Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM ARUS LAUT

MODUL 1
ARUS EKMAN

Oleh:
HAJAR SHOFWATUL ISLAM 26050118120007 OSEANOGRAFI A
Koordinator Praktikum:
Dr. Kunarso, ST, MSi.
NIP. 19690525 199603 1 002

Tim Asisten :
Fero Arrul Fiqhi 26050117130064
Kukuh Adhy Prasetya 26050117140036
Faradian Nurul Hapsari 26050117130066
Anggie Almira Rizkiana 26050117130056
Ega Nadia B.U. 26050117140035
Daniel Alfha Mahestro 26050117130072
Pratama Al Bintani 26050117130071
Farah Anggi Winarti 26050117130075
Nur Fikri Sandi 26050117130068
Hovaldo Bernandes CIK 26050117130069
Ghifari Raihan Silam Siregar 26050117130061
Misbahul Diptya Pawitra 26050117120011
Ginnia Julianti Utomo 26050117120023
Rafi Alfani 26050117130058

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Lembar Pengesahan

No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka

Semarang, 27 Maret 2020


Asisten Praktikan

Ega Nadia B. U. Hajar Shofwatul Islam


NIM. 26050117140035 NIM. 26050118120007

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Arus Laut

Dr. Kunarso, ST, MSi.


NIP. 19690525 199603 1 002

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pergerakan massa air secara vertikal serta juga horizontal sehingga menuju suatu
keseimbangannya disebut arus laut. Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan
angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut.
Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau
gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera
maupun terjadi di perairan pesisir.
Gaya yang berperan dalam arus yaitu gaya primer dan gaya sekunder. Gaya primer
berperan dalam menggerakkan arus dan menentukan kecepatannya. Gaya primer ini terdiri
dari gravitasi, gesekan angin, gaya dorong ke atas dan ke bawah, serta tekanan atmosfir. Gaya
sekunder mempengaruhi arah gerakan dan kondisi aliran arus. Gaya sekunder meliputi gaya
Coriolis dan gesekan lapisan air laut itu sendiri
Arus ekman adalah arus yang terjadi pada lapisan permukaan air laut yang ditimbulkan
oleh pergerakan angin. Angin yang bertiup permukaan laut kurang lebih sejajar dengan pantai
dapat menimbulkan transport massa/volume yang dikenal dengan transport Ekman yang
arahnya tegak lurus ke kanan dari arah angin di BBU(bagian bumi utara) dan ke kiri di BBS
(bagian bumi selatan). Manfaat arus Ekman di bidang kelautan adalah untuk mengetahui
fenomena yang terjadi di laut. Fenomena tersebut yaitu berupa upwelling dan downwelling.
Dengan terjadinya upwelling maka akan memperbesar jumlah plankton di laut yang berguna
untuk bidang perikanan.

I.2 Tujuan Praktikum


Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah :
1. Menghitung dan menganalisa arus yang dipengaruhi oleh gesekan baik di permukaan
maupun di dasar laut.
2. Menghitung dan menganalisa secara kuantitatif arus upwelling.

I.3 Manfaat Praktikum


1. Mahasiswa mampu menghitung dan menganalisa arus yang dipengaruhi oleh gesekan
baik di permukaan maupun di dasar laut.
2. Mahasiswa mampu menghitung dan menganalisa secara kuantitatif arus upwelling.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Arus Ekman
Arus Ekman merupakan suatu kecepatan arus yang ditimbulkan oleh pengaruh angin
maksimum di permukaan dan berkurang secara eksponensial kea rah lapisan dalam. Terdapat
dua hal penting di model Ekman. Pertama yaitu arus permukaan arahnya tidak sama dengan
arah angin permukaan. Kedua yaitu angin yang berhembus di atas permukaan laut
menimbulkan transport massa atau transport Ekman. Adanya perbedaan pemanasan matahari
terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang diterima permukaan
bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan angin yang menjadi mekanisme
untuk menyeimbangkan energi di seluruh muka bumi (Prarikeslan, 2016).
Menurut Sukoraharjo et al (2011), arus ekman adalah arus yang terjadi pada lapisan
permukaan air laut yang ditimbulkan oleh pergerakan angin. Arus ekman diambil dari nama
seorang ilmuan yang bernama “Ekman”. Ekman mendapatkan bahwa arah arus permukaan
laut tidak searah dengan angin yang bergerak dipermukaan laut itu sendiri. Arus yang timbul
akibat kesetimbangan antara gaya Coriolis dan gaya gesekan disebut Arus Ekman.
Terdapat 2 hal penting yang diperoleh dari model Ekman, yaitu :
1. Arus permukaan arahnya tidak sama dengan arah angin permukaan tetapi disimpangkan
450 ke arah kanan (BBU) atau kiri (BBS) arah angin.
2. Angin yang berhembus di atas permukaan laut menimbulkan transport massa yang
arahnya tegak lurus kekanan arah angin di BBU dan kekiri arah angin di BBS

II.2 Spiral Ekman


Teori pertama untuk arus yang diakibatkan oleh angin dikembangkan oleh V. W. Ekman
pada tahun 1890-an. Ekman mengungkapkan hembusan angin steady melalui laut dengan
kedalaman dan lebar tak terbatas, dan tidak ada variasi densitas. Diasumsikan juga permukaan
laut tetap horizontal, sehingga tekanan pada kedalaman tertentu adalah konstan. Laut hipotetik
ini dianggap terdapat lapisan-lapisan horizontal yang tak terbatas, dan lapisan atas terjadi
gesekan oleh angin, dan memberi gesekan (viskositas Eddy) pada lapisan berikutnya yang
dibawah permukaan, dan lapisan ketiga terjadi gesekan akibat lapisan kedua dan begitu
seterusnya (Hutabarat dan Evans, 2008).
Penurunan kecepatan arus dengan bertambahnya kedalaman dan pembelokan arah arus dari
permukaan sampai ke kolom air yang lebih dalam terjadi pergeseran dari lapisan satu ke
lapisan berikutnya yang lebih dalam. Pergerakan arus tersebut tampak seperti spiral. Pola
aliran berdasarkan kedalaman yang dibangkitkan oleh angin dipengaruhi oleh Koriolis. Hal
tersebut dikenal dengan Ekman Spiral. Transpor Ekman yaitu fenomena penting yang terjadi
karena disebabkan oleh Ekman spiral. Transpor Ekman dapat menentukan tipe arus di lapisan
permukaan. Transpor Ekman membawa massa air menjauhi pantai, sehingga air di lapisan
bawah mengisi kekosongan (Prarikeslan, 2016).

II.3 Mekanisme Terbentuknya Arus Ekman


Menurut Indrayanti et al. (2014) bahwa arus yang mengalir diatas dasar laut akan
mengalami pengaruh gesekan dasar, seperti halnya lapisan permukaan laut dimana lapisan
spiral Ekman terbentuk oleh pengaruh gesekan angin. Kecepatan arus berkurang seiring
dengan bertambahnya kedalaman. Hal tersebut diakibatkan adanya arus Ekman atau spiral
Ekman yaitu kecepatan arus semakin ke bawah atau dasar semakin berkurang, bahwa arus
yang dibangkitkan angin kecepatannya berkurang dengan bertambahnya kedalaman. Gesekan
angin permukaan mendorong massa air permukaan bergerak kearah barat. Karena pengaruh
gaya gesek antar lapisan dan coriolis, maka gerakan arus hingga kedalaman tertentu
membentuk Spiral Ekman. Rata-rata transport volum massa air dalam Spiral Ekman ini
membentuksudut 90⁰ kekiri terhadap arah angina sehingga air permukaan di pantai akan
bergerak menuju ke laut lepas. Mekanisme ini akan menyebabkan terbentuknya kemiringan
antara daerah pantai dan laut lepas.

II.4 Persamaan pada Arus Ekman


a. Persamaan Ekman di Permukaan
Menurut Azis (2006), persamaan dari Ekman di permukaan yaitu:
π
π π [ ] z

[
U e =V O cos + z . e
4 De ] De

π
π π [ z
]
V e =V O sin +
4 De[z .e
] De

dengan:
Vo = Kecepatan arus permukaan
De = Kedalaman Ekman
Z = kedalaman perairan

b. Persamaan Ekman di Dasar


Menurut Azis (2006), persamaan Ekman yang ada di dasar yaitu:
−π

U e =U g [ 1−e[ ]]∗cos
De
z
π
[ ]
De
z
[ ] . sin
−π

V e =U g
[ e
De
z

[ ]]
π
De
z

dengan:
De = Kedalaman Ekman
Z = kedalaman perairan

c. Persamaan Transport Massa Ekman


Menurut Taohid et al. (2017), transport massa Ekman dinyatakan dengan :
τ
Transpor massa=
f
dengan :
τ =stress angin
f =faktor coriolis

d. Persamaan Transport Volume Ekman


Menurut Anggraeni et al. (2017)persamaan transport volume Ekman dinyatakan
dengan:
τ . ρ air
Transpor Volume=
f
dengan :
τ =stress angin
f =faktor coriolis

e. Persamaan Kecepatan Vertikal


Menurut Nofiyanti (2017), besar dari kecepatan vertical dinyatakan dengan:
Transpor Volume
Kecepatan Vertikal=
L
dengan:
L= daerah upwelling

II.5 Penerapan Transport Ekman dalam Fenomena Upwelling dan Downwelling


(disertai gambar)
Menurut Martono (2016)Upwelling merupakan proses penaikan massa air dari kedalaman
sekitar 100-300 meter ke lapisan permukaan. Upwelling adalah proses penaikan massa air dari
lapisan bawah ke permukaan. Massa air yang naik ini mempunyai suhu yang dingin, salinitas
tinggi dan kaya akan kandungan zat-zat hara. Oleh karena itu, proses upwelling akan
meningkatkan kesuburan lingkungan perairan. Selain itu, perubahan suhu permukaan laut
akibat upwelling akan mempengaruhi sirkulasi udara di atasnya. Transpor Ekman berperan
dalam pembentukan upwelling dan downwelling di perairan pantai. Dibelahan bumi utara
(BBU) transpor Ekman arahnya tegak lurus kekanan arah angin. Bila pantai berada disebelah
kanan arah angin, transpor Ekman mengarah ke pantai dan terjadi penumpukan massa
(konvergensi) di pantai yang menyebabkan turunnya massa air permukaan kelapisan dalam

atau disebut downwelling. Sebaliknya bila pantai berada disebelah iri arah angin, transpor
Ekman mengakibatkan terjadinya gerakan massa air menjauhi pantai.
Gambar 2.1 Skema Terjadinya Arus Ekman.
III. MATERI DAN METODE

III.1 Materi
Hari, tanggal : Kamis, 27 Maret 2020
Waktu : 07.00 – 09.50
Tempat : Auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

III.2 Metode
A. Kalkulasi awal
1. Faktor coriolis (f)
f =2 Ω sin ϕ
2. Stress Angin
τ =ρudara .C d . W 2
3. Kecepatan Arus Permukaan (Vo)
0.0127 . W
V O=
a. ϕπ
√ sin |180 |
b. V O =0.03 .W
4. Kedalaman Ekman (De)
W 2 .0 , 0000079
De =
V O .|f |
5. Koefisien Ekman (Az)
D e 2 .|f |
A z=
π2. 2
B. Arus Ekman Pada Kedalaman z (sesuai nim) Z =
π
π π [ ] z

[
a. U e =V O cos + z . e
4 De ] De

π
π π [ z
]
b. V e =V O sin +
4 De [
z .e
] De

c. V = √ U e2 +V e 2
Ve
d. α =arc tan
Ue
C. Arus Ekman di Lapisan Dasar
−π

U =U [ 1−e
[ ] ]∗cos π z z
a. e g
[D ]
De

[ ] . sin
−π

b. V e =U g
[ e
De
z

[ ]]
π
De
z

c. V = √ U e2 +V e 2
Ve
d. α =arc tan
Ue
E. Transpor Massa, Transpor Volume, Kecepatan Vertikal
τ
a. Transpor massa=
f
τ
b. Transpor Volume=
ρ air . f
Transpor Volume
c. Kecepatan Vertikal=
L
IV. HASIL

IV.1 Perhitungan Manual


Diketahui:
1. Lintang ( ϕ )=75
2. Kecepatan Angin ( W ) =10+0,007
(W) = 10,007
3. Kecepatan Arus G ( U g )=8
4. ρudara =1.3
5. ρair =1020
6. C d=0.0014
7. Rad ( Ω ) =¿ 0.0000729
8. Arah Angin = searah dengan sumbu Y
9. Kedalaman Total = 500

A. Kalkulasi awal
1. Faktor coriolis (f)
f =2 Ω sin ϕ
f =0.000140832

2. Stress Angin
τ =ρudara .C d . W 2
τ =0.182254889

3. Kecepatan Arus Permukaan (Vo)


0.0127 . W
V O=
a. ϕπ
√ sin |180 |
V O =0.129311078
b. V O =0.03 .W
V O =0.30021

4. Kedalaman Ekman (De)


W 2 .0 , 0000079
De =
V O .|f |
D e =43.44080425
5. Koefisien Ekman (Az)
D e 2 .|f |
A z=
π2. 2
A z=0.042297738
B. Arus Ekman Pada Kedalaman z (sesuai nim) Z =
1. Ue
π
π π [ ]z

[
U e =V O cos + z . e
4 De ] De

U e =0.074926287
2. Ve
π
π π [ ]z
V e =V O sin
[ +
4 De ]
z .e
De

V e =0.021477708
3. V
V = √ U e2 +V e 2
V =0.077944
4. α
Ve
α =arc tan
Ue
α =15
C. Arus Ekman di Lapisan Dasar
1. Ue
−π

U e =U g [ 1−e[ ]]∗cos
De
z
π
[ ]
De
z

U e =8.331738096
2. Ve
[ ] . sin
−π

V e =U g
[ e
De
z

[ ]]π
De
z

V e =−0.01342295
3. V
V = √ U e2 +V e 2
V =8.331749
4. α
Ve
α =arc tan
Ue
α =−0.092307016

5. Transpor Massa, Transpor Volume, Kecepatan Vertikal


τ
a. Transpor massa=
f
Transpor massa=1.29E+03
τ . ρ air
b. Transpor Volume=
f
Transpor Volume=1.32E+06
Transpor Volume
c. Kecepatan Vertikal=
L
Kecepatan Vertikal=8.80E+00

4.2 Tabel
4.2.1 Tabel Kecepatan Arus Ekman di Lapisan Permukaan Terhadap Kedalaman
a. L = 75, W = 10
z Ue Ve V Alfa
0 0.09143674 9.14E-02 0.12931108 45
-1 0.090981163 7.87E-02 0.12028958 40.85643031
-2 0.089701661 6.69E-02 0.11189748 36.71286061
-3 0.087721639 5.60E-02 0.10409086 32.56929092
-4 0.085154696 4.61E-02 0.09682887 28.42572122
-5 0.082104849 3.70E-02 0.09007353 24.28215153
-6 0.078666803 2.88E-02 0.08378947 20.13858183
-7 0.074926287 2.15E-02 0.07794383 15.99501214
-8 0.07096043 1.49E-02 0.07250601 11.85144245
-9 0.066838166 9.05E-03 0.06744757 7.707872751
b. L = 75, W = 20
z Ue Ve V Alfa
0 0.182809519 1.83E-01 0.2585317 45
-1 0.182576043 1.70E-01 0.24934718 42.92749028
-2 0.181898061 1.57E-01 0.24048894 40.85498056
-3 0.180808307 1.45E-01 0.23194539 38.78247085
-4 0.179338267 1.34E-01 0.22370536 36.70996113
-5 0.177518192 1.23E-01 0.21575807 34.63745141
-6 0.175377105 1.12E-01 0.20809311 32.56494169
-7 0.172942813 1.02E-01 0.20070045 30.49243197
-8 0.170241921 9.21E-02 0.19357042 28.41992225
-9 0.167299853 8.29E-02 0.18669369 26.34741254

c. L = 45, W = 10
z Ue Ve V Alfa
0 1.07E-01 1.07E-01 0.15113502 45
-1 1.06E-01 9.41E-02 0.14206683 41.45476311
-2 1.05E-01 8.21E-02 0.13354273 37.90952621
-3 1.04E-01 7.09E-02 0.12553009 34.36428932
-4 1.01E-01 6.05E-02 0.1179982 30.81905243
-5 9.86E-02 5.08E-02 0.11091824 27.27381554
-6 9.54E-02 4.20E-02 0.10426308 23.72857864
-7 9.20E-02 3.38E-02 0.09800723 20.18334175
-8 8.83E-02 2.64E-02 0.09212674 16.63810486
-9 8.43E-02 1.96E-02 0.08659907 13.09286797

d. L = 45, W = 20
z Ue Ve V Alfa
0 0.213662445 2.14E-01 0.30216433 45
-1 0.213461982 2.01E-01 0.29295592 43.22676135
-2 0.212877092 1.88E-01 0.28402813 41.45352271
-3 0.211931935 1.76E-01 0.27537242 39.68028406
-4 0.210649888 1.64E-01 0.26698049 37.90704542
-5 0.209053556 1.53E-01 0.2588443 36.13380677
-6 0.207164764 1.42E-01 0.25095607 34.36056813
-7 0.205004576 1.31E-01 0.24330822 32.58732948
-8 0.202593294 1.21E-01 0.23589344 30.81409083
-9 0.199950465 1.11E-01 0.22870463 29.04085219

e. L = 15, W = 10
z Ue Ve V Alfa
0 0.176642217 1.77E-01 0.24980982 45
-1 0.176400794 1.64E-01 0.24063106 42.8551305
-2 0.175700543 1.51E-01 0.23178955 40.71026099
-3 0.174576451 1.39E-01 0.2232729 38.56539149
-4 0.173062129 1.28E-01 0.21506918 36.42052199
-5 0.171189814 1.17E-01 0.2071669 34.27565248
-6 0.168990385 1.06E-01 0.19955496 32.13078298
-7 0.166493377 9.61E-02 0.19222271 29.98591348
-8 0.163726997 8.65E-02 0.18515987 27.84104397
-9 0.160718146 7.73E-02 0.17835654 25.69617447

f. L = 15, W = 20
z Ue Ve V Alfa
50.9 6.213477099 2.514442099 6.70296328 22.03197425
49 6.057274348 2.538012048 6.56750163 22.73379744
48 5.972485653 2.548467272 6.49347906 23.1080046
47 5.885910103 2.557500736 6.4175344 23.48554236
46 5.797541368 2.565051735 6.33963535 23.86641212
45 5.707374157 2.571058307 6.25974924 24.25061518
44 5.615404261 2.575457226 6.17784307 24.63815277
43 5.521628601 2.578184006 6.09388342 25.02902603
42 5.426045268 2.579172893 6.00783655 25.42323603
41 5.328653573 2.578356865 5.91966832 25.82078378

4.2.2 Tabel Kecepatan Arus Ekman di Dasar Laut Terhadap Kedalaman


a. L = 75, W = 10
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.172239041 -0.10371818 8.17289719 -0.727131807
49 8.212074638 -0.09079473 8.21257655 -0.633450478
48 8.234452371 -0.08086837 8.23484946 -0.562668548
47 8.257675033 -0.06848546 8.25795902 -0.475174631
46 8.281612704 -0.05340285 8.28178488 -0.369458887
45 8.306107178 -0.03536994 8.30618249 -0.243981459
44 8.330969344 -0.01413033 8.33098133 -0.097180473
43 8.355976494 0.010576215 8.35598319 0.072519611
42 8.380869607 0.039011412 8.3809604 0.266699427
41 8.405350604 0.071435748 8.40565416 0.486936064
b. L = 75, W = 20
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.339514585 1.221958462 8.4285637 8.336020021
49 8.272899412 1.330815988 8.37925628 9.138567308
48 8.232851044 1.389186301 8.34923199 9.577696766
47 8.189164714 1.448165582 8.31622524 10.02846223
46 8.141685998 1.507639397 8.28009828 10.49093111
45 8.090259182 1.56748338 8.24070979 10.96516708
44 8.034727583 1.627562827 8.19791486 11.45123015
43 7.974933903 1.687732284 8.15156494 11.94917674
42 7.910720614 1.747835136 8.10150778 12.45905987
41 7.84193036 1.807703196 8.04758738 12.98092922

c. L = 45, W = 10
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.34E+00 -3.46E-03 8.34221937 -0.02374769
49 8.38E+00 4.13E-02 8.382841 0.282422436
48 8.40E+00 6.91E-02 8.40397052 0.470920326
47 8.42E+00 9.99E-02 8.42469509 0.679560699
46 8.44E+00 1.34E-01 8.44481363 0.909313203
45 8.46E+00 1.72E-01 8.46410594 1.161133074
44 8.48E+00 2.13E-01 8.48233203 1.435957586
43 8.50E+00 2.57E-01 8.49923138 1.734702717
42 8.51E+00 3.06E-01 8.51452235 2.058260048
41 8.52E+00 3.58E-01 8.52790149 2.407493937

d. L = 45, W = 20
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.008358685 1.65463563 8.17750744 11.67382055
49 7.905680912 1.752372499 8.09756754 12.49810194
48 7.846811885 1.803596368 8.05142327 12.94464784
47 7.784485403 1.854526023 8.00234214 13.40000006
46 7.718603853 1.905041967 7.95022203 13.86418603
45 7.649070416 1.955017891 7.89495872 14.33723157
44 7.575789309 2.004320482 7.83644589 14.81916096
43 7.498666041 2.052809246 7.77457511 15.30999697
42 7.417607683 2.100336322 7.70923579 15.80976094
41 7.33252315 2.146746306 7.64031514 16.31847281

e. L = 15, W = 10
z Ue Ve V Alfa
50.9 8.391832008 1.122016977 8.46650852 7.615478644
49 8.333992297 1.231659623 8.42451263 8.406746356
48 8.29860858 1.290763452 8.39839119 8.840930011
47 8.259601896 1.350704535 8.36931456 9.287453211
46 8.216804034 1.411373353 8.3371364 9.746398014
45 8.170044744 1.472649746 8.30170635 10.21784197
44 8.119152073 1.534402435 8.26287003 10.70185823
43 8.063952733 1.59648854 8.22046892 11.19851566
42 8.004272505 1.658753092 8.17434035 11.70787901
41 7.93993667 1.721028546 8.12431742 12.23000897

f. L = 15, W = 20
z Ue Ve V Alfa
50.9 6.214911489 2.514199089 6.70420181 22.02545057
49 6.058712931 2.537820691 6.56875454 22.72740882
48 5.973924841 2.548303198 6.49473842 23.10169042
47 5.887348761 2.55736396 6.41879941 23.47930492
46 5.798978336 2.564942229 6.34090517 23.86025372
45 5.708808253 2.570975996 6.26102302 24.24453814
44 5.616834282 2.575401993 6.1791199 24.6321594
43 5.52305332 2.578155682 6.0951624 25.02311866
42 5.427463439 2.579171261 6.00911672 25.41741697
41 5.330063931 2.578381657 5.9209487 25.81505536
4.3 Grafik
4.3.1 Grafik Kecepatan Arus Ekman di Lapisan Permukaan Terhadap Kedalaman
a. L = 75, W = 10

b. L = 75, W = 20

c. L = 45, W = 10
d. L = 45, W = 20

e. L = 15, W = 10

f. L = 15, W = 20
4.3.2 Grafik Kecepatan Arus Ekman di Dasar Laut Terhadap Kedalaman
a. L = 75, W = 10

b. L = 75, W = 20

c. L = 45, W = 10
d. L = 45, W = 20

e. L = 15, W = 10

f. L = 15, W = 20
4.3.3 Grafik Gabungan

4.3.4 Spiral Ekman di Lapisan Permukaan Terhadap Kedalaman


a. L = 75, W = 10
b. L = 75, W = 20

c. L = 45, W= 10

d. L = 45, W = 20
e. L= 15, W = 10

f. L = 15, W = 20

4.3.5 Spiral Ekman di Dasar Laut Terhadap Kedalaman


a. L = 75, W = 10
b. L = 75, W = 20

c. L = 45, W =10

d. L = 45, W = 20
e. L = 15, W = 10

f. L = 15, W = 20

4.4 Pembahasan
Pada perhitungan yang dilakukan berdasarkan lintang dan kecepatan angin
pada arus maka didapatkan nilai arus Ekman. Nilai arus Ekman yang didapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu pada permukaan dan dasar laut. Perhitungan tersebut didapatkan
grafik arus Ekman. Grafik pada arus Ekman yang ada yaitu terhadap kedalaman
permukaan sampai dasar laut.
Pada grafik arus Ekman di lapisan permukaan berbentuk parabola ke bawah seperti
hampir membentuk huruf n. Sedangkan pada grafik arus Ekman di lapisan dasar
berbentuk parabola keatas seperti membentuk huruf u. Terlihat perbandingan pada sumbu
X yang berupa kecepatan dan sumbu Y yang berupa kedalaman. Terlihat bahwa yang
mempengaruhi terjadinya arus Ekman yaitu kedalaman dan kecepatan angin.
Pada grafik arus Ekman di lapisan permukaan terlihat bahwa hal yang ditinjau dilihat
dari permukaan ke dasar perairan dan grafik terlihat mengalami penurunan. Jika semakin
bertambahnya kedalaman maka kecepatan arus Ekman akan semakin rendah, sedangkan
semakin berkurangnya kedalaman maka kecepatan arus Ekman semakin tinggi. Kecepatan
angin di lapisan permukaan jika semakin tinggi kecepatan anginnya maka kecepatan arus
Ekman akan semakin cepat, sedangkan semakin rendah kecepatan angin maka kecepatan
arus Ekman akan semakin rendah.
Pada grafik arus Ekman di lapisan dasar hal yang ditinjau diambil dari dasar perairan
sampai ke permukaan. Grafik tersebut berbentuk logaritmik yaitu parabola yang
mengalami kenaikan seperti membentuk huruf U. Terlihat bahwa jika semakin
berkurangnya kedalaman maka kecepatan arus Ekman akan bertambah, begitupun
sebaliknya jika bertambahnya kedalaman maka kecepatan arus Ekman akan berkurang.
Teori arus Ekman yaitu arus di lapisan permukaan akan digerakan oleh angin, lalu energi
pada angin tersebut akan mempengaruhi lapisan di bawahnya dan selanjutnya akan
menggerakan lapisan di bawahnya lagi, begitu untuk seterusnya. Tapi semakin
bertambahnya kedalaman maka pengaruh angin di permukaan akan semakin kecil maka
dari itu seiring bertambahnya kedalaman maka kecepatan angin akan berkurang.
Pada perhitungan yang didapat dipengaruhi pula dengan stress angin. Stress angin
dipengaruhi oleh massa jenis udara, Cd, dan kecepatan angin. Suatu titik dari tiupan angin
di lapisan permukaan akan mempengaruhi arus Ekman. Sehingga terlihat bahwa
kedalaman memiliki arus Ekman yang berbeda – beda. Ketika stress anginnya tinggi maka
kekuatan arus Ekman akan besar. Jika kekuatan arus Ekmannya besar maka pengaruh
terhadap lapisan yang makin dalam juga akan semakin besar dan dapat lebih dalam.
Telihat pada hasil perhitungan yang di dapat pada lintang 75 jika kecepatan anginnya
sebesar 10 maka stress anginnya 0.182 dan pada lintang 75 dengan kecepatan angin 20
maka stress angin yang dihasilkan sebesar 0.728. Namun posisi lintang tidak begitu
mempengaruhi stress angin. Hal tersebut terbukti dengan pada lintang 75 dengan
kecepatan angin yang berbeda yaitu 10 dan 20 memiliki stress angin yang berbeda
walaupun terletak pada lintang yang sama. Begitupun jika lintang berbeda dengan stress
angin yang sama terlihat bahwa stress angin yang didapat bernilai sama. Seperti pada
lintang 75 dengan lintang 60 dan kecepatan anginnya 10 maka stress angin yang
dihasilkan yaitu 0.182 untuk kedua lintang tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa stress
angin dipengaruhi oleh kecepatan angin dan tidak dipengaruhi oleh posisi lintang.
Transpor massa dan transpor volume dipengaruhi oleh posisi lintang dan kecepatan
angin. Jika posisi lintang atau kedalaman semakin kecil maka transport massa dan
transport volume akan membesar. Namun pada posisi lintang yang sama dengan
kecepatan angin yang berbeda maka jika kecepatan angin semakin tinggi nilai transport
massa Ekman, transport volume Ekman, dan kecepatan vertikalnya akan membesar. Pada
posisi lintang yang kecil terdapat pula keceatan vertikalnya akan mendekati nilai 0.
Sebagai contoh pada lintang 15 dengan kecepatan angin 10 terlihat bahwa transpor massa
Ekmannya 4.82E+03 dengan tranpor volume Ekmannya 4.73E+00, dan kecepatan
vertikalnya 0.0000315. Pada posisi lintang yang sama dengan kecepatan angin 20 maka
tranpor massa Ekmannya 1.93E+04, transport volume Ekmannya 1.89E+01, dan
kecepatan vertikalnya 0.000126. Pada pada posisi lintang 30 dengan kecepatan 10 terlihat
bahwa transport massa Ekman sebesar 2.50E+03, transport volume Ekmannya 2.45E+00,
dan kecepatan vertikalnya 0.0000163. Sehingga terlihat bahwa jika posisi lintang semakin
kecil maka transport massa Ekman dan transport volume Ekman akan semakin besar dan
jika kecepatan angin meningkat maka transpor massa Ekman dan transport volume Ekman
akan membesar. Kecepatan vertical mendekati nilai 0 terjadi karena pada setiap lapisan
terdapat bidang pembatas yang saling bergesekan. Maka lapisan dibawahya akan
mengalami penurunan pada kecepatan maka kecepatan vertical juga akan menurun dan
mendekati nilai 0.
V. PENUTUP

V.1Kesimpulan
1. Arus yang akan dipengaruhi oleh gesekan baik di permukaan maupun di dasar
laut dapat dihitung menggunakan rumus – rumus Ve, Ue, V, Alfa, Faktor
Coriolis (f), Stress Angin, Kec.Arus Permukaan (Vo), Kedalaman Ekman (De)
dan Koef. Viskos. Eddy (Az).
2. Arus upwelling dapat dianalisis dengan melihat grafik yang dari satu lintang
maupun gabungan antara 2 lintang.

V.2Saran
1. Sebaiknya lebih tepat waktu dalam pelaksanaan praktikum.
2. Diharapkan penyampain materi lebih jelas lagi
3. Sebaiknya praktikan lebih kondusif saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, R. I., Widagdo, S., & Rahyono. (2017). Hubungan Upwelling dengan Jumlah
Tangkapan Ikan Cakalang Pada Musim Timur Di Perairan Tamperan, Pacitan. Seminar
Nasional Kelautan XII, 74–80.
Azis, F. (2006). Gerak Air di Laut. Oseana, 31(4), 9–21.
Hutabarat, Sahala dan Evans, Stewart M. 2008. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia
Press. Jakarta
Indrayanti, E., Kelautan, J. I., Diponegoro, U., Arus, K., Pasut, A., & Kaliwungu, P. (2014).
Studi Pola Dan Karateristik Arus Laut Di Perairan Kaliwungu Kendal Jawa Tengah Pada
Musim Peralihan I. Journal of Oceanography, 3(1), 16–25.
Martono. (2016). Dampak Kejadian Indian Ocean Dipole terhadap Intensitas Upwelling di
Perairan Selatan Jawa. Seminar Nasional Peran Geospasial Dalam Membingkai NKRI
2016, 2001, 81–88.
Nofiyanti, K., Kunarso, & K, A. R. T. D. (2017). Kajian Kedalaman Mixed Layer Dan
Termoklin Kaitannya Dengan Monsun Di Perairan Selatan Pulau Jawa. Jurnal
Oseanografi, 6(1), 131–143.
Prarikeslan, Widya. 2016. Oseanografi. Jakarta : Kencana
Sukoraharjo, S. (2011). Sukoraharjo.PDF (pp. 149–160).
Taohid, R. A., Satriadi, A., & Saputro, S. (2017). Studi Pola Arus Dan Sebaran Material
Padatan Tersuspensi. Jurnal Oseanografi, 6(1), 116–123.

Anda mungkin juga menyukai