Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM AKUSTIK KELAUTAN


MODUL III : PROFIL KECEPATAN BUNYI DI LAUT

Disusun oleh:
Sri Dianty Isvandari
26020114140116
Ilmu Kelautan - A

Asisten :
Jefry Dwi Adji W.
26020213140088

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL III : PROFIL KECEPATAN BUNYI DI LAUT

Nama: Sri Dianty Isvandari NIM: 26020114140116 Ttd:

No. Keterangan Nilai


1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3 Materi dan Metode
4. Hasil dan Pembahasan
5. Penutup
6. Daftar Pustaka
Total

Semarang, 5 November 2016

Mengetahui,
Koordinator Praktikum Asisten

Pulung Puji Wicaksono Jefry Dwi Adji W.


26020211140088 26020213140088
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profil kecepatan dapat dibagi menjadi beberapa lapisan, sesuai dengan
karakteristik lapisan perairan yang berbeda-beda. Lapisan atas perairan biasa
disebut mixed layer (isothermal). Di bawah mixed layer adalah seasonal
thermocline, ditunjukkan oleh negative thermal gradient. Di bawah seasonal
thermocline adalah main thermocline. Dan dibawah main thermocline adalah deep
isothermal layer hingga mencapai dasar laut, dan memiliki temperatur yang relatif
konstan. Salah satu teknologi yang berguna untuk penginderaan di bawah air
adalah teknologi akustik. Teknologi akustik merupakan salah satu metode yang
sangat efektif dan berguna untuk eksplorasi dasar laut.
Gelombang suara tidak hanya direfreksikan oleh permukaan dan dasar
perairan saja tetapi oleh badan air itu sendiri. Pelapisan badan air secara vertikal
menyebabkan cepat rambat gelombang suara yang melaluinya mengalami
perubahan dan membentuk pola perambatan tertentu. Pengaruh suhu, salinitas,
dan tekanan mengakibatkan terjadinya pola perambatan tersebut. Selain itu, tiga
hal diatas juga akan mempengaruhi profil kecepatan suara yang ada di laut. Profil
kecepatan suara menunjukkan variasi kecepatan suara terhadap kedalaman, atau
kecepatan suara sebagai fungsi kedalaman. Di laut dalam, profil kecepatan suara
didapatkan berdasarkan hasil pengamatan (pengukuran) dari parameter
temperatur, salinitas dan kedalaman.

1.2 Tujuan Praktikum


Menggambarkan profil kecepatan suara dalam laut berdasarkan variasi
temperature dan salinitas.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat praktikum ini adalah
1)Praktikan dapat menggambar profil kecepatan suara dalam laut
berdasarkan variasi temperature dan salinitas.
2) Praktikan dapat memehami sifat perambatan bunyi di dalam laut.
3) Praktikan batas-batas kedalaman dimana terjadi perubahan cepat
rambat bunyi di laut.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Kecepatan Suara di Laut


Kecepatan suara bervariasi terhadap kedalaman di suatu perairan. Nilai
kecepatan suara sangat bergantung pada kondisi di suatu perairan. Variabel-
variabel yang mempengaruhi kecepatan suara di suatu perairan adalah temperatur,
kecepatan dan salinitas. Variasi nilai kecepatan suaran disuatu perairan disebut
juga sebagai profil kecepatan suara (sound profile velocity). Persamaan yang
digunakan untuk menghitung profil kecepatan suara adalah Persamaan Leroy,
Persamaan Medwin dan Persamaan Mackenzie. Berdasarkan rumus, diketahui
bahwa temperatur dan kedalaman sanagat dominan terhadap nilai C (kecepatan
suara di air) dan rumus yang sering diterapkan adalah rumus dari Lerroy (Andy,
2013).
Pada laut, suara dirambatkan melalui medium air. Kecepatan rambat suara
laut berbeda dengan kecepatan rambat udara ataupun darat. Bunyi merambat di
udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Pada suhu udara 15 derajat celsius bunyi
dapat merambat di udara bebas pada kecepatan 340 m/s. Bunyi merambat lebih
lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada
ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya
5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara. Dengan s panjang Gelombang
bunyi dan t waktu (Andy, 2013).

2.2 Profil Kecepatan Suara di Laut pada Mixed Layer, Thermocline,dan Deep
Isothermal
Daerah dekat dengan permukaan, kita sebut sebagai zona 1, terdapat lapisan
isothermal (lapisan dengan sebaran suhu yang hampir seragam). Lapisan ini
terjadi karena pengadukan yang dilakukan oleh angin dan gelombang. Lapisan ini
dapat mencapai kedalaman 200 m, kecepatan suara akan bertambah secara
perlahan seiring dengan bertambahnya tekanan. Lapisan kedua, atau zona 2,
adalah lapisan thermocline (lapisan dengan gradient penurunan suhu yang sangat
besar). Pada lapisan ini kecepatan suara akan berkurang secara cepat sesuai
dengan kedalaman dan turunnya suhu. Lapisan permanent thermocline pada
dasarnya dapat ditemukan pada kedalaman yang bervariasi tergantung pada
lintang, tetapi seringkali dijumpai pada kedalaman 1000 m. Daerah paling dalam,
zona 3, dibawah permanen thermocline ini perubahan/penurunan suhu tidak
terlalu besar sehingga kecepatan suara akan meningkat sesuai dengan
bertambahnya tekanan seperti halnya pada lapisan zona 1 di dekat permukaan.
Bentuk profile vertikal kecepatan suara sangat penting dalam propagasi suara di
laut (Andy, 2013).

Gambar 1. Perbedaan Kecepatan Suara Akibat Perubahan Suhu dan


Kedalaman

Sound channel yang dalam seringkali disebut dengan Sound Fixing And
Ranging (SOFAR) channel. Kedalaman sofar channel bervariasi tergantung pada
kondisi geografisnya. Seringkali dijumpai pada kedalaman 1500 m di lintang-
lintang menengah, pada kedalaman 500 m pada 50 s.d. 60 utara (dekat Inggris).
Dan mencapai permukaan di daerah kutub. Rata-rata kedalaman sofar channel
adalah 1000 m. Kedalaman sofar channel juga dipengaruhi oleh bentuk topografi,
karena dapat terjadi pencampuran air antara air pada kedalaman dengan yang
terdapat di permukaan, yang akan merubah profil suhu dan kecepatan suara di
daerah tersebut. Untuk informasi lebih lanjut tentang variasi geografi dan
pengaruhnya terhadap sound channel (Andy, 2013).
2.3 Faktor Profil Kecepatan Suara di Laut
Ikhsani (2012), menyatakan ada 4 faktor di dalam profil kecepatan suara di
laut. Keempat faktor tersebut adalah,
1. Suhu
Suhu udara yang lebih panas atau lebih dingin mempengaruhi kecepatan bunyi
di udara. Pada prinsipnya semakin tinggi suhu suatu medium , maka semakin
cepat rambat bunyi dalam medium tersebut. Dikarena makin tinggi suhu, maka
semakin cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut. Akibatnya,
proses perpindahan getaran makin cepat. Di laut sendiri, pada lapisan Mix
Layer, pengaruh suhu sangat besar karena pada lapisan ini pengaruh dari sinar
matahari terhadap suhu permukaan sangat besar sehingga mengakibatkan suhu
di Mix Layer tinggi. Pada lapisan Termoklin pun suhu masih sangat
berpengaruh, hal tersebut dikarenakan adanya perubahan suhu yang sangat
mencolok. Akan tetapi pada lapisan Deep Layer suhu tidak begitu
mempengarui karena perubahan suhu yang tidak mencolok.
2. Tekanan
Pada tekan, setiap penambahan kedalaman maka tekanan akan semakin tinggi.
Semakin tinggi tekan maka akan semakin tinggi cepat rambat bunyinya. Hal
tersebut karena partikel-partikel zat yang bertekanan tinggi terkompresi
sehingga cepat rambat yang dihasilkan lebih besar. Pengaruh tekan akan lebih
besar dari suhu dan salinitas pada lapisan Deep Layer
3. Salinitas
Cepat rambat bunyi terhadap salinitas seharusnya berkurang seiring kenaikan
salinitas karena meningkatnya densitas. Akan tetapi kenaikan salinitas
meningkatkan modulus axial (larutan menjadi kurang kompres), sehingga tiap
kenaika salinitas akan meningkatkan cepat rambat bunyi
4. Densitas/Kerapatan
Makin rapat medium umumnya semakin besar cepat rambat bunyi dalam
medium tersebut. Penyebabnya adalah makin rapat medium maka makin kuat
gaya kohesi antar-partikel. Akibatnya pengaruh suatu bagian medium kepada
bagian yg lain akan mengikuti getaran tersebut dengan segera, akibatnya
perpindahan getaran terjadi sangat cepat.
III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Akustik kelautan ini dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Selasa, 25 Oktober 2016
Waktu : 15.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang E 207, Gedung E, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro.

3.2 Alat dan Bahan


1. Lembar Kerja
2. Alat tulis
3. Laptop
4. Data salinitas, suhu, dan kedalaman
5. Kalkulator

3.3 Metode
1) Data salinitas, temperatur, dan kedalaman dicatat..
2). Nilai c dicari dengan rumus
Rumus 1 (Leroy, 1969)
c = 1492,9 + 3(T-10) - 6x10-5(T-10)2 4x10-2(T-18)2 + 1.2(S-35)
10-2 (T-18)(S-35) + D/61
Rumus 2 (Medwin,1975)
c = 1449,2 + 4,6T 5,5x10-2T2 + 2,9x10-4T3 + (1,34-10-2T)(S-35) +
1,6x10-2D
Rumus 3 (MacKenzie,1981)
c = 1448,96 + 4,591T 5,304x10-2T2 + 2,374x10-4T3+ 1,340(S-35)
+ 1,630x10-2D+1,675x10-7D21,025x10-2T(S-35) 7,139x10-
13
T.D3
3) Nilai c dibuatkan grafik kecepatan suara.
4) Buat grafik profil kecepatan suara berdasarkan kedalaman
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Kecepatan Bunyi
a. Tabel Nilai Kecepatan Bunyi

Data Kecepatan Suara (c)


No Kedalaman Suhu Salinitas
(S) (T) (ppm) Leroy Medwin MacKenzie
1. 34.80 27.993 34.388 1542.141 - 1541.044
2. 114.00 20.370 34.804 1523.554 1524.133 1524.116
3. 222.42 14.389 34.757 1505.263 1508.134 1508.089
4. 345.12 9.777 34.699 1489.175 1494.336 1494.27
5. 430.92 8.356 34.730 1483.933 1490.522 1490.473
6. 528.72 7.410 34.764 1480.37 1488.545 1488.529
7. 646.20 6.626 34.795 1477.366 1487.427 1487.461
8. 727.20 5.919 34.808 1474.597 1485.95 1486.02
9. 835.92 5.276 34.817 1472.041 1485.12 1485.246
10. 949.92 4.713 34.835 1469.787 1484.674 1484.863

b. Grafik Perubahan Kecepatan Suara Terhadap Kedalaman

Grafik Perubahan Kecepatan Suara


Terhadap Kedalaman (Leroy)
Kecepatan suara (m/s)
1480 1500 1520 1540 1560
0.00

200.00
Kedalaman (m)

Series1
400.00

600.00

800.00

1000.00
Grafik Perubahan Kecepatan Suara
Terhadap Kedalaman (Medwin)
Kecepatan suara (m/s)
1480 1500 1520 1540 1560
0.00
100.00
200.00
300.00
kedalaman (m)

400.00 Series1
500.00
600.00
700.00
800.00
900.00
1000.00

Grafik Perubahan Kecepatan Suara


Terhadap Kedalaman (MacKenzie)
kecepatan suara (m/s)
1480 1500 1520 1540 1560
0.00
100.00
200.00
Series1
300.00
Kedalaman (m)

400.00
500.00
600.00
700.00
800.00
900.00
1000.00
c. Grafik Profil Kecepatan Suara di laut

grafik profil saliitas terhadap kedalaman


kedalaman
34.300 34.400 34.500 34.600 34.700 34.800 34.900
0.00
100.00
200.00
300.00
400.00
salinitas

500.00
600.00
700.00
800.00
900.00
1000.00

Grafik profil suhu terhadap kedalaman


suhu
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000
0.00
100.00
200.00
300.00
kedalaman

400.00
500.00
600.00
700.00
800.00
900.00
1000.00
grafik profil kecepatan suara (Leroy) terhadap
kedalaman
kecepatan suara

1460 1470 1480 1490 1500 1510 1520 1530 1540 1550
0.00
100.00
200.00
300.00
kedalaman

400.00
500.00
600.00
700.00
800.00
900.00
1000.00

grafik profil kecepatan suara (Medwin) terhadap


kedalaman
kecepatan suara
1480 1490 1500 1510 1520 1530 1540 1550
0.00
100.00
200.00
300.00
kedalaman

400.00
500.00
600.00
700.00
800.00
900.00
1000.00

grafik profil kcepatan suara (MacKenzie) terhadap


kedalaman
kecepatan suara
1480 1490 1500 1510 1520 1530 1540 1550
0.00
100.00
200.00
300.00
kedalaman

400.00
500.00
600.00
700.00
800.00
900.00
1000.00
4.2 Pembahasan
Profil dapat dibagi menjadi beberapa lapisan yang memiliki
karakteristik dan kejadian yang berbeda. Tepat di bawah permukaan laut
adalah lapisan permukaan, di mana kecepatan suara rentan terhadap
perubahan harian dan 13acto pemanasan, pendinginan, dan
pergerakanangin. Lapisan permukaan berisi lapisan campuran air
13actor13tur yang dibentuk oleh aksi 13actor yang kemudian teraduk
di seluruh permukaan atas. Suara cenderung terjebak atau disalurkan
dalam lapisan campuran/lapisan permukaan. Dalam kondisi tenang dan
cerah berkepanjangan, lapisan campuran akan hilang dan digantikan oleh
air di mana suhu menurun terhadap kedalaman. Di bawah lapisan
permukaan terletak termoklin-musiman kata termoklin
menandakan sebuah lapisan dimana terjadi perubahan suhu terhadap
kedalaman. Termoklin musiman dicirikan oleh 13actor13t termal
atau kecepatan 13actor13t (suhu atau kecepatan menurun terhadap
kedalaman) yang bervariasi dengan musim.
Kecepatan bunyi yang dicari menggunakan parameter temperatur,
salinitas, kedalaman dihitung menggunakan persamaan Leroy, Medwin,
dan McKenzie. Hasil dari ketiga persamaan tidak jauh berbeda. Dari hasil
profil kecepatan dapat dilihat bahwa ketiga perhitungan mengalami
penurunan kecepatan seiring bertambahnya kedalaman perairan.
Penurunan terjadi hingga lapisan Termoklin yang berjarak sekitar 1000m
di bawah permukaan air dan mengalami peningkatan kembali sesudahnya.
Hal yang menyebabkan penurunan kecepatan suara sampai pada
lapisan Termoklin karena faktor suhu. Menurunnya suhu membuat
gelombang suara sulit bergerak diantara partikel-partikel air. Semakin jauh
dari permukaan maka suhu perairan semakin dingin karena sudah tidak
tercapai lagi oleh sinar matahari. Peningkatan keceapatan suara sesudah
Termoklin sudah bukan dikarenakan faktor suhu melainkan tekanan.
Tekanan dan salinitas cenderung meningkat di perairan dalam
sehingga mempercepat laju gelombang suara. Salinitas mempengaruhi
densitas perairan yang memudahkan gelombang bunyi untuk bergerak.
Pengaruh densitas ini juga ditambah oleh massa air yang semakin besar
karena semakin rapatnya partikel-partikel air di sekitar. Hal ini karena
kolom air yang lebih dalam menanggung massa perairan di atasnya.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Profil kecepatan suara di laut pada awalnya dipengaruhi oleh suhu namun
sesudah melewati lapisan termoklin faktor yang berpengaruh adalah densitas
yang disebabkan bertambahnya kedalaman juga meningkatnya salinitas

5.2 Saran
1. Praktikan diharapkan teliti dalam melakukan perhitungan
2. Praktikan diharapkan dapat memahami grafik hasil
DAFTAR PUSTAKA

Andy, Syahrul Fatah Cahyadi. 2013. Resume Perkuliahan Akustik Kelautan


http://syahrul-fatah.blogspot.co.id/2013_01_01_archive.html. Diakses
pada hari Minggu tanggal 30 Oktober 2016 pukul 18.05 WIB.
Ikhsani, Ajeng Yuniar. 2012. Kecepatan Suara di Laut.
http://ajengsanisani.blogspot.co.id/2012/10/kecepatan-suara.html.
Diakses pada hari Minggu tanggal 30 Oktober pukul 19.58 WIB.

Anda mungkin juga menyukai