaian
berbagai tempat untuk pengembangan, mengevaluasi dampak lingkungan, menghitung
volume panen, mengidentifikasi lokasi terbaik untuk fasilitas baru, dan sebagainya.
Feature Peta
Ada dua jenis informasi peta yang utama :
• Informasi spasial yang menjelaskan lokasi dan bentuk feature geografi dan hubungan
spasialnya dengan feature lain.
• informasi deskriptif tentang feature
10
Informasi yang disampaikan oleh peta disajikan secara grafik sebagai kumpulan komponen
peta. Informasi lokasional disajikan dengan titik untuk feature seperti mata air dan tiang
telepon; garis untuk feature seperti jalan, aliran sungai dan saluran pipa; area untuk feature
seperti danau, batas administrasi, dan wilayah sensus.
• Feature titik
Feature titik disajikan oleh lokasi diskret yang menentukan obyek peta yang batas atau
bentuknya terlalu kecil untuk ditunjukkan sebagai feature garis atau area. Atau, yang
menyajikan titik yang tidak mempunyai area, seperti ketinggian dari puncak gunung.
Simbol atau label khusus, biasanya menggambarkan lokasi titik.
• Feature garis
Feature garis adalah kumpulan koordinat berurutan yang bila dihubungkan akan
menyajikan bentuk linier dari obyek yang terlalu sempit untuk ditampilkan sebagai area.
Atau, berupa feature yang tidak mempunyai lebar, seperti garis kontur.
• Feature area
Feature area adalah gambar tertutup yang batasnya melingkupi area homogen, seperti
batas propinsi, kabupaten, batas kawasan hutan dan sebagainya.
h. Hubungan Spasial
Hubungan spasial diantara feature peta juga disajikan secara grafik pada peta, tetapi
tergantung pada pembaca peta untuk menginterpretasikannya. Sebagai contoh, kita dapat
melihat peta dan memberitahu apakah suatu peta dekat dengan danau; menghitung jarak
relatif sepanjang jalan di antara dua kota, juga jalur terpendek untuk mencapainya;
mengidentifikasi rumah sakit terdekat dan jalan yang digunakan untuk mencapainya;
menduga ketinggian danau dari garis kontur di sekitarnya; dan sebagainya. Jenis informasi
ini tidak disajikan secara eksplisit pada peta. Sebagai gantinya, anda harus memperoleh
atau menginterpretasi hubungan spasial ini dari grafik peta.
Simbol dan label untuk menggambarkan informasi deskritif
Sebagai tampilan grafik, peta menyajikan lokasi feature dan karakterisitiknya dengan cara
yang bermanfaat, sehingga interpretasi dapat dilakukan dengan mudah. Karakateristik
feature peta (yaitu atributnya) disajikan sebagai simbol grafik. Sebagai contoh, jalan
digambarkan dengan berbagai lebar, pola, warna, dan label label garis untuk menyajikan
jenis jalan yang berbeda; aliran sungai digambarkan dengan garis biru dan diberi label
11
dengan namanya; lokasi sekolah digambarkan dengan menggunakan simbol khusus; danau
berarsir biru, area berhutan berwana hijau dan sebagainya.
Dengan cara ini, feature geografi dapat ditampilkan secara simultan dengan data
deskriptifnya yang berkaitan
Penyimpanan data geografi
Database peta digital terdiri dari dua jenis informasi : spasial dan deskriptif. Informasi ini
disimpan sebagai rangkaian file pada komputer dan berisi informasi spasial atau informasi
deskriptif mengenai feature peta. Kekuatan SIG terletak pda karakteristik dua jenis data ini
dan pada pemeliharaan hubungan spasial di antara feature peta.
Integrasi data ini membuka jalan untuk memahami dan menganalisa data anda dengan cara
yang bermanfaat dan bervariasi.. Anda dapat mengakses informasi ini pada database
tabular pada peta. Atau anda dapat membuat peta berdasarkan pada informasi di dalam
data base tabular
Feature peta disimpan pada komputer sebagai titik, garis dan poligon menurut sistem
koordinat x, y. Informasi deskriptif mengenai peta disimpan sebagai atribut pada database
tabular. Pengaplikasian konsep ini ke proyek SIG dimulai dengan uraian ringkas tentang
empat tahap utama pada proyek SIG khusus :
• Mendeterminasi tujuan
• membangun data base
• melaksanakan analisis
• menyajikan hasil analisis
Dalam pembangunan database, aspek-aspek yang perlu dilakukan adalah :
pengidentifikasian layer data spasial yang diperlukan
pendeterminasian atribut feature yang diperlukan
penentuan setiap atribut dan kodenya
registrasi koordinat
pengkodeaan skema
pengalokasian penyimpanan
12
mengikuti urutan yang sama. Akan tetapi, banyak pertimbangan yang mempengaruhi
disain dan implementasi dari proyek spesifik.
Sebelum memulai, tentukan tujuan proyek, pokok persoalan penting yang dipertimbangkan
adalah :
• Apa masalah yang diselesaikan ? Bagaimana memecahkannya sekarang ? apakah ada
metode alternatif untuk penyelesaian masalah dengan SIG anda ?
• Apa produk akhir dari proyek – laporan, peta kerja, peta berkualitas untuk presentasi ?
berapa banyak produk ini dibuat ?
• Siapa saja sasaran yang diharapkan untuk produk akhir – teknisi, perencana dan
pembuatan keputusan, masyarakat umum ?
• Apakah ada, atau akan ada, pemakai lain untuk data yang sama ini ? Jika ada , apa
kebutuhan spesifik yang diperlukan ?
Pokok persoalan ini mempengaruhi ruang lingkup proyek dan implementasinya.
1) Membangun database
Tahap ini merupakan tahap yang sangat genting dan sering merupakan bagian proyek yang
membutuhkan banyak waktu. Kelengkapan dan keakuratan database menentukan kualitas
analisis dan produk akhir. Di bawah ini adalah tahap-tahap yang dilaksanakan dalam
pengembangan database digital :
Disain database – mendeterminasi batas area studi, sistem koordinat apa yang akan
digunakan, layer data apa yang diperlukan, feature apa yang terdapat pada setiap layer,
atribut apa yang diperlukan untuk setiap jenis feature, dan bagaimana atribut dikodekan
dan diorganisasi.
Otomasi data – Tahap ini meliputi beberapa tahap :
Memasukkan data spasial ke dalam database – mendigitasi atau mengkonversi
data dari sistem lainnya
Menjadikan data spasial dapat digunakan – memeriksa dan mengedit kesalahan
Memasukkan data atribut ke dalam database –memasukkan data atribut ke
dalam komputer, dan menyatukan atribut dengan feature spasialnya.
Mengelola database – menempatkan data spasial ke dalam koordinat bumi yang
sebenarnya, menggabungkan coverage yang bersebelahan, dan memelihara database
2) Menganalisis data
Tahap ini merupakan tahap dimana keistimewaan yang sebenarnya dari Sistem Informasi
Geografis ditunjukkan. Pekerjaan analitik yang sangat membutuhkan waktu atau hampir
13
tidak mungkin dikerjakan secara manual, dapat dilaksanakan secara sangat efisiendengan
menggunakan SIG. Skenario alternatif dapat juga diuji dengan membuat sedikit revisi
pada metode analitik. SIG dapat digunakan untuk menghubungkan pengetahuan anda
tentang tujuan proyek dan database yang telah anda kembangkan.
3) Menyajikan hasil analisis
SIG menawarkan banyak pilihan untuk membuat peta dan laporan. Produk akhir
sebaiknya berkaitan langsung dengan tujuan proyekdan sasaran pemakai yang diinginkan,
keduanya telah anda tentukan pada awal proyek. Keahlian anda dalam meringkas dan
menyajikan hasil analisis yang mudah dimengerti, grafik maupun tabuler merupakan kunci
pada tahap ini disini, dan akan membantu menentukan pengaruh dari analisis anda pada
proses pembuatan keputusan
Tahap pertama dalam mengembangkan database digital adalah mendeterminasi apa isi dari
database. Dengan meluangkan beberapa waktu untuk mendisain database sebelum otomasi
data yang sebenarnya, akan memastikan bahwa anda siap untuk melaksanakan analisis dan
membuat produk akhir, semua feature coverage dan atribut yang anda perlukan tersedia.
Melaksanakan modifikasi database pada pertengahan analisis atau prosedur pemetaan
adalah pekerjaanyang membutuhkan waktu dan mahal. Database yang didisain dengan
baik dapat juga memastikan bahwa data dapat digunakan untuk proyek yang akan datang.
Anda sebaiknya mengetahui bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi disain
database. Proses yang disajikan di bawah ini adalah proses yang umum. Disain database
terdiri dari tiga tahap utama : mengidentifikasi feature geografis, atribut dan layer data
yang diperlukan, menentukan parameter penyimpangan dari setiap atribut; dan memastikan
registrasi koordinat. Ingat, bahwa data sumber tersedia , apakah manuskrip peta atau data
digital, memainkan peranan penting pada proses disain. Oleh karena itu sebaiknya anda
melakukan beberapa penelitian pendahuluan untuk menentukan sumber apa yang tersedia
untuk area studi anda.
Mengidentifikasi layer database dan atribut
Tahap pertama disain database adalah mendeterminasi data apa yang dimasukkan pada
database. Tahap ini terdiri dari tiga tahap proses :
Mengidentifikasi feature geografi dan atributnya
Mengorganisasi layer data
Mengidentifikasi coverage yang diotomasikan
14
Mengidentifikasi feature geografi dan atributnya
Pertama anda harus mengidentifikasi feature geografi yang diperlukan pada database dan
atribut yang berkaitan dengan setiap feature. Ini ditentukan secara langsung oleh analisis
yang ingin anda laksanakan dan produk peta yang akan dibuat. Kemungkinan terdapat
beberapa atribut yang diperlukan untuk setiap feature berdasarkan pada kriteria analisis
dan peta yang akan dihasilkan. Sebagai contoh, perhatikan kriteria berikut ini :
Mengidentifikasi tanah yang sesuai untuk pengembangan.
Menggunakan kode penggunaan lahan untuk memilih lahan bersemak untuk
pengemgbangan
Memperkirakan biaya pembelian, berdasarkan pada luas dan klas penggunaan lahan
Berdasarkan kriteria ini, anda memerlukan poligon tanah sebagai satu feature geografi
dengan tingkat kesesuaian lahan sebagai atribut, dan poligon penggunaan lahan sebagai
feature lainnya dengan kode penggunaan lahan dan biaya per unit sebagai atribut. Daftar
feature dan atribut anda tampak seperti berikut ini :
15
Setelah anda nmengidentifikasi feature dan atribut yang diperlukan, anda dapat mulai
mengorgansiasi feature geografi ke dalam layer data. Sejumlah faktor mempengaruhi
organsisasi layer pada database geografi, dan faktor-faktor ini berbeda untuk setiap
aplikasi. Dua pertimbangan yang sangat umum adalah pengorganisasian layer, menurut
jenis feature titik (titik, garis. Atau poligon) dan pengelompokan tematik feature.
Secara khusus, layer diorganisasi sehingga titik, garis dan poligon disimpan pada layer
terpisah. Sebagai contoh, lokasi mata air disajikan oleh titik yang disimpan pada satu
layer, sedangkan jalan disajikan oleh garis yang diorganisasipada layer lainnya.
Feature dapat juga diorgansisai secara tematik menurut tema yang disajikan. Sebagai
contoh, aliran sungai diorganisasi pada satu layer dan jalan pada layer lainnya. Walaupun
aliran sungai dan jalan keduanya adalah feature garis, tetapi dismpan secara terpisah.
Sebagai contoh atribut yang berkaitan dengan sungai meliputi nama, kelassungai, dan
kecepatan aliran, sedangkan atribut untuk jalan meliputi nama, jenis permukaan, dan
jumlah jalur. Karena atribut yang berkaitan berbeda nyata, maka sungai dan jalan
sebaiknya sebaiknya disimpan pada layer terpisah dengan mengacu pada area geografi
yang sama.
j. Pengkodean (coding)
Atribut disimpan di dalam komputer sebagai bilangan dan karakter. Anda harus
memutuskan, atribut apa yang disimpan sebagai bilangan dan atribut apa sebagai karakter.
Sebagai contoh, jika anda ingin memberi label jalan dengan namanya, anda harus
menyimpan nama seperti yang ditampilkan. Demikian pula untuk atribut yang menyajikan
nilai numerik, seperi lebar atau panjang jalan, nilai aktual yang harus disimpan.
Pengkodean atribut memudahkan untuk memilih dan menggambarkan feature dari kelas
tertentu. Sebagai contoh, kode dapat digunakan untuk melihat nomor simbol pada label
yang lainnya, sehingga setiap feature mempunyai kode yang akan digambarkan sengan
menggunakan simbol yang sama.
Juga atiribut yang mempunyai banyak nilai berulang , penyajian yang terbaik adalah
menggunakan nilai kode untuk mengurangi ukuran database.
Nilai numerik yang menyajikan selang juga dapat dengan mudah disimpan sebagai kode.
Sebagai contoh, covereage poligonyang menyajikan kelas lereng 0 – 10 %, 11 – 30 %, 31 –
45 %, dan lebih dari 45 %, jauh lebih mudah disajikan pada komputer dengan kode
berturut-turut 1, 2, 3, dan 4.
16
Pada saat pendisainan database anda, ingat bahwa featuredapat dikelompokkan ke dalam
kelas yang lebih kecil pada waktu berikutnya. Agak lebih sulit untuk memisahkan kelas
yang lebih kecil ke dalam kelas yang lebih besar, jika feature tersebut tidak dikondisikan
pada awalnya.
k. Mengalokasikan Penyimpanan
Di samping memutuskan bagaimana setiap atribut akan disimpan anda juga harus
meutuskan jumlah peyimpanan yang diperlukan untuk setiap atribut. Sebagai contoh,
berapa banyak karakter yang diperlukan untuk menyimpan nama jalan (ditentukan oleh
nama jalan yang terpanjang). Untuk item numerik, tentukan jumlah digit dan titik desimal
yang diperlukan. Kepentingan yang utama bahwa penyimpanan harus di tas jumlah data
yang terbesar. Semakin sedikit ruang yang digunakan untuk setiap atribut akan
menghasilkan file data yang lebih kecil, semakin sedikit penyimpanan space hardisk yang
digunakan pada komputer anda, dan waktu pemrosesannya makin cepat.
3. Rangkuman
a. Sistem Informasi Geografis sangat dibutuhkan dalam menyajikan data kehutanan
yang menyeluruh.
b. Untuk melakukan perencanan dan pengelolaan sumber daya hutan yang baik
diperlukan informasi yang memadai oleh pengambilan keputusan. Salah satu
penyajian informasi yang komprehensif adalah dengan menggunkana SIG
c. Sistem informasi geografis adalah satu sistem yang berorientasi kepada letak
geografis di atas permukaan bumi, berbasis komputer yang mempunyai
kemampuan mengolah, memanipulasi dan menampilkan data spasial maupun
attribute
d. Komponen SIG :
Software
Hardware Data
SIG
Pengguna Metoda
17
e. Manfaat Sig adalah untuk :
• Penyusunan basis data digital kehutanan
• Pemantauan kegiatan kehutanan
• Sarana pengambilan keputusan
• Koordinasi dan integrasi
4. Tes
1. Tujuan Pembelajaran
18
2. Uraian Materi
a. Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah
data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar
referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain,
yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan berikut
ini :
• Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan
proyeksi.
• Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang memiliki
beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis vegetasi, populasi,
luasan, kode pos, dan sebagainya.
1). Format data spasial
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan
data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat
direpresentasikan dalam dua format, yaitu:
• Data vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area
(daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan
nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur
titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan
ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya
19
adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor
yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
• Data raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem
Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel
grid yang disebut dengan pixel (picture element).
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata
lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili
oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan
oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan
batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi,
suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran
file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat
tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data
yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume
data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data
vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat
sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya
membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah,
tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.
b. Database
Geodatabase memiliki tiga aspek kunci :
• Merupakan model informasi dan model transaksi dalam Sistem Informasi Geografis.
20
• Merupakan aplikasi yang digunakan dalam ArcGis untuk mengakses dan bekerja
dengan semua file dan format semua data geografi.
• Merupakan contoh fisik dari kumpulan dataset dalam sistem file atau sistem Database
Management (DBMS).
Perencanaan geodatabase, perlu mempertimbangkan sebagai berikut :
Data seperti apa yang akan disimpan dalam database ?
Dalam proyeksi apa, data tersebut akan disimpan
Menetapkan aturan tentang bagaimana data tersebut akan disimpan ?
Menetapkan aturan tentang bagaimana data tersebut dapat dimodifikasi ?
Bagaimana mengorganisir Object Classes dan Sub-type ?
Pemeliharaan hubungan antar obyek dan jenis yang berbeda ?
Apakah database dalam network ?
Apakah database menyimpan obyek
Personal Geodatabase
Dibuat untuk menyimpan serta mengolah data spasial. Komponen Geodatabase antara
lain :
• Feature Dataset
• Berisi feature classes yang saling berkaitan dengan topologi dan network obyek.
Feature classes dalam feature dataset memiliki spatial reference yang sama.
• Feature Class
• Menyimpan representasi kenampakan geografis seperti titik, garis, poligon, anotasi,
data atribut dan lain-lain.
• Table
• Tabel berisi elemen-elemen data penyusun yang terletak di dalam baris dan kolom.
Tiap baris menyajikan data tunggal, record atau feature. Tiap kolom menyajikan field
tunggal atau nilai atribut. Tabel dapat memuat atribut yang dapat digabungkan dalam
dataset untuk penambahan informasi tentang data geogarafi.
• Relationship Class
• Menghubungkan obyek dari feature class atau tabel satu dengan obyek pada feature
class atau tabel yang lainnya.
• Topologi
21
• Penetapan aturan yang mengintegrasikan hubungan yang harus ada di antara data
feature
• Raster Dataset
• Kumpulan dari satu atau lebih band dalam suatu data raster.
ArcCatalog adalah salah satu program dari ArcGIS yang bisa digunakan antara lain untuk
menelusuri/mencari data (browsing), mengorganisir (organizing), membagi-bagikan
(distributing) dan mendokumentasikan (documenting) suatu struktur data dalam ArcGIS.
ArcCatalog menyediakan beberapa fungsi antara lain untuk menampilkan (preview),
membuat dokumen dan mengatur data geografis serta membuat geodatabase untuk
menyimpan data spasial dan tabular.
ArcCatalog merupakan sebuah fasilitas untuk mengatur data dalam jumlah besar yang
disimpan tersebar dalam folder data GIS. Tampilan (views) data di dalam ArcCatalog
sangat membantu Anda untuk secara cepat mencari data yang Anda perlukan walaupun
tersimpan dalam sebuah file, personal geodatabase dan ArcSDE geodatabase dalam
jaringan RDBMS.
ArcCatalog bisa digunakan untuk mengatur/mengelola folder dan file-file data ketika
membuat project database di dalam komputer. Juga dapat membuat personal geodatabase
pada komputer dan membuat atau meng-import feature class dan tabel.
ArcCatalog juga bisa membuat, menampilkan dan merevisi metadata, mendokumentasikan
dataset dan juga project yang dibuat.
22
Setelah terbuka jendela ArcCatalog adalah sebagai berikut :
23
• Pilih direktori atau folder yang akan dihubungkan, kemudian klik OK, misal direktori E
• Yag tadinya tidak terbaca, direktori E sekarang sudah masuk di ArcCatalog
24
1). Membuat shapefile langsung
Sebelum kita membuat file harus diketahui terlebih dahulu jenis feature dan sistem
koordinatnya. Jenis feature apakah titik, garis atau poligon. Sedangkan sistem
koordinatnya apakah geografis atau UTM. Hal ini harus disesuaikan dengan bahan/sumber
dari data tersebut diambil. Sebagai contoh sumber untuk membuat poligon adalah dari citra
satelit spot 5 yang berkoordinat sistem proyeksi UTM zone 50 S dengan datum WGS
1984. maka shapefile yang dibuat harus disesuaikan dengan sumbernya tersebut
25
• Beri nama folder yang sudah dibuat (ganti New folder dengan nama yang diinginkan)
• Arahkan kursor ke folder baru kemudian klik kanan dan pilih New kemudian pilih
Shapefile
26
• Pada Name tulis nama file, dan pada Feature Type pilih jenis featurnya, misal
Polygon
27
• Klik Select
• Pada kotak Browse for Coordinate System pilih jenis sistem koodinatnya, sesuai
dengan jenis citra SPOT 5 yang diatas mempunyai sistem koordinatnya adalah pryeksi
UTM. Maka pilih Projected Coordinate System.
28
• Sedangkan untuk datumnya pilih WGS 1984.
• Sesuai dengan posisi citra SPOT 5 pada gambar diatas, terletak pada zone 50 Selatan,
maka dipilih WGS 1984 UTM Zone 50S.prj. Kemudian klik Add.
29
• Pada kotak dialog Spatial ReferenceProperties dikonfirmasikan sistem koordinat yang
sudah terpilih. Apabila sudah benar klik OK
30
• Pada kotak dialog Create New Shapefile akan muncul konfirmasi dari spesifikasi file
yang dibuat. Apabila sudah cocok klik OK. Maka pembuatan shapefile dalam bentuk
feature poligon dengan sistem koordinat UTM zone 50S dengan dataum WGS 1984
telah selesai dilakukan.
31
Pembuatan baru Feature Class, Dataset, topologi, dsb
Konversi dari berbagai format : coverages, dxf, shp, tiff, imagine, dsb
geodatabase adalah satu solusi canggih (untuk saat ini) dalam hal manajemen data
berkapasitas raksasa. Data tabular dalam geodatabase mungkin sedikit berbeda dengan data
tabel yang diketik menggunakan Microsoft Excel.
Penyimpanan data tabular dan data spasial dalam geodatabase, tentunya akan banyak
memberikan kemudahan, misalnya manajemen tata letak data hingga aspek sekuriti.
Kalau dibayangkan bila satu set data spasial terdiri dari sedikitnya 5 file, yaitu file dbf, sbn,
sbx, shp dan shx. Hilang atau rusaknya salah satu file menyebabkan data spasial yang
bersangkutan menjadi tidak dapat dibuka memasukkan semua data ke dalam suatu
geodatabase akan memudahkan Kita dalam proses transfer dan pemindahan data, transfer
data hanya memindahkan 1 file geodatabase untuk lebih dari 1 data spatial maupun data
lainnya
ArcGIS mampu menangani data spasial dalam geodatabase atau dalam folder sekalipun.
Geodatabase sendiri kurang lebih merupakan suatu wadah untuk mengelola data spasial
sehingga lebih teratur dan mudah diatur . Personal Geodatabase memiliki kapasitas 2
GigaByte. File Geodatabase memiliki kapasitas tak terhingga, atau memiliki limit di
satuan TerraByte
Langkah membuat file geodatabase adalah sebagai berikut
• Buka ArcCatalog kemudian pada folder yang akan dipakai tempat penyimpanan file
geodatabase, lakukan klik kanan
32
• Pilih New>File Geodatabase
• Klik kanan pada file geodatabase, klik New, kemudian pilih Feature Dataset
33
• Beri nama kemudian klik next. Dalam penamaan tidak boleh ada spasi diantara kata.
34
• Apabila sistem koordinat sudah ditetapkan klik next
• Apabila tidak ada informasi mengenai sistem koordinat vertikal biarkan saja, kemudian
klik Next
35
• Kemudian klik Finish.
• Untuk menentukan jenis featurnya, lakukan klik kanan pada file dataset
36
• Pada kotak dialog New Feature Class, isi Name dengan nama file dari feature class.
Alias diisi dengan nama yang akan ditampilkan pada layer. Sedangkan pada Type
pilih tipe feature nya, misal Polygon Feature.
37
• Untuk menambah field (judul kolom) baru, isi pada baris Field Name yang kosong.
Pada masing-masing field baru tentukan tipe datanya
• Klik Finish
38
e. Membuat poligon baru
Shapefile yang telah dibuat di ArcCatalog, untuk mengisi data vektor dilakukan pada
ArcMap. Untuk itu buka ArcMap dan lakukan tahapan berikut :
39
Pada toolbar Editor pilih Start Editing
Pada Task pilih Create New Feature dan pada target pilih latihan poligon (file yang
40
Setelah selesai lakukan Stop editing
f. Editing poligon
41
Pada Editor pilih Start Editing
Klik poligon yang akan diedit. Pada task pilih Reshape Feature, pada Target pilih
latihan poligon (file yang akan diedit) dan alatnya pilih Sketch Tool.
Mulai dari luar (supaya terjadi overshoot) dan digitasi dengan mengikuti garis sesuai
42
Apabila telah selesai lakukan klik ganda (F2) sehingga poligon nya menjadi seperti
berikut :
Lakukan hal yang sama pada bagian lain yang akan diperbaiki.
Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, setiap selesai satu bagian
Setelah selesai seluruh bagian di edit, lakukan stop editing dan klik Yes.
43
1). Apabila akan ditambah poligon baru pada file latihan poligon, dimana sebagian sisi
poligonnya berhimpitan dengan poligon sebelumnya; maka lakukan hal sebagai berikut :
Pada Editor pilih Start Editing, Pada Task pilih Auto-Complete Polygon, pada Target
Lakukan digitasi
44
Lakukan hal yang sama untuk membuat poligon-poligon yang lain
45
2) Membagi poligon
Misal poligon nomor 1 diatas akan dibagi menjadi beberapa bagian. Caranya adalah
sebagai berikut :
Start Editing
Pada Target pilih File poligon yang akan dibagi (latihan poligon)
46
g. Pembuatan Feature Garis
Feature garis biasanya digunakan untuk membuat alur sungai atau anak sungai yang
lebarnya sempit atau jalanan yang tidak lebar. Sedang untuk sungai yang besar dan jalan
47
Pada Editor, klik Start Editing
Lakukan digitasi
Apabila akan diakhiri digitasi lakukan stop editing kemudian klik Save.
48
Pilih Sketch Tool
Untuk mempaskan pada garis, dekatkan kursor ke awal akan dibuat percabangan garis
Untuk menghindari hasil pekerjaan tidak tersimpan, lakukan Save Edits setiap saat
Setelah selesai digitasi lakukan klik ganda (F2) dan Stop Editing.
49
Area yang dibatasi dari perpotongan garis-garis dapat dibuat feature poligon. Caranya
Klik Feature.
50
Klik kanan pada Feature to Polygon, kemudian pilih open.
51
Pada Input Feature isikan file feature line yang akan dijadikan poligon
Klik OK
52
h. Pembuatan Feature Titik
Tambahkan pada layer file feature titik yang dibuat pada ArcCatalog
Start Editing
53
Apaila sudah selesai digitasi, lakukan stop editing kemudian Save.
Misal dari latihan poligon di bawah ini akan dibuat feature titik; langkahnya adalah sebagai
berikut :
54
Pada Data Management Tools, pilih Feature
Pada Feature, pilih Feature To Points kemudian klik kanan dan pilih open
55
Isikan nama file input dan beri nama file autput dari feature titik dan centang pada
56
Klik OK
57
i. Topologi
Topologi merupakan pendefinisian secara matematis yang menerangkan hubungan relatif
antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Konsep dasar dilakukan topologi adalah
agar data tersaji secara benar sesuai aturan, yaitu :
• Obyek menempel (terhubung tidak terputus) dengan obyek tetangga
• Tidak ada duplikasi
• Tidak ada jeda (lompatan obyek)
Feature data topologi adalah :
z Titik (node) : merupakan persimpangan antara dua garis atau lebih, atau awal dan akhir
dari suatu garis dan identitas node
z Garis (chain) : merupakan garis beserta identitas garisnya, di awal dan akhir garis
ditandai oleh node, mendefinisikan poligon di kiri dan kanannya
z Area (polygon) : merupakan area dengan identitas poligon, tersusun dari serangkain
chain yang saling terhubung dengan urutan searah jarum jam
Agar data spasial siap dimanfaatkan untuk kepentingan SIG, maka perlu dilakukan
pembangunan topologi. Pembangunan topologi mencakup pemberian identitas untuk
setiap obyek dan definisi hubungan antara suatu obyek dengan tetangganya. Untuk
memenuhi kriteria konsep topologi, maka pembangunan topologi mempunyai aturan-
aturan yang khas untuik setiap feature data spasial.
Ilustrasi aturan poligon adalah sebagai berikut :
58
Aturan garis adalah sebagai berikut :
59
Aturan titik adalah sebagai berikut :
60
Tabel 1. Contoh aturan topologi
Aturan Deskripsi Pembenahan
Topologi
A. Poligon
1. Must Not Area di dalam satu poligon tidak boleh Subtract,
Overlap bertumpang susun dengan poligon Merge, Create
lainnya.Aturan ini berguna untuk Feature,
menghilangkan adanya luasan yang terhitung 2 aggregate
(dua) kali polygon
2. Must Not Have Tidak boleh ada jeda (gaps) antara poligon yang Create Feature
Gaps bersinggungan. Sehingga batas kedua poligon
tersebut selalu bersinggungan. Aturan ini
berguna untuk mengidentifikasi adanya gaps
yang membuat luasan suatu peta berkurang.
B. Garis
3. Must Not Garis tidak boleh tumpang susun dengan garis Subtract
Overlap lain. Aturan ini untuk menghindari adanya
duplikasi.
4. Must Not Garis tidak boleh bersinggungan dengan garis Split, Subtract
Intersect lain. Aturan ini untuk menghindari adanya over
shoot.
5. Must Not Have Dangles adalah tanda adanya node pada suatu Extend, Trim,
Dangles garis yang tidak bertemu dengan node di garis Snap
yang lain. Aturan ini berguna untuk menguji
adanya suatu garis (polyline) yang tidak
tertutup.
C. Titik
6. Must Be Titik harus berada di batas poligon. Titik ini None
Covered By berguna disaat untuk mendifinisikan batas
Boundary Of poligon sebagai penunjuk batas terluar yang
ditemukan di sepanjang batas poligon
7. Must Be Titik harus berada di dalam area (poligon), Titik Delete
Properly ini berguna disaat menunjukkan hubungan titik
Inside dan poligon, seperti lokasi, dan data atribut
Polygons keduanya.
8. Must Be Titik harus berada di akhir fitur garis. Aturan ini Delete
Covered By hampir sama dengan aturan untuk garis.
Endpoint Of
9. Must Be Titik pada suatu fitur berhubungan dengan fitur None
Covered By garis lainnya. Sebagai contoh titik yang berada
Line di sepanjang jalan (fitur garis)
61
Contoh aturan topologi poligon untuk Must Not Overlap
Pada gambar dibawah ini ada poligon yang overlap. Untuk tujuan tertentu hal ini tidak
diinginkan.
Cara mengecek pada bagian-bagian yang mana saja poligon-poligon tersebut saling
overlap, yaitu sebagai berikut :
• Data vektor yang akan dilakukan topologi tidak boleh ditampilkan pada ArcMap
• Buka ArcCatalog
62
• Pilih New klik Topology
• Klik Next
• Klik Next
63
• Pada kotak dialog New Topology centang data poligon yang akan ditopologi
Kemudian klik Next
• Karena hanya ada satu yg ditopologi, maka tidak perlu dilakukan perangkingan, klik
Next
64
• Klik Add Rule
• Pada Feature of feature class pilih poligon yang akan di cek. Pada Rule pilih aturan
yang akan digunakan dalam hal ini Must Not Overlap. Klik OK
• Klik Next
65
• Pada kotak dialog diperlihatkan ringkasan dari aturan topologi yang dilakukan. Klik
Finish.
• Topologi akan diproses, setelah selesai akan dilakukan konfirmasi sebagai berikut :
• Apabila akan divalidasi sekarang klik yes, maka pada ArcCatalog akan bertambah file
tipe geodatabase topologi
• Lakukan drag file buat dataset_Topology pada ArcCatalog, dan drop ke ArcMap
66
• Setelah di drop akan ada konfirmasi sebagai berikut :
• Apabila yang akan ditampilkan hanya bagian yang salah (overlap) pilih No.
Sedangkan apabila ingin diikutsertakan dengan feature poligonnya, klik Yes
• Pada kotak akan diperlihatkan sistem koordinat yang dipakai oleh kedua jenis file
tersebut. Klik Close
67
• Yang berwarna lain dari poligon adalah kesalahan yang dilakukan waktu membuat file
data vektor poligon
• Klik ganda atau klik kanan pada Aggregate Polygons kemudian pilih open
68
• Pada input feature masukan file yg akan diperbaiki. Pada Output feature Class beri
nama file yang sudah diperbaiki. Isi aggregate distance nya di atas nol
• Klik OK
69
j. Geoprocessing
Geoprocessing merupakan bagian yang esensial apabila kita bekerja dengan ArcGis.
Maksud yang paling mendasar dari geoprocessing adalah memudahkan pekerjaan-
pekerjaan secara otomatis dalam sistem kerja SIG. Hampir semua pekerjaan dalam SIG
adalah berupa pengulangan-pengulangan dan merupakan langkah ganda suatu prosedur
yang disebut workflow (alur kerja), hal ini akan lebih mudah dikerjakan dengan
menggunakan tool-tool geoprocessing yang akan secara atomatis melakukan pekerjaan-
pekerjaan tersebut. Dibawah ini dicontohkan sebagian kecil dari tool-tool yang tersedia
dari fasilitas geoprocessing untuk pengolahan data vektor.
1). Clip
Fasilitas clip digunakan untuk memotong feature dengan feature lain yang memiliki daerah
overlap. Sebagai contoh ada dua feature polygon Bangunan alias Asrama dan Lapangan
alias Tanah kosong dengan bentuk sebagai berikut :
70
Tabel dari asrama adalah :
71
Pada Input feature masukan feature poligon yang akan dipotong dan clip feature
masukan feature pemotongannya. Pada Output Feature clas beri nama file dari hasil
pemotongan
Klik OK
72
2). Erase
Fasilitas Erase digunakan untuk menghapus bagian tertentu dari suatu feature dengan
menggunakan penghapus berupa feature. Caranya adalah sebagai berikut :
Pada ArcToolbox pilih Analysis Tools>Overlay>Erase
Pada jendela Erase isikan featur yang mau dihapus , feature penghapus dan
penyimpanan hasil
73
Klik OK
3). Identity
74
Hasil proses identity adalah sebagai berikut :
75
4). Intersect
Arctoolbox>analysis tools>Overlay>intersect
Masukkan File feature
76
Sedangkan hasil Clip :
Hasilnya
77
Struktur Tabel :
Hasilnya :
Struktur tabel :
78
7. Union
Arctoolbox>analysis tools>Overlay>Union
Hasilnya
79
Struktur tabel :
8. Update
Arctoolbox>analysis tools>Overlay>Update
Hasilnya
80
Struktur tabel :
9. Split
Arctoolbox>analysis tools>Extract>Split
Hasilnya
81
Struktur tabel :
10). Dissolve
Feature yang akan diproses dengan dissolve :
82
Dengan bentuk tabel sebagai berikut :
Hasilnya
83
Struktur tabel
k. Transformasi Koordinat
Transformasi koordinat ialah proses pemindahan sistem koordinat kepada sebuah sistem
koordinat yang lain untuk menguraikan ruang yang sama. Koordinat-koordinat baru bagi
image untuk setiap titik adalah sama dengan koordinat-koordinat lama bagi titik asalnya.
Sistem proyeksi adalah sistem perepresentasian permukaan bumi yang tidak beraturan pada
suatu bidang datar dengan metode geometris dan matematis tertentu. Dalam mengolah
data spasial menggunakan ArcGis. Dapat melakukan proyeksi dan transformasi sesuai
dengan sistem yang diinginkan. Sistem proyeksi yang banyak digunakan untuk pemetaan
84
1). Mendefinisikan sistem proyeksi data feature
85
Pada jendela dialog Define Projection isikan masukan dataset atau feature class
Klik OK
Pada data View klik kanan dan pilih Data Frame Properties
86
Pada jendela dialog Data Frame Properties, tab Coordinate System
87
Pilih World
88
Suatu sistem koordinat dari sebuah feature atau dataset dapat diubah ke dalam sistem
koordinat lain. Untuk melakukan ini dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
(misal feature poligon dari file latihan poligon.shp akan diubah dari koordinat UTM
Pada Projection and Transpormation, pilih Project kemudian klik kanan dan klik Open.
Dari jendela Project , pada kotak input Dataset or Feature Class isi dengan file latihan
poligon.shp. Pada kotak Output Dataset or Feature Class beri nama file setelah
berkoordinat geografis.
89
Pada Output Coordinate System klik Spasial Reference Properties yang berada di ujung
Klik Select
90
Klik ganda pada Geographic Coordinate System
91
Klik OK
92
Klik Close.
l. Georeferencing
Georeferencing merupakan suatu proses transformasi koordinat pada data raster dari
Georeferencing)
93
Masukkan data raster yang akan digeoreferencing ke dalam Data View. Toolbar
Klik mouse di atas lokasi yang diketahui koordinatnya di atas layer raster/image untuk
94
Klik kanan dan pilih input X and Y
Pada kotak dialog Enter Coordinate, isikan koordinat pada titik tersebut kemudian klik
OK
Lakukan pada titik-titik lain, sehingga seluruhnya minimal mempunyai empat titik
yang di link
Apabila akan disimpan dengan nama baru pada Toolbar Georeferencing pilih Rectify,
geri nama dan pilih format file yang diinginkan. Klik Save
95
Misal akan dilakukan Georeferencing dari data raster yang diambil dari Goegle Earth
sebagai tambahan citra (scene lanjutan dari citra satelit yang sudah ada). Caranya adalah
sebagai berikut :
Tambahkan layer yang akan dijadikan acuan koordinat dan layer raster yang akan
Pada Tabel of content (TOC) klik kanan layer data acuan referensi dan klik Zomm to
layer.
Dari toolbar Georeferencing, klik/pilih layer raster yang akan diproses georeferencing
Klik Georeferencing dan klik Fit To Display untuk menempelkan visual raster pada
96
Data rasteer yang akan di-georeferencing dapat diputar atau digeser-gerse sesuai
97
Untuk menambah link, klik mouse pada lokasi yang mempunyai karakteristik yang
mudah dikenali, kemudian klik pada target layer (the referenced data) obyek yang sama
Klik View link table untuk mengevaluasi nilai titik kontrol tersebut.
georeferencing yang baru dengan nama layer raster/image yang sama dengan
sumbernya.
Hasil proses georeferencing bisa disimpan dengan nama baru (Save As) dengan
98
Klik Save
99
Disebelah kiri panel ArcCatalog pilih folder tempat data disimpan, pada tab Contents,
di panel sebelah kanan aplikasi ArcCatalog akan ditampilkan sekumpulan dataset yang
Buka aplikasi ArcMap, atur tampilan ArcMap dan ArcCatalog sehingga bisa terlihat
secara simultan.
data yang berbeda. Sedangkan ArcMap berfungsi sebagai aplikasi untuk menyajikan
peta, editing, dan melakukan analisis. Lakukan drag dan drop data dengan
Pada tab contents di ArcCatalog pilih data yang akan dimasukkan ke ArcMap
100
n. Penambahan Data Dengan Menggunakan Ikon Add Data
101
o. Penambahan Layer (Data) dengan Tabel Of Contents
Pada Tabel of Contents, klik kanan di layer kemudian pilih Add Data
Pada kotak dialog Add Data pilih file yang akan ditampilkan
102
p. Klasifikasi dan Simbolisasi Data Spasial
Layer Latihan Poligon nampak menggunakan simbol warna tunggal secara default.
Apabila ingin disajikan data latihan poligon dengan menggunakan simbol banyak warna,
1). Mengisi keterangan dari masing-masing field/nama kolom yang sudah dibuat (apabila
Klik kanan Layer Latihan poligon dan pilih Open Attribute Table
103
Isikan kolom-kolom kosong sesuai kriteria masing-masing poligon
2). Simbolisasi
Klik ganda pada layer Latihan poligon. Apabila belum terpilih Simbologi, klik tab
Symbology.
104
Pada panel sebelah kiri, klik Catagories, kemudian pilih Unique Value.
Pada Value Field pilih yang akan dijadikan patokan untuk perbedaan warna (apakah
Klik Add All Value untuk menampilkan semua perbedaan warna sesuai jumlah
Klik OK
105
3). Label Feature
Penyajian peta belum komplit tanpa menambahkan label didalamnya. Untuk membuat
Pada kotak Label Field, pilih label yang diinginkan, misal keterangan.
Klik tombol OK
106
q. Pembuatan File Proyek
Pekerjaan dengan Arcgis biasanya tidak langsung jadi; pekerjaan dilanjutkan pada lain
waktu. Agar supaya tidak diulang-ulang membuka file yang belum diselesaikan, maka
Misal ada data dengan dua data frame; data frame pertama berisi data vektor yang akan
dijadikan peta utama dan data kedua mengenai peta situasi dimana posisi lokasi dari peta
utama.
107
Pada gambar di atas terdapat dua data frame. Untuk mengaktifkan frame yang pertama
Maka pada data view akan telihat data frame yang diaktifkan.
108
Pada kotak Save in, pilih tempat file proyek akan disimpan
Klik Save
Untuk membuka kembali file proyek yang sudah tersimpan, apabila aplikasi ArcGis 9.2
Buka program
Pada saat pertama terbuka akan terdapat konfirmasi file proyek yang akan dibuka
Akan terbuka pada data view hasil pekerjaan pada proyek tersebut (hasil terakhir di
Save).
109
r. Pengaturan Ukuran Kertas Dalam Layout
Tata letak/layout secara kartografis merupakan seni terhadap setiap pembuatan peta sesuai
dengan jenis dan tema peta. Elemen-elemen peta dapat dituangkan dalam berbagai ukuran
kertas dan orientasi kertas (potrait dan landscape). Pemilihan bentuk dan ukuran kertas
sangat penting dalam pembuatan layout, sehingga harus dilakukan pertama sebelum
Ukuran dan orientasi kertas dapat diatur dengan memilih menu File, kemudian pilih Page
And Print Setup. Pengaturan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :
110
Pada Orientation beri tanda pada Potrait (apabila diinginkan ukuran kertas memanjang
vertikal) atau beri tanda pada Landscape (bila diinginkan memanjang ke samping)
Apabila diinginkan ukuran layout peta sesuai ukuran yang ada pada printer yang
Klik OK
Pengaturan dapat dilakukan pada kolom Map Page Size, yaitu dengan tidak memberi cek
mark pada kotak Use Printer Paper Settings. Pengaturan ini dapat menyesuaikan Standar
111
s. Menambahkan Elemen Peta Pada Layout
Pada kotak Text, ketik judul peta, atur jenis huruf, ukuran dll dengan mengklik Change
symbol.
Untuk Membuat skala peta pada layout dapat dibuat dengan langkah berikut :
112
Klik view peta utama yang akan ditentukan skalanya
Pada kotak Map Scale ketik langsung angka skala yang diinginkan
Tekan Enter
Lakukan hal yang sama pada view peta situasi, tentu dengan skala yang lebih kecil,
misal 1 : 2000000
113
3). Membuat Grid
Pembuatan sistem koordinat dapat dibuat setelah ditentukan skala petanya. Cara membuat
peta dengan dua sistem koordinat (koordinat geografi dan UTM) adalah sebagai berikut :
Klik Data View peta utama, kemudian klik kanan dan pilih properties
Pilih Graticule, kemudian Grid diberi nama ”Grid Geografi” pada pilihan Grid Name
Klik Next
114
Pada kotak dialog Create a graticule, tandai Graticule and labels (untuk memunculkan
Pada Interval isi angka interval garis grid (disesuaikan dengan skala); misal 30 detik
Klik Next
Pilih Warna, jenis dan ukuran huruf yang diinginkan, kemudian klik OK
115
Klik Next kemudian klik finish
Maka pada kotak Grid akan terisi Grid Geografi dengan karakteristik sesuaikan yang
telah ditetapkan
116
Apabila interval garis ini akan diganti (interval 30 detik terlalu rapat), ubah dengan
117
Klik Ok, kemudian pada Data Frame Properties klik lagi Apply. Lihat interval grid
Untuk menambah Grid UTM pada data view yang sama, klik lagi New Grid
Klik Next, pada Appearance pilih Tick marks and Labels. Tentukan intervalnya.
118
Klik Next, Apabila ingin diubah hurufnya klik Text Style
Pada kotak format pilih Corner Label, kemudian klik Additional Properties
Ganti Number of principal digitnya menjadi 0 dan Number of base diggitnya juga
menjadi 0.
119
Pada String ganti Easting Suffik menjadi T untuk Timur dan Northing suffiknya
Klik OK 2 X
Pada Data Frame Properties Klik Apply untuk melihat hasilnya sementara.
Untuk data view peta situasi lakukan hal yang sama seperti membuat grid geografis,
120
4). Menambah Orientasi
Orientasi adalah petunjuk arah mata angin yang terdapat pada peta. Langkah langkah
Klik OK
121
5). Menambah Skala Grafis
Skala merupakan perbandingan antara bentuk atau jarak yang ada di peta atau sketsa
dengan bentuk aslinya di lapangan. Skala yang bisa disajikan pada layout ArcGis ini ada
dua, yaitu skala grafis dan skala teks. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
122
Ubah pada jendela Scale Bar sesuai yang diinginkan, misal Division units nya diganti
Klik OK, 2 X
t. Pengolahan Citra
Citra satelit yang dibeli perlu dikoreksi. Karena antara satu lembar (scene) citra yang satu
dengan scene berikutnya tidak tepat posisinya karena faktor satelit atau media atmosfer
yang dilalui oleh gelombang yang dipancarkan satelit. Untuk itu perlu dilakukan koreksi
terhadap citra.
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan dari 3 scene citra satelit yang sepintas terlihat
123
Tetapi apabila kita perbesar akan terlihat ketidaktepatan sambungan antara dua citra yang
berbatasan.
Citra satelit terdiri dari beberapa band. Untuk menghasilkan warna tertentu (citra
Citra Spot 4 terdiri dari 4 band untuk menghasilkan warna natural didapat dari
menggabungkan band 4 1 3.
Citra Landsat7 terdiri dari 8 band, untuk RGB warna asli dihasilkan dari gabungan
band 5 4 2
1a). Cara menampilkan Citra komposit dengan warna asli dari Citra SPOT-4
Spot 4 yang akan ditampilkan citra kompositnya disini sudah berupa satu file yang terdiri
dari 4 band. Langkah untuk menampilkan citra warna asli adalah sebagai berikut :
Buka ArcMap
124
Citra spot diatas belum ditampilkan warna aslinya di lapangan.
Klik ganda layer citra atau klik kanan kemudian pilih Properties, maka akan tampil
125
Klik Apply untuk melihat hasilnya
Apabila latar hitam dari citra ingin dihilangkan, tandai Display Background
Value:(R,G,B)
126
Klik OK
Menampilkan citra komposit/RGB dari file citra landsat adalah sebagai berikut :
127
Klik ganda pada layer citra
Pada gambar diatas terlihat bahwa pembuat citra komposit memasukkan 6 band,
dimana untuk warna natural ada pada band Red layer, Green layer, dan Blue layer
Ganti Channel Red dengan Red layer, Green dengan Green layer, dan Blue dengan
Blue layer.
128
Klik OK
File citra satelit yang dibeli, masing-masing bandnay terpisah berupa file-file. Sebagai
contoh adalah file Citra satelit Landsat 7, dimana file-file masing-masing bandnya adalah
sebagai berikut :
129
(4) BAND4_FILE_NAME = "L71113065_06520020804_B40.TIF"
Buka ArcMap
130
Pada Raster, pilih Composite Bands
Klik ganda atau Klik kanan pada Composite Band kemudian pilih open
131
Masukkan file-file band tunggal, dimana untuk mendapatkan citra komposit RGB
dengan warna natural band yang dimasukkan adalah 5 4 2. Caranya pada Input
Pada Output Raster, Tentukan folder tempat file komposit RGB disimpan dan beri
nama filenya. Nama file cantumkan dengan ektensinya, misal .img, .tif., .jpg, .bmp,
.png
132
Klik OK, maka pembuatan citra komposit RGB akan diproses. Setelah selesai akan
lansung dimasukkan dalam jendela Arcmap dengan nama layer raster Selayar.
Pada gambar masih belum menunjukkan warna aslinya. Klik ganda layer raster
133
Pada Stretch, terlihat Typenya adalah Standar Deviation, ganti menjadi None
Klik OK
134
u. Menggeser Citra
Koreksi pada citra pada program Arcgis 9.2 ini dapat dilakukan dengan menggunakan
Tambahkan layer yang akan dijadikan acuan koordinat dan layer raster yang akan
Raster acuan
Raster yg akan
digeoreferencing
Pada table of content (TOC) klik kanan target layer (raster data acuan referenci) dan
135
Dari georeferencing toolbar, klik pilih layer raster yang akan diproses georeference.
Klik georeferencing dan klik fit to display untuk menempatkan visual raster pada area
posisi raster yang akan di georeference dapat digeser, diputar atau diperbesar sesuai
136
Tetapkan titik di raster yang akan diproses, dimana titik tersebut juga terdapat pada
layer referensi
137
Klik View Link Table untuk mengevaluasi nilai titik kontrol tersebut. Rektifikasi yang
baik nilai Total RMS Error diusahakan sekecil mungkin (lebih kecil dari 0.05).
Hasil proses georeferencing bisa disimpan dengan nama baru, dengan perintah Rectify
138
Pilih Output Location, yaitu folder tempat citra hasil rektifikasi akan disimpan, pada
Name, beri nama citra hasil rektifikasi, sertakan nama ektensinya. Tentukan format
yang diinginkan.
Klik Save
v. Mosaik Citra
Mosaik citra adalah proses menggabungkan/menempelkan dua atau lebih citra yang
tumpang tindih (overlapping) sehingga menghasilkan citra yang representatif dan kontinu.
Citra yang digabung adalah citra-citra yang sudah dilakukan koreksi. Caranya adalah
sebagai berikut :
139
Pada Raster, pilih Mosaic to New Raster
Pada kotak dialog Input Raster, masukkan file-file citra yang akan digabung. Jumlah
140
Pada Output Location, Isi dengan tempat folder file mosaic akan disimpan
Pada Raster dataset name with extension, tulis nama file gabungan sekaligus dengan
ektensinya. Pada number of bands isikan dengan jumlah band; pada mosaic method
141
Klik OK, tunggu proses penggabungan selesai yang ditandai layer gabungan citra
w. Pemotongan Citra
Pemotongan Citra dilakukan guna memperkecil daerah yang dikaji sesuai dengan area of
interest. Pemotongan citra dapat dilakukan sesuai dengan bentuk poligon yang diinginkan,
sebagai contoh batas kaupaten atau batas kecamatan atau bentuk poligon lainnya.
142
Pemotongan citra sesuai dengan bentuk poligon dilakukan dengan menggunakan fasilitas
Klik Install
143
Klik Add from file
Klik Open
144
Syarat agar citra dapat dipotong oleh poligon adalah file citra dengan file vektor poligon
harus mempunyai koordinat yang sama. Sebagai contoh pada gambar di bawah, walaupun
citra dan poligon menumpuk, karena pada sistem koordinatnya menggunakan UTM.
Jadi data vektor Kec_towuti.shp harus diubah menjadi koordinat UTM, dengan cara
sebagai berikut :
145
Kemudian pilih Feature
146
Masukan data vektor yang akan diubah menjadi UTM pada Input Dataset or Feature
Class
Klik OK
Pada ArcMap, Tambahkan data layer data Citra yang akan dipotong dan layer
147
Klik HawthsTools, kemudian klik lagi Raster Tools, Pilih Clip Raster By Polygons.
Pada Select raster layer to clip, tandai data citra yang akan dipotong
Pada Output folder, pilih folder tempat hasil pemotongan citra disimpan
148
Klik Add
Data raster citra yang terpotong akan tersimpan di folder baru yang dibentuk di dalam
folder potong citra, yaitu akan membentuk nama folder yang sama dengan nama citra
(folder Luwu_gabung-1)
Dalam folder tersebut akan terbentuk 4 data raster diantaranya satu data adalah data
149
x. Klasifikasi Visual Citra
kenampakan-kenampakan yang homogen. Klasifikasi yang akan dijelaskan dibawah ini adalah
klasifikasi visual, dimana pengenalan penutup/penggunaan lahan sampai pada tahap fungsi dari lahan
tersebut (misal, sawah, ladang/tegalan, kebun campur, hutan, dll) yang kemudian dilakukan
pendeleniasian (pemberian batas antara penutup/penggunaan lahan yang berbeda) langsung pada
Untuk dapat melakukan interpretasi, penafsir memerlukan unsur-unsur pengenal pada obyek
atau gejala yang terekam pada citra. Unsur-unsur pengenal ini secara individual maupun secara
kolektif mampu membimbing penafsir ke arah pengenalan yang benar. Unsur-unsur ini disebut
Rona (tone) mengacu pada kecerahan relatif obyek pada citra. Rona biasanya dinyatakan
dalam derajat keabuan meliputi 8 (delapan) hal, yaitu rona/warna, bentuk, ukuran, (grey scale),
misalnya hitam/sangat gelap, agak gelap, cerah, sangat cerah/putih. Apabila citra yang
digunakan itu berwarna, maka unsur interpretasi yang digunakan ialah warna (color),
150
meskipun penyebutannya masih terkombinasi dengan rona, misalnya merah, hijau, coklat
Bentuk (shape) sebagai unsur interpretasi mengacu ke bentuk secara umum, konfigurasi, atau
garis besar wujud obyek secara individual. Bentuk beberapa obyek kadang-kadang begitu
berbeda daripada yang lain, sehingga obyek tersebut dapat dikenali semata-mata dari unsur
bentuknya saja.
Ukuran (size) obyek pada foto harus dipertimbangkan dalam konteks skala yang ada.
Penyebutan ukuran juga tidak selalu dapat dilakukan untuk semua jenis obyek.
Pola (pattern) terkait dengan susunan keruangan obyek. Pola biasanya terkait pula dengan
adanya pengulangan bentuk umum suatu atau sekelompok obyek dalam ruang. Istilah-istilah
yang digunakan untuk menyatakan pola misalnya adalah teratur, tidak teratur, kurang teratur,
kadang-kadang pula perlu digunakan istilah yang lebih ekspresif, misalnya melingkar,
Bayangan (shadow) sangat penting bagi penafsir karena, dapat memberikan dua macam efek
yang berlawanan. Pertama bayangan mampu menegaskan bentuk obyek pada citra, karena
outline obyek menjadi lebih tajam/jelas, begitu pula kesan ketinggiannnya. Kedua bayangan
justru kurang memberikan pantulan obyek ke sensor, sehingga obyek yang teramati menjadi
tidak jelas.
Tekstur (texture) merupakan ukuran frekuensi perubahan rona pada gambar obyek. Tekstur
dapat dihasilkan oleh agregasi /pengelompokan satuan kenampakan pohon dan bayangannya,
gerombolan satwa liar di bebatuan yang terserak diatas permukaaan tanah. Kesan tekstur juga
bersifat relatif, tergantung pada skala dan resolusi citra yang digunakan.
Situs (site) atau letak merupakan penjelasan tentang lokasi obyek relatif terhadap obyek atau
kenampakan lain yang lebih mudah untuk dikenali, dan dipandang dapat dijadikan dasar untuk
identifikasi obyek yang dikaji. Obyek dengan rona cerah, berbentuk silinder, ada bayangannya,
151
dan tersusun dalam pola yang teratur dapat dikenali sebagai kilang minyak, apabila terletak
Asosiasi (assosiation) merupakan unsur yang memperhatikan keterkaitan antara suatu obyek
atau fenomena dengan obyek atau fenomena lain, yang digunakan sebagai dasar untuk
Perlu diperhatikan bahwa dalam mengenali obyek, tidak semua unsur perlu digunakan secara
bersama-sama. Ada beberapa jenis fenomena atau obyek yang langsung dapat dikenali hanya
berdasarkan satu jenis unsur interpretasi saja. Ada pula yang membutuhkan keseluruhan unsur
152
penebangan. Bekas penebangan yang parah jika
tidak mem-perlihatkan liputan air digolongkan
tanah terbuka, sedangkan jika memperlihatkan
liputan air digolongkan menjadi tubuh air
(rawa)
Hutan mangrove Hmp/2004 Hutan bakau, nipah nibung yang berada di
primer sekitar pantai yang belum ditebang. Pada
beberapa kondisi hutan mangrove berada di
pedalaman.
Hutan mangrove Hms/20041 Hutan bakau, nipah dan nibung yang telah
sekunder mengalami penebangan yang ditampakkan oleh
pola alur di dalamnya. Khusus untuk areal
bekas tebangan yang telah dijadikan
tambak/sawah (tampak pola persegi/pematang)
dimasukkan ke dalam kelas tambak/sawah
Semak belukar B/2007 Kawasan bekas hutan lahan kering yang telah
tumbuh kembali, didominasi vegetasi rendah
dan tidak menampakkan lagi bekas alur/ bercak
penebangan
Semak belukar Br/20071 Semak belukar dari bekas hutan di daerah bekas
rawa rawa
Rumput S/3000 Kenampakan non hutan alami berupa padang
rumput dengan sedikit pohon. (Kenampakan
semacam ini terdapat di sekitar Nusa Tenggara
Timur dan Pantai Selatan Papua)
Hutan tanaman Ht/2006 Seluruh kawasan hutan tanaman baik yang
sudah ditanami maupun yang belum (masih
berupa lahan kosong). Identifikasi lokasi dapat
diperoleh pada Peta Persebaran HTI
Perkebunan Pk/2010 Seluruh kawasan perkebunan, baik yang sudah
ditanami maupun yang belum (masih berupa
lahan kosong). Identifikasi dapat diperoleh pada
153
Peta Persebaran Perkebunan (Perkebunan
Besar). Lokasi perkebunan rakyat mungkin
tidak termasuk dalam peta tersebut sehingga
memerlukan informasi lain.
Pertanian lahan Pt/20091 Semua aktivitas pertanian di lahan kering
kering seperti tegalan, kebun campuran dan ladang
Pertanian lahan Pc/20092 Semua aktivitas pertanian di lahan kering,
kering bercampur berselang-seling dengan semak, belukar dan
semak hutan bekas tebangan
Transmigrasi Tr/20093 Seluruh kawasan baik yang sudah diusahakan
maupun yang belum, termasuk areal pertanian,
perladangan dan permukiman yang berada di
dalamnya
Sawah Sw/20093 Seluruh aktivitas pertanian lahan basah yang
dicirikan oleh pola pematang, kecuali tambak
dan tambak garam.
Tambak Tm/20094 Aktivitas pertambakan ikan di sekitar pantai
yang ditandai dengan kenampakan pola
pematang, termasuk tambak garam
154
batubara, timah, tembaga dll.). Tambang
tertutup seperti minyak, gas dll. tidak
dikelaskan tersendiri, terkecuali mempunyai
areal luas sehingga dapat dibedakan dengan
jelas pada citra
Permukiman Pm/2012 Kawasan permukiman baik perkotaan,
perdesaan, pelabuhan, bandara, industri dll.
yang memperlihatkan pola alur jalan yang rapat
Tubuh air A/5001 Semua kenampakan perairan, termasuk laut,
sungai, danau, waduk, terumbu karang dan
lamun (lumpur pantai). Khusus kenampakan
tambak di tepi pantai dimasukkan ke kelas
tambak.
Rawa Rw/50011 Kenampakan rawa yang tidak tertutupi liputan
hutan lagi
Awan Aw/2500 Semua kenampakan awan yang menutupi suatu
kawasan. Jika terdapat awan tipis yang masih
memperlihatkan kenampakan di bawahnya dan
masih memungkinkan untuk ditafsir, penafsiran
tetap dilakukan. Poligon terkecil yang tetap
didelineasi untuk kelas awan adalah luasan 2 x
2 cm2
155
Daerah karst Dataran rendah
156
4). Hutan Mangrove
157
7). Semak belukar rawa
8). Perkebunan
Karet Tua
Karet Muda
158
Kelapa
Tebu
11). Sawah
159
12). Tambak
14). Pemukiman
160
15). Lahan Tebuka
16). Pertambangan
17). Rawa
161
18). Tubuh Air
19). Awan
162
atas lembaran peta yang dilakukan secara manual ke dalam format digital dengan model
data vektor. Digitasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses penggambaran ulang sebuah
manuskrip, sketsa, diagram atau peta garis dengan menggunakan peralatan elektronik yang
berbasiskan komputer. Kegiatan digitasi merupakan suatu proses untuk dapat
menghasilkan data spasial digital vektor dari data raster. Data spasial vektor sangat
diperlukan untuk mendukung program-program inventarisasi sumberdaya alam,
perhubungan, dam komunikasi, dan aplikasi-aplikasi data base lain yang memerlukan
repsentase skala besar yang menyangkut batas-batas administrasi, kepemilikan tanah.
Dengan demikian digitasi merupakan proses penting yang harus dilakukan.
Untuk memulai digitasi harus dibuat sebuah layer baru, disamping layer yang sudah ada
berisi data peta dasar. Layer baru ini akan diisi dengan data digitasi yang didasarkan pada
peta dasar pada layer yang lain. Hasil digitasi akan berada pada sebuah layer lain. Dan
hal dapat diumpamakan bahwa tempat digitasi adalah sebuah plastik transparansi yang
berada di atas peta dasar.
Dalam melakukan digitasi hendaknya masing-masing layer diisi dengan tipe layer yang
sejenis. Misalnya layer yang akan berisi jaringan jalan jangan dicampur dengan digitasi
tipe jaringan sungai. Kesalahan lokasi penyimpanan hasil digitasi akan menyebabkan
kerancuan dalam pengolahan data selanjutnya.
Proses Digitasi
a). Pembuatan Geodatabase
Buka ArcCatalog
Buat folder baru dengan nama latihan (di salah satu drive yang ada di komputer)
163
Klik kanan pada folder Latihan, pilih New kemudian klik kiri Personal Geodatabase
Klik kanan Lahan, pilih New kemudian klik kiri Feature Dataset
164
Pada New Feature Dataset, beri nama dengan Penutupan Lahan
Klik Next, Tentukan sistem koordinat dari feature dataset (karena akan didigit dari citra
yang yang berproyeksi UTM, maka sistem koordinatnya harus dibuat UTM)
165
Klik Next, Kemudian klik Next lagi
Klik Finish
Klik kanan pada feature dataset Penutupan Lahan, arahkan kursor pada New,
kemudian pilih Feature Class.
166
Pada jendela New Feature Class, isi kotak-kotak dialog sesuai dengan bentuk feature
yang diinginkan.
Klik Next
Isi database dari feature class
167
Klik Finish
Lakukan hal yang sama untukbentuk feature dataset yang lain.
Apabila bahan utama untuk melakukan digitasi adalah citra satelit, masukan data citra ke
geodatabase untuk memudahkan pekerjaan. Cara konversi Data Raster (mosaic) ke format
Personal Geodatabase adalah sebagai berikut :
Buka ArcCatalog
Masuk ke dalam Personal Geodatabase “ Lahan”
168
Klik kanan pada Lahan
Pilih Import, kemudian klik Raster Dataset
169
Klik OK, pemrosesan akan berlangung, tunggu sampai selesai
Proses Digitasi :
Buka ArcMap
Tampilkan isi dari lahan.mdb
Klik Editor, kemudian pilih Start Editing. Pilih Feture poligon (Type Lahan)
Pada Task: Create New Feature, Target : Type lahan; klik Skecth Tool
Lakukan digitasi
Apabila sudah selesai atau setiap saat akan disimpan lakukan Editor>Save Edits
Satu poligon sudah selesai didigit lakukan klik kanan.
170
Klik Too%l Attributes untuk mengisi tabel (database poligon)
171
Keluar dari tool attributes, lanjutkan kembali digitasi
Membuat poligon di dalam poligon lakukan dengan jenis Task : Cut Polygon Feature,
Harus ada overshoot (ada perpotongan garis) diakhir .
172
Klik ganda folder Xtools Pro 5.1
173
Pada License Agreement, tandai pada I Agree; kemudian klik Next
Tandai pada Everyone, klik Next; kemudian klik next lagi
XtoolsPro sedang diinstall
Buka ArcMap
Aktifkan XtoolsPro, pada menu Tools pilih Extensions
174
Edit Tabel
Cara menggabungkan records pada tabel adalah sebagai berikut :
a). Dengan XtoolsPro51
Klik XtoolPro, pilih Table Opertaions, kemudian klik Aggregate Feature/records
Pada Feature layer pilih feature yang akan diedit (Type lahan), klik Next
175
Pada Aggregate Feature/records, pilih judul kolom yang akan dipakai untuk digabung
(Kode_PL)
176
Ubah fst_Kls_lahan menjadi Kls_lahan
Klik Next
177
Klik Finish
Untuk menghitung luas dalam hektar untuk masing-masing kelas lahan, klik toolbar
XtoolsPro, pilih Table Operations, klik Calculate Area, Peimeter, Acres and
Hectares
Pilih feature yang akan dihitung luasnya, hilangkan tanda pada Perimeter, Area, dan
Acres; apabila hanya luas dalam hektar saja yang akan ditampilkan di tabel.
178
Klik OK
Untuk edit kolom, tempatkan kursor pada judul kolom, klik kanan dan pilih Properties
179
Klik OK, klik OK lagi
Klik Kanan pada layer yang akan diedit, kemudian pilih Open Attribute Table
180
Klik pada kolom yang akan ditentukan sebagai dasar data editing (misal Kode_PL)
Tempatkan kursor pada judul kolom (Kode_PL), klik kanan dan pilih Sort Ascending
Urutan records akan berubah mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi
berdasarkan angka pada kolom Kode_PL
181
Pilih semua Kode_PL dengan angka yang sama, dengan cara klik pada kotak kecil di
baris pertama, kemudian tekan Shift + baris terakhir dari angka yang sama (2001)
Pada Editor, lakukan Start Editing. Pilih feature yang akan diedit
Pada Editor, pilih Union, maka akan terbentuk poligon hasil gabungan tanpa
menghilangkan masing-masing poligon yang digabung
Isi Kode_PL dari poligon gabungan dengan 2001 dan Kls_lahan isi/copy dengan
Hutan Lahan Kering Primer
182
Blok kembali poligon-poligon yang digabung, tempat kursor di salah satu sel yang
berada dipaling kiri (sel penunjuk baris), kemudian klik kanan dan pilih Delele
selected
Maka empat buah poligon yang terblok akan terhapus. Lakukan save Edits pada Editor
Lakukan hal yang sama untuk menggabungkan poligon-poligon yang sama
kelasnya/kodenya
183
z. Pembuatan Peta Citra Satelit
184
Beri Judul Peta (Pada menu Insert, pilih Title)
Buat Grid geografi (graticule) dan grid UTM (measure) dengan cara :
Klik Frame peta, klik kanan dan pilih Properties. Pilih Tab Coordinate System.
Klik New Grid, tandai Graticule divides map by meridians and parallels. Beri nama
Grid Geografis.
185
Klik Next. Tandai Graticule and labels. Buat interval untuk masing-masing posisi
latitude dan longitude; misal 10 menit.
Klik Next. Klik Text style dan tentukan ukuran dan jenis teks
186
Klik Aply untuk melihat pembuatan grid geografis sudah sesuai atau tidak.
Kalau sudah sesuai dengan yang diinginkan, buat lagi Grid UTM dengan cara
mengklik New Grid
Klik Next. Tandai Tick marks and labels. Tentukan interval gridnya, misal X Axis =
10000 dan Yaxis = 10000
187
Tentukan Alignment dan format teksnya, klik OK 2X
Apabila dengan format tersebut tidak suka, kembali ke Data Frame Properties, dan
pilih Grid UTM, Klik Properties.
188
Pada Reference System Properties, pilih tab Label.
Pada Format Label Style, pilih Corner Label, kemudian klik Additional Properties.
189
Pada Number of base digits isi 7; sedangkan pada String isi
Unit suffix : m
Easting suffix : T
Norting suffix : U
Klik OK
Untuk menambah peta situasi, Pada menu Insert klik Data Frame
Tambahkan data yang diperlukan untuk peta situasi
190
Buat petunjuk arah utara, skala teks dan skala grafis
191
3. Rangkuman
1. Database merupakan pusat dari SIG, dimana informasi tentang setiap feature
yang disimpan pada komputer menyangkut mengenai : apa feature tersebut,
dimana feature berada, dan bagaimana hubungan featrue yang satu dengan feature
lainnya.
2. Bentuk feature data vektor ada tiga macam, yaitu : titik, garis, dan area.
3. Kekuatan SIG terletak pada karakteristik dari dua jenis informasi, yaitu : spasial
dan deskriptif dan pada pemeliharaan hubungan spasial di antara feature peta.
4. Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu
sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu
sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya
berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif
(attribute)
5. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: data
vektor dan data raster.
6. Pembuatan feature dalam bentuk poligon atau garis atau titik di buat pada
ArcMap.
192
7. Untuk membuat feature baru; pada toolbar Editor, pada task dipilih Create
New Feature.
8. Untuk pembuatan feature yang mengenai feature lain gunakan fasilitas
Snapping, supaya pembuatannya featurenya akurat.
9. Fasilitas pada ArcToolbox untuk merubah garis menjadi poligon adalah : Data
Management Tools>Feature>Feature To Polygon.
10. Setelah pembuatan feature selesai, lakukan topologi agar data tersaji secara
benar sesuai aturan, yaitu :
Obyek menempel (terhubung tidak terputus) dengan obyek tetangga
Tidak ada duplikasi
Tidak ada jeda (lompatan obyek)
11. Untuk memudahkan pekerjaan secara otomatis dalam sistem kerja SIG gunakan
fasilitas Geoprocessing.
12. Bagi data feature yang belum terdefinisikan sistem koordinatnya, lakukan
dengan cara berikut : Data Management Tools> Projections And
Transpormations>Define Projection. Kemudian masukan file feature yang
belum terdefinisikan koordinatnya.
13. Untuk merubah sistem koordinat dari suatu feature yang sudah mempunyai
koordinat adalah : Data Management Tools> Projections And
Transpormations>Feature>Project. Masukan file feature yang akan diubah
sistem koordinatnya.
14. Data raster yang belum betul atau belum ada referensi buminya lakukan
Georeferencing
15. Menyajikan data dapat dilakukan dengan cara drag-drop dari ArcCatalog ke ArcMap
atau langsung di panggil dengan menggunkan fasilitas add data pada ArcMap.
16. Untuk mengisi sel-sel atribute yang masing kosong pada file data vektor dilakukan
dengan cara mengklik kanan dari layer bersangkutan pilih Open Attribute Table dan
pada toolbar editor klik Start Editing. Isi sel-sel sesuai yang ditentukan.
17. Untuk menampilkan perbedaan warna pada masing-masing feature, lakukan dengan
fasilitas Symbology pada kotak dialog layer properties
18. Untuk pemberian label, pada kotak dialog layer properties pilih label. Pada Label Field
tentukan jenis label yang akan di pasang pada layer.
193
19. Untuk menambah Data Frame baru caranya : Menu Insert>Data Frame. Beri nama
New Data Frame dengan nama yang diinginkan.
20. Untuk mengaktifkan data frame, klik kana data frame yang akan diaktifkan, kemudeian
pilih Activate
21. Untuk pembuatan layout peta, yang pertama kali tetapkan ukuran kertas yang
disesuaikan dengan skala peta yang diinginkan. Pengaturan ini terdapat pada menu
File kemudian pilih Page and Print Setup.
22. Tambahkan elemen-elemen peta pada layout, seperti : judul peta, Skala peta,
Keterangan peta, orientasi arah utara, dan lain-lain seseuai tujuan pembuatan peta.
23. Berikan sistem koordinat pada peta, yaitu koordinat geografis dan UTM dengan datum
WGS 1984.
4. Tugas
a. Bagi SMK Kehutanan yang dapat melakukan akses internet, Download :
Citra satelit yang gratis pada alamat-alamat yang menyediakan hal tersebut
Ektensi ArcGis gratis
b. Kaji dan buat laporan kegunaan dari Ektensi yang anda download
5. Tes
1) Jelaskan bagaimana membuat file goedatabase yang berisi dua buah featur dataset.
Feature dataset pertama berisi 2 feature class, dengan bentuk feature garis dan titik.
Sistem koordinatnya adalah geografis dengan datum WGS 1984. Feature dataset kedua
berisi 3 feature class (poligon, gais dan titik), dengan datum WGS 1984 dan sistem
koordinatnya adalah proyeksi UTM dengan zone 50 S
2) Seorang operator SIG menerima data vektor dari temannya. Data tersebut di buka pada
software ArcGis ketika dimasukkan ke dalam peta dasar yang berkoordinat geografis,
data dari temenya tersebut masuk ke dalam peta dasar. Setelah dimasukkan citra satelit
yang berkoordinat proyeksi UTM dan pada display dibuat berkoordinat UTM. Yang
terjadi peta dasar dan citra satelit terlihat pada display sedang data vektor yang dari
temannya menjadi hilang. Analisis kenapa hal ini terjadi dan bagaimana cara
memperbaikinya !!
3) Jelaskan bagaiamana cara anda melakukan interpretasi citra satelit
4) Uraikan secara singkat bagaimana cara anda melakukan digitasi pada layar dari
interpretasi citra satelit !
194
BAB III. EVALUASI
A. Tes Kognitif
1. Data digital adalah data yang telah diolah dengan ciri-ciri berikut kecuali:
A. Dapat dibaca dengan menggunakan komputer.
B. Dalam bentuk file/softcopy
C. Dapat dikonvresi ke format lain
D. Berbentuk hardcopy
2. Data yang menunjukkan suatu lokasi, memiliki aspek keruangan dan bersifat
kuantitatif disebut
A. Data digital
B. Data spasial
C. Data Atribut
D. Data Tabular
3. Data yang menerangkan atau mendeskripsikan data keruangan yang disertainya
disebut:
A. Data digital
B. Data Spasial
C. Data Geogarfis
D. Data Atribut
4. Data yang terdapat pada peta dasar yang dibuat untuk kepentingan umum ataupun
dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan (bukan untuk tujuan khusus) disebut:
A. Data digital
B. Data spasial
C. Data Dasar
D. Data atribut
5. Peta yang memuat data dasar permukaan bumi yang biasanya dibuat untuk kepentingan
umum bukan untuk tujuan khusus atau sektoral disebut:
A. Peta Tematik
B. Peta topografi
C. Peta Dasar
D. Peta turunan
6. Jenis data yang masing-masing dapat dibedakan berdasarkan temanya dinamakan:
195
A. Layer
B. Tic
C. Base
D. Frame
7. Titik ikat yang digunakan sebagai registrasi untuk merubah coverage pada unit meja ke
dalam unit yang sesungguhnya, dalam hal ini dalam unit UTM, disebut:
A. Layer
B. Tic
C. Base
D. Frame
8. Pengertian sistem informasi geografis adalah suatu sistem yang mengandung hal-hal
berikut kecuali:
A. berorientasi kepada letak geografis
B. berbasis komputer
C. mempunyai kemampuan mengolah, memanipulasi dan menampilkan data
spasial maupun attribute
D. dibentuk dari beberapa subsistem yang tidak saling terkait
9. SIG disusun oleh berbagai komponen diantaranya adalah seperti di bawah ini, kecuali:
A. Perangkat keras
B. Perangkat lunak
C. Data
D. SDM
E. Output
10. Tipe data SIG dapat berupa:
A. Titik
B. Garis
C. Poligon
D. Raster
11. Dalam SIG minimal ada tiga jenis feature yang digunakan, yaitu titik, garis dan
poligon. Untuk jalan dan aliran sungai biasanya digunakan feature:
A. Titik
B. Garis
C. Area
196
D. Surface
12. Lokasi diskret yang menentukan obyek peta yang batas atau bentuknya terlalu kecil
untuk ditunjukkan sebagai feature garis atau area disebut...
A. Feature titik
B. Feature garis
C. Feature area
D. Feature poligon
13. Kumpulan koordinat berurutan yang bila dihubungkan akan menyajikan bentuk linier
dari obyek yang terlalu sempit untuk ditampilkan sebagai area disebut:
A. Feature titik
B. Feature garis
C. Feature area
D. Feature poligon
14. Gambar tertutup yang batasnya melingkupi area homogen, seperti batas propinsi,
kabupaten, batas kawasan hutan disebut:
A. Feature titik
B. Feature garis
C. Feature area
D. Feature line
15. Dalam pembangunan database, aspek-aspek yang perlu dilakukan adalah, kecuali
A. pengidentifikasian layer data spasial yang diperlukan
B. pendeterminasian atribut feature yang diperlukan
C. penentuan setiap atribut dan kodenya, registrasi koordinat
D. Penentuan alat penyimpan data
16. Tahap disain database adalah tahap mendeterminasi data apa yang dimasukkan pada
database yang terdiri dari tiga tahap proses, yaitu seperti yang disebut di bawah ini
kecuali:
A. Mengidentifikasi feature geografi dan atributnya
B. Mengorganisasi layer data
C. Mengidentifikasi coverage yang diotomasikan
D. Memasukkan data atribut ke dalam database
17. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam format berikut, kecuali
A. Vektor
B. Raster
197
C. Layer
D. Grafik
18. Data yang mempresentasikan bentuk bumi ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang
dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes
(merupakan titik perpotongan antara dua buah garis) disebut:
A. Vektor
B. Raster
C. Image
D. Grafik
19. Data yang data yang mempresentasikan permukaan bumi beserta objeknya sebagai
struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element)yang dihasilkan dari sistem
Penginderaan Jauh disebut...
A. Vektor
B. Raster
C. Image
D. Grafik
20. Model informasi dan model transaksi dalam Sistem Informasi Geografis disebut
A. Database
B. Input
C. output
D. Metoda
B. Tes Psikomotorik
Maing-masing siswa dibagi dua Scene citra satelit Spot 4. Tugas anda adalah :
1. lakukan koreksi geometrik dari citra tersebut
2. buat citra komposit dari kedua citra tersebut
3. lakukan mozaik dari kedua citra tersebut
4. lakukan georeferensi dari citra yang telah digabung
5. potong citra berdasarkan poligon kecamatan
6. Buat file geodatabase dimana feature datasetnya terdiri dari tiga macam feature class,
yaitu : polygon, line dan point
7. Lakukan digitasi kelas penutupan lahan dalam satu kecamatan
8. buat peta citra satelitnya dan peta penutupan lahan.
198
DAFTAR PUSTAKA
199