1, 2010, 46 - 54
ABSTRAK
Zooxanthellae merupakan salah satu biota dalam kelompok dinoflagellata fototropik. Organisme ini
selalu hidup bersimbiosis dengan beberapa invertebrata laut. Hubungan antara zooxanthellae dengan
karang bersifat mutualistik yang dicirikan dengan adanya ciri transfer nutritif dan fisiologis. Dengan
karakter ini, maka hampir tidak ditemukan karang dapat hidup tanpa zooxanthellae. Zooxanthellae
mempunyai peranan fital terhadap kehidupan karang maupun biota sessile lainnya. Model hubungan
antara zooxanthellae dengan karang diadopsi ke dalam lingkungan binaan untuk mendapatkan model
kultur secara massal zooxanthellae di lingkungan binaan. Penelitian bertujuan untuk (a) mengevaluasi
faktor pembatas lingkungan yang mendukung pertumbuhan optimum zooxanthellae di lingkungan binaan;
(b) mengevaluasi pemurnian bidudaya zooxanthellae dan (c) memformulasikan pemeliharaan nutritif dari
pertumbuhan maksimum zooxanthellae. Penelitian dilaksanakan antara Agustus 2004 sampai dengan
September 2005 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. Hasil penelitian
memberlihatkan bahwa : (a) Irradian optimum untuk pertumbuhan zooxanthellae adalah cahaya hijau
(dengan panjang gelombang 490 – 550 nm); (b) Temperatur optimum untuk pertumbuhan zooxanthellae
adalah 20 – 25oC dan (c) Penambahan 200 µM NaNO3 dengan penambahan pada hari 16 dapat
mempertahankan pertumbuhan optimum zooxanthellae.
ABSTRACT
Zooxanthellae are part of the phototropic dinoflagellates. This organism always live as symbiotically
with several marine invertebrates. Relationship between zooxanthellae and coral are mutualistic with the
transfer nutritif and phisiologis character. With this character, no coral can live without zooxanthellae.
Zooxanthellae have vital control on the coral and sessile life. Model of relationship between
zooxanthellae and coral are adopted in the artificial environment for take the massalization culture
zooxanthellae in the artificial environment. This study was purposed to : (a) Evaluating of environment
limiting factors to support optimum growth of zooxanthellae in the artificial environment; (b) Evaluating
of purification culture of zooxanthellae and (c) Formulating nutritif to maintenance of maximum gorwth
of zooxanthellae. The experiment took place in Natural food and Genetic laboratory of Main Centre of
Brackishwater Aquaculture Development Jepara from August 2004 to September 2005. The result
showed that: (a) The optimum irradiance for growth of zooxanthellae is green radiance (with comparison
490 - 550 nm); (b) The optimum temperature for growth of zooxanthellae are 20 – 25oC and (c) Adding of
200 µM NaNO3 with repeat again for 16 days,
46
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 1, 2010, 46 - 54
47
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 1, 2010, 47 - 55
48
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 1, 2010, 47 - 55
SA-1
1400 SA-2 SA-1
SA-3
1600 SA-2
SA-4 SA-3
1200 SA-5 1400 SA-4
Tr-1 SA-5
1000 Tr-2 Tr-1
1200
Ind x 1000/ml
Tr-3 Tr-2
Ind x 1000/ml
Tr-4 Tr-3
800 Tr-5 1000 Tr-4
Ac-1 Tr-5
Ac-2 800 Ac-1
600 Ac-3 Ac-2
Ac-4 Ac-3
Ac-5 600 Ac-4
400 Fv-1 Ac-5
Fv-2 400 Fv-1
200 Fv-3 Fv-2
Fv-4 Fv-3
Fv-5
200 Fv-4
0 Gn-1 Fv-5
Gn-2 0 Gn-1
0 3 6 9 12 15 18 21 Gn-3 Gn-2
Gn-4
0 3 6 9 12 15 18 21 Gn-3
Waktu (hari) Gn-5 Gn-4
Waktu (hari) Gn-5
A. Perkembangan Zooxanthellae pada media dengan B. Perkembangan Zooxanthellae pada media dengan
SA-1
3000
pencahayaan
1800 neon putih (tinggi 60 watt) dengan suhu
SA-1 pencahayaan neon putih (sedang 20 watt) dengan
SA-2
o SA-2 SA-3
berfluktuasi antara 24 – 27 C) serta penambahan SA-3 suhu berfluktuasi antara 24 – 27
o
C) serta
SA-4
1600 SA-4 2500 SA-5
NaNO3 sebesar 6,5 µg. SA-5 penambahan NaNO3 sebesar 6,5 µg. Tr-1
1400 Tr-1 Tr-2
Ind x 1000/ml
49
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 1, 2010, 47 - 55
penelitiannya tersebut diperoleh hasil bahwa pemiskinan NO3-N diperlihatkan pada Gambar
pertumbuhan maksimum terjadi pada hari ke 5, 3.
sedangkan jenis Nitzschia pertumbuhan
maksimumnya dicapai pada hari ke 7.
Penumbuhan zooxanthellae yang dilakukan oleh
Rosenthal et al. (2005) pada uji penambahan
nitrogen pada media budidayanya diperoleh
pertumbuhan maksimum pada hari ke 15.
Analisis terhadap densitas zooxanthellae
antar sekuen percobaan memperlihatkan terjadi
respon peningkatan pertumbuhan pada media
yang mendapatkan pencahayaan lebih rendah
(dari pencahayaan putih menjadi hijau) dan
penurunan suhu (dari suhu 24-27oC menjadi
kisaran suhu 20 – 23oC). Hasil uji terhadap
tahap uji A tidak berbeda dengan uji B. Pada uji
C terjadi perbedaan pertumbuhan zooxanthellae
(P<0,01) antar sumber inang, dengan rincian Gambar 3. Pemiskinan NO3-N selama
pertumbuhan tertinggi zooxanthllae dari inang Penelitian
Favites sama respon pertumbuhannya dengan
inang Goneastrea, diikuti dari sumber inang
Acropora dan kelompok terakhir adalah dari Puncak pertumbuhan terjadi pada hari ke 16
inang sea anemon dan tridacna. Uji tahap D dan bertahan hingga hari ke 20, selanjutnya
diperoleh keterangan bahwa rata-rata terjadi penurunan densitasnya. Pertumbuhan
peningkatan pertumbuhannya lebih tinggi tersebut merupakan respon permintaan nurien
dibandingkan percobaan tahap C, pola respon dan mengakibatkan menjadi menurun. Hasil uji
pertumbuhannya sama dengan uji tahap C. terhadap pertumbuhan densitas zooxanthellae
Berdasarkan hasil analisis densitas diperoleh keterangan bahwa tingkat
zooxanthellae mengikuti sekuen percobaan, pertumbuhan optimum diperoleh pada
maka untuk mengoptimalkan pertumbuhan penerapan nutrien 200 µM. Pada uji pemiskinan
zooxanthellae adalah media dengan NO3-N dan respon pertumbuhan akibat
pencahayaan rendah (hijau) serta dipertahankan penambahan 200 µM tersebut dapat
suhu 20 – 23oC. Sementara itu berdasarkan diperhitungkan waktu penambahan ulang dan
pertumbuhan zooxanthellae terdiri dari 3 besarnya permintaan sekaligus sebagai faktor
kelompok yaitu dari inang sea anemon dan penambah untuk mempertahankan pertumbuhan
tridacna (Zoo-A), inang acropora (Zoo-B) dan massalnya. Dalam hal ini waktu pengisian ulang
inang Favites dan Goneastrea (Zoo-C). yang perlu diaplikasikan adalah pada hari ke 16
dengan penambahan 0,0455 mg NO3-N/l. Hasil
aplikasinya adalah seperti diperlihatkan pada
Gambar 4.
Hasil perhitungan densitas zooxanthellae
pada media budidaya yang telah ditambahkan
nutrien memperlihatkan hasil bahwa
pertumbuhan optimumnya dapat dipertahankan.
Pertumbuhan optimum dicapai pada hari ke 20.
Perkembangan zooxanthellae sebagai
fitobiotik dalam assosiasinya dengan beberapa
biota dasar laut memerlukan dukungan dari
lingkungan eksternalnya. Menurut Harris
(1976), dukungan faktor eksternal utama
terhadap perkembangan fitobiotik adalah
Gambar 2. Pertumbuhan Rata-rata cahaya, suhu dan nutrien. Hal yang sama
Zooxanthellae dikemukakan oleh Parson, Takahashi dan
Hargrave (1984) bahwa zooxanthellae sebagai
Pertumbuhan zooxanthellae pada penerapan biota fitofototropik serta bersifat mikro, maka
tingkat nutrien (N-1 hingga N-5) dan jenis (Zoo- secara mendasar perkembangannya dibatasi oleh
A, Zoo- B dan Zoo-C) pada peningkatan volume 3 variabel utama yaitu cahaya, nutrient dan
1 liter adalah seperti pada Gambar 2, sedangkan suhu.
50
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 1, 2010, 47 - 55
Ketiga unsur utama tersebut bersama dengan pada kajian bleaching parsial karang. Pada
perangkat molekular dari zooxanthellae kondisi demikian selama dapat terpeliharanya
membentuk suatu persamaan fotosintesis atau dipenuhinya kebutuhan allogenik maka
kompleks yang proses maupun hasilnya zooxanthellae dapat berkembang dengan cepat..
memberikan dukungan terhadap inangnya. Dalam penelitian ini yang dilakukan secara
Hasil percobaan memperlihatkan bahwa bertahap diperoleh keterangan bahwa
meskipun cahaya bukan satu-satunyavariabel zooxanthellae dapat berkembang dengan baik
yang secara nyata memberikan pengaruh dalam lingkup laboratorium. Hal serupa
terhadap pertumbuhan zooxanthellae, namun diperoleh oleh Taylor (1974). Dalam
bersama dengan suhu dan nutrien memberikan penelitiannya dikemukakan bahwa
informasi tentang respon pertumbuhan zooxanthellae dapat mengalami peningkatan
optimum. Dalam hal ini respon pertumbuhan dengan penambahan nutrien nitrogen, tetapi
zooxanthellae pada percobaan cahaya zooxanthellae tidak dapat tumbuh hanya dengan
meningkat dari berturut-turut neon putih (tinggi penambahan PO4-P (Stambler et al, 1991).
60 watt) dengan konsentrasi maksimum McGuire (1997) mengemukakan bahwa
1.213,32 x 103 ind/lt, neon putih (sedang 20 penambahan 5 hingga 10 μM ammonium
watt) dengan konsentrasi maksimum 1407,03 x selama 8 minggu belum mampu mempengaruhi
103 ind/lt; neon hijau (rendah 10 watt) baik pada perkembangan zooxanthellae serta tidak
suhu yang sama dengan ketiga di atas yaitu 24 - memberikan pengaruh negatif bagi penurunan
27oC maupun 20 – 23oC, berturut-turut dengan pertumbuhannya.
konsentrasi maksimum 1640,58 x 103 ind/lt dan Berkenaan dengan hal tersebut, hasil
2172,59 x 103 ind/lt. Kondisi ini penelitian ini memperlihatkan bahwa dalam
memperlihatkan bahwa respon zooxanthellae skala laboratorium terjadi suatu proses
lebih tinggi pada pencahayaan yang rendah. penurunan NO3-N sejalan dengan
Sementara itu hasil perhitungan kadar permintaannya bagi pertumbuhan zooxanthellae.
zooxanthellae pada berbagai jenis karang oleh Perubahan dua variabel tersebut adalah
Baker dan Rowan (1997) pada beberapa sebagaimana disajikan pada Gambar 5. Dalam
kedalaman di perairan Karibia dan Pasifik hal ini persediaan kadar NO3-N sebesar < 0.01
Tenggara memperlihatkan bahwa semakin mg/l kurang mampu menopang perkembangan
dalam perairan hingga 11 meter kadar zooxanthellae. Hal ini sesuai dengan hasil yang
zooxanthellae semakin tinggi. Sebaliknya diperoleh Atkinson (1988) bahwa persediaan
semakin dangkal perairan memperlihatkan ammonium media sebesar kurang dari 15 μM
konsentrasi yang semakin rendah. Penelitian tidak mampu meningkatkan perkembangan
serupa diperlihatkan oleh Barneah et al (2004); zooxanthellae. Oleh karenanya, pada masa
Burn (1985); Davis (1982); Davies 1993). perkembangan massal dilakukan penambahan
Fenomena pertumbuhan zooxanthellae nitrat 0,0455 mg/l pada hari ke 16, yaitu pada
secara internal dalam polyp inang diperkirakan saat terlampauinya pertumbuhan eksponensial
mempunyai fenomena pertumbuhan zooxanthellae. Terpeliharanya kadar tersebut,
sebagaimana kondisi laboratorium selama mampu mempertahankan perkembangan
batasan-batasan allogeniknya dapat terpenuhi. zooxanthellae yang dicobakan (Gambar 6).
Ini didasarkan kepada telusur yang dilakukan
oleh Hoegh-Guldberg and Smith, 1989; Porter
et al, 1989, Fitt et al (1993) dan Gleason (1993)
51
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 1, 2010, 47 - 55
Gambar 5. Pemiskinan NO3-N dan Perkembangan Gambar 6. Respon Penambahan NO3-N terhadap
Zooxanthellae upaya Mempertahankan Perkembangan
Zooxanthellae
52
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 1, 2010, 47 - 55
Barneah, O; Weis VM. Perez; S Beneyahu. Fitt, WK; HJ Spero; J Halas; MW White; JW.
2004. Diversity of Dinoflagellate Porter. 1993. Recovery of the Coral
Symbiont in Red Sea Soft Coral : Montastrea annularis in the Florida
Mode of Symbiont Acquasition Keys after 1987 Caribbean Bleaching
Matters. Mar. Biol. Prog Ser 275 : 89- Event. Coral Reefs 12:57-64.
95.
Gleason, MG. 1993. Effect of Disturbance on
Brown, BE. 1997. Coral bleaching : causes and Coral Communities : Bleaching in
qonsequences. Proc 8th Int. coral Reef Moorea, French Polynesia. Coral Reefs
Sym. 1 : 65-74 12 : 193-201
Burn, TP. 1985; Hard coral distribution and cold Hapette, AM; SA Poulet. 1990. Variation of
water disturbances in South Florida : vitamin C in some common species of
Variation with depth and location. marine plankton. Mar. Ecol. Prog. Ser.
Coral Reefs 4:117-24 Vol. 64: 69-79.
Campbell. RD. 1968. Cell behavior and Harris, I. 1976. The Physiological Ecology of
morphogenesis in hydroids. In vitro Phytoplankton. Blackwell Sci. Publ.
3:22-32. Oxford.
Cook, CB; Logan A; Ward J; Luckhurst B; Berg Hoegh-Guldberg, O; GJ Smith. 1989. Light,
Jr CJ. 1990. Elevated Temperatures Salinity and Temperature and the
and Bleaching on a High Latitude Population density, metabolism and
Coral Reef : The 1988 Bermuda Event. export of Zooxanthellae from
Coral Reefs 9:45-49. Stylophora pistillata and Seriatophora
hystrix. J. Exp Mar Biol Ecol 129 ;
Davies, PS. 1993. Endosymbiosis in marine 279-303
cnidarians. In DM John, S.J. Hawkins
and J.H. Price (Eds). Plant-animal McGuire, MP. 1997. The Biology of Coral
interactions in the marine benthos. Porites astreoides : Reproduction,
Oxford, UK Clarendon Press, pp 551- Larval Settlement Behavior and
540. Responses to Ammonium Enrichment.
Ph.D. Dissertation, University of
Davis, GE. 1982. A century of natural change in Miami, miami Florida.
coral distribution in the dry Tortugas :
a comparison of reef map from 1881 Muscatine, L; JW Porter. 1977. Reef corals :
and 1976. Bull. Mar. Sci. 32 : 233-258. mutualistic symbioses adapted to
nutrient poor environmnts. BioScience
D’elia, CF; WJ Wiebe,. 1990. Biogeochemical 27 : 454-460.
Nutrient Cycle in coral reef
ecosystems. In. Dubinsky (Ed.). Muscatine, L.1990. The role of symbiotic algae
in carbon and energy flux in reef coral.
54
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 1, 2010, 47 - 55
Nordemar, J; M Nystrom; R Dizon; 2003. Effect Szmant, AM. 2002. Nutrient enrichment on
of elevated seawater temperature and coral reefs : Is it a major cause of coral
nitrat enrichment on the branching reef decline?. Estuaries 25 : 743-766.
coral Porites cylindrica in the absence
of particular food. Mar. Biol. 142 : Taff, CA. 1988. Manajemen Transportasi dan
669-672) Distribusi Fisis. Penerbit Erlangga
Jakarta.
Parson, TR; M Takahashi; B Hargrave. 1984.
Biological Oceanographic Processes. Taylor, DL.1974. Symbiotic Marine Algae :
3th edt. Pergamon Press. Oxford. Taxonomy and Biology Fitness.
Symbiosis in the Sea. Pp. 245-258.
Porter, JW; WK Fitt; HJ Spero; CS Rogers;
MW White. 1989. Bleaching in coral Trench, RK. 1993. Micro-algal-invertebrate
reefs : Physiological and stable isotope symbioses : a riview. Endocyto Cell
response. Proc. Nat. Acad. Sci. U.S.A. Res 9 : 135 – 175.
86:9342-9346.
Rosenthal, HT; S Zielke; R Owen; L Buxton; B Veron, JEN. 1995. Coral in space and time.
Boeing; R Bhabooli; J Archer. 2005. Australian Institute of Marine Science
Increased zooxanthellae nitric oxide Cape Ferguson, Townsville,
Quensland.
55