Anda di halaman 1dari 4

Tugas pengelolaan lingkungan pesisir dan laut

Potensi dan permasalahan pantai Samuh, Benoa

Oleh :
ANDRE MAULANA

1514511014

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
A. DEFINISI PENGELOLAAN PESISIR DAN LAUT
Pengertian wilayah pesisir menurut Undang-Undang No.27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yaitu: Wilayah Pesisir adalah daerah
peralihan antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat
dan di laut.
Pengertian wilayah pesisir menurut Rahardjo Adisasmita (2006) adalah Ruang daratan
yang terkait erat dengan ruang lautan. Selanjutnya pengertian wilayah pesisir menurut Sugiarto
(dalam Barrung, 2011) adalah: Daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayah
pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-
sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah arah laut
wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh prosesproses alami yang
terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Defenisi wilayah pesisir seperti
di atas memberikan suatu pengertian bahwa suatu ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang
dinamis dan mempunyai kekayaan habitat yang beragam, di darat maupun di laut, serta saling
berinteraksi antara habitat tersebut. Selain mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga
merupakan ekosistem yang paling mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya
kegiatan pembangunan, secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan
terhadap ekosistem pesisir.
B. POTENSI PANTAI SAMUH, BENOA
Pantai samuh terletak wilayah Kecamatan Kuta
Selatan, Kelurahan Benoa, Desa Adat Bualu, Br.
Celuk. Jumlah penduduk bajar Celuk adalah 1904.
Luas garis pantai dari Pantai Samuh 280 , 60 m
kawasan laut hingga laut lepas dari arah selatan
dimanfaatkan sebagai areal water sport sedangkan
sisanya digunakan sebagai tempat kapal. Batas batas
wilyah pantai Samuh antara lain:

Utara : Soul Beach House Benoa


Selatan : Club Made Hotel
Timur : Laut Lepas
Barat : Jl. Pratama
Kawasan pantai Samuh merupakan wilayah milik BUMN yang dimana daerah tersebut
diberikan kepada masyarakat sebagai kawasan hak guna pakai melalui Perda No. 13 tahun 1994.
Wilayah Pantai Samuh memilik potensi laut yang cukup besar dalam pengembangan usaha
perikanan bidang penangkapan dengan ikan tenggiri dan tongkol sebagai hasil tangkap utama
di kawasan tersebut. Dewasa ini kawasan Pantai Samuh berkembang sebagai salah satu
kawasan pariwisata terutama wisata bahari yang diminati oleh pengunjung baik domestik
maupun manca negara karena pantainya yang indah dengan pasir putih yang bersih dan
keindahan matahari terbit. Tidak hanya itu saja, pantai samuh juga merupakan sebuah objek
wisata bahari yang menjadi pusat berbagai permainan water sport dan sebagai tempat
pelestarian terumbu karang yang dirancang sesuai topografi perairan di kawasan tesebut
sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan fungsi serta kondisi habitat biota laut
begitu juga untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Di pantai samuh terdapat berbagai kegiatan antara lain water sport, penangkapan ikan
oleh nelayan, serta terdapat berbagai restoran dan hotel di pinggiran pantai Samuh. Adapun
kegiatan water sport berupa glass bottom boat, fishing, trip to lembongan, snorkeling, diving.
Kegiatan water sport tersebut berjalan dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Untuk kegiatan
penangkapan ikan oleh nelayan umumnya dilakukan pagi hari jam 7, sedangkan sorenya sekitar
jam 4 hanya dilakukan oleh beberapa nelayan.
Kegiatan pengelolaan pantai samuh dikelola oleh nelayan yang terhimpun dalam
Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mertha Segara Samuh. Anggota dari kelompok ini berjumlah
54 orang dengan rata-rata tingkat pendidikan SD.
Kegiatan watersport tersebut juga dapat menunjang perekonomian para masyarakat sekitar
selain menangkap ikan. Kegiatan water sport tersebut berjalan dari jam 8 sampai jam 5.
Adapun wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang datang ke pantai tersebut.
Seperti yang diketahui.
C. PERMASALAHAN
Berdasarkan penuturan Bapak I Nyoman Kusumanata Permasalahan pantai Samuh
dikategorikan menjadi dua kelompok yang terdiri atas permasalah nelayan, dan usaha
pengembangan pariwisata water sport.
Permasalah kelompok nelayan Mertha Segara Samuh, antara lain:
1. Hasil tangkapan relative rendah karena fishing ground tidak menentu dan alat yang dimiliki
nelayan masih sederhana
2. Tingginya biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan untuk melaut
Permasalah pengembangan pariwisata water sport, antara lain: ancaman kerusakan
ekosistem padang lamun dan terumbu karang akibat berbagai aktivitas di perairan tersebut dan
peningkatan volume sampah dikawasan tersebut akibat kurangnya kesadaran masyarakat, para
wisatawan, khususnya wiasatawan domestik terhadap lingkungan serta kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap dampak negatif yang timbul akibat sampah tersebut.
D. RENCANA PENGELOLAAN PANTAI SAMUH
Berdasarkan pertimbangan tersebut rencana yang penulis berikan terhadap upaya
pengelolaan pantai Samuh antara lain:
1. Optimalisasi Kelompok Usaha Bersama Mertha Segara Samuh
2. Pembuatan zonasi serta aturan wilayah pemanfaatan dan konservasi kawasan pantai
Samuh
3. Pengadaan alat tangkap yang ramah lingkungan oleh pemerintah
4. Penyuluhan terkait penggunaan alat tangkap serta informasi tentang cara dan lokasi
penangkapan yang tepat.
5. Pembuatan break water
6. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap sampah
7. Penegakan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan pesisir secara konsistem
E. RENCANA IMPLEMENTASI
Rencana pengelolaan pantai Samuh dilaksanakan dengan melihat permasalahan yang
terjadi melalui :
1. Peningkatan sumberdaya masyarakat khususnya Kelompok Usaha Bersama Mertha Segara
Samuh melalui pelatihan keterampilan, seperti pelatihan pengolah hasil tangkapan ikan
ataupun pelatihan sebagai pemandu dalam wisata water sport.
2. Membentuk kerjasama dengan pihak akademis dalam mengumpulkan data yang lengkap
terkait ekosistem pantai Samuh sehingga dapat dibuat zonasi di pantai Samuh sesuai
karakteristik wilayah.
3. Permohoman pengadaan alat tangkap kepada pemeritah.
4. Pembangunan pemecah gelombang atau break water. Pemecah gelombang maka dapat
meminimalisir dampak dari abrasi. Pemecah gelombang dapat dibangun sejajar dan berada
pada jarak tertentu dari bibir pantai.
5. Pembuatan Indeks Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata
6. Penyuluhan sebagai upaya penyadaran masyarakat terhadap dampak buruk yang timbul
akibat membuang sampah sembarangan.
7. Pemberian sanksi mulai dari sanksi teguran hingga hukuman kepada setiap masyarakat
baik nelayan maupun wisatawan yang bertindak merugikan terhadap kawasan pantai
Samuh.
8. Pembentukan lembaga khusus yang bertugas melaksanakan monitoring dan evaluasi
bersama dengan forum stakeholder

SUMBER:

Barrung, Secilia. 2011. Eksistensi Hak-Hak Masyarakat Pesisir Dalam Pemanfaatan


Sumber Daya Pesisir Dan Laut. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddi
Rahardjo Adisasmita. 2006. Pembangunan Kelautan Dan Kewilayahan. Penerbit Graha
Ilmu. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai