PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan ide, objek, berikut saling
berhubungan (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau saranan bersama.
Sistem informasi adalah suatu sistem manusia atau mesin yang terpadu (integrated)
untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajer, dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem informasi ini adalah entity
(kesatuan) formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik maupun logika, dari
organisasi ke organisasi, sumberdaya sumberdaya ini disusun atau distrukturkan
dengan beberapa cara yang berlainan karena organisasi dan sistem informasi
merupakan sumberdaya-sumberdaya yang bersifat dinamis (Hidayat dan Turmuji,
2013).
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu set alat untuk
mengumpulkan, menyimpan, memanggil dan juga memindah, dan mendisplay data
spasial bumi. Di Indonesia, SIG telah dirintis sejak tahun 1979 dan telah
dikembangkan oleh berbagai pihak baik swasta maupun pemerintah. Sistem ini
merupakan sistem informasi yang mengacu pada lokasi geografi suatu informasi
atau data dan dapat diolah dengan bantuan komputer untuk memperoleh hasil
analisis peta atau data spasial yang sangat berguna dalam perencanaan
pembangunan wilayah secara terpadu (Cholid, 2009).
Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur
pokok, yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG
merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis.
Informasi geografis tersebut mengandung pengertian informasi tentang tempat
tempat yang berada di permukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di
permukaan bumi, dan informasi tentang keterangan-keterangan (atribut) yang
terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah diketahui. Sistem informasi
geografis (GIS) adalah sistem yang dirancang untuk menangkap, menyimpan,
memanipulasi, menganalisis, mengelola, dan menyajikan semua jenis data
geografis. Akronim GIS kadang-kadang digunakan untuk ilmu informasi geografis
atau studi untuk merujuk pada disiplin akademis atau karir bekerja dengan sistem
2
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai informasi bagi pihak-pihak yang
membutuhkan dan sebagai bahan referensi tentang sistem informasi geografis.
TINJAUAN PUSTAKA
3
Registrasi Peta
Peta adalah penyajian grafis dari seluruh atau sebagian permukaan bumi
pada satu bidang datar dengan menggunakan suatu skala dan sistem proyeksi
tertentu. Unified Modelling Language. UML adalah bahasa model standar untuk
pengembangan cetak biru perangkat lunak. Bahasa model merupakan bahasa yang
memiliki kamus kata dan aturan yang berpusat pada gambaran konseptual dan fisik
dari suatu sistem. UML sebagai bahasa model menyatakan bagaimana membuat
dan membaca model dengan benar, namun tidak menyatakan model apa
yang harus dibuat. MapServer adalah salah satu lingkungan pengembangan
perangkat lunak open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan
5
aplikasi-aplikasi internet based yang melibatkan tampilan data spasial (peta digital)
(Zulafwan, 2013).
Kemudian yang dimaksud dengan pemetaan adalah proses untuk
mendapatkan peta. Proses tersebut dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara
dan teknik pengukuran. Metode pengukuran yang sering dipakai dalam proses
pemetaan adalah pengukuran total station, pengukuran GPS, pengukuran
waterpass, dan lain-lainnya. Sedangkan pemetaan tematik merupakan proses
pengukuran untuk mendapatkan data-data khusus yang disesuaikan dengan tema
pengukuran tersebut. Sebagai contoh pemetaan tematik jaringan pipa distribusi,
mempunyai maksud melakukan pemetaan posisi jaringan pipa distribusi yang ada
di lapangan untuk keperluan tertentu dan skala tertentu
(Sudarsono dan Nugraha, 2014).
Pemetaan serta analisa keruangan yang terkomputerisasi telah
dikembangkan secara terus-menerus diberbagai bidang, salah satu diantaranya
adalah bidang yan berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam. Teknologi yang
berbasiskan sistem informasi geografis ini telah menjadi sarana atau keputusan dan
pembuatan kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya alam. Efektitas penggunaan
data spasial yang berkapasitas besar akan sangat bergantung pada keberadaan suatu
sistem yang efesien dalam pengelolaan dan pemrosesan sebuah data sehingga
menjadi alat bantu penyedia informasi yang berguna untuk menentukan suatu
kebijakan. Sebagaimana penggunaan alat (tools) pada umumnya, pemilihannya
haruslah desuai dengan tujuan dan bukan sebaliknya (Ekadinata dk., 2008).
Registrasi peta merupakan salah satu proses dalam input data, dimana data
image / citra yang akan digunakan sebagai peta dasar harus dikoreksi terlebih
dahulu posisinya terhadap permukaan bumi. Proses regsitrasi atau rectifikasi ini
dilakukan jika kita memiliki peta-peta dasar dalam bentuk hardcopy (cetakan).
Contohnya adalah peta sketsa (mental map), ataupun peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) cetakan BAKOSURTANAL. Untuk dapat mengolah peta tersebut maka
terlebih dahulu dilakukan konversi dari peta hardcopy menjadi digital. Tekniknya
adalah dengan menggunakan bantuan scanner. Hasil scan inilah yang kemudian kita
registrasi atau rectifikasi untuk memperoleh posisi yang tepat di permukaan bumi
(Zulafwan, 2013).
6
Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara
fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data
vector dan model data raster. Dalam model data vector, informasi posisi point,
garis, dan polygon disimpan dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan
dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan koordinat-koordinat point. Bentuk
polygon, seperti daerah penjualan disimpan sebagai pengulangan koordinat yang
tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning
maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertentu yang
bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan (Mauldyansyah dan
Rachmansyah, 2015).
Dalam Webster’s New World’s Dictionary tertulis bahwa datum: something
known or assumed. Artinya, datum (bentuk tunggal data) merupakan suatu yang
diketahui/dianggap. Dengan demikian, data dapat memberi gambaran tentang suatu
keadaan atau persoalan. Sedangkan, data menurut kamus Oxford Dictionary adalah
The Facts. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data adalah sesuatu yang nyata diketahui
atau dianggap yang dipakai untuk keperluan suatu analisa, diskusi, presentasi
ilmiah atau tes statistik (Ong, 2013).
Langkah awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan data. Data
merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan. Keberadaan data
sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat melakukan analisis evaluasi
tentang suatu data wilayah tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer
atau data sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat spasial,
artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara keruangan pada suatu wilayah
8
tertentu. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan
dahulu menurut jenisnya seperti data kualitatif atau data kuantitatif (Koniyo, 2013).
Jenis data yang dibutuhkan dan digunakan dalam penelitian berasal dari
2 (dua) jenis data yaitu: 1. Data Primer, bersumber dari observasi langsung di
lapangan meliputi berbagai aspek termasuk pula data hasil observasi pada
beberapa station pengamatan yang tersebar. 2. Data sekunder adalah data-data yang
diperoleh dari sumber lain yang telah tersedia antara lain: data geografis
dan administrasi pemerintahan, aspek spasial, data demografi kependudukan dan
dan data-data lain yang menunjang analisis penelitian
(Apriyanti dan Firman, 2014).
Secara teoritis, objek yang ada dalam space geografi dapat dibagi menjadi
2 jenis informasi. Jenis pertama yang tekait dengan lokasi mereka di bumi lebih
dikenal dengan istilah data spasial. Jenis kedua yang mengidentifikasi properti non
spasial dari objek dan disebut sebagai data atribut. Data atribut dapat diukur dalam
skala nominal, ordinal, interval, dan ratio. Atribut inilah yang biasanya digunakan
oleh ilmuwan non spasial untuk menggambarkan klasifikasi objek sesuai nilai
atribut yang dimiliki (Cholid, 2009).
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang dilakukan secara
sistematis dengan beberapa cara yaitu : 1. Melakukan pengamatan langsung atau
observasi langsung secara terstruktur. 2. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan
data melalui dokumendokumen dari instansi, jawatan, kantor yang relevan dengan
tujuan penelitian ini seperti laporan RTRW dan RDTR dan dokumen lain berupa
Peta topografi, peta tata guna tanah, citra satelit dan lain lain. 3. Wawancara, selain
dari pengamatan langsung dan studi dokumentasi
dilakukan juga pengumpulan data melalui interview atau wawancara. Dalam hal ini
informasi atau keterangan diperoleh langsung dari responden atau informan dengan
cara tatap muka dan bercakap-cakap. Untuk penelitian ini teknik wawancara
dilakukan untuk memperoleh informasi atau data tambahan mengenai kondisi
administrasi, kawasan permukiman dan kawasan pemanfaatan sarana
prasarana/infrastruktur daerah penelitian (Apriyanti dan Firman, 2014).
Pembagian jenis data menurut sumbernya didasarkan pada sumber
perolehan data tersebut, yaitu data internal dan data eksternal. Data internal adalah
9
data yang dikumpulkan oleh suatu organisasi untuk menggambarkan keadaan atau
kegiatan organisasi yang bersangkutan serta berguna untuk keperluan kegiatan
harian dan pengawasan internal. Misalnya, data penjualan, data produksi suatu
perusahaan, data keuangan, data kepegawaian, dan lain sebagainya. Data eksternal
adalah data yang dikumpulkan untuk menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan
di luar organisasi tersebut. Contoh dari data eksternal seperti
data jumlah penduduk dan data pendapatan nasional yang didapat dari kantor pusat
statistik setempat. Suatu perusahaan memerlukan data eksternal seperti jumlah
penduduk untuk memprediksi potensi pemermintaan, sedangkan data pendapatan
nasional utnuk menentukan tingkat daya beli masyarakat yang berguna untuk dasar
kebijakan tingkat harga (Ong, 2013).
Data primer yaitu data yang didapat dari survey lapangan terhadap jalur-
jalur evakuasi di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Parupuk Tabing.
Dalam penelitian ini data primer yang dibutuhkan yaitu berupa; identifikasi
rute/jumlah simpul, identifikasi jumlah hubungan antar simpul, identifikasi jarak
antar simpul, identifikasi bobot masing-masing simpul, identifikasi eksisting,
identifikas titik-titik koordinat lokasi (Ashar dan Oktaviani, 2012).
Data skunder adalah data yang sudah ada pada instansi yang
terkait, dalam hal ini data yang dibutuhkan didapat dari Dinas Perhubungan Kota
Padang, Badan Pusat Statistik Kota Padang, BAPPEDA Kota Padang, Kantor
Kelurahan Kota Padang, dan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, yaitu berupa:
Karakteristik spatial Kota Padang, Perkembangan jumlah penduduk, Peta Kota
Padang, Peta kelurahan, Data lokasi, Data teknis Sistem Informasi Geografis (SIG)
dan GPS, Peta evakuasi yang telah ditetapkan Pemerintah Kota Padang (Wahyudi,
2013).
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 08 Mei 2017 pukul 08.00
sampai selesai di Laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Prosedur Praktikum
Prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Buka Arc.GIS 10.3
8. Klik pada satu titik pada perpotongan garis x dan y lalu tarik
13
11. Klik “ Add Control Points “ untuk mengambil titik perpotongan kembali
12. Klik pada titik perpotongan garis x dan y lalu klik kanan, pilih input x dan y
15. Klik titik perpotongan garis x dan y, lalu klik kanan, pilih input x dan y
17. Klik “ Add Control Points” kembali untuk mengambil titik lainnya
18. Ambil titik perpotongan garis x dan y lalu klik kanan, pilih input x dan y
21. Pilih folder untuk penyimpanan, berformat TIFF, lalu klik “Save”
18
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, H., I. Gumilar., H.Z Abidin., D.A Sarsito dan M. Gamal. 2010. Analisis
Status Geometrik Hasil Pengolahan Data GPS Metoda Jaring dan Metoda
Radial. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Ari, N dan S.B.S Yarianto. 2010. Pembuatan Peta Digital Topografi Pulau Panjang,
Banten, Menggunakan ArcGIS 9.2 dan Surfer 8. Pusat Pengembangan
Energi Nuklir (PPEN), Batan.
Ekadinata, A., S. Dewi dan D.P Hadi. 2008. Sistem Informasi Geografis untuk
Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam.
Rudianto, B., Rinaldy dan M.R Afandi. 2013. Perbandingan Hasil Pengolahan Data
GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap.
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. 2 (1): 1-6. ISSN: 2338-350.
Setiyoko, A., R.M Saputra., A. Asyiri dan Ngadino. 2016. Analisis Kesesuaian
Pelayanan Data Penginderaan Jauh Terhadap Kebutuhan Pengguna.
Seminar Nasional Penginderaan Jauh. Pusat Teknologi dan Data
Penginderaan Jauh-LAPAN.