Anda di halaman 1dari 19

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oseanografi kimia atau Kimia laut adalah ilmu yang mempelajari sifat-

sifat kimia dari lautan. Hampir semua unsur kimia pada tabel periodik juga ada

(terlarut) di dalam air laut, dengan konsentrasi yang bervariasi mulai dari level

persen, permil, ppm, ppb sampai dengan ppt. Interaksi berbagai unsur kimia di

laut ini juga terjadi dengan berbagai lingkungan lainnya seperti biosfer, atmosfer,

dan geosfer. Oleh karena itu, ilmu ini berkaitan erat dengan bidang ilmu lainnya

seperti biologi laut, fisika laut dan geologi laut.

Unsur kimia di alam ini mengalami berbagai siklus yang melibatkan

berbagai makhluk hidup atau pun benda mati, seperti tumbuhan, hewan, sedimen,

magma, gunung berapi, dan sebagainya. Unsur kimia di dalam air laut

kebanyakan berasal dari daratan yang masuk ke laut melalui air sungai, air hujan

dan debu, air tanah, dan aktivitas gunung api di bawah laut. Unsur-unsur kimia

yang bermanfaat bagi makhluk hidup seperti Fe, Mn, dan Mo akan diserap oleh

fitoplankton yang hidup di permukaan laut. Fitoplankton ini bertindak sebagai

produsen pertama dalam rantai makanan yang menangkap karbon dioksida yang

masuk ke permukaan laut dari atmosfer melalui berbagai reaksi fisika

sepertidifusi. Fitoplankton sebagian besar akan dimakan oleh zooplankton,

zooplankton akan dimakan oleh ikan kecil, ikan kecil dimakan ikan besar dan

seterusnya. Makhluk hidup yang mati di laut akan jatuh dan mengendap ke dasar

laut membentuk sedimen, yang kemudian mengalami subduksi ke dalam perut

bumi, dibawa kembali ke permukaan bumi melalui aktivitas gunung berapi dan
2

akhirnya masuk kembali ke dalam laut, dan terus menerus, membentuk siklus zat

kimia yang berulang dalam skala waktu geologi yang sangat lama.

Oseanografi Kimia mempelajari komposisi zat kimia yang ada di dalam air

laut, mengapa air laut berasa asin, dan sebagainya. Ilmu ini juga bermanfaat untuk

mempelajari sejarah pembentukan bumi dan bagaimana kondisi bumi pada masa

lalu melaui ilmu paleoseanigrafi yang memanfaatkan pengetahuan isotop berbagai

unsur kimia yang ada di laut. Beberapa unsur kimia yang terlarut bisa digunakan

sebagai perunut pergerakan air laut global yang membawa panas dari lautan tropis

ke negara-negara non tropis, sehingga manusia yang hidup di negara Eropa,

misalnya, masih bisa merasakan kehangatan di musim dingin karena arus air laut

global ini. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan para ahli oseanografi

kimia di berbagai negara maju, menyebutkan bahwa penambahan unsur Fe ke

dalam air laut bisa menurunkan secara signifikan kadar karbon dioksida di

atmosfer yang menyebabkan pemanasan global. Penambahan Fe ini akan

menimbulkan peningkatan fitoplankton yang akhirnya akan menyedot karbon

dioksida di atmosfer dan menyimpannya ke dasar laut. Meskipun demikian,

beberapa ahli lainnya masih menyangsikan keamanan ‘hipotesis besi’ ini karena

bisa berakibat buruk bagi biota laut lainnya, seperti terumbu karang dan

sebagainya. Sehingga masih diperlukan penelitian lanjut tentang hal ini.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar dari nitrit dan

fosfat di perairan pantai sei nagalawan. Sedangkan manfaat praktikum ini di

harapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi, mengenai nitrit dan fosfat

di perairan tersebut.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nitrit

Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang hanya sebagian teroksidasi. Nitrit

tidak ditemukan dalam air limbah yang segar, melainkan dalam limbah yang

sudah basi atau lama. Nitrit tidak dapat bertahan lama dan merupakan keadaan

sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat. Nitrit bersumber dari bahan-

bahan yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan di pabrik-pabrik. Nitrit

tidak tetap dan dapat berubah menjadi amoniak atau dioksidasi menjadi nitrat.

Pengaruh nitrit pada kesehatan manusia yaitu, dapat menyebabkan

methamoglobinemia dan efek racun kandungan nitrit dalam air lebih besar dari 0

(nol) mg/l. Nitrit sangat berbahaya untuk tubuh manusia khususnya bagi bayi di

bawah umur 3 bulan, karena dapat menyebabkan methaemoglobinemia yaitu

kondisi di mana nitrit akan mengikat haemoglobin (Hb) darah sehingga

menghalangi ikatan Hb dengan oksigen. Dalam UU No 82 tahun 2001 mengenai

kualitas air dan pengendalian pencemaran air, disebutkan bahwa baku mutu

cemaran nitrat sebagai N sebesar 0,06 mg/l (Prabowo, 2016)

2.2. Phospat

Fosfat alam berasal dari batuan fosfat yang terkikis halus oleh hujan

sehingga dapat langsung digunakan sebagai pupuk. Fosfat alam berasal dari

proses geokimia yang terjadi secara alami, yang biasa disebut deposit batuan

fosfat. Batuan fosfat dapat ditemukan di alam sebagai batuan endapan atau

sedimen, batuan beku, batuan metamorfik, dan guano. Fosfat alam yang berasal

dari batuan beku umumnya digunakan sebagai bahan baku industri pupuk P.
4

Sedangkan fosfat alam yang berasal dari batuan endapan atau sedimen yang

mempunyai reaktivitas tinggi dapat digunakan secara langsung sebagai pupuk

(Hartatik, 2011)

2.3. Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada

pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau

kisi difraksi dengan detektor fototube ( Underwood,2001)

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban

suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran

menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan

spektrofotometri (Basset,1994)
5

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dilaksanakannya praktikum lapangan, yaitu pada tanggal 10

November 2017 yang bertempat di Pantai Nagalawan Kabupaten Serdang

Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan, waktu dilaksanakannya praktikum

di Laboratorium, yaitu tanggal 19 Desember 2017 yang bertempat di

Laboratorium Kimia Laut Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Pekanbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang dipergunakan dalam pratikum ini ialah spektrofotometer,

pipet volume 50 ml, labu ukur ml, pipet ukur 10 ml, vacumfarm, dan kolom CD.

Sedangkan Bahan yang digunakan dalam pratikum ini ialah sampel air laut,

amonium molidate,SnCl, EDTA, sulfamilanid, naptyl.

3.3 Metode Praktikum

Praktikum dilakukan dengan metode praktek langsung ke lapangan.

Dengan melakukan pengukuran kualitas air serta pengambilan sampel air laut

secara langsung di lokasi praktikum yaitu di perairan pantai Nagalawan

Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Dan pelaksanaan pratikum

di Laboratorium dengan metode praktek langsung terhadap sampel air laut yang di

dapatkan ketika di lapangan.


6

3.4. Prosedur Praktikum

3.4.1. Nitrat

Praktikum ini dilaksanakan dengan mengambil sampel air laut di perairan

pantai Nagalawan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dan

dibawa ke Laboratorium. Ambil sampel air laut di saring terlebih dulu sebanyak

50 ml, setelah sampel air laut di saring masukkan sampel air laut tersebut ke

tabung reaksi sebanyak 10 ml. Tambahkan EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat)

0,01 m sebanyak 4 tetes, fungsi dari EDTA untuk mengikat ntrit yang terdapat

pada air sampel. Alirkan ke kolom CD, tambahkan sulfamilanid sebanyak 10 tetes

dan tambahkan naptyl sebanyak 10 tetes. Fungsi dari larutan sulfamilanid dan

neptyl untuk menguatkan warna. Catat warna yang didapat untuk pratikum nitrat

tersebut dan ukur absorban aquades dan absorban sampel menggunakan alat

spectrofotometer, catat dan masukkan ke dalam rumus.

3.4.2. Fosfat

Praktikum ini dilaksanakan dengan mengambil sampel air laut di perairan

pantai Nagalawan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dan

dibawa ke Laboratorium. Ambil sampel air laut di saring terlebih dulu sebanyak

50 ml, setelah sampel air laut di saring masukkan sampel air laut tersebut ke

tabung reaksi sebanyak 12,5 ml. Tambahkan larutan amonium molidate sebanyak

10 tetes dan larutan SnCl sebanyak 4 tetes. Fungsi dari larutan amonium molidate

dan SnCl untuk menguatkan cahaya yang terdapat pada sampel air laut dan dapat

diketahui kandungan fossat tinggi atau rendah dari pekat atau tidak nya warna

nya. Ukur absorban aquades dan absorban sampel menggunakan alat

spectrofotometer, catat dan masukkan ke dalam rumus.


7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1. Kondisi Umum Praktikum Lapangan

Secara geografis pantai Sei Nagalawan terletak pada 7º 50 ́ Lintang Utara

9º 21 ́ Lintang Utara dan 97º 18 ́ Bujur Timur - 98º 42 ́ Bujur Timur dengan

batasan geografis yakni sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah

selatan berbatasan dengan Desa Lubuk Bayas, sebelah timur berbatasan dengan

Kecamatan Teluk Mengkudu, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pantai

Cermin.

Pantai Manggrove Sei Nagalawan yang terletak di Kabupaten Serdang

Bedagai secara umum memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir

sama dengan Kabupaten Deli Serdang sebagai kabupaten induk. Pengamatan

Stasiun Sampali menunjukkan rata-rata kelembapan udara per bulan sekitar 84%,

curah hujan berkisar antara 30 sampai dengan 340 mm perbulan dengan periodik

tertinggi pada bulan Agustus-September 2004, hari hujan per bulan berkisar 8-26

hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan Agutus-September 2004.

Rata-rata kecepatan udara berkisar 1,9 m/dt dengan tingkat penguapan sekitar

3,47 mm/hari. Temperature udara per bulan minimum 23,7 0C dan maksimum

32,2 0C.

4.1.2 Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur dalam praktikum ini adalah parameter

fisika dan kimia adalah: suhu, derajat keasaman (pH), salinitas, kecepatan arus,

dan kecerahan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan perairan sewaktu


8

praktikum dilakukan. Hasil pengukuran parameter air Pantai Mangrove Sei

Nagalawan saat praktikum dilakukan dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Parameter Kualitas Air

No. Parameter Kualitas Air Nilai

1. Suhu 30ºC

2. Salinitas 15 ppt

3. pH 7

4. Kecerahan 6,5 m

5. Kecepatan Arus 6 km/jam

4.1.3. Prosedur Pengukuran Nitrat dan Fosfat

Pertama sampel air diambil sebanyak 50 mL kemudian disaring

menggunakan vacum farm. Kemudian untuk pengukuran Nitrat air sampel yang

telah di saring dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 12 mL, dan untuk

Fosfat sebanyak 10 mL. Kemudian dimasukkan larutan-larutan dan untuk

mengukur absorban digunakan alat Spektrofotometrik. Kemudian untuk hasil

konsentrasi nitrat dan fosfat dihitung menggunakan rumus. Untuk fosfat rumus

yang digunakan adalah:

y = a.x + b

Dengan y = absorban fosfat

x = konsentrasi fosfat

a = ketetapan dari persamaan (0,452)

b = ketetapan persamaan (0,005)


9

Untuk pengukuran konsentrasi nitrat, rumusnya sama dengan fosfat, tetapi

untuk nitrat pertama diukur absorban dari aquades. Untuk nitrat rumusnya adalah:

x = y – b/a

Dengan nilai a adalah 0,480 dan nilai b adalah 0,004.

4.1.4. Hasil Pengamatan Nitrat dan Fosfat

Untuk hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan, dapat di lihat

pada Tabel 2 Berikut ini :

Tabel 2. Hasil Pengukuran Nitrat dan Fosfat

Konsentrasi Nilai Nilai Absorban Konsentrasi


Nitrat Setelah Nitrat Nitrat Fosfat Fosfat
Kelompok
Hitungan Aquades Sampel
4 0,075 0,890 0,930 0,161 0,3451

3 0,0958 1,100 1,150 0,141 0,3009

10 dan 8 0,0750 1,120 1,160 0,4000 0,8730

9 0,1791 1,090 1,180 0,135 0,2876

1 dan 5 1,658 1,140 1,220 0,110 0,2323

7 dan 6 0,0816 1,140 1,230 0,111 0,234

2 0,179 1,160 1,250 0,074 0,152


10

Hasil Pengukuran Nitrat dan Fosfat


1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Kelompok 4 3 10 dan 8 9 1 dan 5 7 dan 6 2

Konsentrasi Nitrat Setelah Hitungan Nilai Nitrat Aquades


Nilai Nitrat Sampel Absorban Fosfat
Konsentrasi Fosfat

Gambar 1. Diagram hasil pengukuran nitrat dan fosfat

4.2. Pembahasan

4.2.1. Kondisi Umum Lokasi Praktikum

Secara geografis Sei Nagalawan terletak pada 7º 50 ́ Lintang Utara 9º 21 ́

Lintang Utara dan 97º 18 ́ Bujur Timur - 98º 42 ́ Bujur Timur dengan batasan

geografis yakni sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Lubuk Bayas, sebelah timur berbatasan dengan

Kecamatan Teluk Mengkudu, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pantai

Cermin.

Pantai Mangrove ini terletak di pesisir pantai dengan ketinggian kurang

dari 2 meter diatas permukaan laut dan merupakan daratan rendah dengan

permukaan datar serta bentuk pantai berpasir dan berlumpur dan dikelilingi oleh

tumbuhan mangrove dari berbagai spesies. Dan juga disekitar pantai terdapat

tempat rekreasi berupa gazebo yang terbuat dari daun-daun nipah yang
11

mengering. Sekitar pantai juga terdapat aktivitas masyarakat seperti berjualan,

menangkap ikan, dan lai-lain.

4.2.2. Parameter Kualitas Air

pH adalah cerminan derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion

hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H+). Air murni terdiri dari ion H+dan

OH- dalam jumlah berimbang hingga Ph air murni biasa 7. Makin banyak banyak

ion OH+ dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan

demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya, makin banyak H+makin rendah PH

dan cairan tersebut bersifat masam. Ph antara 7 – 9 sangat memadai kehidupan

bagi air tambak. Namun, pada keadaan tertantu, dimana air dasar tambak memiliki

potensi keasaman, pH air dapat turun hingga mencapai 4 (Andayani 2010). Dari

hasil praktikum yang telah dilakukan, perairan Serdang Bedagai memiliki pH 7.

Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda,alat yang

digunakan untuk mengukur suhu disebut thermometer. Suhu air dipengaruhi

komposisi, kecerahan, kekeruhan, air tanah, dan pertukaran air, panas udara akibat

respirasi dan naungan dari kondisi perairan tersebut (Sihotang, 2008). Dari hasil

pengukuran, suhu pada perairan Serdang Bedagai adalah 30ºC.

Salinitas merupakan berat garam dalam per kilogram air laut serta ukuran

keasinan air laut dalam satuan promil (mg/liter). Salinitas merupakan parameter

penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air. Alat yang digunakan adalah Hand

Refraktometer. Dari hasil praktikum salinitas pada perairan tersebut adalah 15

ppt.
12

Kecerahan merupakan ciri penentu untuk pencerahan,penglihatan yang

mana suatu sumber dilihat memancarkan sejumlah kandungan cahaya.dalam kata

lain kecerahan adalah pencerahan yang terhasil dari pada kekilauan sasaran

penglihatan,kecerahan merupakan suatu ukuran dimana cahaya didalam air yang

disebabkan oleh adanya partikel-partikel kaloid dan suspensi dari suatu bahan

pencemaran,antara lain bahan organic dari buangan-buangan industry,rumah

tangga,pertanian yang terkandung di perairan. Dari hasil pengukuran yang telah

dilakukan perairan Serdang Bedagai memiliki kecerahan yang bernilai 6,5 m.

Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan

tiupan angin atau perbedaan densitas/pegerakan gelombang panjang. Pergerakan

arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin,perbedaan tekanan

air,perbedaan densitas air,gaya coriolis dan arus ekman,topografi dasar laut,arus

permukaan, upweling dan downwelling. (Nontji, 2007). Dari hasil pengukuran,

perairan Serdang Bedagai memiliki kecepatan arus sebesar 6 km/jam.

4.2.3. Prosedur Pengukuran Nitrat dan Fosfat

Nitrat merupakan zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk dapat tumbuh

dan berkembang. Keberadaan nitrat di perairan dipengaruhi oleh buangan yang

berasal dari industri, bahan peledak, pirotehnik dan pemupukan. Dan keberadaan

senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem

perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah, pertumbuhan ganggang akan

terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat tinggi,

maka pertumbuhan ganggang menjadi tidak terbatas lagi sehingga mengurangi

jumlah oksigen terlarut dalam air dan menyebabkan bahaya bagi kelestarian

ekosistem.
13

Untuk pengukuran kandungan nitrat dan fosfat, pertama sampel air diambil

sebanyak 50 mL kemudian disaring menggunakan vacum farm. Kemudian untuk

pengukuran Nitrat air sampel yang telah di saring dimasukkan ke dalam tabung

reaksi sebanyak 12 mL, dan untuk Fosfat sebanyak 10 mL. Kemudian

dimasukkan larutan-larutan dan untuk mengukur absorban digunakan alat

Spektrofotometrik. Kemudian untuk hasil konsentrasi nitrat dan fosfat dihitung

menggunakan rumus. Untuk fosfat rumus yang digunakan adalah:

y = a.x + b

Dengan y = absorban fosfat

x = konsentrasi fosfat

a = ketetapan dari persamaan (0,452)

b = ketetapan persamaan (0,005)

Untuk pengukuran konsentrasi nitrat, rumusnya sama dengan fosfat, tetapi

untuk nitrat pertama diukur absorban dari aquades. Untuk nitrat rumusnya adalah:

x = y – b/a

Dengan nilai a adalah 0,480 dan nilai b adalah 0,004.

4.2.4. Hasil Pengukuran Nitrat dan Fosfat

Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan dan merupakan nutrien

utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen sangat mudah larut

dalam air dan bersifat stabil. Fosfat adalah bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan

oleh tumbuhan dan merupakan unsur esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan

algae sehingga dapat menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan lagae akuatik

sehingga dapat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan.


14

Hasil pengukuran fosfat dan nitrat pada setiap kelompok menunjukkan

kadar yang sama-sama tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang nyata antar tiap kelompok terkait dengan kandungan nitrat dan

fosfatnya. Hal ini juga didukung oleh hasil analisis dan nilai konsentrasi pada

diagram yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang begitu jauh.

Nitrat pada semua data kelompok diperoleh kisaran antara 0,07 – 1,8

g/mL. Nilai kandungan nitrat tertinggi adalah 1,658 pada kelompok 1 dan 5.

Kandungan nitrogen yang terendah ditemukan pada kelompok 4 dengan nilai

0,075. Untuk fosfat, pada semua data kelompok diperoleh kisaran absorban antara

0,1 – 0,8 g/mL. Nilai kandungan fosfat tertinggi adalah 0,8730 pada kelompok 10

dan 8. Kandungan fosfat yang terendah ditemukan pada kelompok 2 dengan nilai

0,152.
15

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil pengukuran fosfat dan nitrat pada setiap kelompok menunjukkan

kadar yang sama-sama tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang nyata antar tiap kelompok terkait dengan kandungan nitrat dan

fosfatnya.

5.2 Saran

Semoga peralatan di Laboratorium Kimia Laut dapat diperbaharui dengan

peralatan yang lebih canggih dan juga peralatan laboratorium yang rusak dan tidak

berfungsi lagi bisa digantikan.


16

DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, Rossi. Jurnal. Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang.


Kadar Nitrit Pada Sumber Air Sumur di Kelurahan Meteseh, Kec.
Tembalang, Kota Semarang. 16 Agustus 2016

Hartatik, W. 2011. Fosfat alam sumber pupuk P yang murah. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Bogor

Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.
Jakarta.
Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC
17

LAMPIRA

N
18
19

Anda mungkin juga menyukai