Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : SMAN ULUMUL QURAN


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XII IPS/ Genap
Materi Pokok : Sistem Informasi Geografi
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (1 pertemuan)

A. Kompetensi Inti :
1. KI-1 dan KI-2 :“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Adapun
rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
2. KI-3 : memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3. KI-4 : mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menganalisis jaringan 3.3.8 Menganalisis komponen Sistem informasi geografis
transportasi dan tata guna 3.3.9 Menyimpulkan Analisis keruangan pada Sistem Infor-
lahan dengan peta dan/atau masi Geografis (SIG)
citra pengindraan jauh serta 3.3.10 Menyimpulkan Analisis keruangan pada Sistem Infor-
Sistem Informasi Geografis
(SIG) kaitannya dengan masi Geografis (SIG) terkait potensi wilayah
pengembangan potensi 3.3.11 Menyimpulkan Analisis keruangan pada Sistem Infor-
wilayah dan kesehatan masi Geografis (SIG) terkait kesehatan lingkungan
lingkungan
4.3 Menyajikan peta tematik 4.3.2. Mengoperasikan Sistem Informasi Geografis untuk
berdasarkan pengolahan citra membuat peta tematik untuk pengembangan potensi
peng indraan jauh dan wilayah dan kesehatan lingkungan
Sistem Informasi Geografis 4.3.3. Menyajikan peta tematik berdasarkan pengolahan citra
(SIG)untuk pengembangan pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografis
potensi wilayah dan (SIG) untuk pengembangan potensi wilayah dan
kesehatan lingkungan kesehatan lingkungan
I. PEMAHAMAN GEOGRAPHICS INFORMATION SYSTEM

GIS merupakan akronim dari: Geography, System dan Informasi. Istilah ini digunakan
karena GIS dibangun berdasarkan pada ‘geografi’ atau ‘spasial’ dan kenampakan atau
data-data yang terdapat pada area spasial tersebut yang sudah berupa informasi. Misalnya
peta Palangkaraya yang di dalamnya berisi data lokasi-lokasi kebakaran.

Dari gambar diatas, terlihat ada 3 komponen yang membentuknya, yaitu adanya
wilayah (spasial), adanya data kebakaran, dan adanya aplikasi computer untuk
menggambarkannya, sehingga menjadi suatu media yang menarik untuk menyajikan
informasi. Untuk lebih memahami konsep GIS ini, perlu kita pahami definisi dari GIS
kembali, yaitu :
a. Geografi, yang merupakan area, atau bagian dari bumi yang memiliki sistem koordi-
nat berupa garis lintang dan garis bujur dan menggambarkan secara spesifik suatu
lokasi di permukaan bumi.
b. Informasi, Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data. Dalam GIS informasi
memiliki volume terbesar. Setiap object geografi memiliki setting data tersendiri
karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat terwakili dalam peta. Jadi, semua data
harus diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta menjadi intelli-
gent. Ketika data tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografis yang represen-
tatif, data tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya mengklik mouse pada
objek. Perlu diingat bahwa semua informasi adalah data tapi tidak semua data meru-
pakan informasi
c. Sistem, dapat diberi batasan berupa kumpulan elemen-elemen yang saling berintegrasi
dan berinterdependensi dalam lingkungan yang dinamis untuk mencapai tujuan ter-
tentu. Dalam hal ini data-data (table data) yang disebut juga data atribut dan data
spasial (berupa peta) dapat diitegrasikan secara konfensional (mengoverlaykan peta
dengan data secara manual), dan dapat pula diintegrasikan dengan menggunakan ap-
likasi komputer yang dimainkan oleh seorang operator, mengintegrasikan suatu peta
tematik dengan sekumpulan data sehingga menghasilkan suatu informasi yang divisu-
alisasikan secara komplit dan menarik.
Dari konsep GIS di atas, dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari GIS adalah suatu
system berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data yang
bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan
kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output) berupa
informasi yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan.

II. KOMPONEN SIG


Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat
beroperasi dengan komponen- komponen sebagaiberikut :
a. Orang yang menjalankan sistem (Manajemen) meliputi orang yang mengoperasikan,
mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang men-
jadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer, database ad-
ministrator bahkan stakeholder.
b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi infor-
masi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksigeometri, query, overlay, buf-
fer, jointable, dsb.
c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut.
 Data posisi/ koordinat/ grafis/ ruang/ spasial, merupakan data yang merupakan rep-
resentasi fenomena permukaan bumi/ keruangan yang memiliki referensi (koordinat)
lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi
data-data tersebut.
 Data atribut/ non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari
fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data
statistik lainnya.
d. Software adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang memiliki kemam-
puan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial
(contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)
e. Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa
perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lain-
nya.

III. Analisis Keruangan pada Sistem Informasi Geografis (SIG)

Eksistensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari:


1. Struktur (spatial structure), Struktur keruangan berkenaan dengan elemen-elemen
pembentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbolkan dalam tiga bentuk
utama, yaitu: (1) ketampakan titik (point features), (2) ketampakan garis (line
features), dan (3) ketampakan bidang (areal features).
2. Pola (spatial pattern), Pola keruangan berkenaan dengan distribusi elemen-elemen
pembentuk ruang. Fenomena titik, garis, dan areal memiliki kedudukan sendiri-
sendiri, baik secara implisit maupun eksplisit dalam hal agihan keruangan (Coffey,
1989). Beberapa contoh seperti cluster pattern, random pattern, regular pattern, dan
cluster linier pattern untuk ketampakan-ketampakan titik dapat diidentifikasi
(Whynne-Hammond, 1985; Yunus, 1989). Agihan ketampakan areal (bidang) dapat
berupa ketampakan yang memanjang (linier/axial/ribbon); ketampakan seperti kipas
(fan-shape pattern), ketampakan membulat (rounded pattern), empat persegi panjang
(rectangular pattern), ketampakan gurita (octopus shape pattern), ketampakan
bintang (star shape pattern), dan beberapa gabungan dari beberapa yang ada. Keenam
bentuk pertanyaan geografi tersebut selalu disertakan dalam setiap analisisnya.
3. Proses (spatial process) Proses keruangan berkenaan dengan perubahan elemen-
elemen pembentuk ruang dana ruang. Oleh karena itu analisis perubahan keruangan
selalu terkait dengan dimensi waktu (temporal dimension). Dalam hal ini minimal
harus ada dua titik waktu yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap fenomena
yang dipelajari.
Analisis keruangan atau analisis spasial adalah sekumpulan teknik yang dapat
digunakan dalam pengolahan data SIG. Analisis spasial juga dapat diartikan sebagai teknik-
teknik yang digunakan untuk meneliti dan mengeksplorasi data dari perspektif keruangan.
Semua teknik atau pendekatan perhitungan matematis yang terkait dengan data keruangan
(spasial) dilakukan dengan fungsi analisis spasial tersebut.

IV. Pengertian dan Jenis Potensi Wilayah


Potensi wilayah adalah kemampuan suatu daerah yang berupa sumber daya yang bisa
digunakan, dieksploitasi, dan diambil manfaatnya untuk dikembangkan secara lebih lanjut
sehingga bisa meningkatkan dan menciptakan kemampuan wilayah yang memadai (Sujali:
1989).
Jenis potensi wilayah:
a. Sumber Daya Alam
1. Ruang angkasa: pengorbitan satelit untuk riset dan penginderaan wilayah.
2. Hutan: hutan lindung, hutan produksi, dan hutan konservasi.
3. Laut: potensi ikan, dan keragaman biota laut.
4. Tambang: minyak bumi, batu bara, emas, besi, belerang, dan batu gamping.
5. Tanah: vulkanik, humus, dan gambut.
6. Air: minum, MCK, pertanian, dan industri.
7. Pertanian: makanan pokok, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
b. Sumber Daya Manusia: Kemampuan, keahlian, dan keterampilan yang dimiliki oleh
penduduk suatu negara merupakan modal utama dalam mengelola SDA.
c. Pariwisata: cagar alam, pantai, pegunungan, dan kawasan budaya.
d. Sarana-prasarana wilayah: jaringan air bersih, listrik, dan jalan.
e. Transportasi: transportasi publik dan bandara.

Manfaat Sistem Informasi Geografis (SIG) Terhadap Potensi Wilayah


a. Manajemen Tata Guna Lahan/Ruangan

SIG digunakan untuk menemukan zonifikasi lahan yang sesuai karakteristik lahan
yang ada. Misalnya zonifikasi perkotaan diperuntukkan sebagai daerah permukiman, industri,
perdagangan, perkantoran, fasilitas umum dan jalur hijau. Sedangkan zonifikasi perdesaan
lebih banyak mengarah ke sektor pertanian dan permukiman.
Selain itu, SIG digunakan untuk pemanfaatan ruang agar sesuai dengan kondisi fisik dan
sosial yang ada. Misalnya penataan ruang perkotaan, perdesaan, permukiman, kawasan
industri, kawasan pertanian, dll.

b. Inventarisasi Sumber Daya Alam

Mineral strategis di Indonesia. (Sumber: webmap.psdg.geologi.esdm.go.id)


Dalam inventarisasi sumber daya alam, SIG berfungsi untuk:
 Mengetahui potensi dan persebaran sumber daya alam.
 Mengetahui persebaran kawasan lahan, seperti:
o Kawasan lahan yang mengalami perubahan (alih fungsi lahan)
o Kawasan lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan
o Kawasan hutan yang masih baik dan sudah rusak
o Kawasan lahan potensial dan lahan kritis
 Rehabilitasi dan konservasi lahan.
 Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.
c. Mengawasi Daerah Rawan Bencana Alam
SIG dapat dimanfaatkan dalam pemantauan, pencegahan, dan rencana pembangunan
kembali daerah bencana.

d. Bidang Sosial Budaya

Citra persebaran pola permukiman. (Sumber : technology.org)

Dalam bidang sosial budaya, SIG dapat dimanfaatkan untuk :

 Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.


 Mengetahui pendataan dan pengembangan jaringan transportasi, pusat pertumbuhan
dan pembangunan penduduk, kawasan industri, sekolah, serta pendataan dan
pengembangan permukiman.

e. Pengelolaan Lingkungan
Peta jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi (Sumber: gis.banyuwangikab.go.id)

Manfaat SIG dalam upaya memetakan kondisi lingkungan, melakukan pengukuran,


monitoring dan melakukan pemodelan, misalnya:
 Pemetaan wilayah erosi
 Penentuan arah pemanfaatan lahan
 Pemantauan perubahan lingkungan
 Pemetaaan daerah bahaya bencana alam
 Pemetaan wilayah potensial SDA dan lingkungan hidup
 Pemetaan kawasan budidaya
 Pemetaan kawasan lindung
 Pemetaan tata ruang

Anda mungkin juga menyukai