Hidroakustik
b. ·Akustik aktif
Akustik aktif memiliki arti yaitu dapat mengukur j arak dari objek yang dideteksi dan
ukuran relatifnya dengan menghasilkan pulsa suara dan mengukur waktu tempuh dari
pulsa tersebut sejak dipancarkan sampai diterima kembali oleh alat serta dihitung berapa
amplitudo yang kembali. Akustik aktif memakai prinsip dasar SONAR untuk pengukuran
bawah air. Akustik aktif seperti split-beam system dapat mendeteksi organisme yang
berukuran kecil (contoh:krill), dengan tanpa batasan ukuran. Posisi dari ikan dapat
dideteksi secara akurat dengan menggunakan split beam system, dapat juga digunakan
untuk menghitung target strength, kecepatan jelajah serta arah pergerakan dari suatu
objek. Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, ilmu akustik juga berkembang
sejalan dengan kebutuhan manusia. Arah penelitian dari akustik aktif termasuk
penemuan multibeam, multi-frekuensi, dan “high frequency imaging system”.
Di dalam bidang akustik kelautan, terdapat beberapa pengertian yang harus
dipahami, diantaranya :
1. Target Strength
Urick (1983) mengemukakan bahwa target strength adalah echo yang kembali dari
target di bawah air. Target strength didefinisikan dengan 10 kali logaritma berbasis 10
dari rasio intensitas suara target pada jarak 1 yard (dikonversi menjadi 1 m) yang kembali
dari pusat akustik dalam beberapa arah dengan intensitas dari sumber. Target strength
dirumuskan sebagai berikut: Target Strenght :
Urick (1983) juga menyebutkan target strength dengan istilah scattering strength.
Scattering strength didefinisikan sebagai logaritma basis 10 dari rasio antara intensitas
suara yang terukur pada 1 yd3 di dalam laut atau yd2 dari permukaan dengan intensitas
suara pusat. Scattering strength dirumuskan sebagai berikut:
Urick menyampaikan bahwa nilai target strength setiap target yang berada di
bawah permukaan air berbeda beda. Hal ini disebabkan oleh pengembalian echo yang
berbeda beda dari setiap target.
Nilai Target strength berhubungan erat dengan ukuran ikan, bentuk ikan, orientasi
ikan terhadap tranduser, gelembung renang, spesies ikan, kecepatan renang ikan,
acoustic impedance dan beam pattern (MacLennan and Simmonds, 1992).
3. Scattering volume
Pengertian dari Scattering volume mirip dengan Target strength dimana Target
strength untuk ikan tunggal sedangkan Scattering volume untuk kelompok ikan. Volume
backscattering coefficient (sv) adalah ukuran yang menghitung biomassa di kolom
perairan saat target individu tidak dapat diketahui. Formulanya adalah sebagai berikut:
sv=Ssbs/V0
Sbs merupakan jumlah dari semua target yang dihasilkan oleh echo dari V0(
volume sampel). Volume backscattering strength (sv) dirumuskan menjadi Sv=10 log(sv)
dengan satuan dB re 1 m-1.
4. Threshold
Threshold adalah nilai ambang batas pemilihan tingkat sinyal dibawah sinyal yang
tidak dapat diproses.sinyal threshold digunakan untuk menghilangkan sinyal noise dan
sinyal yang tidak dikehendaki. Jadi semua echo dari ikan yang berada di bawah nilai
threshold akan diabaikan. Hal ini berarti jika distribusi target strength berada di bawah
nilai threshold maka intensitas echo rata-rata akan menjadi bias (Mac Lennan dan
Simmond, 1992).
5. Echo integration
Echo integration merupakan suatu metode untuk menentukan densitas
gerombolan ikan pada kolom perairan. Metode ini digunakan jika echocounting
memberikan estimasi yang terlalu tinggi terhadap densitas ikan. Metode ini dicetuskan
pertama kali oleh Dragesund and Olsen pada tahun 1965. Metode ini memberikan
kemudahan dalam mengestimasi jumlah ikan. Echo integration menjadi teknik yang
secara umum digunakan untuk menduga kelimpahan ikan. Teknik ini memberikan hasil
yang cepat dan informasi terkini mengenai distribusi ikan pelagis di suatu area survei.
Teknik ini diaplikasikan secara luas karena tidak perlu menentukan echo ikan tunggal.
Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Pada suhu udara 15
derajat celsius bunyi dapat merambat di udara bebas pada kecepatan 340 m/s. Bunyi
merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan
dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air,
kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara. Dengan s panjang
Gelombang bunyi dan t waktu. Kecepatan suara akan lebih cepat melaju di air dan di
benda padat. Kecepatan suara di air adalah 4.3 kali lipat kecepatan di udara, yaitu 1.484
m/detik. Kecepatan suara di besi adalah 15 kali lipat kecepatan di udara, yaitu 5.120
m/detik.
Ruang Lingkup
Penggunaan aplikasi akustik laut sudah banyak digunakan pada berbagai bidang,
berikut akan dijelaskan mengenai contoh pengaplikasian akustik laut pada beberapa
bidang.
a. Pada bidang militer
Pada kegiatan militer seperti pada negara Amerika yang telah mengembangkan
akustik dan menghasilkan suatu Akustik Perangkat Long Range (LRAD), perangkat jarak
jauh yang berasal dan peringatan beam yang diarahkan akustik. LRAD dikembangkan
untuk berkomunikasi pada rentang operasional dengan kewenangan dan unggul dalam
tinggi kebisingan pada lingkungan ambient. LRAD dirancang untuk komunikasi di 300
meter diatas tanah dan 500 + meter di atas air, LRAD juga dapat mengeluarkan nada
peringatan.
c. Perkapalan
Dalam bidang perkapalan, akustik laut digunakan untuk perancangan alat tangkap
berbasis akustik agar hasil tangkapan maksimal dan tidak tepat sasaran, karena dengan
akustik dapat dideteksi kumpulan suatu ikan.
d. Pemetaan
Aplikasi aksustik laut digunakan untuk memperoleh data dari pengukuran
kedalaman dengan alat akustik nantinya dapat dijadikan suatu peta dasar laut.
e. Oseanografi kelautan
Dalam bidang oseanografi laut digunakan untuk menyajikan duatu kajian ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang sifat-sifat laut, baik dalam kimia, fisik, maupun
bio-geo dan hal – hal yang bersifat kelautan lainnya menggunakan suatu alat akustik.
f. Industri
Biasanya dalam bidang industri diaplikasaikan untuk menentukan lokasi yang
sesuai dengan metode pendeteksian dasar laut dan menganalisis dampak yang akan
terjadi jika industri tersebut dibangun didaerah tersebut.
2. Fish Finder
Fish Finder bekerja berdasarkan pemantulkan gelombang suara yang
dipancarkan dari permukaan perairan sampai dasar lautan. Ketika bunyi yang
dipancarkan kedasar lautan tersebut membentur suatu benda dan kembali ke penerima
sonar, maka jaraknya yang ditempuh oleh bunyi tersebut dapat diukur, maka dapat
diketahui letak benda tersebut dibawah permukaan laut.
Gambar. ADCP
Sumber
Suhaidi: http://suhaidi-laut.blogspot.com/p/ilmu-akustik-kelautan.html