Anda di halaman 1dari 5

Jurnal 1

Sebaran Kandungan Bahan Organik Total di Perairan Muara Sungai Porong


Kabupaten Sidoarjo

Perairan muara sungai Porong, Sidoarjo termasuk ke dalam ekosistem pesisir yang
banyak dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan ekonomi, seperti industri, pemukiman,
pertanian, dan tambak. Kegiatan tersebut akan meningkatkan beban masukan berupa
limbah yang masuk ke perairan Muara Sungai Porong. Limbah organik tersebut akan
menyebar ke berbagai arah dan pola sebaran yang terjadi akan dipengaruhi oleh pola arus.
Oleh karena itu, dilaksanakanlah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui sebaran
kandungan bahan organik total pada saat surut di perairan muara sungai Porong Kabupaten
Sidoarjo dimana pengambilan sampel dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2013.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengambilan sampel dan analisis
sampel bahan organik total dengan metode titrimetri. Pengambilan sampel dilakukan pada 6
stasiun penelitian dimana pada stasiun 1 mewakili muara sungai, stasiun 2 dan 3 mewakili
bibir muara, stasiun 4 dan 5 mewakili daerah transisi, dan stasiun 6 mewakili laut. Setelah
dilakukan penelitian, sebaran kandungan bahan organik total di perairan Muara Sungai
Porong, Sidoarjo pada kedalaman 0,2d berkisar antara 3,10 – 9,78 mg/l, kedalaman 0,6d
berkisar antara 6,44 – 9,7 mg/l, dan pada kedalaman 0,8d berkisar antara 8,44 – 11,11 mg/l.
Pola sebaran bahan organik total pada saat surut arahnya menuju ke laut yaitu arah ke timur
mengikuti pola arus yang terbentuk, terlihat dari hasil kandungan bahan organik total
semakin menjauhi muara atau menuju ke laut semakin tinggi konsentrasinya.

Jurnal 2

Kandungan Bahan Organik, N-alkana, Aromatik Dan Total Hidrokarbon Dalam


Sedimen Di Perairan Raha Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara

Perairan Raha merupakan bagian dari Selat Buton dan merupakan jalur lalu lintas
dari Pulau Buton, Pulau Muna dan pulau-pulau lainnya ke ibukota propinsi Kendari. Di
samping itu perairan ini merupakan perairan estuari yang dipengaruhi oleh aktivitas yang
ada di daratan, perairan ini juga merupakan satu-satunya perairan yang menerima masukan
berbagai jenis limbah yang berasal dari kegiatan di kota Raha dan sekitarnya. Dengan
demikian perairan ini memiliki peluang cukup besar untuk dicemari oleh hidrokarbon minyak
bumi. Oleh karena itu, dilakukan sebuah penelitian dimana akan membahas kandungan
hidrokarbon dalam sedimen di perairan Raha Sulawesi Tenggara serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya pada Juni 2001. Metode yang dilakukan penelitian ini meliputi sampel
sedimen diambil dengan menggunakan grab (Van Veen Grab, ukuran kecil) pada 5 (lima)
stasiun pengamatan di perairan Raha Sulawesi Tenggara. Sampel selanjutnya dimasukkan
dalam wadah tertutup rapat dan berwarna gelap serta disimpan dalam ice box. Analisis
senyawa hidrokarbon ditentukan berdasarkan metode standar untuk analisis air dan limbah.
Analisis dilakukan dengan menggunakan kromatografi dan spektrofotometer fluoresensi UV.
Setelah dilakukan penelitian, sedimen di perairan Raha relatif lebih bersih dari cemaran
senyawa hidrokarbon minyak bumi dibandingkan dengan beberapa daerah lain di Indonesia.
Berdasarkan nilai F1/F2, stasiun 1 dan 4 telah tercemar oleh senyawa hidrokarbon minyak
bumi. Hasil analisis gravimetri dan kromatografi gas untuk EBO berkisar antara 62 – 1104,5
ppm, HT berkisar antara 47,8-156,5 ppm, fraksi hidrokarbon jenuh berkisar antara 23,7-49,3
ppm, dan fraksi hidrokarbon aromatik berkisar antara 17,2-132,8 ppm.
Jurnal 3

Sebaran Bakteri Heterotrof, Bahan Organik Total, Nitrat Dan Klorofil-a Air Muara
Sungai Cipasauran, Serang

Muara Cipasauran merupakan ekosistem yang dimanfaatkan oleh masyarakat


sekitar seperti kegiatan rumah tangga dan lain sebagainya. Aktivitas masyarakat seperti
mandi, mencuci baju dan limbah rumah tangga lainnya menyebabkan masuknya air limbah
ke dalam perairan. Hilir Muara Cipasauran akan berakhir pada perairan Pantai Anyer.
Adanya kegiatan penangkapan ikan di sekitar Pantai Anyer menunjukan bahwa perairan
tersebut subur. Semakin tinggi kandungan bahan organik total suatu perairan maka semakin
tinggi total bakteri yang ada di perairan. Tingginya kandungan bahan organik menunjukkan
bahwa perairan tersebut subur, akan tetapi kandungan bahan organik total yang berlebihan
akan menyebabkan kualitas perairan menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, dilakukan sebuah
penelitian guna ingin mengetahui hubungan antara bakteri heterotrof, bahan organik total,
nitrat dan klorofil-a di Muara Sungai Cipasauran, Serang dan mengetahui sebaran dan
kualitas dari variabel-variabel tersebut, sehingga dapat menafsirkan kualitas badan air
Muara Sungai Cipasauran, Serang. Pengambilan sampel pada Muara Sungai Cipasauran
dilakukan pada empat titik pengamatan dan dilakukan pengulangan dua kali dengan selang
waktu selama dua minggu. Sebagai jarak antar titik, stasiun satu ini yang dijadikan pedoman
oleh stasiun lainnya. Jarak antar stasiun adalah 1,8 km. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Setelah dilakukan
penelitian, hubungan antara bahan organik total, nitrat dengan bakteri heterotrof memiliki
angka koefisien korelasi 0,6048. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan dengan p-value 0,02 antara bahan organik total dengan bakteri heterotrof. Hasil
analisis hubungan antara bahan organik total, nitrat dengan klorofil-a memiliki angka
koefisien korelasi 0,6056. Hasil analisis juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
p- value 0,03 antara nitrat dengan klorofil-a. Hasil uji anova one way kelimpahan bakteri
heterotrof, nitrat dan klorofil-a yang diperoleh pada 4 stasiun merata dengan angka p-value
>0,05. Sedangkan hasil uji anova one way bahan organik total tidak merata dengan angka
p- value <0,05. Bahan organik tertinggi berada pada stasiun IV. Kelimpahan bakteri
heterotrof, bahan organik total, nitrat dan klorofil-a menunjukkan bahwa perairan Muara
Sungai Cipasauran, Serang termasuk dalam kategori perairan yang subur.

Anda mungkin juga menyukai